NovelToon NovelToon

This Love

BAB 1. Terkenang Janji

Hai hai hai....

Aku datang lagi dengan cerita baru. Kisah ini bercerita tentang perjalanan cinta si cantik Sora ya.

Semoga kalian suka.

DILARANG UNTUK BOOM LIKE GUYS

...----------------...

Mentari mulai terbenam dengan malau - malu diufuk barat. Kilau senja yang indah mampu membuat sang penikmat merasa damai disaat pergantian waktu.

Gadis cantik sang penikmat senja melebarkan senyumnya dikala ia menatap pemuda yang kini sedang menggenggam erat tangannya.

"Kog wajah kamu ngeblur sih? Apa mata aku yang musti pakai kaca mata?" Ucap sosok gadis itu sambil mengucek matanya.

Sang pemuda melebarkan senyumnya, membawa genggaman tangan itu untuk ia kecup..

"I love you, My Sora," sang pemuda berucap dengan begitu mesrah.

"I love you too, My Han Han," balas Sora tak kalah mesrahnya.

Cinta yang begitu tulus kini terpancar dari kedua wajah bahagia itu. Keduanya saling menyalurkan rasa kasih dan sayang dalam sebuah pelukan yang begitu hangat, dan tak lupa sebuah kecupan dari pemuda pun mendarat pada puncak kepala sang gadis.

"My Han Han!"

"Heemm?"

"Kog tiba - tiba gerimis?" ucap si gadis masih dalam pelukan tubuh kekar si pemuda.

"Abaikan," titah si pemuda.

Tanpa membantah, si gadis pun menuruti perkataan si pemuda. Namun selang beberapa saat, sayup - sayup terdengar suara seorang wanita memanggil nama sang gadis.

"Ada yang panggil aku," ucapnya masih dalam dekapan si pemuda.

"Abaikan," sahut si pemuda.

Tapi lama kelamaan suara itu semakin keras terdengar di pendengaran si gadis.

"Sora!"

"Soraaaa!"

"My Han Han! Kenapa sekarang jadi gempa?" tanya si gadis masih nyaman dalam pelukan hangat itu.

Guncangan itu semakin kuat dan semakin menjadi, disertai suara yang menggelegar.

"Soraaaa... Banguuuun..."

"Eeeemmmm." Sora memicingkan matanya yang masih enggan terbuka.

Kini tampak sosok wanita berdiri menjulang disampingnya sambil berkacak pinggang dengan mulut yang misu - misu.

"Hei, bangun! Kayak kebo ih tidurnya," kesal Mommy Anye.

"Ya ampun My Han Han, mommy aku kog bisa sampai sini?" sepertinya Sora belum sadar dari mimpinya.

"My Han Han My Han Han. Bangun, mandi terus turun kebawah buat sarapan. Mau telat kamu sampai sekolah? Tinggalin dulu My Han Han kamu yang gak jelas bentuknya itu. Gak usah dibawa ke dunia nyata,"" ucap sang mommy dengan mata yang sudah melotot garang.

Pasalnya bukan sekali dua kali Sora menyebutkan nama yang sama, melainkan hampir tiap hari Anye dan Zain mendengar nama seseorang yang dipanggilnya 'My Han Han'.

"Iya iya." Dengan muka bantalnya, Sora langsung menuju kamar mandi.

"Ck ck ck... Makin besar makin konyol kamu." Gerutu mommy Anye.

Gemericik air mulai terdengar. Si cantik Sora membersihkan tubuhnya dari bau keringat dan mungkin saja ilernya sekalian.

Tak seperti anak gadis pada umumnya yang betah berlama - lama dikamar mandi, cukup dua puluh menit ia sudah menyelesaikan ritualnya.

Sebagai sentuhan akhir, Sora memoleskan lipbam pada bibir mungilnya. Jangan sala ya guys, biarpun bibirnya itu mungil, tapi bibirnya itu begitu ceriwis.

Sekali lagi ia memperhatikan dandanannya, "Perfect." Hingga perhatiannya tertuju pada sebuah liontin yang selalu melingkar di lehernya menyembul dari seragam sekolahnya.

"Huuhhh... Udah bertahun - tahun, tapi gak bisa lupain elo. Kenapa sih musti kasih kalimat terakhir yang seakan ngikat gue sama elo?" Monolognya dengan mata terpejam sambil meraba liontin berbentuk bulan sabit dan bermata batu rubby ditengahnya yang begitu indah.

