Keringat membasahi wajah dan seluruh tubuh seorang gadis kecil yang berusia lebih kurang 7 tahun itu. Ia terlihat seperti sedang mengalami mimpi yang sangat buruk.
"Hos...hos...hos...astaga lemas banget gue dikurung gara-gara tu kutil badak. Setan emang."gerutu Jonathan sambil mendudukkan diri di pinggir ranjangnya.
"Tapi kok ini tangan Ama kaki gue mengecil ya, apa karena gue dikurung dan kagak dikasih makan Ama tu si Ken Ken gue jadi ceking begini"racau Jonathan memegang pipinya.
Perlahan Jonathan mendekat ke arah meja riasnya dan histeris dengan wajah yang ia lihat di kaca.
"Aaaaaaa...apa an dah wajah gue jadi bocil gini, eh tapi ini kan wajah gue pas umur 7 tahun kan ya???"tukas Jonathan yang terus memandangi wajahnya.
"Apa gue balik ke masa umur 7 tahun ya??? Kalau iya benar, berarti mulai sekarang gue harus berubah, gue harus jadi kuat dan mandiri ga bergantung lagi Ama tu Ken Ken gue harus gunain kesempatan kedua ini untuk merubah hidup gue. Persetan dengan si Ken Ken."cerocos Jonathan.
Sedang asyik menggerutu Jonathan dikejutkan suara maid yang memanggilnya.
"Nona Muda Aurel apa Anda sudah bangun???"teriak maid itu dari balik pintu.
"Udah Jo udah bangun Bibi Anne, masuk aja!!!"perintah Jonathan.
"Nona Muda Aurelia sebaiknya Anda segera bersiap untuk berangkat ke sekolah dan juga Anda jangan sampai membuat Tuan Besar marah lagi karena menunggu Anda untuk sarapan"ucap Anne mengingatkan Nona Mudanya.
"Bibi Anne pertama, sekarang panggil aku Jonathan, kedua tolong bawain aja sarapan Jo ke sini ok!!"perintah Jonathan pada Bibi Anne.
"Baik Nona, tapi itu kenapa nama Anda diganti dan juga bahasa Anda seperti itu??"tanya Anne yang heran pada perubahan Nona Mudanya.
"Karena Aurelia udah mati, dah sekarang bawain aja sarapan gue ke sini males gue sarapan Ama para iblis ntu."geram Jonathan.
Anne melaksanakan apa yang Nona Mudanya perintahkan.Dan segera menyiapkan sarapan untuknya.
Jonathan tinggal terpisah dari keluarga besarnya. Ia hanya diizinkan tinggal di sebuah paviliun kecil di belakang mansion utama kediaman Leonhart. Semua itu dikarenakan ia lahir sebagai anak perempuan yang dicap lemah dan tidak bisa apa-apa apalagi sang Mommy meninggal karena menyelamatkannya dari tembakan musuh sang Dady Kenneth Leonhart. Hal itu membuat Dady dan ketiga Kakaknya tidak mengacuhkan kehadirannya.
Jonathan hanya bisa ke bangunan utama untuk sarapan, makan siang dan makan malam. Jika selama itu ia melakukan sedikit saja kesalahan maka ia akan menerima hukuman dari sang Dady.
Kini ia diberi kehidupan kedua, dan ia bertekad tidak akan mengemis kasih sayang dari keluarganya itu. Apalagi di kehidupan sebelumnya sang Dady akan mengangkat seorang anak perempuan menggantikannya. Anak perempuan itu juga menjadi penyebab banyaknya hukuman yang ia terima.
Jadi kini ia akan hidup sesuai keinginannya dan memperkuat fisiknya karena memang fisiknya sangat lemah, hal itu juga yang membuat ketiga Kakaknya memandang rendah pada dirinya karena mereka semua keturunan Leonhart yang sangat kuat secara mental dan fisik, bahkan mereka adalah pewaris klan mafia terkuat di dunia bawah saat ini. Klan FIRE DRACO.
