NovelToon NovelToon

Istri Ke Empat Sang Juragan

Rumah baru yang megah

"Siapa dia?! Pembantu baru?!"

Sapa seorang wanita dengan dandanan yang begitu glamor yang tengah duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

Aku dilempar masuk begitu saja lewat pintu depan sebuah rumah mewah yang berlapis emas oleh para pria yang berpakaian preman yang datang menjemput ku dari pesantren tempat ku mengenyam pendidikan agama.

Aku seorang penghafal Al-Qur'an yang sudah hampir tamat 30 juz dan kini tengah dalam masa mengabdi di pondok.

"Dia,,,"

Pria menakutkan itu ingin menjawab pertanyaan wanita tersebut, namun segera aku mendahului nya.

"Iya, Nyonya!saya pembantu baru di rumah ini!"

Spontan aku mengucapkan nya,,dan aku yakin wanita itu adalah Nyonya di rumah itu, sudah dapat di tebak dari cara dia berdandan dan gaya bicaranya yang angkuh.

"Ckk! kenapa kau terus membawa pekerja ke rumah,Jon?! kamu pikir rumah ini tempat penampungan orang orang miskin apa?!"Hardik wanita itu sambil berkacak pinggang ke arah pria tegap yang ia panggil Jon itu.

"Maaf , Nyonya! tapi seperti biasa,, dia adalah jaminan karena Ayahnya memiliki banyak hutang kepada Tuan!"Jawab Jon sambil membungkuk.

"Huh,, selalu saja dengan cerita yang sama!ya sudahlah,, lumayan ada tenaga tambahan yang gratisan! suruh dia langsung melakukan tugas nya!"Ucap wanita itu sambil menyuruh wanita paruh baya suruhannya yang berdiri di belakang sejak tadi.

Sambil membungkuk ketika melewati sang nyonya, wanita itu menyeret ku ke bagian belakang rumah tersebut, kami berhenti di depan sebuah ruangan yang cukup luas dengan begitu banyak kasur yang terhampar di bawah nya, sepertinya itu adalah kamar pembantu.Terlihat beberapa orang berpakaian seragam yang sudah usang memperhatikan ku.

Tas ku di lemparkan begitu saja ke dalam ruangan tersebut dan tubuh ku di hempaskan hingga sempoyongan,tak ada satupun dari mereka yang memperlakukan dengan semestinya.

"Sarii!!!"

Teriak wanita paruh baya itu dengan penuh wibawa.

Tak lama seorang wanita berusia sekitar 40 tahunan maju ke depan dengan begitu sopan.

"Saya Bu!"Jawabnya sambil membungkuk, rupanya wanita paruh baya itu cukup berpengaruh dikalangan para pembantu yang entah ada berapa jumlahnya itu, yang jelas tidak terhitung.

"Dia adalah pembantu baru disini!beri dia pekerjaan apa saja mulai saat ini juga!"Ucapnya sambil segera berlalu meninggalkan area dapur tersebut.

"Baik Bu!"

Jawab Sari sambil menarik lengan ku dengan kasar pula.

"Ambil alat pel ini,dan tugas mu sekarang adalah mengepel seluruh ruangan dari lantai atas sampai lantai bawah!apa kamu mengerti gadis kecil?!"

Aku hanya mengangguk pelan sambil membuang nafas dengan kasar.

"Oh iya,siapa namamu?!"Tanya Sari menghentikan langkah ku.

"Ana!"

Jawabku pendek dan sedikit tidak perduli, kemudian aku mencuci alat pel yang sudah cukup canggih itu dan akan mulai bekerja meskipun tubuh ini masih terasa lelah karena perjalanan dari pesantren ke rumah megah ini agak cukup jauh.

Aku menatap sekitar rumah tersebut, betapa besar dan megah,apa aku benar benar harus mengepel dari lantai tiga itu sampai ke bawah?

yang benar saja! Aku bisa mati sebelum menyelesaikan!

"Teh ,, apa aku hanya sendirian yang harus mengepel dari lantai atas itu?!"Tanya ku kepada seorang pembantu yang juga sedang membawa alat pel,aku berharap dia akan ikut membantu pekerjaan ku agar lebih ringan.

"Kamu pembantu baru?!"Tanya nya sambil menatap ku dan berkata dengan setengah berbisik.

