NovelToon NovelToon

Aku Bukan Pelakor

Bab 1 ~ Pengenalan ~

Delapan belas tahun yang lalu tepatnya jam lima subuh seorang wanita yang paruh baya terlihat berjalan menelusuri malam sambil membawa goni tempat barang-barang bekas yang dia kumpul sejak tadi jam empat subuh hal ini sudah biasa dia lakukan untuk menyambung hidupnya bersama suami yang masih sehat tapi dia pria yang tidak bertanggung jawab terhadap keluarganya.

Marni memang memiliki dua anak lelaki yang sudah bekerja,tapi entah kenapa kedua anaknya enggan untuk membantu membeli makanan untuk mereka di rumah kedua anaknya selalu makan di luar dan tidak pernah memikirkan ibunya yang selalu keluar pagi hari untuk mencari barang bekas untuk menyambung hidup.

Kedua anaknya hanya pulang untuk makan dan mandi di rumah selain itu mereka tidak pernah peduli dengan ibunya.Tepat pada pagi hari ini samar-samar Marni mendengar suara tangisan bayi,awalnya Marni mengabaikan suara itu karena dia pikir itu suara bayi para penduduk disana.

Semakin lama suara itu semakin jelas dan akhirnya dia memutuskan untuk mencari suara itu dan saat itu dia melihat tong sampah yang sangat besar.Marni berlari ke arah tong sampah dan benar saja saat itu dia melihat seorang bayi perempuan yang sangat mungil sedang menangis di sana.

"Ya ampun siapa yang tega membuang bayi secantik ini apa dia manusia?" Ucap Marni lalu mengambil bayi itu dan membersihkannya dan bahkan tali pusar bayi itu saja belum di potong.

Marni sangat bahagia saat mendapat batu itu selama ini dia sangat berharap untuk memiliki anak perempuan dan akhirnya doa kecilnya terkabul dia mendapat bayi perempuan yang sangat cantik.

Marni membawa bayi itu ke rumahnya dengan wajah yang sangat bahagia,dia mengira kedua anaknya dan juga suaminya akan menerima kehadiran bayi itu di rumah mereka.

"Bapak...Bapak...Bangun lihat pak aku dapat bayi perempuan tadi dia cantik sekali." Ucapnya dengan raut wajah bahagia.

Mendengar suara berisik ibunya kedua anaknya terbangun memang seharunya mereka sudah bangun karena mereka harus berangkat kerja.

"Ada apa sih berisik sekali?" Ucap Riski anak pertama dengan wajah masam saat dia keluar dari dalam kamarnya.Dia mendekati ibunya dan melihat seorang bayi di tangan ibunya.

"Dari mana ibu mendapat bayi ini? untuk apa ibu membawanya kesini,apa ibu tidak mikir saat mau ambil bayi itu dia hannya anak haram yang tidak kita tau asal usulnya untuk apa ibu bawa kesini memangnya ibu mampu membiayai dia membesarkan dia mampu?"Riski membentak ibunya dengan kasar karena dia tidak setuju ibunya membawa bayi itu pulang.

"Tapi Riski ibu_

"Ada apa pagi-pagi udah ribut disini?" Tomi anak keduanya keluar juga dari kamar sambil membawa handuk dari kamarnya.

"Ibu membawa seorang bayi pulang,entah untuk apa dia memungut anak haram dari luar sana padahal untuk dirinya sendiri saja dia tidak mampu apalagi membiayai seorang bayi lagi jangan harap ya Bu aku akan membiayai anak haram itu....Seharusnya sebelum membawanya pulang ibu harus mikir....mikir jangan bodoh perasan sudah mampu saja kamu itu."Riski menghina ibunya habis-habisan dengan kata-kata yang tidak pantas di ucapkan seorang anak kepada orang tuanya.

"Aku tidak peduli kalau pun dia mau membawa bayi itu pulang,kalau dia mampu terserah dia mungkin dia ingin memiliki anak lagi." Tambah Tomi membuat Marni semakin sakit hati.

