NovelToon NovelToon

Call Me Aileen Not Velly

Awal mula

***Amerika, New York.

Kediaman Malik***.

Di dalam kamar itu, Terlihat dua wanita yang sedang berbincang.

"Papa tidak menganggap ku kan Oma?" ucap wanita itu datar.

wanita itupun mengerut "Maksudmu apa sayang?".

"Papa menikah lagi Oma. Dan itu tanpa persetujuan dariku! mereka menikah secara diam-diam!".

"Apa?" kagetnya.

"Lebihnya lagi, papa memindahkan ku kuliah di Indonesia!".

"Kurang ajar!" geram wanita tua itu. Bagaimana tidak emosi? Dialah yang sudah membesarkan sang cucu tanpa ada campur tangan dari siapapun! Dan sekarang? Menantunya itu ingin merebut cucu kesayangannya itu? Tidak! dia tidak akan membiarkan itu.

"Velly akan membuat mereka menyesal!" geramnya. Ya! Dia adalah Aileen Vellyna Dirgantara! Dan wanita tua yang sedang bersamanya adalah Nyonya Belinda Carlisle Malik atau disebut dengan Nyonya Linda.

"Tidak Velly! Oma tidak akan membiarkanmu dibawa oleh mereka!" protesnya.

wanita cantik itu tersenyum lembut "Mau bagaimana pun, mau cara seperti apapun. Oma tidak akan pernah bisa melawan papa! Aku anak papa! Dan jelas hak asuh turun ke tangan papa walaupun Oma yang membesarkanku".

Nyonya Linda menggeleng "Tid-..."

"Oma bisa kok kesana. Pintu rumah itu selalu terbuka untuk Oma. jika ada yang melarang, Oma tinggal mengatakannya kepadaku! Oma tinggal ikuti alur saja! ikuti aku saja Oma! Simpelkan?" jelasnya.

Wanita tua itupun terkekeh "Baiklah Tuan putri! Apapun kemauanmu!".

Aileen atau bisa disebut Velly juga ikut tertawa.

"Oh yah! Oma hampir lupa!" pekiknya.

Velly mengerut "Lupa apa Oma?".

"Oma akan menjodohkanmu dengan anak kenalan Oma" ucapnya yang membuat sang cucu terperanjat kaget.

"No! Tidak Oma! Velly tidak mau! Velly is still in college! And Velly still wants to enjoy youth!" tolaknya keras.

Nyonya Linda menghela nafas panjang sembari tersenyum lembut "Ka-...".

"Oma please! Velly janji disaat lulus kuliah, Velly akan menyetujui perjodohan itu".

"Janji?".

Velly mengangguk "Emm".

"Baiklah!".

"Yes!" ia langsung memeluk Omanya itu "Terimakasih Oma! I love you!".

Nyonya Linda terkekeh geli, ia melepaskan pelukan itu "Kamu sudah kuliah jangan bersikap seperti anak kecil!".

Velly memanyunkan bibirnya "Ishh! Omah ihh!" Ucapnya malas membuat wanita tua itu semakin gemas dengannya. Velly ini jika dengan Omanya begitu manja! Sangat manja! Dan itu hanya kepada Omanya seorang!.

"Iya deh maaf Tuan Putri. Lalu, kapan kamu ke Indonesia?" tanyanya.

"Mungkin besok Oma. sebenarnya Velly tidak ingin! Velly sangat muak melihat mereka! Velly membenci mereka Oma! sangat!" balasnya.

Nyonya Linda hanya tersenyum simpul "Jalani saja rencanamu! Oma mendukung semua yang kau lakukan!".

Velly mengangguk malas "Emm".

"Oma istirahat dulu ya?" ucapnya.

"Oma, Velly ingin kel-...".

"Boleh dong" potongnya.

...****************...

Markas "Venom Girls".

"Jadi kamu beneran pindah ke Indonesia?" tanya mereka serentak. Nama dari member-member itu adalah Cleo, Bianca, Bella, Monica, Dan Amy.

