NovelToon NovelToon

Tusukan Cinta Tukang Sate

Bang Mamat

"Bang, aku sepuluh tusuk nggak pakai lama,"

"Bang, aku lima belas tusuk yang enak ya, Bang! Pasti besok aku mau lagi,"

"Saya juga Bang, dua puluh tusuk. Jangan lupa sambil goyang ya, Bang!"

Terlihat ibu-ibu yang sedang antri membeli sate ayam di tempat biasa Mamat mangkal. Kepulan asap berbau harum itu sangat menggoda setiap indra penciuman siapa saja yang melintas di jalan itu, ditambah lagi ciri khas si penjual sate yang ternyata memiliki wajah yang sangat tampan.

Rahmat alias Mamat, tukang sate yang biasa berjualan di sepanjang komplek perumahan dan kampung-kampung. Pesona Mamat sangat digandrungi bukan hanya para gadis di kampungnya, tapi juga ibu-ibu arisan dan ibu-ibu komplek.

Mereka sangat mengidolakan si tukang sate yang konon katanya mirip dengan artis Bollywood Shahrukh Khan. Tak jarang banyak pelanggan Mamad dari kalangan remaja hingga ibu-ibu yang memiliki banyak anak bahkan banyak cucu.

"Ditunggu yah, Bu. Antri dengan teratur, saya pasti akan membuatku sate paling enak untuk semuanya, tusukan-tusukan sate saya ini pasti akan membuat ibu-ibu ketagihan," seru Mamad sambil tersenyum manis kepada para pelanggannya.

"Cepetan dong Bang Mamat, saya sudah tidak sabar ingin segera merasakan tusukan Bang Mamat, eh maksud saya tusukan sate Bang Mamat," seru salah satu pelanggannya.

Mamat dengan ramah melayani pelanggan satenya, pemuda dengan tampang manis itu adalah anak dari pak Mahmud, dulu ia juga seorang tukang sate yang terkenal, sekarang karena usianya yang sudah renta. Maka ia digantikan oleh putra satu-satunya yang bernama Rahmat, alias Mamat.

Di saat Mamat sedang sibuk melayani pelanggannya. Terdengar ibu-ibu yang sedang bercerita tentang seorang wanita yang kaya raya yang sedang mengadakan sayembara.

"Eh Ibu - ibu, katanya bener nggak sih itu berita tentang Nona Flower yang sedang mencari pemuda untuk menikah dengannya?"

"Nona Flower yang badannya dipenuhi dengan sisik itu?" sahut ibu satunya sambil bergidik.

"Bener, Bu. Yang katanya punya kulit bersisik di sekujur tubuhnya. Idih orang kaya tapi tubuhnya dipenuhi sisik. Pantesan aja nggak ada satu orangpun pemuda yang mau menikah dengannya,"

Mendengar ibu-ibu saling membicarakan tentang berita seorang wanita bersisik yang sedang mencari suami. Mamat pun berkata kepada ibu-ibu pelanggannya.

"Aduh Ibu-ibu, emang Ibu-ibu tahu darimana wanita itu bersisik? Ibu-ibu melihatnya sendiri?" tanya Mamat sambil mengipasi sate-satenya.

"Bang Mamat ini gimana sih, tentu lah kita tahu. Nona Flower itu terkenal memiliki sisik di sekujur tubuhnya. Banyak yang ketakutan setelah melihat tubuhnya, jijik gitu. Udah banyak pemuda yang menjadi kandidat suaminya tapi malah lari setelah melihat kondisi sebenarnya wanita itu. Setahu saya nih Nona Flower itu mencari Ayah untuk bayi yang akan dikandungnya nanti." Ungkap salah satu ibu-ibu pelanggan Mamat.

Mamat tampak manggut-manggut ketika ia mendengar cerita yang menurutnya mustahil itu.

"Ah masa sih seperti itu? Jadi wanita itu hanya ingin mencari pria untuk membuatnya bisa hamil?" tanya Mamat penasaran.

