NovelToon NovelToon

KARINA

PROLOG

"Terimakasih sudah datang." Gadis itu tersenyum ramah kepada para tamu undangan yang hadir di pesta ulang tahunnya.

Karina Anastasya,gadis yang memiliki lesung pipi dibagian kiri,yang akan selalu muncul setiap kali dirinya tersenyum itu nampak sangat cantik dengan balutan gaun berwarna hitam yang merupakan warna favoritnya.Entah mengapa ia sangat ingin sekali mengenakan pakaian dengan warna itu dihari spesialnya.

"Karinaaa."

Suara itu mengalihkan atensi Karina yang tengah menyapa para tamu undangannya.Seketika senyuman terbit diwajah cantiknya setelah melihat siapa orang yang baru saja meneriakkan namanya.

"Clara." Ujar Karina dengan senyum yang tak luntur dari wajah cantiknya.

Gadis bersurai pendek diatas bahu itu menghampiri Karina dengan tergesa sembari membawa sesuatu disalah satu tangannya.Setelah jarak keduanya kian mendekat,gadis yang merupakan sahabat Karina itu merentangkan tangannya dan berakhir dirinya dan Karina kini saling berpelukan.

"Selamat ulang tahun sahabatku." Ujar gadis bernama Clara itu sembari melepaskan pelukannya.

Karina tertawa pelan melihat tingkah Clara yang merupakan sahabatnya itu.Mereka sudah bersahabat sejak masih duduk dibangku sekolah,dan sampai sekarang pun mereka masih bersahabat dengan baik.

"Terimakasih Clara." Ucap Karina diselingi tawa.

"Aku membawakan hadiah untukmu."

Clara menyerahkan benda yang dibawanya kepada Karina.Ekspresi wajah Karina yang semula penuh tanya seketika berubah dengan raut wajah terkejut saat melihat benda yang Clara berikan padanya adalah barang dengan merk terkenal yang tentunya harganya sangat-sangat mahal.

"Astaga Clara." Karina memandang Clara yang kini tengah menampilkan deretan giginya.

"Kau tidak perlu repot-repot membawakan aku hadiah,kehadiranmu saja sudah menjadi hadiah untukku." Ujar Karina merasa tak enak hati.Sedangkan Clara mendelik tak suka dengan apa yang sahabatnya itu ucapkan.

"Mana bisa seperti itu." Ucapnya tak terima.

Clara terdiam sejenak.Pandangannya mulai mengedar mencari seseorang,dan hal itu juga tak luput dari perhatian Karina.

"Dimana suamimu,kenapa tidak menemanimu disini?."

Karina mengerjap berulang kali saat mendapat pertanyaan itu dari sahabatnya.

"Ah,mungkin dia sedang bersama dengan teman-temannya,Kau tau sendiri kan aku juga mengundang alumni sekolah kita dulu." Jawab Karina yang membuat Clara mengangguk paham.

"Berbicara soal Sergan,bagaiman hubunganmu dengannya?."Tanya Clara sedikit ragu.

Gadis bersurai hitam panjang dengan beberapa hiasan diatasnya itu menghela napas panjang.

"Tidak banyak yang berubah.Hanya status kami saja.Sergan masih tetap sama seperti Sergan yang dulu."

Clara menatap iba sahabatnya itu.Dia adalah satu-satunya orang yang tau seberapa keras usaha Karina untuk memperjuangkan cintanya.Beribu-ribu penolakan yang sahabatnya itu dapatkan,tak mengubah sedikit pun tekad Karina,ia akan melakukan apapun untuk menjadikan Sergan sebagai miliknya.Hingga perjuangan yang dilakukannya membuahkan hasil dan berakhir mereka berdua pun menikah beberapa minggu lalu.

"Bertahanlah Karina,aku yakin suatu saat nanti,laki-laki itu akan luluh dan mulai mencintaimu." Ucap Clara membuat Karina tersenyum sembari mengangguk pelan.

