NovelToon NovelToon

Legenda Li Yuan

Prolog

Dunia para Dewa memiliki peradaban yang lebih baik daripada alam manusia, namun memiliki struktur kehidupan yang tidak jauh berbeda dengan alam manusia pada umumnya.

Kegiatan yang paling mencolok terletak pada kehidupan dunia kultivator, perbedaan jenis sumberdaya membuat jurang pemisah yang sangat dalam.

Masyarakat yang kaya akan mudah mendapatkan akses sumberdaya kultivasi sementara masyarakat miskin mengandalkan keberuntungan seperti saat berburu atau menambang hasil bumi.

Tidak hanya di dunia manusia, di alam Dewa pun mengedepankan kekuatan untuk menjadi yang terdepan, dimana yang lemah akan ditindas dan menjadi pelayan serta yang kuat akan menjadi penguasa.

Selain itu emas dan perak, di dunia Dewa alat tukar yang digunakan juga berbeda dengan di dunia manusia, Batu Spiritual atau Batu Energi menjadi alat barter yang sah. Kualitas Batu Spiritual terbagi menjadi tiga yaitu, rendah, menengah dan atas.

Setiap satu biji Batu Spiritual Kelas Atas setara dengan sepuluh biji Batu Spiritual Tingkat Menengah, sedangkan satu Biji Spiritual Menengah bernilai seratus biji Batu Spiritual Tingkat Rendah.

Batu Spiritual kelas atas selain bernilai sebagai alat tukar biasa digunakan untuk membantu proses kultivasi serta dapat digunakan sebagai bahan dasar energi kapal udara dan formasi teleportasi.

Di Dunia Dewa, penggunaan Batu Spiritual kelas atas hanya digunakan oleh keluarga bangsawan serta penguasa, untuk praktisi bela diri ada juga pendekar tingkat tinggi seperti pemimpin sekte atau para tetua yang terbiasa menggunakannya.

****

Keluarga Li

Li Yuan lahir dan dibesarkan oleh seorang ayah yang bernama Li Dan serta seorang ibu yang bernama Xu Zuhui. Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, Li Yuan memiliki seorang adik perempuan yang bernama Li Peiyu.

Mereka kakak beradik tidak kekurangan perhatian dari kedua orang tuanya, mereka dibesarkan penuh perhatian serta diajarkan bertanggungjawab sejak kecil.

Di Desa Bambu Kuning, keluarga Li Dan tinggal bersama dengan anggota keluarga Li lainnya di kawasan Gunung Guntur.

Memasuki usia genap 16 tahun, kemampuan Li Yuan semakin menonjol baik di bidang bela diri maupun potensi akademik diantara para pemuda lainnya di Klan Li Desa Bambu.

Bakat bela dirinya mulai terlihat sejak ia berhasil memasuki dunia kultivasi, setahun yang lalu Li Yuan berhasil menjadi seorang Kultivator Pemurnian Qi tingkat pertama secara alami organ internal tubuhnya mampu menyerap energi alam melalui Meridian yang dikumpulkan dalam Dantian tubuhnya.

Sebenarnya di Kota besar seperti Kota Huanxie anak-anak sudah memasuki dunia kultivasi pada usia 8 tahun, namun ayah Li Yuan yang merupakan pendekar tahap menengah dari keluarga Li tidak terburu-buru mengajarkan anaknya untuk berkultivasi.

Li Dan melatih kekuatan fisik Li Yuan terlebih dahulu, pembentukan tubuh yang optimal akan menguatkan tulang dan otot secara alami, hingga pembukaan jalur Meridian agar sirkulasi jalannya Qi berjalan dengan baik tanpa hambatan.

Li Dan sering melihat dan memperhatikan hal mendasar seperti ini sering dilewati oleh para orang tua demi mengejar status sosial dengan menyandang gelar Kultivator.

Dengan bantuan Pil dan ramuan khusus, potensi seseorang dibangkitkan dalam waktu yang singkat.

