NovelToon NovelToon

Born A Coward

introduction

Ada banyak hal yang memang tidak diprediksi, dan manusia harusnya menyadari itu.

Alena gadis berusia 18 tahun yang sedari kecil kesepian dan suka ketenangan itu dijodohkan oleh orang tuanya dengan anak sahabatnya. Dia memilih keluar dari rumah untuk menunda perjodohan itu dan kembali setelah mewujudkan cita-citanya dan menepati janjinya. Dan saat kembali dia harus menepati janjinya dengan menikah dengan anak sahabat ibunya yang dingin, datar, bermulut pedas dan sedikit kasar. Ah sangat sial hidupnya.

Rean pria berusia 21 tahun yang dingin plus datar itu harus bertanggung jawab memegang perusahaan yang ditinggal oleh ayahnya. Karena permintaan ibunya saat beliau akan berpulang, ia harus mau dijodohkan dengan anak sahabat ibunya terpaksa ia menyetujuinya. Dan saat mendapat kabar bahwa anak sahabat ibunya pergi sebentar untuk pendidikan ia sangat lega setidaknya ia harus menyiapkan diri untuk menikah. Setelah usianya memasuki awal 27 tahun anak sahabat ibunya itu kembali dan ia dengan sedikit berat hati menikah dengan wanita pilihan ibunya walaupun hatinya telah terisih.

Inilah kisah mereka dengan Lika liku perjalanan hidup mereka.

~~

Alena Mahendra yang kerap disapa Alena. Wanita dengan tampang dingin tapi sering terkesan imut, dia adalah wanita yang cantik. Ayahnya seorang Jenderal seperti kakeknya dan Ibunya seorang guru dan pebisnis.

Alena memiliki 3 kakak laki-laki dan satu kakak perempuan.

Jika di keluarga kebanyakan anak Bungsu adalah yang paling diperhatikan dan paling dimanja, itu tidak berlaku dikeluarga Mahendra. Ayah Alena lahir dari kelurga pebisnis walaupun Ayah dan kakeknya Seorang perwira tentara tetapi Ibu dan ibu dari ayahnya lahir dari keluarga pebisnis.

Walaupun Ayah dan ibu Alena tidak menikah atas dasar bisnis tapi tidak bisa dipungkiri bahwa Ibu Alena lahir dari keluarga pebisnis. Mereka bahkan bertemu saat orang tua Ibu Alena sedang menjalin kerja sama dengan keluarga ibu ayah Alena, dan disitulah kisah mereka dimulai hingga Alena dan keempat saudaranya lahir.

Ayahnya adalah tertua dari tiga bersaudara. Maka dari itu Ayahnya adalah pewaris utama bisnis neneknya, tetapi sang Ayah lebih memilih menjadi prajurit seperti Kakeknya. Namun karena nenek sangatlah keras dalam masalah tahta dan pewaris jadilah pewaris utama tetap diberikan kepada Ayahnya dan dipimpin oleh nenek sampai kakak tertua Alena mengambil ahli.

Bicara tentang neneknya iya Neneknya sangat memperhatikan segalanya terhadap penerus utama bisnisnya. Antariksa, Vania dan Langit mereka di tunjuk menjadi pemimpin bisnis yang diwariskan ke ayahnya.

Dari situlah penyebab kesendirian Alena berasal, Alena selalu dipaksa menjadi dewasa, dipaksa melewati semuanya sendiri oleh keadaan.

Dan sekarang malah dipaksa bersatu dengan pria yang hatinya sudah milik orang lain.

Jika bisa meminta Alena hanya ingin bahagia bersama keluarganya.

Apakah ia bisa menggapainya kedepan? Atau malah sebaliknya?

kemudian Rean yang di tinggal kedua orang tuanya. dia hanya hidup dengan adiknya. sehari harinya hanya mengurus perusahaan kedua orang tuanya. dengan umur semudah itu ia telah mengemban tugas dan tanggung jawab mengurus perusahaan yang terbilang sangat besar itu. namun Rean tidak bisa di anggap remeh, reputasi perusahaan sejak ia memimpin sangat naik bahkan melebihi pencapaian mendiang ayahnya.

ia hanya ingin bahagia dengan orang yang ia cintai tapi dia harus terjebak dengan perjodohan yang menurutnya konyol itu.

dapatka ia menemukan bahagianya?