Saat itu Sardi keluar dari kamarnya dia sudah mendengar semua keributan diluar antara istri dan kedua anaknya.

"Bu kembalikan bayi itu kalau ibu mau tinggal di rumah ini kalau tidak silahkan pergi dari sini...Ibu hannya membuat susah saja hidup kita sudah susah jangan di tambah susah." timpal Sardi membuat Marni dalam kesulitan.

Melihat sikap kedua anaknya dan juga suaminya sedikit pun Marni tidak ingin membuang bayi itu jika anak yang dia lahir kan dengan susah payah tidak mau peduli dengan hidupnya maka dia memutuskan untuk merawat bayi itu mana tau suatu saat bayi itu mencintainya dengan tulus.

"Tidak usah biarkan saja mereka tinggal di gubuk Reok ini,kita saja yang pindah dari rumah ini biarkan dia hidup disini sendirian merawat bayi itu."Ucap Riski anak pertamanya.

"Iya pak lebih baik kita cari rumah yang dekat dengan tempat kerja kami.Sekarang susun baju papa ke dalam tas dan kita segera pergi." Ucap Tomi menimpali ucapan abangnya.

Saat itu mereka pergi meninggalkan Marni bersama bayi itu dan sampai saat ini Sandra sudah berumur delapan belas tahun dua bulan lagi lulus SMA suami dan kedua anaknya tidak pernah kembali lagi ke rumah itu sekedar untuk melihatnya.

Untungnya selama ini Marni hidup bahagia bersama Sandra walaupun secara materi mereka sangat kekurangan.

Saat itu tukang bakso lewat dari depan rumahnya mengagetkan Marni yang sedari tadi melamun mengingat semua kejadian pahit tujuh delapan belas tahun yang lalu.

"Ya ampun aku sudah menghayal dari beberapa jam yang lalu padahal sebentar lagi Sandra akan pulang kerja pasti dia kelaparan." Ucapnya.Saat dia hendak memasak dia baru ingat kalau sudah tidak ada lauk yang akan di masaknya.

Marni mengambil uang dua puluh ribuan dari dalam tas usang miliknya hasil barang bekasnya tadi pagi dia jual dan uangnya dia buat untuk belanja hari ini.

Marni keluar dari rumah lalu membeli telor empat biji dan bahan-bahan dapur,telor adalah makanan paling enak yang pernah mereka makan bersama Sandra karena keuangan mereka sangatlah sulit.

"Telur lagi Bu Marni sesekali beli ayam dong kamu sih sok hebat memelihara anak haram ibunya saja membuangnya karena mungkin tidak mampu ehh kamu malah membesarkannya buat susah sendiri." Ucap Santi dengan nada sinis.Itu adalah kata-kata yang selalu di ucapkan Santi saat dia belanja di sana makanya dia jarang mau belanja kepada wanita itu karena dia memiliki mulut pedas tapi karena hari ini udah siang terpaksa dia belanja disana.

Marni membayar belanjaannya lalu segera meninggalkan warung Santi dia sama sekali tidak ambil pusing dengan ucapan wanita itu dia menganggap itu sebagai kata-kata angin lalu.

Marni tidak melihat kalau Sandra sudah berdiri disana dan mendengar semua kata-kata Santi tapi dia sama dengan Marni yang tidak mau ambil pusing hannya satu yang ada di benaknya setelah tamat dia bisa bekerja dan membahagiakan wanita yang sudah dia anggap sebagai ibunya.

Dari Kecil Marni sudah mengatakan dengan jujur kepada Sandra kalau dirinya, bukan lah ibu kandungnya.Dia tidak mau suatu saat Sandra tau semuanya dari tetangga-tetangganya kalau dirinya bukan ibu kandungnya dan dia sangat bersyukur itu tidak mengurangi rasa cinta Sandra kepadanya.

🌺🌺🌺bersambung 🌺🌺🌺

Bab 2 ~ Pura-pura tidak mendengar ~

Sandra menelan saliva nya mendengar kata-kata pedas dari tetangganya yang satu ini memang sudah biasa dia mendengar kata-kata itu dari mulut-mulut tidak berpendidikan tetangganya tetapi dia hannya bisa menahan amarah di dalam hatinya.

