Dorr dorr
Darr darr
Boomm boomm
" Pemimpin kita sudah tak bisa mempertahankan pos pertahanan ini lagi, sisa pasukan kita sedang menahan para pengkhianat di depan, sedangkan kita sedang menahan para penyerang di belakang, bagaimana ini Pemimpin? "
Diapit oleh dua pasukan besar, dengan beberapa pasukan yang tersisa, membuat sang Pemimpin Arzha Tetrasena harus berpikir lebih keras untuk menyelamatkan mereka semua dari gempuran pasukan musuh di dua arah.
" Pemimpin! Pasukan kita di depan telah semakin berguguran, beberapa pos pertahanan darurat bahkan telah dihancurkan, pasukan musuh terlalu banyak dan kuat, bagaimana ini Pemimpin!? "
" Pemimpin! Begitupun para pasukan kita yang berada di belakang, kita tak bisa mempertahankan ini, juga menurut pengintai terakhir kami, sebuah kendaraan penghancur sedang berjalan menuju kesini, bagaimana ini Pemimpin!? "
Pikiran Arzha semakin kalut dibuatnya, perasaan kecewa, sakit, marah, juga menyesal terlukis diwajahnya, satu hal yang paling dia benci di seluruh hidupnya akhirnya ia rasakan, yaitu kekalahan.
Pasukan yang telah ia bentuk untuk membebaskan seluruh dunia, habis oleh sebuah pengkhianatan yang ia pun sangat menyesal bila harus memikirkannya, kenaifan dirinya membawa kehancuran bagi semua pasukan, bahkan orang orang yang menunggu pembebasannya.
Ngiiiikkkkkkk swooossshhh
Sebuah tembakan rudal besar yang memekakan telinga terdengar dari kejauhan, dengan sigap Arzha melompat keluar, menghampiri tembakan itu sambil berteriak kepada para pasukannya,
" TERIMA KASIH UNTUK SEMUANYA!!! MENYERAH LAH DAN SELAMATKAN DIRI KALIAN!!! MOHON MAAF KESALAHANKU SEBELUMNYA, SELAMAT TINGGAL!!!!! " pekik Arzha.
Boooommmmm
Ledakan besar dan kuat tak jauh dari pos pertahanan terakhir miliknya, ledakan yang bahkan bisa menghancurkan seisi pos pertahanan bila mengenainya, dengan mengorbankan dirinya sendiri, Arzha mencoba menyelamatkan sisa pasukannya, yang tanpa ia ketahui para pasukannya pun ikut menggali kuburan bersamanya.
Arzha Tetrasena, seorang anak yang bahkan saat lahir ia tak pernah mengetahui siapa orang tuanya hingga ajal menjemputnya.
Namun takdir tak begitu membencinya, ia diberikan kekuatan dan juga kecerdasan di atas rata rata, bahkan jauh melebihi tingkat kecerdasan yang ada pada zaman itu.
Tetap saja Ia harus hidup dengan penuh kesengsaraan, dimulai dari kehidupannya di sebuah panti asuhan, lalu mencoba hidup mandiri dengan mengandalkan kekuatan dan kecerdasannya.
Berusaha mencari ilmu pengetahuan sebanyak mungkin, memasuki beberapa fasilitas pendidikan tingkat tinggi, bersaing dengan anak anak lainnya, hingga mendirikan sebuah organisasi pembebas masyarakat, melawan pemerintahan dunia yang menyengsarakan.
Bermodalkan tekad akan keadilan, Arzha lalu memperbesar basis kekuatan militernya, dibantu oleh teman teman kepercayaannya, Arzha bahu membahu membangun tempat tempat pusat kekuatannya.
Setelah semuanya di rasa cukup, dengan perlahan Arzha mulai mengembangkan pengaruhnya ke tingkat penguasaan militer, beberapa pos pos penting pertahanan pihak pemerintahan mulai dapat dikuasainya.
Bantuan bantuan terus berdatangan dari para sukarelawan masyarakat di wilayah kekuasaannya, persenjataan, pangan dan lainnya sudah cukup dikumpulkan untuk melakukan serangan pamungkas terakhirnya, mengambil kendali pemerintahan dunia yang sudah mulai keluar dari jalurnya.
