Aku turut menyesal.
Ketiga kata itu seolah terdengar di seluruh ruangan,meskipun orang yang mengucapkannya pelan pelan mengucapkan kata tersebut.
Aku turut menyesal.
Ada nada rasa bersalah dalam suara dokter,rasa iba yang membuat emosi menjalar di seluruh tubuh Vincent saat ia berbaring di ranjang rumah sakit,terdiam, dan melihat dokter menundukkan kepalanya,lalu pergi meninggalkan Vincent dengan kondisi tubuhnya yang sakit,masa depannya hancur.Impian impiannya yang rusak.
Ia tidak perlu melihat hasil medis untuk mengetahui penyakit apa yang ia derita-secara harfiah kondisi pada jantungnya.Ia adalah laki laki yang seketika hancur dengan hasil medis konyol dan tidak bisa ia sangkal.
Di luar, hujan salju tipis mulai menjatuhi Swiss, menutupi seluruh jalanan kota dalam hawa dingin yang menusuk tulang.Tuan muda Vincent Anderson mengarahkan pandangannya ke jendela.Tangannya mengepal dengan putus asa di dadanya saat sakit melanda tubuhnya.
Ia telah menolak serangkaian perawatan medis untuk mengobati penyakit jantung yang di deritanya,ia ingin tahu permasalahan apa yang akan ia hadapi kedepannya dengan penyakitnya itu.
Sekarang ia tahu bahwa tidak ada satupun pengobatan yang ampuh untuk mengembalikan kesehatan tubuhnya maupun karir bisnisnya yang hancur,di usianya yang ke 32,ia telah berakhir.
Suara ketukan pintu seketika membuyarkan lamunan Vincent ketika ia melihat teman baiknya Joe Sullivan masuk ke dalam kamar perawatannya.
"Bagaimana bisa kau tahu aku ada disini?" Ujar Vincent
"Aku diberitahu oleh dokter bahwa penyakit jantung mu kambuh lagi." Jawab Joe
"Seperti yang kau tahu sekarang bahwa tidak ada harapan lagi untukku bisa hidup di dunia ini,aku telah berakhir." Ujar Vincent dengan senyum getir nya,rasa sakitnya semakin bertambah dan membuatnya semakin membenci dirinya sendiri.
"Aku tidak akan bisa hidup lebih lama lagi di dunia ini,aku akan mati." Ucap Vincent pasrah
Joe sama sekali tidak menanggapi perkataan Vincent dan Vincent sangat menghargainya karena temannya itu mau mendengarkan keluhannya.
Rasa penyesalan dokter tidak akan membantu mengembalikan kondisi jantungnya atau masa depannya sebagai pewaris The Anderson Group.Sekarang berapa lama waktu yang ia miliki sebelum penyakitnya ini menghancurkan dirinya.
"Bagaimana dengan Sylvia?" Joe bertanya setelah Vincent terdiam dengan cukup lama.
Sylvia.Satu nama itu membawa kenyataan yang sangat menyakitinya,apa mungkin sylvia masih mau untuk menikah dengannya sekarang? Kepahitan dan kemarahan mencambuk diri Vincent,dan ia merasa terkejut dengan nada bicaranya yang acuh tak acuh saat menjawab pertanyaan dari teman nya itu.
"Memangnya ada apa dengan sylvia?" Tanya Vincent dengan cueknya
"Vincent,dia ingin masuk ke dalam dan bertemu denganmu."
"Dengan kondisiku yang seperti ini?itu tidak mungkin!" Ucap Vincent sarkastik
"Sylvia sangat mencemaskan mu" ucap Joe
Vincent mengangkat satu tangannya dan mengisyaratkan kepada Joe untuk tetap diam.Sylvia punya perasaan untuknya tapi segera perasaan itu akan seketika sirna begitu ia tahu penyakit apa yang di derita oleh kekasihnya.
Vincent memalingkan wajahnya ke jendela dan memandang dengan tatapan kosong ke luar jendela.Ia menutup matanya dan membayangkan sosok sylvia dengan rambut panjang nya yang indah, pribadinya yang manis dan percaya diri dan wajahnya yang sangat cantik.
Sylvia telah membuatnya terpana dengan kecantikannya itu,ia merasa ada sesuatu yang menarik di dalam dirinya, seperti peti harta Karun yang siap diisi oleh emas dan permata.
Sylvia adalah seorang model berbakat dan ia telah menjadi kekasihnya selama tiga bulan.