Hanya satu harapannya semoga suatu saat dia menemukan pria yang bisa mengangkat derajatnya dengan ibunya Marni.

" Ternyata anak haram mendengar semua yang aku katakan ya...Ups...jangan marah yang apa yang aku katakan kan memang benar kalau kamu anak haram."Ucap Santi tetangganya dengan wajah yang penuh menghina.

"Nga papa kok Bu...Aku Sudah biasa mendengar kata-kata itu dari kalian doakan saja suatu saat anakmu tidak mendapat nasib buruk seperti ku." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Santi yang sudah terlihat emosi.

"Dasar anak haram,mulut mu bau toilet makannya sadar diri jangan sok cantik." Santi melempar sayur busuk ke arah Sandra tapi Sandra bisa menepisnya karena dia langsung lari mengejar ibunya.

Sandra langsung berlari menemui ibunya yang baru saja mau memaksa di dapur dia pura-pura tidak mendengar ucapan tetangganya barusan agar hatinya tidak terlalu sakit.

"Ibu...Ibu....!!"

"Ada apa kenapa kamu memanggil ibu belum tuli ibu sedang memasak di dapur apa kamu sudah lapar?" Ucap ibunya yang sedang asik memotong sayuran.

"Sudah tidak usah memasak hari ini aku membeli makanan yang hanya kita makan setahun sekali itu pun kalau ada."Ucap Sandra sambil mengeluarkan bungkusan dari dalam tas usang miliknya.

"Kamu dapat uang dari mana jangan bilang kamu mencurinya karena kamu ingin makan." Ucap ibunya sambil menghentikan kegiatannya yang sedang makan.

"Tenang saja ibu,tidak mungkin putri mu yang cantik ini mencuri aku tidak akan mengotori tanganku untuk melakukan hal kotor seperti itu." Jawab Sandra lalu kembali mengeluarkan amplop dari dalam tasnya.

"Bu.....Aku dapat bantuan berprestasi di sekolah,saat aku mendapat uangnya aku lansung beli ayam goreng dua potong sisanya ibu saja yang simpan." Sandra menyodorkan amplop yang ada di tangannya ke pada Marni yang berdiri di depan nya.

Marni menatap Sandra penuh haru dia benar-benar bersyukur memiliki anak seperti Sandra bahkan dia tidak pernah merasa sedih kehilangan dua anak durhaka tapi seandainya Sandra yang pergi mungkin dia lebih baik memilih mati dari pada berpisah dari Sandra.

"Ibu kenapa kamu diam?"

"Aku hannya terharu sayang,kamu memang anak yang sangat baik dan aku sangat bersyukur memiliki kamu." Ucap Marni lalu memeluk putri angkatnya itu.

Sandra juga sangat bersyukur memiliki ibu seperti Marni tidak pernah sekali pun dia mendengar ibunya mengeluh selama ini walaupun mereka tidak memiliki uang sama sekali bahkan pernah tidak makan seharian karena mereka tidak punya penghasilan Sandra masih mengingat semua itu.

Sandra sangat bahagia saat bisa melihat senyum di wajah ibunya yang sudah mulai keriput,dia sudah tidak sabar untuk tamat sekolah agar bisa pokus untuk bekerja dan bisa membalas semua kebaikan ibunya selama ini dan pengorbanan wanita yang sudah membesarkannya.

" Bu...Kita makan ya..Aku sudah lapar." Ucap Sandra mengagetkan ibunya saat itu Marni lansung melepaskan pelukannya.

"Maaf aku sangat terharu sampai aku lupa kalau kamu baru pulang sekolah sekarang cuci tangan dan ganti baju ibu akan menyiapkan semuanya." Ucap Marni.Sandra pergi ke dalam kamarnya lalu mengganti pakaiannya dan segera makan dia sudah tidak sabar untuk menikmati ayam yang sangat menggodanya.