"Untuk kamu yang telah menjadi pertama, maaf dan terima kasih" Alena Mahendra

"Tidak perlu terucap dari mulutmu maaf dan terima kasih untuk pria brengsek sepertiku" Reano Anderson

1

"Alena kamu maukan mama Jodohkan"

Ucapan tersebut merebut seluruh atensi orang yang ada di dalam ruangan ini.

Semua menatap kepada seseorang yang berbicara. Sedangkan sang pemilik nama menghentikan sendok yang hampir mendarat di mulutnya, lalu menatap penuh tanya kepada orang tersebut.

"Mama sedang bercanda?" Ujar Alena bertanya kepada lawan bicaranya yang tak lain adalah sang Ibu.

"Apa mama terlihat bercanda?"

"Tapi mah, aku baru lulus sekolah. Lagian masa aku ngelangkahin empat kakak aku? Kenapa bukan kak Vania aja." Sanggahnya sedangkan yang namanya disebut melotot, belum sempat melontarkan protesnya pernyataan tak terbantahkan dari sang Ibu telah memasuki pendengaran semua orang di ruangan tersebut.

"Memangnya kenapa kalau ngelangkahin kakak kamu, mereka semua gak masalah. Mama sudah berjanji kepada Tante Sarah sebelum almarhumah meninggal setelah kecelakaan" "jadi kamu harus mau!" Lanjutnya tak terbantahkan.

Alena mendengus menoleh kepada sang Ayah berniat meminta bantuan tetapi hanya anggukan serta senyuman tipis yang ia dapat, lalu menoleh kepada sang kakek namun sayang hal yang sama diberikan olehnya.

Dengan kesal ia melepas sendoknya lalu beranjak dari meja makan setelah mengatakan

"Aku duluan ke kamar"

Sebenarnya Alena adalah tipe orang yang penurut namun entah kenapa ia sangat tidak suka dengan hal satu ini.

Baru saja ingin menapakkan kakinya di tangga ia mendengar suara sang Kakek dari arah ruang makan dibelakangnya, ia memutuskan mendengar terlebih dahulu.

Dengan bersandar di tembok pembatas ruangan makan dengan ruang keluarga yang luas itu, ia samar-samar mendengar percakapan yang terjadi di dapur.

"Apa harus Alena yang dijodohkan dengan anak Sarah? Dia baru saja lulus SMA" tanya Kevin kepada menantunya, ia merasa kasihan kepada cucunya itu sedari kecil ia selalu kesepian karena almarhumah Istrinya sangat mendidik ketat cucu pertama hingga ke empat, membuat cucu keenamnya itu kesepian. Ia dan Anak pertamanya Arya aka Ayah Alena sangat sibuk di kemiliteran karena pangkat mereka sebagai perwira tinggi sedangkan menantunya aka ibu Alena mengabdi sebagai Guru dan juga seorang pebisnis sekaligus.

"Papa tau sendiri kan mama melarang keras Antariksa, Vania, Langit dan Alaska terlibat perjodohan. Mereka pewaris utama bisnis keluarga. Aku juga sebenarnya gak tega maksa Alena tapi aku juga gak bisa batalin ini" entahlah Riana juga sudah pusing memikirkannya, disatu sisi ia tak tega dengan anaknya disisi lain ia tidak mungkin melanggar janjinya kepada sahabatnya yang menyuruhnya menjaga kedua anaknya serta menjodohkan anak pertama dari sahabatnya dengan anaknya yaitu Alena. Tak bisa dipungkiri Sarah sangat menyukai Alena sebab menurutnya gadis itu tidak manja dan juga cerdas.

Arya menghela nafas, ia tengah memikirkan putrinya itu sebenarnya ia juga ikut andil saat menyetujui perjodohan anaknya dengan sahabat sang istri yang merupakan sahabatnya juga. Ia menjadi merasa bersalah kepada anaknya itu, selama ini ia kurang memperhatikan putrinya karena kesibukannya. Ia berpikir sejenak lalu memutuskan untuk menemui anaknya itu setelah makan malam.

Diruangan tersebut Antariksa yang merupakan cucu tertua, Soraya Istri Antariksa, Alvaro anak Antariksa, Vania, Langit dan Alaska hanya menyimak walau dalam hati Antariksa ia ingin ibunya mempertimbangkan kembali keputusannya.

