Hii Guys!
Perkenalkan aku "RunW Admire ~
Btw, ini cerita pertama aku.
Mode nekat😭 "Aku lanjut deh guys, kalau tembus 10 komentar aja dan jangan lupa like ya guys💘"
------------------------------------------------------------------- "Jangan galak! Makanya lo ga punya pacar."
-Alruni Braga Senkyosa
Seorang gadis berhijab memasuki gerbang kampusnya bersama motor kesayangannya, sesekali ia berpapasan dengan mahasiswa Universitas Dharma ini yang juga berkepentingan sama dengannya. Perpaduan antara blouse dan skirt dengan warna senada, ditambah balutan pashmina Denim menambah aura kecantikannya di pagi yang segar ini.
Sesampainya di parkiran, ia bergegas berlari menuju kelasnya. Bagaimana bisa? Ia sangat takut telat masuk kelas, karena Dosen yang akan mengisi kelas dikenal super killer oleh mereka. Dirasa sudah berada di ambang pintu kelas, ia langsung saja menghampiri kursinya untuk menarik napas dengan santai setelah berlarian yang menguras tenaganya pagi ini.
“ huh…untung gue ga telat Jel..kalau telat bisa mampus gue dapet nilai C dari tuh dosen.” Ucapnya kepada temannya yang bernama Anjelika dengan napas yang naik turun.
“ lo nya aja yang lebay Shan..kelas masih lima menit lagi..ngapain juga lari segala? Yang ada lo kan yang kecapean sendiri.” Sahut temannya itu tanpa rasa kasihan.
Entah apa yang merasuki dirinya, ia memang notabenenya penakut jika menyangkut perkuliahan. Ia takut jika saja mendapat nilai yang jelek, hal itu baginya hanya akan memperlama masa perkuliahannya.
Reyya Shanna Didra. Seorang mahasiswa biasa di universitasnya, ya dialah yang bergegas dari tadi menuju kelas. Wanita super galak menurut teman-teman dekatnya, bahkan seseorang mengatakan padanya “ Jangan galak..makanya lo ga punya pacar.” Ucapan yang sangat dibenci Shanna dari orang tersebut. Bagaimanapun ia sangat tidak suka basa-basi dan berdekatan dengan sembarang laki-laki, hal itu juga membuat laki-laki takut untuk mendekatinya.
Lentera Anjelika. Teman baik Shanna selama masa perkuliahan. Cewek dengan mode lembut dan sedikit lebay ini berhasil membuat Shanna geram dengan tingkahnya yang menyebalkan.
“ arrgghh…” keluh Shanna sambil memegang perutnya yang terasa perih.
“ kenapa lo.” Sahut Anjel yang tengah membereskan mejanya ketika mendengar lenguhan temannya itu.
“ arrghh..” tanpa menjawab pertanyaan Anjel, Shanna melanjutkan aksinya yang tengah merasakan sakit diperutnya.
“ shan..lo kenapa? Omg!! Jawab gue..lo kenapa?” lanjut Anjel yang kebingungan dengan keadaan Shanna, ia tengah berdiri kepanikan melihat Shanna.
“ enjoy bestie..ayo kantin! Gue laper.” Ucapan tanpa berdosa yang dilontarkan Shanna diiringi kekehan diakhirnya setelah membuat Anjel khawatir tanpa alasan.
“ PALA LO! GUE UDAH KHAWATIR JUGA.” Bentak Anjel meninggalkan Shanna yang tengah mematung di kursinya melihat reaksi Anjel. Betapa beruntungnya ia memiliki teman seperti Anjel, yang sangat menyayanginya menurutnya.
“ eh…Jelikkk tungguin gue..! pesenin gue sekalian ya..gue cari tempat duduk.” Teriak Shanna mendapat tatapan sinis dari Anjel.
Shanna berjalan terseok-seok menahan perutnya yang lapar menuju kantin kampus dengan tas gendong yang setia di punggungnya. Beberapa orang yang lalu lalang di koridor berniat menolongnya, namun ia malu jika ingin mengatakan alasannya. Bagaimana mungkin ia akan mengatakan jika perutnya lapar, hal itu hanya akan membuatnya malu.
Begitu sampai di kantin, ia mendapat lambaian tangan dari seseorang yang tidak jauh dari kursinya. Orang tersebut mengisyaratkan agar Shanna ikut duduk bersama di mejanya. Shanna yang mendapati lambaian itu, mengacungkan jempolnya ke arah orang tersebut, dan menyusul keberadaan kedua orang itu sambil memegangi perutnya.