"Terimakasih sudah selalu mendukungku Cla."

"Bukankah itu gunanya diriku sebagai sahabatmu." Keduanya pun tertawa hingga mengundang tatapan orang-orang yang berada disekitarnya.

"Ah,kalau begitu aku akan mencari Sergan dulu.Kau tak apa kan jika aku tinggal?"

"Tidak masalah,aku akan menunggumu disana."

Kedua gadis itu pun mengakhiri perbincangan mereka.Danseperti yang dikatakan oleh Karina gadis tu pun pergi untuk mencari keberadaan Sergan,suaminya.

-

Beberapa tempat sudah Karina datangi,bahkan ia juga menemui teman-teman yang dulu satu kelas bersama Sergan,namun tidak ada satu pun dari mereka yang tau keberadaan laki-laki itu.

"Apa mungkin..." Karina segera menuju ke tempat yang tiba-tiba saja terlintas dipikirannya.Gadis itu berharap suaminya berada disana.

-

"Aku akan segera menceraikannya."

Karina yang baru saja sampai ditempat tujuannya itu menghentikan langkahnya saat mendengar suara seseorang yang sangat dikenalinya.Seketika jantungnya berdebar tak karuan.Ia pasti salah dengar.

Perlahan Karina mendekat,menyembunyikan diri dibalik dinding.Dengan gerakan lambat,gadis itu mencoba untuk mengintip,namun di detik selanjutnya netra bulat itu melebar saat melihat siapa orang yang berada disana.

"Sofia?." Gumamnya merasa bingung,karena ia tak pernah merasa mengundang gadis yang sangat dibencinya sejak dulu.

Hatinya merasa sesak saat tau jika suaminya lah yang pasti sudah mengundang gadis itu untuk datang.Rasa sesak semakin ia rasakan,saat kedua orang yang belum menyadari kedatangannya itu kini berpelukan mesra dihadapannya.

Dengan langkah lebar Karina menghampiri keduanya.

"Dasar ******!!."

Karina menarik kasar rambut Sofia hingga membuat pelukan kedua orang itu terlepas,disusul dengan suara tamparan setelah Karina berhasil mendaratkan tangannya diwajah Sofia.

"KARINA!!."

Seolah tuli,Karina tak menghiraukan nada tinggi dari suaminya.Tatapannya kini hanya terfokus pada gadis dihadapannya.

"Apa kau tidak punya malu Sofia?,berani sekali kau memeluk suamiku."

"Aaakh,S-sakit." 

Karina menarik kuat rambut panjang milik Sofia hingga membuat si empu berteriak kesakitan.Sergan yang melihat hal itu tentu saja segera melerainya.

"Apa yang kau lakukan Karina?.Jangan berlebihan.Sekarang lepaskan tanganmu,kau bisa melukainya." 

Mendengar ucapan Sergan,membuat Karina melepaskan cekalannya pada rambut halus milik Sofia.

Karina melakukan apa yang Sergan ucapkan bukan berarti ia menuruti apa yang suaminya itu katakan,melainkan rasa tak percayanya ketika mendengar suaminya itu malah lebih memperdulikan orang lain dibandingkan dirinya.

"Kau bilang apa?.Berlebihan?."

Hening.Sergan lebih memilih untuk membantu Sofia dibandingkan menjawab pertanyannya.

"Sergan jawab!."

"Ya,kau berlebihan Karina."

Karina tak percaya dengan jawaban yang didapatnya.

"Lalu,apakah aku harus diam saja saat melihat suamiku memeluk gadis lain,huh?."

Sergan menghela napasnya jengah.

"Kami hanya berpelukan.Lagi pula,bukankah itu hal yang wajar dilakukan oleh orang yang saling mencintai?."

Karina terhenyak.Matanya berkaca-kaca.Sebisa mungkin ia menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Kenapa kau tega melakukan ini padaku Sergan.Aku ini istrimu."

