"Dimana ini?"
Seorang pria paruh baya, berambut gondrong, brewokan, dan berpakaian set training warna hijau berdiri di sebuah ruangan yang sangat luas dan serba putih.
Dia merasa sangat bingung karena secara tiba-tiba berada di ruangan serba putih yang tidak diketahui berapa luasnya itu karena sepanjang mata memandang tidak ada dinding sama sekali.
"Selamat datang wahai calon penerus penjelajah alam semesta."
Secara tiba-tiba suara muncul di belakang pria itu sehingga dia segera berbalik dan melihat seorang pria berambut pendek warna pirang, bermata biru, wajahnya yang bersih tanpa noda sedikitpun, postur tubuhnya yang sangat dipastikan akan disukai oleh para kaum wanita.
Intinya, yang dilihat oleh pria paruh baya itu adalah seorang pria yang sangat berkebalikan dengan dirinya.
"Siapa kamu? Ini dimana?" Tanya pria paruh baya itu.
"Tenang, jangan takut, aku bukan orang jahat ... mari kita duduk sambil minum agar lebih enak ngobrolnya." Ucap pria tampan itu sambil mengarahkan tangannya menuju ke sebuah meja dengan dua kursi yang saling berhadapan.
Tepat di atas meja yang dibalut dengan taplak meja warna putih, sudah ada dua cangkir putih, satu teko putih, dan beberapa hidangan kue kering berwarna warni.
Pria paruh baya hanya menatap dengan pandangan terkejut karena sebelumnya di ruangan tersebut tidak ada apapun dan sekarang ada meja, kursi dan bahkan hidangannya.
"Bagaimana cara kamu melakukannya? Apa ini semacam magic? Ah! Aku tahu, aku pasti sedang bermimpi akibat kecapean setelah ngojol hampir satu hari penuh." Ujar pria paruh baya itu dengan penuh keheranan atas apa yang terjadi padanya saat ini.
Pria tampan itu hanya tertawa kecil dan kemudian memandu pria paruh baya itu untuk duduk di salah satu kursi tersebut.
Meskipun pria paruh baya itu merasa sangat bingung, tapi dia tetap menerima ajakan pria tampan itu.
Dia duduk di salah satu kursi dan pria tampan itu duduk di kursi yang berhadapan dengannya. Pria tampan itu kemudian mengangkat teko untuk menuangkan minuman.
"Kopi, teh, soda, air mineral?" Tanya pria tampan itu sebelum menuangkan minuman yang ada di dalam teko ke cangkir.
"Kenapa dia bertanya seperti itu? Memang kalau aku mengatakan soda, dalam teko itu keluar air minum bersoda?" Tanya pria paruh baya itu dalam pikirannya.
"Teh." Jawab pria paruh baya itu.
"Panas, hangat atau dingin?" Tanya pria tampan itu lagi.
"Hangat." Jawab pria paruh baya itu tanpa berpikir panjang.
Pria tampan itu hanya menganggukkan kepalanya dan kemudian menuangkan air yang ada dalam teko ke cangkir putih, tepat di hadapan pria paruh baya itu.
Sebuah asap mengepul keluar saat air yang ada dalam teko itu mengisi cangkir putih tersebut.
Setelah hampir penuh, pria tampan itu menarik tekonya untuk menuangkan air ke dalam cangkir yang secara tiba-tiba berubah menjadi sebuah gelas bening dan air yang tadinya teh berubah menjadi air bersoda.
"Apa, tidak mungkin, bagaimana bisa?" Tanya pria paruh baya itu dengan terkejut saat melihat keajaiban tersebut.
"Silahkan diminum." Ujar pria tampan itu.
"Oh, iya, terima kasih." Jawab pria paruh baya itu yang tidak tahu harus berkata apa lagi.
Dia sudah merasa sangat bingung dengan apa yang terjadi padanya saat ini.
Sebelumnya dia, seingatnya, dirinya sedang beristirahat di atas kasur yang gak ada rasa empuk-empuknya lagi akibat kecapean ngojek hampir satu hari penuh, dari jam 5 dini hari sampai setengah 12 malam.
Saat dia membuka matanya, dia sudah berada di ruangan serba putih yang cukup luas, sampai tidak terlihat ujungnya.
Setelah itu, muncul seorang pria tampan yang bisa melakukan magic seperti pesulap-pesulap yang pernah dia lihat dalam sebuah acara TV.
"Sepertinya Anda sudah tenang, mari kita bicara." Ujar pria tampan itu.
Pria paruh baya itu hanya menganggukkan kepalanya, meskipun sebenarnya dalam dirinya masih belum tenang.
Dia masih merasa bingung atas semua yang terjadi saat ini. Tapi karena dia tidak akan mendapatkan jawaban sama sekali bila dia membantah perkataan pria tampan itu sehingga hanya bisa menuruti apapun yang dikatakan oleh pria tampan itu agar bisa mendapatkan jawaban atas semua yang terjadi saat ini.
"Perkenalkan aku adalah Zerf Arvent, seorang penjelajah alam semesta saat ini yang diwariskan oleh penjelajah alam semesta sebelumnya, Qory Debra." Ucap Zerf.
"Master Qory Debra datang ke alam semesta aku yang bernama tortor dan memilih aku untuk menjadi penerusnya." Lanjutnya.
"Tempat ini bernama ruang serbaguna, ruang yang dijadikan oleh para penjelajah alam semesta untuk bisa pergi ke seluruh alam semesta." Jelas Zerf.
Pria paruh baya itu masih memproses setiap kalimat yang diucapkan oleh Zerf sampai akhirnya dia bertanya.
"Lalu apa hubungannya dengan aku? Mengapa kamu membawa aku kesini?"
"Tentu saja aku membawa kamu kesini karena kamu adalah calon penjelajah alam semesta yang aku pilih, Tanaka Syahputra." Jawab Zerf.
