Ikhtisar
Aku dan suami memiliki keluarga kecil dengan seorang anak laki laki berumur 3 tahun yang tinggal di sebuah rumah kontrakan yang cukup besar dengan 2 lantai dan balkon yang luas...rumah yang sudah lama kosong tidak berpenghuni itu adalah milik seorang janda yang berprofesi sebagai bidan...bidan tersebut sudah lama di tinggal suami nya menghadap yang kuasa karna mengalami kecelakaan tunggal.dan menurut cerita tetangga sekitar pasangan suami istri tersebut memiliki seorang anak perempuan berumur 4 tahun yang juga sudah di surga karna sakit demam tinggi.
BAB 1
Sudah satu Minggu aku dan suami mencari rumah kontrakan..di karenakan kontrakan kami yang lama terlalu jauh jarak nya dari tempat kerja suami..jam kerja suami yang padat dan selalu sibuk mengharuskan kami mencari rumah kontrakan di hari libur.
Minggu pagi kami berputar-putar di dalam satu komplek perumahan yang letak nya cukup jauh dari jalan utama...perumahan ini bersebelahan dengan perkampungan.
Maya :" pah, kamu yakin mau tinggal di daerah sini."
Indra :" memang nya kenapa mah."
Maya :" kok suasana nya sepi begini ya pah,,apa gak sebaik nya kita cari kontrakan di perumahan lain saja pah yang lebih ramai."
Indra : " tapi di sini harga kontrakan nya murah murah mah. Ada yang satu rumah tapi harga sewa nya masih di bawah satu jutaan...yah masih terjangkau lah untuk kita."
Maya : " iya sih, tapi aku kok kurang suka ya sama suasana nya,agak membuat merinding gitu."
Ah tapi sudah lah mungkin hanya perasaan aku saja...
***
Sudah hampir satu jam lebih kami berputar-putar di dalam komplek itu sambil melihat lihat tulisan rumah di kontrakan sampai akhir nya kami keluar dari satu gang komplek dan bertemu dengan sequrity komplek yang sedang bertugas.Segera saja suami ku bertanya kepada petugas sequrity tersebut.
Indra : " siang pak.maaf pak apa di sini ada rumah yang di kontrakan perbulan nya pak ?
Sequrity tersebut menjawab dengan cepat.
Sequrity :" oh, ada pak itu,rumah yang di depan itu di kontrakan pak"
Sambil menunjuk ke arah rumah yang posisi nya di depan gang...satu rumah besar dengan pagar yg cukup tinggi bercat hitam.
Rumah tingkat 2 lantai dengan tembok yang cat nya sudah mulai pudar karna sudah cukup lama tidak di huni.
Sontak saja aku dan suami menoleh ke arah rumah yang di tunjuk oleh sequrity tersebut.
Di saat kami masih memandangi rumah tingkat tersebut...sequrity itu kemudian berkata
Sequrity :" silahkan di hubungi saja nomor handphone yang ada di depan rumah itu pak...itu nomor pemilik nya."
Lalu suami ku menjawab
Indra : " oh, iya baik terimakasih pak."
Sequrity :" iya sama sama pak."
***
Kemudian kami bergegas menghampiri rumah tersebut untuk melihat no telpon yang terpampang di pagar rumah tingkat tersebut ,dengan memutar balik mobil yang belum lunas cicilan nya ini.
Sesampainya di depan rumah tingkat itu...kendaraan kami pun berhenti dan seketika kami bertiga cuma diam memandangi rumah itu....rumah yang posisi nya berada di belakang tembok sekolah Dasar Negeri yg letak nya di dalam komplek perumahan.
***
Terdengar suara pintu mobil di buka memecah keheningan kami di dalam mobil..seketika suami ku turun dan bergegas mencatat no telepon yang ada di depan pintu pagar rumah..tidak berapa lama terdengar perbincangan mas Indra dan seseorang di seberang telepon.
