NovelToon NovelToon

Path Of Destiny

Pertunangan

Malam ini adalah malam yang paling membahagiakan untuk seorang gadis bernama Alana Maddison,sebab sebentar lagi ia akan resmi dilamar oleh seorang pria kaya dan tampan yang sudah sejak lama ia idam-idamkan Milliard Vante.

Suatu keberuntungan besar baginya karena terlahir dari keluarga terpandang dan setara dengan keluarga Vante,  hingga ia bisa dengan mudahnya mendapatkan segala sesuatu yang inginkan termasuk dengan menjadi istri dan pendamping Vante. Setelah ia mengatakan kepada sang ayah tentang dirinya yang teramat begitu mencintai Vante dan hanya ingin menikah dengan pria itu,sang ayah tak tanggung-tanggung untuk memperkuat jalinan kerja sama bisnis dengan keluarga Milliard dengan syarat menjodohkan Alana dan Vante.

Jantung Alana berdebar lebih cepat dari biasanya,bahkan sedari tadi ia selalu menampilkan senyum diwajahnya sambil melihat kagum dirinya diicermin. ”Ibu bagaiaman penampilanku?” tanya alana pada sang ibu

Ibu alana, Alexandra Maddison menghela nafas lembut kemudian tersenyum melihat putrinya” cantik. Sangat cantik, putriku yang paling cantik”

Alana tersenyum malu mendengar penuturan sang ibu padanya” apa nanti Vante akan takjub setelah melihatku?

Alexandra berjalan kearah putrinya dan menangkup wajah cantik sang putri” Vante dan keluarga Milliard sangat beruntung karena telah memilihmu”

“Selama beberapa tahun aku telah berusaha yang terbaik agar kelak nanti aku tak akan mengecewakan mereka.” Ujar Alana

Alexandra memeluk erat tubuh sang putri dan mencium surainya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, hal yang selalu ia lakukan sebagai bentuk kasih sayang untuk Alana yang sebentar lagi akan menjadi istri seorang pria dari keluarga terhormat. ”Putri kecil ibu yang tersayang,sekarang ini sudah bukan lagi anak kecil. Ibu jadi sedih karena sudah tak dapat bersama denganmu lagi setiap saat” balas sang ibu.

Alana membalas pelukan ibunya dengan tak kalah eratnya”jangan khawatir ibu, aku akan sering berkunjung kesini nanti”

TOK TOOK TOOK…….

Cukup lama bepelukan dan berbagi kasih, ibu dan anak itu dikejutkan dengan suara ketukan dibalik pintu kamar.

“Nyonya keluarga Milliard akan segera tiba sebentar lagi, tuan meminta anda untuk segera ke pintu utama untuk menyambut mereka” sahut pelayan.

“Mereka akan segera tiba,ibu dan ayah harus menyambut mereka. Jadi kau harus tetap disini dan jangan keluar dari kamar sebelum ibu datang membawamu dihadapan seluruh keluarga, mengerti!”

Alana menganguk mengiyakan ucapan sang ibu.

“Baiklah ibu akan segera kebawah bersama ayahmu. ” Ujar Alexandra berlalu pergi meninggalkan sang putri dikamar.

.

.

.

“Tarik nafas…… Hembuskan,Tarik perlahan……. Hembuskan.Tarik lagi……. Lalu Hembuskan”Setelah mendengar keluarga vante sebentar lagi akan tiba Alana seketika gugup, ia menarik nafas lalu menghembuskannya dengan pelan sebagai metode tersendirinya untuk menghilangkan gugup.

Atensinya melihat kearah balkon dan berjalan kearah itu melihat kearah halaman depan rumahnya yang telah terlihat begitu ramai dengan para reporter yang telah menunggu meliput kedatangan keluarga calon suaminya untuk melamarnya. Berita tentang keluarga mereka yang akan melangsungkan lamaran memang sudah tersebar dan menjadi hot topik yang menggemparkan seluruh jagad dunia maya dan menjadi perbincangan banyak kalangan.