Serangan besar besaran akhirnya dimulai dengan serentak di semua wilayah penting pemerintahan, satu persatu mulai ditaklukkan, kemenangan besar telah hadir di depan matanya.
Namun sayang, seorang pengkhianat muncul di tengah tengah kubu inti orang kepercayaan Arzha tanpa ia sadari sedikit pun, berawal dari membocorkan informasi, membagikan informasi palsu, hingga membakar gudang gudang persediaan pangan yang sudah disiapkan.
Berawal dari satu kekalahan, semuanya berbalik di ujung strategi pemikirannya, pengkhianatan yang tak pernah terpikir olehnya, membutakan seluruh kecerdasannya, mulai dari pemindahan pasukan secara tergesa gesa, pergerakan pasukan yang terlambat, serta strategi yang tak pernah ia keluarkan perintahnya namun sampai pada para pasukannya.
Di saat saat terakhir kekalahannya, setengah dari pasukan miliknya membelot menyerangnya, mengapit serangan ke arahnya dari dua jalur yang berbeda, tersisa dengan beberapa pasukannya, kegigihan tak bisa menolongnya, menjadikan akhir kisah hidupnya.
**
Di sebuah dunia yang penuh dengan cahaya, tergeletak seorang Pria muda dengan bertelanjang dada, pria itu tiba tiba membuka matanya,
" Huh.. Dimana ini? "
" Apakah ini surga? Penuh dengan cahaya, tapi.. "
Pria itu bangun melihat sekelilingnya,
" Hanya ada bentuk ruangan putih saja yang luasnya seperti tak terbatas, "
" Ataukah ini neraka? Bukankah neraka penuh dengan api yang akan membakar kita bahkan hingga tak bersisa? Lalu dihidupkan lagi untuk terus dibakar lagi dan lagi? "
Pria itu mencoba berjalan jalan di tengah kebingungannya, mencoba memikirkan lagi perjalanan hidupnya, namun saat dirinya mencoba memikirkan apa yang ingin dilihatnya, seketika terdapat seperti layar super besar yang memperlihatkan beberapa part kehidupan yang diminta oleh otak dan hatinya.
Kenangan masa kecil, saat remaja, bahkan sampai Ia dewasa, lalu terbersit kenangan kenangan yang membuatnya merubah ekspresi seketika.
Memperlihatkan bagaimana dirinya yang bercanda ria dengan temannya, bahkan sang pengkhianat di kehidupan sebelumnya.
Tanpa Ia sadari, tangannya mulai terkepal keras, bahkan hingga jari jarinya menusuk sebagian selaput kulit lengannya, darah mulai bercucuran.
Wajahnya memerah, darah bercucuran dari dalam matanya, penyesalan selama hidupnya hanya satu, percaya akan sebuah makhluk fana, yaitu manusia.
" Teman? Cihh.. Manusia memang makhluk hina rendahan yang takkan pernah bisa di percaya, mulai detik ini aku, Arzha Tetrasena bersumpah untuk tak dengan mudah mempercayai lagi seorang manusia, bahkan jika manusia itu berdiri dengan sejuta kebaikan yang telah diperbuatnya! " ucapnya dengan penuh kemarahan.
Setelah kemarahannya mereda, Arzha mulai menenangkan kembali pikirannya, memikirkan hal hal bahagia yang pernah Ia jalani, apalagi bersama keluarga kecilnya, juga anak semata wayangnya, kembali senyuman terkikis di wajahnya yang sudah penuh dengan bekas air mata darahnya.
Setelah lelah dirinya mencoba berpikir dengan keras, tanpa sadar akhirnya Ia pun tertidur, tanpa waktu dan hal hal lain yang mengganggunya, Arzha tertidur bahkan tanpa mengetahui berapa lama dirinya akan kembali bangun, lalu dimanakah dirinya berada.
Setelah beberapa waktu tertidur, Arzha akhirnya terbangun, dengan pikiran baru yang penuh dengan ambisi, Ia mulai mencoba menelusuri tempat misterius itu, dimulai dari memutari nya, berkeliling, lalu sekali kali diam untuk mencoba mencerna pemikirannya.