"Ya!" balasnya santai.

"Tidak bisa dibiarkan! Kita harus ikut pindah ke Indonesia!" kata Cleo yang langsung disetujui oleh lainnya..

Velly langsung menggeleng protes "Tidak! Kalian harus tetap disini! Lanjutkan kuliah kalian disini! Universitas itu sangat bagus! Tidak seperti yang ada di Indonesia!".

"Tidak Velly! Kita tidak mungkin meninggalkanmu! Kita sudah sama-sama sejak kita masih SMP. Jadi kami mohon jangan menolak, Benar tidak guys?" kata Bianca yang juga langsung disetujui oleh ke empat temannya itu.

Velly pun hanya bisa menghela nafas kasar "Terserahlah! Aku harus pulang untuk packing. Besok jadwal penerbanganku ke Indonesia".

...****************...

**Indonesia, Jakarta.

Kediaman Dirgantara**.

"Kenapa mas tidak bilang jika mas memiliki seorang putri? Tau begitu kita nikah aku harus meminta persetujuannya" Protes wanita itu yang merupakan Ibu tiri dari Velly Namanya Gladys Adiwiyata.

"Ya mas minta maaf, soalnya mas juga baru mengatakan kebenaran ini kepadanya" dialah ayah dari Velly, Bastian Dirgantara.

"Loh? Jadi Dira punya kakak ya mah pah?" tanya polos dari wanita cantik yang merupakan adik tiri Velly namanya Adira Vallery Dirgantara.

"Iya nak. Besok kakakmu tiba disini" balas Pak Tian.

"Wahh Akhirnya impian Dira untuk memiliki kakak terwujud juga!" girangnya.

"Ingat ya mas, jika sampai putrimu membenci kami. Aku tidak akan memaafkanmu mas! Ingat itu!" ucapnya tiba-tiba.

"Tenang saja! Dia tidak mungkin membenci kalian! Percaya pada mas" jawabnya pede.

...****************...

Bandara Soekarno Hatta.

Velly pun tiba di Indonesia. Ketika berada dalam mobil, ia memandang ke arah luar jendela kaca mobil "Sudah lama aku tidak ke negara ini" gumamnya.

"Saya senang karena Non Velly bisa datang kesini lagi" Ucap sang sopir yang memang sudah mengenal majikannya itu. Dia sudah bekerja dengan keluarga Velly semenjak Velly belum lahir.

Velly tersenyum lembut "Iya pak, saya juga senang bisa datang disini lagi" balasnya bohong. Nyatanya dia tidak menginginkan untuk kembali ke negara tempat ia lahir.

Selang beberapa menit diperjalanan, Velly pun tiba di kediaman yang dia tempati dulu. Ia berdiri memandang kediaman itu tanpa sepatah katapun "Aku kembali mah. Nanti setelah ini, Velly akan ziarah ke makam mamah" batinnya.

Sementara, didalam kediaman tersebut datanglah seorang bibi "Permisi pak, buk, non. Non Velly sudah berada didepan".

Pak Tian langsung berdiri senang. Ia langsung berjalan keluar untuk menyambut putrinya. Setibanya, ia dapat melihat paras cantik dari putrinya itu. Sungguh! Paras Velly benar-benar mirip dengan Jessi. Ya! Almarhumah istrinya, Jessica Malik. Ia langsung mendekat dan memeluk putrinya itu.

"Papa sangat kangen kepadamu nak" ucapnya sembari mengecup puncak kepala wanita cantik itu.

Dalam pelukan itu, Velly hanya diam tanpa berkata atau membalas pelukan tersebut.

Tak lama setelah itu, datanglah dua wanita yang sudah pasti kalian tahu siapa mereka. Pak Tian langsung melepaskan pelukan itu dan menarik kedua wanita itu untuk diajak kenal dengan sang putri.

"Ini adalah mama dan adik tirimu nak" ia menatap keduanya "Salam!".