Namun Li Dan melihat efek jangka panjang, karena seorang kultivator bertarung diantara hidup dan mati, mereka tidak memamerkan bakat di sebuah panggung pertunjukan!.

Pemikiran Li Dan mendapatkan dukungan dari istrinya, Xu Zuhui. Istrinya berpendapat dari sisi akademis bahwa seorang anak akan mampu belajar dan menghafal sejak usia dini.

Jika sudah diarahkan menjadi kultivator ia khawatir antara otak dengan otot tidak sinkron, maklum saja pemikiran seperti ini sudah lumrah di Keluarga Xu.

Mereka adalah keluarga keturunan Sarjana, ahli dalam ilmu Administrasi serta Pemerintahan yang berhubungan dengan Tata Negara.

Namun tanpa orang tua Li Yuan sadari, kemampuan anaknya melebihi harapan mereka. Li Yuan yang terbiasa dengan pola seperti itu, tumbuh menjadi remaja yang multi talenta.

Dari tahun ke tahun pencapaian Li Dan semakin berkembang. Tanpa ia sadari, sebuah Organisasi Kejahatan tengah mengincarnya. Ancaman pembunuhan yang terorganisir dilakukan oleh salah satu anggota Klan Liu. Sebagai saingan, kedua Klan sering berselisih paham.

Klan Liu menghalalkan segala cara untuk menghabisi saingannya. Beberapa kali mereka mengirimkan kelompok pembunuh namun gagal.

Li Dan sebagai pendekar kelas menengah tidak dapat disepelekan, hingga kelompok Organisasi Gagak Darah akan membunuh anggota keluarganya terlebih dahulu.

Li Dan merasakan kehadiran Organisasi Gagak Darah hanya sebagai kelompok perampok. Dirinya belum mengetahui dalang dibalik Organisasi tersebut.

Dalam beberapa waktu lalu, Kota Huanxie dihebohkan dengan ditemukannya barang tambang berupa Batu Spiritual kelas menengah di Gunung Guntur,.

Hal tersebut sempat menjadi rebutan beberapa Kepala Keluarga di Desa Bambu Kuning hingga akhirnya di ambil alih oleh penguasa Kota Huanxie.

Li Dan sebagai pihak yang menemukan lokasi tersebut, tentu merasa dirugikan dalam peristiwa ini, sebagai orang yang luwes, Li Dan berhasil melakukan negosiasi sehingga Klan Li di Desa Bambu Kuning bisa mendapatkan prosentase 20 persen.

Keberhasilannya itu membuat Klan Liu sangat marah, prestasi tentu saja akan menghasilkan pundi-pundi untuk Klan.

"Kurang ajar!

Ucap seorang lelaki paruh baya, wajahnya memerah menahan marah.

"Segera bunuh Li Dan beserta keluarganya!" ucap lelaki paruh baya tersebut.

"Baik Patriark" ucap pria paruh baya lainnya.

Lelaki yang dipanggil Patriark tersebut adalah pemimpin Klan Liu saat ini, yaitu Liu Fei.

Selain sebagai Patriark ia juga merupakan pemimpin sesungguhnya Organisasi Gagak Darah. Sebuah Organisasi kriminal yang terbiasa merampok dan menculik para bangsawan.

Seorang lelaki dengan tingkat kultivasi Alam Raja segera bertindak mengumpulkan anak buahnya. Dia adalah Mo Cau, penatua dari Organisasi Gagak Darah.

Keahlian utama Mo Cau adalah teknik Jiwa, dengan kemampuannya ia bisa membunuh pendekar yang berada di alam Langit sekalipun. Keahliannya dalam mengontrol tubuh lawannya menjadikan ia sosok yang sangat menakutkan di Organisasi Gagak Darah.

Sementara di internal Klan Li sendiri, Patriark Li Cuan merasa sangat tertarik. Keuntungan yang diterima oleh Klan Li sangat besar. Melalui wewenangnya ia membuat pengaturan untuk mengambil alih kebijakan Klan Li Cabang.