Indra :" hallo,,assalamualaikum bu.selamat siang."
Kemudian seseorang di seberang telpon terdengar menjawab salam.
Setelah perbincangan yang cukup lama melalui sambungan telphone tersebut,,mas indra kemudian bergegas masuk kembali ke dalam mobil dan menceritakan pembicaraan melalui handphone tadi dengan sang pemilik rumah.
Indra :" kita tunggu di sini sebentar ya mah, pemilik rumah nya sedang on the way membawa kunci rumah."
Maya : " kita bisa lihat ke dalam rumah nya sekarang ya pah..?"
Indra : " iya bisa,sepertinya pemilik rumah kontrakan ini tidak terlalu jauh dari sini tinggal nya."
Sembari menunggu sang pemilik rumah kontrakan tiba...aku memanfaatkan waktu untuk membuka jualan online ku di hp sesekali menoleh ke kursi belakang mobil tempat anak ku duduk dan tertidur pulas.
Tidak berapa lama kemudian ibu pemilik rumah kontrakan datang dan menghampiri kami.kemudian membuka kunci pintu pagar dan mempersilahkan kami masuk ke dalam rumah nya.
Kami pun masuk mengikuti ibu pemilik rumah..namun begitu aku menginjakkan kaki di teras rumah tersebut seketika tangan dan kaki ku terasa dingin seperti ada hembusan angin kencang yang tiba-tiba entah dari mana datang nya...
Lalu aku menoleh ke sisi kanan ku di mana suami ku sedang berdiri sambil menggendong anak kami yang masih tertidur pulas.
Mas indra terlihat serius sekali memperhatikan arahan sang pemilik rumah yang sedang mengajak kami berkeliling room tour di rumah nya itu...
Sedangkan aku yang berjalan paling belakang merasa bergidik melihat deretan kamar-kamar yang jumlah nya banyak,,aku merasa rumah sebesar ini dengan kamar yang sebanyak ini sepertinya terlalu luas untuk kami bertiga.
Terlebih lagi ada satu kamar yang membuat aku merinding parah...sampai-sampai aku tidak bisa menahan penasaran dan ingin menanyakan kamar yang satu itu kepada si pemilik rumah.
Maya : " kalau ini kamar utama ya Bu ?"
Bu bidan :" oh ini dulu ruang untuk praktek saya."
Jadi ibu pemilik rumah ini ternyata seorang bidan yang membuka partek bidan di rumah nya.
Lalu aku melanjutkan pertanyaan ku yang belum tuntas...pertanyaan yang banyak sekali ada di kepalaku..
Maya :" kalau pintu yang di dalam kamar itu ruang apa Bu ?"
Pemilik rumah menjawab dengan cepat
Bu bidan :" oh itu toilet khusus ruang praktek.mari saya antar liat ke dalam."
Sebenarnya aku enggan masuk ke dalam kamar itu karna hawa nya yang tidak enak dan ada bau-bau lembab karna sudah lama kosong mungkin.
Tapi rasa penasaran ku memaksa aku untuk masuk ke dalam kamar itu...
Dan benar saja,,sesaat setelah aku masuk ke dalam kamar itu bulu kuduk ku merinding hebat...dengan langkah pelan aku memaksakan untuk mendekati dan membuka pintu ruangan kecil yang ada di dalam kamar pengap itu...
***
Kemudian aku buka pintu ruangan kecil itu dan ternyata ruangan itu merupakan toilet dengan ukuran sangat kecil,gelap,lembab dan bau.di dalam nya hanya ada ember kecil serta gayung saja..
Lalu buru-buru aku tutup kembali pintu ruangan toilet kecil itu sambil berpikir untuk apa toilet sekecil itu di buat seperti nya tidak akan berfungsi juga karna terlalu kecil.