Sedangkan di sebrang ruangan itu Alena tengah tersenyum miris.

"Itu alasannya? Gak bisa terbantahkan tenyata" monolognya lalu beranjak menuju kamarnya.

Setiba di kamarnya dikamar Alena menyambar Gitar membawanya ke balkon yang ada di kamarnya, lalu mendudukkan bokongnya di salah satu kursi.

Malam ini ia hanya ingin mengistirahatkan hati dan pikirannya. Dengan memetik random Gitarnya ia membayangkan mimpinya yang harus ia relakan untuk menerima perjodohan ini. Dari dulu sudah seperti ini bukan, siap tidak siap ia akan selalu menjadi korban. Yah dia harusnya menyadari itu.

Hingga seketika pikirannya menangkap sebuah ide classic, yang mungkin membutuhkan keberanian besar untuk melakukannya.

" Mungkin gue harus lakuin ini, seenggaknya gue masih bisa mewujudkan salah satu mimpi gue. Toh gue gak bisa nolak jadi diundur bisa kan." Monolognya menatap langit.

Yah mungkin memang harus melakukan ini, dia hanya ingin mewujudkan mimpinya dan juga ....... menepati janjinya kepada seseorang, tidak ada salahnya bukan? Seketika lamunannya buyar saat seseorang mengetuk pintunya.

Tok tok tok

"MASUK GAK DIKUNCI KOK"

clekk

Seorang lelaki paruh baya itu masuk lalu menuju kebalkon untuk menemui putrinya.

"Papa ganggu?" Tanyanya pada sang anak

"Ngak kok pah, ada yang papa butuhin?"

"Papa cuma mau bicara sama kamu" setelah mengucapkan itu Arya duduk di kursi sebelah Alena.

"Kamu sudah besar Alena" ucapnya tersenyum. Hening sebelum Arya melanjutkan ucapannya.

"Papa minta maaf ya, papa belum bisa jadi papa yang terbaik buat kamu. Papa juga minta maaf karena selama ini papa jarang ada waktu buat kamu sampai kamu selalu sedih dan kesepian" Arya memegang tangan Alena setelah Alena meletakkan gitarnya ke lantai, lalu menatap mata sang anak Dalam menyalurkan rasa rindu dan penyesalan.

Alena menatap sang Ayah seduh, ia tak pernah menyalahkan sang ayah ia juga tak pernah menyalahkan siapapun.

Baginya ini semua adalah takdirnya dan Alena juga siap melakukan apapun untuk keluarganya. "Papa gak salah kok. Bagi aku papa itu papa yang terbaik dan terhebat" ucapnya seraya memeluk sang ayah.

Arya membalas pelukan anaknya itu,dalam hati Arya benar-benar bersyukur kepada Allah telah memberikan putri yang kuat dan tangguh seperti anaknya. Ia akan selalu berdoa agar putrinya diberi kebahagiaan.

"Wah acara peluk-peluk gak ngajak nih" celetuk Antariksa yang baru muncul di pintu Balkon, sangat menggangu untung ganteng.

Arya meregangkan pelukannya lalu terkekeh anak pertamanya ini sejak kapan jadi pengganggu padahal biasanya ia akan seperti bongkahan es.

"Sini ikutan" Arya merendahkan tangannya menyambut Antariksa, lalu Antariksa mendekat dan memeluk adik dan Ayahnya itu.

Jadilah malam ini mereka bertiga saling memeluk menyampaikan rasa sayang dan juga mungkin perpisahan mereka.

~~

Pukul 3 dini hari Alena telah bersiap siap, ia telah rapih dengan celana kain berwarna hitam dengan kaos hitam polos dilapisi jaket Boomber berwarna army, tidak lupa pula memakai topi dan snakers dengan warna senada dengan kaosnya.

Ia keluar dari walk in closet mengambil tas ransel dan memasukkan berkas-berkas tentang data diri, paspor serta ijasanya tak lupa pula ia masukkan MacBook dan laptop ROGnya.

Memakai ransel tersebut ke punggungnya lalu menyambar tas satu lagi yang sudah di isi dengan beberapa pakainya.

Ya semalam ia memutuskan untuk pergi sementara dari rumah, ia bertekad untuk mewujudkan mimpinya terlebih dahulu sebelum ia menerima perjodohan itu.

