"Mengapa ya hari dari sepi tidak ada penumpang? biasanya jam segini aku sudah mengantongi uang minimal lembaran merah 2 lah ini masih selembar biru dan selembar hijau. Apa jangan jangan hari ini hari sialku ya?" Dito bermonolog sendiri di atas motor bebeknya. " Ah aku keliling saja dulu. siapa tahu aku nanti dapat penumpang. Teman-temanku juga sudah pada pulang ini juga sudah jam 11 malam." Dito berkeliling menggunakan motor maticnya. Tiba-tiba dia menabrak mobil yang ada di depannya yang berhenti mendadak. Dito yang panik langsung turun dan menggedor kaca jendela mobil mewah itu yang berada
Tok tok tok. Sudah 2 kali Dito mengetuk pintu itu. Tetapi dia tidk membukanya dan ketika Dito mau memecahkan kaca mobilnya tiba-tiba seorang gadis cantik berpakaian kantoran dengan menggunakan jas warna merah menyala dengan rok diatas lutut dan rambut tergerai sebahu keluar dari mobil tersebut. Dengan sempoyongan wanita itu mencoba berdiri dengab tegap.
"Heh siapa kamu berani-beraninya melabrak saya?" Tanya wanita itu dengan bau alkohol yang menyengat keluar dari mulutnya.
"Heh kamu orang kaya si**n. Kenapa berhenti mendadak?" Dito berkacak pinggang memarahi wanita itu.
"B**k Heh bung loe yang nabrak gue dari belakang."
"Pokoknya saya tidak mau tau kamu jmharus menggantinya 2ratus juta." Jawab wanita ini dengan kasar.
"Siapa suruh berhenti mendadak? lagian uang segitu banyak gue gak punya." Dito tetap mempertahankan pendapatnya agar tidak ganti rugi.
"Kalau loe gak mau ganti rugi akan kuadukan kau ke tempat kerjamu dan ku pasti kan loe dipecat setelah itu akan kubuat hidupmu sengsara." Wanita itu lebih menggila dengan segala ucapannya.
"Memang siapa kamu bisa menekan gue seperti ini dasar perempuan gak jelas." Ucap dito yang tidak mau kalah.
"Kenalin gue Fransika Herlambang. CEO dari HE grup salah satu pemegang saham terbesar ditempat loe kerja." Siska menyerahkan Kartu namanya dengan cara melempar ke Dito.
"Mampus gue ini memang hari sial gue.'" Ucap Dito dalam hati. "Oke gue akan ganti rugi tapi gue tidak punya uang bagaimana cara menggantinya?"
"Gampang besok pagi loe harus ke tempat kerja gue. Alamatnya tertera di kartu nama itu." Fransiska Tersenyum senang karena mempunyai mainan baru.
Mereka akhirnya membubarkan diri memang tidak ada bukti yg bisa membuktikan kalau Dito yang salah karena di situ tidak ada CCTV yg merekam kejadian itu.
...****************...
Keesokan harinya Dito melihat perkantoran yang sangat tinggi. Nyalinya menciut dengan semua ini. Tapi dengan hutang Dua ratus Juta ditambah lagi pemecatan dia tidak mau hidup lebih sengsara karena masih ada Rendi yang harus dibiayai. Setelah dia masuk langsung menuju resepsionis untuk mencari Fransiska.
"Permisi Mbak saya ingin bertemu dengan Fransiska apa orngnya ada?" Tanya Dito kepada petugasnya.
"Apa sudah buat janji Kak?" Tanya wanita itu. Dia cukup tercengang melihat Dito dari atas smpai bawah. Gayanya tidak seperti orang kantoran. Dengan menggunakan Kaos putih dan celana hitam yang ada sobekannya di lutut dan gaya rambut persis seperti boy band.
" Sudah Katanya hari ini saya suduh datang ke sini." Dito melihat sekitar sungguh takjub melihat luasnya tempat kerja ini. Dia sempat berfikir sungguh enak bila bisa bekerja di sini. Tapi dia segera menggelengkan kepalanya ketika teringat judesnya cewek tadi malam.
"Silahkan tunggu di lobi dulu kak nanti kalau akan saya panggil. Saya akan menghubungi sekertaris Nona Fransiska dulu."
"Oke mbak." Dito akhirnya duduk lalu mengeluarkan ponselnya dia sudah mematikan aplikasi ojeknya. Dia memilih main game yang tertera di hpnya.
Selang sekitar 5 menit datang Fransiska bersma sekertarisnya. Dia mengamati orang yang sedang main hp di Lobinya. lalu dia mengatakan kepada Tyo agar membawa pemuda itu ke ruangannya. Fransiska sudah pergi duluan masuk ke dlam lift.