" Dunia bulat kecil yang seperti dibentuk khusus untuk satu orang seperti ku hidup di dalamnya, " gumamnya.
Melalui hasil perhitungannya, dunia itu berbentuk bulat namun kecil, dengan hanya memutari nya beberapa jam saja, Ia akan kembali lagi ke tempat asalnya, gaya gravitasi yang cukup untuk dirinya seorang manusia, juga permukaannya yang rata tanpa cela, seperti sebuah kertas.
Saat Arzha sedang disibukkan dengan pemikirannya, tiba-tiba sebuah suara mengguncang seisi dunia itu, begitupun Arzha yang sedang hanyut dalam pemikirannya, dikagetkan oleh sebuah suara yang tiba tiba bergema di dunia itu sendiri.
" Ternyata kau sudah bangun anak muda, bagaimana jika kita langsung membicarakan masalah mu kedepannya? "
" Ternyata kau sudah bangun anak muda, bagaimana jika kita langsung membicarakan masalah mu kedepannya? "
Arzha yang mendengar itu benar benar kaget dan merasa keheranan dengan suara itu,
" Si - Siapa itu!? Keluar kau? "
Dengan sedikit keberaniannya Arzha mencoba memberanikan diri.
" Apakah kau dewa yang akan mereinkarnasikan ku sesuai ajaran agama Windu di dunia ku? Mohon maafkan aku sebelumnya dewa karena aku beragama Tristen sebelumnya, maafkan aku, "
" Silahkan saja jika kau mau mereinkarnasikan ku dewa, tapi selama hidup aku selalu berperilaku baik, walaupun memang tangan ku sedikit banyak telah membunuh para manusia dewa, tapi aku melakukannya karena keadilan dewa, mohon ampuni aku dewa, "
Arzha mencoba meratapi kenyataan hidupnya, Ia takut dewa yang berbicara padanya itu akan mereinkarnasikan nya menjadi sebuah hewan atau binatang bahkan benda mati yang hina karena dosa dosanya.
" Bagaimana perbuatan ku akan diampuni? Ya dewa.. " gumamnya.
Tiba tiba suara gelak tawa memenuhi seisi dunia kecil itu,
" Mereinkarnasikan mu menjadi seekor katak? Haha.. Apa apaan itu? Haha.. "
" Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar manusia bernama Arzha Tetrasena? " ucap suara itu.
Tanpa berlama lama dengan cepat Arzha mengiyakannya,
" Ya ya ya.. Anda benar sekali dewa, saya Arzha Tetrasena dewa.. " ucapnya dengan penuh ke waspadaan.
" Emm.. Bagus kalau begitu, sudah siapkah kau untuk bereinkarnasi menjadi sebuah batu? Haha.. " ucap sosok yang tiba tiba berbicara di ruangan itu.
" Batu!? Kau bilang batu dewa!? Omong kosong apa! Kalau begitu pergi kemana semua kebaikan yang telah ku perbuat selama di dunia!? " ucap Arzha dengan sedikit kemarahan.
" Pers3t4n dengan kalian para dewa! Bahkan jika itu para dewa sekalipun, aku tidak takut, daripada harus kembali ke dunia itu menjadi sebuah batu, lebih baik aku mendiami neraka selamanya!!! " ucap Arzha dengan penuh kemarahan.
Setelah berkata seperti itu, tiba tiba datang sebuah cahaya putih dari arah depan, perlahan lahan cahaya putih itu mulai memudar menampilkan sebuah sosok hologram seperti berbadan manusia.
" Haha, sungguh manusia yang impulsif, apakah itu karena teman teman di dunia mu? Haha.. " ucap sosok hologram itu sambil tertawa.
Mendengar kata teman di dunia nya, emosi Arzha kembali tersulut,
" Diam kau! Jangan pernah lagi sebut kata itu di depan ku! " ucap Arzha dengan wajah penuh kemarahan.
" Hei hei.. Bukankah kau tak seperti ini di awal kehidupan mu? Lalu apakah karena ku berikan kau tubuh pemuda, maka sifat impulsif ke remajaan mu kembali hadir? Haha.. " goda sosok hologram itu sambil terus tertawa.