Pria paruh baya yang bernama Tanaka Syahputra itu terkejut karena Zerf mengetahui namanya. Padahal dia belum memperkenalkan diri pada pria tampan itu.
"Bagaimana kamu bisa mengetahui namaku?" Tanya Tanaka.
"Tentu saja aku harus mengetahui calon penerusku, aku mengetahui semuanya tentang kamu, kehidupan yang kamu jalani selama ini, baik dalam maupun luar, bahkan aku tahu ada tanda lahir berbentuk petir di bagian pantat sebelah kananmu." Jelas Zerf.
Mendengar itu, Tanaka langsung berdiri sampai membuat kursinya terjatuh ke belakang.
"Bagaimana bisa kamu tahu akan hal itu? Apa kamu seorang pria mesum?" Tanya Tanaka dengan pandangan terkejut sekaligus merasa jijik.
"Hahaha, aku bukan orang mesum, kamu tidak usah khawatir, mari duduk lagi." Ajak Zerf dengan santai tidak terlihat risih dengan tuduhan Tanaka tersebut.
Tanaka berpikir sejenak dan kemudian dia duduk kembali dengan mengembalikan kursinya yang jatuh ke dalam posisi sebelumnya.
"Lalu kenapa aku? Apa yang membuat kamu memilih aku untuk menjadi penerus kamu?" Tanya pria paruh baya itu.
"Tidak ada hal khusus, aku hanya merasa kalau kamu memang pantas untuk menjadi penerusku, itu saja." Jawab Zerf dengan santainya.
"Apa? Bagaimana bisa kamu memilih seorang penerus hanya dengan 'ah, baiklah aku memilihnya karena aku merasa dia pantas', seharusnya ada penilaian yang lebih dari hal tersebut." Jelas Tanaka.
Zerf dengan santainya meminum air soda dan kemudian berkata, "Memang seperti itulah yang terjadi, bahkan pendahuluku memilih aku karena dia menyukai lelucon yang aku buat."
"Apa-apaan ini, bagaimana bisa hal seperti ini terjadi? Tunggu dulu, apa kelebihan dari penjelajah alam semesta itu?" Tanya Tanaka.
"Tentu saja, pertama bisa menjelajah ke berbagai alam semesta, hidupnya akan abadi, tubuhnya akan berhenti berkembang, dan yang terakhir penjelajah alam semesta akan diberikan satu kekuatan istimewa." Jelas Zerf.
"Apa maksudnya 'Tubuhnya akan berhenti berkembang?" Tanya Tanaka.
"Oh, tubuh dari penjelajah alam semesta akan tetap sama, tidak akan pernah berubah, bila kamu menerima menjadi penerusku maka bentuk tubuhmu akan terus sama seperti saat ini, tidak akan berubah." Jelas Zerf.
Tanaka menganggukkan kepalanya dan kemudian bertanya lagi. "Lalu hidup abadi? Jadi aku tidak akan bisa mati?"
Zerf menganggukkan kepalanya, "Ya, tapi kamu akan tetap merasakan sakit bila ada sesuatu yang melukai tubuhmu."
"Bagaimana kalau ada anggota tubuhku yang terpotong atau organ aku yang hancur?" Tanya Tanaka.
"Tenang saja, semuanya akan kembali seperti semula dengan sendirinya, itu karena kelebihan dari tubuh penjelajah alam semesta adalah tidak akan pernah berubah dari awal." Jelas Zerf.
Tanaka menganggukkan kepalanya dan merasa senang akan hal itu.
"Lalu bagaimana kalau aku menolak untuk menerima menjadi penerus kamu?" Tanya Tanaka.
"Kalau begitu, sungguh sangat disayangkan, aku harus mencari penerus aku lagi dan kamu akan menjalani aktivitas kehidupan kamu seperti biasanya tanpa mengingat sama sekali akan hal ini." Jelas Zerf dengan santainya.
"Bukankah itu terdengar sangat biasa saja?" Tanya Tanaka.
"Ya. apa yang bisa aku lakukan? Satu-satunya syarat untuk menjadi penerus penjelajah alam semesta adalah calon penerus harus menerima dengan sukarela tanpa ada paksaan sama sekali." Jelas Zerf yang kemudian meminum air soda kembali.
Tanaka berpikir sejenak dan kemudian dia bertanya untuk terakhir sebelum dia memutuskan apa yang menjadi pilihannya.
"Kalau aku menerimanya, apa yang terjadi padamu?"
"Aku akan mati." Jawab Zerf dengan santainya.
"Mati? Bukankah penjelajah alam semesta itu hidup abadi?" Tanya Tanaka.
"Ya, tapi hanya harus ada satu yang menjadi penjelajah alam semesta tidak bisa ada dua, tiga, empat dan seterusnya penjelajah alam semesta, hanya ada satu." Tegas Zerf.
"Itulah satu-satunya cara penjelajah alam semesta untuk mengakhiri penjelajahannya." Ujar Zerf.
Tanaka menganggukkan kepalanya dan mendapatkan kesimpulan kalau Zerf memang ingin mengakhiri hidupnya.
"Mengapa kamu ingin mengakhiri hidupmu? Bukankah hidup abadi itu merupakan impian semua makhluk hidup?" Tanya Tanaka.
Zerf memberikan tatapan yang kosong dan tersenyum.
"Memang, hidup abadi adalah hal yang sangat diinginkan oleh semua makhluk hidup, itu karena mereka belum menjalani hidup abadi sehingga mereka tidak tahu bertapa ... Sudahlah kamu akan tahu sendiri bagaimana rasanya hidup abadi itu." Jelas Zerf.
Tanaka kembali berpikir, apakah dia menerima menjadi penerus penjelajah alam semesta atau tidak.
Selama mendengar penjelasan dari Zerf tidak ada kerugian sama sekali yang akan dia dapatkan bila menerima tawaran dari Zerf tesebut, kecuali masalah hidup abadi tersebut.
"Baiklah, aku menerimanya, aku akan menjadi penjelajah alam semesta selanjutnya." Ujar Tanaka dengan tegas.
