NovelToon NovelToon

Cinta Perempuan Terabaikan

Episode 1. Prolog

*POV Aruni

Arga adalah tetanggaku sedari dulu. Pertemanan kami terjalin baik saat masih SMA bersama lima teman lainnya, yaitu Vio, Mia, Widia, Tama dan Bagas. Awalnya aku tak menyadari perasaanku ini tentang, kok bisa aku menyukaimu? Kok bisa setelah sekian lama bertetangga dekat baru menyukainya? Umur 16 tahun lagi..?

Hingga suatu saat aku melihat kejadian itu saat umurku 26 tahun. Kejadian dimana sangat amat membuat diriku hampir saja merenggut nyawa. Cemburu, patah hati, dan sakit hati adalah hal yang aku rasakan saat melihat seorang Arga yang berani mengungkapkan perasaannya kepada Vio. Ingin menangis ditempat itu juga, namun aku sadar, aku ini siapa? Semua orang berhak untuk jatuh cinta, termasuk diriku. Namun kamu tidak boleh memaksakan seseorang juga untuk mencintaimu.

Aku sangat amat benci dengan semuanya. Berhari-hari tanpa ada yang tau, aku selalu menangis dimalam hari. Kalian tau menangis seperti apa yang paling sakit? Ya, saat dimana kita sudah terisak namun harus menahan suara tangisannya agar tidak keluar dan menimbulkan suara. Sesak, sangat sesak aku merasa. Apalagi saat melihat keromantisan yang terjalin antara Vio dan Arga, laki-laki yang sangat aku cintai secara diam-diam.

Tapi, entah kenapa sikapnya seiring waktu juga mulai berubah padaku. Dia justru semakin cuek dan dingin padaku, padahal awalnya memang baik-baik saja. Kita sering bercerita, tertawa bersama-sama tanpa dia tau bahwa aku menyukainya. Apa mungkin dia tau jika aku menyukainya? Apa mungkin dia marah padaku karena aku menyukainya? Apa karena takut jika pacarnya cemburu? Tapi...kenapa rasanya sangat sakit sekali saat kamu mengabaikan aku? Hatiku sakit sekali, langit kenapa aku harus jatuh cinta padanya?

Katakan padaku langit? Katakan! Kenapa??!! Kenapa harus menyukainya?!!! Kenapa aku harus menyukai seorang Arga Mahasura!

Ya Allah, jika bisa tolong hapuskan semua perasanku ini. Aku membenci hatiku karena bisa menyukai laki-laki seperti mu. Aku membenci detak jantungku yang berdebar saat dekat denganmu. Aku membenci pikiran dan otakku saat terus memikirkan kamu, bahkan bermimpi menikah denganmu setiap saat.

Buruk, memang jahat aku ini. Mau tau doa ku apa? Cuih..doa ku sangat jahat sekali, aku meminta pada tuhan agar memisahkan Arga dengan wanitanya dan Arga bersamaku.

Hingga suatu hari.

Aku tersenyum dalam hatiku saat melihat dengan langsung perpisahan antara Arga, orang yang aku cintai sedari dulu dengan Vio sahabat ku juga.

Air mataku jatuh namun hatiku tertawa dan tersenyum bahagia. Aku sedih karena melihat laki-laki yang aku cintai menangis setelah melihat perempuan yang dia cintai pergi. Aku tertawa dan tersenyum bahagia saat mendengar kata perpisahan diantara keduanya.

Ku pikir itu adalah anugrah untukku. Setelah Arga dengan Vio putus, mungkin akan ada banyak jalan mendapatkan hati Arga.

Tapi, kalian tau apa yang terjadi?

1 tahun berlalu.

Aku setiap hari selalu mengeluarkan air mataku diatas balkon setiap pukul 00.00 melihat laki-laki yang ku cintai hidupnya semakin kacau.

Dia menjadi seorang pemabuk, perokok dan semakin brandal dalam balap liar. Dia bahkan sudah keluar dari persahabatan bertuju kami dan masuk kedalam geng yang dulunya adalah musuhnya.