Aku hanya mengangguk.

Kemudian dia mendekatiku sambil menatap sekeliling, seperti takut ada yang melihat.

"Sebenarnya rumah ini tidak terlalu kotor,kita hanya perlu melakukan tugas yang diperintahkan oleh kepala pembantu, berpura-pura saja bekerja dengan giat, tapi santai saja dalam mengerjakan nya, yang penting pekerjaan kita selesai dan terlihat benar benar bekerja,apa kamu mengerti maksud ku?"

Ucapnya dengan berbisik bisik.

"Oh, baiklah kalau begitu!"Jawabku dengan sedikit ragu, tapi aku mengerti dengan arahan nya.

"Bagus!naik dan jangan pedulikan sekitar, tutup mata dan telinga untuk hal yang bukan urusan kita,kita hanya akan terlihat jika di panggil oleh Tuan dan para Nyonya,selain itu jangan pedulikan yang lain, lakukan saja tugas mu dengan baik!"Ucapnya lagi,dia terlihat baik dan ramah, mudah mudahan setidaknya ada orang baik di sekitar ku di sini.

Aku pun mulai naik ke lantai paling atas dengan menaiki anak tangga yang begitu banyak, ternyata rumah itu bukan tiga tingkat, tapi empat tingkat,gila!Aku sudah kelelahan bahkan sebelum memulai pekerjaan ku.

Di lantai 2 aku melihat ruangan baru yang cukup luas dengan dekorasi yang berbeda dengan lantai satu,aku melihat beberapa pelayan yang sedang bekerja disana,dan tugas ku hanya mengepel tangga nya saja.Disana aku melihat seorang wanita cantik yang tak kalah glamor nya dengan wanita yang aku lihat di lantai satu, usia mereka terlihat tidak berbeda jauh, namun wanita yang di lantai 2 ini terlihat lebih modis tanpa make up yang tebal,dia sedang melakukan perawatan kuku oleh pelayan pribadinya.

Dalam hatiku bertanya tanya,siapa mereka sebenarnya, kenapa begitu banyak Nyonya dirumah ini?

Belum habis rasa penasaran ku,Aku kembali di kejutkan dengan pemandangan di lantai 3.

Disana Aku kembali melihat seorang wanita cantik dan anggun dengan dandanan nya yang sederhana,dia nampak lebih muda dari yang lainnya, mungkin usianya tidak terlalu jauh dari ku, usiaku masih 18 tahun, wanita itu kemungkinan sudah berusia 25 tahunan.

Dia terlihat menatap ku yang tengah sibuk mengepel lantai di depan ruangannya, sedangkan aku hanya melihatnya sekilas dengan kedua ekor mataku, berpura pura tidak perduli padahal hati ini meronta ronta penuh rasa penasaran.

Disana tidak terlihat begitu pelayan,aku hanya melihatnya ada dua orang saja yang tengah santai menemani wanita itu.

"Hei, kamu,,coba kesini sebentar!"Wanita itu entah mau apa memanggilku.

"Iya Nyonya,ada yang bisa saya bantu?!"Jawabku dengan sopan,aku menghampiri nya sambil menunduk.

"Jangan panggil aku Nyonya, panggil saja Aku teh Ning! kamu pegawai baru,ya?!aku baru melihat mu!"Ucapnya sambil tersenyum hangat.

"Iya Teh!saya baru saja tiba pagi ini!"Jawabku tanpa berani menatapnya,Aku yakin dia pun orang penting di rumah ini.

"Oh pantas saja! perkenalkan namaku Ningsih,Aku istri ketiga Kang Raden,makanlah ini sambil bekerja,aku yakin kamu belum sarapan!"Teh Ning menyodorkan roti mahal kepada Ana dengan setengah memaksa.

"Terimakasih Teh, panggil saja saya Ana!saya permisi mau melanjutkan pekerjaan saya Teh!"Jawab ku sambil membungkuk.

Teh Ning seperti nya orang baik,dia sangat perhatian kepada pembantu seperti ku.

Aku kembali melanjutkan pekerjaan ku sambil berpikir keras? istri ke tiga?!oooh,, berarti ada kemungkinan kedua wanita yang aku temui tadi adalah istri pertama dan istri kedua sang juragan.