"Permisi Perkenalkan saya Tyo, saya sekertaris nona Fransiska. saya bertugas membawa anda ke tempat non Fransiska. karena nona Fransiska sudah menunggu anda." Ucap Tyo dengan sopan
"Oh iya. mari saya akan mengikuti anda." Dito menjawab agak sedikit gugup karena orang didekatnya berbadan kekar seperti petinju dunia yang berbalut jas serba hitam.
Di dalam lift Tyo hanya diam saja karena tahu itu adalah tamu bosnya. Dia tidak mau ikut campur dengan urusan mereka berdua. Mereka akhirnya menuju ke lantai 32 dan segera melangkah dari dalam lif. Di depan pintu ada ada sekertaris yang membungkukkan badan ke arah Tyo sambil mengucapkan salam Tyo hanya mengagguk tanpa senyum.
Dito yang tahu juga ikut membungkuk lalu lari mengikuti Tyo.
"Waduh kok gue serasa mau interview ya!"
"Waduh kok gue serasa mau interview ya!"
Pikiran Dito sudah tak karuan padahal perempuan berparas cantik di depannya masih asyik dengan dunianya hingga suara Tyo memecahkan konsentrasi Fransiska.
"Maaf nona menggagu sebentar ini ada Tuan Dito yang anda tunggu." Ucap Tyo yang berada di depan meja Fransiska.
Fransiska mendongak lalu membebnarkan duduknya."Ya terima kasih banyak Yo. Oh ya ini tolong antar ke Ririn (sekertaris di depan pintu)."
Tyo pergi meninggalkan Dito dan Fransiska sendiri.
"Ternyata tampan juga ni cowok. Hem bisa diajak kondangan ni." Fransiska berbicara dalam hati sambil memperhatikan penampilan Dito.
"Ni cewek kenapa melihat ke Gue begituya? ada yg salah dengan penampilanku?" Dito memerhatikan Fransiska lalu melihat oenmpilannya semdiri.
"Silahkan duduk Emm siapa nama anda?" Fransiska menyuruh Dito duduk sambil mengayunkankan tangan menunjuk ke kursi yang berada di depannya.
"Oh terima kasih" Dito duduk "Saya Dito Nugro. Langsung saja apa yang harus saya lakukan untuk memperbaiki mobilmu secara aku tidak punya apa-apa. Dan kalau bis jangan menggagu jadwal ngojek saya." ucap Dito yang sebenarnya juga gugup kalau dia dipecat dari tempatnya ia kerja sekarang.
"Tenang saja ini saya beri kontraknya. Kamu tidak meninggalkan motor bututmu di rumah. Justru kalau kerjaanmymu benar nantinya kamu bisa Nambah penghasilan." Fransiska berbicara dengan entengnya. Dia sudah menyuruh Tyo tadi malam untuk membuat semua pasal yang berada
Dito memperhatiakan semua isi perjanjian tersebut. Dia mengerutkan kening laku setelah selesai baru komentar.
"Apa kau waras membuat ini semua. semua pasal sangat memberatkanku."
"Memang yang dirugikan di sini siapa? Gue kan mobil gue harus masuk bengkel kalau dierbaiki lebih dari tiga ratus juta akan melayang." Ucap Fransiska yang nerasa kesal bila ingat bentuk mobilnya saat ini.
"Sebenarnya motor ku juga harus masuk bengkel gara-gara peristiwa ini. Tapi aku diam saja karena mengingat kerugianku tidak sebanyak kerugianmu." Dito memasang wajah yang memelas agar Fransiska iba sambil menandatangani surat perjanjian
"Nah itu paham. sekarang sudah jelas dong. coba ualngi hanya 3 pasal saja masa lupa!" Fransiska malah kegirangan melihat raut muka Dito yang mereh padam karena menahan amarah.
"Hemm" Dito berdehem sebentar dan membenarkan tempat duduknya.
Harus bersedia kapan saja dan di mana datang apabila pihak pertama (Fransiska) membutuhkan. Kalau tidk harus segera melunasi hutangnya sebesar 200 juta atau di
penjara 1 tahun.
Bersedia menjadi kekasih palsu apabila pihak pertama membutuhkan. Jika tidak kembali ke pasal 1.
Bersedia menghibur jika kondisi hati pihak satu susah. Jika tidak kembali ke pasal 1."
"Bagus kamu boleh pergi Dito hari ini cukup sampai di sini saja. Aku akan menghubungimu apabila ada perlu. Dan panggil saya Sisk saja."
