NovelToon NovelToon

Bertahan Dengan Luka

Hancurnya Dunia Vania

Vania ketakutan melihat kondisi Dani yang sepertinya tidak baik-baik saja, Vania dapat merasakan jika ia berada dalam situasi berbahaya. Dani yang melihat seorang perempuan tak jauh darinya langsung mendekati Vania, akibat pengaruh alkohol dan obat perangsang membuat pandangannya sedikit kabur. Dani berulang kali memastikan siapa yang ada di hadapannya, dalam penglihatan Dani gadis itu adalah sang kekasih.

Dani langsung mendekati Vania yang terlihat berusaha menjauh, Vania langsung berlari saat melihat Dani semakin mendekatinya. Gadis itu berhasil memasuki kamar Disha tapi sayang saat akan menutup pintu Dani berhasil menghalangi pintu dengan kakinya, tenaga Vania yang tidak sebanding dengan Dani membuat lelaki yang sedang dalam pengaruh obat itu berhasil memasuki kamar tersebut.

Vania semakin ketakutan, berusaha untuk keluar dari dalam kamar, tapi sayang Dani langsung menangkapnya dan membawa Vania ke ranjang. Membuat Vania semakin panik, gadis itu menangis dan berusaha menyadarkan Dani.

"Kak Dani apa yang kamu lakukan? Jangan berbuat gila kak, jangan sampai kamu menyesali ini semua. Lepaskan aku kak." Teriak Vania.

"Sttts, jangan teriak sayang. Tolong aku sayang ada yang menjebakku. Aku tahu ini salah tapi aku sudah tidak bisa menahannya. Aku janji setelah ini akan segera menikahi mu Kirana." Ucap Dani dengan suara beratnya.

Deg....

Mendengar nama wanita lain di sebut oleh Dani membuat Vania merasakan sesak di hatinya, ternyata Dani mengira Vania adalah Kirana. Vania hanya menebak mungkin wanita itu adalah kekasih Dani.

"Sadar kak, aku Vania bukan Kirana. Lepaskan aku." Teriak Vania mencoba lepas dari kukungan Dani.

Dani yang sudah tidak bisa menahan hasratnya, tidak memperdulikan teriakan Vania, di matanya Vania adalah sang kekasih yang sangat ia cintai. Dani sedikit kesulitan untuk menaklukan Vania yang selalu memberontak, terpaksa Dani mengikat tangan Vania dengan Dasinya agar memudahkannya untuk melanjutkan aksinya.

Vania hanya bisa menangis dan berteriak saat Dani mengikat tangannya, kini gadis itu hanya pasrah dan berharap seseorang datang untuk menolongnya. Tapi harapan itu kini sirna saat Dani memasukinya dengan paksa, tangisan dan jeritan kesakitan memenuhi kamar tersebut saat Dani berhasil mengambil kesucian Vania. Sakit dan perih saat lelaki itu bermain dengan kasar di atas tubuhnya. Menjamahnya dengan brutal membuat dunia Vania hancur seketika. Dani seperti orang kesetanan tidak ada rasa puas meski Vania sudah memohon untuk berhenti, efek dari obat tersebut membuat Dani seperti monster yang tidak ada puasnya menjamah tubuh Vania. Berkali-kali Dani menumpahkan benihnya di dalam rahim Vania tanpa sadar ini adalah awal mereka saling terikat, membuat kisah cinta Dani semakin rumit. Dani terus melanjutkan aksi bejatnya tanpa perduli pada Vania yang sudah tidak sadarkan diri.

Erik dan Disha yang baru sampai heran melihat pintu rumah yang tidak tertutup dengan rapat membuat keduanya bertanya-tanya. Ditambah Disha melihat mobil sang kakak yang terparkir asal-asalan. Rasa gelisah dan pikiran buruk kini memenuhi otak Disha.

"Kenapa pintunya tidak di tutup sayang? ini sudah larut malam, apa Vania lupa menutupnya?" Tanya Erik.

"Aku gak tahu sayang, sepertinya tidak mungkin Vania seceroboh itu sayang, apa kak Dani lupa menutupnya. Kenapa tiba-tiba kak Dani pulang biasanya dia akan pulang ke apartemennya ?"