" Diam kau! Biarpun kalian benar benar para dewa atau apalah itu, aku Arzha Tetrasena, daripada harus hidup menjadi sebuah batu, lebih baik menentang kalian hingga titik darah penghabisan! " ucapnya masih oenuh dengan kemarahan.
" Hei hei.. Tenanglah dulu, sebelumnya mari kita berkenalan terlebih dahulu, aku adalah seperti apa yang kalian yakini sebagai dewa, tepatnya Dewa Pemelihara alam semesta, tugasku adalah memelihara kebenaran dan keadilan di seluruh alam semesta, " ucap sang dwa yang menampilkan sosok hologram.
" Seluruh alam semesta? Bukankah itu berarti banyak alam semesta lain di dunia ini? " ucap Arzha keheranan.
" Banyak dunia di seluruh alam semesta, yang kau tahu hanyalah dunia mu, namun kau sudah tak perlu khawatir atau memikirkan dunia mu itu, mereka sudah kembali di kuasai oleh orang itu, setidaknya tidak banyak pertumpahan darah seperti saat dirimu ada disana, " ucap sang sosok hologram.
" Ku beritahu, terlalu banyak dunia di alam semesta ini, bahkan tak terhitung jumlahnya, aku sebagai seorang Dewa Pemelihara haruslah memelihara keadilan dan kebaikan di setiap dunia nya, namun bahkan dengan bantuan beberapa bawahan ku, masih saja terdapat dunia yang kemudian hancur oleh kekuatan kekuatan keji itu, " ucap sang sosok hologram.
" Kekuatan keji? Siapa yang kau maksud kekuatan keji itu? " tanya Arzha dengan segala ke penasarannya.
" Mereka adalah sub kekuatan dari intensitas tertinggi Dewa Kegelapan, dengan rencananya untuk menguasai seluruh alam semesta, Dewa Kegelapan membagi kekuatannya ke dalam beberapa sub kekuatan kecil sebagai seorang Raja Iblis, dan turun ke dunia dunia di seluruh alam semesta, "
" Ketika kami para dewa harus berhadapan dengan Dewa Kegelapan itu sendiri dan para bawahannya, para Raja Iblis itu semakin ganas menyerang dunia dunia yang berada diluar jangkauan kami, "
" Dewa Kegelapan, dengan di bantu oleh para Pangeran Kegelapan nya, juga para Kaisar Kematian selalu menghalangi kami untuk dapat menyelamatkan dunia dunia yang telah di kuasai oleh para Raja Iblis, "
" Jadi begitu.. Lalu untuk apa aku dipanggil kesini? " ucap Arzha dengan wajah penuh keheranannya.
" Hehe.. Kau sudah ditakdirkan oleh dewa yang memegang bidangnya, dan memang benar kau akan di reinkarnasikan menjadi sebuah batu, haha.. "
" Tapi.. Khusus untuk dirimu, aku mencoba meminta beberapa pilihan, untuk membuat kesepakatan juga memberi kesempatan untuk dirimu selamat dari reinkarnasi itu, bagaimana apakah kau tertarik? Haha.. " ucap sosok hologram yang mengaku dewa itu.
" Si4l4n! Baiklah.. Memangnya aku harus melakukan apa untuk bisa selamat dari reinkarnasi itu? " ucap Arzha dengan wajah sedikit kesalnya.
" Haha.. Bagus bagus, sebenarnya.. Gampang saja, kau hanya harus turun ke dunia yang terdapat Raja Iblis disana, membantu para dewa mengurangi pengaruh dari Dewa Kegelapan di beberapa dunia, sebelumnya aku pun telah mengutus beberapa manusia lain, jadi mungkin ini tidak akan memakan waktu terlalu lama, bagaimana gampang bukan? Haha.. " ucap sosok hologram itu.
" Turun ke dunia membasmi Raja Iblis? Bukankah itu terlihat seperti pahlawan? Aku sudah muak dengan apa yang namanya pahlawan lalu menyelamatkan orang lain, kau boleh cari orang lain kalau begitu.. " ucapnya dengan wajah yang mulai berubah masam.
