NovelToon NovelToon

One Night Stand (Membawa Kehancuran)

Persahabatan

Eva Anggraeni merupakan seorang anak yang kurang mampu, namun berjuang demi pendidikannya dengan jalur beasiswa. Dia pun mendapatkan beasiswa di Universitas Nugraha di Kota A, salah satu Universitas Swasta yang sangat populer.

Setiap hari Eva berangkat dan pulang menggunakan Bis, dia tidak pernah malu ataupun minder dengan keadaannya.

Memiliki kecerdasan di atas rata-rata, anak yang periang, wajah yang cantik dan mudah bergaul. Membuat Eva mudah mendapat teman, walaupun bukan dari kalangan orang kaya. Seperti kebanyakan mahasiswa yang kuliah di Universitas Nugraha, namun Eva memilik 2 orang sahabat.

Neysa dan Ega adalah Mahasiswa yang mendapat beasiswa juga seperti Eva, namun Nesya merupakan anak dari seorang Pejabat Negeri yang memang memilih menggunakan jalur beasiswa, demi membanggakan Orang Tua.

Sedangkan Ega adalah anak yatim piatu yang tinggal di Panti Asuhan, dia mendapatkan beasiswa karena ingin melanjutkan sekolahnya.

Berasal dari sama-sama mendapatkan beasiswa dan seringnya mereka berinteraksi, membuat mereka bertiga menjadi sahabat dekat. Kemana pun pergi mereka akan selalu bersama, bahkan mereka mengambil jurusan yang sama yaitu komunikasi.

Neysa selalu mengajak kami untuk menginap, dikala Orang Tua dan Kakak nya tidak ada di Rumah dan kami pun terkadang bergantian menginap.

Karena aku harus membantu Ibu untuk berjualan, sedangkan Ega harus bekerja paruh waktu di Cafe Coffe dekat Kampus kami.

Pagi hari seperti biasa aku berangkat kuliah menggunakan Bis, kemudian turun di Halte dan berjalan kaki menuju kampus.

Setelah sampai gerbang Universitas Nugraha, aku dapat melihat Neysa dan Ega yang sudah menungguku.

"Maaf iya telat, kalian pasti lama nungguin?" Ucap ku penuh sesal.

"Ngga apa-apa ko, ayo kita masuk." Ucap Neysa sambil merangkul bahu ku dan Ega bersamaan.

Kami pun berjalan bersama menuju kelas, diselingi canda tawa di perjalanan kami. Hingga tibalah kami di kelas, yang sudah nampak ramai yang datang, kami pun melangkah menuju meja kami.

"Guys tau ga?" Tanya Neysa kepada kami.

"Ngga tau." Ucap ku dan di angguki Ega.

"Ikh kalian! Aku kan belum selesai ngomong." Ucap Neysa kesal.

"Hahaha. . . Habisnya kamu ngomong setengah-setengah gitu." Ucap Ega yang menertawakan Neysa.

"Iya maaf! Kan ceritanya mau mendramatisir dulu, eh. . Keburu kesel!" Ucap Neysa yang kesal dan kami berdua terkekeh melihatnya.

"Iya maaf deh! Ayo mau ngomong apa nih?" Tanya ku pada Neysa.

"Nah gitu dong!" Ucap Neysa tersenyum senang dan kami hanya menggelengkan kepala melihat tingkahnya itu.

"Jadi Mama sama Papa aku itu mau Dinas Keluar Negeri lagi, kalian nginep iya!" Ucap Neysa dengan mata berbinar penuh harap.

"Kapan perginya?" Tanya ku.

"Besok pagi mereka pergi, jadi besok kalian nginep iya. Ayolah udah lama kita ngga nonton Drakor malam-malam." Ucap Neysa membujuk kami.

"Aduh maaf Sya, besok aku kan shift siang. Jadi aku ngga bisa ikut nginep." Ucap Ega merasa tidak enak.

"Iya ngga apa-apa, aku ngerti ko." Ucap Neysa sambil tersenyum.

"Kalau kamu bisa dong Va." Tanya Neysa penuh harap.

"Iya, kamu aja Va yang nginep. Biasanya hari Jum'at Ibu kamu libur kan bikin kue?" Tanya Ega kepada ku.