Ia akan keluar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Semalam ia juga telah menyembunyikan semua data diri dan keberangkatannya dengan kemampuan hackingnya.

Dia memang sangat cerdas karena sedari kecil ia selalu mengisi kesendiriannya dengan komputer juga dia tidak tidak biasa berinteraksi dengan orang. Bayangkan saja sedari kecil ia tidak memiliki teman apalagi sahabat.

Ia selalu mengurung dirinya di kamar dan memilih berteman dengan komputer, perangkat lunak dan juga beberapa robot-robot yang ia buat sendiri.

Ia tidak kutu buku seperti kakaknya Vania, tetapi ia sangat terobsesi dengan komputer dan teknologi jadi jangan heran jika ia sangat cerdas dalam bidang itu.

Sebenarnya jika tidak ada perjodohan ini ia ingin menjadi seorang programmer profesional dan membangun perusahaannya sendiri namun sepertinya ia harus melenyapkan mimpinya itu.

Jika dia memilih menjadi programmer dia harus berkuliah dan itu akan memudahkan keluarganya menemukannya. Walaupun tak selamanya menjadi programmer harus kuliah tetapi Alena membutuhkan itu.

Dan ia memilih mencari beasiswa untuk menjadi seorang pilot di luar negeri itu akan sedikit membuat keluarganya terkecoh untuk mencarinya. Toh menjadi seorang pilot juga cita-citanya sedari kecil.

Alena membuka pintu Balkon kamarnya dengan sangat pelan agar tidak menimbulkan bunyi. Setelah menutup pintu balkon itu ia turun perlahan kebawah melewati dinding lalu kembali memanjat pagar tinggi agar dapat keluar dari rumah itu. Ia harus keluar sebelum azan Subuh berkumandang atau rencananya akan gagal.

Setibanya didepan gerbang perumahan azan Subuh berkumandang ia sedang menunggu satpam yang berjaga untuk sholat. Lalu menghentikan taxi setelahnya ia menuju ke bandara mungkin ia akan sholat di bandara sebelum ia berangkat.

Ditengah perjalanan ia mengeluarkan MacBooknya lalu mengimkan Email kepada Antariksa, ia menonaktifkan handphonenya agar tidak dapat dilacak oleh bawahan Ayahnya.

I'm sorry Bang aku gak sopan banget keluar dari rumah tanpa pamit ke kalian semua. Dan maaf juga karena aku main kabur-kaburan gini. Tenang aja aku bisa jaga diri kok aku akan baik-baik aja. Aku juga bakal pulang, bilang ke Mama aku nerima perjodohannya jadi mama gak perlu khawatir, maaf aku pergi dari rumah bukan karena nolak kok aku cuma nunda sebentar. Maafin aku banget banget yahhh. Aku bakal pulang kok tenang aja aku mau belajar dulu. Bang Atar jaga diri gak usah lembur mulu ingat makan. Untuk papa juga suruh istirahat kalau perlu pensiun aja kek kakek biar bisa nikmatin hari tuanya hehe. Jaga diri ya Kakek, Papa, Mama, Bang Atar, Mbak Soyaa, Kak Vania, Bang Langit, lo juga Alaska dan Alvaro. Bye see you next time. I will miss you love you ❤️

Send

"Maaf" ia tersenyum seduh ke laptop didepannya. Ah rasanya ia tidak tega meninggalkan keluarganya.

" Sudah sampai mbak" ucapan supir taksi itu menyadarkannya dari lamunannya.

"Ohya terimakasih pak" ucapnya lalu menyodorkan uang dan memasukkan laptopnya ke dalam tasnya, lantas berlalu ke mushola.

2

Dikediaman Mahendra setelah solat berjamaah di musholla semua orang sedang bersiap menjalankan aktivitas sehari-hari mereka tanpa menyadari bahwa mereka telah kehilangan satu member.

Saat ini mereka telah berkumpul di meja makan untuk sarapan, tetapi satu kursi kosong itu membuat mereka bertanya dimanakah cucu ke enam keluarga itu.

"Lo Alena mana?" Kevin mulai bertanya.

"Tadi subuh juga gak ikut sholat jamaah" ucapan Langit tersebut membuat semua saling pandang

"Laska coba cek ke kamarnya, mungkin belum bangun" suruh mama kepada Alaska.