Melihat beberapa kendaraan mewah milik keluarga Miliard masuk melewati gerbang besar rumahnya membuat matanya membulat sempurna dengan sudut bibir yang terangkat perlahan tersenyum, melihat dari arah bawah sana keluarga Milliard langsung diterpa cahaya blitz kamera para reporter yang tak henti-hentinya menerpa wajah mereka apalagi setelah pria tanpan bertubuh tegap dan tinggi itu keluar dari mobil semakin membuat heboh suasana dibawah sana.

Merasa diperhatikan pria itu langsung mengalihkan pandangannya kearah atas tepat pada arah balkon sebuah kamar dan seorang gadis yang rupanya tengah memperhatikannya. Pria itu tersenyum menyeringai melihat sang gadis yang berada di balkon itu yang perlahan memudarkan senyum manisnya.

Alana tak dapat menebak arti dari seringai yang diberikan laki-laki itu padanya, namun satu hal yang dapat ia tangkap yaitu” MENAKUTKAN.” Pria itu tampak sangat menakutkan.

.

.

.

Tepuk tangan riuh dari para tamu undangan dan seluruh keluarga Milliard dan Maddison saat menyaksikan kedua calon pengantin itu saling memasangkan cincin pertunangan. Alana tak dapat menahan rasa bahagianya saat Vante dengan lembutnya memasangkan cincin itu dijari manisnya dan tersipu malu saat menatap wajah tampan Vante.

Alana dan Vante memang baru bertemu lagi dimalam itu setelah Vante memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Amerika selama sepuluh tahun dan baru kembali sekitar enam bulan yang lalu. Pria itu sudah semakin dewasa, matang dan lebih terlihat dingin tentunya, sifat dinginnya tidak pernah hilang dari sejak mereka masih anak-anak, Vante juga terlihat lebih tegas dan sedikit menakutkan dengan rahang tegasnya namun itu justru semakin membuatnya semakin tampan. Pikir Alana.

Lain halnya dengan Alana yang memperlihatkan wajah ceria dan bahagia Vante malah stay cool dengan wajah datarnya.

Setelah pemasangan cincin kemudian Tuan Adriano Maddison ayah Alana pun mulai angkat bicara mengambil alih acara dan membacakan tanggal pernikahan yang telah diputuskan oleh kedua keluarga Miliar dan Maddison.

“Telah di putuskan bahwa tanggal pernikahan mereka akan dipercepat menjadi dua minggu” Ujar Adriano

Sontak itu membuat semua tamu dan keluarga kembali bertepuk tangan dengan riuh. Setelah membacakan waktu tanggal pernikahan anak mereka acara pun kembali berlangsung dengan dilanjutkan dengan pesta dansa.

Para tamu pun mulai berjalan ke arah tengah tempat yang disediakan untuk berdansa dan musik dimainkan.

“Kau ingin berdansa juga.” Sahut Vante pada Alana yang tengah menatap takjub para tamu yang sedang berdansa

“Memangnya tidak masalah?” Balas Alana

“Acara ini untuk kita berdua, jadi sangat penting untuk kita berdua juga ikut berdansa bersama mereka”

Alana terdiam memikirkan hal itu

“Ayo….. Ada juga yang harus aku bicarakan, tapi akan lebih baik jika kita membiacarakan itu sambil berdansa” Ucap Vante mengulurkan tangannya.

Alana pun menerima uluran tangan Vante sebagai tanda bahwa ai setuju untuk berdansa bersama Vante. Alana mulai dengan meletakkan tangannya pada bahu kanan Vante dengan satu tangannya telah Vante genggam, begitu pula dengan Vante yang mulai memposisikan satu tangannya pada pinggang Alana hingga mereka berdua merasa posisi sudah nyaman barulah mereka mulai mengambil langkah dengan pelan untuk mulai berdansa.

