Sebuah pesta ulang tahun digelar sangat meriah di sebuah ballroom hotel bintang lima Califoria, pemilik pesta tersebut adalah seorang pengusaha sukses sekaligus pendiri organisasi gelap yaitu keluarga Aero. Tak hanya rekan kerja, tapi keluarga Aero memiliki lebih banyak musuh yang ingin menjatuhkannya.
“Niana!”. Panggil seorang pria muda dengan tuxedo yang sudah rapi
“iya dad”. Anak kecil memakai gaun pesta berwarna warni tersenyum pada pria yang di panggilnya daddy
“are you ready princes?”.
“yes dad”.
Mereka bergandengan tangan masuk ke ballroom hotel yang sudah ramai tamu undangan, gadis kecil itu
nampak sangat bahagia melihat ayahnya yang juga tersenyum cerah kepada semua tamu undangan yang datang. Beberapa rekan kerja membawa anak yang seumuran atau diatas gadis kecil itu.
Aero menghentikan langkahnya dan mensejajarkan tubuh dengan putri semata wayangnya, setelah mommy
nya meninggal, Aero lah yang menjaganya dan menjadi single parent. “baby, happy birthday yang ke-5 tahun, daddy harap kamu bisa menjadi gadis yang baik dan cantik seperti mommy”.
“thank you daddy”.
Mungkin pelukan itu adalah pelukan terakhir Aero kepada putrinya saat suara tembakan terdengar, beberapa penyusup masuk dan memporak-porandakan ballroom hotel tersebut. “apa yang terjadi!”. Teriak Aero sembari terus memeluk putrinya.
Kaki tangan Aero menghapiri pria itu dan membisikkan sesuatu. “pergilan dari sini dan bawa putriku bersamamu”. Ucap Aero
“tapi tuan-”.
“cepat pergi”.
“mari nona Niana ikut saya”.
"Niana mau sama daddy”. Niana terus menangis dan enggan melepaskan genggamannya pada Aero
“Niana, dengarkan daddy, daddy ada urusan, ikut pamanmu”.
“tapi daddy janji tidak akan ninggalin Niana”.
“janji”.
Niana dibawa oleh kaki tangan Aero meninggalkan hotel dan pergi sejauh mungkin karena mereka juga
mengejar keturunan Aero, Niana Aero, pewaris tunggal Aero Group.
►
Seorang wanita cantik berumur 20 tahun kembali mendapati mimpi buruk setelah kesekian kalinya dan hampir setiap hari dia mendapatkan potongan kejadian yang dia sendiri ingin melupakannya. Perlahan air matanya terjadi, dia merindukan pria yang telah berjanji padanya akan menemuinya, tapi sampai umurnya yang sudah beranjak
dewasa sekalipun tidak ada pertemuan sejak malam itu.
“kau bermimpi lagi?”. Ucap wanita paruh baya yang baru saja masuk
“bibi”.
Wanita paruh baya tersebut tersenyum pada Juliet, duduk di sisi ranjang dan mengusap rambut Juliet dengan sayang.
“kau sudah mengerti apa yang terjadi dengan ayahmu”.
Juliet mengangguk
“bibi tidak ingin kehilanganmu, walaupun bibi bukan ibu kandungmu, tapi bibi sudah menganggapmu sebagai anak
bibi sendiri saat kau dibawa kemari”.
“terima kasih telah baik padaku bi”.
Namanya Juliet Niana Aero, sejak sekolah. Dia sudah tidak memakai nama Niana dan nama Aero, hanya Juliet. Wanita cantik berambut pirang yang telah menyelesaikan kuliahnya diumur 20 tahun, dan saat ini bingung harus bekerja dimana untuk membantu keuangan bibi yang sudah merawatnya dari kecil.
Juliet keluar dari kamar memakai kaos dipadukan dengan jeans dan tak lupa jaket kulit yang melekat di
tubuhnya. Dia hanya mengikuti kata hatinya yang entah tujuannya kemana, hari ini dia harus mendapatkan sebuah pekerjaan, setidaknya tak apa jika tidak bergaji tinggi untuk membantu bibi.
Sebuah mobil hitam mewah berhenti disamping wanita itu saat berjalan kaki, Juliet menghantikan langkahnya berusaha was-was jika ada yang mengenalnya. Seorang pria berjas mahal keluar dari mobil tersebut dan menghampiri Juliet.