Alaska bergegas ke kamar adik yang hanya beda beberapa menit dengannya itu.

Ketika sampai di kamar Alena ia mengetuk pintu namun tak ada jawaban, ia mencoba dengan memanggil namun nihil tak ada jawaban. Lalu ia memutuskan untuk masuk kedalam kamar itu.

Alaska menyerngit, kamar ini gelap sekali padahal biasanya kamar ini kental sekali dengan dengan teknologi.

Kamar ini biasanya berwarna ungu karena lampu LED yang tidak pernah mati meskipun siang hari namun kenapa bisa gelap padahal tidak mati lampu karena kamar mandi di kamar itu terbuka jadilah ia bisa melihat lampu masih menyala, lantas kenapa kamar adiknya ini bisa gelap.

Ia menoleh ke 3 komputer adiknya yang biasa tidak pernah mati apalagi komputer yang tertempel didinding. Menoleh kepada stop kontak tetapi stop kontak itu telah dicabut.

Semakin penasaran Alaska membuka tirai agar cahaya masuk kedalam ruangan itu namun kasur terlihat rapih lalu kemana adiknya itu.

"Lena?"

"ALENA!?" sedikit meninggikan suaranya agar dapat didengar oleh sang adik jika masih berada di dalam kamar itu, namun nihil ia juga telah masuk kedalam walk in closet namun tak juga melihat adiknya itu. Lalu ia memutuskan untuk kembali kebawa.

"Alena gak ada dikamar, kamarnya gelap rapih juga" ucapan Alaska setelah sampai di ruangan makan. Semua menoleh kepada Alaska yang telah duduk ditempatnya.

"Lo dia kemana yah" tanya Riana

"Siska tolong tanyakan kepada Irman apa Alena tadi keluar. Mungkin dia sedang olahraga" suruh Kevin kepada asisten rumah tangga yang kebetulan lewat.

"Baik tuan" ucapnya lalu berlalu

"Tuan kata pak Irman belum ada yang keluar" kata Siska

"Loh kemana si Alena" celetuk Langit

Tiba-tiba Dirga datang terburu-buru menghampiri Antariksa. Dirga adalah asisten pribadi Antariksa sekaligus sahabat baiknya.

"Assalamualaikum"

" Waalaikumsalam ada apa Ga?" Tanya Antariksa

" Ada Email penting" katanya

"Kenapa tidak di kantor nanti?" Tanya Antariksa

"Ini penting, apa kalian sedang mencari Alena?"

"Loh kenapa kamu bisa tau?"

"Email ini berhubungan dengannya" seketika ruangan itu menjadi tegang. Dirga menyodorkan iPad yang ia bawa lalu Antariksa membacanya.

I'm sorry Bang aku gak sopan banget keluar dari rumah tanpa pamit ke kalian semua. Dan maaf juga karena aku main kabur-kaburan gini. Tenang aja aku bisa jaga diri kok aku akan baik-baik aja. Aku juga bakal pulang, bilang ke Mama aku nerima perjodohannya jadi mama gak perlu khawatir, maaf aku pergi dari rumah bukan karena nolak kok aku cuma nunda sebentar. Maafin aku banget banget yahhh. Aku bakal pulang kok tenang aja aku mau belajar dulu. Bang Atar jaga diri gak usah lembur mulu ingat makan. Untuk papa juga suruh istirahat kalau perlu pensiun aja kek kakek biar bisa nikmatin hari tuanya hehe. Jaga diri ya Kakek, Papa, Mama, Bang Atar, Mbak Soyaa, Kak Vania, Bang Langit, lo juga Alaska dan Alvaro. Bye see you next time. I will miss you love you ❤️

Seketika Antariksa menegang lalu menatap keluarganya, setelah itu berlalu lari keluar lalu mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi tanpa tujuan, ia ingin menemukan adiknya itu.

Bagaimana ia tidak khawatir adiknya itu hanya menghabiskan waktunya di kamar dengan komputernya bagaimana bisa ia menghadapi kerasnya dunia luar. Ya Tuhan demi Allah seandainya ia membela adiknya kemarin, adiknya mungkin tidak nekat keluar dari rumah. Ia sangat takut terjadi sesuatu pada adiknya itu.

