Pemuda itu hanya bisa terdiam melihat bagaimana pemandangan di depannya telah berubah, seharusnya dia berada di sekolah SMA namun sekarang itu berubah menjadi pemandangan di dalam hutan dengan seorang gadis berdiri di depannya.
Berbicara penampilannya dia memiliki rambut merah dengan bagian tengah poni terbelah dua, bermata kuning serta bermandikan wajah yang kalem dan tenang.
Di sisi lain gadis di depannya memiliki penampilan berantakan, rambut ungu acak-acakan, pakaian sederhana yang lusuh penuh tambalan serta dia juga tidak mengenakan alas.
Hal yang bagus dari dirinya adalah ia memiliki mata bintang selaras dengan warna rambutnya.
Melihat pemuda itu, gadis tersebut menangis.
"Syukurlah, meski kekuatanku disegel aku masih bisa memanggil seseorang. Sekarang kamu akan menjadi pembantuku."
Pemuda itu hanya diam menutup sebelah matanya untuk mencoba menganalisa yang terjadi.
"Jika aku tidak salah kemungkinan aku dipanggil ke dunia lain bukan."
"Iya, ngomong-ngomong meski aku berpenampilan seperti ini aku seorang dewi, namaku Dewi Vesta."
"Boleh aku tertawa?"
"Tidak! Yang jelas Yujin kamu akan membantuku untuk mengalahkan raja iblis, nah sekarang ayo kita pergi."
Pemuda yang dikatakan Yujin itu menghela nafas panjang.
"Aku menolak dan juga aku tidak berniat menjadi pembantu siapapun, selamat tinggal."
"Heh, koq begitu.. bukannya kamu ini kuat dan ahli mengunakan pedang lihat aku juga membuatkanmu katana, ini hasil uang dari memungut botol-botol di pasar."
Yujin tidak menghiraukannya dan hanya bergerak pergi sebelum kakinya dipeluk oleh sang dewi.
"Tolonglah bantu aku, aku bisa mati... jika aku berhasil mengalahkan raja iblis aku bisa kembali ke alam dewi nah, nah, apa kamu tega meninggalkanku sendiri di jalanan dan mati karena kedinginan."
Yujin sedikit merasa kasihan ia mengambil katana hitam yang disodorkan padanya.
"Aku mengerti tapi aku bukan pembantumu atau sebagainya."
"Hmm."
"Dan juga aku tidak berniat melawan raja iblis."
"Koq begitu?"
"Aku tidak terlalu suka melakukan hal-hal seperti itu, lebih menyenangkan jika kita hidup dengan damai dan menyerahkan urusan raja iblis pada orang lain."
"Tapi bagaimana aku kembali dan juga aku hanya bisa mengembalikanmu jika kekuatanku kembali pulih."
"Soal itu aku sepertinya lebih suka tinggal di sini. Dewi juga lebih baik menerima bahwa Anda mulai sekarang tinggal di sini juga, bukannya itu tidak terlalu buruk."
"Meski kamu bilang begitu, lihat penampilanku? Apa menurutmu aku terlihat menikmati hidup di dunia ini."
"Hal seperti itu bisa dirubah dengan uang."
Yujin berjalan pergi dan Vesta mengikutinya dari belakang, seekor serigala raksasa berdiri di depan mereka namun Yujin hanya melewatinya dengan sebuah ketenangan yang tidak akan bisa dimiliki semua orang.
"Yu-yujin."
"Aku sudah menebasnya, mari lanjutkan perjalanan."
"Eh?"
Beberapa saat kemudian serigala itu terpotong-potong, walau sifatnya sulit diatur Vesta berfikir jika ia terus bersamanya ia akan baik-baik saja.
"Tunggu aku."
Keduanya telah berhasil memasuki kota terdekat, itu merupakan sebuah kota khas yang terlihat seperti abad pertengahan dengan dinding kokoh mengelilinginya, beberapa orang berjalan melewati mereka, ada seorang dengan penampilan hewan, elf, seorang yang terlihat seperti pendekar serta beberapa kereta yang tidak ditarik kuda melainkan hewan seperti naga kecil bersisik dan bertanduk.
"Apa kamu kagum dengan semua ini?"
"Kemungkinan sedikit."
"Hey Yujin, aku memang baru mengenalmu tapi ekpresimu selalu datar."
"Benarkah?"
"Benar, matamu juga hanya terbuka setengah."
Yujin tidak bisa membalasnya, sejak kecil dia memang sudah seperti ini, singkatnya dia seorang yang istimewa dari ratusan orang istimewa lainnya.
"Di sinilah orang-orang dengan mudah mengambil pekerjaan. Selamat datang di Guild, kamu bisa menjadi petualang.. yah sejujurnya aku juga ingin namun seperti yang kamu lihat aku tidak terlalu kuat tapi jika itu sihir penyembuhan aku bisa melakukan sesuatu untuk itu."
