NovelToon NovelToon

Pengantin Palsu!

Episode 1: Awal Mula

Semua gadis menantikan pernikahan seperti dongeng, dan suatu hari menikah dengan pria impiannya. Hari itu pasti menjadi hari terindah dalam hidupnya. Dia harus menyerahkan hidupnya ke orang yang tepat, di waktu yang tepat, dan menjalani kehidupan yang bahagia selamanya. Tapi berbeda dengan Jane.

Megan, putri sulung yang mahir menjalankan perusahaan investasi kakeknya, Keluarga Pearson, melarikan diri dari pernikahan sehari sebelum pernikahan dengan Nicholas, cucu pewaris dari keluarga Lartner. Jane menjadi pengantin wanita untuk menggantikan kakeknya, Megan. Megan ikut tinggal bersama ibunya sejak orang tuanya bercerai. Dan Jane tidak tahu di mana kakaknya berada. Pernikahannya tidak sesempurna itu. Yang lebih menyedihkan, dia bahkan tidak tahu bagaimana penampilan pengantin prianya. Nicholas juga sangat tidak ingin menikahi Megan di usianya sekarang yang masih muda, terlebih Nicho sendiri belum pernah melihat atau mengetahui seperti apa wanita yang harus dinkahinya, sehingga dia sangat menentang.

Di hari pernikahan, Nicholas yang tidak mau menerima pernikahan yang diatur oleh para tetua dalam keluarga, datang terlambat karena pertemuan perusahaan yang sangat penting.

“Pengantin pria belum ditemukan? Cari terus!” ucap seorang petugas pernikahan di teleponnya.

“Apa? Pengantin pria belum ditemukan?” tanya pengiring pengantin wanita.

“Jadi, aku tidak perlu menikah sekarang, ‘kan?” sahut Jane.

“Tidak, tidak! Kata Ketua Lartner, pernikahan berjalan sesuai rencana. Anda tetap harus menjaga penampilan anda di sini,” jawab petugas pernikahan.

“Pengantin pria tidak datang dan aku harus menjaga penampilan? Kalian benar-benar menyebalkan. Aku tidak akan menikah!” ucap Jane.

“Bukan tidak datang, tapi belum datang. Kamu jangan seperti ini. Keluarga Pearson telah berusaha keras agar kamu bisa menikah dengan keluarga Laurtner. Kalau kamu mengacau kali ini, seluruh keluarga Pearson akan menanggung akibatnya,” ucap pengiring pengantin wanita.

“Baiklah. Lalu aku akan memperlihatkan pada kalian seperti apa amukan Jane Pearson,” ucap Jane.

Jane memasuki aula pernikahan bersama ayahnya.

“Saat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Mari kita beri tepuk tangan yang meriah untuk menyambut pengantin wanita Megan Pearson!”

“Jadi dia yang disebut gadis jenius yang terkenal di kalangan investasi?”

“Ketua Lartner memiliki selera yang bagus. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Dia mendapatkan orangnya dan uangnya,”

“Kenapa? Kamu takut keluarga Lartner akan tahu kalau aku palsu?” bisik Jane kepada laki-laki yang berjalan bersamanya menuju altar.

“Aku melakukan ini untukmu, untuk keluarga Pearson. Bertingkah baiklah sampai acaranya selesai,”

“Untukku?”

“Ya.”

Sesampainya di altar, Jane sendiri tanpa ada pengantin prianya.

“Para hadirin, karena pengantin pria kita sedang ada pertemuan penting, dia tidak bisa datang. Tapi tidak apa-apa, pengantin wanita kita akan bersulang untuk meminta maaf kepada semua tamu yang hadir.” ucap pemandu acara.

“Boleh aku pinjam?” Jane mengambil mic yang digunakan oleh pemandu acara.