" Ohh begitukah? Sebenarnya kau bebas melakukan apapun disana, menaklukan dunia itu, bersenang senang disana, asal dengan satu syarat, kau tidak boleh menghancurkan dunia itu, juga jangan merusaknya, jika kau bermaksud menaklukannya demi sebuah kedamaian kenapa tidak? "
" Tapi ya.. Jika pilihan mu sudah bulat untuk di reinkarnasikan lagi menjadi batu, aku tinggal mencari kandidat lain, haha.. " ucap sang dewa bersosok hologram itu.
" Cihh.. Baiklah, aku hanya harus membasmi si Raja Iblis bukan? Lalu aku bebas melakukan apapun asal jangan menghancurkan ataupun merusak dunia itu bukan? Aku menerima nya, " ucapnya masih dengan wajah kesalnya.
" Daripada aku harus menjadi batu, lebih baik mencoba peruntungan di dunia lain, " gumamnya.
" Tapi kau tidak akan memindahkan ku ke dunia lain dengan sia sia bukan? Ataupun tanpa membawa apapun? " ucap Arzha.
" Hoho tentu saja.. Kau akan dapat memilih beberapa skill untuk dibawa ke sana, dan juga semua yang aku utus ke dunia lain dari kehidupannya akan sudah memiliki tubuh ataupun kemampuan yang di atas rata rata, "
" Namun untuk skill, kau hanya dapat membelinya dengan Koin Nirwana yang telah kau kumpulkan semasa hidup, kalau begitu mari kita coba lihat skill apa saja yang bisa kau dapatkan di dunia mu ini, " ucap sang dewa hologram itu.
Dengan melambaikan sedikit tangannya, tiba-tiba beberapa cahaya mulai berdatangan, dimulai dari puluhan ribu cahaya berwarna abu abu, lalu ribuan cahaya hijau, ratusan cahaya biru, puluhan cahaya merah, dan terakhir beberapa cahaya emas mulai berdatangan, dimulai dari cahaya cahaya emas biasa hingga terakhir sebuah cahaya emas yang sangat terang di puncak semua skill itu.
" Hoo.. Ternyata di dunia tempat mu nanti, terdapat banyak sekali skill yang bisa kau dapatkan, baiklah silahkan coba kau identifikasi skill apa saja yang kau mau? " ucap sosok hologram itu.
Arzha mulai melihat lihat beberapa skill, tingkat bawah, dimulai dari yang berwarna abu abu, lalu hijau, lalu biru, semuanya mulai Arzha indentifikasi penggunaan dan cara pemakaiannya.
Setelah melihat lihat beberapa skill tingkat bawah, Arzha mulai mencoba melihat skill skill tingkat tinggi, dan benar saja seperti yang diharapkannya, beberapa skill mulai membuat dirinya tertarik, hingga sampai pada dua skill yang menurutnya akan sangat berguna baginya nanti.
" Dewa.. Aku ingin mengambil dua skill berwarna merah ini, " ucap Arzha sambil menunjuk kedua skill berwarna merah itu.
" Berwarna merah? Itu skill tingkat A, apakah kau yakin? Biasanya para manusia yang ku utus akan langsung hanya melirik beberapa skill S, ataupun skill diatasnya lagi, kau benar benar yakin akan pilihan mu? " ucap sosok hologram itu.
" Ya, aku yakin dengan pilihan ku, juga jika seperti itu.. Berarti skill yang berwarna emas ini adalah skill S, dan ke atasnya itu skill di atas tingkat S? Biarkan aku mencoba melihat lihat dulu, " ucap Arzha.
Arzha mencoba melihat lihat skill yang berwarna emas, dengan mata penuh kegembiraan ia seperti mendapatkan harta karun, namun ia tak langsung memilihnya, matanya terus melaju hingga ke skill paling terang di atas, juga beberapa skill di bawahnya.
Merasa matanya seperti tak bisa menjangkaunya, Arzha mengurungkan niatnya, kemudian menunjuk skill tingkat S yang tadi dipilihnya.