Buk Gladys mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi dari putri sahabatnya. Namun tak disangka tangannya langsung ditepis eh wanita itu.

Ia pun hanya bisa tersenyum Bingung. Sedangkan Dira, dengan antusias ia mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan kakaknya itu "Aku Dira kak!".

Velly hanya menatap tangan itu dengan sinis, setelahnya ia pun terkekeh remeh "Jadi ini? Jadi ini wanita yang papa sembunyikan dariku? Aku benar-benar tidak habis pikir, papa menikah tanpa persetujuan dariku? Bahkan papa menikah secara diam-diam. Enak sekali aku harus bersentuhan dengan kedua wanita sialan ini" ucapannya itu membuat kedua wanita tersebut terkejut! Benar saja dugaan Buk Gladys! Putri dari almarhumah sahabatnya itu akan membencinya sekaligus putrinya.

"Velly!" Pak Tian memberikan peringatan.

Wanita itu tersenyum remeh "Memang benar bukan? Apa aku salah? Papa jangan berani membantahku ya! Bukan papa yang membesarkanku! Dan papa tidak menganggapku sebagai putrimu bukan?".

"Apa yang kamu katakan semua itu tidak benar".

"Cih! Tidak benar? Lalu kenapa papa menikah tanpa mengatakannya kepadaku? Apa papa pikir aku tidak akan mengizinkannya? Asal papa tahu saja, aku mengizinkan itu namun ternyata papa tidak menganggapku!" ia menghentikan ucapannya, lalu menatap kedua wanita itu dengan remeh "Dan kalian! Jangan memanggilku dengan sebutan Velly! Panggil aku Aileen!".

"Tidak! Panggil dia Velly sesuai apa yang papa panggil".

Velly menatap papanya datar "Terserah! Yang jelas, papa akan menyesal telah menyembunyikan ini dariku!" ia menatap supir itu "Pak, Antar Velly ke kamar ya?".

Supir itu mengangguk "Baik non".

Keduanya pun pergi meninggalkan ketiga orang tersebut.

"Apa kan aku bilang. Ini semua tuh salah mas!".

"Iya maaf. Mas tidak mengira jika akan seperti ini".

"Yah, kenapa kakak malah tidak menerima kita mah?" ucap Dira dengan malas.

Buk Gladys hanya tersenyum lembut "Sabar saja ya sayang?".

To be continued.....

Hari pertama berada di Indonesia

Kamar yang begitu mewah ini adalah milik Velly. Ini didekor khusus untuknya! Mewah! Elegan! Sama seperti orangnya!.

Hari pertamanya di Indonesia ia habiskan berada dalam kamar saja, sama seperti pagi ini. Ia hanya menelpon Nyonya Linda untuk mengirimkan motor kesayangannya ke Indonesia.

"*Iya Oma. Velly mau moto itu dikirim ke Indonesia" katanya.

"Tapi sayang, itu sangat tidak mungkin! It-...".

"Pokoknya Velly tidak mau tahu!" potongnya.

Tutt*!.

Tanpa sepatah kata ia langsung mematikan sambungan ponsel itu.

Tokk...tokk...tokk.

"Permisi non, saatnya sarapan pagi" ucap bibi itu dari depan pintu kamarnya.

"Ya" balasnya singkat.

Sesampainya di meja makan, ia langsung duduk di kursi itu. Terlihat banyak sekali makanan yang disediakan. Namun, dia ini dibesarkan di Amerika bagaimana mungkin dia sarapan menggunakan nasi dan lauk? Sudah jelas dia sarapan dengan roti dan susu saja! Hal itu tentu membuatnya marah.

Buk Gladys langsung mengangkat piring itu sembari bersiap untuk mengambil makanan yang akan dimakan oleh Velly, ia tersenyum lembut "Mama sudah memasak makanan kesukaan kamu loh. Mau ambil yang mana?".