“Ehem… pengantin pria sedang ada pertemuan bahkan di hari pernikahannya. Pengantin pria benar-benar tidak mau membuang waktu untuk menghasilkan uang demi mempertahankan bisnis besar keluarga Laurtner. Melihat sikap kerja pengantin pria yang haus uang, aku pribadi sangat mengaguminya. Siapa yang tidak suka uang? Jadi, aku memutuskan untuk menghasilkan uang juga,” Jane melepas sepatu hak yang dikenakannya di hadapan para tamu.

“Semuanya, nikmati minuman dan makanan kalian. Permisi.”

Jane merasa kesal dengan hal ini, dia melarikan diri dari pernikahan karena marah, menyebabkan kekacauan di gedung pernikahan. Jane berhasil kabur dari tempat pernikahan dan memberhentikan mobil di tengah jalan.

“Megan Pearson, jurusan manajemen keuangan, universitas Stanford. Investasi yang dipimpin olehnya selalu mendapat pengembalian (return) lebih dari 400 juta,”

“Dia baru lulus kuliah, 80%nya usaha bapaknya, ‘kan?”

“Apa yang terjadi? Sepertinya pengantin yang sedang melarikan diri. Bos, dia terlihat seperti pengantimu,” Sekretaris Nicho membuka pintu mobilnya dan Jane menariknya keluar agar dia bisa masuk ke dalam mobil. Jane menyalakan mesin mobil dan mengendarai mobil itu. Tanpa dia sadari kalau di belakang ada seorang pria, dan pria di dalam mobil itu adalah Nicholas yang terlambat ke pernikahannya.

“Apakah aku baru saja melakukan pencurian mobil? Mari kita lihat apakah ada informasi kontak. Aku akan mengembalikan mobil ini setelah melarikan diri. Tidak, lebih baik aku ke kantor polisi saja. Jika aku berinisiatif mengembalikan, aku tidak akan mendapat hukuman,”

“Kamu akan dihukum sepuluh tahun.” ucap Nicho.

Mendengar ada suara dari belakang, Jane terkejut hingga melakukan rem mendadak. Tubuh Nicho pun maju ke depan dan dahinya mengenai jok kursi di depannya.

Keduanya keluar dari mobil untuk berbicara.

“Gadis ini mencuri mobil dan kabur dari pernikahan, apa dia yang dimaksud gadis jenius investasi?” ucap Nicho dalam hati.

“Kakak, tolonglah aku. Aku bertemu dengan orang jahat jadi aku terpaksa mencuri mobil. Tolong jangan bawa aku ke kantor polisi,” ucap Jane.

“Jika kamu tidak berbicara, aku akan anggap diam-mu sebagai persetujuan. Terima kasih, kakak. Kamu adalah orang yang baik. Aku akan membayar kebaikanmu di masa depan!”

“Membayarku?”

Saat mereka sedang berbicara, seorang pria aneh menyelinap ke dalam mobil dan membawa mobil pergi. Kali ini Nicho benar-benar bertemu dengan seorang pencuri mobil.

“Kakak! Mo-mobilmu!”

“Oh. Aku baru saja berbicara denganmu sebentar dan sekarang ada kaki tangan,” ucap Nicho.

Tetapi, Jane tidak mengatakan apa-apa. Dia merobek bagian bawah gaun pengantin yang dia kenakan.

“Apa yang kamu lakukan?” tanya Nicho.

“Membayarmu. Kalau aku mengejar mobilnya dan berhasil mendapatkannya kembali, kamu harus memaafkanku,” jawab Jane.

“Mengejar?”

Jane berlari mengejar mobilnya, mengambil jalan pintas dan berlari melewatinya, berhasil menghentikan pencuri mobil itu. Nicholas mengikutinya berlari sampai nafasnya terengah-engah. Dia berhasil mendapatkan mobilnya kembali.

“Gadis jenis dalam investasi? Sepertinya tidak. Apa gadis ini sebenarnya memiliki kekuatan super? Bagaimana bisa kecepatannya berlari sama dengan mobil?” Nicho bertanya-tanya dalam benaknya saat mengendarai mobil.

“Kakak, jadi sekarang kamu bisa melupakan apa yang terjadi sebelumnya, ‘kan?” tanya Jane.