Selanjutnya aku bergegas keluar dari kamar yang membuat jantung ku berdegup kencang itu...aku berjalan menghampiri mas indra,,suami ku yang sedari tadi hanya berdiri di ruang tengah rumah itu sambil menggendong anak ku yang sudah terbangun dari tidur.
Si ibu bidan kemudian melanjut kan room tour nya dengan mengajak kami melihat lantai atas rumah nya.
Bu bidan :" ayo Bu kalau mau lihat lantai 2 nya..di atas juga masih ada kamar tidur dan kamar mandi ."
Apa ?masih ada kamar kamar lain nya ...oh my God untuk apa kamar sebanyak ini sih...aku makin bertanya-tanya.
Apa mungkin dulu si ibu memiliki keluarga besar dengan jumlah anggota keluarga yang cukup banyak ya sampai kamar nya sebanyak ini...
Lalu kami berempat menaiki anak tangga yang cukup tinggi itu.anak tangga yang kondisi nya sudah rapuh licin dan berdebu.
Sesampai nya di lantai 2..kami melihat jejeran kamar yang besar-besar ukuran nya..ada sebanyak 3 kamar tidur dengan ukuran yang luas dan satu kamar mandi yg cukup besar juga.
Dan di lantai atas terdapat balkon yang menghadap ke arah gedung sekolah dasar.
Tidak berapa lama kami sudah turun kembali ke lantai bawah..
Dan aku segera mengajak mas Indra untuk mempercepat langkah nya untuk keluar dari pagar rumah itu..
Setelah itu si ibu pemilik rumah kembali mengunci gembok pagar rumah itu..
Dari raut wajah dan tatapan mata nya terlihat kesedihan yang mendalam pada dirinya setelah dia keluar dari rumah berlantai dua itu...seakan akan dia teringat kembali kenangan masa lalu nya sewaktu masih menempati rumah tersebut.
Saat aku terdiam memperhatikan si ibu pemilik rumah..tiba-tiba terdengar suara mas Indra yang berdiri di sebelah ku.
Indra :" jadi nanti sekira nya saya berminat untuk sewa rumah ini berarti tinggal menghubungi ibu di no hp ini ya Bu."
Bu bidan :" iya pak silahkan nanti kabari saya saja."
Mas indra : " dan untuk harga nya yang tadi ibu sebutkan itu masih bisa nego ya Bu ?"
Bu bidan :" iya pak masih bisa nego."
Mas Indra : " baik ibu terimakasih sudah mengijinkan kami melihat rumah kontrakan nya...dan maaf sudah mengganggu waktu ibu."
Bu bidan :" ah tidak apa-apa pak...toh saya juga lagi santai saja di rumah kok.saya tunggu kabar nya ya pak. semoga saja rumah nya cocok untuk bpk dan ibu."
Mas Indra :" ok kalau begitu kami permisi ya Bu."
Lalu aku pun ikut pamit kepada ibu bidan pemilik rumah kontrakan tersebut.
Tak berapa lama kemudian kami pun berlalu meninggalkan si ibu pemilik rumah yang masih berdiri di depan rumah nya itu.
BAB 2
Sepanjang perjalanan pulang,setelah kendaraan kami keluar melewati gerbang perumahan..aku hanya terdiam memandangi persawahan yang terhampar di kanan kiri bahu jalan.
seperti di awal cerita Ku sebelumnya,letak perumahan ini memang jauh dari jalan raya yang ramai dan komplek ini hanya di kelilingi perkampungan.
Di tengah diam ku..tiba-tiba terdengar suara mas indra.
Indra :" mah, kita ke pom bensin dulu ya...."
Maya : " mau isi bensin pah ?"
Indra : " ya, iya dong masa beli cabe."
Maya :" yailah malah bercanda."
saat memasuki pom bensin yang jarak nya cukup jauh dari lokasi komplek..tiba-tiba ponsel ku berbunyi ternyata notif masuk,chat WhatsApp dari bestie yang ngajakin ngopi, hadeh sudah lelah rasanya badan ini kalau harus jalan lagi.