Untuk memuluskan rencananya, ia menarik Li Dan untuk tinggal di Klan Utama dengan alasan mendapatkan promosi atas keberhasilannya membawa Klan Li Desa Bambu Kuning menjadi lebih sejahtera.

Awalnya Li Dan menolak tawaran tersebut, ia sudah nyaman tinggal di Desa Bambu Kuning membesarkan kedua anaknya.

Istrinya Xu Zuhui tidak mau menimbulkan konflik, meskipun ia tahu maksud Patriark Li Cuan untuk memonopoli sumberdaya Batu Energi namun ia pura-pura tidak mengetahuinya. Akhirnya keputusan untuk pindah ke Klan Li pusat, tidak bisa ia hindari.

"Semoga apa yang ku putuskan kali ini tidak salah" Gumam Li Dan dalam hati.

Klan Li Kota Huanxie

Setelah semuanya siap, Li Dan beserta keluarganya pamit kepada anggota Klan Li lainnya, ada suasana haru saat melepas Li Dan pergi.

Li Yuan dan Li Tong dua sahabat yang masih memiliki hubungan darah tengah berpelukan, perpisahan Ini tidak pernah terduga sebelumnya. "Li Tong, kapan-kapan berkunjung lah ke tempat baruku di Kota Huanxie". Ucap Li Yuan sambil menepuk bahu kawannya itu. " Tentu saja, aku pasti akan berkunjung ke sana. Kamu juga, jangan lupakan Gunung Guntur, tempat latihan kita" Balas Li Tong pelan. Lalu keduanya berpisah, Li Yuan beserta keluarganya menaiki sebuah kereta kuda yang cukup mewah.

Bagi Li Yuan, ini adalah pertama kalinya ia ke Kota, ada kekaguman semenjak ia memasuki Gerbang Kota. Suasana yang ramai dengan aneka aktivitas sangat kontras dengan Desa Bambu Kuning yang hening dan damai.

"Apakah kau senang dengan pemandangan Kota Huanxie?" tanya Li Dan yang melihat putranya tampak serius memandangi obyek yang terdapat di sepanjang jalan. "Sangat berbeda dengan Desa kita, tentu saja di sini lebih ramai dengan penduduk yang sedang beraktivitas" Jawab Li Yuan dengan antusias.

Di sebelahnya, tampak ibunya hanya mengangguk ringan. "Semoga kamu dan adikmu betah hidup di Kota" Ucap Li Dan sambil menghela nafas ringan.

Di Kota Huanxie, ia akan mengelola sebuah Toko Herbal Klan Li. Meskipun tidak besar, setidaknya bisa menghidupi keluarga kecilnya.

Li Dan sendiri merupakan cucu dari Patriark Klan Li yang sebelumnya, ayahnya sudah meninggal karena sakit saat ia baru menikah dengan Xu Zuhui. Kini mereka kembali ke keluarga utama Klan Li, rencananya ia akan tinggal di kediaman Li Dan yang lama, tempat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan.

Namun semenjak ayahnya meninggal ia memutuskan membawa istrinya untuk tinggal di Desa Bambu Kuning. Ada cerita pilu dibalik meninggalnya ayah Li Dan yang diduga sudah direncanakan oleh Li Cuan yang merupakan adik kandungnya demi mengincar kursi Patriark Keluarga Li. Namun karena tidak ada bukti kuat, Li Dan hanya menyimpannya sebagai luka masa lalu.

Sehari sebelum kedatangannya, kabar kembalinya Li Dan beserta keluarganya telah ramai jadi perbincangan di Klan Li. Namun mereka yang pernah bersimpati, merasa senang bisa melihat Li Dan kembali. Sementara beberapa anggota keluarga lainnya merasa risih dengan Li Dan, ada kekhawatiran dengan bakat Li Dan jika ia berada di keluarga utama.