Zerf tersenyum dan kemudian berkata, "oke, mari kita lakukan acara seremonial nya."
Tanaka terkejut mendengar itu. Dia tidak menyangka kalau akan dilakukan proses seremonial nya saat ini juga.
"Tunggu dulu, kamu harus menjelaskan lebih rinci tentang penjelajah alam semesta seperti bagaimana cara kerjanya." Pinta Tanaka.
"Oh, itu sangat gampang, kamu tinggal ucapkan atau pikirkan alam semesta atau planet yang ingin kamu datangi dan wushhh, secara langsung kamu akan tiba disana, lebih bagus lagi bila kamu menjelaskan secara rinci tempat yang akan kamu datangi." Jelas Zerf.
"Segampang itukah?" Tanya Tanaka.
"Ya, segampang itu, oh, ya, untuk melakukannya kamu harus berada di ruangan ini terlebih dahulu, kamu tidak akan bisa berpindah alam semesta bila tidak melalui ruangan ini." Jelas Zerf.
"Kamu juga bisa mengubah bentuk ruangan ini seperti yang kamu mau, bahkan namanya juga bisa kamu ubah." Jelas Zerf lagi.
"Caranya?" Tanya Tanaka.
"Cukup bayangkan bentuknya dalam pikiranmu dan untuk namanya, itu hanya bisa diubah sekali saja karena kamu harus menyebutkan nama ruangan ini untuk bisa masuk, anggap saja itu sebuah kode sandi untuk membuka pintunya, meskipun hanya kamu yang bisa masuk, cara masuknya sama seperti kamu ingin pergi ke berbagai alam semesta." Jelas Zerf.
Tanaka menganggukkan kepalanya dan Zerf kemudian berdiri sambil mengajak Tanaka untuk berdiri juga dan mendekatinya.
Zerf memberitahu hal yang harus dilakukan Tanaka agar dia diakui sebagai penerus penjelajah alam semesta yang baru menggantikan Zerf.
"Baiklah, Tanaka kamu sudah siap?" Tanya Zerf yang berdiri di hadapan pria paruh baya itu.
"Y ... Tunggu dulu, aku ingin mengubah penampilan wajahku, tidak mungkin aku akan seperti ini untuk selamanya." Ucap Tanaka yang khawatir tentang hal itu.
"Hahaha, tenang saja, hanya bentuk tubuhmu yang berhenti berkembang, selain itu, semuanya akan normal" ujar Zerf.
Mendengar itu membuat Tanaka merasa lega karena dia berpikiran kalau dirinya akan seperti saat ini untuk selamanya.
"Kalau memang seperti itu, maka aku siap." Ujar Tanaka dengan tegas.
"Oke, kita mulai." Ucap Zerf yang mulai berekspresi serius.
Dia mengulurkan tangan kanan untuk berjabat tangan pada Tanaka.
"Aku, Zerf Arvent, penjelajah alam semesta akan mewariskan hal ini pada Tanaka Syahputra dengan atas ijin dan kehendak dari Yang Maha Kuasa." Ujar Zerf yang mengucapkan kata seremonial pewarisan tersebut.
"Aku, Tanaka Syahputra, menerima warisan penjelajah alam semesta dari Zerf Arvent dengan sukarela tanpa ada paksaan dari apapun dan pewarisan ini berdasarkan atas ijin dan kehendak Yang Maha Kuasa" ujar Tanaka dengan sangat lugas.
Secara tiba-tiba tubuh Zerf bercahaya dan cahaya itu membuat tubuh Zerf pecah menjadi partikel-partikel cahaya kecil.
Zerf tersenyum dan merasa lega karena dia akhirnya bisa mengakhiri hidupnya yang sudah dia jalani berjuta-juta triliun tahun lamanya.
"Terima kasih Tanaka, semoga kamu mendapatkan petulangan yang hebat." Ujar Zerf sebelum dirinya hilang secara penuh menjadi cahaya.
Dua hari telah berlalu sejak Tanaka menjadi penjelajah alam semesta. Meskipun begitu, Tanaka tidak tahu harus pergi ke alam semesta apa karena dia tidak tahu apapun tentang alam semesta.
Bahkan dia tidak akan pernah tahu kalau ada sebuah dunia selain di bumi. Jadi yang bisa dia lakukan selama dua hari itu adalah menjalani aktivitas hariannya yakni ngojek untuk mendapatkan uang yang akan dijadikan sebagai sumber kehidupannya.
Meskipun Tanaka adalah seorang sarjana hukum yang dia dapatkan dari sebuah beasiswa yang diberikan oleh salah satu perusahaan swasta ternama di Indonesia, Tanaka tetap tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus dari apa yang dia lakukan saat ini.
Tanaka tidak bisa mengambil pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya karena terhalang oleh biaya. Dia harus mengeluarkan uang cukup besar untuk mengikuti ujian profesi. Tidak sampai disitu saja, pengambilan sumpah profesi juga harus mengeluarkan uang cukup besar.
Beasiswa yang dia dapatkan hanya sampai menjadi dia sarjana sedangkan untuk selanjutnya ditanggung sendiri.
Meskipun dia bisa bekerja di bidang lainnya yang tidak sesuai dengan pendidikannya, tapi tetap saja dunia itu berjalan dengan cukup keras baginya.
Banyak perusahaan yang menolak lamaran kerjanya dan itu disebabkan oleh beberapa faktor, tapi faktor yang paling dominan adalah nepotisme.
Para pencari kerja yang ingin bekerja di perusahaan besar harus memiliki orang dalam agar bisa lancar lamaran kerjanya ataupun kalau tidak ada orang dalam, maka harus menggunakan uang yang cukup besar untuk bisa ada orang dalam.
Tanaka orang yang memegang prinsip untuk tidak tunduk dengan kebiasaan seperti itu sehingga dengan prinsip seperti itu dia akhirnya hanya bisa bekerja sebagai driver ojol.