"Betul, Bang Mamat. Kali aja Bang Mamat mau ikut sayembara itu, hadiahnya gede loh, Bang. Katanya sih pria yang berhasil memberikan anak untuk Nona Flower akan diberikan uang sebesar 25 milyar dan sebuah rumah mewah beserta isinya. Kalau Bang Mamat bersedia nih, Bang Mamat nggak usah susah-susah jualan sate lagi. Tusuk sana tusuk sini. Bang Mamat tinggal ongkang-ongkang kaki di sana. Tapi ya itu dia, apa Bang Mamat bisa tahan bersama wanita bersisik seperti dia?"

Mendengar ucapan dari ibu itu, agaknya Mamat tersenyum. "Aduh Ibu-ibu ini ada-ada saja, saya nggak tertarik, Bu. Biarpun saya bisa menghamili dengan mudah, saya ini hanya tukang sate biasa. Saya lebih suka menikmati hidup seperti ini. Tusukan sate saya bisa ibu-ibu nikmati setiap hari. Bukan begitu?" sahut Mamat yang diiringi senyuman pelanggan yang sumringah.

"Eh betul juga Bang, emang tusukan sate Bang Mamat tiada duanya!"

*

*

*

Sementara itu di sebuah tempat, ada seorang wanita kaya raya, seorang milyuner, dia adalah pemilik utama perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan.

Flower Ezperanza, wanita 30 tahun yang memiliki cacat di sekujur tubuhnya. Ia dikenal sebagai wanita bersisik. Di usianya yang sudah matang. Flower harus memiliki keturunan dari darah dagingnya untuk meneruskan perusahaannya.

Iya, dialah Flower Ezperanza, wanita yang memiliki harta kekayaan melimpah serta perusahaan-perusahaan besar. Namun sayang, dibalik kesuksesannya dan karirnya yang mencapai puncak. Tidak ada satupun pria yang mau menikahinya bahkan untuk mendekatinya saja tidak ada yang berkenan.

Sudah puluhan pria yang menolak untuk menjadi suami kontraknya. Tidak ada satupun ada yang bertahan saat tahu bagaimana kondisi Flo sebenarnya, panggilan akrab wanita itu.

"Aku rasa, tidak ada pria yang mau menjadi suamiku, Kek. Sepertinya Flo akan mengadopsi anak saja!" seru Flo kepada sang kakek.

"Jangan, Nak! Kakek sangat yakin sekali pasti ada pemuda yang mau menikahimu, ditunggu saja. Kita butuh pewaris dari darah dagingmu sendiri. Kakek tahu tujuanmu melakukan semua ini untuk mencari pria yang benar-benar ikhlas menjadi ayah dari anakmu kelak. Jangan menyerah!" ucap pria tua itu kepada cucunya.

...BERSAMBUNG...

Seenak itukah?

"Tapi rasanya aku sudah menyerah, Kek. Pasti mereka tidak sudi menikahi wanita cacat sepertiku. Mereka jijik melihat kondisiku yang seperti ini. Hampir semua tubuhku bersisik, mana ada pria yang mau menjadi suamiku, meskipun aku sudah menawarkan imbalan besar, rasanya itu impossible!" Flo meratapi nasibnya yang tidak sempurna ini.

Hampir lima tahun dirinya menderita penyakit langka itu. Dokter pun menyerah tidak bisa menghilangkan sisik yang tumbuh pada tubuh Flo. Iya, sejak berusia 25 tahun, Flo divonis mengidap penyakit aneh. Sebuah penyakit langka yang sangat sulit sekali disembuhkan dengan medis. Flo sudah puas berobat ke luar negeri, dari Korea hingga China. Tapi tetap saja hasilnya nihil. Bahkan ada seorang dokter yang mengatakan jika penyakit Flo hanya bisa sembuh dengan penawar racun yang sudah membuat kulit Flo seperti itu. Lalu, bagaimana Flo bisa mendapatkan penawar itu?