"Mana anak sial*an itu Anne??"tanya Dady Kenneth pada Anne.
"Nona Muda tidak ikut sarapan pagi ini Tuan"jawab Anne menunduk.
"Bagus jika begitu!"jawab Dazian kakak ketiga Jonathan.
"Makan!!!"perintah Dady Kenneth pada ketiga putranya.
"Nona ini sarapan Anda, apa Anda membutuhkan hal lain??"tanya Anne
"Bibi Anne tolong panggilkan Uncle Jacob ke sini"ucap Jonathan pada Anne.
"Baik Nona"jawab Anne.
Tak lama berselang Anne datang bersama dengan Jacob menuju paviliun Jonathan.
"Anda memanggil saya Nona??"tanya Jacob menunduk.
"Iya Uncle, Jo mau minta tolong. Bantuin Jo untuk melatih fisik Jo dan juga cara menggunakan senjata, tapi jangan sampai ketahuan Ama si Ken Ken"perintah Jonathan.
"Ken Ken??"beo Jacob bingung.
"Hadeh iya si Kenneth, siapa lagi!!"ketus Jonathan.
"Baik Nona Muda, tapi kenapa Anda tiba-tiba ingin melatih fisik Anda sekarang dan kenapa Anda memanggil Tuan Kenneth seperti itu?"tanya Jacob penasaran.
"Buat ngejar mimpi Jo dan Jo udah bosan dicuekin Ama mereka ber empat mereka ga pantas buat dapet kasih sayang dari Jo"jawab Jonathan emosi.
Jacob paham sekali apa yang dirasakan oleh Nona Mudanya, dan ia pun akan dengan senang hati membantu Nona Mudanya untuk bisa bangkit dan lebih maju.
"Baiklah Nona Muda, saya akan membuatkan jadwal latihan Anda"ucap Jacob menunduk dan beranjak meninggalkan paviliun kecil itu.
"Bibi Anne tolong keluarin sepeda Jo ya, Jo mau sepedaan ke sekolah"ucap Jonathan sambil melahap sarapannya.
"Tapi nanti kelelahan lagi Nona"cegah Anne yang kasihan setiap Nona Mudanya kalau sudah kelelahan.
"Jo harus belajar kuat dari sekarang Bibi Anne, dah Bibi dukung aja Napa sih ga usah banyak tanya gitu"ketus Jonathan pada Anne.
Anne senang dengan perubahan yang terjadi pada Nona Mudanya, sekarang ia terlihat lebih bersemangat dan memiliki tujuan hidup.
"Baik Nona Muda, saya permisi"ucap Anne sambil menunduk dan keluar dari paviliun itu.
"Gue harus bisa, ntar gue tinggal cabut dari paviliun ini dan hidup mandiri di luar sana"ucap Jonathan menyemangati diri.
Jonathan mengayuh sepedanya keluar dari mansion, tiba-tiba sopir yang biasa mengantar ke sekolah menghentikan laju sepedanya.
"Nona Anda berangkat dengan sepeda??"tanya sopir itu pada Jonathan
"Iya Uncle, pengen nyantai dah Jo berangkat dulu"ucapnya kembali mengayuh sepedanya.
"Jo????"beo si sopir bingung.
Tuan Kenneth dan ketiga putranya pun keluar dari mansion untuk melaksanakan aktifitas masing-masing. Tuan Kenneth ke kantor si sulung dan si kembar juga berangkat ke sekolah dan mereka satu sekolah dengan si bungsu Jonathan.
"Dion kau belum berangkat??"tanya Tuan Kenneth pada sopir yang biasa mengantar Jonathan.
"Tidak Tuan, Nona Muda sudah berangkat tadi"jawab Dion menunduk.
"Berangkat sendiri??"gumam Tuan Kenneth.