"Berapa mas?" Tanya seorang wanita.
"20800, mbak." Jawab Tanaka pada wanita yang menjadi penumpangnya.
"Ini 22000, ambil aja buat mas semuanya." Ujar wanita itu.
"Oh, terima kasih banyak mbak." Ucap Tanaka dengan penuh rasa syukur karena mendapatkan kelebihan dari total harga yang seharusnya dia dapatkan.
Meskipun itu hanya lebih 1200, tetap saja itu adalah hal yang harus disyukuri.
Tanaka langsung mengendarai motornya menuju ke arah tempat tinggalnya, yakni sebuah kos yang berada di pinggiran kota Yogyakarta dan jauh dari area kampus.
Dia memilih kos di tempat seperti itu karena biayanya lebih murah daripada berada di kota ataupun di area kampus. Apalagi bila tempat di kota dan area kampus, biaya kosnya bisa sampai satu juta perbulannya, meskipun tanpa AC dan kamar mandi dalam.
Sesampainya di kos dan baru saja memarkirkan motornya, seorang ibu-ibu memakai daster langsung menghampirinya.
"Mas Tanaka, kapan bayar uang kosnya? Ini sudah 2 bulan, kalau bulan hari ini belum bayar, terpaksa mas Tanaka harus pergi dari tempat ini." Ujar ibu kos itu.
"Iya, saya akan bayar Bu, bulan ini saya akan bayar." Jawab Tanaka.
"Bukan hanya bulan ini saja, bulan kemarin-kemarin juga harus bayar." Ujar Bu kos.
"Ya, saya akan bayar juga bulan-bulan kemarin." Jawab Tanaka.
"Hmpp, aku bukan orang yang kejam, tapi ini bisnis dan aku sudah mentolerir mas Tanaka tidak bayar uang bulanan kos, itu sudah sangat baik untuk dilakukan oleh pemilik kos." Jelas ibu kos.
"Ya saya tahu dan sangat bersyukur atas apa yang ibu lakukan pada saya, saya janji, saya akan bayar bulan ini dan bulan sebelumnya." Jawab Tanaka.
Ibu kos menganggukkan kepalanya dan kemudian pergi meninggalkan Tanaka sendirian.
Setelah ibu kos pergi, dia langsung masuk ke dalam kamar yang disewanya setelah sebelumnya membuka pintunya.
Tanpa basa-basi, Tanaka langsung menutup pintu, masuk kedalam kamar mandi untuk memenuhi panggilan alamnya dan setelah itu dia langsung tiduran di atas kasur tanpa melepaskan jaket ojolnya.
"Haaa~ gimana aku bisa mendapatkan uang banyak dalam waktu cepat untuk membayar kos?" Pikir Tanaka.
"Apa gunanya aku menjadi seorang penjelajah alam semesta bila saat ini aku masih memikirkan uang untuk membayar kos?"
Selagi dia merasa pusing tujuh keliling karena uang kosnya, dia kembali teringat kalau Zerf, pendahulunya sebagai penjelajah alam semesta mengatakan kalau dirinya akan mendapatkan kekuatan istimewa.
"Kekuatan istimewa apa yang aku dapatkan? Aku tidak merasa adanya sebuah kekuatan istimewa selain aku bisa berpindah ke berbagai alam semesta, meskipun aku belum mencobanya dan wonder room." Pikir Tanaka.
Tanaka menamakan ruang serbaguna yang dinamakan oleh Zerf menjadi wonder room karena menurutnya dia merasa takjub dengan apa yang terjadi padanya saat ini.
"Lebih baik aku pergi ke tempat itu dan memikirkan tentang uang kos dan kekuatan istimewa." Pikir Tanaka.
Dia memutuskan hal itu karena terjadi perbedaan waktu yang cukup signifikan antara dunianya saat ini dengan wonder room.
Satu jam di wonder room sama saja sepuluh menit di bumi, sehingga dengan itu dia bisa memiliki waktu yang cukup panjang untuk menemukan jawaban atas masalah yang sedang dia hadapi saat ini.
"Pergi ke wonder room." Pikir Tanaka.
Dalam waktu sangat cepat, dia sudah berpindah ke wonder room yang telah dia ubah menjadi sebuah pandang rumput yang cukup luas dan sebuah pohon besar ada di padang rumput tesebut.
Tanaka langsung terlentang di bawah pohon tersebut, sambil merasakan angin sepoi-sepoi yang berhembus.
"Haaa~"
Dia menghembuskan nafas leganya karena tersebut.
"Baiklah, masalah uang kos, dipikirkan nanti, sekarang pikirkan tentang kekuatan istimewa yang aku dapatkan." Gumam Tanaka.
Tanaka memikirkan bagaimana cara mendapatkan kekuatan istimewa tersebut. Dia lupa menanyakan hal tersebut pada Zerf, terlebih lagi dia baru ingat sekarang dan lebih parahnya lagi, dia tidak tahu bentuk dari kekuatan istimewa tersebut.
"Kalaupun kekuatan istimewa itu adalah kekuatan yang aku inginkan, maka aku memikirkan kekuatan seperti apa yang ingin aku ingin dengan cermat dan hati-hati." Gumam Tanaka.
Dia berpikiran kalau kekuatan istimewa itu hanya bisa satu kali saja dia dapat lakukan seperti nama wonder room sehingga harus dipikirkan dengan sangat bijaksana.
"Kekuatan seperti Superman? Tidak itu terlalu berlebihan, aku ingin kekuatan yang sederhana." Pikir Tanaka.
Pada saat itu juga dia memikirkan berbagai kekuatan super dari berbagai referensi yang dapat dia tahu, bahkan kekuatan super yang ada dalam novel, anime, manga, dan film dia jadikan sebagai referensi.
Setelah berpikir hampir dua jam, akhirnya dia memutuskan untuk memilih kekuatan super yang ada dalam film star wars yakni bisa menggunakan kekuatan force.