Lalu siapa yang tinggal di lantai empat?

apa juragan Raden itu memiliki istri empat?

Aku cukup penasaran dengan sosok yang ke empat itu,aku pun bergegas naik meskipun kaki ku sudah kelelahan dan mulai terasa pegal-pegal.

Ruangan di lantai empat nampak lebih luas dan lebih mewah, namun sangat sepi seperti tidak ada yang menghuni nya.

Rasa penasaran ku yang tinggi seakan melupakan arahan yang di berikan teh Ratna tadi saat di bawah, jangan pedulikan apapun selain pekerjaan, namun suasana disana terasa lebih nyaman dan private,aku ingin melihat sekeliling.

Rasa kagum ku terhenti begitu ku dengar sayup sayup suara erangan yang terdengar berat dan lirih dari arah sebuah ruangan.

Aku segera mencari sumber suara,dan semakin terdengar jelas begitu aku mendekati sebuah kamar yang pintunya agak sedikit terbuka, perlahan aku mengintip dari luar,dan betapa aku sangat terkejut dengan apa yang aku lihat di dalamnya,,,,

Bersambung,,

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sebenarnya aku kecewa dengan diri ku sendiri,,

Aku sudah membuat beberapa karya dan hanya baru satu yang selesai sampai end.

Karya ku yang lain terbengkalai begitu saja sampai tengah episode.

Para readers ku sudah pasti sangat kecewa, dan dengan alasan yang sama, inilah kenyataan hidup ku di kehidupan nyata,,

Aku seorang Ibu dengan 5 orang anak dengan kondisi ekonomi yang boleh dibilang pas pas an,aku seorang guru mengaji dengan penghasilan yang tidak menentu,suamiku juga begitu, beliau seorang pekerja freelance yang juga tidak memiliki penghasilan tetap,, lebih tepatnya beliau seorang ustadz,,lalu apa hubungannya dengan hobiku menjadi seorang penulis?

Tentu saja sangat berpengaruh,,Aku bukan ingin mengeluh dengan keadaan ku,tapi aku cukup bangga dan bersyukur dengan kehidupan ku yang sederhana dan apa adanya,,jujur aku menjadi seorang penulis semata mata mencari sampingan untuk mendapatkan penghasilan,dan ternyata tidak semudah itu kawan kawan sekalian,,

Dengan segala keterbatasan fasilitas yang belum aku miliki, ponselku belum secanggih keluaran terbaru, bahkan jika bulan Ramadhan seperti kemarin, Anak sulung ku pulang dari pesantren,dan ponsel ku pun jadi milik nya untuk keperluan setoran hafalan secara online,, itulah kenapa aku selalu terhambat dalam menyelesaikan karya karya ku.

Tapi ah, sudah lah,,kini aku sedang berusaha membangkitkan kembali semangat juangku dalam mencari rupiah,aku hadir kembali bukan untuk menceritakan kisah ku yang biasa biasa saja,,tapi aku merasa kalian harus tahu duduk persoalannya dengan sebenar-benarnya,,aku tahu kalian kecewa dan menganggap ku kurang profesional dalam menulis,, tapi aku berharap kalian akan mengerti dan masih mau menjadi pembaca novel ku kali ini,,aku akan berusaha keras menyelesaikan.

Untuk karya ku yang belum selesai, sengaja aku tunda dulu untuk melanjutkan ide ide yang harus aku tuangkan disana,jujur aku sudah stuck idea dan ingin berusaha membuat karya yang baru saja yang lebih fresh.

Aku masih terus berharap kebaikan hati kalian agar terus mendukung ku dengan menjadi pembaca setia meskipun mungkin karyaku belum seindah para Author profesional 🙏

Untuk kesekian kalinya,,aku mohon maaf dan selamat menikmati kembali kehadiran ku kali ini,,

Karya ku kali ini berjudul "ISTRI KE EMPAT SANG JURAGAN"

Salam santun,,

@UmiKhimchi

penghuni lantai empat

Oh iya aku lupa memperkenalkan diriku,nama lengkap ku Ana Khoirun Nisa,Ibu ku berasal dari suku Jawa dan Ayahku asli orang Sunda.