Tapi ia tidak memperdulikan semua itu. Terserah saja anak itu mau melakukan apapun begitu pikirnya, ia pun masuk ke dalam mobil dan segera meluncur ke kantor.
"Aurel berangkat dengan siapa Uncle Dion??"tanya Earth penasaran.
"Tadi Nona Jo berangkat dengan sepeda Tuan Muda"jawab Dion
"Jo??"beo ketiga Kakaknya
"Iya Tuan Muda tadi Nona memanggil namanya dengan sebutan Jo, bukan Nona Aurel"jelas Dion.
"Sudah biar saja Kak ayo kita berangkat nanti terlambat"ajak Dazian pada kedua Kakaknya.
"Hmmm"
Mereka bertiga berangkat menggunakan mobil menuju sekolah. Sedangkan Jo saat ini benar-benar menikmati suasana pagi sambil menggowes sepedanya.
"Ternyata berangkat dengan sepeda lebih seru dibandingkan diantar sopir"ucapnya bersemangat.
Jo pun memasuki gerbang sekolah dan memarkir sepedanya.
Ia pun berjalan memasuki kelasnya dengan senyum dan semangat baru.
Jo memasuki kelas dengan wajah yang ceria.
Dengan senyum manis yang terpatri di wajah mungilnya. Itu semua membuat heran teman sekelasnya. Karena biasanya Jo akan berangkat sekolah dengan wajah lesu seperti orang penyakitan. Jo melangkah ke bangkunya dan mendudukan diri sambil menunggu bel masuk berbunyi. Tiba-tiba Beberapa orang anak laki-laki menghampiri Jo.
"Wah udah idup Lo sekarang Rel"tanya Zarga pada Jo
"Hu um"jawabnya singkat.
"Kok jawabnya gitu doang sih Rel"tanya Zarga lagi.
"Iya Zarga, dan jangan manggil gue Aurel lagi panggil gue Jo, ok!!"ucapnya tidak mau dibantah.
"Oh....ok..ok"jawab Zarga.
"Berarti kita bisa jadi bestie dong sekarang Jo."seru Yori
"Bisa dong"jawab Jo
Mereka pun bertos ria sebagai tanda awal persahabatan mereka.
Dulu Jo menutup diri dari circle pertemanan. Ia begitu takut untuk menghadapi dunia luar. Yang paling utama dalam hidupnya dulu adalah mengejar kasih sayang para kakaknya, apalagi setelah kehadiran anak pungut di tengah keluarganya Jo semakin tidak dianggap dan selalu menjadi sasaran fitnah Carla, anak pungut Tuan Kenneth. Jo selalu berusaha agar bisa masuk ke mansion utama dengan berbagai cara dan akhirnya akan berujung dengan fitnahan dari Carla serta hukuman untuk Jo. Bagi Jo sendiri itu lebih baik untuk dirinya sendiri. Namun sekarang ia tidak akan menjadi anak introvert lagi dan berpenampilan cupu seperti dulu. Ia tidak berjanji tidak mengulang kesalahan yang sama pada kehidupannya kali ini. Hal itu juga yang membuat teman-teman sekelasnya urung untuk berteman dengan Jo.Tapi melihat perubahan Jo yang sekarang mereka pun mulai membuka diri untuk berteman dengan Jo.
Bel masuk pun berbunyi semua murid duduk di tempat masing-masing dengan tertib.
"Selamat pagi anak-anak"sapa guru itu pada muridnya.
"Selamat pagi Buk"jawab mereka.
"Sesuai janji kita kemarin hari ini kita ulangan. Simpan semua catatan dan buku paket ke dalam tas."perintah guru itu pada semua muridnya.
"Baik Buk"
Guru Matematika yang bernama Bu Rani itu pun membagikan kertas ulangan pada setiap muridnya. Para murid mulai berkonsentrasi untuk melaksanakan ujian yang akan membuat otak mereka pecah dan berasap ini.