Itu adalah kekuatan yang cukup sederhana dan star wars adalah film kesukaannya.
Saat Tanaka masih berumur belasan tahun, dia sangat menginginkan bisa menggunakan kekuatan force seperti para kesatria Jedi yang ada dalam film tersebut.
"Baiklah, bila kekuatan istimewa yang aku dapatkan adalah kekuatan yang aku inginkan, maka aku menginginkan kekuatan yang bisa menggunakan force seperti para Jedi dalam film starwars." Ucap Tanaka dengan tegas.
Dia memejamkan matanya sambil mengucapkan keinginannya akan kekuatan itu berkali-kali dalam pikirannya.
Beberapa saat kemudian, Tanaka membuka matanya dan melihat seluruh tubuhnya apakah ada perubahan atau tidak.
"Aku merasa tidak ada yang berubah, apa ini berhasil?" Tanya Tanaka pada dirinya sendiri.
Merasa memikirkannya pun tidak ada jawaban, Tanaka ingin mencoba menggunakan kekuatan force tersebut.
Dia kembali ke kamar kosnya untuk melakukan eksperimen tersebut karena di wonder room tidak ada benda yang bisa dia gunakan sebagai objek eksperimennya.
Tanaka mengambil sebuah botol air mineral dan meletakkannya di atas lantai, tidak jauh dari kasur tempat dia duduk.
"Oke, dalam film itu, benda apapun dapat ditarik dan terdorong seperti magnet tanpa menyentuhnya, bahkan bisa dibuat melayang." Pikir Tanaka.
Dia langsung mengarahkan tangannya ke arah botol air mineral itu dengan memfokuskan kalau botol itu tertarik dan digenggam olehnya.
"Ughh, bisa, bisa, aku mohon bisa." Pikir Tanaka.
Akan tetapi botol itu tidak ada pergerakan sama sekali, meskipun Tanaka sudah mengeluarkan keringatnya karena fokus ingin menarik dan menggenggam botol itu tanpa perlu mendekatinya.
"Sial! Apa gagal? Kenapa tidak berhasil?"
Tan kemudian mengambil ponsel pintarnya dan membuka aplikasi YouTube untuk melihat bagaimana cara Jedi menggunakan kekuatan force tersebut.
"Bila setelah melihat ini, tidak berhasil juga, maka aku tidak memiliki kekuatan force dan kekuatan istimewa itu bukan didapatkan berdasarkan keinginan." Pikir Tanaka.
Dia mengetik kata kunci yang terkait force di bagian pencarian aplikasi tesebut sehingga muncul beberapa video.
Tan mengetuk layar ponsel sehingga hanya beberapa saat sebuah video yang memperlihatkan karakter Yoda sedang mengajari Luke dalam menggunakan force.
Tanaka menyimak dengan seksama video tersebut dan setelah selesai kembali mencoba untuk menggunakan kekuatan force tersebut.
Tapi kali ini dia melakukan dengan cara yang berbeda. Dia memejamkan matanya, mengambil nafas, menahannya, dan membuangnya, semua itu dilakukan dalam empat detik.
Terus menerus dia lakukan hal itu secara berulang-ulang sambil membiarkan pikirannya rileks dan mencoba merasakan kekuatan force dalam dirinya dan sekitarnya, meskipun dia tidak yakin apakah ada kekuatan force itu di dunia nyata.
Perasaan nyaman dan hangat dirasakannya. Perasaan itu mengalir ke seluruh tubuhnya sehingga dia merasa sangat rileks dan perasaan itu mengalir ke bagian belakang tubuhnya sehingga mengeluarkan bunyi.
\*Duuttttttt
"Sial, aku malah kentut." Ucap Tanaka.
Kejadian itu malah membuat dirinya tertawa sendiri sejenak sampai akhirnya dia melakukan hal itu sekali lagi.
Setelah melakukan berulang-ulang dan merasakan rasa nyaman dan tenang, Tanaka mengangkat tangan ke arah botol.
Secara ajaib botol air mineral itu tertarik dan langsung tergenggam oleh tangan kanan Tanaka.
Dengan perasaan terkejut, Tanaka membuka matanya dan melihat botol yang digenggam itu.
"Wow, ini sangat hebat, ini berhasil." Ujar Tanaka dengan rasa takjub.
Tidak berhenti disitu saja, Tanaka mencoba untuk bereksperimen dengan cara lain, kali ini dia ingin membuat botol itu melayang.
Dia mengembalikan lagi botol itu di atas lantai dan Tanaka kembali melakukan cara seperti saat dia menarik botol tersebut.
"Apakah berhasil?" Tanya Tanaka dalam keadaan mata yang terpejam.
Dia membuka matanya secara perlahan sampai akhirnya dia terpana dengan apa yang dia lihat.
Botol air mineral itu melayang-layang di hadapannya sampai akhirnya jatuh karena Tanaka kehilangan konsentrasi akibat rasa takjub.
"Ini sungguh berhasil, aku bisa menggunakan kekuatan force seperti para Jedi dalam film star wars!" Teriak Tanaka.
Teriakan itu membuat penghuni kos yang dekat dengan kamar kosnya langsung keluar.
Para penghuni kos mengarahkan pandangan ke arah kamar kos Tanaka yang tertutup. Mereka hanya menghembus nafas sambil menggelengkan kepala karena merasa kasian pada Tanaka.
Mereka berpikir kalau Tanaka mulai menjadi gila karena stres.
Tanaka tidak tahu akan hal itu, dia merasa sangat senang dan mulai berlatih untuk menggunakan kekuatan force agar menjadi lebih baik dan terlatih.
Satu Minggu telah berlalu, saat ini Tan sudah mulai terbiasa dalam menggunakan kekuatan force, meskipun itu hanya bisa menarik, mendorong, membuat benda menjadi melayang dan yang terbaru adalah membuat dirinya melayang dalam waktu lama, meskipun melayangnya hanya mencapai ketinggian 1 meter.