Kini ku yakin, Arga seperti itu karena terlalu sakit pada Vio. Tapi, apa harus seperti ini? Kenapa kamu menjadi seperti ini Arga?

Sesekali aku merasa kasihan pada mama Reni, ibu kandung Arga yang setiap harinya selalu menangis dan beradu pada bundaku tentang kelakuan anaknya yang semakin menjadi-jadi. Mama Reni juga selalu memintaku untuk mengobrol dengan Arga, siapa tau akan menjadi lebih baik.

Akupun mencobanya. Namun, bukan balasan baik yang aku terima, tapi perkataan yang membuatku menjadi down dan berkaca-kaca melihat Arga seperti itu.

Aku lelah, aku menyerah sekarang. Aku serahkan semuanya pada Vio untuk menasehati Arga. Aku mendatangi rumah Vio dan memohon padanya untuk mencoba menasehati Arga agar tidak menjadi seorang bad boy lagi. Aku berdoa semoga semua ini berhasil....

Aku yang tak pernah peduli akan hari esok. Sekarang begitu sangat hati hati akan yang akan terjadi, berfikir tajam tentang resiko dari sebuah pilihan.

Hari yang kujalani kini penuh perhatian akan hal hal yang tak pernah ku pikirkan, isi kepala penuh dengan banyak hal yang membuatku sadar apa itu harapan sebenarnya, secercah cahaya yang tertera seperti doa yang kupanjatkan pada sang Tuhan.

Awalnya aku tak peduli di anggap pecundang, aku tak peduli jika hidup tanpa tujuan.

Tapi sejak adanya kehadiranmu, aku temukan arti hidup sebenarnya, aku ingin membuatmu bahagia menghapus segala rasa khatawatir serta duka yang ada.

Kau yang penuh akan luka dan sudah menderita begitu lama, aku ingin menyembuhkannya, mengobati segala lara yang tersimpan di dalam jiwa.

Demi dirimu aku rela lakukan segalanya, semampu yang aku bisa. Bahkan sekeras, sekejam apapun derita yang akan menghalangi jalanku tak akan pernah menghentikanku tuk bahagiakanmu, meski kau mengusirku aku akan tetap setia berada di sampingmu menenangkanmu.

Aku tak sesempurna seperti yang kau impikan , tak sebaik orang lain yang kau ceritakan, tapi keyakinan serta tekad ini tak akan tergoyahkan.

Demi dirimu aku rela...

Demi untukmu aku sanggup...

Demimu ku akan perjuangkan segalanya

Pintaku sederhana.

Aku ingin kau bahagia

Ku biarkan rinduku diam, walau hatinya tak lagi ku genggam, dan ku biarkan rinduku lebam untuk hati yang tak bisa aku pertahankan, dan ku biarkan hatiku redup, untuk melupakan yang berlalu dari hidup, dan sekarang, apa lagi yang bisa aku harapkan, resahku tak akan pernah membawamu pulang, dan rindukupun tak akan pernah membuatmu datang, karena semakin ingin aku genggam, semakin jauh dirimu menghilang,,, dan kini segala usahaku untuk mempertahankanmu usai sudah,,, sudah habis segala waktu, dan sudah tuntas segala peluh untuk mengejarmu,,, dan maafkan aku yang telah salah mendambakan sebuah hati, yang ternyata tak pernah peduli sama sekali

Andai ku tau kan sesakit ini, ku takkan mungkin mencintaimu sedalam ini.

.................

Aruni Aisha

Perempuan dengan wajah ayu yang memiliki rambut pendek serta tahi lalat dipinggir hidungnya. Hal itulah yang membuatnya disukai banyak orang. Dia berusia 27 tahun. Wanita dengan tutur kata lemah lembut dan gampang menangis.

Namun, hal yang membuat laki-laki memilih menjauh adalah sikap cuek Aruni yang berlebih-lebihan.

Visual Aruni Aisha/

*°Cinta Perempuan Terabaikan°*

Episode 2. Permintaan Mama Reni

Malam itu Aruni seperti biasanya berdiri diatas balkon sekitar pukul 22.00 Wib hanya untuk melihat apakah laki-laki yang dicintainya itu sudah pulang. Mereka adalah tetangga dekat yang dimana orang tuanya dan juga orang tua laki-laki yang Aruni cintai sangat begitu akrab.