"Iya hari Jum'at memang Ibu biasanya libur, cuman kemarin itu ada yang pesen kue buat pengajian." Ucap ku sendu.

"Yah. . . Pada ngga bisa semua, sendirian deh aku." Ucap Neysa sedih.

"Aduh jangan sedih gitu dong!" Ucap Ega merasa tidak enak.

"Iya jangan sedih, Sya. Nanti deh! Aku coba tanya Ibu dulu, kalau memang pesanannya sedikit. Nanti aku izin menginap di Rumah kamu, gimana?" Ucap ku.

"Bener iya? Pokoknya tanyain k Ibu, nanti kamu kabarin aku iya! Semoga saja kamu bisa nginep, soalnya aku takut di Rumah sendirian." Ucap Neysa penuh harap.

"Memangnya Kakak kamu ke mana?" Tanya Ega.

"Kak Riko dia lagi nyusul Pacarnya ke Singapura, katanya mau ngelamar Pacarnya di sana. Pulang paling hari Minggu, soalnya baru berangkat tadi pagi." Ucap Neysa.

"Cieh. . . Yang mau punya Kakak Ipar." Ucap ku bercanda.

"Sebenernya aku ngga suka sama Pacar Kak Riko! Orang nya matre banget, sombong, dan galak lagi." Ucap Neysa kesal.

"Hahaha. . . Kasian banget deh, harus banyak sabar nanti kamu Sya." Ucap Ega cekikikan.

"Ikh. . . Jangan sampai deh mereka nikah, mending kamu aja deh Va yang jadi Kakak Ipar ku." Ucap Neysa pada ku dan Ega tertawa, sedangkan aku menggelengkan kepala.

Percakapan kami pun terhenti, karena Dosen datang. Kami belajar seperti biasa, hingga mata kuliah terakhir selesai.

"Sekian materi kuliah dari saya! Ingat Minggu depan tugas kalian harus sudah ada di meja kerja saya, sebelum jam masuk kuliah. Mengerti kalian!" Ucap Dosen Killer.

"Mengerti Pak, terimakasih banyak Pak." Ucap kami serempak dan Dosen pun keluar Ruang Kelas.

Aku pun merenggangkan otot ku yang terasa pegal, beberapa jam duduk sambil mendengarkan Dosen dan kemudian mencatat materi.

"Aduh gila aja! Tugas sebanyak itu, gimana mau ngerjainnya coba!" Keluh Neysa, sambil menyandarkan kepala di meja.

"Ini harus ke Perpustakaan, kita ngga bisa liat di google." Ucap ku.

"Iya bener banget! Mana harus di tulis sumber setiap jawabannya dan semua ini ada di buku yang di Perpustakaan kita." Ucap Ega yakin.

"Memangnya kamu udah tau jawabannya?" Tanya ku penasaran.

"Belum tau semua sih! Cuman waktu itu aku baca buku di Perpustakaan dan sebagian pertanyaan ini, ada jawabannya di sana. Jadi kemungkinan semuanya juga bersumber dari sana semua dong?" Ucap Ega menganalisa.

"Gimana kalau kita bagi-bagi aja? Ini soal kan banyak banget, jadi kita bagi-bagi ngerjainnya. Jadi kita bisa saling berbagi jawaban yang kita dapat." Usul Neysa.

"Boleh juga, biar cepet ngerjainnya. Soalnya ini banyak banget, apalagi harus tulis tangan." Ucap ku mengeluh.

"Jadi fix iya, kita bagi-bagi soal untuk dikerjain nya." Ucap Ega dan di jawab anggukan kepala oleh kita berdua.

"Iya udah aku duluan iya, mau gantian jaga Toko sama Ibu." Ucap ku sambil membereskan buku.

"Oke! Aku juga mau langsung ke Cafe." Ucap Ega.

"Sama, aku juga mau langsung. . ." Ucap Neysa yang membuat kami bingung, apa Neysa akan ikut dengan Ega ke Cafe.

"Biasa aja kali liatinnya, hahaha. . ." Ucap Neysa cekikikan.

"Kamu kalau ngomong setengah-setengah, bikin kita jadi kepo." Ucap Ku.