" Untuk skill tingkat S aku memilih satu yang ini saja, dan kenapa aku tak bisa melihat lagi ke atasnya? " ucap Arzha.
" Ohh? Aku lupa memberi tahu mu, calon penyintas baru seperti mu hanya bisa melakukan identifikasi hingga ke skill S, dan juga harga dari skill skill yang berada di atasnya itu memiliki harga bahkan yang tergolong selangit bagi kami para dewa sekalipun, "
" Jika kau mau tau aku bisa memberitahukannya padamu, namun sepertinya mustahil bagimu untuk membelinya juga, karena rata rata para calon utusan baru sepertimu hanya memiliki beberapa juta koin saja di saku mu, " ucap sang sosok hologram.
" Kau yakin memilih 3 skill ini? "
" Ya, aku yakin! " ucap Arzha mantap.
" Baiklah, mari kita lihat skill apa saja kah ini.. " gumam sosok hologram sambil mencoba membuka skill skill yang telah Arzha pilih.
" Dua skill tingkat A.. Ini.. "
Skill tingkat A ( Identify / Identifikasi )
[ Mampu dengan mutlak mengindentifikasi apapun, termasuk barang, benda mati, keahlian manusia, kekuatan makhluk hidup selain manusia. ]
[ Penggunaan : 100 Mana ]
Skill tingak A ( Imitator / Peniru )
[ Kemampuan meniru dan mendapatkan apapun yang dilihatnya, tidak terbatas pada apapun, kecuali makhluk hidup. ]
[ Hanya berlaku permanen pada barang atau benda mati, tidak bagi selainnya ]
[ Penggunaan : 1.000 Mana ]
[ Penggunaan tambahan terus menerus : 1.000 Mana/jam ]
[ Penggunaan mana tambahan terus menerus akan aktif saat pengguna meniru sebuah benda yang tidak bersifat permanen. ]
" Pria ini memang cerdik, lalu untuk skill tingkat S nya ini.. Haha.. Memang pria yang cerdas, unik, dan juga sangat sangat licik, tanpa sengaja kau hampir mendapatkan skill tingkat SSS dengan harga murah, " gumam sang dewa.
Skill tingkat S ( Successor / Pengganti )
[ Mengganti sesuatu apapun yang dimiliki atau di dapatkan sesuai dengan prototipe aslinya secara utuh dan permanen, termasuk barang, atau benda mati, dan lainnya, terbatas pada makhluk hidup. ]
[ Penggunaan : 10.000 Mana ]
" Harganya sama, dua skill tingkat A.. 10 juta Koin Nirwana, lalu 1 skill tingkat S.. 10 juta Koin Nirwana, total menjadi 20 juta Koin Nirwana, "
" Jika para orang orang itu mengetahui bisa mendapatkan skill tingkat SSS dengan harga 20 juta Koin Nirwana, mungkin mereka akan gila, haha.. " gumam sang dewa.
" Baiklah aku telah selesai menghitung semuanya, apakah kau ada permintaan khusus juga saat nanti aku mengirim mu ke dunia itu? " ucap sang dewa hologram itu.
" Mungkin sudah cukup seperti itu saja dewa, bukankah nanti juga akan ada seperti sistem super over power seperti pada novel novel yang menemani kami saat berpetualang disana dewa? Kenapa harus menyelesaikan semua permintaannya sekarang? " ucap Arzha.
" Sistem? Heh.. Berpetualang lahh sendiri, skill skill mu sendiri sudah se over power itu, dan juga kau ingin ditemani sistem? Omong kosong! Aku tidak menyukai itu, kalaupun mau kau harus membelinya seharga 100 miliar Koin Nirwana! "
" Tak ada sistem, hanya para orang pengecut yang menggunakan itu, manfaatkan saja skill mu, berpetualang lahh sendiri, cari kebahagiaan mu disana, aku pun tidak akan membantu mu nanti disana, berpikirlah untuk menjadi kuat dan mengalahkan Raja Iblis disana! "
" Sekarang bayar dulu tagihan sebanyak 2 juta Koin Nirwana mu itu, aku sudah cukup kesal karena mu, jika orang orang tau, " ucap sang dewa.