Aruni menghela nafasnya saat melihat jam yang tertera dilayar ponselnya. Ia kemudian kembali duduk dikursi tunggal sembari menikmati teh yang sudah dingin itu. Aruni melihat rembulan dan bintang di langit malam yang begitu indah itu.

Saat air matanya mulai luruh, segera Aruni menyingkirkan nya dengan mengusap kasar pipinya sendiri.

Arga Mahasura, laki-laki itu yang sampai saat ini masih tersimpan baik didalam hatinya. Tidak ada yang bisa menggantikan seorang Arga dihatinya, menggeser sedikit sajapun tidak akan bisa. Yang Aruni cintai hanya Arga dan Arga sampai sekarang.

"Ga, kalo kamu gini aku jadi merasa bersalah karena dulu aku sangat senang saat kamu putus dengan Vio. Kalo emang kebahagiaan kamu cuman sama Vio harusnya aku enggak akan pernah berdoa seperti itu..."

Kini Aruni menyesali segala doa-doa yang pernah ia panjatkan kepada Allah tentang agar Arga dan Vio segera putus dan dia bisa mendapatkan hati seorang Arga.

Ngeeng!!

Ngeng!!

Suara berisik motor resing itu telah terdengar ditelinga Aruni. Ia berdiri dan mendekati pagar balkon. Melihat laki-laki yang dicintainya telah pulang kerumahnya.

Tatapan Aruni iba pada Arga saat melihat betapa berantakannya penampilan lelaki itu. Aruni yakin kali ini Arga kembali pergi ke club' malam dan mabuk-mabukan disana. Mata Aruni kembali berembun dan berkaca-kaca, bersiap untuk luruh kebawah.

Tok!

Tok!

Tok!

"Sialan! Mama buka pintunya!!" Teriak Arga dari luar dengan menggedor-gedor pintu tanpa henti sebelum pintu itu dibuka oleh Mama nya. Tubuhnya sudah benar-benar susah untuk seimbang, tatapan matanya sayu dan rambut serta penampilan yang begitu berantakan dari Arga setelah baru saja meminum minuman kesukaannya 1 tahun terakhir ini.

Mama Reni segera membuka pintunya setengah baru saja bangun dari tidurnya diruang tamu karena menunggu anaknya pulang. "Astaghfirullah Arga! Kamu mabuk lagi!" Ucap Mama Reni dengan sedikit kuat. Bahkan saat menunggu anaknya mukenah putih itu belum terlepas dari tubuhnya.

"Berisik!" Jawab Arga yang kemudian segera masuk dan melewati Mama nya begitu saja.

Mama Reni menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia meneteskan air matanya melihat sang anak yang dulunya sangat ia banggakan kini berubah total menjadi laki-laki yang brandal dan bad boy.

Pa, tolong Mama...anak kita bener-bener udah berubah Pa...Mama enggak akan kuat disini hiks...hiks..

Mama Reni adalah seorang janda dengan 1 anak yaitu Arga Mahasura. Suaminya sudah meninggal sejak 10 tahun lalu karena gagal ginjal dan serangan jantung mendadak. Ia menjadi seorang mom yang begitu kuat, ia juga bekerja di perusahaan milik almarhum sang suami tanpa memikirkan untuk menikah lagi, karena cinta Mama Reni hanya untuk almarhum suami selamanya.

Setelah sampai kamarnya, Arga segera menjatuhkan dirinya diatas kasur dengan mata terpejam. "Perempuan sialan! Munafik! Gue benci sama Lo Vi! Gue setia tapi Lo menghianati dengan menikah sama laki-laki lain!" Igau Arga dengan marah-marah padahal matanya sudah terpejam.

*

Pagi harinya seperti biasanya Aruni akan membantu bunda untuk menyiram semua tanaman bunga yang ada dipekarangan rumahnya.

Aruni sedikit menguping pembicaraan bunda dan juga Mama Reni yang tak jauh darinya. Ia melihat Mama Reni yang sedang menangis sesugukan didepan bunda. Tentu dan jelas saja Aruni tau apa yang membuat Mama Reni menangis seperti itu, siapa lagi kalau bukan tentang Arga.