Setelah beberapa saat menempuh perjalanan, Li Yuan beserta keluarganya tiba di rumah kediamannya yang tampak lebih besar dari rumah sebelumnya, terdapat empat buah kamar tidur serta ada ruang belajar dengan buku-buku peninggalan kakeknya.

Rumah tersebut tetap bersih dan rapi karena selalu dirawat oleh seorang pelayan keluarga Li yang dulu biasa mengurus keluarga Li Dan. Ada bangunan khusus untuk pelayan yang berada tepat di samping kiri bangunan utama. Saat ini seorang lelaki tua dengan janggut putih tengah berdiri menyambut kedatangan Li Dan,

"Selamat datang kembali tuan Li Dan beserta Nyonya" Ucap seseorang dengan menggunakan baju pelayan, wajahnya mulai menua dengan beberapa kerutan di wajahnya. "Paman Hang, apa kabarmu? Sudah lama sekali, aku tidak menyangka kau masih berkenan merawat rumah ini" Ucap Li Dan penuh haru melihat Li Hang yang sedang menyambutnya.

"Oh ya, perkenalkan ini adalah anak-anakku, Li Yuan dan Li Peiyu" sambung Li Dan sambil menunjukkan ke arah kedua anaknya. "Salam paman" Ucap Li Yuan dan adiknya bersamaan. "Selamat datang juga buat nona dan tuan muda" Balas Li Hang dengan sopan. "Ah, sudahlah jangan terlalu formal. Aku tidak lagi seperti dulu, serta perlakukan kami seperti biasa saja. Kita adalah keluarga." Ucap Li Dan dengan sopan.

Kemudian mereka memasuki rumah tersebut dan menempati kamar masing-masing. Li Yuan memilih untuk menempati kamar paling belakang, karena biar lebih mudah baginya untuk pergi ke halaman belakang yang memiliki pemandangan Gunung Guntur, tempat ia bermain dan berburu sejak kecil. Jarak Kota Huanxie dengan Desa Bambu Kuning tidak jauh, hanya sekitar 30 Kilo Meter. Cukup dekat dan tidak memakan waktu lama, hal ini membuat Li Yuan tetap bersemangat jika suatu waktu dia rindu dengan teman-temannya terutama Li Tong sahabat karibnya.

Li Yuan merebahkan dirinya ke kasur di dalam kamarnya, memandang kamarnya yang lebih luas membuatnya lebih nyaman beristirahat, tanpa ia sadari dirinya segera terlelap dalam sekejap.

Sementara di ruang keluarga, Li Dan beserta istrinya tengah berbincang-bincang dengan paman Li Hang, mereka cukup serius membahas tentang rencana pembukaan Toko Herbal yang akan dibuka tidak jauh dari kediamannya. "Paman, bagaimana menurutmu tentang lokasinya?" Tanya Xu Zuhui. "Sangat disayangkan, tampaknya lokasi yang diberikan oleh Patriark tidak strategis, bahkan bisa dikatakan bukan wilayah pemukiman padat penduduk" Ucap Paman Li Hang dengan wajah tidak yakin.

"Hmm.. Besok pagi kami ingin melihat lokasinya paman, mungkin perlu pengaturan dan strategi yang baik. Jika sudah dikenal, tentu Toko Herbal kita akan banyak dicari oleh orang" Ucap Li Dan dengan semangat. Wataknya yang selalu optimis dan tidak kenal menyerah membuat paman Li Hang tersenyum bahagia.

Sebagai orang yang sudah mengikuti keluarga Li Dan sejak lama, tentu ia sudah sangat mengenal watak keluarga Li Dan semenjak ia kecil, ayahnya yang bernama Li Chen juga memiliki watak yang sama.

"Sayang sekali tuan Li Chen tidak berumur panjang, jika ia ada tentu Klan Li akan berkembang sangat pesat" Batin Li Hang dalam hati, ia sedikit menahan sedih mengingat kejadian masa lalu. Namun ia tidak memiliki bukti kuat untuk menuduh seseorang atas kematian Tuan Li Chen.