Sejak aku berumur 3 tahun,kedua orang tua ku sudah berpisah dan punya kehidupan masing-masing,Ibu ku terpaksa harus bekerja di Ibukota untuk membiayai ku dan satu adik ku , sedangkan aku tidak pernah mendengar kabar dari Ayahku hingga aku duduk di kelas 6 SD,dan dia sempat muncul sekali sekali setelah itu.

Ibu ku memiliki orang tua angkat yang tinggal di pedesaan di daerah Bandung,aku dititip kan disana kemudian setelah keluar SD aku masuk ke sebuah pondok pesantren Tahfiz dan aku sudah hampir 5 tahun mondok dan sudah hampir selesai,disana lah aku memutuskan untuk menutupi wajahku dengan cadar karena faktor lingkungan, pesantren tempat ku menimba ilmu mengajarkan kaum perempuan untuk menutupi seluruh tubuhnya dengan sempurna.

Sedangkan adik perempuan ku dititipkan di tempat kakek ku di daerah Jawa sana, sampai sekarang aku belum pernah bertemu dengannya lagi.

Selama di pesantren,Ibu ku lah yang selalu membiayai hidup ku, sedangkan Ayah ku hanya sesekali memberikan uang jajan dan itu pun tidak seberapa,Ayahku suka main perempuan dan hobi nya hanya mabuk dan berjudi, itulah yang aku dengar dari saudara saudara nya.

Hingga kemarin tiba tiba saja Aku di jemput paksa oleh beberapa orang pria yang menakutkan dan membawa ku ke rumah ini, mereka bilang Ayahku sudah menjual ku ke seorang juragan yang amat kaya raya untuk dijadikan budak nya.

Sungguh aku sangat membenci Ayahku sejak saat itu,apa salahku hingga dia tega menjual anaknya sendiri.

...****************...

Setelah aku sampai di lantai empat rumah juragan yang bernama Raden Kusuma Jaya yang aku belum pernah sekalipun melihat wajah nya,,,,,

Aku mendengar suara rintihan yang aneh dari sebuah kamar di lantai empat.

Bergegas aku mencari sumber suara dengan sangat berhati hati, suara itu semakin terdengar jelas begitu aku mendekati sebuah kamar yang pintunya agak terbuka sedikit.

Aku berusaha mengintip dari luar dengan mengendap-endap untuk mengetahui ada apa di kamar tersebut ,dan aku sungguh terkejut dengan apa yang aku lihat di dalam sana.

"Aduhh,, tolong! apakah ada orang diluar?!uh uh uh!"

"Astaghfirullah!Ibu baik baik saja?! apa yang terjadi Bu?!"

Aku segera menerobos masuk ke dalam kamar tersebut.

Seorang Ibu yang sudah berumur dan sudah duduk di kursi roda tengah terjatuh dan dia tidak bisa bangun sendiri,dia nampak sangat kesakitan dan tidak ada satu orang pun yang menjaganya dan sepertinya dia sedang mengalami sakit stroke.

"Ini,minum lah dulu Bu!"Ucapku setelah dia terlihat lebih tenang,aku memberinya air putih hangat yang sudah aku kasih doa doa sebisaku.

"Alhamdulillah, terimakasih Nak!"Ucapnya dengan agak sedikit terbata, fungsi tubuhnya tidak bisa bergerak sebagaimana mestinya karena penyakit stroke yang ia derita,aku sungguh iba melihat nya.

Dalam hatiku bertanya, siapa Ibu ini? apakah dia istri pertama Juragan Raden itu,jika ia, benar dengan apa yang sudah aku dengar,dia bengis dan kejam, hingga membiarkan istri pertama yang tengah sakit seperti ini seorang diri,dan ia malah asyik-asyiknya memiliki 3 istri lagi, sungguh dzolim.

"Ibu kenapa bisa sampai terjatuh?mau ke toilet!?"Tanya ku lagi sambil mengelus elus bagian lutut nya yang pasti sangat sakit karena terjatuh tadi.

Ia menggelengkan kepalanya dengan mata yang nanar,

"Aku lapar,aku hendak mengambil makanan tapi aku malah terjatuh!"Ucapannya hampir tidak aku mengerti karena penyakit yang ia derita.

"Astaghfirullah!"