***
Enggak terasa krucuk krucuk di perut ku udah mulai gak nyantai..aku terpikirkan juga anak ku yang dari tadi duduk di pangkuan ku pasti dia sudah laper juga..akhirnya kami memutuskan untuk mampir ke tempat makan sekitar sini.
Kebetulan sekali aku dan mas indra sama-sama penggemar rendang jadi kami putuskan untuk mencari warung nasi Padang.terlebih lagi rumah makan Padang banyak dan mudah di temui di sepanjang jalan menuju rumah kami.
Sesampai nya di rumah makan Padang.Aku langsung memesan menu yang bakal meluncur ke lambung ku.kali ini aku tidak memesan rendang tapi aku lebih memilih jengkol muda balado dan gulai kikil serta jeruk hangat.sedangkan mas indra memilih untuk memesan ayam pop dan telur dadar juga es teh manis.dan untuk anak ku makan puding dan buah yang sengaja aku bawa dari rumah untuk bekal Evan di perjalanan selama kami mencari rumah kontrakan.karna memang Evan agak susah kalau di suruh makan nasi.
Setelah perut terisi,kami pun melanjutkan perjalanan pulang ke rumah yang hanya sekitar beberapa meter saja dari tempat kami makan tadi.di dalam perjalanan menuju rumah aku sempat menanyakan kepada mas indra mengenai harga sewa rumah kontrakan yang tadi kami lihat.
Maya :" pah,memang nya berapa harga sewa rumah tadi perbulan nya ?"
Mas indra :" Satu juta mah."
Maya :" loh rumah sebesar itu harga sewa nya hanya satu juta ? murah banget pah."
Mas indra :" iya mah...itu juga masih bisa di nego loh."
Maya :" apa Bu bidan tadi gak salah kasih harga ya pah?"
Mas indra :" enggak kaya nya mah,memang standar harga kontrakan daerah situ ya sekitar segitu."
Maya :" tapi rumah itu kan besar sekali pah.masa iya harga satu juta bisa di nego lagi."
Mas indra :" yah mungkin jarang ada yang berminat kalau di atas satu juta mah."
***
Sejenak aku terdiam..dan mulai berfikir keras.aku rasa ada hal lain yang membuat rumah sebesar itu bisa sangat murah harga sewa nya.
tidak berapa lama kemudian ternyata tanpa aku sadari,kami pun sudah sampai di depan pagar rumah.tidak sabar rasanya ingin segera masuk ke dalam rumah,beristirahat dan merebahkan badan.
setelah masuk ke dalam rumah aku melihat ternyata sudah jam 2 siang..sebaiknya aku istirahat dulu di kamar,sambil menemani anak ku yang juga sudah terlihat kelelahan di perjalanan tadi.
Sementara mas indra duduk santai di teras sambil membuka ponsel nya di temani segelas kopi dan rokok nya..
BAB 3
Menjelang malam hari setelah sholat Maghrib,aku dan mas indra kembali membicarakan perihal rumah kontrakan mana yang akan kami sewa nanti nya,karna ada beberapa rumah kontrakan yang kami lihat selama satu bulan ini.
Banyak sekali hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam kami menentukan rumah kontrakan mana yang akan kami sewa..pekerjaan mas indra yang selalu berpindah-pindah lokasi membuat kami juga terpaksa harus mengikuti kemana mas indra di tempatkan oleh kantor nya.
Maya :" jadi rumah yang mana yang cocok untuk kita tempati nanti pah,setelah kita pindah dari sini ?"
Mas Indra :" menurut mama sendiri,cocok nya dengan rumah yang mana?kalau aku sih ikut aja lah.rumah yang mana aku cocok- cocok aja."
Maya :" yang murah dan nyaman sih mau nya,seperti di rumah ini."