"Aku kira kamu mau langsung ke Cafe juga bareng aku, hahaha. . ." Ucap Ega tertawa.

"Hahaha. . . Pengennya sih! Cuman harus nganter Mama sama Papa ke Bandara, nanti sore mereka berangkat." Ucap Neysa cekikikan.

"Iya sudah, aku duluan iya. Bye!" Ucap ku pamit.

"Iya, hati-hati di jalannya." Ucap mereka berdua dan melambaikan tangan.

Ibu dan Eva

"Assalamualaikum, Bu! Aku pulang." Ucap ku sambil melangkah masuk kedalam Rumah.

"Wa'alaikum salam, iya sayang." Teriak Ibu dari arah dapur.

Aku pun berjalan menghampiri Ibu ke dapur.

"Maaf iya Bu, aku telat. Tadi susah dapet Bis nya, pada penuh terus." Ucap ku sesal sambil mencium tangan Ibu, karena terlambat pulang ke Rumah dan tidak membantu Ibu berjualan.

"Tidak apa-apa sayang, Ibu mengerti. Alhamdulillah tadi dagangan kita laku cepat, jadi ibu sekarang bikin pesanan buat nanti Sore." Ucap Ibu sambil mengelus rambutku.

"Ibu sudah makan?" Tanya ku sambil ikut membantu mengaduk adonan kue.

"Sudah, Nak. Mending kamu ganti baju dan makan siang dulu, ini biar Ibu yang lanjut kan." Ucap Ibu menolak aku bantu.

"Tidak apa-apa, biar aku selesaikan dulu ini Bu. Habis itu aku ganti baju dan makan, ibu kerjakan yang lain saja." Ucap ku sambil tersenyum.

"Memang kamu tidak lapar, Nak? Ini sudah siang, kamu juga baru pulang kuliah." Ucap Ibu sendu.

"Tadi jam istirahat aku dan Ega di traktir makan sama Neysa, Bu. Jadi sekarang aku masih kenyang, Ibu tenang aja." Ucap ku.

"Alhamdulillah, baik sekali iya Neysa itu. Iya sudah ibu mau buat gorengannya iya." Ucap Ibu lembut.

"Iya Bu, Neysa memang baik sama aku dan Ega Bu. Padahal dia anak orang kaya, tapi ngga malu temanan sama kita." Ucap ku bangga punya teman seperti Neysa.

"Bagus dong kalau begitu, dia tidak memandang kasta. Kamu juga jangan memanfaatkan kesempatan iya, Nak. Walau kita tidak mampu, kita jangan mau di kasihani oleh orang lain. Lebih baik memberi dari pada di beri, ingat pesan Ibu iya Nak." Ucap Ibu menasehati.

"Iya Bu, aku akan ingat pesan Ibu." Ucap ku.

"Aku juga ngga akan memanfaatkan kebaikannya, Ibu tenang aja. Malah aku kasian ke dia." Ucap ku sendu.

"Kasian kenapa sayang?" Tanya Ibu penasaran.

"Neysa itu kasian Bu, Orang Tua nya sibuk kerja semua. Kadang Neysa di tinggal berhari-hari untuk Tugas Keluar Negeri, belum lagi hari-hari biasanya pun selalu pulang malam. Iya seperti kurang kasih sayang gitu Bu." Ucap ku menceritakan yang Neysa alami.

"Kasian sekali iya dia, pantesan kalau ke sini dia manja sekali sama Ibu. Ibu kira memang dia manja juga ke Orang Tua nya." Ucap Ibu dengan tangan yang memegang pisau, sambil memotong sayuran.

"Kalau di depan orang tuanya, dia ngga berani Bu bersikap manja. Sama Kakak laki-laki nya juga dia ngga bisa bersikap manja, kaya ke Ibu." Ucap ku, yang membayangkan saat kami sering mengerjakan tugas atau pun saat menginap di Rumah Neysa.

"Kasian banget iya dia, nanti kamu ajak dia main k sini lagi. Rasanya udah lama teman-teman kamu ngga main ke sini?" Ucap Ibu.

"Iya Bu, mereka semua sibuk. Jadi susah waktu untuk kumpulnya, kan kita lagi persiapan skripsi Bu." Ucap ku.