Dokter menduga penyebab sisik itu adalah diakibatkan oleh racun dari cairan kimia yang sangat berbahaya. Flo pernah mengalami kejadian tidak sengaja ia ketumpahan seperti minyak yang mengenai bajunya. Namun, entah kenapa minyak itu menyebar ke kulit tubuhnya dan akhirnya tubuh yang awalnya mulus sempurna berubah menjadi sisik layaknya kulit ikan.

Setelah kejadian itu, Flo menutup dirinya dari publik. Namun, ia tetap menjalankan tugas untuk menjaga perusahaannya dari rumah. Beruntung Flo memiliki orang-orang kepercayaan yang bisa membantunya mengelola perusahaan bisnis keluarganya. Flo, adalah pewaris tunggal dari keluarga Andersen.

Melihat sang cucu yang mulai putus asa. Sang kakek terus memberikan dukungan kepada Flo agar wanita itu tetap tegar.

"Jangan berkecil hati! Kakek akan membantumu untuk mencarikan seorang pemuda. Tapi Kakek tidak mengharapkan lebih dari pemuda itu, asalkan ia mau menikahimu dan menerimamu apa adanya." Seru Kakek yang rupanya pria sepuh itu sudah memiliki calon yang akan dijadikan sebagai suami cucunya.

"Flo sudah pasrah, Kek. Terserah kakek saja. Mungkin takdir Flo memang menderita seperti ini, Flo memang memiliki segalanya, tapi Flo tidak bahagia. Karena tidak ada lagi yang yang sudi melihat Flo dalam kondisi seperti ini. Semua teman-teman Flo meninggalkan Flo, mereka jijik memiliki teman sepertiku. Bahkan, Erick juga meninggalkan Flo begitu saja. Padahal kami sebentar lagi akan menikah." sesal Flo sembari menyeka air matanya.

"Jangan menangis, Nak! Semuanya pasti baik-baik saja!" sang kakek mengusap lembut cucu kesayangannya itu.

Tak berselang lama, seorang pelayan yang baru saja datang dari luar rumah cukup menyita perhatian Flo. Pasalnya sang pelayan membawa sebuah bungkusan yang sepertinya itu berisi makanan.

"Tunggu!"

Sang pelayan berhenti dan menoleh ke arah Flo. "Iya, Nona! Ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan itu.

"Apa itu?" tanya Flo sambil menunjuk ke arah bungkusan yang dibawa sang pelayan.

"Ohh ini. Ini sate Bang Mamat, Nona! Saya baru beli titip teman saya tadi Katanya sate Bang Mamat itu enak sekali, Nona. Setiap tusukannya bikin nagih, karena Bang Mamat nusuknya sambil goyang, itu yang membuat sate Bang Mamat laris manis, enak banget soalnya. Apalagi Bang Mamat orangnya ganteng banget kayak artis Sharukh Khan itu, Nona!"

Mendengar penjelasan dari sang pelayan, Flo pun hanya menggelengkan kepalanya. Penjelasan sang pelayan baginya terlalu berlebihan. Karena penasaran ia pun ingin tahu bagaimana rasanya sate yang konon katanya setiap tusukannya bikin nagih itu.

"Coba aku ingin tahu bagaimana rasanya? Apa benar jika setiap tusukannya bikin nagih. Kalau iya, aku akan borong tusukan satenya." Ucap Flo yang kali ini ia penasaran dengan cerita pelayannya.

Pelayan itu pun mendekati Flo dan segera memberikan bungkusan berisi sate itu. Sang kakek hanya memperhatikan cucunya yang terlihat begitu antusias ingin mencicipi sate itu.

Setelah pelayan membukakan bungkusan sate itu. Flo dibuat tercengang dengan penyajian unik dari sate yang dijual.

Penjual sengaja memberikan lontong dengan potongan bentuk bulat sempurna, dan sate itu berjajar di sebelah lontong siap untuk menusuk lontong yang terlihat gemoy itu.

Sejenak, Flo menarik ujung bibirnya saat melihat bentukan lontong dan tusukan sate-sate itu.