"Istri?." Laki-laki itu berdecih sembari memasang raut wajah seolah meremehkan.

"Sejak awal,aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini.Kau yang selalu memaksaku Karina!!."

Karina yang mendengar hal itu termenung.Apa yang dikatakan oleh Sergan memang benar adanya.Ia memaksa agar Sergan mau menikah dengan dirinya.

"Bukankah aku selalu mengatakan ini padamu,aku tidak akan pernah mencintaimu,sampai kapan pun."

Karina masih setia dengan keterdiamannya.Membuat Sergan semakin merasa jengah dengan gadis itu.

"Aku ingin kita bercerai."

Deg

Empat kata itu, menyadarkan Karina dari lamunannya.

"Tidak Sergan,kumohon jangan seperti ini." Karina mencegah Sergan yang hendak pergi.

"Lepas!!." Sergan menepis kasar tangan Karina.

"Kenapa kau lebih memilih dia dari pada aku,istrimu sendiri?!!." Napas Karina mulai tak beraturan.

"Karna Sofia lebih baik dari pada dirimu!!!."

Gadis yang kini sudah dikuasai dengan amarah itu kini mengalihkan atensinya pada gadis yang berada didekat suaminya.

Habis sudah kesabaran Karina.Gadis itu tak sanggup lagi melihat suaminya yang lebih memihak perempuan lain dibandingkan dirinya.

"Ini semua gara-gara dirimu,dasar ******!!."

Karina menarik tubuh Sofia.Gadis itu melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan tadi.

"BERHENTI KARINA!!!." Sergan mendorong kuat tubuh Karina,membuat gadis itu tak mampu menyeimbangkan tubuhnya dan berakhir melewati pagar pembatas yang membuatnya terjun bebas kelantai dasar.

Brakkk

Tubuh Karina mendarat dengan keras, membuat darah keluar dari mulutnya.

Semua orang yang melihat hal itu berteriak histeris,termasuk Clara.

"KARINAAAA."

Clara berlari cepat menghampiri sahabatnya yang tergeletak mengenaskan.

Bau anyir yang kian menusuk,serta rasa pusing yang luar biasa membuat Karina tak mampu berbuat apapun selain merintih kesakitan.

"C-clara."

Samar-samar Karina mendengar suara orang-orang mendekat.Ia mencoba untuk membuka kedua matanya yang terasa berat.

Satu persatu orang dilihatnya,hingga tatapan sayu gadis itu berhenti saat melihat bayangan Sergan diatas sana.

Rasa penyesalan perlahan menyelimutinya.Andai saja ia tidak mempertahankan laki-laki itu,andai saja ia tidak jatuh cinta padanya.

Andaikan saja.

Karina berusaha untuk tetap mempertahankan kesadarannya.Ia mencoba untuk bangkit,namun semua itu berakhir sia-sia ketika kegelapan lebih menguasai dirinya.

.

Aku menyesal telah menyia-nyiakan hidupku yang berharga.Jika saja tuhan memberikanku kesempatan kedua,aku berjanji akan memperbaiki semuanya....

...TBC...

BAB 1

...Happy Reading...

.......

.......

Karina mencoba untuk membuka matanya yang terasa berat.Ia mengerjap berulang kali guna menyesuaikan cahaya yang masuk melalui celah netranya.

Setelah pandangannya terlihat jelas,langit-langit ruangan menjadi hal yang pertama kali dilihatnya.

Shh

Karina meringis saat rasa sakit menyerang kepalanya.Bahkan rasa sakit itu tidak hanya di satu tempat saja melainkan di sekujur tubuhnya.

Perlahan,ingatan dimana dirinya yang bertengkar dengan Sergan dan Sofia hingga berakhir dirinya yang jatuh dari lantai tiga terlintas begitu saja dipikirannya.

Tanpa sadar,air matanya jatuh.Rasa sesak di dadanya kembali ia rasakan,saat mengingat Sergan,suaminya yang lebih memilih perempuan lain,bahkan dengan tega melakukan hal itu kepada dirinya.