"Oh iya! Gimana skripsi kamu sayang? Sudah sampai mana?" Tanya Ibu.

"Aku udah nyiapin judul dan bahan Bu, cuman untuk jadwal pengajuan skripsi 2 mingguan lagi Bu. Tapi Ibu tenang aja, aku sudah nyicil sedikit-sedikit sekarang. Jadi nanti kalau ada revisi bisa cepet aku kerjain." Ucap ku sambil memasukan adonan ke dalam oven.

"Syukur Alhamdulillah, semoga skripsi kamu lancar dan kamu segera wisuda. Ibu ngga sabar lihat kamu pake baju wisuda." Ucap Ibu dengan mata berkaca-kaca, aku pun memeluk Ibu.

"Aku juga ngga sabar pengen cepet-cepet lulus dan bekerja. Supaya Ibu ngga perlu capek-capek jualan lagi, biar aku yang kerja buat ibu." Ucap ku sambil mengusap air mata Ibu.

"Terimakasih sayang, sudah berjuang selama ini demi ibu." Ucap Ibu dengan air mata.

"Aku yang harusnya berterimakasih sama Ibu, udah mau memberikan yang terbaik untuk aku dan mau banting tulang untuk aku. Aku sayang ibu." Ucap ku sambil memeluk ibu erat.

"Udah udah jangan nangis lagi, nanti gorengannya asin sama air mata ibu." Ucap ku terkekeh.

"Dasar kamu ini, sudah sana kamu ganti baju dan makan." Ucap Ibu.

"Siap komandan." Ucap ku kemudian aku mencium kening Ibu dan segera masuk ke dalam kamar.

Malam hari. . .

Kulihat ibu sedang duduk sambil memijat kakinya, aku pun menghampiri dan memijat kaki ibu.

"Capek iya Bu." Ucap ku sambil terus memijat kaki Ibu.

"Ngga Nak, sepertinya ini faktor umur." Ucap Ibu terkekeh.

"Maaf iya Bu, aku belum bisa bahagiain Ibu." Ucap ku sendu.

"Kamu ini bicara apa? Kamu itu sumber kebahagiaan Ibu, yang harus nya minta maaf itu Ibu. Karena kamu harus berjuang sendiri demi cita-cita kamu, jika bukan karena usaha kamu ikut beasiswa. Mungkin saat ini kami sudah putus sekolah." Ucap Ibu sendu dengan mata yang berkaca-kaca dan mengelus rambut Ku.

"Aku berusaha dapet beasiswa, biar aku bisa sekolah tinggi dan dapet kerja yang bagus. Aku pengen di masa tua Ibu ngga perlu capek-capek kaya gini lagi." Ucap ku dengan berlinangan air mata, mengingat perjuangan Ibu banting tulang demi aku.

"Ibu selalu mendoakan semoga kamu selalu sehat, banyak rezeki dan kelak kamu menjadi orang yang sukses. Ibu ngga tau apakah nanti Ibu masih bisa melihat kamu sukses atau tidak, tapi do'a ibu selalu menyertai kamu." Ucap Ibu sendu.

"Ibu jangan ngomong gitu! Ibu pasti sehat dan liat aku sukses nanti!" Ucap ku dan langsung ku peluk erat ibu, aku menangis tersedu-sedu.

"Umur ngga ada yang tau, Nak. Ingat selalu semua pesan-pesan Ibu iya sayang." Ucap Ibu sambil mengelus punggung ku yang bergetar.

"Ibu percaya, kamu anak baik. Pasti bisa jaga diri, Ibu akan selalu menyayangimu." Ucap Ibu kemudian mencium kening ku.

"Sudah jangan nangis lagi, itu liat mukanya jelek banget anak Ibu kalau lagi nangis." Ucap Ibu dengan senyum sambil memegang kedua pipi ku.

"Ada atau pun tidak ada Ibu, ingat selalu bahwa ibu akan selalu ada di hati kamu." Ucap Ibu sambil menyentuh dada ku.

"Eva sayang banget sama Ibu, temani Eva terus iya Bu. Maafkan jika Eva belum bisa bahagiain Ibu, terimakasih sudah berjuang sejauh ini demi Eva." Ucap ku sendu.