Wanita itu mengangkat sebelah alisnya dengan pandangannya yang datar "Sejak kapan aku sarapan menggunakan nasi dan lauk?!" Perkataannya itu sontak membuat semuanya terperanjat ditempat.

Velly yang melihat semuanya diam memutuskan untuk sarapan diluar. Ia menatap Pak Tian datar "Mobil!".

Pak Tian mengerut "Hm?".

Velly memutar bola matanya malas "Ck! Apa kau tuli?! Berikan aku kunci mobil! Aku akan sarapan diluar!".

"Tapi kamu belum hafal jalanan sini" ucap Buk Gladys.

"Berikan saja! Apa susahnya sih? Cepat!".

pak Tian pun memutuskan untuk memberikannya kunci mobil yang memang ia hadiahkan untuk putrinya itu "Ini mobilmu. Papa membelikannya untukmu!".

Velly menerima kunci mobil itu tanpa berucap terimakasih. Ketika ia ingin bangkit, tiba-tiba terdengar suara adik tirinya.

"Kak? Aku ikut ya? Sekalian kita shopping bareng?" ucap Dira antusias.

Sang empu yang dipanggilnya menatapnya sinis dari ujung kaki sampai ujung rambut "Kak?" setelah mengucapkan itu ia terkekeh remeh "Sejak kapan gw jadi kakak lo? Dan Lo bilang shopping bareng?" ia pun kembali terkekeh "Cih! Lo pergi aja sendiri! Gak Sudi gw!".

Dira sontak terkejut, kakaknya itu tau akan kata (Lo dan gw?). Dia terdiam ditempatnya dengan wajahnya yang terlihat kecewa.

Begitupun dengan Pak Tian dan Buk Gladys, keduanya ikut terkejut dengan ucapan wanita cantik itu.

"Velly? Sejak kap-...".

"Tidak perlu banyak protes!" potongnya kasar. Setelahnya ia pergi dari sana tanpa pamit.

Sepeninggalan Velly, Buk Gladys langsung melepaskan peralatan makannya "Udah ah! Jadi gak nafsu makan!".

"Kam-...".

"Lagian kenapa mas gak bilang sih kalau Velly biasanya sarapan menggunakan roti dan susu?" tanyanya protes.

Pak Tian mengangkat kedua bahunya dengan enggan untuk menjawab ucapan istrinya itu.

"Loh kamu mau kemana Dira?" tanya Pak Tian yang melihat putri bungsunya pergi meninggalkan mereka berdua dengan gaya kesal.

"Tau ah males!".

"Ini tuh salah mas tau nggak? Masa n-...".

"Iya mas kan udah minta maaf. Nanti deh mas coba untuk membujuknya".

...****************...

Dalam mobil itu, Velly sibuk dengan melihat sekeliling untuk mencari tempat dia sarapan.

"Mana sih caf-..." ucapannya terpotong ketika ia melihat satu cafe yang terbilang sangat mewah "Ahh itu dia!" ia pun memutuskan untuk pergi ke cafe itu.

Ketika sampai, ternyata banyak yang mengenalinya. Apalagi tempat yang ia tuju adalah cafe khusus untuk anak-anak mahasiswa atau sekolahan.

"Wahh bukannya itu kak Aileen? Dia kan ketua dari Venom Girls?".

"OMG! Kak Aileen ternyata cantik banget ya!".

"Akhirnya dia datang ke negara kita guys!".

"Tidak bisa dibiarkan. Setelah dia akan pulang nanti kita harus minta foto!".

"Iya-iya aku setuju!".

Kurang lebih begitulah bisik-bisik dari para mahasiswa dan anak sekolahan itu. Velly pun tidak memperdulikan mereka, ia langsung memutuskan untuk duduk di kursi yang berada tepat didepan jendela.

Pelayan pun langsung datang untuk melayaninya "Halo kak Aileen. Senang bertemu denganmu kak! Kakak ingin pesan apa?".

Velly hanya memberikan senyuman tipis miliknya "Breakfast!" jawabnya singkat.