Di Kota Huanxie, Klan Li memang yang terbesar. Klan Li memiliki anggota keluarga yang sangat banyak sebagai keluarga yang sudah mengakar, pendiri Klan Li merupakan seorang Jenderal Besar Istana Langit, atas jasanya ia dianugerahi tanah dan gelar oleh Kaisar Langit saat itu.

Meskipun Klan terbesar, Klan Li cukup lemah dalam bidang bela diri. Tokoh-tokoh muda ahli bela diri kini diisi oleh Klan Liu yang mulai mendominasi kekuasaan di beberapa wilayah yang tersebar di Kekaisaran. Boleh dikatakan saat ini, Klan Li dan Klan Liu memiliki persaingan yang sangat ketat di berbagai lini.

Terutama bisnis Herbal yang kini mulai meredup, sejak anggota Klan Liu merambah bisnis Herbal dan bekerjasama dengan Asosiasi Alkimia, mereka menjual Pil dan ramuan khusus untuk meningkatkan kemampuan kultivasi yang sangat digemari oleh para kultivator.

Oleh sebab itu, kasus diambil alihnya bisnis tambang Batu Energi di Desa Bambu Kuning oleh Patriark Li Cuan adalah demi mengisi pundi-pundi kas Klan yang semakin defisit akibat persaingan dengan Klan Liu. Bisnis herbal yang sudah ditinggalkan kini diserahkan kepada Li Dan, hal ini seperti menghidupkan orang mati!.

"Baiklah, besok pagi-pagi sekali aku akan menyiapkan tempat" Suara Li Hang terdengar penuh hormat sambil pamit meninggalkan ruangan.

Sementara Xu Zuhui melanjutkan kegiatan dengan mengatur beberapa tanaman bunga di halaman depan, sebagai wanita ia sangat menggemari bunga. Hal ini sudah biasa ia lakukan semenjak tinggal di Desa Bambu Kuning untuk mengisi waktu luangnya. Sementara Li Dan bergegas menuju ruang baca dan menyiapkan papan nama untuk Toko Herbal nya, ia menulis dua kata dengan rapi, "Sumber Kehidupan".

****

Di sebuah ruangan, tampak beberapa orang tengah berdiskusi.

"Patriark, apakah keputusan menarik Li Dan kembali ke keluarga inti tidak akan menjadi masalah?" Tanya seorang pria tua yang bernama Li Chang. "Aku mengerti dengan kekhawatiran kalian, justru di sini aku akan lebih mudah mengawasi perkembangan dirinya" Jawab Patriark Li Cuan dengan santai dan sedikit cuek.

Dengan statusnya sebagai Patriark tentu ia akan lebih mudah untuk mengintervensi kehidupan Li Dan. Beberapa orang yang hadir ikut membenarkan ucapan Patriark Li, berpikir bahwa Li Dan bukan lagi ancaman yang dikhawatirkan. Malah Li Dan adalah orang bodoh yang sudah memberikan kontribusi besar, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa saat hasil kerja kerasnya diambil alih oleh Klan.

Pusat Energi Yang Aneh

Keesokan pagi

"Tok! Tok! Tok!

Pada saat ini, tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Ibunya Li Yuan melangkah masuk sambil tersenyum, ada rasa bahagia yang ia rasakan melihat putranya tengah beristirahat dengan nyaman.

Di Desa Bambu Kuning, mereka hidup dalam kesederhanaan, jauh dari fasilitas kemewahan hidup perkotaan.

Melihat wajah Li Yuan, ia mengelusnya dengan penuh kasih sayang, "Anak ibu sudah tumbuh menjadi remaja yang rupawan, kelak kamu harus bisa seperti ayahmu nak" Ucapnya pelan.