Keduanya merasa janggal saat melihat sepatu Dani berada di dekat pintu apalagi posisi sepatu yang sembarangan tidak mungkin Dani yang sangat menyukai kerapihan meletakkan sepatunya seperti itu. Disha membuka sedikit pintu dan menemukan jaket Dani yang tergeletak di lantai membuat Disha semakin takut.

"Tenang sayang, jangan panik. Kita masuk sama-sama. Aku akan memastikan kalau di dalam rumah aman. Kamu jangan takut ada aku." Erik berusaha menenangkan Disha.

Dengan langkah pelan keduanya memasuki rumah tersebut. Berjalan pelan, tidak ada yang mencurigakan semua barang-barang di rumah itu masih tersusun rapi di tempatnya, hingga keduanya berhenti saat melihat gelas pecah di lantai. Erik dan Disha saling menatap, pikiran buruk semakin memenuhi otak keduanya. Apalagi saat keduanya mendengar suara-suara aneh dari dalam kamar Disha yang tidak tertutup dengan sempurna. Disha sangat mengenal suara ini, langsung berlari ke kamarnya.

"Kak Dani, Vania apa yang kalian lakukan"

Terdengar teriakan Disha saat melihat kakaknya tengah ada di atas tubuh seorang, Disha yakin wanita yang ada di ranjang bersama kakaknya itu adalah sahabatnya saat melihat pakaian Vania yang sudah tidak berbentuk lagi berserakan di lantai. Erik langsung berbalik rasanya tidak pantas ia melihat sepasang manusia dalam keadaan polos seperti itu.

"Disha, apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Dani marah karena sang adik mengganggunya.

"Dasar bajingan, harusnya aku yang bertanya padamu kak. Kenapa kamu tega melakukan ini pada sahabatku, bukannya kakak mencintai kekasihmu itu tapi kenapa tega pada Vania. Apa kamu memanfaatkan Vania karena tahu Vania mencintai kakak." Teriak Disha sembari melemparkan selimut untuk menutupi tubuh Dani dan Vania.

"Jangan mengada-ada Disha, Aku tidak memanfaatkan Vania, aku mencintai Kirana dan karena obat sialan itu aku terpaksa melakukan ini. Tapi kamu tenang saja dek, kakak akan bertanggung jawab. Kakak akan menikahi Kirana." Jawab Dani yang belum menyadari semuanya.

"Dasar brengsek, sekali brengsek tetap brengsek. Kakak meniduri Vania tapi ingin menikahi kekasihmu." Ucap Disha tidak habis pikir.

Dani terkejut dengan ucapan adiknya, lelaki itu langsung melihat wanita yang ada di bawahnya. Dani terkejut saat melihat Vania yang sudah tidak sadarkan diri dengan kondisi yang mengenaskan dengan cepat Dani menuruni tubuh Vania. Disha yang baru menyadari kondisi Vania langsung berteriak histeris.

"Astaga Vania, kamu kenapa Nia. Kak Dani apa yang kamu lakukan pada Vania, kenapa Vania sampai tidak sadar begini." Disha menangis melihat kondisi sahabatnya.

Disha sangat ketakutan saat melihat sahabatnya mengalami pendarahan, dengan cepat Disha membuka ikatan dasi di tangan Vania dan tak lupa membungkus tubuh Vania dengan selimut.

"Erik tolong bantu aku, ayo kita bawa Vania ke rumah sakit. Dia mengalami pendarahan, aku takut Nia kenapa-kenapa."

Erik yang sedari tadi hanya berdiri di pintu dengan cepat menghampiri sang kekasih dan menggendong Vania yang sudah terbungkus oleh selimut. Dengan cepat ia membawa Vania yang terlihat sangat pucat.

"Aku tidak akan memaafkan kakak jika terjadi sesuatu yang buruk pada Vania. Kau adalah monster mengerikan yang merusak gadis sebaik Vania. Aku pastikan kakak tidak bisa lari dari tanggung jawab, aku tidak peduli dengan kekasihmu itu. Aku akan memberitahukan kejadian ini pada mama dan papa." Ucap Disha sebelum meninggalkan kamar tersebut.

Dani terlihat marah dan emosi, lelaki itu menghancurkan isi kamar Disha untuk melampiaskan emosinya.