Namun tidak bagi Jo, Jo sebenarnya adalah anak dengan IQ di atas rata-rata, tapi selama ini ia tidak menunjukkannya. Jo berpura-pura bodoh berharap agar kakak-kakaknya ada yang mau mengajarinya sewaktu belajar. Tapi setelah apa yang ia alami, kini ia tidak akan menyia-nyiakan lagi kemampuan otak yang ia miliki. Dalam 15 menit ia mampu menyelesaikan menjawab semua soal ujian itu. Kemudian ia pun melangkah ke depan menyerahkan hasil ujiannya pada Bu Rani.
"Ada apa Aurel??"tanya guru itu sambil memandang Jo heran.
"Saya sudah siap Bu"jawabnya.
"Sebentar ibu periksa dulu, kamu boleh duduk"ujar Bu Rani menerima hasil ujian Jo.
Bu Rani pun memeriksa hasil ujian Jo dengan teliti. Tapi timbul tanda tanya dalam pikirannya. Jawaban dari semua soal ini benar, tapi dari mana Jo bisa menjawab dengan jalan yang sederhana. Namun Bu Rani masih diam sembari menatap ke arah Jo.
Ujian pun usai seluruh siswa telah mengumpulkan hasil ujiannya.
"Hebat Lo Jo, ga nyampe setengah jam Lo udah kelar"puji Damian pada Jo
"Biasa aja, cuma lagi hoki aja kali bisa jawab dengan cepat"jawab Jo merendah.
Setelah mengikuti pelajaran di jam pertama bel istirahat pun berbunyi, para siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin.
"Jo ke kantin kuy?"ajak Zarga
"Kuylah gue juga udah lapar ini"jawab Jo keluar dari bangkunya dan melangkah keluar kelas.
Jo pun ke kantin bersama 5 anak laki-laki yang semenjak di kelas selalu menempelinya.
Saat sampai di kantin mereka memilih untuk duduk di pojokan.
"Hari ini biar gue yang pesan, kalian mau makan apa?"tanya Yuvent
"Nasi goreng aja Ama es jeruk"ucap Jo.
"Samain aja"ucap Gentala.
"Ok"jawab Yuvent yang segera menuju stand makanan.
"Kita suka liat Lo berubah gini Jo, sekarang Lo udah jadi sohib kita, jadi Lo punya teman sekarang. Jangan diam-diam Bae Lo kalau ada masalah."ujar Damian pada Jo
"Thanks ya guys, sorry kalau kemaren-kemaren gue cuek Ama kalian"ucap Jo tulus.
"Aman Jo"balas Zarga
Ketika mereka asyik mengobrol ketiga Kakak Jo masuk ke kantin dan diiringi teman-temannya. Kali ini tidak seperti biasanya, Jo tidak lagi menampakkan wajah yang lesu, wajah yang selalu ingin menarik perhatian kakak-kakaknya malah ia seolah tidak melihat kedatangan ketiga Kakaknya. Mereka seperti orang asing.
Mereka heran kenapa Jo bisa berubah seperti itu. Namun mereka tetep tidak ingin memikirkannya. Biar saja toh malah lebih baik mereka jadi tidak terganggu.
Tak lama makanan yang mereka pesan pun diantar oleh pemilik kantin.
"Makasi mba"ucap mereka serentak.
Mereka makan sambil sesekali berkelakar. Semua itupun tidak luput dari pandangan mata ketiga Kakak Jo.
Biasanya jangankan berbicara, untuk datang ke kantin saja Jo sudah enggan, tapi kali ini bukan cuma makan mereka melihat Jo tertawa dan bercanda dengan teman-temannya, mereka sama sekali tidak mengenali Jo yang sekarang.