“ huhhh…” lenguh Shanna begitu duduk dihadapan orang tersebut.
“ udah berapa hari ga makan hmm?” Tanya pria itu.
“ mampus lo Shan..” batin Shanna merutuki nasibnya, ia akan dimarahi orang ini jika tau ia belum makan selama dua hari.
“ hmmm…” jawab Shanna dengan panjang seperti cosplay menjadi Nissa Sabyan.
“ dimakan tuan putri..” ucapannya terpotong oleh kedatangan Anjelika membawa nampan yang yang memperlihatkan keberadaan dua piring nasi goreng di atasnya. Disisi lain, Shanna bersyukur nasibnya diselamatkan Anjel disaat ia uring-uringan ingin menjawab pertanyaan pria tersebut.
“ Thanks…Anjelik yang baik hati..” shanna meraih piring itu lalu melahapnya perlahan. Untung saja pria itu tidak melanjutkan pertanyaannya tadi.
“ gila..mau aja lo Jel dijadiin babu sama nih bocah, disuruh bawain makannya segala. Lain kali jangan gini lagi, bawa sendiri makanannya. Ga perlu manja!” pria itu sengaja membulatkan matanya ke arah Shanna, mendapatkan tatapan iba dari Shanna.
Alruni Braga Senkyosa. Ketua BEM di Universitas ini sekaligus idaman para betina kampus. Karena selain Presiden Mahasiswa ia juga memiliki paras yang tidak diragukan. Tentu saja pria ini sangat menjaga dirinya, ia ingin menumbuhkan citranya sebagai Presma yang dikenal tampan ini. Alruni mendapat panggilan khusus dari Shanna, Niki adalah panggilan yang biasa digunakan Shanna untuknya. Sedangkan Alruni, memanggil Shanna dengan panggilan Reyy, menggunakan awalan nama gadis tersebut. Walaupun dihiasi sifat kejengkelan pada Shanna, namun Alruni sangat menjaga gadis itu.
Anjelika menoleh ke arah Alruni saat mendengar penuturan pria itu.
“ tau tuh..anaknya mageran banget.” Lanjut Anjel ikut mengompori Shanna, tanpa ia sadari ternyata Shanna menanggapi hal ini dengan serius.
“ terakhir deh Anjel..maaf ya..perut gue beneran sakit soalnya, ga sanggup jalan tadi.” Ucap Shanna menampilkan raut wajah mengiba merasa bersalah kepada Anjel.
“ santai aja kali Shan…” timpal Anjel.
“ ayang Anjel memang baik hati sedunia..a Gilang makin cinta.” Gilang membuka suara sambil membentuk love pada jemarinya yang disodorkan ke wajah Anjel.
“ aaa..Gilang..udah seribu kali gue bilang ke lo..gue ga suka sama lo. Lo bisa diemkan?” kesal Anjel meneriaki Gilang yang selalu saja bertingkah konyol didepan Anjel. Lelaki seperti Barbie menurut Anjel. Tanpa pikir panjang, Anjel memasukkan secara paksa tumpukan tomat nasi gorengnya ke mulut Gilang.
“ gpp dh..makin enak rasanya kalau tangan Ayang Anjel yang suapin.” Sahut Gilang bertingkah seperti anak kecil dihadapan Anjel.
Gilang Pratama Sanusa. Teman Alruni yang selalu bergelantungan hangat dibawah ketiak Alruni. Kemana pun lelaki itu menginjakkan kaki, Gilang siap siaga disampingnya. Kecuali jika lelaki itu ke toilet atau memimpin rapat. Lelaki yang sudah sejak lama menyukai Anjelika ini selalu saja bertingkah konyol didepan Anjel, namun jika berhadapan dengan betina lainnya. Ia biasa saja, menyimpan cinta untuk Anjel katanya.
“ gue cincang lo lama-lama ya..” lanjut Anjel serasa ingin membunuh Gilang.
Shanna melirik kehebohan temannya, aksi makannya sempat terhenti karena merasa tidak enak pada Anjel. Kemudian, ia membuka suara kembali.
“ hmm…sorry ya Jel ngerepotin lo..” ucap Shanna membuat penghuni meja ini diam seketika.