Li Yuan segera tersadar dari tidurnya lalu bangkit dan segera duduk di samping ibunya. "Bu, ada apa sepagi ini sudah rapi?" Tanya Li Yuan sopan. "Aku dan ayahmu akan melihat Toko Herbal yang akan segera dibuka, kami akan mengatur beberapa persiapan. Hari ini kami mungkin pulang akan terlambat, untuk sarapan sudah ibu siapkan untuk kamu dan adikmu. Untuk makan siang nanti akan disiapkan oleh seorang pelayan" Ungkap ibunya penuh kasih. "Baik bu, aku dan adik akan di rumah. Ibu dan ayah agar berhati-hati ya" Kata Li Yuan sambil berdiri dan berjalan keluar menemani ibunya.

Di halaman depan, ayahnya sudah bersiap dengan barang-barang yang akan dibawa. Li Yuan melihat kesibukan baru kedua orang tuanya, "Ayah, apa ada yang bisa kubantu?" Tanya Li Yuan sebelum ayahnya berangkat, "Nanti siang kamu ajak adikmu untuk melihat-lihat" Jawab Li Dan sambil bergegas beranjak pergi.

Li Yuan hanya merapatkan bibir, melihat kedua orang tuanya pergi. Dalam hatinya ia ingin menjadi anak berbakti untuk meringankan beban kedua orang tuanya. Li Yuan kembali masuk ke dalam rumah untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Hari masih pagi, sinar mentari belum merata menyinari tempat tinggalnya.

Li Yuan berjalan menuju sebuah gazebo di halaman belakang, pandangannya jatuh pada pemandangan Gunung Guntur yang tengah berdiri perkasa menantang langit. Sejenak ia terlarut dalam ingatannya di masa lalu. Ketika masih tinggal di Desa Bambu Kuning, tanpa banyak orang yang tahu, Li Yuan dan Li Tong sering kali keluar masuk Gunung Guntur dan menjadikannya sebagai tempat mengasah keterampilan.

Mereka berdua bergantian saling menjaga, saat-saat tertentu mereka melakukan kultivasi menyerap energi alam Gunung Guntur. Basis kultivasi Li Tong sudah berada pada ranah Pemurnian Qi Tingkat Lima, bakatnya sangat luar biasa. Tanpa bantuan Pil dan ramuan herbal Li Tong mampu berkultivasi dengan baik.

Sementara Li Yuan, bukannya tidak berbakat, setiap ia melakukan kultivasi menyerap energi spiritual, ia hanya merasakan bahwa dalam tubuhnya terdapat lubang yang sangat dalam, menyerap energi alam tidak pernah cukup.

Baru ketika ia memasuki usia ke 15 tahun ia mulai berhasil memasuki tahap Pemurnian Qi Tingkat pertama. Sejak umur 6 tahun, ia mulai dikenalkan ayahnya untuk berburu hewan buruan, ia mulai terbiasa keluar masuk Gunung Guntur bersama ayahnya serta beberapa anggota Klan Li lainnya.

Dalam kurun waktu 10 tahun kecakapannya dalam berburu hewan buas cukup bisa diandalkan di keluarga Li. Bersama Li Tong sahabat kecilnya, Li Yuan kerap mendapatkan julukan sebagai dua serangkai. Hal ini dikarenakan kerjasama mereka dalam berburu sangat baik, kombinasi keduanya selalu berhasil menjebak hewan-hewan buruan.

Li Yuan teringat saat ia dan Li Tong mendapatkan hasil buruan berupa hewan buruan tingkat satu, yaitu kambing bertanduk perak yang memiliki inti beast. Dari hasil berburu tersebut Li Yuan sedikit tertegun melihat hasil buruannya, dalam kepalanya ia berpikir keras, "Selama bertahun-tahun baru kali ini ada hewan beast yang mendekati pemukiman penduduk. Apakah telah terjadi sesuatu di puncak Gunung Guntur" Gumamnya pada saat itu, selain sebagai pemburu yang handal Li Yuan juga mewarisi kecerdasan intelektual dari ibunya, sejak kecil ketika malam hari ibunya dengan telaten mengajarkan cara menulis dan membaca.