“apa ada yang bisa saya bantu tuan?”. Tanya Juliet canggung
Pria itu menguliurkan tangannya di sambut oleh Juliet “namaku Dexon, dari Dex Company”.
“Juliet”.
“saya sudah mengetahui tentang semua prestasimu sejak sekolah, kau bisa menyelesaikan sekolahmu lebih
cepat, saya ingin menawarimu kerjasama dengan saya”.
“benarkah?”.
“tentu saja, kau bisa datang ke Dex Company dan katakan kalau kau di undang langsung oleh tuan Dexon”.
“baik, saya akan kesana segera mungkin”.
“saya tunggu nona Juliet”.
“baik tuan”.
Mobil tersebut meninggalkan Juliet dengan kegembiraan, setidaknya Juliet sudah pasti mendapatkan pekerjaan hari ini. Setahunya Dex Company adalah perusahaan ternama paling maju saat ini, dan mungkin kedepannya, karena dari semua perusahaan hanya Dex Company yang siap bersaing di masa depan.
Setelah menyiapka berkas dan mengganti pakaian nya dengan pakaian formal, Juliet menghentikan sebuah
taksi dan pergi ke Dex Company yang jaraknya lumayan jauh dari dia tinggal saat ini. Beberapa menit kemudian taksi berhenti didepan gedung dengan interior modern milik Dex Company yang dipintu masuk terdapat tulisan khas perusahaan tersebut, sembari tersenyum Juliet melangkahkan kakinya menuju meja resepsionis
“mencari siapa nona?”.
“tuan Dexon”.
“atas nama?”.
“Juliet”.
“sebentar saya cek dahulu, anda di tunggu diruangan tuan Dexon, lantai 5”.
“baik, terima kasih”.
“sama-sama”.
Juliet langsung menuju ke lantai lima menggunakan lift umum, disana hanya ada satu pintu yang mana
didepannya ada meja sekretaris CEO.
“dengan nona Juliet?”. Tanya Sekretaris dengan nametag bertuliskan Diana
“iya saya sendiri”.
“tuan Dexon sudah menunggu didalam”. Diana membukakan pintu untuk Juliet “tuan, nona Juliet sudah
datang”. Ucap Diana sebelum Juliet masuk
Pintu kembali tertutup saat Juliet sudah masuk.
“silakan duduk”.
“terima kasih”.
Juliet duduk dihadapan tuan Dexon. Ini untuk pertama kalinya Juliet berhadapan langsung hanya berdua
dengan orang paling berpengaruh, dulu pernah yaitu ayahnya, itupun dia masih kecil tidak tau rasanya gugup.
“saya sangat berharap kamu bisa gabung di organisasi kami”.
“maksud tuan Dexon?”.
“kami memiliki sebuah tim rahasia, bukan atas nama perusahaan, melainkan benar-benar yang saya ikuti saat ini, yang membuat perusahaan saya semakin berkembang. Kamu pasti tidak mengerti, ketua menginginkanmu untuk gabung dalam organisasi gelap kami”.
Juliet langsung berdiri dari duduknya dan menatap tajam tuan Dexon “saya tidak ingin gabung”.
“kamu pasti berfikir bahwa organisasi kami adalah organisasi gelap yang berisi orang-orang jahat, kamu salah. Lima belas tahun yang lalu ketua di bunuh dan menghembuskan nafas terakhirnya saat pesta ulang tahun anaknya”.
“daddy”. Celetuk Juliet
Tuan Dexon tersenyum “tuan Aero, dan kamu adalah Juliet Niana Aero, keturunan satu-satunya tuan Aero”.
“sejak kapan tuan tau siapa saya?”.
“petinggi oraganisasi kami semua tau, putri Aero belum meninggal dan diasuh oleh istri kaki tangan tuan Aero. Kami hanya ingin mencari tau siapa pembunuh tuan Aero dan apa masalah yang sebenarnya, kamu adalah nona Niana Aero, jadi kami ingin kamu bergabung dengan kami”.
“sebagai Niana?”.
“bukan, sebagai Juliet”.
“lalu apa yang harus saya lakukan?”.
“jika kamu setuju maka saya akan membawamu kesana”.
“baiklah, demi daddy, saya mensetujuinya”.
Juliet menerima jabatan tangan dari tuan Dexon, pertanda bahwa Juliet menyetujui untuk gabung dengan
organisasi tersebut. Dan juga tak lupa dengan tanda tangan kontrak seumur hidupnya, beberapa hal Juliet tak yakin jika mereka benar-benar di pihak daddy nya, tapi sebelum tanda tangan kontrak, Juliet mendapatkan telepon dari paman, orang yang membawa Juliet dan merawatnya sampai sekarang yang mengatakan bahwa organisasi tersebut adalah organisasi yang di dirikan oleh daddy nya dan Juliet harus siap menerima kehidupannya.