“ jangan diliatin mulu makanannya Shan..buruan makan! Katanya tadi sakit perut, gue ga mau ya repot gotong lo karena maag lo kambuh.” Mendengar omongan Anjel bukan malah menenangkan Shanna, semakin membuatnya mengiba. Apakah begitu repot teman-temannya mengurusi dirinya saat ia sakit?
"aa..baperan banget gue.” Gumam Shanna.
“ lanjutin makannya..kalau ga di abisin tuh nasi goreng. Gue ga mau temenan sama lo.” Ujar Alruni berniat becanda, agar Shanna mau makan.
“ hmm..ga perlu ribet mah sekarang Pak Pres..mau temenan ayo! Kalau ga mau ga perlu..selama jadi Presma lo ya, belagu banget..udah ga nganggep gue temen lagi? Its okay.” Ucap Shanna diluar nalarnya, ingin ia salahkan mulutnya sekarang mengapa harus mengatakan hal itu kepada Alruni.
“ mana Reyy yang gue kenal? Kok jadi baperan gini?” lanjut Alruni.
“ UDAH MATI!” tukas Shanna mengundang amarah dari Alruni. Dengan gamblang mulut Shanna mengucapkan kematian. Ia tak tau seberapa berartinya ia bagi Alruni, tentu aja kematian sangat sensitif bagi telinga Alruni.
"lo ngomong begituan sekali lagii!! gue jitak ya.." kesal Alruni.
“ makan Reyy..makanan udah didepan mata juga tinggal makan doang.” Alruni dengan sikap lemah lembutnya kali ini.
“ iya ini gue makan! Aaa..capek gue, sana sini disuruh makan mulu. Kalian paham gak sih?” ucapan ambigu berasal dari mulut Shanna lagi. Benar-benar keterlaluan dirinya kali ini, ucapannya kali ini pasti sangat membuat orang-orang di hadapannya kebingungan. Ya Tuhan..bantu Shanna. Apa tamu bulanannya akan datang?
“ pindah meja aja kita Jel..” Lajut Shanna menoleh ke arah Anjel, sambil mengangkat piring nasi gorengnya.
“ eh..jangan dong! Gue bayarin dh..lo moodyan banget ya kalau lagi lapar.” Ucap Alruni menghentikan pergerakan Shanna dan Anjel. Mereka pastinya tak kan menyia-nyiakan kesempatan untuk dapat makan gratis.
Alruni kembali menatap Shanna, ia melirik ke sekitar memperhatikan mahasiswa yang tengah sibuk mengisi perut di kantin. Lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Shanna lalu membisikkan sesuatu kepada Shanna.
“ lucu banget Reyy gue kalau lagi marah…mau jalan-jalan bareng Presma hmm?” tingkah Alruni mendapat perhatian dari beberapa mahasiswa, begitu juga kedua sejoli yang menyaksikan keduanya dari dekat.
“OGAH! Gue mending jalan bareng sapi dari pada sama lo.” Ujar Shanna menjauhkan wajahnya dari Alruni, walaupun ia sempat mematung mendapatkan perlakuan Alruni di tengah umum ini.
Gimana nih guys?
Lanjut apa kaga?😬🙏🏼
Gimana cerita ArkaSha with Niki Guys?
**Hii Guys💗
Aku balik lagiiii
Jangan lupa like, komen, and share ya guys
Ikutin akun aku juga...
Apa gue telat ya**?
-Arkana Fahsya Ganendra
Seorang gadis tengah mengotak-atik ponsel miliknya didepan sebuah gedung Universitas. Bosan melanda dirinya yang tengah menunggu Presma rapat bersama anggota organisasinya. Sambil duduk di atas kursi yang telah disediakan didepan ruangan itu, ia terus berulang kali mendongak menyaksikan sedikit banyaknya mahasiswa yang lewat.
Ia sangat benci jika sudah menunggu Alruni seperti saat ini, namun karma juga untuk dirinya saat ia melihat ban motornya bocor dan harus diantar ke bengkel. Hal itu mengharuskan ia untuk pulang bersama Alruni. Lelaki itu jelas saja tidak mengizinkannya untuk pulang dengan siapapun, walaupun ia harus menunggu hampir dua jam.