Vincent membuka matanya dan dengan terpaksa ia harus mengakhiri hubungannya dengan sylvia.
Aku turut menyesal.
Ketiga kata itu seolah terdengar di seluruh ruangan,meskipun orang yang mengucapkannya pelan pelan mengucapkan kata tersebut.
Aku turut menyesal.
Ada nada rasa bersalah dalam suara dokter,rasa iba yang membuat emosi menjalar di seluruh tubuh Vincent saat ia berbaring di ranjang rumah sakit,terdiam, dan melihat dokter menundukkan kepalanya,lalu pergi meninggalkan Vincent dengan kondisi tubuhnya yang sakit,masa depannya hancur.Impian impiannya yang rusak.
Ia tidak perlu melihat hasil medis untuk mengetahui penyakit apa yang ia derita-secara harfiah kondisi pada jantungnya.Ia adalah laki laki yang seketika hancur dengan hasil medis konyol dan tidak bisa ia sangkal.
Di luar, hujan salju tipis mulai menjatuhi Swiss, menutupi seluruh jalanan kota dalam hawa dingin yang menusuk tulang.Tuan muda Vincent Anderson mengarahkan pandangannya ke jendela.Tangannya mengepal dengan putus asa di dadanya saat sakit melanda tubuhnya.
Ia telah menolak serangkaian perawatan medis untuk mengobati penyakit jantung yang di deritanya,ia ingin tahu permasalahan apa yang akan ia hadapi kedepannya dengan penyakitnya itu.
Sekarang ia tahu bahwa tidak ada satupun pengobatan yang ampuh untuk mengembalikan kesehatan tubuhnya maupun karir bisnisnya yang hancur,di usianya yang ke 32,ia telah berakhir.
Suara ketukan pintu seketika membuyarkan lamunan Vincent ketika ia melihat teman baiknya Joe Sullivan masuk ke dalam kamar perawatannya.
"Bagaimana bisa kau tahu aku ada disini?" Ujar Vincent
"Aku diberitahu oleh dokter bahwa penyakit jantung mu kambuh lagi." Jawab Joe
"Seperti yang kau tahu sekarang bahwa tidak ada harapan lagi untukku bisa hidup di dunia ini,aku telah berakhir." Ujar Vincent dengan senyum getir nya,rasa sakitnya semakin bertambah dan membuatnya semakin membenci dirinya sendiri.
"Aku tidak akan bisa hidup lebih lama lagi di dunia ini,aku akan mati." Ucap Vincent pasrah
Joe sama sekali tidak menanggapi perkataan Vincent dan Vincent sangat menghargainya karena temannya itu mau mendengarkan keluhannya.
Rasa penyesalan dokter tidak akan membantu mengembalikan kondisi jantungnya atau masa depannya sebagai pewaris The Anderson Group.Sekarang berapa lama waktu yang ia miliki sebelum penyakitnya ini menghancurkan dirinya.
"Bagaimana dengan Sylvia?" Joe bertanya setelah Vincent terdiam dengan cukup lama.
Sylvia.Satu nama itu membawa kenyataan yang sangat menyakitinya,apa mungkin sylvia masih mau untuk menikah dengannya sekarang? Kepahitan dan kemarahan mencambuk diri Vincent,dan ia merasa terkejut dengan nada bicaranya yang acuh tak acuh saat menjawab pertanyaan dari teman nya itu.
"Memangnya ada apa dengan sylvia?" Tanya Vincent dengan cueknya
"Vincent,dia ingin masuk ke dalam dan bertemu denganmu."
"Dengan kondisiku yang seperti ini?itu tidak mungkin!" Ucap Vincent sarkastik
"Sylvia sangat mencemaskan mu" ucap Joe
Vincent mengangkat satu tangannya dan mengisyaratkan kepada Joe untuk tetap diam.Sylvia punya perasaan untuknya tapi segera perasaan itu akan seketika sirna begitu ia tahu penyakit apa yang di derita oleh kekasihnya.
Vincent memalingkan wajahnya ke jendela dan memandang dengan tatapan kosong ke luar jendela.Ia menutup matanya dan membayangkan sosok sylvia dengan rambut panjang nya yang indah, pribadinya yang manis dan percaya diri dan wajahnya yang sangat cantik.
Sylvia telah membuatnya terpana dengan kecantikannya itu,ia merasa ada sesuatu yang menarik di dalam dirinya, seperti peti harta Karun yang siap diisi oleh emas dan permata.