_____________________________________________________________________
Thanks buat yang udah baca cerita terbaru saya, maaf kalau mungkin masih banyak kekurangan, semoga kedepannya saya bisa konsisten hingga cerita ini selesai.
.
“posisi jam 12 masuk”.
“baik kode X”.
Juliet menurunkan senjatanya, wanita cantik itu tengah berada di atap gedung lantai 10 dimana dia
harus membunuh seorang maniak sex. Selama kurun enam bulan Juliet dilatih untuk menjadi seorang pembunuh bayaran, dan dia naik tingkatan 3 dalam organisasi tersebut. bukan atas nama Niana tapi atas nama Juliet, mungkin wanita itu tidak akan pulang kerumah bibinya lagi, dia harus tinggal di markas organisasi gelap bersama pamannya juga yang tinggal hampir selamanya disana, dan hanya pulang jika keadaan sangat baik untuknya.
Juliet mengganti pakaiannya dengan gaun merwarna merah darah, tak lupa make up tebal yang menampakkan wajah sosialitanya. Wanita itu berjalan keluar gedung dengan membawa sekoper uang, namun bagi orang lain wanita itu hanya membawa pakaian layaknya orang yang baru saja pulang dari liburan. Dengan santai Juliet tersenyum pada siapapun yang di temuinya, sebuah mobil sudah menunggunya didepan gedung, dengan bantuan seorang pria yang membawa mobil tersebut, Juliet bisa memasukkan kopernya kedalam bagasi mobil.
Pria itu memberikan kuncinya pada Juliet. “D50, jam 7.00 malam”. Bisik Juliet, pria itu mengagguk dan segera berlari kearah mobil yang melaju dijalanan lirih, yang sengaja menjemputnya. Sedangkan Juliet membawa mobil anti peluru itu sendiri menuju markas, mobil yang sengaja di desain untuk membawa uang dan juga barang penting.
Hampir sepuluh orang berjaga di area masuk markas, pintu gerbang terbuka jauh saat mobil yang dibawa Juliet menuju kesana. Dan tertutup kembali saat mobilnya sudah benar-benar masuk, dua orang datang kearah mobil setelah Juliet turun, mereka berdua menunduk hormat dan membantu Juliet mengeluarkan koper yang berisi uang dari dalam bagasi.
Kode Y mengampiri Juliet, seorang pria sepuluh tahun di atas Juliet yang selelu memakai kacamata hitam dan juga masker hitam, “tuan Alexander memanggil anda”. Ucap Kode Y dengan datar
“baik”. Jawab Juliet kemudian langsung berjalan ke lantai 6 dimana ruang utama ketua, yaitu tuan Alexander, pengganti tuan Aero, tidak memiliki hubungan darah, hanya berteman baik sejak sekolah menangah pertama. Tuan Alexander bahkan bercerai dengan istrinya karena wanita yang bersanding dengannya tak ingin suaminya menjadi
seorang pembunuh dan mengikuti organisasi gelap.
Juliet masuk ke ruangan dengan pintu yang terbuat dari kaca tersebut, didalam ada pria yang seumuran dengan daddy nya jika saja tidak mati sewaktu Juliet berumur lima belas tahun. “Niana”. Panggil tuan Alexander
“apa ada yang bisa saya bantu tuan?”. Tanya Juliet mencoba untuk biasa saja, tuan Alexander selalu mengingatkannya pada sosok ayah yang sangat menyayangi putrinya.
“kau masih belum terbiasa, kau adalah putri Aero, dan sudah kuanggap putriku juga, jadi panggilan aku ayah jika hanya ada kita dan pamanmu”.
“saya hanya memiliki satu ayah, yaitu daddy”.
“baiklah, aku mengerti. Kembali pada pertemuan kita, aku ingin kau pergi ke Paris malam ini”.
“baik”.
“seseorang akan menjemputmu begitu sampai di bandara, jangan pergi kemanapun sebelum misi mu
selelsai, dan jangan lupakan satu hal, tetaplah hidup sampai kau mendapatkan tujuanmu”.
“baik tuan”.
“kau bisa pergi dan jaga dirimu baik-baik”.
“baik, permisi tuan”.