“Kau tahu kan jika keluarga kita sengaja menjodohkan kita untuk saling memperkuat jalinan bisnis” Mulai Vante.

“Ya,lalu?”

“Jadi ku pikir tidak ada yang special dari pernikahan kita nanti” Ujar Vante lagi

Alana langsung saja terkejut mendengar ucapan Vante, wajahnya menegang namun tetap melanjutkan dansanya.

“Aku mencintai wanita lain, kami berdua saling mencintai dan aku tak bisa meninggalkan dia dan mengakhiri hubungan kami berdua begitu saja. Dia sangat berarti bagiku dan aku sangat menyanyanginya” Ungkap Vante yang membuat perasaan Alana semakin memburuk.

“Sebenarnya aku hanya akan menikahi dia, namun keluarga kita memiliki perjanjian. Kau pun juga sama kan kita berdua tidak menginginkan ini, namun mari kita tetap jalani agar bisnis keluarga kita semakin besar.” Bisik Vante

Sontak Alana segera menghentikan dansa dan berlari pergi meninggalkan Vante dibelakang yang menatapnya tersenyum,tersenyum seperti telah meraih kemenangan.

Fitting baju

Alana berlari menuju kamarnya dan meninggalkan Area pesta untuk segera menenangkan dirinya.

“Kau seharusnya bersikap baik pada calon istrimu tuan muda Vante.” Sahut pria dari belakang yang dengan santai meminum minumannya.

“Aku hanya sedang membicarakan pernikahan kami, aku bahkan menyampaikannya dengan sopan dan penuh kelembutan.” Datar Vante.

Pria yang asik meminum minumannya itu mengangkat alisnya mendengar penuturan Vante sahabatnya.”Lalu….. Kenapa wanita itu berlari meninggalkanmu.”

Vante tersenyum tipis. ”Mungkin dia kecewa”

Sementara Alana kini dengan cepat menutup rapat pintu kamarnya, dia menyandarkan tubuhnya dibalik pintu itu lalu perlahan ia menjatuhkan tubuhnya terduduk dilantai.

Jantungnya berdetak begitu kencangnya mengingat apa yang telah dikatakan Vante padanya.Ia tahu Vante tidak mencintainya dan ia sadar bahwa hanya dirinya yang menginginkan Vante, tapi. Ia benci mengakui itu. Akuilah jika Alana memang egois telah meminta ayahnya untuk menjodohkan dia dengan Vante namun cintanya itu tulus dan sangat mencintai Vante.

“hufttt Tarik nafas……. Hembuskan,tarik nafas……. Hembuskan, sekali lagi….. Hembuskan. ”lagi-lagi ia melakukan itu sebagai upaya untuk menenangkan dirinya.

Namun setelah dipikir-pikir lagi ia jadi kesal dan merasa marah dengan wanita yang menjadi kekasih Vante, ia juga kesal dengan Vante. Bisa-bisanya mereka masih menjalin hubungan sementara ia dan Vante sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan.

Ini tidak dapat dibiarkan Alana harus bisa memisahkan mereka atau Alana tak akan pernah bahagia bersama dengan Vante.

.

.

.

seminggu sebelum acara pernikahan Alana dan Vante rencananya akan pergi bersama untuk fitting baju pernikahan mereka dan mereka akan berangkat pagi untuk itu. Tapi sepertinya mempelai wanita nampaknya baru saja mengeliat dari tidur nyenyakknya.

“Oh tidak!” Alana segera terbangun meraih ponsel yang awalnya hanya ingin mengecek pesan masuk, namun setelah melihat jam yang tertera pada ponsel sontak ia membulatkan matanya dan berteriak kencang sebab waktu ternyata telah menunjukkan jam tujuh pagi. ”Bibi!!”

Segera yang dipanggil masuk kedalam kamar nona muda.