Pelayan itu nampak mengangguk "Ada lagi?".

"Tidak".

Selang beberapa saat, pesanannya pun tiba.

Ternyata dia salah memesan, ia tidak tahu jika yang ia pesan adalah paket breakfast untuk dua orang.

"Hey? Dek?" panggilnya ketika melihat seorang anak kecil pengemis.

Anak itupun mendekatinya "Iya kak?".

"Kamu sudah makan?".

Anak itu hanya membalasnya dengan sebuah gelengan saja. Itu artinya anak itu belum makan.

Velly tersenyum lembut "Makan bareng kakak ya? ini kakak pesannya untuk dua orang kok! "

Anak itu kembali menggeleng "Aku tidak punya uang kak".

Velly kembali tersenyum lembut "Kakak yang bayar kok".

"Benarkah?" tanya anak itu dengan penuh harap.

Velly pun mengangguk "Emm!".

"Terimakasih kak!".

Ternyata pergerakannya itu diperhatikan oleh anak-anak muda tadi. Dan yah! Mereka kembali berbisik-bisik yang jelas masih didengar olehnya.

"Sudah cantik, baik lagi! Idaman deh bagi para cowok-cowok".

"Lo baru tau kak Aileen ya? Dia itu sudah dikenal seperti itu sejak dia masih di Amerika".

"Gw rasa teman-teman dari Kak Aileen juga akan ikut pindah ke Indonesia deh".

"Wah kalau benar, kita bisa lihat mereka secara nyata dong!".

Begitulah bisik-bisik mereka yang membuat Velly terkekeh sembari menggeleng.

Setelah selesai, anak itupun pamit untuk pulang.

"Ehh tunggu dulu" cegahnya sembari mengeluarkan beberapa lembar uang untuk ia berikan kepada anak itu "Ini. Terima ya? Anggap saja ini hadiah dari kakak".

Anak itu mengangguk sembari menerima uang itu "Terima kasih kak! Semoga rezeki kakak selalu lancar!".

"Iya Amin. Kamu hati-hati oke?".

"Emm".

Sepeninggalan anak itu, Velly pun membayar pesanannya itu. Setelahnya ia langsung berniat untuk pulang. Ketika tiba diparkiran mobil. Ia melihat ada beberapa anak sekolahan dan mahasiswa yang berdiri didekat mobilnya. Ia pun mendekat ke arah mereka.

"Halo kak Aileen! Boleh Foto nggak?" tanya salah satu anak sekolahan itu.

Velly hanya terkekeh "Iya boleh dong!".

To be continued.....

Hari Pertama Kuliah

Setelah ia berkutik dengan pakaian yang akan ia gunakan hari ini, ia memutuskan untuk memakai stelan berwarna hitam. Pas saja mobil yang akan dia bawa juga berwarna hitam!

Beberapa jam kemudian, iapun selesai dengan dirinya. Seperti biasa, hari ini ia tidak akan sarapan. Dia mungkin sarapan di luar saja. Ketika akan keluar rumah, sang adik langsung memanggilnya.

"Kak tunggu" di belakang wanita itu ada Pak Tian dan Buk Gladys. Keduanya begitu terpana dengan kecantikan wanita itu.

"Kamu cantik sekali nak" ucap keduanya bersamaan.

Velly tidak memperdulikan ucapan keduanya, ia menatap Dira dengan tatapan seperti biasanya "Ngapain Lo manggil gw?".

Dira tersenyum kaku "Bareng ya kak?".

"Emang Lo siapa?" katanya dengan tangan yang terlipat didepan dada.

"Diakan adikmu Velly" tambah Pak Tian.

Kening wanita itupun terangkat sebelah "Sejak kapan? Sejak papa menikah secara diam-diam ya?" ucapannya itu membuat ketiga orang itu terdiam.