Mas indra :" iya dong harus nyaman dan kalau bisa murah."
***
Belum selesai pembicaraan kami mengenai rumah yang akan kami sewa,,tiba-tiba ponsel ku bunyi ternyata itu panggilan telepon dari ibu ku yang menanyakan kabar cucu nya....maklum sebulan ini aku,mas indra dan Evan belum sempat main ke rumah ibu lagi karena harus mencari rumah kontrakan..mungkin ibu ku sudah kangen banget pengen ketemu dan main sama cucu nya.
Tidak terasa sudah hampir 2 jam aku dan ibu ngobrol melalui ponsel,,lalu akhir nya aku pamit kepada ibu dan mematikan sambungan telpon ku..dan aku lihat jam di ponsel menunjuk kan pukul 21.00 malam.sudah waktu nya Evan masuk kamar dan tidur.
Sementara mas indra masih sibuk dengan berkas-berkas pekerjaan dari kantor nya..karna besok Senin ada rapat yang harus di hadiri nya jadi malam ini dia menyiapkan materi yang akan di bahas pada rapat esok hari.
***
Menjelang tengah malam tepat nya jam 12 malam aku terbangun karna kaget mendengar suara tangisan Evan yang sangat kencang dan tidak mau berhenti...mas indra yang berada di ruang tengah pun langsung kaget dan buru-buru masuk ke dalam kamar untuk melihat apa yang terjadi sama Evan..lampu kamar di nyalakan oleh mas indra,,anak ku tiba-tiba saja menangis terus menerus tidak mau berhenti.aku panik karna Evan tidak pernah seperti ini sebelum nya.mas indra mencoba menanyakan kepadaku apa yang terjadi.
Mas indra :" Evan kenapa mah ?"
Maya :" aku juga gak tau pah,,tiba-tiba saja Evan nangis sekencang-kencang nya seperti merasa kesakitan dan gak mau berhenti nangis nya."
lalu mas indra segera menggendong Evan dan membawa nya ke luar kamar menuju ruang tengah,,seketika aku dan mas indra kaget karena evan teriak-teriak dan menangis sambil menunjuk ke pintu minta keluar rumah tengah malam..jelas saja aku dan mas indra tidak menuruti kemauan Evan untuk keluar rumah karna ini sudah tengah malam.Dan yang lebih aneh nya lagi..suara tangisan dan jeritan Evan seperti suara perempuan dewasa yang sedang marah-marah dengan logat daerah yang tidak jelas...sepertinya dia tidak mau berada di dalam rumah dan ingin keluar dari rumah ini.
aku berfikir apa mungkin ada makhluk halus yang mengikuti kami sampai ke rumah,karna kami sebulan ini keluar masuk rumah-rumah kontrakan kosong.
aku merasa ada hal gaib yang mengganggu anak ku...
***
Tidak tega melihat anak ku yang sepertinya kesakitan aku pun ikut menangis dan mengucapkan ayat ayat quran semampu yang aku bisa baca..lalu mengusapkan air wudhu ke wajah Evan..sudah hampir satu jam Evan menangis terus menerus sambil menjerit-jerit...sementara aku lihat mas indra berbicara sendiri.
Mas indra :" tolong jangan ganggu anak saya, siapapun ini..sudah berbeda alam nya ya..pergi saja silahkan jangan diam di sini...bukan tempat nya di sini."
Dan aneh nya setelah mas indra berbicara seperti itu seketika tangisan Evan mulai mereda..kemudian anak ku mulai berhenti menangis dan tertidur kembali...astagfirullah apa yang sebenar nya terjadi sama Evan,,jantung ku berdegup kencang sekali dan seluruh badan ku terasa lemas melihat kejadian yang baru saja aku,mas indra dan Evan alami malam ini. Aku Serasa tidak percaya mengalami hal seperti ini terjadi pada keluarga ku. Baru kali ini aku melihat sendiri kejadian seperti ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!