Niki Imooet 😤
Masih lama? Cape gue nungguin lo di luar
Udah kayak gembel gue
^^^Ehh..lupa gue kalau pulang bareng lo^^^
^^^Emang lo gembiiil kali Reyy^^^
Tau gini..dari tadi gue pulang bareng Anjel
^^^Big noo!! Pulang bareng gue^^^
Makanya cepatt!!!!!
^^^Masuk aja..rapatnya udah selesai^^^
Aaaaa…gamau gue! Cepat keluar Nikk
^^^Masuk aja..masih ada beberapa anggota didalem^^^
^^^Gue ga bisa pulang gitu aja^^^
^^^Gue kan presma^^^
“ aarrghhh..repot banget gue gara-gara lo Nik…” jerit Shanna membuat orang-orang yang keluar dari ruangan melihatnya keheranan. Tanpa memedulikan orang-orang tersebut, Shanna berjalan malas memasuki ruangan BEM.
Shanna menarik napasnya gusar saat satu langkah kakinya memasuki ruangan yang bernuansa biru itu. Ia termangu melihat beberapa jaket almamater yang jelas berbeda dengan jaket kampusnya. Tapi, hal itu tak ia pedulikan..toh ia bukan anggota organisasi ini, ia tidak ingin memperpanjang dan ikut campur dalam urusan organisasi yang super ribet menurutnya.
Begitu Alruni menemukan keberadaan Shanna didepan pintu, namun gadis itu tak kunjung menemuinya. Mungkin saja karena Shanna tidak pernah menginjakkan kaki di ruangan ini, bisa jadi ia sedikit kebingungan.
“ reyy..gue disini..” alruni berteriak melambaikan tangannya kearah Shanna, namun gadis itu tak menggubris panggilannya itu. Apakan Shanna tak mendengarnya?
“ Reyya sayang! Ngapain berdiri kayak orang gila disana? Woi..bocah tengil..” begitu mendengar panggilan itu, kedua mata Shanna terfokus pada Alruni yang tengah berada diantara beberapa anggota organisasi dari kampus lain. Sudah dapat ia pastikan, ia akan memarahi Alruni atas panggilan tak berperikemanusiaannya pada Shanna.
“ lo panggil gue dengan kata itu lagi! Gue jahit mulut lo.” Sarkas Shanna sambil melempari wajah Alruni dengan tas yang berada ditangannya sehingga membuat lelaki itu meringis merasakan perih di hidungnya. Ia tak ingin orang-orang berpikiran negatif kepadanya, bisa saja orang-orang mengira jika ia merupakan pacar dari Alruni yang notabenenya adalah bintang kampus.
“ iyaa..ga lagi..” balas Alruni.
“ Pulang Nik..cape gue! Lo kelamaan.” Rengeknya tanpa sadar beberapa orang yang tengah mengobrol dengan Alruni memandanginya dengan tatapan yang berbeda.
“ ehh..sorry..” shanna menundukkan kepalanya mendekati Alruni, ia tak berani mendongak sedikit pun, ia sangat malu.
“ malu kan lo…” dibalas tawaan dari Alruni.
Tanpa Shanna sadari, seorang lelaki yang sudah memperhatikannya sejak ia berdiri di pintu tadi tengah tersenyum gemas menyaksikan tingkah gadis di hadapannya itu.
"Nik..?" gumam pria itu memikirkan apa maksud dari panggilan Shanna kepada Alruni.
Ia memberanikan diri untuk mendekati kumpulan remaja itu hanya untuk memastikan keberadaan Shanna dari dekat.
“ Shanna..” ucap lelaki itu, kalau bukan karena seseorang yang memanggilnya itu. Shanna tak kan ingin mendongak sedikit pun, namun ia penasaran dengan sosok yang memanggil namanya itu. Alruni yang menyaksikan itu menatap Shanna seolah ingin bertanya apakah ia kenal dengan lelaki itu.
“ iyaa..?” jawab Shanna mematung, ketika melihat lelaki yang berada di hadapannya sekarang. Ia menyadarkan dirinya, berulang kali ia menggeleng meyakinkan dirinya jika seseorang yang tengah tersenyum kepadanya bukanlah orang yang ia kenali.
“ lo Shanna kan?” Tanya lelaki itu melanjutkan, Arkana menatap Shanna, lama sekali hingga dibuyarkan anggukan oleh Shanna.
“ dunia sempit banget ya..kita ketemu lagi. Lo inget gue kan? Arkana Fahsya Ganendra..temen SMA lo?” lanjut Arkana meyakinkan Shanna.