"Aruni, sini dulu. Bunda sama Mama Reni mau bicara sama kamu" Panggil Bunda Irana pada sang anak.

Aruni yang sebelumnya sedang mencabut duri bunga mawar itupun segera menyudahinya dan berjalan mendekati sang bunda. "Kenapa Bun?" Tanya Aruni. Kini tatapannya beralih pada Mama Reni yang dimana matanya sudah memerah dan sembab karena menangis.

"Runi, Mama pinta tolong untuk kamu bicara sama Arga...." Kini Mama Reni memegangi kedua tangan Aruni dengan menatap penuh kesedihan.

"Tapi Ma.."

"Tolong sayang...Mama enggak sanggup liar Arga kaya gitu. Mama enggak bisa hiks... Mama enggak kuat...siapa tau setelah kamu bicara dia bakal nurut..." Kini Mama Reni benar-benar sudah seperti orang yang stress memikirkan sang anak. Ia menatap Aruni dengan memelas.

Aruni menatap iba pada ibu kandung Arga. Ia juga ingin membantu Mama Reni, tapi, apakah yakin jika Arga mau mendengarkan semua nasehat darinya? Aruni tidak yakin dengan itu.

Melihat Aruni yang hanya diam, Mama Reni pun berniat untuk bersujud pada Aruni dan memohon.

Aruni yang melihat itu tentu saja panik dan segera mencegahnya "Ma, jangan gitu"

Mama Reni menggeleng "Hiks... Mama enggak kuat Run"

Aruni menatap bunda seakan meminta jawaban.

Bunda Irana hanya mengangguk sembari tersenyum mengizinkan.

"Iya Ma, Aruni bakal coba untuk nasehatin Arga. Nanti malem"

Mama Reni yang mendengarnya pun seketika menerbitkan senyumannya. Wanita berusia 57 tahun segera memeluk Aruni yang sudah dianggapnya seperti anak kandung sendiri. "Makasih sayang..."

*

Malam harinya.

Tidak seperti biasanya, Aruni melihat Arga yang sudah dirumah. Padahal ini baru pukul 20.00 WIB.

Ini mungkin waktu yang tepat untuk menasehati Arga. Seperti janjinya tadi pagi pada Mama Reni.

Dengan jarah rumah yang hanya beberapa meter itu, Aruni pun segera keluar dari rumahnya dan berniat untuk mendekati Arga yang saat ini sedang ada didepan rumah.

"Hiuff..!" Arga mengeluarkan asap yang ia hisap pada salah satu benda yang bernama rokok itu.

Dibelakang Arga, Aruni mengepalkan tangannya saat melihat Arga yang sedang merokok. Padahal dulu Arga adalah laki-laki yang anti dengan yang namanya rokok. Tapi sekarang?

Ia pun berjalan mendekati Arga. "Arga" Panggil Aruni yang dimana membuat Arga menoleh.

"Mau apa Lo" Ucap Arga cuek lalu segera kembali menatap lurus kedepan dan kembali menghisap batang rokok itu.

"Kenapa ngerokok?" Aruni kini sudah berada disamping Arga yang sedang duduk. Ia menatap sedih saat melihat beberapa bekas rokok yang lumayan banyak berserakan dirumput.

"Hobi" Jawabnya singkat.

"Tau kan kalo merokok bisa ngebunuh kamu?"

"Tau, tapi hidup dan mati cuman Allah yang ngatur, kalo gue mati ya karena takdir bukan rokok"

Aruni menatap wajah Arga. Matanya mulai berkaca-kaca menatap cintanya itu. "Kok kamu berubah di Ga?"

Arga kini mengarahkan bola matanya menatap Aruni. "Gue masih sama, Arga Mahasura!" Pinta Arga dengan tatapan membenci kearah Aruni.

*

Arga Mahasura

Seorang lelaki yang memiliki wajah tampan yang tidak pernah bosan untuk dipandangi. Postur tubuh tinggi tegap dengan badan yang ideal serta sixpack itu juga yang menjadi daya tarik para wanita yang menyukainya. Namun sayang hatinya sekarang masih tersimpan nama Violet Clear.