Meskipun begitu,Karina sangat bersyukur,karena tuhan masih memberikannya kesempatan untuk tetap hidup sampai detik ini.

"Ya tuhan,nona Karina."

Karina yang terdiam seketika tersentak.Ia menolehkan perlahan kepalanya untuk melihat siapa orang yang baru saja berteriak hingga membuat dirinya terkejut.

"Syukurlah,akhirnya anda sadar nona." Ucap orang itu dengan raut wajahnya yang menyiratkan kelegaan.

Sedangkan Karina,gadis itu terpaku melihat gadis yang saat ini berdiri tak jauh darinya.Ia pasti salah lihat.

"E-elma."

"Iya nona."

Karina membulatkan matanya.Bagaimana ini bisa terjadi,mengapa gadis itu bisa ada disini.

"Nona,anda baik-baik saja?."

"Kenapa kau ada disini?."

Bukannya menjawab pertanyaan Elma,Karina justru malah kembali melontarkan pertanyaan yang membuat Elma menatap bingung anak majikannya itu.

"Saya bekerja disini nona." Jawab Elma.

Aneh,bukankah Elma sudah lama mengundurkan diri.Lalu,kenapa gadis itu bisa ada disini.

"Tapi,kau kan..."

Karina menghentikan ucapannya saat pandangannya tak sengaja menatap ke arah lain.Ruangan dengan nuansa putih abu itu,seperti kamarnya saat masih remaja.Bahkan ia ingat betul tata letak furnitur di kamarnya saat itu.

Tunggu dulu

Karina hendak bangkit dari posisinya,namun terhenti saat rasa sakit di sekujur tubuhnya kembali ia rasakan.

"Nona,apa yang anda lakukan?."

Elma segera membantu Karina untuk duduk dengan posisi yang benar.

"Nona tidak boleh terlalu banyak bergerak,tubuh nona sedang dalam masa pemulihan akibat insiden terjatuh dari tangga."

Karina menoleh cepat ke arah Elma,membuat gadis dengan pakaian pelayan itu sedikit terkejut melihat tatapan tajam anak majikannya.

"Jatuh dari tangga?." Tanya Karina.

Elma hanya menganggukkan kepalanya,tanpa berniat membuka mulut untuk menjawab.Ia terlalu takut jika Karina sudah memasang ekspresi wajah seperti itu.

'Jatuh dari tangga?.Tapi,bukankah aku jatuh dari balkon lantai tiga.'

"Nona,anda baik-baik saja?." Tanya Elma saat melihat Karina yang malah melamun.

Karina mengerjapkan beberapa kali netranya.

"Tapi Elma,aku..."

Lagi-lagi ucapannya terhenti,saat pandangannya jatuh tepat ke arah cermin berukuran cukup besar yang memantulkan bayangan dirinya.

Tubuh gadis itu mematung,jantungnya bahkan berdetak dengan cepat.Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.

Bayangan dicermin itu menampilkan dirinya dengan rambut coklat yang hanya sebatas bahu,dan itu adalah penampilannya saat masih menjadi anak sekolah dulu.

"A-apa yang terjadi?."

Karina menyentuh rambutnya sendiri.Kemana rambut panjangnya?,mengapa penampilan rambutnya berubah seperti waktu ia masih remaja.

Semakin dilihatnya bayangan dicermin itu,Karina juga semakin menyadari sesuatu.Bayangan itu benar-benar menampakkan dirinya saat masih berusia 17 tahun.

"Elma,ceritakan semuanya.Apa yang sudah terjadi padaku."

Mendengar permintaan sang majikan.Elma pun mengangguk patuh.

"Nona bertengkar dengan salah satu murid disekolah nona.Dari saksi mata yang berada di lokasi kejadian,nona tak sengaja tergelincir dan berakhir terjatuh dari tangga."