Bel masuk kembali berbunyi. Seluruh murid telah kembali ke kelas masing-masing. Mereka mengikuti pelajaran dengan tenang. Walaupun ada beberapa yang bermalas-malasan dan juga ketiduran. Bel pulang pun akhirnya berbunyi. Saat-saat yang paling ditunggu oleh semua murid. Jo dan kelima temannya menuju parkiran sepeda.
"Lah Jo Lo mau kemana?"tanya Zarga heran.
"Mau ngambil sepeda lah, masak mau numpang tidur"jawab Jo seenaknya.
Lalu ia mengeluarkan sepedanya dan tidak lupa memasang earphonenya.
"Berisik"ketus Jo pada Zarga.
"Astaga Lo bikin gue emosi tau gak"kesal Zarga
"Lah jawaban gue salah di mana coba Yuvent?"tanya Jo
"Ya ga ada yang salah sih, cuma ya itu...."jawab Yuvent bingung.
"Ah Lo sama aja berdua, dah gue balik dulu ya. Bye"ujar Jo sambil melambaikan tangan meninggalkan teman-temannya.
"Tu anak udahlah aneh, bikin kesal lagi"oceh Zarga. Yuvent hanya mengangkat bahu menjawab pertanyaan Zarga.
"Pulang!!"ucap Gentala
Mereka pun mulai menggowes sepeda mereka menuju rumah masing-masing.
Di perjalanan mobil yang membawa ketiga kakak Jo beriringan dengan Jo, Jo mengetahui semua itu namun lagi-lagi ia tetap cuek seperti tidak kenal dengan orang yang ada di dalam mobil itu.
Jo malah bernyanyi-nyanyi kecil mengikuti nyanyian Yang ia dengar lewat earphonenya dan terus menggowes sepedanya.
Seketika Jo teringat di masa kehidupannya dulu. Ketika kesepian ia akan memainkan gitar kesayangannya. Benar dulu ia memiliki sebuah gitar sebagai temannya untuk menghabiskan waktu kala kesepian atau bersedih.But now, Jo akan menggunakan gitar itu sebagai ladang cuan....... Terpikir oleh Jo untuk iseng membuat Vlog sendiri. Jika memiliki banyak viewers akan jadi ladang cuan bagi Jo. Dari pada harus bergantung pada si Ken Ken terus pikir Jo.
Akhirnya Jo pun mengarahkan sepedanya ke toko peralatan musik. Mencari gitar yang inginkan. Setelah mencari beberapa lama akhirnya ia mendapatkan gitar yang sesuai dengan keinginannya.Lalu ia juga membeli beberapa peralatan yang butuhkan untuk kegiatan ngevlognya nanti. Kemudian ia segera menggowes sepedanya menuju kediaman Leonhart dengan gitar yang ia sandang di punggungnya.
Dion heran melihat Jo yang memasuki mansion dengan membawa gitar apa Nona Mudanya bisa memainkan gitar itu pikirnya.
Jo menyimpan sepedanya dan berjalan memasuki paviliun.
"Bibi Anne Jo pulang"teriak Jo
"Nona Muda tolong jangan berteriak"tegur Bibi Anne pada Jo.
Jo tidak menggubrisnya dan terus melangkah ke kamarnya. Jo segera bersih-bersih dan mengganti seragamnya.
"Bibi Anne Jo makan siang di sini saja, tolong siapin!!!!"teriak Jo dari dalam kamarnya.
Makan siang Jo pun segera siap. Apapun kegiatan yang berhubungan dengan mansion utama akan ia hentikan. Baginya sekarang menikmati hidupnya sendiri lebih baik.
"Kalau ga salah ga lama lagi tu Ken Ken bakal bawa anak pungut ya ke mansion utama. Gue harus jaga jarak, cari aman. Gue harus cari cuan sendiri, gunain otak dan kemampuan sendiri."monolog Jo.
Tak lama kemudian Jacob datang ke paviliun Jo.
"Nona Muda"sapa Jacob pada Jo.