“Bibi!!!jam berapa ini…. Kenapa tidak membangunkanku. ”Rengek Alana kesal pada sang pelayan dan tanpa menunggu waktu lagi Alana segera beranjak dari tempat tidur melangkah dengan cepat kearah kamar mandi. Bibi Joseline pun juga segera membereskan tempat tidur nona mudanya dan segera mempersiapkan semua kebutuhan Alana.Joseline melangkah kearah ruang ganti untuk segera mempersiapkan baju yang akan Alana kenakan.

Alana begitu kesal pagi ini, bagaimana bisa ia kesiangan padahal ini adalah hari yang penting dan lagi kenapa tidak ada orang-orang yang membangunkannya. Ia dan Vante akan pergi fitting baju pernikahan dan ia tahu bahwa pria itu tak suka dengan yang namanya menunggu jadi ia harus usahakan secepat mungkin. Ia tak ingin membuat Vante kecewa.

Alana segera bergegas menyelesaikan mandinya dan keperluan lainnya setelah dirasa sudah selesai ia pun segera menuju ruang ganti yang dimana disana sudah ada Joseline yang tengah sibuk mempersiapkan semuanya.

Alana mendudukkan dirinya pada kaca rias dan Joseline segera bergerak mengambil alat pengering rambut untuk mengurus rambut sang nona yang basah habis keramas dan mereka berdua melakukan semua itu hinggah selesai dengan terburu-buru namun tetap rapih dan cantik.

Alana menuruni anak tangga dengan cepat namun tetap berhati-hati sebab jika jatuh ia tak akan pergi untuk fitting baju pernikahan dan pastinya akan membuat Vante kesal dan kecewa. Alana mengambil kunci mobil pribadinya lalu bergegas keluar menuju mobil yang sudah terparkir.

Mobilnya melesat cepat meninggalkan pekarangan rumahnya yang luas, Alana menghembuskan nafas kasar setelah mobilnya kini telah melaju dijalan raya kota itu dan berharap saja Vante belum tiba di lokasi

.

.

.

Namun harapannya itu pupus setelah ia melihat mobil pribadi milik Vante telah terparkir disana, tanpa menunggu lagi ia segera berlari masuk kedalam butik dan melihat Vante tengah terduduk disofa.

Atensinya langsung teralihkan setelah merasa seseorang datang menghampirinya. ”Aku sudah menunggu 30 menit disini”

“Maaf.” Ujar Alana menundukkan kepala dalam-dalam terlalu takut untuk melihat Vante.

“Aku baru saja selesai fitting sekarang giliranmu, mereka telah menunggumu.”

“Mari nona, saya akan perlihatkan beberapa desain gaun pernikahan untuk anda. ”Sahut spg butik itu.

Tanpa menunggu lagi Alana segera berjalan mengikuti arah spg itu berjalan.

TOK….TOK TOK

Spg itu mengetuk pintu sebuah ruangan, lalu harus wanita dari dalam yang memerintahkan mereka untuk masuk.

Alana berjalan masuk kedalam ruangan itu dan langsung disambut oleh seorang wanita.

“Selamat datang nona Alana maddison, perkenalkan saya Arine Joulie, saya yang akan mendesain gaun untuk pernikahan anda dan juga tuan Milliard. ”Sahut wanita yang berjalan begitu anggun ke arahnya sebagai wanita Alana juga terpukau melihat wanita itu. Cantik, satu kata untuk wanita itu

“Ah bernarkan,kalau begitu salam kenal kembali.”

Wanita yang bernama Arine itu tersenyum lalu membuka layar Ipadnya memperlihatkan berbagai macam desain”silahkan anda lihat nona… Ini beberapa desain gaun pernikahan terbaik yang kami miliki."

Alana menatap takjub beberapa gambar desain itu, semua tampak bagus, cantik dan elegant ia jadi bingung untuk memutuskan mana yang terbaik.