Sylvia adalah seorang model berbakat dan ia telah menjadi kekasihnya selama tiga bulan.
Vincent membuka matanya dan dengan terpaksa ia harus mengakhiri hubungannya dengan sylvia.
"Sylvia sudah tidak berarti apa-apa bagiku,aku akan mengakhiri hubungan kami sebentar lagi."
"Apa? apakah kau sudah gila, Vincent?apa salah Sylvia dalam hal ini sehingga ia harus mendapatkan apa yang ingin kau lakukan padanya?" Ujar Joe yang tidak habis pikir dengan keputusan yang diambil oleh temannya itu
"Tidak ada apa pun bagiku disini Joe, sylvia layak mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik daripada aku,dan tolong jangan campuri urusan kami." Ucap Vincent yang membuat Joe tidak berani mengungkit nya lagi.
Lima tahun kemudian.
Sylvia Rosewatt mengeluarkan kepalanya untuk melihat sekilas kota London saat pesawat, terbang dari hamparan awan yang seperti kapuk dan birunya lautan yang terlihat di bawah mereka, sebuah hamparan biru yang tak terhitung jumlahnya.
Sambil menghembuskan nafasnya, sylvia kembali menyandarkan tubuhnya di kursi pesawatnya.Ia tidak siap untuk menghadapi London atau lebih tepatnya sang pewaris bisnis terkemuka nomor satu Tuan muda Vincent Anderson.
Vincent... Namanya saja membawa kenangan dan mimpi buruk ke dalam hidupnya, Senyum yang menggoda, tatapan matanya yang tajam dan tubuhnya yang tinggi gagah.
Lalu tanpa disadari datang kenangan manis yang selalu ia simpan di dalam hatinya, saat ia bercinta dengan Vincent di dalam kamar dengan sangat romantis.Bibir Vincent yang mencium bibirnya, tangannya yang mengelus tubuh sylvia, menyentuh dan memainkannya seperti hadiah, ketika tubuh mereka sama sama bersatu dan saat itu sylvia sudah terbuai dalam permainan cinta sang pewaris.
Dengan tidak tahu malu,ia menikmati setiap sentuhan Vincent dan bergembira dalam cinta dan kasih sayang laki laki itu.
Rasa penyesalan kemudian menghampirinya, membuat hatinya mati dan membuang jauh jauh kata cinta dalam hidupnya saat mengetahui bahwa Vincent meninggalkan Swiss dan meninggalkannya tanpa kabar ataupun pesan.
Ia telah menghadapi dunia ini sendiri yang telah menyaksikan ia terpuruk dengan terlalu dalam, telah melihat Vincent membuatnya jatuh cinta dengan mudah dan sekarang tahu Vincent meninggalkannya pergi begitu saja.
Sylvia menepuk wajahnya dengan kedua tangannya dan berusaha menyadarkan dirinya sendiri dari kenangan kenangan pahit yang mengusik ketenangannya.
"Apakah kau baik baik saja sylvia?" Tanya Joe Sullivan yang duduk menemani sylvia pergi ke London
"Aku baik baik saja terima kasih"
Dari semua orang yang dekat dengan sylvia,mungkin Joe lah yang paling memahami penderitaan yang dialami oleh sylvia,dulu ia memang teman Vincent,namun sejak ia tahu kejahatan yang dilakukan oleh Vincent kepada sylvia,Joe pun memilih mengakhiri hubungan pertemanannya dengan Vincent dan berteman dengan sylvia.
"Jika kau tidak siap untuk menemuinya,kita bisa pergi dari sini." Ucap Joe yang tidak tahan dengan penderitaan yang dialami oleh sylvia
"Tidak,itu tidak perlu.Aku harus mengetahui apa alasan dia meninggalkan aku lima tahun yang lalu." Ucap sylvia
Kebenaran, hanya itu yang paling ia butuhkan saat ini sebelum memulai kembali kehidupannya seperti semula.Vincent Anderson telah mencampakkannya dan sekarang ia tidak akan mau diperlakukan seperti itu lagi.
Vincent berdiri dengan tegang di lapangan lepas landas bandara internasional London, jantungnya berdebar begitu kencang,ketika ia mengetahui siapa yang akan datang ke London.
Apa yang akan ia lakukan ketika ia bertemu dengan sylvia? pertanyaan itu terus mengganggu pikiran Vincent dan dengan tegas Vincent membuat benteng pertahanan di dalam dirinya sendiri bahwa ia tidak akan memikirkan sylvia.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!