******

Sedangkan dirumah setelah Antariksa pergi Dirga menyusulnya sedangkan Langit yang duduk di samping Antariksa tadi langsung mengambil iPad dan membaca Email tersebut.

"Lena kabur?" Pekiknya, semua orang yang ada di ruangan itu menatap penuh tanya kepada Langit lalu Langit membacakan isi email itu .

Semua terkejut, Arya langsung menghubungi temannya yang bekerja di bagian intel kemiliteran untuk mencari Alena.

Sedangkan Riana masih syok ia sangat merasa bersalah kepada anaknya. Vania dan Soraya langsung memeluk ibunya sedangkan Langit dan Alaska berlari menyusul Antariksa untuk mencari adik mereka.

********

Disinilah Antariksa sekarang dikantornya tepatnya diruangannya, setelah mencari adiknya tadi ia memutuskan kembali kekantor ia juga telah menghubungi Darman agen dari MH group untuk melacak adiknya. Antariksa ditemani Istrinya Soraya Nadira yang terus menenangkannya. Setelah kepanikan yang terjadi tadi Soraya menitipkan Varo kepada Vani dan langsung menyusul Suaminya.

"Yang sabar ya, kita pasti bisa ketemu Alena kok" bujuk Soya , Antariksa menganggukkan kepalanya lalu menyandarkan ke bahu Soya.

~~

Sebulan telah berlalu tidak ada yang berubah dikeluarga Mahendra mereka masih saja tetap mencari Alena, Langit sibuk dengan Kuliah sambil mencari Alena. Sedangkan Alaska harus berangkat pendidikan ke akademi militer walau dengan hati yang berat. Antariksa juga masih tidak menyerah bahkan ia turun tangan mencari adiknya itu. Vania juga mencarinya melalui sosial media berharap menemukannya di sana.

Antariksa sedang membaca beberapa berkas yang dibawa sekertarisnya, Pria itu semakin hari semakin dingin. Sedang sibuk dengan berkasnya ponselnya berdering, karena terlalu malas mengangkatnya jadi ia mengabaikannya hingga ponsel itu berdering untuk kedua kalinya dengan kesal ia mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelfon.

"Halo Ada Apa?"

""Assalamualaikum bang" ucapnya dari seberang. Antariksa seperti tidak asing dengan nomor suara ini, melihat nama orang yang menelfonnya mata Antariksa melotot. Astaga apa ini nyata? Itu Adiknya yang menelfon melalui Whatsapp.

"Waalaikumsalam ALENA!!! Kamu dimana astaga! Kamu gimana sehat kan? Kamu tinggal dimana? Masih ada uang kan? Kirim nomor rekening kamu cepat biar Abang transfer, kamu nih bikin khawatir tau gak. Pulang yah" Antariksa berdiri dari duduknya dan menyerbu Alena dengan pertanyaannya dengan nada ngegas.

Diseberang Alena terkekeh apakah yang ia telfon ini benar-benar kakaknya sepertinya ia salah orang biasanya kakaknya ini akan seperti es tapi kenapa tiba-tiba menjadi cerewet.

" Satu-satu dong bang. Aku sehat kok, aku punya tempat tinggal Alhamdulillah, aku juga masih punya uang. Abang gak usah khawatir aku bisa jaga diri kok.

"Gimana gak khawatir Alena kamu itu adik Abang yang paling susah interaksi sama orang. Tadi apa kamu bilang masih punya uang? Seingat Abang sebelum keluar dari rumah saldo kamu gak banyak, pas abang mau transfer ATM kamu udah diblokir"

"Aku beneran masih punya duit kok, ohya bang bilang ke Mama ngak usah khawatir ya, ke papa sama Kakek juga. Aku bakal pulang kok tenang aja, kalian tungguin aku aja ya. Yaudah aku ada urusan setiap bulan sekali aku bakalan hubungin Abang kok tenang aja. Bye assalamualaikum"

""Waalaikumsalam Lena aba... Tut Tut" belum selesai Antariksa berucap telfon sudah dimatikan sepihak. Untung Alena adalah adiknya jika tidak sudah dia patahkan lehernya.

Seandainya adiknya itu tidak bisa hacking sudah pasti ia telah menemukannya. Ponsel dan laptop Alena sangat sulit dideteksi. Tapi tak apa setidaknya adik bungsunya itu menghubunginya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!