Mereka berdua menikmati makanan itu dengan sangat lahap bahkan Sandra beberapa kali menambahkan nasi ke piringnya hingga membuat Marni tertegun.

"Anak gadis nga bisa makan kuat nanti badan mu gembrot." Sindir Marni membuat Sandra tersenyum dan tidak peduli.

"Bodoh amatlah Bu...Jarang sekali aku bisa makan makanan enak seperti ini."Ucapnya seakan tidak peduli sindiran ibunya.

"Aaahh..Kenyang sekali." Sandra menguap setelan dia selesai makan rasanya dia sudah kekenyangan.

"Bu...Kalau aku sudah lulus sekolah dan punya pekerjaan ibu tidak perlu lagi bekerja sekuat tenaga ku aku akan berjuang untuk membahagiakan ibu,karena cuma ibu yang aku miliki di dunia ini tidak ada selain ibu." Ucapnya dengan wajah senyum.

Lagi-lagi Marni terharu mendengar ucapan putrinya itu hampir saja air mata terharu jatuh dari wajahnya tapi dia lansung berbicara dia tidak mau Sandra melihatnya.

"Semoga Allah memberikan hidup dan masa depan yang baik untukmu nak." Jawab Marni.Setelah selesai makam Sandra mencuci piring dan membereskan semua pekerjaan rumah habis itu mereka meninggalkan rumah mereka akan kembali melakukan aktifitas mencari barang bekas.

Saat mereka berdua melewati warung tiba-tiba saja Santi pemilik warung memanggil Sandra dan menghampirinya.

"Anak haram tunggu dulu,aku mau ngomong."Santi yang di temani putri anaknya yang satu kelas dengan Sandra menghampiri mereka berdua.

"Kata putri kamu dapat bantuan ya...Kamu kan anak haram tidak pantas kamu mendapat bantuan kamu menyogok kepala sekolahnya ya...Atau kamu menggodanya makanya kamu bisa terpilih memangnya apa yang layak dilihat dari dirimu kamu hannya anak haram!!!" Santi terlihat emosi dia selalu iri kepada Sandra karena Sandra selalu lebih unggul dari putri anaknya.

" Apa kamu tidak bisa menjaga mulut sampah mu itu Ibu Santi yang terhormat dari mana kamu tau kalau anak ku Sandra anak haram...Lagian tidak ada anak di dunia ini anak haram kalau pun dia lahir karena keadaan yang salah orang tuanya lah yang salah kamu juga punya anak bagaimana kalau suatu saat anakmu yang kena karma atas kata-katamu!!" Marni sudah sangat emosi selama ini dia selalu diam kalau Santi menghina Sandra karena dia tidak mau ada masalah di antara mereka tapi sikap Santi semakin hari semakin keterlaluan.

Santi menatap Marni dengan sinis dia tidak terima dengan kata-kata yang di lontarkan Santi Marni kepadanya.

"Memang benar apa yang aku katakan...Kalau dia bukan anak haram anak apa lagi..Kamu menemukan dia di tempat sampah ibu yang melahirkan dia saja tidak terima dengannya malah kamu yang orang miskin memeliharanya pantas saja kedua anakmu membuang dirimu dan juga suami mu mampus kamu..." Santi langsung pergi meninggalkan mereka dia puas setelah menghina Sandra dan juga neneknya.

Putri yang melihat raut wajah Sandra sangat puas dendamnya terhadap Sandra terbalaskan sudah.Dia sangat membenci Sandra karena pria yang di sukai Putri menolaknya karena pria itu lebih memilih Sandra sementara Sandra tidak mau pacaran dengan siapa pun padahal begitu banyak pria kaya yang jatuh cinta kepadanya.

"Sudahlah Bu...Kita pergi saja abaikan kata-kata kotor dari orang seperti mereka.." Ucap Sandra lalu menarik tangan ibunya dan segera pergi dari tempat itu.