"Dengan kata lain, dewi hanya sekelas dengan ramuan potion."
"Saat kamu yang mengatakannya, damage sakitnya dua kali lipat... mari masuk."
Vesta menarik tangan Yujin dan mereka mengantri di salah satu loket yang terkesan lebih sedikit orang. Bagaimanpun orang yang bertugas di dalamnya adalah pria bertubuh kekar dengan wajah sangar sementara yang lainnya gadis cantik yang bisa kamu temui di perusahaan-perusahaan ternama.
"Silahkan berikutnya."
"Kami ingin mendaftar jadi petualang."
"Apa ini pertama kalinya Anda datang kemari?"
"Kurasa benar, tidak perlu repot-repot menjelaskan... berikan saja panduannya aku akan membacanya sendiri."
"Kamu ingin membacanya?"
Entah Vesta atau pria itu sama-sama terkejut.
"Belakangan ini orang-orang ingin melakukan segala hal secara instan, mereka hanya meminta penjelasan secara singkat lewat mulut."
"Begitu."
"Silahkan, setelah selesai kamu bisa tanya aku lagi jika ada bagian tidak dimengerti."
Guild ini menjalankan bisnis bar juga, selagi Yujin menunggu selesai membaca, Vesta yang duduk di kursinya dengan senang meminum air putih dicangkirnya dengan sedotan.
Hanya minuman itu yang ditawarkan secara gratis. Walaupun jarang ada yang memintanya.
Semua orang hanya melirik ke arah keduanya dengan pandangan heran, tiga orang petualang pengganggu muncul lalu mengebrak meja.
"Sepertinya kau sedang mencoba bergabung dengan guild, apa-apaan dengan pakaianmu dan juga sikap tenangmu."
"Aku sedang membaca bisakah kalian bertiga enyah dari sini."
"Hah."
"Yu-yujin seharusnya kamu bersikap sopan," potong Vesta.
"Dengar gadismu mengatakan hal sesungguhnya, apa kamu menemukannya di tempat sampah."
"Dia seorang dewi," balas Yujin dan ketiganya tertawa terbahak-bahak.
"Dewi katanya"
"Ah, ah, aku minta maaf jika penampilanku mengganggu kalian tapi tolong abaikan saja kami.. aku mohon."
Vesta membungkukkan badan untuk menjaga semuanya terkendali, setelah dia diusir dari alam dewi hal-hal seperti ini kerap terjadi, ia sering diejek serta dipandang sebelah mata bahkan beberapa orang dengan tega tidak memberikan upahnya saat dia selesai bekerja.
Seharusnya hal seperti itu tidak dia terima bahkan jika dia bukan dewi, perlakuan seperti itu sangatlah menyedihkan.
"Aku akan membiarkan ini, jika kau mencium kakiku," kata salah satu pengganggu.
Yujin berkata dengan nada dingin yang bisa menembus punggung siapapun.
"Jika kau lebih dari ini, aku akan membunuhmu."
Semua orang memucat bahkan orang-orang yang tertawa berubah tersenyap.
"Memangnya aku takut denganmu."
Sebelum pria itu mengirim senjatanya tangannya telah tertebas lalu jatuh di sisi lain, dia berteriak histeris dengan darah menyembur ke lantai.
"Tanganku-tanganku, apa yang?"
Keringat dingin membasahi wajah orang-orang namun di sisi lain Yujin hanya diam dengan katana yang telah ditarik di tangannya.
Dia bertanya ke arah pria yang sebelumnya bekerja di loket.
"Jika aku membunuh mereka bertiga, apa hal itu tidak akan jadi masalah."
"Ah itu, aku lebih memilih untuk tidak melakukannya... akan buruk reputasi kami jika terjadi pembunuhan di guild."
"Dengan kata lain jika diluar itu tidak masalah."
Semua orang memekik takut meski begitu Vesta sudah lebih dulu mendekat ke pria tersebut untuk menyambungkan kembali tangannya.
"Pasti sakit, tolong tahan sebentar."
Dengan sihirnya ia berhasil melakukannya.
"Sekarang sudah beres.. hey Yujin siapa yang membiarkanmu melakukan sejauh ini."
"Dia menghinamu dewi."
"Heh, apa kamu peduli padaku... asyik, kukira kamu orang yang benar-benar dingin."
Yujin menghela nafas panjang, dia menyarungkan pedangnya kembali sebelum duduk.
"Terserah kau saja."
"Kalian bertiga pergilah, tolong jangan buat dia marah meskipun dia tidak menunjukan ekpresinya."
"Terima kasih banyak, maaf karena sudah."
"Tidak usah dipikirkan."