"Eh....iya .. Uncle Jacob"jawab Jo yang kaget dengan kedatangan Jo
"Ini jadwal latihan Anda yang telah saya buat. Nona bisa mulai kapan pun Nona mau"jelas Jacob pada Jo.
"Kita akan latihan di mana Uncle???"tanya Jo.
"Kita bisa Latihan di gudang kosong yang ada di bagian belakang mansion ini, Nona"sahut Jacob.
"Baik Uncle, kita latihannya malam saja supaya ga ketahuan juga sama tu Ken Ken"balas Jo.
"Baik Nona, saya permisi dulu"Jacob undur diri pada Jo.
"Terima kasih Uncle"ucap Jo tersenyum pada Jacob yang dibalas senyuman yang sama oleh Jacob.
Jo melahap makan siang yang telah disiapkan oleh Bibi Anne dengan cepat. Setelahnya Jo beranjak menuju meja belajarnya, mengerjakan tugas sekolah yang tadi diberikan guru di sekolah.
Seorang laki-laki paruh baya mendatangi kediaman Leonhart. Dion yang melihat kedatangan laki-laki segera menghampirinya dan membungkuk hormat.
"Selamat siang Tuan William, ada yang bisa saya bantu???"tanya Dion pada laki-laki itu.
" Saya ke sini ingin bertemu dengan Nona Muda ada yang harus saya sampaikan."ujar laki-laki itu pada Dion.
"Baik, mari ikut saya!!"ajak Dion pada Tuan William.
Mereka berjalan beriringan menuju paviliun Jo. Ketika sampai di paviliun Jo, William menatap paviliun itu dengan miris. Bibi Anne yang melihat kedatangan kedua orang itu segera menghampirinya.
"Dion ada apa ini??"tanya Bibi Anne cemas.
"Ini Tuan William, beliau ingin bertemu Nona Muda"jelas Dion pada Bibi Anne.
"Sebentar saya akan panggilkan Nona Muda"ujar Bibi Anne tergesa-gesa menuju kamar Jo.
"Nona Muda ada tamu untuk Anda"ujar bibir Anne pada Jo.
"Siapa Bibi Anne??"tanya Jo penasaran.
"Tuan William???"jawab Bibi Anne
"Oh William, tapi kenapa kedatangannya lebih cepat satu tahun ya, harusnya ia datang saat usia gue 8 tahun"bathin Jo
"Ayo Nona Muda, kenapa Anda malah bengong seperti itu???tanya Bibi Anne panik
"Ah.. iya .iya ayo kita temui dia!!!"ajak Jo pada Bibi Anne.
Jo melangkah menuju ruang tamu, di sana Jo melihat bukan hanya Tuan William yang ada di sana tapi juga Uncle Jacob dan Uncle Dion. Cukup membingungkan bagi Jo.
"Nona Kecil"sapa Tuan William seraya menunduk hormat pada Jo.
"Eh...iya silakan duduk Kakek"ujar Jo yang gugup karena tidak tau harus memanggil apa pada Tuan William.
Tuan William hanya memperlihatkan senyum tipisnya melihat kegugupan nona kecilnya itu. Mereka pun duduk mengelilingi sebuah meja kecil di ruang tamu tersebut.
"Nona Kecil, kedatangan saya kemari untuk menyampaikan beberapa pesan dari mendiang Nona Muda Sarah, ibu Anda."ucap Tuan William memulai percakapan diantara mereka.
Sejenak Jo terdiam, ia ingat di masa lalu ia menolak dengan keras apa yang telah disampaikan oleh Tuan William, karena baginya mendapatkan perhatian dari Tuan Kenneth dan Kakak-kakaknya itu lebih penting. Namun sekarang ia akan menerima dengan senang hati, apa yang telah Mommynya tinggalkan.
"Silakan Kakek!!"ujar Jo.