Usianya adalah 28 tahun.

Visual Arga Mahasura/

.

Episode 3. Lo suka kan sama gue?

"Nama kamu emang masih sama, yaitu Arga Mahasura. Tapi, sikap, sifat dan kelakuan kamu kenapa berubah? Mana Arga yang dulu? Kenapa jadi gini? Arga dulu paling anti sama yang namanya rokok, minuman keras, balapan liar setiap hari, masuk ke geng yang katanya bakalan jadi musuh untuk selamanya karena itu geng narkoba. Sekarang apa? Cuman karena patah hati jadi gini" Aruni kini tidak bisa menahan air matanya agar tidak luruh. Ia mengisapnya pelan.

"Pergi Lo dari sini! Berisik!" Rokok yang sebelumnya tinggal sedikit itu Arga buang dan berniat untuk kembali merokok lagi.

Namun dengan segera Aruni mengambil bungkus rokok nya. "Udah banyak Ga! Kamu sadar gak sih? Istighfar Ga, inget sama Allah, inget sama Mama kamu. Kamu gini enggak ada gunanya...hiks.."

Arga yang sudah habis kesabarannya pun kini berdiri dan menatap tajam wanita itu. "Lo sama munafik nya kaya Vio! Gue tau, Lo adalah wanita paling bahagia saat gue putus sama Vio!" Bentak Arga sembari menunjuk wajah Aruni.

Degg

"M-maksut kamu apa?"

"Lo suka kan sama Gue?" Tanya Arga.

Degg

Aruni terbelak mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Arga. Ia benar-benar tidak menyangka jika Arga tau bahwa dia mencintai Arga.

"Munafik! Gue benci sama Lo!" Setelah mengucapkan itu Arga segera pergi meninggalkan Aruni seorang diri.

Aruni mematung ditempatnya. B-bagaimana Arga bisa tau? Dari mana laki-laki itu tau bahwa dia mencintainya? Sejak kapan?

Selang lima menit kemudian Arga keluar dari rumahnya dengan menggunakan jaket balap yang biasanya ia pakai. Arga kemudian melempar sesuatu pada Aruni yang masih berdiri mematung didepan rumahnya. "Jawaban kalo Lo lagi bertanya-tanya"

Aruni melihat buku diary nya yang saat ini sedang tergeletak diatas rumput itu. Pantas saja selama ini ia mencari buku diary kecil berwarna biru itu, ia pikir mungkin keselip atau jatuh dijalan dan Aruni membiarkannya. Tapi ternyata, buku diary itu telah berada ditangan Arga.

"Mau kemana Ga!" Tanya Aruni saat melihat Arga yang sudah memakai helm dan menunggangi motornya.

"Bacot"

Motor itu kini pergi melesat dengan cepat, meninggalkan pekarangan rumah.

Aruni hanya bisa menatap kepergian Arga. Ia lalu beralih pada buku diary nya. Aruni segera mengambilnya dan membukanya.

Buku diary ini sudah lama hilang dan Aruni sedikit lupa jika ia punya buku diary berwarna biru langit itu.

*

Keesokan harinya Aruni saat ini sedang berada didepan rumahnya. Ia pagi ini akan berolahraga sebentar lalu setelahnya akan menyusul bunda ke toko kue untuk membantu bunda disana.

Tiba-tiba pandangan Aruni mengesat pada Arga yang keluar dari rumahnya. Tadi malam Aruni tidak sama sekali menunggu kepulangan Arga seperti biasa, karena ia tertidur pulas diatas kasur setelah melihat dan membaca buku diary berwarna biru langit itu.

Aruni yakin, Arga akan pergi lagi untuk balapan liar diarea jalan raya pusat yang dimana jalanan disitu sangat rentan bahaya.

Arga memakai sarung tangannya, kemudian segera menunggangi motornya yang ia letakkan didepan rumahnya. Ia menatap sejenak Aruni yang sedang berolah raga menggunakan pakaian yang lumayan ketat.