Ibunya sangat ketat dalam mendidik Li Yuan, tidak heran jika saat istirahat atau sedang menunggu mangsa, Li Yuan kerap menghafal beberapa bab tentang sejarah maupun pengetahuan umum lainnya. Mulanya ia takut dihukum oleh ibunya, tetapi seiring berjalannya waktu Li Yuan merasakan candu terhadap belajar.

"Kakak!"

Teriak Li Peiyu dari dalam rumah membuat Li Yuan tersentak dari lamunannya. Ia bergegas masuk ke dalam, melihat adiknya yang sudah rapi. "Ada apa?" Tanya Li Yuan. "Aku kira kakak ikut pergi juga bersama ayah dan ibu, aku khawatir jika sendiri" Jawab Li Peiyu yang usianya terpaut 3 tahun lebih muda dari Li Yuan.

"Ah, kukira ada apa?" Ucap Li Yuan tenang setelah melihat adiknya yang manja itu baik-baik saja. "Kak, di tempat baru ini apakah kita akan memiliki teman? Sangat membosankan jika di rumah terus" Perkataan Li Peiyu membuat Li Yuan sedikit tertegun, mengingat adiknya adalah seorang yang mudah bergaul.

"Hmm.. Kurasa di Kota akan lebih banyak teman, ditambah beberapa kerabat Klan Li juga berada tidak jauh dari tempat tinggal kita" Ucap Li Yuan santai. Li Yuan sendiri tidak terlalu memikirkan hal itu, sifatnya agak tertutup untuk bergaul bertolak belakang dengan sifat adiknya.

Semenjak Li Yuan kecil hingga dia tumbuh remaja, ia hanya memiliki Li Tong sebagai sahabat karibnya. Dengan yang lainnya ia hanya berteman sekedar menyapa, sesekali bertemu pada saat acara keluarga atau ketika latihan bersama. Di Desa Bambu Kuning ayahnya memiliki peran yang penting, meskipun ia bukan kepala keluarga namun banyak orang yang menghormati pemikiran serta sikapnya yang bijaksana.

Sementara itu, di sebuah Toko yang baru saja dibuka, tampak sepasang suami-istri tengah sibuk merapikan rak penyimpanan sambil menata barang-barang. Diantara mereka terdapat seorang pelayan yang ikut membantunya, "Tuan, untuk ketersediaan bahan baku apakah kita akan menghubungi pihak penyedia yang lama atau kita akan membuka kerjasama dengan orang lain?" Tanya pelayan itu sambil meletakkan sebuah kotak penyimpanan herbal.

"Untuk menekan biaya, menurutku sebaiknya kita mencari penyedia baru. Sebelum aku ke sini, aku telah membicarakan tentang kesepakatan penyediaan bahan baku herbal dari Li Ching yang tinggal di Desa Bambu Kuning. Kebetulan anak laki-lakinya juga teman bermain Li Yuan, jadi mereka sesekali bisa bertemu saat pengiriman barang" Ucap Li Dan dengan tenang.

Memang sebelum menuju Kota Huanxie ia sudah menjalin komunikasi dengan Li Ching, ayah Li Tong. Mereka berdua juga bisa dikatakan cukup dekat, mengingat hampir 17 tahun tinggal di Desa Bambu Kuning keduanya sudah sering membantu.

Waktu sudah menunjukkan tengah hari, Li Yuan dan Li Peiyu tiba di bangunan Toko dimana ayah dan ibunya akan membuka usaha.

Setelah makan siang, keduanya ditemani oleh pelayan keluarga yang bernama bibi Xia. Xia Rou merupakan wanita paruh baya yang biasa membantu urusan rumah tangga keluarga Li. Sama dengan Li Hang, bibi Xia merupakan pelayan setia yang pernah tinggal di keluarga Li dan mengurus keperluan rumah tangga.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!