"Tolong terima ini sebagai permintaan maaf, hanya segini yang kami punya."
Vesta duduk kembali dengan wajah sumringah.
"Kita punya uang Yujin, lihat tiga koin perak, kurasa kita bisa gunakan untuk menyewa penginapan dan makan."
Yujin hanya membalas dengan anggukan kecil.
Yujin menyerahkan kembali prosedur yang diterimanya.
"Bagaimana apa ada hal yang kamu ingin tanyakan?"
"Semuanya sudah jelas, petualang dibagi atas beberapa tingkatan dari peringkat F sampai peringkat S. Masing-masing bisa memilih pekerjaan seperti apa yang mereka inginkan tidak ada batasan, hanya saja setiap orang harus memikul nyawa mereka sendiri serta diberikan penalti jika misi gagal."
"Kamu bisa mengerti sejauh itu, baguslah.. lalu ini formulir kalian berdua."
Yujin dan Vesta mengisi sebaik mungkin identitas mereka sebelum menerima masing-masing kartu guild.
Kartunya sendiri dibuat dari plat khusus yang tahan api maupun benturan, ukurannya juga hanya sebesar kartu izin mengemudi.
"Jika banyak misi yang kalian selesaikan aku akan menaikan peringkat kalian... selamat datang di guild kota Osborn... aku mengharapkan hal-hal besar dari kalian berdua."
Yujin hanya menutup sebelah matanya.
"Kau terlalu berlebihan."
"Ngomong-ngomong apa dia memang seorang dewi, sejauh ini aku belum mendengar dewi bernama Vesta?"
"Aku memang seorang dewi tapi sejujurnya aku tidak mengelola dunia ini."
"Jadi begitu, mengejutkan bahwa dewi tinggal di dunia ini juga.. semoga kamu menemukan apa yang kamu cari."
"Hmm."
"Kamu mempercayaiku?"
"Begini-begini aku cukup pandai menilai seseorang, aku yakin Yujin bukan tipe orang yang suka berbohong.. namaku Dash, silahkan pilih pekerjaan yang kalian inginkan dan bawa lagi kemari."
"Kalau begitu."
Yujin secara acak mengambil selembaran di papan lalu meletakannya di loket. Dia memilih karena hadiahnya besar.
"Ini?"
"Semua orang bisa bebas memilih pekerjaannya kalau begitu aku mengambil ini."
"Mengalahkan seekor naga bencana, aku pikir itu?"
Yujin memiringkan kepalanya dan Dash segera buru-buru mengangguk.
"Aku mengerti, selamat jalan."
"Bukannya dia pria baik Yujin."
"Kurasa begitu."
Belakangan ini ada seekor naga yang hidup tidak jauh dari kota, terkadang ia merusak beberapa desa sekitar dan kembali setelah tenang. Begitulah apa yang dikatakan Dash ketika mereka meninggalkan guild.
Banyak penjaga dan petualang yang mencoba menaklukannya namun itu berakhir dengan sia-sia.
Sementara Vesta bersembunyi di balik pohon, Yujin telah berjalan lebih dulu, akibat kekuatan Vesta yang disegel Yujin tidak bisa menggunakan sihir ataupun berkah yang dilimpahkan padanya, dengan kata lain dia hanya bisa bergantung dengan ilmu pedang.
Jika ini sebuah game Yujin telah memilih opsi tersulit yang bisa dimainkan seseorang saat diri mereka hanya baru berlevel satu.
Naga hitam yang tertidur mulai membuka matanya lalu berdiri setelah kemunculan Yujin.
"Kami perlu banyak uang maaf tapi aku akan membunuhmu."
Naga itu meraung kemudian menyemburkan nafas api.
"Yujin, ini salahku.. padahal aku dewi seharusnya kamu memiliki kemampuan lebih saat datang ke dunia ini."
"Hal seperti ini tidak masalah, bahkan jika aku tidak memiliki sihir, ilmu pedangku sudah lebih cukup."
Yujin berlari ke samping selagi menghindari api di belakangnya, dia bergerak ke belakang sang naga lalu menebaskan pedangnya untuk memotong ekornya, naga itu menyadarinya dan melompat mundur.
"Kamu memiliki akal juga."
"Naga makhluk yang lebih pintar dari siapapun, dan jika mereka bisa menggunakan sihir mereka bisa berubah."
Perlahan naga itu mulai mengecil ke bentuk seorang wanita dengan rambut hitam panjang serta mengenakan gaun hitam yang ditutup jaket berbulu, yang tidak berubah hanya tanduk di atas kepalanya.
"Namaku Liliana, kurasa akan jauh lebih baik jika aku melawanmu dalam bentuk seperti ini."
Semakin besar musuhnya semakin mudah untuk diserang, sekarang kesulitan Yujin naik berlipat ganda.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!