Karina mengerutkan keningnya saat Elma mengatakan kata 'sekolah' , sedangkan gadis itu sudah lulus beberapa tahun yang lalu.

"Dan karena kejadian itu,nona tidak sadarkan diri selama hampir satu minggu."

Karina membulatkan matanya.Ia memang pernah mengalami kejadian itu,tapi itu sudah terjadi sangat lama.

Tidak mungkin

"Ini tidak mungkin." Karina mulai menangis,dan hal itu mengundang kepanikan dari Elma.

Bagaimana ini semua bisa terjadi,apakah kehidupan yang selama ini ia jalani hanya sekedar mimpi.Tapi semua itu terasa jelas untuk disebut sebagai mimpi.Ia menikah dengan Sergan,hingga pada akhirnya,dirinya  harus berakhir dengan tragis ditangan laki-laki yang sangat dicintainya itu.

Semua itu terasa nyata.Ia benar-benar mengalaminya.Satu hal yang kini terlintas dipikiran Karina,dirinya hidup kembali ke masalalu.

Suara pintu yang terbuka mengalihkan atensi keduanya.Sepasang paruh baya berjalan tergesa menghampiri Karina.

"Karina anakku."

"A-ayah,ibu." Karina semakin terisak mengetahui kedua orangtuanya lah yang datang.

Ia benar-benar tak menyangka akan kembali ke masa lalu.Tuhan mengabulkan permintaannya,memberikan kesempatan hidup untuk kedua kalinya.

"Sayang kenapa kau menangis?.Apa kau merasakan sakit?.Dimana?,tunjukkan pada ibu."

"Ayo kita ke rumah sakit sekarang." Pria paruh baya itu hendak berbalik,namun urung saat sebuah tangan hangat mencekal lengannya.

"T-tidak apa ayah,ibu.A-aku baik-baik saja."

Kedua orang itu menghela napasnya.Mereka bertiga berpelukan.Karina memeluk erat kedua orang tuanya.Ia sangat bersyukur masih bisa melihat orang-orang yang sangat disayanginya.

"Sayang,apa tidak sebaiknya kita pergi ke rumah sakit saja,untuk mengetahui lebih jelas kondisimu." Ujar Sarah dengan rasa khawatirnya.

"Tidak perlu ibu.Aku benar baik-baik saja setelah kedatangan kalian berdua."

"Maafkan kami nak." Ucap Evan yang kemudian diangguki oleh Sarah.

Gadis muda itu menggeleng kuat mendengar permintaan maaf dari ayahnya.

"Ini semua bukan salah kalian.Jadi,jangan meminta maaf." Jawab Karina tegas, membuat kedua pasangan suami istri itu merasa gemas dengan putri semata wayang mereka.

Ketiganya pun kembali berpelukan,melepas rindu satu sama lainnya.

Karina bahagia,dirinya bisa kembali berkumpul dengan kedua orangtuanya.Ia berjanji,tak akan lagi menyia-nyiakan hidupnya untuk melakukan hal sia-sia yang berujung merugikan dirinya.

...TBC...

BAB 2

Karina memandang sayu cermin besar dihadapannya.Ia masih tak menyangka jika dirinya akan kembali ke masa lalu,masa dimana Karina masih menjadi anak SMA.

"Mengulang waktu?.Tetapi,untuk apa aku harus mengulang waktu."

Karina termenung sebentar sampai akhirnya ia tersadar,dirinya pernah mengatakan akan memperbaiki hidupnya jika tuhan memberikannya kesempatan kedua.Jadi itu semua adalah jawaban dari do'anya,kembali ke masa-masa dimana dia menjadi gadis paling bodoh yang terus mengejar laki-laki bajingan itu.

"Mungkin ini langkah awal untuk aku memperbaiki semuanya."

Suara pintu kamar yang diketuk membuat atensi Karina teralihkan.Tak lama setelah ia mempersilahkan orang itu masuk,muncul sosok Elma dengan membawa nampan ditangannya.