Alana pun juga adalah tipe wanita yang sedikit pemilih apa lagi untuk urusan fashion pokoknya ia harus tampil terbaik dan semenarik mungkin apa lagi ini untuk acara pernikahannya yang akan digelar dengan sakral dan hanya sakali dalam hidup jadi dia harus ekstra untuk mempersiapkan itu.

.

.

.

Setelah puas dan memutuskan dengan rancangan gaun pernikahannya Alana segera keluar untuk menghampiri Vante yang sebelumnya tadi ia juga sempat melihat desain pilihan Vante dan kemudian dicocokkan dengan gaunnya.

Ia berjalan dengan rasa bahagia, namun rasa bahagia itu pudar setelah ia tidak mendapati Vante di sofa itu. Alana menghembuskan nafas kasar dan langsung murung, pasti Vante sudah kelamaan menunggu makanya ia pergi sebelum ia selesai merangcang gaun.

Alana lalu berjalan keluar dengan perasaan sedih menuju ke arah mobil sportya, memasuki mobil lalu menghidupkan mesin kemudian membanting setir meninggalkan area itu.

Diperjalanan ia dikejutkan dengan dering ponsel,ia segera mengangkat panggilan itu setelah melihat nama kontak yang tertera.

“Iya ibu”

“Bagaimana sayang, apa kau sudah selesai fitting baju pernikahan kalian?”

“Ya bu, aku dalam perjalanan pulang sekarang”

“Hmm kalau begitu berhati-hatilah berkendara”

“Ya bu”

“Oh iya,sebentar lagi kita juga akan segera pulang. Kau ingin minta apa?”

“Hmmm tidak bu, kalian pulang dengan selamat saja aku sudah cukup”

“Owhh putri ibu sayang,ibu jadi terharu. Tapi ibu akan tetap membawakanmu sesuatu. Oke, sampai jumpa di rumah kalau begitu”

“Ya bu… Aku menyanyangimu”

“Ibu juga menyanyangimu sayang”

Panggilan itu dimatikan secara sepihak lalu Alana kembali fokus menyetir mobil.

.

.

.

“Dia terlihat sangat antusias dengan pernikahan kalian. ”Ujar seorang wanita mendudukkan diri di pangkuan sang pria

“Tentu saja. Dialah yang paling menginginkan itu. ”balas pria itu

“Dia begitu lugu dan sangat rapuh”

“Namun ia tak lebih dari mu sayang. Kau yang terbaik”sahut pria itu menatap lekat sang wanita lalu ******* lembut bibir sang wanita.

Kekasih Vante

Rencananya setelah jadwal ia fitting gaun untuk pernikahannya Alana merencanakan untuk menghabiskan waktunya untuk bersantai dirumah sampai tiba dihari pernikahannya dan telah sah menjadi istri Vante nanti ia sudah pasti sudah sangat jarang berada dirumah ini lagi, jadi ia ingin memuaskan dirinya dirumah.

Namun baru saja ia merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya Alana langsung dikejutkan dengan dering ponselnya.

“Alana kau ada dimana sekarang?”

“Dirumah”

“Aku ada sesuatu yang penting, kau harus kesini. Cepat”

Alana menghembuskan nafas kasar, untuk sekarang ini ia sedang tidak selera untuk bepergian. ”Hmmm Clara….. Aku sedang tidak ingin kemana-mana, mungkin lain kali saja jalan-jalannya yah”

“Alana ini bukan soal jalan-jalan. Aku ada sesuatu yang sangat penting untuk kamu ketahui”

Alana menaikkan alisnya, memangnya hal penting apa yang ingin dibicarakan Clara sahabatnya, jika bukan tentang gosip.

“Kau bisa bergosip saja langsung disini, aku akan mendengakannya.”

“Ini gosip tentang Vante calon suamimu, jika kau ingin tahu tentang itu maka datanglah di café Odette. Aku tunggu”

Tuttt……

Alana mengeryitkan keningnya saat Clara memutuskan panggilan mereka secara sepihak. Clara sahabatnya itu memang selalu punya kejutan untuknya dan tentunya selalu membuatnya speechless, namun kali ini tentang Vante. Sedikit terkejut sebab Clara baru saja mengenal Vante di acara lamaran.