“Dia cukup tampan. Pasti dia bukan orang jahat,” ucap Jane dalam batinnya.

“Katakan padaku, kenapa kamu lari dari pernikahanmu?” tanya Nicho.

“Karena ini bukan hidupku.”

“Bukan hidupmu?”

“Iya. Kamu hanya hidup sekali, kenapa harus menyia-nyiakannya untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin kamu lakukan? Aku ingin hidup untuk diriku sendiri,”

“Hidup untuk dirimu sendiri? Sekarang kemana kamu mau pergi?”

Benar, kemana aku harus pergi? batin Jane.

“Aku ingin pulang ke rumah,”

Dia kabur dari pernikahan hanya untuk pulang? batin Nicho.

“Kamu bisa berhenti di sini,” ucap Jane.

Nicho tidak mendengarkan. Dia terus mengendarai mobilnya.

“Permisi, kamu bisa berhenti di sini saja. Terima kasih,” Jane mengulangi.

Nicho tetap tidak memberhentikan mobilnya.

“Hei. Hentikan mobilnya. Aku kasih tahu padamu, ya. Lebih baik kamu tidak main-main denganku. Apa kamu tidak ingat betapa takutnya si pencuri mobil tadi padaku?” Jane mengoceh.

Nicho tertawa kecil

Dia tertawa. Jangan bilang… aku merampok mobil gangster? batin Jane.

Bersambung...

Episode 2: Dimana Aku?

Nicho tidak mendengarkan. Dia terus mengendarai mobilnya.

“Permisi, kamu bisa berhenti di sini saja. Terima kasih,” Jane mengulangi.

Nicho tetap tidak memberhentikan mobilnya.

“Hei. Hentikan mobilnya. Aku kasih tahu padamu, ya. Lebih baik kamu tidak main-main denganku. Apa kamu tidak ingat betapa takutnya si pencuri mobil tadi padaku?” Jane mengoceh.

Nicho tertawa kecil

Dia tertawa. Jangan bilang… aku merampok mobil gangster? batin Jane.

“Begini… aku sudah mendapatkan mobilmu kembali. Bagaimana kalau seperti ini… aku akan membayarmu dan anggap saja itu sebagai bayaran karena sudah mengantarku.”

“Berapa banyak yang bisa kamu berikan padaku?”

“Di mobilmu tidak ada meteran, jadi-“

“Lihatlah mobil ini. Apakah pernah menemukan taksi dengan mobil seperti ini?”

“Seratus ribu. Kalau kamu menginginkan lebih dari itu, berarti kamu memiliki niat jahat padaku,”

Nicho malah menambah kecepatan mengemudinya.

Negoisasi tidak berhasil. Saatnya menggunakan trik mendapat belas kasihan. batin Jane.

“Kakak, Tolong kasihanilah aku. Aku dipaksa menikah di usia yang masih muda seperti ini. Suamiku sudah tua, jelek, dan jahat. Dan yang poin utamanya… dia tidak bisa melakukan itu…!”

Jane telah membayangkan citra suami yang tua, jelek, dan kejam. Pernikahannya juga merupakan paksaan, dan karena hanya sekali hidup, dia ingin hidup untuk dirinya sendiri. Nicho terkejut ketika mendengar deskripsi Jane tentang dirinya, dan Nicho reflek langsung rem mendadak.

Dia sangat bingung. Dia mengira gadis ini adalah istri yang dipilih oleh para tetua keluarga, adalah Megan yang anggun.

“Akh!” Kepala Jane mengenai jok di depannya dengan begitu kerasnya.

“Apa-apaan kamu ini?”

“Lampu merah.”

“Kak, aku tidak ada ponsel atau dompet karena aku melarikan diri dengan terburu-buru. Kenapa kamu tidak memberiku nomormu saja? Aku akan menghubungi dan membayarmu kembali nanti.”

Nicho mengulurkan tangannya ke belakang. Jane mengira Nicho mengajaknya bersalaman ternyata Nicho menuliskan nomornya di telapak tangan Jane.