🌺🌺🌺 Bersambung 🌺🌺🌺

Bab 3 ~ Di usir

Sandra dan Marni segera keluar dari gang rumah mereka tinggal mereka mulai menelusuri jalanan mencari barang-barang bekas untuk mereka jual itulah mereka pakai untuk melanjutkan hidup mereka.

Sering sekali orang-orang atau bengkel memberikan barang-barang bekas kepada Sandra mungkin karena dia sangat cantik hingga banyak pria yang menaruh hati padanya tapi Sandra tidak pernah menanggapinya karena dia tidak mau orang-orang salah menilainya.

"Neng Sandra disini sudah banyak botol bekas ambil saja." Ucap seorang pria yang bekerja di sebuah bengkel dia sudah lama jatuh hati kepada Sandra tapi Sandra tidak pernah sekali pun menanggapinya.

"Makasih yang bang..." Ucapnya lalu mereka pergi meninggalkan tempat itu,pria itu hannya tersenyum dia tidak berani bercanda kepada Sandra karena memang Sandra sangat sopan.

"Sandra pria itu selalu perhatian dan memberikan barang bekas kepada mu,sepertinya dia menyukai mu." Ucap Marni memberi tahu.

"Sudah lah Bu aku tidak mau pacaran aku harus sukses dan bisa membahagiakan ibu dulu baru aku mikirin menikah." Ucapnya.

Mereka kembali berjalan terus sampai goni yang mereka bawa masing-masing penuh dengan botol-botol bekas.Berhubung karena hari sudah lumayan sore mereka akhirnya memilih untuk pulang sebelum mereka kembali ke rumah mereka memutuskan untuk menjual barang bekasnya terlebih dahulu.

Dari hasil menjual botol mereka mendapat uang dua puluh lima ribu rupiah dan itu sudah lumayan banyak dari hari-hari sebelumnya.

Begitulah setiap hari yang mereka lakukan,kalau hannya mengandalkan dari mencari barang bekas memang kalau saja mereka masih mengontrak mungkin mereka tidak akan bisa bertahan di satu tempat untungnya walau cuma rumah kumuh itu sudah milik mereka,rumah itu milik suaminya yang tidak pernah kembali sejak lima belas tahun yang lalu.

Dulu saat Sandra masih kecil Riski Tomi dan papanya,sesekali masih mau mengunjungi Marni dan memaksa Marni untuk menjual Sandra, tapi karena Marni dengan keras menolak akhirhya Mereka tidak pernah kembali lagi.

Tepat pukul lima sore Sandra dan Marni kembali ke rumah setelah mereka membeli lauk dan beras untuk mereka malam ini,uang pemberian Sandra sudah disimpan Marni untuk jaga-jaga nanti dua bulan lagi dia ujian nasional.

"Bu...Kenapa pintu rumah terbuka bukankah tadi ibu mengunci pintu saat kita pergi?" Tanya Sandra mereka berdua berhenti jauh dari pinggir jalan untuk melihat situasi.

" Hahaha...Marni kedua anakmu sudah pulang katanya dia akan menjual rumah yang kalian tempati? kasihan makanya jangan belagu jadi orang sok-sokan mau memelihara anak haram."Ucap Santi dengan tawa yang begitu keras seakan begitu puas dengan penderitaan mereka.

Marni dan Sandra saling menoleh lalu mereka segera meninggakan tempat itu bahkan mengabaikan kata-kata Santi yang begitu menusuk.

Sandra dan Marni begitu gemetaran..Dari dulu Sandra sangat takut kepada dua pria yang pernah memukulinya saat dia masih kecil.

"Ibu sudah pulang...Sini kunci rumah Bu...Kalian pergi dari rumah ini kami akan menjual rumah ini sejak ibu memutuskan untuk merawat wanita ini kami sudah menganggap ibu mati."

"Kalian jahat sekali kepada ibu_"

"Plak...Jaga bicara mu anak haram berani sekali kamu menatap kami dengan tatapan seperti itu..Kamu hannya anak haram yang sudah membuat ibu kami menderita." Tomi melayangkan pukulan keras di wajah Sandra hingga wajahnya memerah bekas pukulan Tomi.