Semakin hati ini terenyuh mendengar nya,di rumah sebesar ini dengan pelayan yang tidak terhitung jumlah nya,tapi sang Tuan rumah begitu tega menelantarkan seseorang dengan kondisi seperti ini.

Segera aku mengambil makanan yang tersedia dimeja,

"Tapi Bu, makanan ini sudah basi, sepertinya sudah lama berada disini!"ucapku sambil mengaduk aduk bubur yang ternyata sudah basi.

Dia menggelengkan kepalanya dengan cepat,

"Aku memang tidak pernah memakan makanan yang disediakan, mereka selalu membubuhkan obat agar aku cepat mati!"Air mata Ibu itu mengalir, kemudian menangis dengan tersedu akhirnya.

Aku pun tak kuasa menahan air mataku,

"Ya Allah,,orang lain hidupnya lebih susah dari kehidupan ku,,!"Batinku.

Disana lah Aku merasa bersyukur karena biasanya aku selalu merasa hidupku lah yang paling sulit.

Aku pun melihat ada beberapa biskuit bayi di laci meja, dengan segera aku mengambil gelas yang ada disana, mencampurkan biskuit tersebut dengan sedikit air hangat dan menghancurkan nya menjadi seperti bubur, karena dengan kondisi mulut Si Ibu yang sudah agak miring akibat stroke, sudah pasti akan sulit untuk mengunyah makanan yang keras keras.

Dia begitu lahap nya memakan makanan yang aku berikan, matanya begitu berbinar karena senang, sesekali aku mengelap sudut bibir nya juga dagunya karena banyak makanan yang jatuh akibat dia susah mengunyah.

Namun tiba-tiba terdengar suara gaduh di luar pintu kamar tersebut dan," krett,,brak!"

Pintu terbuka dengan lebar, terlihat beberapa orang masuk ke dalam dengan wajah penuh heran sambil menatap ku tajam.

"Hei!apa yang sedang kau lakukan kepada Ibu ku?!"Teriak seorang Pria sambil menghampiri ku dan di ikuti oleh para wanita yang aku temui di lantai satu,dua dan tiga juga beberapa orang pelayan di belakang mereka.

"Apa ini?mengapa kau memberikan makanan seperti ini kepada nya?!"Ucapannya lagi sambil mengambil gelas dari tangan ku dan membantingnya.

"Apa saja yang kalian lakukan?dan siapa perempuan itu?!Aku sudah menitipkan Ibu ku kepada kalian bertiga selama aku pergi!kemana perawat yang sudah aku sewa,hah!"

Bentak pria tersebut kepada para perempuan yang mengikutinya.

"Dia pelayan baru Juragan,dan dia baru datang hari ini!maaf semua adalah kesalahan saya, seharusnya saya lebih bisa mengarahkan nya!"Ucap kepala pelayan yang selalu mengikuti wanita di lantai satu.

"Maafkan Aku sayang! perawat yang kamu sewa kabur karena tidak sanggup mengurus Ibu, setiap hari aku yang mengurus Ibu, setelah sarapan dan minum obat tadi dia langsung tidur lagi, padahal aku mau mengajak dia berjalan jalan sambil berjemur!"

Ucap wanita dari lantai satu dengan wajah merayu, sedang kan wanita yang lain memasang wajah yang sebal.

"Dasar kalian semua tidak becus!"Bentak pria tersebut hingga membuat semua orang menunduk ketakutan, kemudian ia menghampiri yang ia sebut sebagai ibunya itu,mencium tangan nya dan mengecup dahinya lembut, nampak jelas betapa ia sangat menyayangi ibunya.

"Seret perempuan ini keluar dan beri dia pelajaran,dia sudah lancang masuk ke ruangan ibu tanpa perintah!"Ucap perempuan dari lantai satu,ia menarik lengan ku dengan kasar dan mendorong tubuh ku hingga terhuyung.

Aku di cekal oleh para pelayan lain dengan begitu kasar,aku diseret mereka dan entah hendak mau dibawa kemana.

"Tunggu!apa salah saya?! Saya hanya memberi Ibu itu makan dan membantu nya saat ia terjatuh tadi!"Aku berteriak membela diri.

"Lancang kamu ya! panggil dia Nyonya besar,,dia adalah Nyonya di rumah ini! dasar pelayan kampung!plak!"Wanita dari lantai satu itu menampar wajahku dengan cukup keras.