“Baiklah. Kamu boleh keluar sekarang,” ucap Nicho.

“Ini dimana? Kenapa tempat ini sepi sekali?”

“Kamu yang minta untuk turun dari mobil.”

“Kakak, kenapa kamu tidak menjadi orang baik saja sampai akhir? Bisakah kamu membawaku ke kota?” Jane menyatakan kedua tangannya sambil memohon.

Kak, dimana kamu? Aku menjadi seperti ini karena kamu. batin Jane.

Jane tertidur dengan bersandar di pintu mobil karena pelariannya dari pernikahan dan mengejar mobil terasa begitu melelahkan.

“Sudah sampai,” ucap Nicholas.

“Hei. Sudah sampai,” Nicho mengulanginya.

Karena Jane tetap tertidur, Nicho keluar dari mobil dan membuka pintu mobil Jane di belakang. Sontak Jane terjatuh namun segera ditangkap oleh Nicho. Nicho memegang dahi Jane yang ternyata agak demam. Segera dia mengembalikan posisi tidur Jane di dalam mobil.

Nicho membawa Jane ke rumahnya dan membaringkan Jane dengan begitu hati-hati di ranjang.

Sekretaris Nicho meneleponnya.

“Ada apa?” tanya Nicho.

“Apa bos baik-baik saja setelah dirampok oleh nyonya?”

“Lebih tepatnya, aku yang merampoknya.”

“Bos ada-ada saja. Pernikahan ini menjadi kacau karena Nyonya. Ketua sangat marah.”

Nicho teringat kembali akan perkataan Jane saat di mobil tadi.

“Iya. Kamu hanya hidup sekali, kenapa harus menyia-nyiakannya untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin kamu lakukan? Aku ingin hidup untuk diriku sendiri,”

“Jordan, aku ingin menambah kekacauan ini,”

“Apa? Tapi, bos. Bisa dimengerti kalau Nyonya kabur dari pernikahan. Kalau bos? Kenapa bos malah pergi di hari pernikahan sendiri?”

“Dia sudah kembali,”

“Apa maksud bos, Noah Lartner? Bos telah menunggunya bertahun-tahun. Dia akhirnya mau bertemu dengan bos? Kalau begitu aku akan mengirim seseorang untuk menjemputnya,”

Melihat beberapa pelayan masuk ke kamarnya, Nicholas berjalan keluar.

“Tidak usah. Tidak ada yang bisa berurusan dengan kakakku. Dan satu lagi, aku akan menyelesaikan masalahku dengan kakek. Terima kasih atas kerja kerasmu.”

“Baiklah, bos.”

Setelah mengakhiri panggilannya dengan sekretarisnya, Nicho menelepon kakeknya.

“Nicho, apa kamu sudah selesai bermain-main? Kamu tidak muncul, pasanganmu juga tidak! Kekacauan macam apa ini?! Kamu sengaja ingin mempermalukan kakek?!”

“Aku kabur bersamanya, Kek.”

“Apa yang terjadi? Kamu tidak mau memenuhi kontrak pernikahan ini?”

“Aku tidak menyukai pernikahan yang didasari bisnis kuno ini. Tapi sekarang, aku berubah pikiran.”

Jane bangun dari tidurnya dan terkejut mendapati dirinya berada di tempat yang bukan rumahnya. Ayahnya masuk ke kamarnya karena Nicho menghubungi ayahnya kalau Jane berada di rumahnya.

“Dimana aku?”

“Dimana lagi kamu berada selain di rumah Lartner?”

Jane kembali mengingat terakhir kali sebelum dia tertidur. Dia berada di sebuah mobil dengan orang asing dan memintanya diantar ke kota namun dia ketiduran di tengah jalan.

Bagaimana ini bisa terjadi secara kebetulan? Dia adalah orang di keluarga Lartner. batin Jane.

Jane turun dari ranjang.

“eh, eh, eh. Mau kemana?” tanya John, ayahnya.