Dito tidak menjawab ia mulutnya terasa berat setelah mengucapkan perjanjian konyol yang telah ia tandatangani. Ia langsung berpamitan meninggalkan kantor yang megah. Berbeda dengan Fransiska Dia tersenyum puas. Dito kini ada di genggamannya.
Sebenarnya Fransiska sudah mempunyai kekasih namanya Haikal. Haikal saat ini bekerja di sebuah rumah sakit ternama di kota ini. Tetapi karena mereka sama2 sibuk akhirnya mereka jarang ketemu. Bahkan hari minggupun Haikal lebih sering mengisi seminar atau acara sosial yang diselenggarakan di tempat kerjanya maupun sampai luar negeri. Karena Haikal adalah dokter muda spesialis jantung ternama.
\*\*\*
Keesokan harinya pagi buta sekitar pukul 05.00 hp Dito tiba-tiba berbunyi. Dito yang habis menunaikan ibadah meninggikan alis sambil mengingat nomor siapa yg menghubungi. karena menghubungi lebih dari 1 kali akhirnya Dito memencet tombol hijau. Seketika dia tau dengan gaya bicara tanpa harus menyimpan nomor tersebut.
"Iya jam 8 saya akan ke rumahmu naik angkot. maaf kalau nanti agak lama." Jawab Dito dengan nada malas. Karena pagi ini harus segera ketemu dengan Fransiska.
"Akukan kemarin sudah bilang motorku juga rusak. Jadi sabar donk. Pokoknya saya usahakan segera sampai di situ." Dito tidak melanjutkan perdebatan dn memilih untuk segera mengakhirinya.
Sekitar pukul 6 pagi Dito sudah siap tetapi dia sangat kaget dengan kehadiran seorang SPG motor beserta motor seharga hutangnya bahkan lebih keluaran terbaru yang bentuknya besar dan warnanya putih.
"Apa benar ini rumahnya pak Diti Nugraha?" Sales tadi bertanya dengan sangat ramah.
"Iya mbak dengan saya sendiri. ada apa?" Tanya Dito yabg masih terlihat bingung dengan semua ini.
"Maaf pak saya disuruh mengantar motor ini (motor pembalap internasional)dari pelanggan kami. Tolong tanda tangan di sini." Sales itu menyerahkan surat tanda terima sebelum Dito ngomong sales itu menyela lagi. "Ini kendaraan bapak tidak boleh ditolak kalau ditolak kendaraan ini akan dihancurkan di hadapan bapak." Tegas sales tersebut.
Setelah tanda tangan sales tersebut pergi. Dito hanya bengong melihat motor sekelas GP berada di depan mata. Ini kalau dibeli pasti harganya 3x hutangnya kepada Fransiska. Dito menepuk jidat tidak habis pikir gimana nalar orang kaya. Belum juga menghubungi hpnya sudah berbunyi dengan gambar kas cantik walau disitu tertera nama 'bebek'.
"Halo Assalamualaikum, ..."
"Lama sekali cepetan ke sini. motornya sudah adakan" Fransiska bebicara dengan nada yang sedikit lebih tinggi.
"Tunggu aku akan segera ke situ. Alamatnya sesuai dengan dihp ini kan!" Dito masih tampak ragu dengan apa yang akan dia lakukan. Setelah dia mematikan hpnya dia menyalakan mesin motor yang ada di depannya. Suara kas motor GP mulai bernyanyian. Para tetanggapun yang takjub ikut melihat motor keluaran terbaru dari slh satu merk motor GP tersebut.
\*\*\*
Dito tepat berada di depan apartemen elit milik keluarga Fransiska. Ternyata Fransiska audah memakai baju kaos putih, jaket kulit warna hitam, celana jeans warna hitam dan memakai sepatu bot wedges warna hitam. dia memakai kacamata hitam dan tas punggung kecil yang hanya muat tablet saja.
"Kita mau kemana Siska?" Tanya Dito yang memakai baju serupa serba hitam.
"Kita mau keluar kota aku mau meninjau beberapa pembangunan hotelku di kota S." Jawab Fransiska sambil naik ke atas boncengan motor. Dia juga sudah mengenakan helm full face yang sudah dipersiapkan oleh Tyo ketika memesan motor milik Dito.
"Oke pegangan agar kau tidak jatuh." Sambung Dito sambil menuntun tangan Fransiska yang berada di jaketnya agar memeluk dia.
Fransiskapu akhrinya mengikuti tangan tersebut dan menempelkan selurh badanya ke badan Dito. Dito yang pertama kali mendapatkan perlakuan seperti itu seperti tersetrum disekujur tubuhnya. Ternyata hal sama juga dirasakan oleh Fransiska karena pertama kali menaiki motor dan harus memeluk Dito dia merasa gugup dan canggung.