Sesaat mereka sama-sama saling menatap.

Lalu kemudian Arga lebih dulu memutuskan tatapannya dan segera memakai helm nya.

Aruni yang melihat Arga akan pergi pun langsung berlari mendekati Arga. "Ga, kamu mau balapan liar disana"

"Bukan urusan Lo" Jawab Arga cuek sembari memasang helm nya. Ia pun berniat untuk menghidupkan mesin motornya.

Aruni yang melihat itu segera mencabut kunci motor itu. "Gak boleh. Kamu tau kan disitu jalanan banyak jurang"

Arga lalu menyetandarkan kembali motornya. "Balikin kunci moto gue"

Aruni menggeleng "Bahaya Ga, Mama kamu bisa sedih. Plise dengerin aku" Ucap Aruni yang menyembunyikan kunci motor itu dibalik punggungnya.

"Mama enggak akan tau, dia kerja. Kecuali kalo Lo yang ember!" Arga lalu turun dari motornya dan perlahan mulai mendekati Aruni.

"Balikin kunci motor gue!" Perintah Arga yang saat ini sudah ada didepan Aruni.

Aruni diam dan menatap kebawah. Kuncinya masih ia sembunyikan dibalik punggungnya.

"Jangan sampe gue bunuh Lo cuman gara-gara kaya gini!" Ancam Arga dengan dingin pada Aruni.

Aruni kini berani menatap Arga. Matanya sudah berkaca-kaca melihat laki-laki yang sangat dicintainya menjadi seorang laki-laki yang semakin buruk. "Bunuh aku kalo kamu mau. Bunuh aku kalo misalkan itu buat kamu seneng. Tapi, asalkan kamu janji sama aku untuk berubah jadi Arga yang dulu...jangan jadi Arga yang brengsek dan kelakuan buruk"

Arga menatap Aruni dengan tatapan penuh kebencian. Kemudian dengan cepat ia mengambil kunci yang Aruni sembunyikan dibalik punggung dengan memegangi lengan Aruni.

"Lebay, Lo pikir gue mau berubah cuman buat demi Lo? Jangan mimpi Aruni! Mending pikirin gimana caranya biar Lo bisa move-on dari gue, karena sejujurnya gue jijyk disukain cewek kaya Lo" Setelah mengatakan hal yang mampu membuat seorang Aruni patah hati, Arga pun segera menyalakan mesin motornya kembali dan pergi meninggalkan Aruni seorang diri.

Aruni menatap kepergian Arga dengan sulit. Bagaimana lagi ia harus memberitahu Arga agar segera berbuah? Aruni tidak suka melihat Arga yang sekarang menjadi laki-laki brandal dan liar.

Tiba-tiba pikirannya tertuju pada mantan pacar Arga sekaligus sahabatnya yaitu Vio. Vio adalah seorang yang telah membuat Arga menjadi seperti ini, sudah lama juga Aruni tidak melihat Vio semenjak kejadian 1 tahun yang lalu.

Ya, Aruni harus meminta tolong Vio untuk melakukan ini. Tidak ada cara lain, Aruni yakin jika Vio yang menasehati Arga pasti akan berubah. Aruni kemudian segera pulang kerumahnya dan berganti baju seragam. Ia akan membantu bunda ditoko terlebih dahulu lalu baru setelahnya Aruni pergi kerumah Vio yang ada dikota sebelah.

*

*

Sore harinya sekitar pukul 4 Aruni izin pada bunda untuk pergi kerumah Vio dengan alasan ingin melihat anak Vio yang tiga bulan lalu baru saja lahir. Untunglah bunda mengizinkan nya untuk pergi kesana.

Dengan menggunakan taxi online, Aruni pergi meninggalkan toko kue itu dan langsung menuju rumah Vio yang jaraknya menempuh sekitar hampir 1 jam perjalanan.

1 jam berlalu...

Kini Aruni telah sampai didepan rumah berlantai dua yang katanya ini adalah rumah yang ditinggali oleh Vio sahabatnya. Aruni pun turun dari mobil taxi nya dan membayarnya sesuai dengan tulisan yang tertera di aplikasi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!