“Aku ingin pulang ke rumah,”

“Jane… kita sudah sepakat kalau kamu akan menjalani pernikahan sampai kakakmu kembali.” John meyakinkan dirinya lagi, berharap berpura-pura menjadi Megan di rumah Lartner sebelum menemukan kakaknya.

“Aku setuju untuk melanjutkan pernikahan. Tapi aku tidak pernah mengatakan aku akan menikah dengan keluarga Lartner. belum lagi, aku tidak bisa tinggal di sini!”

“Putriku, aku sudah menyuruh orang untuk mencarinya. Tolong kamu tetap berpura-pura selama beberapa hari saja. Begitu kakakmu sudah ditemukan, kamu bisa pergi bebas sesukamu,”

“Berpura-pura? Bagaimana bisa aku melakukan itu? aku hanya seorang mahasiswa dari kota kecil. Bagaimana aku bisa berpura-pura menjadi gadis jenius?!”

“Ssshhh…”

“Bagaimana kalau seseorang mengetahui kalau aku berpura-pura?!”

“Sshhhh… bahkan kalau tu terjadi, kamu masih harus tinggal di sini sampai saat itu. kumohon. Papa mohon padamu.”

Jane duduk di ranjang. “Aku akhirnya mengerti kenapa mama menceraikan papa. Bagaimana aku bisa memiliki ayah seperti papa?”

“Kalau kamu tidak bisa memikirkan papa, tapi Tolong setidaknya Pikirkan tentang kebahagiaan kakakmu. Mulai sekarang, kamu adalah Megan Pearson,” John memberikan kartu tanda penduduk milik Megan.

Jane membuangnya ke lantai. “Berhenti menggunakan kakak untuk mengancamku.”

John mengambil kartu tersebut di lantai. “Kakakmu selalu menjagamu, bantu dia sekali ini saja.”

“Sekali, dua kali, dan seterusnya… bukankah papa terlalu kuno dengan cara seperti ini?”

“Papa tidak peduli. Papa akan taruh kartunya di sini. Papa pergi. Sampai jumpa!” John keluar dan menutup pintu kamar, mengunci Jane sendiri di dalam kamar.

“Pa, papa jangan pergi!” Jane berusaha membuka pintu kamarnya.

Tidak lama seseorang membuka pintu kamarnya dari luar dan muncul sesosok pria dengan penampilan yang culun, berkacamata bulat dan mengenakan dasi kupu-kupu.

Nicholas Lartner? Kenapa berbeda sekali dengan yang pernah kakak ceritakan padaku? Apa yang terjadi? Jangan bilang… kakak jatuh cinta… karena penampilannya yang “menarik”? batin Jane

Bersambung...

Episode 3: Kabur Lagi

“Papa tidak peduli. Papa akan taruh kartunya di sini. Papa pergi. Sampai jumpa!” John keluar dan menutup pintu kamar, mengunci Jane sendiri di dalam kamar.

“Pa, papa jangan pergi!” Jane berusaha membuka pintu kamarnya.

Tidak lama seseorang membuka pintu kamarnya dari luar dan muncul sesosok pria dengan penampilan yang culun, berkacamata bulat dan mengenakan dasi kupu-kupu.

Nicholas Lartner? Kenapa berbeda sekali dengan yang pernah kakak ceritakan padaku? Apa yang terjadi? Jangan bilang… kakak jatuh cinta… karena penampilannya yang “menarik”? batin Jane.

“Nyonya,” ucap laki-laki itu.

“Apa? Kamu memanggilku apa?”

“Nyonya.”

“Siapa yang Nyonya? Kamu siapa?”

“Pelayan yang telah melayani keluarga Lartner selama 15 tahun. Aku hidup sebagai bagian dari keluarga Lartner dan akan mati dengan jiwa keluarga Lartner. Namaku Paul. Nyonya bisa memanggilku Pa, Ul.”

“Oh, Pa ul?”

“Iya, hehehe…”

“Pa ul, ya? Baik, selamat tinggal,” Jane berusaha pergi namun Paul menghalanginya.