Dia belum mencoba hal lainnya seperti yang ada dalam film star wars. Hal itu karena dia tidak melakukan secara terbuka. Tanaka melatih kekuatan force secara sembunyi-sembunyi dan tempat yang paling aman menurutnya adalah kamar kosnya dan Wonder room.
Bila dia melakukan di tempat terbuka dan dilihat oleh banyak orang maka itu akan membuat dirinya kerepotan untuk menjelaskannya.
Meskipun dia bisa saja menggunakan cara ini untuk mendapatkan uang, tetap saja Tanaka tidak ingin melakukannya. Dia lebih memilih menyembunyikan hal ini dan dipergunakan untuk sebagai hiburan dirinya sendiri.
"Aku mulai terbiasa dengan hal ini, sekarang yang harus aku pikirkan adalah bagaimana caraku menjelajah alam semesta." Kata Tanaka sambil melayang-layangkan botol minum.
Dia tidak lagi mengarahkan tangannya ke arah botol itu, hanya dengan menatapnya, Tanaka sudah dapat melayang-layangkan botol minuman.
Bahkan dia dapat memindahkan botol itu ke berbagai tempat dengan sangat halus.
"Kata Zerf, aku hanya menyebut nama tempatnya dan dengan cepat aku tiba di tempat itu." Pikir Tanaka.
"Tapi yang menjadi masalah adalah aku tidak tahu apapun tentang alam semesta, namanya saja aku tidak tahu, apalagi nama planet dan tempat di planet itu." Gumam Tanaka.
Sebenarnya dia sudah belajar tentang alam semesta dan berbagai nama alam semesta yang diketahui oleh manusia saat ini, tapi rasa takutnya membuat dirinya beralasan belum mengetahui apapun.
"Seandainya alam semesta seperti dalam novel, manga, anime, dan film itu ada mungkin lebih seru." Pikir Tanaka yang mulai berpikiran aneh-aneh.
"Kalau memang alam semesta seperti itu ada, aku ingin pergi ke alam semesta one piece ... "
Sebelum Tanaka selesai dengan kalimatnya, dia sudah langsung berpindah ke langit biru yang cerah dengan permukaannya adalah sebuah lautan yang cukup luas.
"Aaaaaaaaaaa!"
Tanaka berteriak sekencang mungkin karena dia sedang terjun bebas, tanpa ada tas parasut di punggungnya.
"Aku akan mati, aku akan mati ... Tunggu aku tidak bisa mati karena aku abadi, tapi ini akan menyakitkan ... Apapun itu kenapa aku bisa berada di tempat seperti ini? Dimana aku?" Tanya Tanaka yang sedang kacau pikirannya.
Kecepatan jatuh sangat cepat karena daya tarik gravitasi sehingga dia merentangkan tangan dan kakinya agar memperlambat proses jatuh tesebut.
Akan tetapi arah jatuh berubah dari lautan menjadi daratan sehingga Tanaka segera memposisikan diri untuk mengubah arah jatuhnya itu kembali ke laut.
"Ah, aku bisa menggunakan kekuatan force untuk melayang." Kata Tanaka yang dalam kepanikan itu dia teringat akan kekuatan force yang telah dia latih selama beberapa hari sebelumnya.
Tanaka segera berkosentrasi untuk menggunakan kekuatan force agar dirinya melayang, akan tetapi keadaan yang sedang dialami tidak bisa membuat dirinya berkosentrasi.
Rasa takut akan apa yang terjadi pada dirinya saat tiba di permukaan muncul dalam pikirannya.
"Sial, aku tidak bisa berkonsentrasi!" Teriak Tanaka.
Jarak dirinya dengan permukaan laut semakin dekat, sampai dirinya dapat melihat sebuah kapal kecil yang hanya berisi dua crew kapal.
"Semoga ini tidak terlalu menyakitkan." Ucap Tanaka yang sudah pasrah dan memposisikan tubuhnya seperti seorang perenang yang akan masuk ke dalam air.
\*Bummm!
Suara benturan tubuh Tanaka dan permukaan air berbunyi lumayan keras dan itu juga membuat percikan air yang cukup tinggi.
"Apa yang jatuh itu?" Tanya seorang crew kapal dengan pakaian seperti rompi berwarna merah, celana pendek selutut dan memakai topi jerami.
"Tidak tahu, tapi aku melihat yang jatuh itu seorang manusia." Jawab seorang pria dengan rambut mangkok, berkacamata dan berpakaian pelaut.
"Ayo kesana, aku ingin melihatnya." Ujar pria bertopi jerami dengan penuh semangat.
Pria berambut mangkok meminta pria bertopi jerami untuk mengurungkan niatnya itu, tapi yang terjadi adalah pria bertopi jerami itu tidak menggubrisnya.
Sementara itu, Tanaka yang sedang menyelam ke dalam lautan, merasakan sakit di seluruh tubuhnya, akibat tabrakan dengan permukaan air laut.
Meskipun begitu, dia berusaha berenang permukaan untuk mendapatkan oksigen.
"Untung saja aku belajar renang gaya anjing laut saat SD." Pikir Tanaka.
Dengan sedikit bersusah payah dia sampai di permukaan dan bisa menghirup oksigen. Akan tetapi, hal itu tidak berlangsung lama karena secara tiba-tiba kedua kakinya menjadi kram dan tidak bisa digerakkan.
"Sial, kenapa harus sekarang!" Pikir Tanaka sambil mengepakkan kedua tangan agar bisa bertahan di atas permukaan.
"Tolong ... To ... Tolong ... Aku teng ... Tenggelam ... Tolong." Jerit Tanaka yang meminta tolong.
Meskipun dia tahu dia hanya sendirian di lautan yang sangat luas itu, tapi insting kemampuan bertahan dirinya tetap mengucapkan kalimat itu.
"Pegang tanganku!" Teriak pria bertopi jerami yang telah memajangkan tangan kanan mencapai tempat Tanaka berada.