" Cihh.. Bagaimana caraku mengetahui berapa banyak Koin Nirwana yang ku miliki dewa? Baju pun aku tak punya! " ucap Arzha yang tak mau kalah.
" Hah.. Baiklah baiklah, biarkan aku memeriksa mu, berapa Koin Nirwana yang kau punya, untuk kedepannya bila kau telah berhasil mengalahkan Raja Iblisnya, setelah beberapa hari kau akan otomatis dikirim lagi kesini, lalu lakukan lah seperti ini untuk mengecek Koin Nirwana mu, " ucap sang dewa lalu sambil mencoba melihat keseluruhan Koin Nirwana milik Arzha.
" Lalu kau tinggal berteriak, DEWA AKU TELAH SELESAI! maka aku akan datang, atau beberapa perwakilan yang telah ku utus untuk datang berbincang dengan mu lagi disini, sembari memikirkan dunia selanjutnya yang harus kau selamatkan.. " ucap sang dewa.
" Hei.. Apa yang telah kau lakukan semasa hidup? " tanya sang dewa dengan wajah penasaran.
" Aku? Aku menolong manusia, mendirikan organisasi pembebasan manusia dari ketidak adilan, namun semuanya berakhir dalam kekalahan, memangnya kenapa dewa? " ucap Arzha dengan penasaran.
" Coba kau lihat ini.. "
" I - Ini.. KENAPA AKU TAK MEMILIKI KOIN NIRWANA!!! "
" Kau bukan hanya tidak memiliki, bahkan sebelum kau belanjakan saja jumlah koin mu sudah -1 Koin Nirwana, haha.. Sungguh pria yang miskin, haha.. " ucap sang dewa dengan gelak tawanya.
" Tidak tidak tidak mungkin.. -1 Koin Nirwana? Bahkan dengan segala kebaikan ku apakah masih terkesan keji? " ucap Arzha dengan wajah penuh kekesalannya.
" Haha.. Kau sudah melakukan peperangan dan kalah, semua orang yang terlibat akan dihukum sebagaimana mestinya, mungkin itu yang membuat mu tak memiliki Koin Nirwana, haha.. " ucap sang dewa masih dengan gelak tawanya.
" Jadi? Sepertinya impian mu membeli sistem terlalu jauh, untuk sekedar membayar skill mu ini saja kau tak punya sepeser pun, bagaimana kalau begini? Haha.. "
" Baru kali ini aku mendapat calon utusan yang sangat miskin, haha.. " ucap sang dewa yang tertawa semakin terpingkal pingkal..
" Si4l!!! Apakah aku bisa melanjutkan perhitungan minus ku untuk membayar skill itu? " ucap Arzha dengan wajah yang masih penuh kekesalan.
" Ohh begitukah? Kau berniat menambah jumlah angka di belakang minus mu? Haha.. "
" Ya.. Dan kau dewa si4l4n!! Cepatlah kirim aku kesana, tak tenang aku jika harus terus disini, hinaan mu seolah tak ada hentinya, "
" Haha baiklah.. Kau sudah tak bisa menawar apapun lagi, aku akan mengirimmu acak kesana, semoga kau bisa menjadi seperti apa yang kau impikan disana, dan juga jangan lupakan hutang 20 juta Koin Nirwana mu, haha.. " ucap sang dewa masih diiringi dengan sedikit gelak tawanya.
" Cihh.. Baiklah, ahh dan satu lagi, bagaimana caraku mengumpulkan Koin Nirwana itu? Apakah bisa di dunia sana nanti? " ucap Arzha.
" Kau bisa mendapatkannya dimana saja selagi kau berbuat kebaikan, dan perhitungannya hanya sang Dewa Kekayaan atau Dewa Uang yang mengetahuinya, sudahlah selamat menikmati petualangan mu, haha.. " dengan sebuah lambaian tangan, tubuh Arzha seketika itu menghilang.
" Semoga kau bisa menyelamatkan dunia baru mu itu dari kekejaman Raja Iblis yang sebenarnya, " ucap sang dewa hologram itu sambil perlahan lahan mulai menghilang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!