"Akhhhh,,, ini tidak mungkin. Kenapa harus Vania, gara-gara obat sialan itu ini semua harus terjadi. Tidak, aku tidak mau menikahi Vania. Hanya Kirana yang akan menjadi istriku.

Mencoba Menghilangkan Bukti

Sesampai di rumah sakit, Vania langsung dilarikan ke UGD. Para medis langsung menangani gadis malang itu, sementara Erik memeluk Disha yang masih menangis ketakutan. Lelaki itu berusaha menenangkan kekasihnya, menyakinkan jika Vania akan baik-baik saja.

"Sudah dis, jangan menangis terus. Vania pasti baik-baik saja. kamu tidak perlu takut aku akan menemanimu disini."

"Harusnya aku tidak meninggalkan Nia di rumah, jika Nia ikut dengan kita ini semua tidak akan terjadi."

" Jika saja aku tidak mengajaknya menginap di rumah pasti sekarang Nia baik-baik saja. Sekarang apa yang harus aku lakukan Rik, kak Dani memperkos* sahabatku. Masa depan Vania sudah hancur karena ulah bajingan itu. Aku harus apa sekarang Rik?" Disha kalut dengan keadaan yang ia hadapi.

"Kamu tenang ya jangan panik, kalau kamu panik bagaimana kamu bisa berpikir dengan baik. Kita tunggu dulu kabar dari dokter bagaimana kondisi Vania. Setelah itu kamu hubungi orang tua kamu." Ucap Erik memberi saran.

Sedangkan di rumah atau lebih di dalam kamar Disha yang sudah seperti kapal pecah, Dani menatap sprei yang berlumuran darah membuat ia menutup matanya, air mata yang mengalir menandakan jika lelaki itu sedang menangisi apa yang baru saja terjadi dalam hidupnya.

Dani sadar jika kejadian ini akan berimbas pada hubungannya dengan sang kekasih. Mimpinya untuk mempersunting Kirana gadis cantik nan Soleha menjadi istrinya di ambang kegagalan. Jika Kirana sampai mengetahui kejadian ini dapat di pastikan jika wanita itu akan menjauhinya.

Dani sangat tahu sifat gadis yang ia cintai itu, Kirana gadis yang terlihat cantik walau dengan pakaian tertutup. Gadis yang mampu menggetarkan hari seorang Casanova sepertinya. Bukan hanya cantik fisik Kirana juga cantik hatinya.

Dani sudah jatuh hati saat gadis berhijab itu menjadi pasiennya. Kirana adalah gadis dengan kelainan katup jantung. Menjadi pasien Dani membuat mereka semakin dekat dan memutuskan menjalin hubungan, kesehatan Kirana yang sudah membaik membuat Dani tidak sabar untuk melamar sang kekasih.

Dani terlihat sangat prustasi dan menyesal, andai saja tadi ia tidak mendatangi club' tersebut pasti kejadian ini tidak akan terjadi. Dani terpaksa mendatangani club' untuk menghadiri ulang tahun temannya. Tanpa Dani tahu seorang wanita atau lebih tepatnya mantan kekasih Dani menaruh obat perangsang di minumannya. Sehingga ia berakhir seperti ini.

"Dasar sialan, aku tidak akan mengampuni siapa saja yang berani menjebakku. Sekarang aku harus berpikir agar Vania tidak menuntutku tanpa harus menikahinya." Otak kotor Dani mulai beraksi.

Apapun akan ia lakukan demi bebas dari tanggung jawab karena sudah merebut keperawanan Vania, Dani tidak rela jika harus menikahi gadis itu. Menikahi Vania sama saja ia harus merelakan Kirana. Gadis baik seperti Kinara pasti akan memilih mundur, apalagi mereka belum ada ikatan resmi.

Sementara di rumah sakit Disha terus menangis saat dokter memberitahu Vania harus melakukan operasi karena terjadi robekan yang terlalu parah di area genital yang menyebabkan pendarahan.

Disha sudah menghubungi orang tuanya dan menceritakan kejadian tersebut. Kedua orang tua Disha sangat syok dan memutuskan langsung memesan tiket pesawat untuk pulang.