Juliet keluar dari ruangan Alexander menuju kamarnya yang ada di lantai dua, dilantai dua hanya ada kamarnya dan semua keperluan untuknya khusus. Juliet memasukkan beberapa barang yang dibutuhkannya, termasuk senjata dan sebagian pakaiannya. Malam ini dia akan menaiki jet pribadi milik salah satu anggota organisasi yaitu Dex Company, tidak memerlukan waktu lama, saat jet mendarat langsung di salah satu bandara di Paris, untuk pertama kalinya Juliet menginjakkan kaki di Negara orang lain.
Beberapa orang memakai jas hitam sudah menunggunya di bandara, dengan santai Juliet menghampirinya tanpa berinteraksi sama sekali, hanya mengikuti intruksi salah satu orang untuk masuk ke mobil yang sudah menjemputnya. Mobil tersebut membawa Juliet kesalah satu hotel termewah di paris, layaknya orang lain, Juliet diperlakukan sama dimanapun, tanpa pengawalan seperti di California.
Setelah mengganti dress nya dengan jeans berpadukan kaos dan Jaket, Juliet keluar dari hotel sama
seperti misi sebelumnya, dia mendapatkan mobil khusus sendiri anti peluru karna wanita itu selalu kerja sendiri, hanya bantuan beberapa rekan saja, tapi tidak sepenuhnya.
“kode M, apa kau bisa mendengar saya?”. Ucap Juliet sembari menunggu lampu hijau.
“kode M masuk”.
“bagus, terus awasi, pukul 3.00 mobil berhenti didepan”.
“baik”.
Tepat pukul 3.00 mobil yang dikendarai Juliet berhenti didepan gedung dimana targetnya berada, Juliet langsung keluar dari mobil di gantikan oleh Kode M yang membawa mobil tersebut pergi. Dengan menaiki pagar dan melompat ke balkon lantai dua, Juliet semakin dekat dengan target yang saat ini bermalam di hotel tersebut.
“arah jam 1 senap”.
Dua orang penjaga terkapar di lantai karna tembakan tak sadarkan diri dari salah satu anak buah Juliet.
“kode X, target mulai curiga”.
“pastikan umpan baik-baik saja”.
"baik".
Gadis yang dibawa oleh target meminta ijin untuk pergi kekamar mandi sebentar, memberi celah Juliet
untuk masuk kedalam. “seseorang akan membawa mu keluar”. Ucap Juliet membantu gadis umpan tersebut keluar melewati jendela bersama Kode P. “kode U masuk”.
“baik”.
Pintu terbuka, target mulai mencari letak pistol yang sebelumnya dibawa gadis itu dan diberika pada Juliet. “apa yang kalian inginkan?”. Tanya pria itu
“serahkan chip yang kau bawa”. Ucap kode U
“tidak ada”.
Pintu kamar mandi terbuka “kau melanggar janji mu tuan George”. Ucap Juliet dengan santai melangkahkan kakinya keluar sambil membawa pistol milik pria itu “bagaimana kalau pistolmu memecahkan kepalamu sendiri”.
Juliet menendang tubuh George menggunakan kakinya hingga pria itu jatuh di lantai “katakan dimana kau
letakkan chip itu!”.
“tidak!”.
“baguslah”. Juliet menodongkan pistol milik George tepat dikepala, “dalam hitungan ketiga, kau
akan mati. Satu- dua- tiga”.
Duarrr!!
Darah berceceran dilantai, Juliet tersenyum sembari meletakkan pistol tersebut ditangan George. “dibalik ponselnya”. Ucap Juliet pada kode U
Kedu U langsung membuka tutup belakang ponsel George, dan benar chip itu ada disana. “ini”. Ucap Kode U
sambil memberikan Chip tersebut pada Juliet.
Menggunakan mobilnya yang bibawa oleh kode M, Juliet kembali ke hotelnya tanpa membawa Chip yang ia
dapat, Kode Z sudah membawanya ke California detik itu juga saat mereka bertemu.
“halo”.
“nikmatilah satu minggu di Paris, tetaplah berhati-hati”.
“baik, terima kasih tuan”.
Juliet menutup ponselnya dan membaringkan tubuh di ranjang, harusnya wanita itu membawa pakaian ganti lumayan banyak untuk jalan-jalan di Paris, dia menyalahkan Alexander yang selalu bersikap khawatir terhadapnya dan membuat Juliet beranggapan bahwa tugas yang diberikan begitu sulit.