"Astaga, kenapa pikiranku jadi tercemar sih! Seenak itukah tusukannya!" pikirnya dalam hati.

...BERSAMBUNG ...

Goyang gergaji

Flo menikmati sate itu sambil senyum-senyum sendiri. Ternyata benar, citarasa sate buatan Mamat memang sangat enak. Flo pun menghabiskan setiap tusuk sate ayam itu dengan lahap.

Sang pelayan pun senang melihat majikannya menyukai sate yang dibelinya. Setelah Flo menghabiskan semua sate itu. Ia pun memberikan uang ganti kepada pelayannya karena dirinya sudah menghabiskan sate yang dibeli oleh sang pelayan.

"Ini uang untukmu, kamu bisa membeli sate itu lagi. Dan iya, tolong kamu belikan lagi aku sepuluh tusuk sate, sambalnya harus pedas dan tusukannya harus besar-besar. Aku tidak mau dagingnya kecil-kecil, kurang mantab." Ucap Flo sambil memberikan dua lembar uang berwarna merah kepada asisten rumah tangganya.

"Baik, Nona. Saya akan membelikannya lagi untuk Anda. Permisi!" sang pelayan pun segera pergi untuk membeli sate yang diminta oleh sang majikan.

Sang kakek tersenyum melihat cucunya begitu suka dengan sate buatan Mamat. Itu artinya sang cucu ada kedekatan dengan pemuda yang akan ia jodohkan dengan cucunya.

"Kamu tahu siapa sebenarnya penjual sate itu?" ucapan sang Kakek spontan membuat Flo mengerutkan keningnya.

"Kakek mengenalnya?" tanya Flo penasaran.

Sang kakek tersenyum dan mengucapkan sesuatu yang akan membuat Flo tidak menyangka.

"Tentu saja. Dia adalah Mamat, pemuda penjual sate yang akan kakek jodohkan denganmu." ungkap sang kakek.

"Mamat Penjual sate?" Flo melototkan matanya ketika ia tahu jika sang kakek akan menjodohkan dirinya dengan tukang sate.

"Iya, kakek yakin dia pasti mau. Dia pemuda yang baik, dia sangat nurut apa kata orang tuanya. Apalagi dia itu tidak jelek-jelek amat. Biarpun badannya bau asap sate tapi dia pemuda yang gigih. Kakek sangat menyukai pemuda itu pasti dia bersedia menjadi suamimu." seru sang kakek sambil tersenyum.

Flo pun tampak mengerutkan keningnya. Seolah dirinya berpikir jika memiliki suami seorang tukang sate dan apakah pemuda itu akan menerima kondisi fisiknya yang tidak sempurna itu.

"Kamu kenapa, Flo?" tanya sang Kakek saat melihat ekspresi serius cucunya.

"Emm ... nggak apa-apa, Kek. Hanya saja Flo takut dia bakalan lari seperti pria-pria lainnya saat tahu kondisi Flo seperti ini," balas wanita itu dengan menundukkan wajahnya lemas.

"Mamat pasti akan menerimamu apa adanya. Percayalah pada kakek!"

"Entahlah, Kek. Flo pasrah, terserah kakek saja." Flo mengangkat wajahnya sambil tersenyum paksa. Aura wanita itu masih terlihat cantik, tidak dipungkiri meskipun separuh tubuhnya ditutupi oleh sisik. Tapi aura cantik dan feminim dari seorang Flo masih terlihat begitu natural. Kini penampilan Flo polos tanpa makeup. Semenjak kejadian itu Flo malas untuk berdandan karena memikirkan tubuhnya yang berubah menjadi sisik.

"Besok, Kakek akan datang ke rumah pak Mahmud untuk melamar si Mamat. Kakek akan berbicara kepada pak Mahmud, pasti dia akan berbicara dengan anaknya tentang hal ini, dan kakek sangat yakin pak Mahmud pasti bisa membujuk Mamat." Ucap sang kakek.