Selesai operasi Vania sudah di pindahkan ke ruang rawat, gadis malang itu belum sadarkan diri. Disha dan kekasihnya dengan setia menjaga Vania, sementara Dani tertidur setelah lelah menangisi keadaan yang membuatnya prustasi.

Pagi harinya kedua orang tua Disha langsung menuju rumah sakit untuk melihat kondisi Vania, Disha langsung menangis memeluk sang mama. Akhirnya gadis itu merasa sedikit lega dengan kehadiran kedua orang tuanya.

"Bagaimana kondisi Vania dan di mana kakak kamu dis?" Tanya Darman ayah Disha.

"Kondisi Vania sudah lebih baik pa, selanjutnya akan di periksa saat Vania sudah sadar, apakah Vania mengalami trauma akibat dari pemerkosaan itu dan untuk kak Dani Disha gak tahu di mana kak Dani pa, terakhir kak Dani ada di rumah sebelum kami membawa Vania ke sini." Tutur Disha.

"Apa kamu sudah menghubungi ibu Aisyah nak? Apa kakak kamu sudah datang kesini ?" Tanya Darman kembali.

"Belum pa, Disha takut memberitahukan ibu Aisyah." Jawab gadis itu lirih.

"Ma kamu hubungi ibu Aisyah agar datang ke rumah sakit dan ceritakan kejadian yang di alami Vania, jangan sampai kamu menutupi kesalahan Dani. Ceritakan saja apa adanya. Anak nakal itu harus mempertanggung jawabkan perbuatannya." Ucap Darman emosi.

"Papa mau kemana?" Tanya Disha yang melihat papanya akan meninggalkan ruang rawat Vania.

"Papa akan mencari kakak kamu, memberi anak itu pelajaran dan menyeretnya ke sini untuk bertanggung jawab. Anak itu sudah kelewat batas, papa tidak akan mengampuninya." Ucap Darman mengepalkan tangannya.

"Hati-hati di jalan pa, jaga emosi papa. Kalau bisa di bicarakan dengan baik-baik. Kita cari solusinya bersama." Ucap Rita sang istri.

Dani baru terbangun saat jam menunjukkan pukul sepuluh pagi, rasa pusing masih menyerang kepalanya, dengan langkah malas ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Dani berencana akan menghapus cctv dirumahnya agar Vania tidak memiliki bukti yang kuat, kemudian mendatangi rumah sakit dan memikirkan cara agar bisa membungkam mulut Vania dan adiknya.

Jangan sampai ada orang yang tahu kejadian ini, apalagi kedua orang tuanya. Jika sampai orang tuanya tahu tamat sudah riwayat Dani.

Darman memasuki rumah dengan cepat, langkah kakinya langsung menuju kamar sang putri tempat di mana kejadian mengenaskan itu terjadi. Air mata lelaki paru baya itu langsung menetes saat melihat kekacauan di kamar tersebut, apalagi saat matanya menangkap banyak darah di sprei yang pasti itu adalah darah Vania.

Darman yang sudah dekat dengan Vania bahkan menganggap gadis itu putrinya sama seperti Disha merasa sakit hati atas perbuatan anak lelakinya. Tidak bisa ia bayangkan kesakitan yang di alami Vania akibat ulah putranya.

"Ya Allah ampuni hamba, aku telah gagal mendidik putraku." Tangis Darman pecah mengingat kelakuan Dani yang sudah kelewat batas.

Tak ingin berlama-lama menangisi keadaan, lelaki paru baya itu langsung menaiki tangga melangkah ke ruang kerjanya untuk memastikan apa yang terjadi tadi malam, ia perlu melihat rekaman cctv agar sang putra tidak dapat mengelak.

Dani yang baru selesai berpakaian segera meninggalkan kamarnya dengan cepat, lelaki itu mendatangi ruang kerja sang ayah untuk menghapus rekaman cctv tadi malam. Setelah itu ia akan membuang sprei penuh darah untuk menghilangkan bukti, ia harus bergerak cepat jangan sampai adiknya menghubungi kedua orang tuanya.

"Kenapa kamu bisa ketiduran sih Dani, harusnya tadi malam kamu ikut ke rumah sakit dan langsung membungkam mulut Vania dengan uang, pasti wanita itu akan tutup mulut jika di beri uang yang banyak." Ucap Dani menganggap rendah Vania.