Shanna pura-pura berpikir, padahal ia ingat sekali dengan lelaki dihadapannya ini. Ia rasa harga dirinya akan hancur jika ia langsung mengiyakan perkataan Arkana.
“ lo kenal dia Reyy..?” ucap Alruni menyertai obrolan keduanya.
“ hmm…inget! Lo wakil ketua Osis yang ga jadi itu kan?” arkana terkejut dengan omongan Shanna yang tiba-tiba mengingat hal konyol itu. Namun, di lain sisi ia sangat senang kalau Shanna ternyata masih mengenalnya.
“ masih inget aja lo..” ujar Arkana dengan kekehan memandangi gadis yang menurutnya tidak berubah sama sekali baginya.
Arkana Fahsya Ganendra. Anak basket sekaligus anggota organisasi dari Universitas Jaya Bakti, pantas saja almamaternya berbeda dengan kampus Shanna. Tampang yang tidak diragukan, berwibawa serta jiwa cool nya yang membuat kaum hawa semakin mengaguminya. Namun, lelaki ini tidak pernah terdengar isu memiliki pacar.
Drrrttt..drrtt..
“ handphone gue nikk..lo budeg ya..” merasa namanya dipanggil, Alruni langsung membuka tas Shanna dan merogoh ponsel Shanna. Alruni melirik layar ponsel Shanna melihat siapa yang menghubungi gadis itu.
“ Mama Reyy…!” ujar Alruni.
“ lo aja yang ngangkat..gue pasti diomelin karna belum pulang..” Shanna menghindari omelan mamanya, bagaimana pun Alruni harus bertanggung jawab karena ialah penyebab Shanna belum juga pulang saat ini.
“ hallo ma..”
“ ehh..ini niki nak?”
“ iya ma..”
“ reyy bareng kamu? Motornya udah dirumah, tapi bocahnya gada..”
“ iya ma..tadi ban motor reyy bocor. Jadinya Reyy pulang bareng Niki ya ma.”
“ oohh..dianya ga ngabarin soalnya..”
“ maaf ya ma..”
“ gpp..mama tutup ya..”
Sambungan telepon itu terputus, Alruni berdiri dan membereskan barang-barangnya bergegas untuk pulang.
“ kita pulang sekarang..” ucapnya sambil menyerahkan tas Shanna kepada pemiliknya.
“ sorry nih guys..gue duluan ya..” pamit Alruni yang merasa tak enak meninggalkan anggotanya disana.
“ santai aja broo…” ujar salah satu anggota BEM.
“ jagain mbak Shanna nya..jangan sampai lecet..” teriak Bimo salah satu anggota BEM yang terus terang selalu menggoda Shanna. Mendengar ucapan Bimo itu, Shanna menampilkan gidikan ngerinya ke arah Bimo.
Arkana yang menyaksikan itu sedikit merasa jeolous melihat kedekatan Shanna dan Alruni. Apakah pantas ia merasa cemburu pada mereka, padahal bisa saja ia orang baru di hidup Shanna kini.
“ apa gue telat ya?” pikir Arkana.
Arkana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ingin bertanya langsung pada Bimo, namun menurutnya hal itu pasti akan membuat Bimo bertanya-tanya. Tiba-tiba Davi selaku teman dekatnya yang merupakan juga Wakil Presma dari Universitas Dharma menepuk bahunya menyadarkannya dari lamunannya.
“ kenapa bengong gitu?” Tanya Davi menjadi bingung melihat Arkana.
“ engga Dav…Kita Pulang..lagian udah gada tugas lagi kan?”
“ yaudah…”
Jangan lupa Like dan komen guyssss
Ikutin akun aku juga guysss
**Hiii guysss!
RunW Admire datang lagi
...-----------...
"Kok lo muncul lagi sih!! Gue udah lupain lo!!!!"
-Reyya Shanna Didra
Kini Shanna sudah berada di depan rumah minimalis milik keluarganya, setelah diantar pulang oleh Alruni ia bergegas memasuki rumah tersebut. Alruni sengaja tidak pamit kepada kedua orang tua Shanna karena ia takut diomeli oleh Mama Shanna karena telah telat mengantar anaknya pulang.