"Maaf,,jika dia benar Nyonya besar di rumah ini, lalu mengapa kalian membiarkan nya terlantar seperti itu!?"Aku yang memang terkenal selalu berani dalam membela kebenaran saat berada di pesantren pun,tak dapat menahan diri saat melihat seseorang teraniaya seperti itu.

"kurang ajar kamu ya! pembantu sok tahu! kamu baru saja datang pagi ini dan sudah berani berkata yang tidak tidak!Aku yang sudah bertahun tahun tinggal disini dan setiap hari yang merawat Ibu mertuaku!Sayang,,,beri dia pelajaran sekarang juga,dia sudah berani seperti itu, padahal ini adalah hari pertama dia kerja!"Rengek Wanita dari lantai satu kepada Pria yang aku belum tahu jelas siapa dia sebenarnya, wanita itu menjambak kerudung panjang ku dengan kasar.

Pria itu mendekatiku sambil menatap tajam ke arahku, terlihat Ibunya berusaha menahan tangan putra nya sambil menggelengkan kepalanya, namun pria itu tidak menggubris nya dan tetap menghampiri ku dengan tatapan nya yang menakutkan.

Dia meraih dagu ku hingga mendongak ke e arah nya,

"Bagaimana kau bisa se lancang itu kepada istri dan Ibu ku!?siapa kau sebenarnya hah?!Kurung dia di kandang singa peliharaan ku dan jangan beri dia makan sampai aku mengadili nya!"

Suara nya yang menggema terdengar begitu menakutkan sampai membuat bulu kuduk siapapun yang mendengar nya langsung meremang.

Tanpa rasa takut Aku malah menatap pria itu penuh dendam dan kebencian.

"Jangan menyesal jika akhirnya ibu Anda perlahan lahan akan meninggal secara mengenaskan karena kelalaian Anda sebagai putera nya!aku sudah berusaha mengingatkan!"Ucapku dengan tegas.

"Sumpal mulut lancang nya itu dan segera dia bawa pergi dari hadapanku!"

Ucap pria itu dengan nada tinggi.

Gadis dari masa lalu

Aku benar benar di seret ke lantai paling bawah rumah tersebut, tepat nya ruang bawah tanah yang gelap dan menakutkan.

Mereka meninggalkan ku begitu saja di sana,dan benar benar ada banyak kandang binatang buas di setiap sudutnya.

Ruangan itu sebenarnya tidak terlalu gelap gelap juga sih, sangat bersih dan terawat, seperti tempat peristirahatan dengan segala kemewahan dan fasilitas yang segala disediakan, sepertinya ini adalah tempat favorit sang pemilik rumah, karena begitu tertata rapih,lebih terlihat seperti ruang kerja, namun dengan pemandangan yang agak ganas karena ditemani berbagai binatang buas.

Perutku terasa begitu keroncongan, jelas saja dari pagi aku belum makan apapun.

Ku rogoh saku pakaian ku dan roti yang di berikan wanita di lantai tiga masih ada disana,aku pun memakan nya,meskipun tidak begitu mengenyangkan, namun lumayanlah untuk sekedar mengganjal perut ku.

Aku melihat jam digital yang melingkar di tangan kiri ku, sudah memasuki waktu sholat Dzuhur.

Aku melihat sekeliling untuk mencari keberadaan kamar mandi untuk mengambil air wudhu,satu persatu aku membuka setiap pintu di ruangan tersebut,dan akhirnya aku pun menemukan nya.

Aku kembali melihat sekeliling, tidak ada pelayan atau pun penjaga di sekitar ku,aku pun membuka cadar yang menutupi wajahku,dan aku pun bersiap untuk mengambil air wudhu.

Aku benar benar tidak sadar jika ternyata ada yang mengawasi ku lewat kamera cctv yang sengaja dipasang di dalam ruangan tersebut.

"Jadi dia anak gadis Taryana?!"

"Betul juragan,saya sudah memastikan nya dengan sejelas-jelasnya,dia adalah putri pertama Taryana yang Juragan cari cari, namanya Ana,Gan!"