Ceklek....

Dani berdiri mematung saat melihat sang ayah menatapnya dengan tajam.

Kemarahan Ayah Dani

Plak....

Plak....

Suara tamparan yang mendarat di pipi Dani sangatlah kuat, dapat di pastikan jika tamparan tersebut meninggalkan bekas di wajah tampannya. Dani hanya diam saat sang papa sangat marah dengan ucapannya barusan.

Bagaimana tidak setelah bersabar dan mencoba mendengarkan penjelasan Dani tentang kejadian yang tidak di inginkan tersebut, berharap sang anak menyesali perbuatannya. Sepertinya harapan Darman terlalu tinggi, putranya itu benar-benar brengsek.

Bukannya mengakui kesalahan atau mempertanggung jawabkan perbuatannya, anak itu malah membuat emosinya semakin menjadi.

flashback

Dani memasuki ruang kerja sang papa setelah menetralkan detak jantungnya, dengan langkah gugup lelaki itu mendekati sang papa yang sudah menatapnya dengan tajam. Dari raut wajah lelaki paru baya itu dapat di pastikan sudah mengetahui kejadian yang tak di inginkan Dani itu.

"Untuk apa kamu datang ke ruang kerja papa, apa kamu sedang mencari ini?" Darman menunjukkan layar monitor di mana bukti yang ingin di hapus Dani sudah di lihat oleh papanya.

"Dani menelan ludahnya dengan kasar, seketika tenggorokannya terasa serat. Mulutnya terasa kaku untuk menjawab pertanyaan papanya.

"Da da Dani bisa jelaskan semuanya pa, ini tidak seperti yang papa pikirkan. Dani tidak sadar melakukannya pa, waktu itu Dani di jebak. Seseorang menaruh obat perangsang di minumanku, saat Dani menghadiri acara ulang tahun Teman Dani di sebuah club'." Tutur Dani tanpa ada yang ia tutupi.

"Lalu, kenapa Vania yang jadi korbannya. Bukannya kamu sudah biasa memesan ****** atau wanita-wanita murahan yang mau melayanimu dengan sukarela. Kenapa kamu pulang ke rumah, kenapa kamu tidak menyewa wanita panggilan saja. Gara-gara kamu hidup seorang gadis baik yang masih suci hancur." Tutur Darman emosi.

"Dani tidak tahu, karena saat itu Dani tidak dalam pengaruh obat pa." Ucap Dani membela diri.

" Selama ini papa sudah mencoba memperingatimu agar berhenti dengan kelakuan bejatmu itu. Kamu seorang Dokter tapi tidak jijik atau takut terkena penyakit, selalu suka bergonta-ganti pasangan. Inilah yang papa takutkan, gara-gara kamu hidup orang berantakan. Papa benar-benar gagal mendidik mu." Darman mencecar anak lelaki satu-satunya itu.

Mengeluarkan semua unek-unek yang selama ini ia tahan. Bukan tidak mengetahui kelakuan sang anak, tapi Dani yang tidak pernah mendengarkannya. Baru saja ia dan sang istri lega saat orang suruhannya memberi informasi jika sang anak sudah meninggalkan dunia malam beserta wanita-wanitanya, orang suruhannya itu memberitahu jika sang anak berubah karena seorang perempuan berhijab yang mereka ketahui Dani sedang menjalani hubungan dengan wanita itu.

Darman dan sang istri sangat bahagia mendengar kabar tersebut, di umur Dani yang sudah pantas menikah membuat mereka akhirnya lega dan berdoa semoga kali ini Dani serius dan memperkenalkan wanita itu pada mereka.

Darman bahkan sudah mengetahui siapa wanita yang mampu membuat anaknya berubah, bahkan lelaki paru baya itu tidak mempermasalahkan status sosial wanita yang di cintai putranya itu. Menurut informasi wanita itu bukan berasal dari kalangan atas, kedua orangtuanya berprofesi sebagai guru dan yang paling mengejutkan wanita itu hanyalah putri angkat mereka.

"Kamu harus tanggung jawab, nikahi Vania karena kamu sudah menghancurkan hidupnya. Bahagiakan dia hanya itu caramu untuk menebus kesalahan kamu." Usul Darman.