Velly menghela nafas sejenak "Sudah ya. Gw nggak punya waktu" ia menghentikan sejenak ucapannya, lallu mengalihkan pandangannya ke arah Dira "Dan Lo. Punya mobil kan? Bawa sendiri! Lo nggak perlu bareng gw! Gak Sudi gw!" Lihat? Baru dua hri di Indonesia gaya bicaranya sudah berubah jadi kasar!.

Ia pun langsung pergi tanpa sepatah katapun. Sepeninggalan Velly, Buk Gladys menatap putri bungsunya yang terlihat sedang kecewa "Sudah. Tidak apa-apa nak. Lain kali terus berusaha ya?".

Wanita itu pun mengangguk "Iya mah. Dira nggak akan menyerah untuk mendapatkan hati kakak!. Kalau begitu Dira pamit ya".

Sesampainya di garasi mobil, dengan cepat Velly langsung masuk ke mobilnya. Ia pun menjalankan mobilnya menuju universitas yang akan dia tuju. Dalam perjalanan, ia mendapatkan telepon dari teman-temannya.

"Kenapa?".

"Besok kita semua sudah di Indonesia Vell!" balas Cleo.

"Kalian gila atau bagaimana?".

"Idih, benar kok. Kita semua sudah izin sama ortu dan tentu saja diizinkan!".

"Terserah kalian! Aku lagi nyetir, nanti lagi".

"Mau kemana Vell?".

"Kekampus".

"Ohh oke-oke".

Tutt...

Velly langsung mematikan sambungan itu, kebiasaannya memang begitu! Jika dianggapnya sudah selesai, maka artinya telepon itu harus dimatikan!.

Kini ia tiba di universitasnya. Ya! Dia menjadi pusat perhatian! Berbagai bisikan telah dia dengar! Tapi dia tidak memperdulikannya. Ia langsung menuju ke ruang kepala sekolah dengan di antar oleh satpam.

"Silahkan duduk" ucap wanita baya itu.

Velly mengangguk, lalu iapun duduk tepat dihadapan wanita baya itu.

"Aileen Vellyna Dirgantara, putri dari Bapak Bastian Dirgantara dan pindahan dari Amerika" Kata wanita itu sembari membaca berkas-berkas milik Velly. Setelahnya ia menatap Velly "Benar?".

"Ya" singkatnya.

Wanita itu nampak mangut-mangut paham "Baiklah. Kelas kamu akan di antarkan oleh pak satpam ya?".

Velly tersenyum lembut sembari mengangguk "Terimakasih buk!".

Keduanya pun langsung pergi ke kelas Velly. Satpam itu hanya mengantarkannya sampai depan kelasnya, selanjutnya ia masuk sendiri ketika salah satu dosen sudah menyebutnya.

"Hari ini kita kedatangan mahasiswa pindahan dari Amerika. Dia adalah putri dari Bapak Bastian Dirgantara dan Ibu Gladys Adiwiyata" ucap dosen itu, ia menatap ke arah pintu masuk "Silahkan masuk".

Ceklek!.

Masuklah Velly, semuanya langsung terpana dengan kecantikannya! Mereka sudah mengetahuinya! Kan dulu dia setahun lebih di Indonesia! Jadi wajar saja.

Velly memberikan senyuman cantiknya "Halo! Perkenalkan nama saya Aileen Vellyna Dirgantara panggil saja Aileen" ia pun menundukkan kepalanya kemudian mengangkat kepalanya kembali, ia kembali menatap semuanya dengan senyum cantiknya itu "Senang bisa kenal dengan kalian".

"Senang berkenalan denganmi Aileen!" sorak mereka semua.

"Kamu duduk disamping Pasya ya?" ucap dosen itu yang membuat Velly mengerut kebingungan. Toh dia tidak mengenal siapa dan yang mana Pasya itu!.

Terlihat seorang wanita cantik mengangkat tangannya menandakan bahwa dialah yang bernama Pasya. Aileen yang melihat itupun mengangguk lalu berjalan dan duduk di kursi samping wanita yang bernama Pasya itu.