"Pakai ini. Suatu saat aku sudah dewasa, aku akan cari kamu. Dan kita akan menikah."

****

Sora menuruni anak tangga dengan hati riang seperti biasanya. Disana sudah ada daddy, mommy dan adiknya.

"Good mornig evrybody," sapanya dengan penuh keceriaan.

"Pagi sayang," sahut daddy dan mommynya berbarengan.

Zian? Jangan ditanya lagi. Bocah kelas satu SD itu hanya menampakan wajah datarnya. Benar - benar copyan daddy Zain nih anak.

"Heh!" Sora menoel pipi sang adik. Ia sungguh gemas pada anak SD satu ini. "Banyak senyum. Nanti teman cewek lo pada gak mau jadi pacarmu."

Zian hanya menatap wajah sang kakak dengan raut yang tetap sama, datar. Sedatar papan triplek.

"Kamu ngomong apa sih, Kak? Adik kamu masih kecil. Jangan diajari pacaran - pacaran. Kayak kamu punya pacar aja." Sahut Anye yang masih menyiapkan sarapan untuk sang suami.

Mendengar omelan sang mommy, Sora hanya bisa nyengir menampakan deretan gigi putihnya.

"Ayo cepat sarapan, kalau gak mau Daddy tinggal," ancam daddy Zain. Bila perdebatan ini dibiarkan, ia yakin sampai sore belum juga kelar.

"Ih... Daddy gak boleh gitu sama anaknya yang paling cantik. Berdosa tau." Sora mengerucutkan bibirnya.

"Emang bisa gitu?" tanya Anye yang meladeni ocehan Sora.

"Bisa lah. Itu 'kan namanya menzolimi anak sendiri," sahut Sora.

Tuh 'kan? Jadi panjang pembahasannya.

*****

Gue Sora, princess paling cantik dirumah dan dikeluarga Malik. Ya iya lah, gue 'kan anak dan cucu cewek satu - satunya di keluarga gue.

Gue punya satu adik laki - laki berusia tujuh tahun yang gayanya sok cool dan sok kecakepan. Ya memang beneran cakep sih kayak Daddy yang tampan. Dan sedari gue kecil selalu suka sama cowok - cowok tampan.

Banyak cowok di sekolah yang minta gue jadi pacar mereka. Tapi sayangnya gak ada satupun dari mereka yang gue terima. Bukan sok kecakepan atau apa, tapi hati gue seakan udah terikat dengan seseorang dimasa lalu gue. Padahal hari itu adalah hari pertama dan terakhir gue lihat dia.

Huuuffff

Begog ya gue nunggu yang gak pasti? Hanya karena janji seorang anak kecil yang gak ngerti arti cinta itu apa, gue sampai nolakin cowok - cowok ganteng yang naksir ke gue.

Gue rasa My Han Han juga gak kalah tampan dari daddy. Karena yang gue ingat tuh walau dia masih bocil, dia punya wajah tirus dengan rahang yang terlihat tegas. Dan jangan lupa dia juga punya mata yang sedikit sipit. Mungkin karena dia keturunan Indo - Korea dan menuruni wajah kedua orang tuanya sekaligus.

Gue bener - bener berharap dia bakal datang cari gue, dan nepati janjinya saat itu.

Tapi gue juga takut kalau dia hanya menganggap janji itu hanya sebagai janji anak ingusan.

Ya Allah... Boleh Sora berharap lebih? Pertemukan Sora sama My Han Han.

...****************...

...Jangan lupa beri dukungan kamu ya....

BAB 2. Pertemuan Pertama bag. 1

Kasak kusuk mulai terdengar disepanjang koridor sekolah. Tak seperti biasanya sekolah akan menjadi seheboh pagi ini.

Hal itu bermula saat kedatangan seorang siswa laki - laki baru yang memiliki wajah oppa - oppa Korea. Badan tinggi menjulang, kulit putih mulus bak ikut perawatan mahal dan jangan lupakan wajah tampan dan motor sport ber-CC tinggi. Menambah kesan sempurna untuk si cowok yang viral disekolah mulai pagi ini.

"Ck, heboh bener sih. Kayak ada artis berkunjung aja," Sora mulai nyinyir.

Tanpa memperdulikan celotehan - celotehan teman sekolahnya, Sora tetap melangkah menuju kelasnya.