"Dani gak mau pa, Dani hanya ingin menikahi wanita yang Dani cintai. Dani sudah punya calon istri pa, bahkan Dani sudah berniat ingin memperkenalkannya pada papa dan mama. Dani hanya ingin menikah dengan kirana." Jawab Dani menolak usul papanya.

"Dasar manusia egois, kamu sudah merusak hidup Vania tapi kamu mau lari dari tanggung jawab. Kamu tidak berpikir kalau Vania bisa hamil karena perbuatan kamu itu. Apa kamu rela jika anak itu lahir tanpa ikatan yang sah. Papa gak mau tahu kamu harus tanggung jawab." Ucap Darman dengan tegas.

"Oke Dani akan tanggung jawab, tapi tidak dengan menikahi Vania."

"Maksud kamu?" Darman menatap tajam sang anak.

"Kita bisa membungkam mulut Vania dengan memberinya banyak uang, jika ia hamil kita bisa memberinya rumah untuk bersembunyi selama kehamilannya agar orang tidak mengetahui jika ia sedang mengandung. Dani juga akan menanggung semua biaya hidupnya dan anak yang ia kandung sampai melahirkan. Setelah anak itu lahir kita bisa menaruh anak itu di panti asuhan."

Darman mengepalkan tangannya, darahnya mendidih saat mendengar perkataan sang anak. Lelaki itu tidak menyangka jika sang anak sejahat itu. Tanpa aba-aba Darman langsung menghajar Dani dengan membabi buta. Emosi yang ia tahan sedari tadi akhirnya meledak, Darman tidak memberi ampun pada sang anak. Lelaki itu menyeret Dani yang sudah babak belur karena ulahnya.

"Ternyata selama ini aku memelihara monster di rumahku, salah apa yang telah kulakukan sampai harus memiliki anak sebejat dirimu. Jika kamu tidak mau menikahi Vania maka bersiaplah untuk menderita seumur hidupmu. Papa tidak akan segan-segan melaporkan kamu ke polisi, jika kamu menekam di balik jeruji besi maka karirmu sebagai Dokter akan hancur dan ingat jangan harap papa akan memberikan kamu warisan jika kamu tidak menikahi Vania." Ucap Darman panjang lebar "Apa kirana masih mau menerima mu saat mengetahui lelaki yang akan melamarnya telah memperkosa seorang wanita dan tidak mau bertanggung jawab. Papa sudah tahu wanita seperti apa Kirana, wanita Soleha itu tidak akan mau menerima kamu jika tahu kelakuan kamu ini."Teriak Darman.

flashback off

*****

Darman dan Dani kini sudah memasuki rumah sakit tempat Vania di rawat, setelah mendapat ancaman dari papanya nyali Dani seketika menjadi ciut. Apa yang di katakan oleh sang ayah benar jika Kirana mengetahui kelakuannya pasti wanita itu akan mundur dan menyuruh dirinya mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dengan wajah penuh lebam Dani pasrah saat Darman membawanya untuk bertemu Vania. Dalam hati Dani berdoa agar Vania tidak mau menikah dengan dirinya hanya itu satu-satunya jalan agar ia bebas dari tanggung jawab itu.

Saat Dani memasuki ruang rawat Vania, lelaki itu di sambut dengan isak tangis Vania dan ibu Aisyah terlihat juga sang mama dan Disha yang ikut terisak walau tidak sekeras Vania. Kondisi wanita yang ia rebut kesuciannya secara paksa sangatlah memprihatinkan. Vania berteriak, meraung menangisi nasibnya.

"Aku gak mau hidup lagi, aku mau mati saja. Aku sudah kotor, aku kotor." Teriak Vania prustasi.

"Jangan seperti ini nak, ini bukan salahmu. Ibu akan selalu ada untuk kamu, kamu anak ibu jangan merasa sendiri, jangan seperti ini nak. Jangan buat ibu takut." Tangis ibu Aisyah memeluk putri kesayangannya.

"Vania kotor Bu, Vania tidak bisa menjaga kehormatan Vania sebagai perempuan. Bagaimana kalau Vania hamil? Akh....kenapa aku masih hidup." Teriak Vania, wanita itu memberontak bahkan tangannya sudah berdarah akibat infus di tangannya sudah tercabut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!