"Nona,sudah waktunya untuk makan malam." Ujarnya.

Elma meletakkan benda yang dibawanya,lalu menghampiri Karina untuk membantu gadis itu.Dengan telaten pelayan muda ini mendudukkan Elma di ranjangnya.

"Terimakasih Elma." Ucap Karina membuat Elma sedikit tersentak.Ia tak salah dengarkan,anak majikannya yang terkenal sombong dan berwatak keras mengucapkan terimakasih kepadanya.

Benar-benar fenomena langka.

Melihat keterdiaman Elma membuat Karina menghela napasnya.Ia sangat tahu apa yang tengah pelayannya itu pikirkan.

Gadis itu memang bertekad untuk merubah sikapnya.Ia tak ingin lagi kehilangan orang-orang yang peduli padanya hanya karena keegoisannya.

"Apa,kau sudah makan El?." Elma langsung tersadar dari lamunannya setelah mendengar pertanyaan itu.Ditatapnya Karina yang berada dihadapannya

"B-belum nona." Jawab Elma tanpa sadar karena saking gugupnya.

Karina menatap pelayannya itu tak suka."Kenapa?."

Mendengar pertanyaan Karina,membuat Elma berkedib beberapa kali.

"Saya akan makan jika tugas saya sudah selesai." Ujar Elma jujur.Karena memang seperti itu yang biasa ia lakukan.

"Tinggalkan aku dan makanlah bersama dengan pelayan lain.Aku bisa mengurus diriku sendiri."

Elma seketika panik mendengar ucapan Karina.Ia mengira jika Karina marah kepadanya.

"Maafkan saya nona,saya tidak akan melakukan kesalahan lagi."

Karina yang hendak menyantap makanannya seketika terhenti.Mengapa gadis itu malah meminta maaf padanya.

"Memangnya kau salah apa sampai meminta maaf?."

Lagi-lagi Elma kembali mengerjapkan netranya.Bukankah ia melakukan kesalahan hingga membuat Karina marah dan menyuruhnya untuk pergi.

"Aku memintamu untuk beristirahat.Seharian bekerja pasti melelahkan." Ujar Karina.

Gadis berpakaian pelayan itu berkali-kali dibuat bingung oleh perubahan gadis didepannya.

Mulai dari mengucapkan terimakasih,yang hal itu belum pernah ia dengar sekali pun sebelumnya,dan sekarang,gadis itu menyuruhnya untuk beristirahat.Benar-benar jauh berbeda dengan sikap Karina yang biasanya.

Apa mungkin akibat dari insiden yang dialami oleh Karina,membuat anak majikannya itu berubah?.

"Kenapa malah melamun?.Pergi dan beristirahatlah."

Elma akhirnya mengangguk patuh."Kalau begitu,saya pamit undur diri nona.Jika anda membutuhkan sesuatu,segera panggil saya."

Setelah mengatakan itu Elma pun pergi meninggalkan ruangan,menyisakan Karina yang masih diam ditempatnya.

Hembusan napas terdengar dikamar itu.Karina memandang makanan yang Elma bawa dengan tatapan tak berminat.

Gadis itu kembali memikirkan rencana yang harus ia lakukan,agar kejadian di kehidupan yang sebelumnya tak lagi terulang.Ia tak ingin merasakan kematian untuk kedua kalinya.

'Pada intinya,point penting yang harus aku lakukan adalah berhenti mengejar Sergan.'

Benar,segala hal yang berkaitan dengan laki-laki itulah yang harus dihindarinya.

Sedikit demi sedikit ia akan merubah sikapnya,dan berjanji untuk tidak bersikap bodoh hanya karena cinta.

Malam pun semakin larut,setelah Karina menghabiskan sedikit makanannya dan lama bergelut dengan pikirannya,gadis itu  pun akhirnya memutuskan untuk pergi tidur.

...TBC...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!