"Nona Muda ingin Anda mengambil alih kepemimpinan klan "BLUE BLOOD" anda akan dibimbing oleh Jacob dan Dion. Mereka berdua adalah orang kepercayaan ibu Anda, dan juga merupakan Panglima Tempur dan Ahli Strategi dari BLUE BLOOD."
"Kemudian sebagai satu-satunya keturunan Sarah Aurelia, Anda harus bersedia untuk ditato dengan gambar yang telah ditetapkan oleh ibu Anda. Tato itulah tanda pengenal Anda nantinya, dan sebagai lambang seorang pemimpin klan BLUE BLOOD."papar Tuan William.
"Apakah Mommy memiliki tato yang sama???"tanya Jo penasaran
"Tidak Nona, setiap pemimpin memiliki gambar yang berbeda, begitu juga warna tinta untuk pemimpin laki-laki dan perempuan juga berbeda."jelas Tuan William.
"Kapan aku akan ditato Kakek Will??"tanya Jo.
" Disaat Anda merasa telah siap Nona Kecil"jawab Tuan William.
"Jika begitu nanti malam saja, suruh orangnya datang ke paviliun ku"perintah Jo pada Tuan William.
"Baik Nona Kecil."balas Tuan William tersenyum tipis.
"Baiklah dan satu lagi tato di tubuh Anda hanyalah sebagian dari sebuah gambar utuh. Karena sebagian tatonya lagi ada di tubuh jodoh Anda"tambah tuan William
"Berarti Mommy juga telah menyiapkan jodoh untukku???" tanya Jo
"Benar Nona Kecil."
"Bisakah aku menolaknya???" tanya Jo.
"Perjodohan atau pernikahan bisa dibatalkan jika salah satu pihak melakukan kecurangan"jawab tuan William.
"Baiklah Kakek Jo akan menerima semua yang Mommy inginkan, tapi Jo masih bisa melakukan hal-hal yang Jo inginkan bukan??"tanya Jo pada Tuan William.
"Tentu Nona Kecil, hanya saja mulai sekarang Anda sudah harus mulai menyiapkan fisik dan mental Anda."jawab Tuan William.
"Baiklah Kakek."ucapkan Jo tersenyum.
"Saya pamit Nona Kecil"ucap Tuan William menunduk pada Jo
"Iya kakek"balas Jo.
"Jacob, Dion, Anne jaga Nona Kecil dengan baik Nona Muda mempercayakannya pada kalian bertiga!!"titah tuan William mengingatkan.
"Baik Tuan William"jawab ketiga orang itu.
Tuan William pun meninggalkan kediaman Leonhart.
"Hmmmm kalau begini gue harus semakin semangat. Dulu gue udah bikin Mommy kecewa karena menolak tanggung jawab yang dia berikan hanya karena mengharapkan hal bodoh. Sekarang persetan dengan mereka"monolog Jo.
"Berarti ga lama lagi tu curut juga bakal dibawa Ama si Ken Ken Ken mansion ini. Wah parah ini parah"omel Jo sendiri di dalam hati.
"Uncle Jacob, besok malam kita mulai latihannya ya"tanya Jo pada Uncle Jacob.
"Baik Nona Muda"jawabnya singkat.
"Uncle Dion Jo butuh laptop, bisakah Uncle menyediakannya nanti malam??"tanya Jo pada Uncle Dion.
"Baik akan saya kerjakan Nona"jawab Dion segera beranjak.
"Bibi Anne, tolong perbanyak asupan protein dan mineral dalam menu makan ku ya."ujar Jo pada Bibi Anne.
"Siap nona apa pun akan saya lakukan, agar tujuan Nona Muda bisa tercapai"balas Bibi Anne yang bersemangat melihat perubahan pada diri Nona Mudanya.
Padahal tadi mereka sangat takut jika Nona Muda mereka akan menolak apa yang telah diperintahkan pada Nyonya Sarah. Ternyata tidak syukurlah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!