“Kenapa ini?”

“Aku tidak bisa membiarkan nyonya keluar.”

“Wah. Aku sedang ditawan sekarang? Dengarkan aku. Katakan padanya untuk datang ke sini agar kita bisa mengobrol. Bisa,’kan?”

“Bos Nicho berkata dia mengakui kesalahannya. Dia tidak akan mempermasalahkan nyonya yang melarikan diri dari pernikahan. Juga, dia akan berbicara dengan para orang tua untukmu. Jangan khawatir ha..ha..ha..”

“Aku menerima permintaan maafnya. Tapi kupikir Nicholas Lartner tidak tertarik padaku. Jadi, aku akan pergi sekarang.”

“Eh eh eh! Tidak. Nyonya masih demam. Nyonya harus istirahat selama beberapa hari lagi.” Paul lagi-lagi menghalangi Jane.

“Aku baik-baik saja. Kata siapa aku demam? Aku sehat tuh! Bagaimana kalau aku buktikan dengan berlari beberapa putaran di luar?”

“Nyonya masih ingin lari? Ya ampun, apa Nyonya adalah bagian dari timnas atletik? Aku akan memberitahu pengalamanku, jika Nyonya ingin memiliki tubuh yang bagus, berbaringlah dan jangan pernah lari.”

“Kepalaku sakit. Kamu bisa istirahat. Aku juga akan tidur sebentar.”

“Apa yang ingin Nyonya makan malam ini? Aku akan membuatkannya.”

Jane menutup pintu kamarnya. “Pergi, pergi saja.”

Setelah bertemu dengan pembantu rumah tangga, dia ingin pergi dan siap melarikan diri dengan melompat dari jendela kamarnya di lantai dua. Paul terkejut melihat Jane yang berhasil kabur.

“Ahhh, si*l! Bagaimana dia bisa kabur dengan membawa sepatunya?!”

Jane mengendarai mobil yang ada di garasi.

Paul mengejarnya. “Eh, eh, tunggu aku! Tidak, tidak! Tunggu sebentar!”

Paul segera menelepon Nicholas.

“Dia membawa kabur mobil lain?!” Nicho segera melacak keberadaan mobilnya di ponselnya. Dia pun tersenyum.

“Mari kita lihat kemana kamu bisa lari.” Nicho memakai jasnya dan mengambil kunci mobil lalu keluar dari ruangannya.

“Ada sesuatu yang penting untuk aku urus, jadwalkan lagi rapatnya besok,” ucapnya ke Jordan.

Malam itu, hujan turun begitu deras, disertai petir, Jane bingung harus membawa mobil kemana.

“Bagaimana cara menggunakan GPS ini?”

Sementara jalanan semakin gelap dan Jane tidak melihat ada mobil dari sampingnya. Dia pun membanting setir ke kiri dan menabrak tempat sampah. Jane pun turun dari mobil.

“Bagaimana bisa jalanan sesepi ini? Tidak ada orang satupun? Dan hujan pula! Kenapa aku bernasib si*l seperti ini?”

Saat Jane ingin berteduh di dalam mobil, pintu mobil tidak bisa terbuka. “Mobil impor macam apa ini? Ahhh! Bagaimana ini!?”

Nicholas mengikuti posisi mobilnya dan menemukan "Megan" yang ketakutan karena kecelakaan lalu lintas. Nicholas turun dari mobilnya dengan memegang payung.

“Kamu siapa!?”

“Aku adalah kakakmu, bagaimana kamu bisa melupakanku begitu cepat?”

Jane meraba-raba wajah Nicholas, “Apakah ini benar-benar kamu?”

“Dimana lagi kamu berencana merabaku?”

Jane menjauhkan tangannya. “Maaf, aku memiliki gangguan rabun senja,”

“Masuklah ke mobil,” Nicholas membawa Jane ke mobilnya.

“Bagaimana jika aku tidak datang?” Nicho memberikan tisu untuk Jane. “Apa kamu berencana untuk tinggal di pinggir jalan sepanjang malam?”