__________________________________________________________________________
sampai sini kalian masih bingung nggak? atau nyari tokoh utama pria, sabar dulu, tunggu episode berikutnya.
Musim dingin menambah kesan romantis kota Paris, banyak pasangan kekasih yang menikmati harinya hanya dengan berjalan-jalan atau menikmati street food disana. Berbeda dengan salah seorang wanita yang tengah duduk memandangi menara eiffel sambil memakan makanan ringan yang baru saja dibelinya. Dia hanya sendiri duduk di bangku, memakai hot pants dipadukan dengan kemeja biru muda dan juga mantel hangatnya.
Saat melangkahkan kaki, Juliet tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang yang sedikit membuatnya kesal.
“maaf tuan, kalau jalan tolong lihat depan”. ucap Juliet datar
Pria itu hanya tersenyum, menyentuh dagu Juliet lembut, namun Juliet langsung menggeleng hingga terlepas. “tolong jaga sikap anda”.
“kau tidak mengingatku?”. Ucap pria itu yang membuat Juliet berfikir keras dalam otaknya “benar kau tidak mengingatku”. Pria itu mendekat kearah telinga Juliet dan berbisik “aku Adrian, anak kecil yang kau tolak di hari
ulang tahunmu”. Juliet melongo mendengar bisikan pria itu.
◄Flashback
Gaun indah yang dipakai Niana menjuntai ke lantai, gadis kecil itu tersenyum bahagia sambil menunggu daddy nya yang masih menerima telepon dari seseorang. Hingga laki-laki yang semuran dengan Niana menghampirinya.
“hi Niana”.
“siapa kamu?”.
“ian, kamu mau main nggak sama ian?”.
“ngga! Daddy!! Daddy!”. Teriak Niana yang membuat Aero langsung memutuskan telepon yang menghampiri putrinya yang berteriak-teriak di ruang ganti.
“ada apa Niana?”. Tanya Aero, karna disana tidak ada siapapun selain Niana sendiri
“tadi ada anak jelek yang ngajak main Niana, Niana nggak mau”.
“mana? Nggak ada, udah ayo ke ballroom sekarang”. Niana dengan daddy nya meninggalkan ruang ganti.
Sedangkan anak kecil itu masih berdiri di belakang pintu, matanya memerah menahan amarah.
▼Flashback Off
“kau sudah mengingatku Niana Aero?”. Ucap pria itu kembali, bahkan Juliet sendiri tidak tau bahwa pria itu pernah bertemu dengannya saat masih kecil, karna pria itu benar-benar berbeda dari yang dia bayangkan, yang dihadapannya sekarang adalah pria bertubuh atletis, tinggi, berkulit putih, dan berwajah sangat tampan.
“saya bukan Niana”.
“Juliet?”.
“apa maumu?”. Ucap Juliet menahan kesal, seketika rasa kagum Juliet hilang melihat perilakunya yang jauh dari kata baik.
“aku mau kau menjadi milikku Juliet Niana Aero”.
“hahahaha dalam mimpimu tuan Adrian”.
Juliet melangkahkan kakinya meninggalkan Adrian, wanita itu sangat sombong dan sudah tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi berikutnya, tuh dalam otaknya berfikir tidak mungkin Alexander membuatnya dalam bahaya, pria
paruh baya itu akan melindunginya apapun yang terjadi.
Sedangkan Andrian masih berdiri di tempatnya saat Asisten pria itu menghampirinya.
“tuan, ada yang bisa saya bantu?”.
“cari tahu hotel tempat Juliet tinggal”.
“baik tuan”.
►
Dentuman music menggema di seluruh penjuru ruangan dengan penerangan yang minim, seorang wanita memakai dress seksi selutut mendudukkan dirinya di bar, memesan satu botol wine dengan gelas kecilnya. Wajah nya nampak datar saat meneguk beberapa kali wine yang di tuangkan ke gelas. Sudah hampir setelah botol tapi wanita itu masih enggan pergi, banyak pasang mata yang mengamatinya. Hingga satu pria berpakaian santai menghampirinya dan duduk disebelahnya tapi wanita itu tau, karena sibuk dengan minumannya.
“menyebalkan sekali! Liburanku hancur!”. Ucap Juliet sembari beberapa kali meneguk wine
Pria itu menyentuh pinggang Juliet lembut. “lepaskan!”. Ucap Juliet, namun beberapa detik kemudian kesadaran wanita itu hilang dan jatuh dipelukan sang pria.