"Sama-sama sayang, sudah jangan menangis. Lebih baik kamu ceritakan apa yang kamu lakukan di kampus tadi?" Ucap Ibu kepada ku sambil mengelus rambut ku.

Meminta Izin

Kemudian aku pun menceritakan semua kegiatan ku di kampus, karena itu adalah kegiatan rutin kami. Setiap malam sebelum tidur, kami saling bercerita tentang kegiatan yang kami lakukan setiap hari nya.

"Oh iya Ibu, aku hampir lupa. Jadi besok itu orang tua Neysa pergi keluar Negeri lagi dan dia sendirian di Rumah, Kakak nya juga pergi ke Singapura Bu. Jadi dia minta aku dan Ega untuk menginap, tetapi Ega tidak bisa karena harus kerja." Ucap ku ragu untuk meminta izin.

"Iya sudah kamu saja yang menginap." Ucap Ibu.

"Ibu serius?" Ucap ku.

"Iya sayang, kamu temani Neysa saja. Ibu tidak apa di Rumah sendirian, lagi pula tidak setiap hari." Ucap Ibu.

"Tapi kan besok Ibu ada pesanan untuk pengajian?" Ucap ku.

"Pesanan nya tidak terlalu banyak sayang, lagi pula besok Ibu tidak jualan di depan. Jadi Ibu bisa mengerjakan semua sendiri, kamu pergilah." Ucap Ibu lembut dengan senyuman manis.

"Terimakasih banyak iya Bu." Ucap ku, kemudian memeluk Ibu.

"Sama-sama sayang, lihat sudah malam. Ayo kita tidur, Ibu juga sudah mengantuk." Ucap Ibu yang kemudian menguap kecil.

"Iya Bu, selamat tidur Ibu. Eva sayang banget sama Ibu." Ucap ku memeluk dan mencium Ibu.

"Selamat tidur juga anak Ibu yang cantik, Ibu juga sayang Eva." Ucap Ibu mencium kening ku, kemudian aku pun masuk kedalam kamar untuk beristirahat.

Nasi Goreng Kunyit

Keesokan Pagi. . .

Seperti biasa aku terbangun sebelum Subuh untuk membantu Ibu membuat kue, dan kulihat Ibu sedang membuat adonan.

"Sini Bu, biar Eva saja. Ibu mengerjakan yang lain saja, biar cepat selesai." Ucap ku dengan senyuman manis.

"Kamu ini! Bukannya istirahat, malah bantuin Ibu terus." Ucap Ibu.

"Selagi aku mampu bantu Ibu, aku pasti akan bantu." Ucap ku sambil mengambil alih pekerjaan Ibu.

"Iya sudah Ibu nyalakan kompornya dulu, biar nanti langsung di panggang." Ucap Ibu.

"Iya Bu." Ucap ku.

Kami pun sibuk di dapur membuat beberapa kue bolu pesanan, sedangkan untuk kue basah di buat saat pagi hari.

ALLAHU AKBAR. . .

ALLAHU AKBAR. . .

Adzan subuh pun berkumandang, kami pun menghentikan kegiatan kami dan bergantian untuk berwudhu. Kami pun melakukan shalat subuh bersama, setelah itu Ibu menyiapkan sarapan dan aku menyiapkan keperluan untuk kuliah.

"Eva. . . Ayo makan." Teriak Ibu dari dapur.

"Iya Bu." Ucap ku sambil bergegas keluar kamar menuju dapur.

"Ayo sarapan dulu, makan yang banyak. Ibu membuat nasi goreng kunyit kesukaan kamu, ayo di makan." Ucap Ibu dengan menyendok kan nasi kedalam piring ku.

"Wah pasti enak ini, terimakasih banyak iya Bu." Ucap ku senang.

"Sama-sama sayang, ayo kita sarapan." Ucap Ibu, kemudian kami pun sarapan dan hanya denting sendok yang terdengar.

Aku makan dengan lahap sekali, karena ini makanan kesukaan ku dan juga memang masakan yang di buat Ibu ku sangat enak.

"Wah enak banget Bu." Ucap ku memuji masakan Ibu.