Berpindah ke kelas Dira, seluruh teman satu kelasnya langsung menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.

"Jadi kak Aileen itu kakak tiri Lo?" tanya salah satu murid itu. Oh ya! Ada empat orang yang membenci Dira loh! Nama mereka adalah Thania, Angel, Megan dan Tasya.

Dira menjawab itu dengan sebuah anggukan kepala saja.

"Ihh kok bisa sih?!".

"Iya! Iri tau gak!".

"Enak banget Lo kakaknya Kak Aileen!" hebo mereka semua.

"Kalian kenapa sih? Aneh banget!" bingung Dira.

"Lo nggak tau kakak lo sendiri?".

"Iya! Masa sih nggak tau?".

Dira pun semakin bingung dibuatnya "Maksud kalian apa sih?".

"Parah! Masa sih Lo ng-...".

"Cihh! Kakak sendiri masa nggak tahu?!" ketus Thania yang merupakan ketua dari gengnya itu!.

Thania memutar bola matanya malas "Ck! Kak Velly itu adalah leader dari geng motor VENOM GIRLS yang terkenal itu! Kampungan banget sih!".

"Kak Velly?" tanya Dira tak percaya. Pasalnya dia tahu sendiri jika nama kakaknya itu tidak sembarang orang yang bisa memanggilnya!.

"Lo nggak usah kaget kali! Mamanya Thania adalah adik dari almarhumah mamanya kak Aileen!" balas Megan.

"Cihh! Udah yuk guys! Kita pergi aja!" mereka pun pergi.

"Jadi mama dari kak Velly memiliki adik? dan itu adalah mamanya Thania? Itu artinya Tante Manda dong?" batinnya bertanya.

Kembali ke kelas Velly, setelah jam istirahat, seluruh mahasiswa langsung mendekatinya. Oh ya! Kelas Velly khusus hanya untuk wanita saja! Sedangkan para pria di kelas yang khusus juga.

"Hai! Kenalin nama gue Sisca!".

"Gw Risa!".

"Gw Gi-....".

Drrt...drrt...drrtt.

Ponsel Velly pun berbunyi membuat ucapan mereka terhenti. Velly pun langsung mengangkat sambungan itu.

"*Ya?".

"Motor kamu sudah Oma kirim ya sayang!" balas Nyonya Linda diseberang sana.

"Wah! Benarkah?".

"Iya. Mungkin akan tiba besok pagi. Soalnya itu berat jadi lama untuk dibawa kesana!".

"Wahh! Terimakasih Oma! Oma memang yang terbaik!".

"Apapun untuk cucu kesayangannya Oma!".

"Oma bisa saja".

"Oh ya! Universitas kamu gabung dengan SMA kan?".

"Iya! Ada apa memangnya?".

"Di SMA itu ada Thania nak!".

"Thania?" tanyanya bingung.

"Iya! Kamu harus baik sama dia ya?".

"Memangnya dia siapa sampai-samp-...".

"Dia adalah anak dari Manda nak! Tantemu!".

"Loh? Bunda Manda tinggal di Indonesia Oma? Sejak kapan?".

"Sejak mamamu meninggal!".

"Oma kenapa tidak cerita?".

"Nanti Oma ceritakan deh! Oma janji!".

"Alamat Bunda Manda ada sama Oma?".

"Oma akan kirimkan! Ingat harus baik sama Thania! Dia itu sepupumu! Kau bisa menganggapnya sebagai adikmu usianya baru mau masuk tujuh belas tahun!".

"Iya! Oma tenang saja! Pulang dari kampus, Velly akan langsung kesana. Kangen banget dengan Bunda Manda!".

"Ya! Sampaikan salam Oma ya!".

"Tentu Oma! Velly matikan ya? Velly ada kelas nih!".

"Oke-oke. I love you cucu Oma tersayang!".

"Love you to Oma! See you later!".

Tutt!.

To be continued*.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!