"Tomi hentikan.. Ini rumah ibu kalian tidak berhak menjualnya."

"Sejak kapan ini menjadi rumah ibu..Kami sudah mengeluarkan uang banyak untuk biaya perobatan bapak yang pada akhirnya tidak tertolong jadi sudah jelas ini rumah kami,kami sudah punya anak dan istri kami butuh banyak uang jadi sekarang kalian pergi dari rumah ini." Tomi menyusun semua baju-baju dan barang-barang usang milik ibunya dan juga Sandra lalu melemparnya keluar dari dalam rumah setelah itu mereka berdua mendorong Marni dan juga Sandra.

"Ibu macam kamu yang lebih mementingkan anak haram mu dari pada anak kandung mu...Dasar orang tua tidak berguna.." Ucap Tomi dan Riski.

Para tetangga menonton keributan mereka,Marni tidak berani lagi melawan dia bisa pasrah sambil menagis dia menyeka air mata yang sudah mulai membasahi wajahnya.

"Aku kelak akan membalas semua perbuatan kalian berdua.."Sandra memaki keduanya tapi mereka acuh saat mereka ingin pergi Tomi kembali memukul kepala Sandra dengan kasar.

"Bagaimana cara mu membalas kami hidup mu saja blangsak kecuali kamu keturunan konglomerat yang kebetulan di buang,dan aku rasa kamu hanya anak hasil zina karena ibumu tidak mau memalukan keluarganya akhirhya dia membuang mu." Ucapnya dengan senyum yang merendahkan.

Para tetangga yang kebetulan menonton mereka tertawa setelah mendengar kata-kata yang di lontarkan Tomi Sandra mengepal tangannya marah,emosi,benci hanya itu yang bisa dia rasakan saat ini rasanya kalau sudah seperti ini ingin sekali dia memiliki kenalan orang hebat agar bisa memberikan pelajaran kepada kedua anak ibu angkatnya.

Setelah kedua anak durhaka itu pergi para tetangga yang kebetulan menonton mereka juga segera pergi setelah ada beberapa orang yang mencemooh mereka berdua.

"Ya Allah berikan aku kekuatan agar aku bisa membahagiakan malaikat tanpa sayap ini apalah aku tanpa dia selama ini dia sudah sangat menderita karena diriku yang kotor ini." Dia mengucapkan beberapa doa dalam hatinya.

Marni dan Sandra kembali ke teras rumah,untung sekali sebelum pergi tadi Marni mengambil tabungannya dari lemari usang yang tidak di keluarkan dari dalam kamarnya tadi.

Marni menatap semua pakaiannya dan barang-barangnya yang di lempar kedua anaknya tadi,dia sudah tidak menganggap kedua anak itu sebagai anaknya lagi karena sudah terlalu sakit dengan apa yang mereka lakukan selama ini.

"Ibu kamu tidak usah sedih aku akan membahagiakan kamu setelah aku bekerja." janji itu selalu di lontarkan Sandra sebagai obat pelipur lara ibunya.

Marni tersenyum kecil kata-kata Sandra bisa menjadi obat dalam hatinya hingga dia bisa bangkit kembali dan membantu Sandra menyusun pakaian mereka.

"Ibu Marni kalian bisa tinggal di rumah ini kalau kalian mau murah saja uang kontrakannya tidak papa." Ucap pak RT yang kebetulan memiliki rumah kosong di samping rumah Sandra.

"Benarkah pak RT berapa uang kontrakannya pak? Tanya Sandra dia lebih suka tinggal di samping itu dari pada harus mencari kontrakan lagi.

"Seratus ribu saja untuk kamu,ini karena kamu loh yang mengontrak kalau orang lain mah empat ratus ribu." Ucap Pak RT dengan senyum yang sedikit nakal.

Saat itu Santi mendengar apa yang di katakan pak RT dia segera pergi dan mencari istri dari pak RT.

🌺🌺🌺 Bersambung 🌺🌺🌺

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!