Jarak Tanaka dengan pria topi jerami itu ada sekitar sepuluh meter, tapi jangkauan tangan topi jerami itu masih bisa mencapai tempat Tanaka berada.
Secara insting bertahan hidup, Tanaka segera meraih tangan tersebut dan membuat dirinya tertarik menuju ke tempat pria bertopi jerami berada.
Kecepatan tarikan itu membuat Tanaka berakhir dengan tubrukan pada tubuh pemilik tangan yang bisa memanjang itu sehingga mereka jatuh bersama di atas lantai kapal.
"Aww! Sakit!" Teriak pria bertopi jerami itu.
"Luffy, kamu tidak apa-apa?" Tanya pria berambut mangkok.
"Tidak apa-apa, jangan khawatir, Coby, shi shi shi." Ujar Luffy yang masih tertawa dengan suara tawa aneh.
"Syukurlah~" ujar Coby.
Mereka berdua kemudian melihat Tanaka yang tidak sadarkan diri.
"Hei, bangun, cepat bangun!" Ujar Luffy sambil menampar kedua pipi Tanaka dengan sangat keras.
"Apa yang kamu lakukan, Luffy!?" Tanya Coby dengan teriakan terkejut.
"Menyadarkannya, memang apalagi yang aku lakukan." Jawab Luffy dengan santai sambil memiringkan kepalanya ke kanan karena heran akan pertanyaan Coby tersebut.
"Bukan seperti itu cara menyadarkan orang, Luffy." Ucap Coby yang sudah sweatdrop.
"Lalu bagaimana-" belum selesai Luffy bicara, Tanaka sudah sadar.
Pria paruh baya itu merasa linglung dan juga merasa panas di kedua pipinya.
"Lihat Coby, dia sadar!" Ujar Luffy dengan gembira.
"Ya, siapa juga yang tidak sadar bila kedua pipinya ditampar dengan sangat keras." Gumam Coby yang sweatdrop.
"Dimana aku?" Tanya Tanaka yang masih linglung dan memegang kedua pipinya yang terasa panas.
"Kamu berada di lautan east blue." Jawab Coby.
"East blue? Apa ada nama lautan seperti itu?" Tanya Tanaka dengan bingung.
"Hei, Hei, kenapa kamu bisa jatuh dari langit?" Tanya Luffy secara tiba-tiba.
Mendapatkan pertanyaan yang tiba-tiba itu, Tanaka menjadi teringat kembali akan apa yang terjadi padanya sebelum dia pingsan.
"Itu karena-"
Belum juga Tanaka menjawab, dia langsung merasa familiar dengan wajah dan penampilan dari orang bertanya padanya itu.
"Tunggu dulu, kamu, sepertinya aku merasa sangat familiar denganmu, siapa nama kamu?" Tanya Tanaka.
"Aku, namaku Monkey D Luffy, orang yang akan menjadi raja bajak laut." Ujar Luffy dengan penuh kebanggaan.
"Monkey d Luffy, bukankah itu nama MC manga dan anime one piece?" Gumam Tanaka.
Dia kemudian melihat sekitarnya dan menyadari kalau dirinya tidak sedang berada di samudra Hindia atau Pasifik.
"Ini lautan yang berbeda!" Gumam Tanaka.
"Hei?" Panggil Luffy.
"Apa aku benar-benar berada di dunia one piece? Tapi itu hanyalah sebuah karangan orang bernama Eiichiro Oda, tidak mungkin dunia one piece itu benar-benar ada!" Gumam Tanaka.
"Hei, apa kamu mendengar aku?" Panggil Luffy lagi.
Meskipun begitu Tanaka masih berkutat dalam pikirannya untuk memproses akan apa yang terjadi padanya saat ini.
\*Bughh!
Luffy meninju kening Tanaka dengan sangat keras sampai membuat benjol kecil di kening bagian kanan.
"Luffy, apa yang kamu lakukan?" Tanya Coby dengan khawatir.
"Auww! Kenapa kamu memukul aku?" Teriak Tanaka yang merasa sakit di keningnya.
"Kenapa tidak?" Jawab Luffy dengan santai.
"Jawaban apa itu?" Tanya Tanaka yang ingin membalas, tapi diurungkan karena mengingat kalau MC one piece memang sedikit gila.
"Tidak ada gunanya berdebat dengan orang gila." Pikir Tanaka.
"Jadi, kenapa kamu bisa jatuh dari langit?" Tanya Luffy dengan penasaran.
"Aku tidak tahu, tiba-tiba saja aku berada di sana."jawab Tanaka yang berpura-pura tidak tahu.
Meskipun sebenarnya ada benarnya, dia memang secara tiba-tiba berada di langit dan terjun bebas ke lautan.
"Begitukah. Oke lah kalo begitu." Ucap Luffy dengan santainya.
"Kenapa kamu dapat menerimanya begitu mudah, apa kamu tidak lebih penasaran?" Tanya Tanaka yang bingung.
"Tanya apalagi? kamu tidak tahu jadi, jadi tidak ada pertanyaan lagi, shi shi shi." Ujar Luffy dengan tertawa.
"Kamu benar-benar orang aneh, tapi memang seperti itulah karakter yang dibuat oleh pencipta dunia ini." Ujar Tanaka.
"Kamu bilang apa?" Tanya Tanaka.
"Tidak ada, aku tidak bilang apa-apa, oh ya, namaku Tanaka Syahputra, kamu Luffy kan, sedangkan kamu?" Tanya Tanaka yang mengarahkan pandangan ke Coby.
"Aku Coby." Jawab Coby.
"Salam kenal Coby, Luffy dan terima kasih sudah menolong aku tadi."
"Tidak masalah, shi shi shi." Ujar Luffy yang tertawa sambil menggaruk bawah hidungnya.
"Ya, salam kenal juga, Tanaka."