Dipasangnya headset ke telinganya dan segera ia putar lagu - lagu favoritnya di ponsel. Dan sangking asyiknya bersenandung, tanpa memperhatikan jalanan didepannya tanpa disadarinya, tubuh mungil itu menabrak sesuatu yang begitu keras.

Bruukkk...

"Aduuuhhh..." Sora mundur beberapa langkah akibat benturan yang cukup keras. Ia mengelus keningnya yang berasaskan terbentur sesuatu yang keras dihadapannya.

Gadis cantik itu menatap lurus kebagian dada orang yang ada dihadapannya, karena memang tinggi badannya hanya sebatas dada orang yang belum ia lihat wajahnya, yang ia yakini adalah seorang siswa laki - laki.

"Ini dada apa batu sih? Keras banget," gerutu Sora.

Saat Sora mengangkat pandangannya, seketika juga ia terpana dengan wajah tampan dari pemuda yang berdiri menjulang tinggi dihadapannya ini. "Tampan," gumamnya.

Alis Si pemuda yang terlihat dari nametag nya bertuliskan P. Ar Han ini menukik dengan kedua tangan dimasukan ke saku celana. Ada apa dengan hadis didepannya ini? Tadi terlihat marah dan sekarang malah terbengong saat sudah melihat wajahnya, "Lo ngehalangi jalan gue." ketusnya.

"Haah?" Sora lagi loading pemirsa.

"Minggir. Gue mau lewat. Lo ngehalangi jalan," ucap si pemuda dengan raut datarnya.

"Oh..." Bak dicucuk hidungnya, Sora langsung bergeser ke samping.

Tanpa basa - basi lagi, pemuda itu bergegas meninggalkan gadis yang menabraknya tanpa ada keramahan tamahan.

Sora memejamkan mata sambil meremas dadanya yang tiba - tiba saja berdetak begitu cepat. "Hei! Kenapa jedak jedug gak karuan gini? Biasanya anteng lihat cowok tampan dengan wujud apapun,"

Sora mencoba menarik nafas sedalam - dalamnya guna mengatur ritme detak jantungnya yang tak terkendali.

Pluukkk....

Sebuah tepukan mendarat dipundaknya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Jessy, temannya sedari SD. "Ngapain bengong ditengah jalan?"

"Jantung gue, Jess,"

"Kenapa? Lo kena serangan jantung?" tebak Jessi asal.

"Sialan. Kayaknya seneng bener kalau gue mati," sungut Sora saat mendengar pertanyaan temannya itu.

"Ya habisnya, bengong ditengah jalan. Bukannya masuk ke kelas." Tunjuk Jessy menggunakan dagu kearah kelas mereka yang sudah dekat. "Yuk ah." Ia menarik tangan Sora yang masih betah mematung ditempatnya.

Setiba dikelas, keadaan begitu riuh akibat obrolan siswa cewek yang sedang membahas sosok tampan penghuni baru sekolah.

"Huuh.... Heboh banget yang dapat mangsa baru," cibir Jessy pada teman sekelasnya. "Padahal belum tentu mereka dilirik tuh cowok," ia menoleh kesamping karena merasa tak mendapat tanggapan teman sebangkunya.

Jessy menyenggol lengan Sora yang masih saja melamun, entah memikirkan apa gadis ini. "Heh... Kemarin tetangga gue ayamnya mati karena kebanyakan bengong,"

"Ih, apaan sih? Samain gue sama ayam?" ucap Sora tak suka.

"Ya habisnya, dari tadi diam aja. Gue 'kan jadi takut. Biasanya Lo cerewet banget, ini tiba - tiba bak putri kerajaan yang kalem," ejek Jessy.

"Ck. Makin gede makin bawel nih si Jessy, kayak si Mommy," gerutu Sora.

"Ya habisnya lo kalem begitu. Tumben gak bawel?"

Sora hanya mengangkat kedua bahunya. Kali ini tak ingin menanggapi ocehan temannya untuk sekarang.

Sora merebahkan tubuhnya dimeja. Ia sendiri saja bingung kenapa tiba - tiba bisa begini?

...****************...

...Maaf up nya cuma sauprit 😁...

...Siang aku up lagi kelanjutannya ya....

...Jangan lupa dukungannya....