"Mak semoga ini menjadi awal yang baik bagi anakmu."
"Mak semoga ini menjadi awal yang baik bagi anakmu."
Dito dan Fransiska tiba dikota S setelah menempuh perjalanan 1.5 jam. Mereka mampir ke sebuah rumah makan yang berkiblat pada pedesaan. Jadi banyak saung dan tanaman hijau yang menyegarkan mata.
"Akhirnya kita sudah sampai di kota S. Kita istirahat di sini saja sambil menunggu klienku sampai di sini. Kalau kamu mau istirahat di sana ada tempat ini ada penginapannya juga kamu tinggal bilang nanti saja nanti akan ku pesankan. Fransiska menunjukkan sisi lembutnyam Dia juga tidak memakai bahasa gaul lagi.
Dito senang mendengan ucapan Fransiska. Perubahannya sangat terlihat awalnya ia selalu memakai nada tinggi jika berbicara tapi sekarang tidak dan dia juga tidk memakai bahasa gaul. Ada perasaan menghangat setiap Dito memperhatikan perempuan di depannya ini. Kalau dilihat dari kasat mata dia seperti dirinya. Masih terlihat seperti umur 19 tahun kalau dengan pakaian yang ia kenakan saat ini. Padahal sebenarnya umurnya sekarang ini sudah mencapai 27 tahun.
"Tidak usah cukup duduk di sampingmu saja aku sudah merasa enakan tidak capek lagi." Ucap Dito sambil mengutak-atik hpnya.
Mendengar ucapan manis yang dilontarkan lawan jenis, Fransiska tiba-tiba merasa panas, pipinya merah bahkan sesekali dia megipas-ngipas tangan kemukanya. Melihat hal itu Dito menarik pipinya membentuk lengkungan di wajah. Mereka jadi canggung dan nya diam karena tidak ada lagi bahan perbincangan.
"Selamat siang Kak ini daftar menu yang bisa kami sajikan." Ucap pramusaji.
Suara pramusaji itu memecahkan keheningan mereka berdua.
"Oh iya mbak. Saya pesn Jus alpukat tanpa gula dan salat buah. Kamu apa Dit?"
"Aku es Teh dan penyetan ayam" Ucap Dito Sambil membolak balikkan buku menu.
"Terima kasih. Apa masih ada lagi?" Tanya pramusaji itu.
"Untuk sementara tidak mbak. Nanti kalau ada lagi akan saya panggil." Fransiska mempersilahkan pramusaji itu keluar dari saung yang mereka tempati.
"Aku mau tanya, untuk apa kamu memberiku motor yang sangat mahal ini sedangkan motorku saja masih bisa dipakai tinggal diperbaiki sedikit." Ucap Dito panjang lebar meminta penjelasan.
"Biar gampang saat menjemputku. Motormu kan masih ada di bengkel." Jawab Fransiska dengan entengnya.
Hanya helahan nafas yang bisa Dito lakukan. Dia tidak akan bisa berbuat apa-aa menyangkut wanita satu ini.
"Nanti ketika Klienku datang kamu bisa tinggalkan kami sebentar nanti kalau sudah selesai akan menghubungimu lagi." Fransiska meminta tolong kepada Dito.
"Oke nanti saya ke rumah dulu kebetulan aku berasal dari kota ini. Aku mau mengunjungi keluarga bibi dan adikku."
Jam menunjukkan pukul 12.00. Dito akhirnya mengunjungi adiknya. Sampai di depan rumah Dito mengucapkan salam sambil mengetuk pintu "Assalamualaikum Bik."
"Waalaikumsalam" Jawab seseorang yang ada di dqlam rumah sambil membukakan pintu. ternyata itu Rendi. "Loh kak. Kok jam segini sudah di sini? Ada apa?" Tanya Rendi yang penasaran dengan kedatangan Dito yang tiba-tiba ke rumah.
"Loh kamu kok dirumah?" Dito malah tanya mengapa jam segini adiknya sudah di rumah. "Apa sakit?" Dito sambil memperhatikan muka adiknya.
"Tidak Kak. Tadi ada rapat di sekolahan jadi sekolah pulang pagi. Kakak apa ada masalah?" Rendi bertabya sekali lagi.
"Oh syukur kalau kamu tidak sakit. Kakak ada kerjaan di sini jadi kakak mampir. Jawab Dito jujur. Dito lalu masuk ke dalam rumah bibiknya.