“Kamu mencuri mobil untuk melarikan diri yang kedua kalinya. Kamu masih sangat muda, tapi sangat pandai melakukan hal-hal seperti ini. Apa kamu tahu betapa bahayanya ini? Bagaimana jika terjadi sesuatu? Bagaimana kamu akan menjelaskannya ke orang tuamu?”

“Melalui telepati.”

“Kamu-“

“Aku tahu kamu berada di pihak yang sama dengan orang tua itu. Kamu datang mencari aku hanya untuk membawa aku kembali ke rumah itu. Aku sangat tidak beruntung,”

“Baiklah, baiklah, baiklah. Anggap saja aku berhutang budi padamu. Ayo, pulang. Pakai sabuk pengamanmu.”

Nicholas mengendarai mobilnya kembali ke kediamannya. Dia membawa Jane kembali.

“Sudah sampai, turunlah,” Nicho membukakan pintu untuk Jane.

Jane menghela napas. “Karena kamu tidak akan menyerah, aku akan berbicara baik denganmu.”

“Apa yang ingin kamu bicarakan?”

“Bukan kamu. Aku hanya berbicara sendiri kalau ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengannya. Ini tidak ada kaitannya denganmu.” Jane masih mengira Nicho adalah orang lain, bukanlah yang sedang bersamanya sekarang.

Jane turun dari mobil.

Kamu pasti tidak menyangka kalau suamimu semuda dan setampan ini. batin Nicho.

“Pulanglah ke rumah. Walaupun kamu sudah menyelamatkan aku hari ini, tapi sudah dua kali mengantar aku kembali ke sini. selamat tinggal.” Ucap Jane.

Ini rumahku. batin Nicho.

“Tunggu sebentar,” Nicho mengambil sesuatu dari dalam mobilnya dan memberikan itu pada Jane.

Dia memberikan sebuah ponsel, “Ambil ponsel ini,”

“Aku tidak membutuhkannya.”

Nicho menaruh paksa di tangan Jane. “Kamu dapat menghubungiku kapan saja jika terjadi sesuatu. Setelah seratus ribu, sekarang kamu juga berutang ponsel padaku.”

Jane kembali ke rumah Nicho. Dia berpikir kalau pelarian bukanlah jalannya. Karena Nicholas tidak ingin menikah dan belum juga muncul, lebih baik mendiskusikan pembubaran kontrak pernikahan dengannya. Ini adalah yang terbaik dari kedua belah pihak. Namun tiba-tiba, lampu di rumah padam.

Saat lampu padam, Nicho perlahan masuk tanpa mengeluarkan suara. Melalui celah pintu, Jane melihat ada seseorang yang berjalan di depan kamarnya.

“Nicholas Lartner, itu kamu, ‘kan?” ucap Jane. Dia berpikir kalau orang ini tidak ingin menunjukkan dirinya sendiri.

“Bisakah kamu menyalakan lampu? Dengan gelap seperti ini, kita tidak bisa berbicara dengan baik.” Jane berbicara dari dalam kamarnya tanpa membuka pintu.

“Bukankah kamu tidak mau melihatku? Tepat sekali sekarang untukmu tidak bisa melihatku dengan suasana seperti ini. ada kesalahpahaman di antara kita? Bisakah kita bicara?” ucap Jane kemudian. Dia berniat membicarakan mengenai pembatalan kontrak pernikahan.

“Bicara saja,”

“Aku mau mengakhiri pernikahan,”

“Kenapa?”

“Kalau kamu ingin menikah, kamu pastinya tidak perlu lari dan kabur dari pernikahan. Apa kamu memiliki wanita yang kamu sukai? Tuan Lartner, sebenarnya, untuk laki-laki yang sangat luar biasa sepertimu, kamu dapat menemukan seorang gadis yang lebih baik dari aku.” Jane mengatakan kalau karena Nicho juga melarikan diri hari ini, dia pasti tidak ingin menikah.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!