" Assalamualaikum...Reyy pulang..." teriak Shanna namun tak ada yang menjawab salamnya itu. Ia sedikit heran, gimana semua makhluk penghuni rumahnya? biasanya jika ia pulang papanya selalu stay di depan televisi. begitu juga dengan adiknya Aqza yang setiap hari memburu cemilan papanya di atas meja.
" Ma...Mama..." teriak Shanna sekali lagi, sambil melangkahkan kakinya menuju kamar kedua orang tuanya.
" Mama di dapur Reyy..." sahut Mama Tantri begitu mendengar suara anaknya itu. Pintu kamar yang sudah terbuka setengah ia tutup kembali, sekarang ia bergegas menuju dapur untuk menemui sang mama.
" GHAVA..." pekik Shanna hebat membuat semua orang yang berada di dapur terkejut mendengar suaranya. Bagaimana tidak? mata Shanna berbinar begitu melihat keponakannya yang super lucu menurutnya ini. Pantas saja rumah ini tidak menghiraukan ucapan salamnya tadi, ternyata keluarga abangnya tengah bertamu. Shanna langsung mencium setiap inci wajah keponakannya itu tanpa tertinggal satu permukaan kulit pun membuat Ghava meringis.
" bocah...anak gue lo apain.." sarkas Diksa saudara laki-laki Shanna, ketika melihat anaknya diperlakukan seperti itu oleh adiknya itu. Namun, Shanna tidak menghiraukan teguran abangnya itu ia terus saja mengganggu Ghava.
" baru masuk ucap salam dulu kak! Bukan teriak ga jelas gitu." potong papannya, Papa Prima.
" udah papa..gada yang denger.." Shanna mengambil potongan tahu yang berada di atas meja makan, sambil mendaratkan pantatnya tepat di samping adiknya Aqza.
" buruan makan...nanti tahunya di abisin bg Diksa." ujar sang mama.
jika sudah berhadapan dengan tahu ia lemah gemulai. makanan itu adalah favoritnya, ia rela setiap hari makan tahu tanpa ayam goreng pun tak masalah. Sejak dari dulu, Shanna selalu berebut tahu dengan abangnya, mereka berdua sama-sama pecinta makanan berbentuk petak itu.
Shanna bangkit dari tempat duduknya mengambil sepiring tahu tersebut dari atas meja kemudian membawanya ke kamarnya yang mengundang pelototan dari Diksa.
" Reyy mandi dulu...bye bg Diksa jelek...tahunya buat Reyy semua ya.." Shanna langsung berlari menuju kamarnya. Baru saja ingin bangkit mengomeli sang adik, namun tangan nya ditahan oleh Gita istrinya. Jika berurusan dengan istri kesayangan nya itu, ia akan menurut.
Setelah selesai dengan aktivitas mandinya. Shanna menarik nafas lelah dengan kasar ia melompati kasurnya untuk mengistirahatkan tubuhnya. Matanya ia pejamkan, seolah menikmati rasa lelah yang menghujam dirinya. beberapa saat bibirnya perlahan terangkat mengukir senyuman di sana. ia menutup wajahnya merasa malu, ia mengingat seseorang yang baru masuk kembali ke kehidupannya.
" aaaaa...kok lo balik sih Ar...gue udah lupain lo!!!" ia merutuki dirinya sendiri merasa frustasi.
" tenang Reyy...jangan pikirin Arkana lagi...lo ga berhak untuk itu, say to your self...lo ga pantes buat dia..." betapa susahnya ia dahulu melupakan Arkana yang merupakan cinta pertamanya. namun kini dengan seenaknya lelaki itu kembali muncul di hadapannya.
Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan adanya pesan masuk. begitu ia melihat pesan itu ia melenguh malas. orang ini telah mengganggu waktu menghayalnya.
Niki Imooet😤
*Reyy..
Bales pesan gue
^^^Hmmmm?^^^
Jutek amat buk..
^^^Buruan..gue mau istirahat^^^
Bantuin gue😢
^^^Biasa aja emot nya...^^^
^^^Bantu apa?^^^
^^^Kalau lo nyuruh gue selesain tugas kuliah lo^^^
^^^Gue tolak mentah-mentah^^^
Bukan itu
^^^Terusss?^^^
besok temenin gue beli vas bunga
Ke kampus gue jemput
^^^vas buat apaan?^^^
^^^Aneh lo^^^
Gue ga sengaja senggol vas bunga bunda
Sekarang bunda ngambek banget ke gue
Bunda diemin gue
^^^Hahahahah😆🤣🤣🤣^^^
^^^Sumpah ngakak banget😢^^^
^^^Kasih waktu gue buat ketawa^^^
Gue ga becanda reyy...