BAB 3. Pertemuan Pertama bag. 2

Pov Ar Han

Hari ini hari pertama gue masuk disekolah gue yang baru. Sekolah bertaraf internasional, dimana appa menjadi salah satu pemegang saham terbesar disana.

Setelah sekian lama, akhirnya gue bisa bujuk kakek buat tinggal lagi di Jakarta bersama kedua orang tua gue yang sudah lama menetap disini.

Ternyata segitu cintanya gue sama negara ini, sehingga gue gak pernah merasa betah tinggal di negara asal appa. Lagi pula yang buat gue ngotot tetap mau di Indonesia adalah karena seseorang yang sejak dulu udah berhasil mengambil posisi dihati gue, cinta monyet sekaligus cinta pertama gue yang juga ada di negara ini.

Gue gak pernah menyesal dilahirkan sebagai anggota keluarga Park yang menjadi salah satu keluarga konglomerat di negara asal appa, namun itu nyatanya membuat ruang gerak gue terbatas. Apalagi untuk masalah jodoh. Dalam tradisi Korea, anak laki - laki pertama dilarang menikahi gadis selain gadis Korea. Itu sungguh - sungguh membuatku frustasi.

Sedangkan gue anak laki - laki pertama, dan sialnya gue menjadi pewaris laki - laki satu - satu di keluarga besar Park. Eomma hanya punya dua anak, satu laki - laki dan satu lagi perempuan, Park Ziana adik gue yang shaleha, saudara ksndung satu -satunya yang gue miliki.

Sedangkan paman Jae Jun dan istrinya lebih memilih pernikahan yang freechild, mereka tak ingin memiliki anak. Kenyataan ini seakan - akan menjadi beban tersendiri buat gue dari keluarga sudah menanti didepan mata.

Huuuuhhh....

Tapi hari ini gue bahagia. Untuk sekian tahun, akhirnya gue bisa lihat wajahnya lagi. Wajah yang bertambah cantik dari hari ke hari. Bukan hal susah buat gue dapatin informasi tentang gadis pemilik hati gue ini. Semenjak kakek memberi pengawal untuk gue setelah kejadian penculikan yang gue alami dulu, gue cukup nugasin orang kepercayaan yang udah setia dari gue orok buat cari keberadaannya.

Dan disinilah gue sekarang, dihadapan gadis yang begitu gue rindukan selama bertahun - tahun ini, konyol memang. Terus terang, gue gak pernah bisa lupain dia, padahal kita berdua hanya bertemu untuk pertama dan terakhir kalinya saat terjadinya penculikan itu.

Sekarang bisa gue lihat wajah kesalnya yang begitu menggemaskan saat menubruk badan gue. Uukhh.... Gue jadi pingin peluk dia. Tapi itu gak mungkin gue lakuin, mengingat ini adalah kawasan sekolah. Lagi pula gue adalah orang asing dihidupnya saat ini.

Apa dia masih ingat gue? Hanya itu yang ada dalam fikiran gue saat ini. Apa dia masih ingat janji gue dulu sama dia? Haaahhh.... Gue frustasi.

Gue terus merhatiin gadis cantik ini. Gue tersenyum senang saat mengetahui sesuatu yang menyembul dari balik seragamnya. Benda yang amat sangat gue kenali. Dan ternyata gadis ini masih menyimpannya dengan baik, bahkan mengenakannya.

Saat dia mengeluhkan betapa kerasnya dada bidang gue, ingin rasanya gue langsung tertawa, segitu kekarnya kah tubuh ini? Tapi gue tahan karena ingin melihat wajah kesalnya yang menggemaskan itu lebih lama lagi.

Seharusnya gue menggunakan momen ini untuk menanyakan kabarnya selama ini. Tapi bukan menyapanya dengan sikap yang baik, gue malah menunjukkan sikap dingin gue sama dia. Haaahhh... Kebiasaan. Gue udah terbiasa dengan sikap ini pada siapapun, kecuali pada keluarga gue tentunya.

Ternyata alam tak mendukung pertemuan kami saat ini, kandungan kemih gue berasa penuh dan bila menunggu lebih lama lagi kemungkinan akan keluar air pancuran dibagian bawah.

Dengan terpaksa gue mengakhiri pertemuan ini. Dan gue pastikan akan kasih kejutan buat dia nanti.

...****************...

...Kasi jempol guys, biar aku lebih semangat up nya....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!