"Semoga saja, Kek. Flo udah nyerah, semua Flo serahkan sama Kakek saja gimana baiknya." Flo pasrah dan ia pun segera pergi ke kamarnya. Sang kakek pun mengangguk.

Sesampainya di kamar, Flo membuka balutan busana yang ia kenakan. Semenjak tubuhnya bersisik, Flo selalu memakai pakaian yang longgar. Agar tubuhnya nyaman dan tidak terlalu terkena gesekan kain yang menyebabkan ia tidak nyaman dan gatal.

Baju longgar yang identik seperti jubah. Flo lepaskan dan ia menatap tubuhnya ke depan cermin. Flo melihat penampilan tubuhnya yang sangat memprihatikan. Ia sendiri mengasihani tubuhnya sendiri. Bagaimana bisa ia mendapatkan nasib seburuk itu.

"Pantas saja mereka semua lari. Tubuh ini sangat menjijikkan. Melihat wajahku saja mereka tidak sudi, apalagi menyentuhku." Gadis itu melihat kulit tubuhnya dengan sisik yang tumbuh disekitar paha, perut dan dadanya. Hampir separuh badannya bersisik. Namun, tidak serta merta tubuhnya ditumbuhi sisik. Tempat pribadi dan area sensitifnya masih seperti dulu dan tetap terawat.

"Kira-kira, apa tukang sate itu tidak jijik melihat rupaku seperti ini?" batin Flo yang masih tidak percaya diri dengan kondisi tubuhnya.

*

*

*

Sedangkan di tempat lain. Sang pelayan suruhan Flo sudah tiba di tempat Mamat mangkal. Bi Mumun, wanita yang bekerja di rumah mewah Flo itu datang dengan memesan sate sepuluh tusuk.

"Bang, sepuluh tusuk ya, Bang. Yang hot dan enak! satenya harus besar-besar!" ucapnya sambil tersenyum manis.

"Sepuluh tusuk? Nggak kurang? Saya nusuknya sambil goyang gergaji loh Ibu. Tuh musiknya asik banget, hobahhh!!"

Jawaban lucu Mamat tentu saja membuat Bi Mumun tertawa kecil.

"Ya ampun Bang Mamat ini loh ada-ada saja. Tapi majikan saya cuma minta sepuluh tusuk aja, yang pedes katanya." ucap Bi Mumun saat melihat Mamat memanggang sate sambil bergoyang. Mamat selalu menyetel musik disaat dirinya melayani para pelanggan. Itulah yang menyebabkan sate Mamat terkenal dengan tusukan dan goyangannya yang aduhai.

"Yang cepat ya, Bang Mamat. Majikan saya tidak suka lambat. Suka yang sat set langsung selesai," seru Bu Mumun.

"Waduh, saya tidak suka cepat-cepat, Bu. Nanti satenya kurang matang. Sebab, tusukan sate saya ini harus memiliki cita rasa nikmat dan bikin nagih. Makanya saya tidak suka terburu-buru, asalkan satenya matang dan rasanya tetap enak. Tuh Ibu saja jadi nyariin saya terus gara-gara tusukan sate saya, iya kan?" ucapan Mamat tentu saja membuat ibu-ibu tertawa geli.

Salah satu pelanggan Mamat iseng-iseng bertanya kepada pemuda humble itu.

"Ngomong-ngomong Bang Mamat kenapa belum nikah juga? Bang Mamat cakep apalagi udah pinter cari uang sendiri,"

Mamat tersenyum sambil mengipasi sate-satenya. "Nggak ada yang mau nikah sama saya, Ibu-ibu." jawabnya santai.

"Ah masa sih nggak ada yang mau. Kalau saja kita-kita ini masih muda, pasti Bang Mamat jadi incaran kami. Soalnya Bang Mamat pasti pinter nusuk dan bergoyang," seloroh ibu-ibu genit yang sedang antri membeli sate.

"Heleh ibu-ibu ini ada-ada saja." balas Mamat sambil tertawa kecil.

...BERSAMBUNG...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!