Juragan Raden manggut-manggut sambil tersenyum layaknya ABG yang tengah jatuh cinta,sambil menatap layar monitor ia mengamati setiap gerakan Ana yang sengaja ia simpan di ruang favoritnya.

"Bagaimana bisa Juragan menukar hutang Taryana yang segunung itu dengan seorang gadis belia yang arogan seperti dia, penampilan nya saja yang sok Alim juragan,tapi saya khawatir keberanian nya itu malah akan mencelakakan nya dan akan menghambat bisnis kita nantinya,,"Ucap Bagas, tangan kanan yang juga sahabat dari kecil juragan Raden.

"Jangan panggil aku Juragan saat kita sedang berdua saja seperti ini,saat ini kau adalah sahabat ku,Gas! bukan sebagai bawahan ku!"Kata Raden Kusuma,Ia yang memang sedari kecil sudah tajir melintir karena harta sang Ayah yang tidak akan habis habis hingga tujuh turunan itu, sedangkan Bagas juga sudah sedari kecil bersahabat dengan Raden karena Ayah Bagas juga dulunya adalah orang kepercayaan Juragan Jaya,Ayah dari Raden.

"Kamu percaya dengan omongan gadis itu tadi Den?!"Tanya Bagas, ada gelagat yang aneh dari sahabat nya itu, Bagas belum pernah melihat Raden se sumringah itu saat menatap perempuan manapun, bahkan kepada ketiga istrinya.

"Terus kamu pikir aku harus percaya kepada kepada ketiga istri ku itu?! aku tidak akan memaafkan siapapun yang sudah memperlakukan buruk ibuku,aku sudah berkali kali memberi mereka kesempatan, tapi mereka tetap hanya mengincar harta ku, bukan hatiku!"Ucapan Raden terdengar begitu serius.

"Hahaha, aku sungguh terkejut! seorang Raden berkata tentang cinta?!aku benar benar tidak percaya!"Bagas tertawa terbahak menggoda sahabat nya itu.

"Kau pikir aku robot yang tidak butuh kasih sayang apa?!aku juga manusia biasa yang butuh belaian kasih sayang!"Sanggah Raden sambil melempar Bagas dengan remote tv.

"Masih kurang dengan tiga istri?! bahkan kau belum pernah menyentuh mereka satu pun, padahal mereka semua cantik dan seksi menurut ku!"Kata Bagas sambil mengelak agar remote tersebut tidak mengenai kepalanya.

"Ambil saja jika kau mau! aku kasih free buat kamu sebagai bonus!"

"Sialan!ogah gue makan pagar tanaman!"

"Ya elo tahu sendiri kan,jika aku menikahi mereka hanya karena bisnis,tak satu pun dari mereka yang dapat menyentuh hatiku!"

"Ya kalau gitu kapan Lo dapet penerus!? bisnis kita ini harus ada yang meneruskan bukan, jika tidak akan hancur berantakan semuanya nanti!bisa bisa semuanya akan diambil alih oleh Kakak tirimu yang ambisius itu, Den! segera pertimbangkan saran dariku ini!"Bagas yang selalu begitu setia kepada Tuan nya sama seperti Ayahnya dulu yang selalu setia kepada mendiang Ayah Raden.

Dia memang terus mendesak Agar Raden segera memiliki penerus,guna kelangsungan bisnis mereka.

"Ya mungkin nanti dari istri ke empat ku!"celoteh Raden sambil menyeringai genit.

"Sialan kau,aku bahkan tak punya satu pun!ini malah mau nambah lagi! maksud mu gadis ingusan bercadar itu?! jangan bercanda kau Raden Kusuma! orang 'Alim macam dia gak akan mau di nikahi bos mafia kayak Lo!bisa bisa dia malah akan menghancurkan bisnis kotor kita! apalagi dia seberani itu kayak tadi!aku gak mau dia jadi penghalang dalam menjalankan tugas mu sebagai penguasa dunia hitam! lagi pula, bagaimana bisa semudah itu kau jatuh cinta kepada gadis kecil yang baru kau kenal, bahkan wajah nya saja kau belum tahu, mungkin saja wajahnya cacat Bro!"Ucap Bagas,dia serius memperingatkan sahabat nya tentang Ana.