^^^Iya iyaa*^^^
Sesuai janji, Alruni kini sudah tiba di rumah Shanna. ya bisa masuk tanpa harus melapor satpam dulu, karena satpam rumah Shanna bahkan sudah bersahabat dengannya.
" woi...gue disini.." ujar Shanna yang tengah memakai sepatu di teras rumah. saat ia melihat Alruni datang yang tanpa menoleh ke arahnya sedikitpun, pria itu langsung saja memasuki rumahnya. Ia bangkit menatap punggung Alruni memasuki rumahnya.
" bener-bener ya tuh anak ..berasa rumah sendiri...woii Niki gue disini..."
" Sorry gue kira gada orang...tunggu bentar, mau lapor papa mama dulu.." ucapan yang sangat menjengkelkan bagi Shanna. apa ia dikira makhluk gaib sehingga Alruni tidak melihat keberadaannya.
"Assalamualaikum..." ucap Alruni begitu menjumpai keluarga sShanna yang tengah sarapan.
" Waalaikumsalam...." semua orang yang berada di ruang makan itu menoleh, aruni menyalami satu persatu dari mereka. tak lupa ia mencubit gemas pipi Ghava keponakan di Shanna.
"Mama kira siapa..." ujar mama tantri.
" Sarapan Nik..." sambung Papa Prima.
" Udah Pa..." balas Alruni.
" Kapan kesini bang?" tanya Alruni basa-basi kepada Diksa.
" biasa aja boy...berasa ga rumah gue jadinya...hahahah." Ucap Diksa mengoloki Alruni.
" Sorry bang Dokter..." balas Alruni.
" kalau gitu Niki pamit Ma Pa...Bang Kak..."
"Niki bawa Reyy Pa..."
"Jagain anak Papa...dia belum sarapan itu..." ujar Papa Prima kemudian dibalas acungan jempol oleh Niki.
" hobi banget ga sarapan...nanti makan ya di kantin. kalau sarapan sekarang lo ada kelas pagi kan?" ucap Alruni tiba-tiba seperti cenayang yang sudah berada di pintu membuat Shanna sedikit terkejut.
"lo kayak pocong kalau gitu..." decak Shanna berusaha meraih kepala hoodie yang menutupi kepala aruni. namun kenyataannya ia tidak bisa meraihnya karena pria ini keterlaluan tingginya. sesaat melihat itu, Alruni mensejajarkan tinggi badannya dengan Shanna sehingga memudahkan gadis itu untuk melakukannya.
" makanya tumbuh tuh ke atas... ga ke mana-mana.." komentar Alruni yang terasa kelu di hati Shanna. omongan pria ini tak memiliki otak selalu saja saling menyakitinya.
" walaupun tinggi gue ga seberapa... tapi kecantikan gue ga diragukan... seperti bidadari surga." kata Shanna semangat menampilkan senyumnya yang menawan padahal hatinya ingin sekali menjambak wajah dan rambut pria di hadapannya ini. namun bagaimana bisa? mereka bukan mahram. beruntung ia diizinkan papanya untuk tetap berteman dengan Alruni, karena mau dipisahkan juga mereka sudah bersahabat dari zigot.
" tatap mata gue...lalu hayati perkataan gue..." ucap Alruni penuh penghayatan mendekati wajah Shanna.
"ga usah kepedean..muka lo kayak pantat panci juga." kata Alruni terbahak yang dibalas tatapan tajam dari Shanna.
" bisa aja lo pantat sapi!" balas Shanna tak mau kalah.
masih pagi namun keduanya sudah mengawalinya dengan perkataan yang sama sekali tidak masuk akal. bagaimana bisa akur jika keduanya selalu saja berdebat seperti ini, kebiasaan yang tidak dapat diubah oleh keduanya. sebenarnya Alruni tidak begitu niat untuk membuat Shanna sakit hati. namun untuk memuji jika Shanna cantik pun ia tidak memiliki nyali. Walaupun begitu, dia selalu protektif dan ingin memastikan sahabat perempuan yaitu dalam keadaan baik-baik saja.
Terimakasih guysss!!!
Jangan lupa like, komen, and share ya.
Follow akun aku juga
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!