.

.

.

77 Rue Galande,paris,prancis|11:13 am

Kali ini Clara benar-benar telah membuat Alana tak dapat bekata-kata lagi, setelah Clara memperlihatkannya sesuatu yang Clara ambil di layar ponselnya. Ia terkejut bukan tanpa sebab setelah Clara memperlihatkan sebuah foto paparazzi Vante merangkul mesra seorang wanita di sebuah pusat perbelanjaan mewah, sangat jelas bahwa pria yang difoto itu adalah Vante namun wajah sang wanita tak terlihat hanya bagian belakangnya saja.

“Kau menguntitnya!!”

“Aku memotretnya saat tak sengaja melihat mereka kemarin. ”Ujar Clara

Alana kembali menormalkan ekspesinya dengan berusaha senyum dan tetap tenang. ”Vante memang memiliki kekasih, biarkan saja”

Sementara sudah nampak semakin shock mendengarkan penuturan Alana yang mengatakan biarkan saja,sementara dia dan Vante akan segera melangsungkan pernikahan. ”Kau akan tetap menikah dengan pria ini, sementara ia sedang memiliki kekasih!?”

Alana memutar bola matanya malas. ”Memangnya kenapa jika dia memiliki kekasih, itu bukan sesuatu yang buruk bukan.Sementara akulah yang sebentar lagi akan dinikahi Vante dan akan menjadi istrinya”

Clara melongo mendengar hal yang baginya konyol di ucapkan oleh sahabatnya itu. ”Kau memang akan menjadi istrinya, tapi itu sama sekali tak akan berarti apa-apa. Selama ini hanya kau yang mengaku begitu mencintainya, sementara ia mencintai wanita lain. Miris. Kau mungkin punya raganya yang berstatus sebagai suamimu dan akan tinggal satu rumah dengannya, namun hatinya, cintanya dan hidupnya untuk wanita lain. Lalu kau,kau akan hidup dengan terus di kucilkan dan diacuhkan olehnya”

“Clara! kau tak perlu khawatir, aku juga akan berjuang untuk itu. Sebagai istinya nanti, aku akan selalu memberikan Vante yang terbaik dan pasti lambat laun dia juga pasti akan melihatku kemudian akan luluh…… Lalu dia akan berpaling dari kekasihnya itu karena menyadari bahwa ia memiliki istri yang peduli dengannya”

Clara menatap malas sahabatnya itu.” Kalau seperti itu, kau akan terus berharap selama hidupmu sebagai seorang istri."

“Kau berkata seperti itu akan mematahkan semangat dan harapanku tahu. ”Ujar Alana.

“Yah lebih baik dari sekarang seperti itu,sebelum nanti kau akan hidup dalam penyesalan sebab terlalu menderita dengan cinta sepihakmu. ”Balas Clara.

“Lantas aku harus apa? Clara!!”

“Owhhh ayolah Alana, jangan bodoh.Cinta itu timbal balik, jadi buatlah dia juga mencintaimu dari sekarang”

“Pernikahannya satu minggu lagi, mustahil membuat orang jatuh cinta hanya dengan waktu yang singkat”

“Kejarlah cintanya dai sekarang.”

“Bagaimana caranya? ”tanya Alana.

Clara menghembuskan nafas kasar,takntahu lagi akan berkata apa. ”Kau pikir saja sendiri.

.

.

.

Paris,prancis|09:30 pm

Jujur saja Alana tahu ini konyol, menikah dan hidup menjalani kehidupan rumah tangga dengan pria yang tidak mencintainya sudah jelas sangat konyol dan gila apa lagi Vante memiliki kekasih.