"Kamu ini bisa saja, ini cuman makanan biasa." Ucap Ibu yang juga sudah selesai sarapan.

"Asli masakan Ibu paling enak." Ucap ku sambil mengacungkan kedua jempol ku dan Ibu hanya tersenyum.

"Ini masih ada sisa, mau kamu bawa tidak? Lumayan buat nanti makan siang kamu." Ucap Ibu menawarkan untuk membawa bekal.

"Pasti mau banget Bu, hehe. . . Sebentar aku ambil kotak makan dulu." Ucap ku bergegas ke dapur, mengambil kotak bekal dan mengisinya dengan Nasi Goreng Kunyit.

Setelah itu aku pun pamit untuk berangkat ke kampus, karena jarak antara Rumah dan Kampus sangat jauh. Butuh waktu 1 jam untuk sampai Kampus menggunakan Bis, sehingga aku harus berangkat lebih awal. Demi menghindari macet dan terlambat masuk kelas.

"Ibu aku berangkat dulu iya." Ucap ku sambil mencium tangan Ibu.

"Hati-hati di jalannya sayang, belajar yang rajin. Semoga semua ilmu yang kamu peroleh dapat bermanfaat untuk masa depan mu." Ucap Ibu sambil mendoakan aku.

"Aamiin, terimakasih banyak Bu. Oh iya! Nanti pulang dari Kampus, aku mau mengerjakan tugas bersama teman-teman ku dulu Bu." Ucap ku memberitahukan bahwa aku pulang terlambat.

"Iya sayang, kamu jadi menginap di Rumah Neysa?" Tanya Ibu.

"Jadi Bu." Jawab ku sambil kamu berjalan menuju pintu.

"Kenapa tidak sekalian bawa baju saja? Jadi selesai kamu mengerjakan tugas, bisa langsung ke Rumah Neysa. Jadi tidak bolak balik, jarak dari sini ke Kampus kamu saja sudah jauh." Ucap Ibu memberikan saran saat kami sampai di teras Rumah.

"Iya juga iya Bu! Iya sudah aku ambil baju dulu Bu." Aku pun masuk kembali ke dalam Rumah, untuk mengambil baju ganti.

"Sudah Nak?" Tanya Ibu yang melihat kedatangan ku.

"Sudah Bu, kalau begitu aku berangkat. Assalamualaikum." Ucap ku sambil melambaikan tangan.

"Wa'alaikum salam." Ucap Ibu melihat kepergian ku.

Aku berjalan kaki cukup jauh, hingga sampai di Halte yang sudah di penuhi orang-orang yang akan beraktivitas.

Hingga tibalah Bis yang biasa mengantarkan aku berangkat Kuliah, saat aku naik ternyata tidak ada bangku kosong. Jadi aku berdiri, hingga ada bangku yang kosong.

Sampailah aku di halte yang tak jauh dari Kampus ku, dan ternyata Neysa dan Eva belum datang. Kini aku yang menunggu mereka didepan gerbang Kampus, tak lama datang lah Eva dengan berjalan kaki.

"Maaf iya lama." Ucap Eva dengan napas yang tersengal-sengal, karena tadi sempat berlari.

"Ngga ko, tenang aja. Lagi pula Neysa belum sampai, ini minum dulu." Ucap ku sambil menyerahkan sebotol air minum yang selalu aku bawa setiap pergi ke Kampus.

"Terimakasih." Ucap Ega langsung meminum air yang ku berikan.

"Sama-sama, Neysa ke mana iya? Belum datang juga jam segini!" Ucap ku bingung.

"Iya tumben dia belum datang." Ucap Eva setelah minum.

Tak lama kemudian, datang lah mobil yang biasa mengantar Neysa ke Kampu. Dan benar, Neysa turun dengan menampilkan senyuman yang manis.

"Hai semua, maaf iya aku telat." Ucap Neysa cengegesan, sambil menggaruk leher belakangnya.

"Iya ngga apa-apa, ayo kita masuk. Takut telat!" Ucap ku mengajak teman-teman ku berlari masuk, karena jarak dari gerbang dengan kelas kami cukup jauh.

Hosh. . . Hosh. . . Hosh. . .