Dengan cekatan pria itu membawa Juliet keluar dari club malam, “buka pintunya”.
“baik tuan Adrian”.
Adrian memasukkan Juliet kedalam mobilnya “kau bisa pergi, aku sendiri yang bawa mobilnya”.
“baik tuan”.
Mobil yang dibawa Adrian melaju tidak begitu kencang kearah dimana dia tinggal, salah satu apartemen mewah di kota Paris. Hanya beberapa menit hingga mobil berhenti di basement, kembali Adrian membopong Juliet masuk ke
apartemennya yang ada di lantai 10, bukan lantai teratas, hanya saja disana view nya sangat bagus untuk melihat keindahan menara eifel.
Adrian menghempaskan tubuh Juliet diranjangnya, dengan susah payah Adrian menahan hasrat untuk tidak menyetubuhi wanita itu, apalagi disaat tidak sadarkan diri, Adrian tidak sebodoh itu. Dan semua waniata akan dengan mudah ia dapatkan, bukan menyetubuhi mayat. Adrian keluar dari kamarnya, menutup kembali
pintu kayu tersebut dan berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman.
Dering suara ponsel dari dalam tas Juliet membuat Adrian menengok kearah sofa, dimana dia meninggalkan tas Juliet disana. Tanpa nama menghubungi Juliet, saat Adrian ingin menjawabnya, tiba-tiba mati sendiri. Bahkan ponsel Juliet tidak di kunci, tapi ada yang aneh, Juliet sama sekali tidak menyimpan nomor siapapun di dalam ponselnya, bahkan foto saja tidak ada, layaknya ponsel baru.
Kecurigaan Adrian mengenai Juliet hilang saat pria itu berfikir menyimpan nomornya di ponsel Juliet. Dan meletakkan embali kedalam tas. Jam menunjukkan pukul 2 dini hari (anggap aja kek di indo lah ya), Adrian masih sibuk di ruang kerjanya, banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan karna besok dia ada
meeting dengan pemegang saham. Suara benda jatuh membuat Adrian beranjak dari duduknya dan menuju kamar dimana Juliet tertidur
“apa kau baik-baik saja?”. Tanya Adrian, Juliet malam menatap pria itu tajam
“bagaimana aku bisa disini?”.
“kau mabuk dan aku melihatmu, aku tidak tau dimana tempat tinggalmu, jadi kubawa kesini”.
“aku mau kembali pulang”. Ucap Juliet sembari memegangi kepalanya yang masih sakit
“istirahatlah terlebih dahulu, besok pagi aku akan mengantarmu pulang”.
“bagaimana-“.
“aku tidak jahat seperti yang ada dalam otakmu Juliet”.
“mana mungkin”.
“terserah kalau kau tidak percaya, yang pasti aku tidak akan membiarkanmu pulang”. Adrian menidurkan kembali tubuh Juliet di ranjangnya dan menutup tubuhnya dengan selimut “tidurlah, aku ada pekerjaan”.
Juliet hanya diam, hingga Adrian benar-benar menghilang di balik pintu kamar tersebut. ketukan di kaca membuat Juliet melihat kearah kaca, Kode M berdiri disana, dengan susah payah Juliet turun dari ranjang dan menghampiri
kode M. “apa yang kau lakukan disini?”. Tanya Juliet berbisik agar tidak menimbulkan suara.
“kode X harus segera kembali ke hotel, disini bahaya”.
“baiklah”. Juliet mencari tasnya tapi tidak ada diruangan itu, “tunggu sebentar, aku akan mengmabil tasku diluar”.
“baik”.
Secara diam-diam Juliet keluar dari kamar, satu pandangan, tas nya ada di sofa, satu ruangan pintunya tertutup, sudah pasti Adrian ada disana, dengan cepat Juliet mengambil tasnya dan masuk kembali ke kamar. “aku sudah menemukan tasku”. Juliet keluar dari kamarnya menuju balkon, mereka turun dari lantai kelantai dengan mudah, hingga sampai di lantai paling bawah. Mobil sudah menunggu mereka berdua di lantai dasar dan meninggalkan gedung tersebut.
Mobil itu tidak membawa Juliet ke hotel sebelumnya, melainkan kesebuah bangunan tak berpenghuni, disana banyak sekali penjagaan. Semua menyambut kehadiran Juliet dan Kode M, termasuk ada Dexon disana.
_______________________________________________________________________
Lanjut nggak nih, jangan lupa komen dan like nya kalo kalian suka. terima kasih
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!