Alana merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur lalu menyelimuti dirinya dengan hangat, memikirkan Vante jadi mengingatkannya dengan perkataan Vante dimalam lamarannya.

“Aku mencintai wanita lain, kami berdua saling mencintai dan aku tak bisa meninggalkan dia dan mengakhiri hubungan kami berdua begitu saja. Dia sangat berarti bagiku dan aku sangat menyanyanginya”

Hah… Mengingat hal itu jadi membuat Alana menjadi kesal lagi, di tambah dengan Clara yang memperlihatkan foto Vante dengan wanita. Sebenarnya tadi itu dia sudah sangat kesal, rasanya sudah seperti diselingkuhi. Tapi Alana tak sanggup jika harus membatalkan pernikahan ini, ia tidak akan rela, ia telah jatuh cinta dengan Vante begitu dalam dan impiannya adalah bisa hidup bersama dengan Vante.

Tapi jika dipikir-pikir Clara ada benarnya juga, ia tak akan hidup bahagia jika Vante masih mencintai wanita lain dan cintanya tidak akan berarti apa-apa, membayangkannya saja sudah tidak sanggup.

.

.

.

Jadi mulai pagi itu Alana memutuskan untuk berjuang untuk mendapatkan cinta Vante. Rencana untuk bersantai dirumah hingga hari pernikahan telah dibatalkan. Dimulai dengan Alana yang sedang terduduk disofa ruangan Vante sambil,menunggu pria itu yang katanya tadi sedan gada meeting. Tak begitu lama ia menunggu sampai ia melihat pria itu masuk bersama dengan seorang pria lain yang ia ketahui sebagai tangan kanan Vante.

“Hai, sudah ingin makan siang? Tanya Alana yang lekas berdiri dari duduknya.

“Kau kemari?..... Dalam hal apa? ”tanya Vante balik.

“Menbawakanmu makan siang. ”Balas Alana.

Vante mengangkat sebelah alisnya ”Owh yah, tapi aku tak meminta untuk dibawakan makan siang. Aku biasanya makan diluar.”

“Tapi aku juga tak menerima penolakan, kau tidak dapat menolak jika kau ingin menolak. Aku telah memasakkanmu khusus jadi cobalah,kau tidak akan kecewa. ”Ucap Alana.

“Baiklah, tinggalkan saja bekal makan siang itu, lalu kau bisa pergi.”

“Kau mengusirku!”

“Ada hal penting yang perlu aku kerjakan dan tidak ada waktu untuk melayanimu juga, untuk bekal makan siangnya aku ucapkan terimah kasih, aku akan memakannya nanti.”

“Baiklah.Kalau begitu aku pamit. ”Ujar Alana berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Vante masih berdiri menatap tajam bekal makan siang yang berada di atas meja itu, tak di sangka-sangka olehnya bahwa Alana akan melakukan ini untuknya.

“Bawa bekal makan siang itu jika kau ingin keluar. ”ujar Vante.

“Kau tidak ingin? aku yakin dia pasti bersusah payah memasakkannya untukmu. ”Ucap Alvero sahabat sekaligus orang kepercayaan Vante.

“Masa bodoh, aku bahkan tak berharap untuk dia seperti itu. ”Balas Vante.

“Ck setidaknya hargailah usahanya, kau selalu saja seperti itu.”

.

.

.

Alvero berjalan kearah meja sambil membawa bekal makan siang yang Alana bawa tadi, jika bukan perintah Vante dia tak akan tega melakukan ini. Ia tak bisa membayangkan bagaimana dengan reaksi Alana jika tahu Vante malah membuang bekal makan siang yang ia bawa.

“Ahh dasar dia itu masih saja tidak berperikemanusiaan, membuang makanan itu tidak baik tahu.”

Alvero membatalkan niatnya yang tadinya ingin membuang bekal makan siang itu, jika memang Vante tak ingin memakannya maka kalau begitu biar dia saja, setidaknya Alana tidak sia-sia memasak makanan ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!