"Dia bukan orang asing bagiku Gas!Aku sudah mengenal nya lama, sejak kami masih sama-sama kecil dulu!"Raden mulai menggenang masa lalu nya dulu, waktu pertama kali ia bertemu dengan Ana.

"Maksud mu?!"Bagas mulai penasaran,dia yakin Ana bukan lah gadis sembarangan, hingga seorang Raden Kusuma Jaya rela mencari cari informasi tentang keberadaan nya sejak lama.

"Dia adalah gadis kecil yang menyelamatkan ku saat aku hampir mengakhiri hidup ku waktu itu,Gas!"Jawab Raden dengan tatapan nya yang nanar,ia ingat betul bagaimana ia bisa sampai sesukses sampai saat ini, semuanya adalah karena Ana,dia adalah motivasi terbesar dalam hidupnya.

"Kau yakin?! bagaimana jika kau keliru!?ada banyak Ana di luaran sana, Den!"

"Awalan aku sempat ragu, namun saat aku menatap matanya nya secara langsung tadi,aku yakin dia adalah gadis kecil yang aku temui waktu itu!gadis dengan tatapan nya yang selalu berani, menguatkan ku untuk tetap hidup sampai saat ini!"Raden begitu yakin dengan peraturan nya.

"Tapi aku tidak yakin jika dia akan mau sama kamu , kau sudah merenggut kebebasan nya dengan membawa nya kesini!kau lihat bagaimana para istri mu memperlakukan dia tadi bukan?!"

"Untuk itulah aku harus selalu menyembunyikan identitas nya,di depan semi orang aku harus berpura-pura jahat kepadanya, akan bahaya baginya jika semuanya orang tahu siapa dia sebenarnya, ketiga istri ku kemungkinan akan segera menyingkirkan nya!"

"Tuh Lo sadar! kenapa kau tidak simpan saja dia di luar rumah ini! itu kan akan lebih aman! rumah dan villa mu masih bau yang tidak terpakai!"Saran Bagas.

"Aku yakin Ibu ku akan aman bersama nya!Aku tidak bisa meninggalkan Ibu ku jika tidak ada yang menjaganya dengan betul betul!"

"Terserah Lo deh! ribet banget ngurusin hidup Lo!

Tunggu! tunggu!jangan jangan Lo memberi Taryana pekerjaan dan membebaskan semua hutang nya dengan menukar dengan anak gadis nya?!"

Raden hanya diam tidak menjawab, selama ini Bagas lah yang paling menentang keputusan nya tentang Taryana, Raden Kusuma memang sudah memberi Taryana keringanan dengan memberikan pekerjaan untuknya dan menjadikan nya kepala keamanan di pasar yang masih di daerah kekuasan milik Raden dan menghapus kan semua hutang nya yang segunung.

Diam nya Raden sudah berarti jawaban nya iya.

"Sialan Lo!gak mikir Lo ya, berapa kerugian yang harus kita tanggung karena Lo sudah melibatkan perasaan dalam berbisnis! berapa kali gue bilang kau harus bisa memisahkan antara bisnis dan ego kita sendiri, lama lama bisa ancur semua nya!Lo liat aja,gue akan kembalikan tuh bocah ke tempat asal nya,jika Lo mau semuanya baik baik saja!"

Bagas yang tak pernah main main dengan ucapan nya segera berlalu dari hadapan Tuannya.

"Sudah terlambat Gas! Taryana sudah menikahkan gadis itu dengan ku tanpa sepengetahuan siapapun, bahkan Ana sendiri tidak mengetahuinya! aku mohon,Gas! sekali ini saja, biarkan aku bahagia dengan keputusan ku sendiri!"

Raden menatap sahabatnya itu penuh pengharapan dengan tulus.

Bagas terdiam ambigu,ia tidak menyangka jika ternyata Raden sudah bertindak sejauh itu, Raden tidak sadar dengan akibat dari keputusan yang sudah ia ambil, selain akan membahayakan nyawa Ana,juga akan memicu kemarahan semua pihak, keluarganya ke-tiga istri Raden yang memiliki peranan penting dalam bisnis mereka pun, tidak akan tinggal diam begitu saja jika mendengar Raden lebih mencintai wanita lain selain salah satu dari putri mereka, mereka takut semua bisnis akan jatuh ke tangan yang bukan mereka kehendaki.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!