Suara napas kami tersengal-sengal, karena berlari. Kami pun sampai di depan kelas, bergegas kami masuk ke dalam dan bersyukur Dosen belum hadir. Namun baru saja kami duduk, Dosen yang memberikan perkuliahan hari ini masuk.

'Alhamdulillah aku tidak telat.' Ucap ku bersyukur tidak terlambat.

"Selamat pagi, mari kita mulai mata kuliah hari ini. . . ." Kemudian Dosen mulai menerangkan perkuliahan hari ini.

3 jam kemudian. . .

"Apa ada yang ingin di tanyakan? Kalau tidak ada, saya akhiri perkuliahan hari ini." Ucap Dosen kami.

"Terimakasih Pak." Ucap kami serempak.

"Akhirnya, selesai juga." Ucap ku merapikan buku.

"Laper nih, tadi belum sarapan." Keluh Neysa memegang perutnya.

"Tumben kamu belum sarapan?" Tanya ku.

"Iya, soalnya tadi kesiangan bangun. Hehe. . .' Ucap Neysa cengegesan.

"Dasar kamu ini, pantesan tadi telat. Pasti semalem nonton Drakor?" Tebak Ega.

"Hehehe. . . Iya bener banget! Habisnya seru banget, jadi lupa waktu deh!" Ucap Neysa cengegesan.

"Ayo ke kantin, aku yang traktir. Aku sudah gajihan, tapi jangan mahal-mahal iya!" Ucap Ega bahagia.

"Wah Alhamdulillah, ngga perlu traktir. Lebih baik di simpan, buat bayar skripsi." Ucap ku mengingatkan Ega.

"Iya benar, sebentar lagi waktunya bayar skripsi. Mending buat kamu bayar skripsi aja, kalau traktir kita makan bisa kapan-kapan lagi." Ucap Neysa membenarkan ucapan ku.

"Ada ko, buat bayar skripsi. Aku kan sudah menabung dari bulan-bulan sebelumnya, ayolah aku traktir." Ucap Ega memaksa ingin mentraktir kami.

"Gimana kalau gini aja, kamu traktir kami minum? Soalnya aku udah bawa bekel dari Ibu, sayang kalau tidak di makan." Ucap ku yang memang tadi sempat di bawakan sisa sarapan tadi Pagi.

"Pasti masakan Ibu? Aku mau dong!" Ucap Neysa antusias.

"Iya masakan Ibu enak banget tau, aku juga mau." Ucap Ega yang sama-sama antusias menanti bekal yang aku bawa.

"Sepertinya kalian ngga akan kenyang kali ini, soalnya aku bawa sedikit. Tadi pagi aku makannya banyak, jadi sekarang cuman bawa sedikit doang." Ucap ku sesal.

"Ngga apa-apa deh! Yang penting nyobain masakan Ibu, udah lama ngga makan masakan Ibu." Ucap Neysa.

"Makanya kalian main ke Rumah, biar di masakin sama Ibu." Ucap ku kepada Neysa dan Ega.

"Iya aku juga sudah lama ngga main ke rumah kamu, kangen banget masakan Ibu yang enak-enak." Ucap Ega, sambil mengkhayal.

"Gimana kalau hari Minggu? Kamu juga kebagian libur kan?" Tanya ku pada Ega.

"Oke! Bener iya, hari Minggu?" Tanya Ega.

"Ayo aja, Papa sama Mama juga pasti sampai Indonesia nya malam. Jadi kita bisa kumpul sampai malam deh, ah. . . Jadi pengen nginep." Ucap Neysa sendu.

"Nginep tinggal nginep, hehe. . ." Ucap ku cekikikan.

"Nanti aja deh kapan-kapan, aku pasti nginep di sana." Ucap Neysa dengan senyum senang.

"Aku juga mau dong nginep di Rumah kamu." Ucap Ega antusias.

"Siap pokoknya! Kapan pun kalian mau menginap, pintu Rumah aku selalu terbuka untuk kalian." Ucap ku dengan tulus.

"Ngobrolnya kita lanjut di kantin iya, laper banget." Rengek Neysa dan kami pun akhirnya berjalan bersama menuju kantin yang sudah ramai.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!