Setelah itu terjadi keheningan, tidak ada satupun yang bicara. Sampai akhirnya Coby berbicara pada Luffy yang sedang duduk di ujung kapal tanpa merasa takut jatuh ke laut.
Padahal dia pemakan buah iblis yang sangat dibenci oleh lautan sehingga pemakan buah iblis tidak akan bisa berenang untuk selamanya.
"Hei Luffy, apa kamu benar-benar ingin mendapatkan one piece? kalau begitu kamu akan pergi ke grand Line? Bukankah lautan itu juga dikenal sebagai Kuburan Bajak Laut." Ucap Coby.
"Ya, karena itulah aku harus memiliki kru yang kuat." Ucap Luffy dengan tegas.
"Coby, yang kamu sebut Pemburu Bajak Laut itu, seperti apakah orangnya?" Tanya Luffy.
"Maksudmu Roronoa Zoro? Kudengar dia telah ditangkap oleh Angkatan Laut." Jawab Coby.
"Apa? Dia lemah sekali." Ucap Luffy.
"Kau salah Luffy, justru Zoro itu sangatlah kuat. Karena itulah dia sangat ditakuti oleh Bajak Laut." Tepis Coby.
"Jika dia orang baik, kurasa akan kujadikan kru Bajak Lautku." Ucap Luffy.
"Kamu berkata yang tidak-tidak lagi! Jangan, jangan, itu tidak mungkin." Tegas Coby.
"Bagaimana bisa kamu tahu dia jahat?" Tanya Luffy.
"Dia sudah dipastikan orang jahat, kalau tidak jahat kenapa Marine menangkapnya?" Tanya Coby.
Terjadi perdebatan antara Coby dan Luffy mengenai Zoro, si pendekar samurai yang beraliran tiga pedang dan akan menjadi kru pertama sekaligus wakil dari bajak laut topi jerami yang akan menggemparkan dunia.
"Ano, bisakah kalian beritahu aku siapa itu Roronoa Zoro dan kita sedang menuju ke mana?" Tanya Tanaka secara tiba-tiba dan berpura-pura tidak tahu.
Coby segera menjelaskan tentang Roronoa Zoro itu pada Tanaka.
"Roronoa Zoro dikenal sebagai pemburu bajak laut yang sangat kejam, orang-orang bila dia berkeliling dunia, berburu kepala bajak laut untuk mengumpulkan uang seperti serigala kelaparan." Jelas Coby.
"Dia benar-benar setan berwujud manusia!" Tegas Coby.
Tanaka menganggukkan kepalanya seolah dia telah mengerti secara garis besarnya.
"Jadi Roronoa Zoro ini seorang pemburu bajak laut, bukankah dia orang baik karena memburu bajak laut, lalu kenapa dia ditangkap?" Tanya Tanaka.
"Itu aku tidak tahu, tapi yang pasti kalau dia ditangkap oleh Marine, maka dia sudah dipastikan dia orang jahat." Ujar Coby dengan tegas.
"Hmm~ Coby boleh aku beri saran?" Tanya Tanaka.
Coby menganggukkan kepalanya.
"Jangan menilai sesuatu itu berdasarkan rumor, belum tentu apa yang dikatakan rumor itu adalah sebuah kebenaran, begitu juga, belum tentu semua orang yang ditangkap Marine adalah orang jahat, dunia ini sudah dipenuhi kebusukan yang namanya, korupsi, kolusi, dan nepotisme."
"Apakah orang yang ada dalam Marine itu orang baik semua dan bajak laut ataupun pemburu bajak laut seperti Zoro itu orang jahat? Kalau begitu bagaimana dengan Luffy yang ingin menjadi raja bajak laut, maka dia adalah bos dari segala kejahatan yang kamu sebutkan, apa Luffy terlihat seperti orang jahat di matamu?" Jelas Tanaka.
Coby terdiam mendengar itu. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Lihatlah dunia ini dari segala hal, jangan hanya satu hal saja, itu akan membuat penglihatan kamu menjadi buta dan tidak bisa melihat sebuah kebenaran yang terjadi, kamu hanya akan melihat kebohongan yang terus menerus terjadi di dunia ini, itu saran aku padamu." Ujar Tanaka.
Dia kemudian mengarahkan pandangan ke Luffy.
"Jadi kita akan menuju ke tempat si pemburu bajak laut itu berada dan kamu ingin menjadikan kru bajak lautmu?" Tanya Tanaka.
"Aku belum memutuskan apakah dia akan menjadi kru aku atau tidak tapi kalau dia orang baik maka aku akan menjadikan kru bajak lautku, kalau kamu mau, kamu juga bisa menjadi kru bajak lautku, Tanaka." Ajak Luffy.
Ajakan Luffy itu membuat Tanaka ingin menerimanya, tapi dia tetap ingin menjadikan Zoro sebagai kru pertama sehingga dia tetap bisa menjadi wakil kapten seperti dalam cerita.
"Akan aku pikirkan" jawab Tanaka.
"Kamu ingin menjadi bajak laut juga, Tanaka?" Tanya Coby yang terkejut.
"Aku bilang akan aku pikirkan, jadi belum tentu aku akan menjadi bajak laut, apa kamu tidak ingin menjadi bajak laut, Coby?" Tanya Tanaka.
"Tidak, aku akan menjadi Marine." Jawab Coby dengan tegas.
"Oh ya kah, kalau begitu semoga berhasil, Coby." Ujar Tanaka.
Dia kemudian kembali melihat Luffy.
"Luffy, bukankah Zoro itu seorang pemburu bajak laut dan kamu ingin dia menjadi anggota bajak laut, bukankah itu akan menjadi sangat aneh?" Tanya Tanaka.
"Shi shi shi, bukankah itu akan menjadi sangat menarik, shi shi shi." Jawab Luffy dengan tertawa senang.
Tanaka hanya menggelengkan kepalanya dan tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Luffy hanya terus tertawa gembira sambil menatap arah depan kapal yang terbentang lautan cukup luas.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!