Selang beberapa saat Dito mendengar teriakan dari Rendi. Dito akhirnya keluar melihat apa yang terjadi.
"Kak kak ini motor siapa Kak?" Rendi berteriak kegirangan. pasalnya dia sangat mendambakan motor ini. Dia juga menempelkan beberapa stiker di kamarnya.
"Ren jangan teriak-teriak nak nanti kamu kecapekan." Jawab Bibik yang keluar karena mendengar teriakan Rendi.
"Iya Bun. Rendi senang melihat motor milik pembalap idola Rendi." Ucap Rendi Jujur sambil memegangi motor tersebut. Rendi memanggil bibinya dengan sebutan bunda karena memang audah dianggap anaknya sendiri. Dan terlebih lagi paman dan bibi Rendi belum diberi momongan.
Dito yang melihat hal tersebut hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. lalu dia mendekat.
"Ini motor milik atasan Kakak. Motor kakak lagi di bengkel. Tadi kakak menemani Bos Kakak yang sedang ada acara di rumah makan dekat jalan Baru itu." Dito lagi-lagi berkata jujur. Tapi dia tidak memberi tahu kalau Bosnya itu adalah perempuan.
" Kakak ayo kita keliling desa. Aku mau merasakan naik motor ini kak." Rendi mulai merengek kepada kakaknya. Dia sayangt ingin menaiki motor tersebut.
Permintaan Rendi diangguki oleh Dito, ketika motor baru menyala suara khas motor GP itu terdengar. Brummm Bruumm. Rendi tertawa sambil merentangkan tangan saat dibonceng kakaknya. Melihat hal tersebut Dito hanya tersenyum. walau tidak bisa menemani adiknya setiap hari tapi dengan momen seperti ini dia juga merasa senang. karena adiknya kembali ceria. Setelah selesai berkeliling dan berbincang-bincang dengan bibinya Dito meminta izin untuk pamit kembali ke Kota A. Dito takut Fransiska akan menunggu lama.
"Apa kamu menunggu lama?" Tanya Dito kepada Fransiska.
Fransiska yang awalnya masih fokus dengan tabletnya dia langsung mendongak dengan suara yang mulai menghiasi ingatannya.
"Baru saja mereka pulang. Apa urusanmu di rumah sudah selesai?" Tanya Fransiska dengan melemparkan senyuman.
"Sudah. Kamu mau kemana lagi Sis? Kalau tidak ada aku mau mengajakmu ke suatu tempat. Apa kamu mau?" Dito menawarkan diri untuk mengajak Fransiska ke suatu tempat.
"Tidak memang kamu mengajakku ke mana?" Fransiska antusias dengan penawaran Dito.
"Ayo. nanti akan akan ku tunjukkan tempat yang bagus. Kamu pasti tidk akan menyesal."
Fransiska akhirnya mengikuti Dito, mereka ternyata pergi ke sebuah pantai yang jaraknya sekitar satu jam dari tempat nya yang tadi. Karena sudah agak sore para pengunjung yang ada di situ mulai rame. Kebanyakan yang di tempat itu adalah anak muda. Dengan ombak yang tenang dan pasir yang putih menambah kecantikan pantai tersebut. Dito dan Fransiska jalan veriringan tetapi tidak bergandengan tangan karena mereka tahu bahwa mereka tidak ada hubungan. Mereka akhirnya memutuskan untuk duduk di tepi pantai yang agak rindang karena matahari terhalang oleh beberapa pohon di tempi pantai itu.
"Apa kamu sering ke sini?" Tanya Fransiskan sambil memandang luasnya lautan.
"Aku ke sini jika ada masalah saja, tempat ini membuat aku tenang. Karena disinilah aku bisa bercengkrama dengan alam." Jawab Dito sesekali memandang Fransiska.
Tiba-tiba hp Fransiska berbunyi. Dia meminta izin kepada Dito untuk mengankat telpon. Tanpa sengaja pula dia mengetahui siapa yg telpon karena tertera emoticon hati pada nama tersebut. Ada rasa tidak suka ketika wanita disampingnya menjawab telpon tersebut. Tapi apalah daya dia hanyalah babu Fransiska tida lebih.
Beberapa saat kemudian Fransiska datang. Ketika mendekat Fransiska langsung berucap.
"Apa kita bisa pulang? Maaf telah menunggu agak lama." Ucap Fransiska dengan wajah yang agak murung. Fransiska tidak menjelaskan apa yang terjadi tapi dilihat dari mukanya, Dito tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Fransika dan Dito akhrinya memutuskan pulang bersama. Di perjalanan mereka Diam tanpa sedikitpun perbincangan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!