"Bagaimana bisa kamu menyukai dia pria dewasa yang pantas di jadikan sebagai ayah mu dan kini ingin kau jadikan sebagai suami mu Clara..!" bentak Viona yang kini menatap wajah sahabatnya yang kini terlihat tersenyum menatap jendela memperhatikan pria dewasa yang melewati kelasnya
"Ahhh sudahlah Vio, cinta itu buta dan kamu belum tau bagaimana mencintai seseorang !" ucap Clara yang kini tersenyum
"Dann.. kamu harus bisa menerima ku sebagai kakak ipar mu..!" sambung Clara yang kini menatap sahabatnya yang kini melototkan matanya menatap dirinya
"Whatt.. " teriak Viona dengan tangan yang mengentil kening Clara
"Hehhh.. Jaga perilaku aku ini calon kakak ipar mu Viona sayang .." ucap Clara dengan bibir yang hendak maju menghadap Viona
Viona yang tahu betul bagaimana Clara yang akan menciumnya dengan cepat mendorong kepala Clara.
"Don't kiss me Clara !" ucap Viona yang kini menatap Clara dengan tatapan kesalnya
"Hemm .. baiklah calon adik ipar ku .." ucap Clara dengan tersenyum lalu bangkit dari tempat duduknya
Clara pun pergi meninggalkan Viona yang saat ini duduk dengan menggelengkan kepalanya memperhatikan sahabatnya yang terlihat Obsesi dengan sang kakak, bukan ia tak menyukai Clara namun bagi Viona, Clara bukanlah perempuan yang pantas untuk sang kakak, karna Clara lebih pantas menjadi saudaranya di bandingkan menjadi iparnya, apa lagi Viona tau jika sang kakak terlihat tak tertarik sifat sikap sang kakak yang acuh dan dingin apa lagi sang kakak pun sedang dekat dengan seorang wanita yang saat ini lebih sering menemani atau meluangkan waktunya untuk bersama dengan sang kakak di mana pun saat sang kakak pergi ke luar kota karna urusan pekerjaannya.
Viona tak menginginkan sang kakak bersama dengan wanita yang dekat dengan kakaknya namun ia pun tak bisa egois dengan tak merestui hubungan kakak yang baru membuka hatinya untuk kak Nilam.
Hubungan Sang kakak dengan kak Nilam sudah terjalin hampir 3 tahun, dan perencanaan pernikahan keduanya pun setelah Viona sudah tamat sekolah menengah. Memikirkan bagaimana dengan dirinya yang mencoba menerima hubungan sang kakak pun sulit baginya namun melihat sang kakak bahagia adalah keinginan terbesarnya.
Kehidupan sang kakak sangat memprihatinkan, apa lagi saat ini ada Gadis kecil yang saat ini dekat dengan kak Nilam yang bisa membuat Viona yakin dengan hubungan sang kakak dan juga kak nilam, Kebahagiaan keponakannya dan juga sang kakak penting baginya walaupun hati perasaannya tak pernah ada keyakinan untuk meng_iyakan hubungan mereka.
"Ahhh memikirkan semuanya membuat ku seakan terkuras energi ku.." batin Viona yang kini mengambil buku yang ada di meja
Sedangkan Clara kini terlihat membawa dua mangkok yang berisikan bakso dengan porsi yang sama
"Makan dulu Vi.." ucap Clara yang kini meletakkan mangkok di atas meja di mana kini Viona sedang membaca buku
"Hemm.. Thank's ra and sorry.." ucap Viona yang kini melihat Clara yang saat ini sedang menyuap bakso ke dalam mulutnya
"Hemm.. slow, tak masalah Viona " ucap Clara yang kini tersenyum dan melanjutkan makannya
"Ra.." panggil Viona yang kini melihat Clara yang sedang menikmati semangkok bakso yang ada di depannya
"Makan dulu vionaaaaa.. " ucap Clara dengan menatap Clara yang saat ini menganggukkan kepalanya
Hening tak ada kata-kata yang keluar dari mulut keduanya hingga bakso yang ada di mangkok masing-masing pun kini terlihat habis tak tersisa.
"Emmm.. Ra.." panggil Viona yang kini merasa tak enak dengan Clara yang kini sedang meminum
"Hemm..?" ucap Clara
Glekkkk..(Bunyi sendawa yang keluar dari mulut Clara )
"Ehhh.. " ucap Clara yang kini menutup mulutnya dengan tangannya dengan tatapan melihat ke arah Viona
"Sorry Vi.." ucap Clara yang kini tersenyum menatap Viona
"Hemm.. tak masalah ra, toh kamu selalu seperti itu juga" Ucap Viona yang jujur karna Clara yang tak pernah lepas dari kebiasaannya.
"Lalu.. apa yang ingin kamu katakan tadi?" ucap Clara yang kini mengelap mulutnya dengan Tisue
"Tak ada si, udah lupa" jawab Viona yang kini tersenyum menatap Clara
"Hemm, oke.. Yuk balikin mangkoknya ke kantin.." ucap Clara yang kini memegang mangkok yang ada di tangannya
"Hemmm yukk.." jawab Viona
"Ehhh ehhh ehhh.. Ada 2 sahabat yang kemana-mana berdua apa gak bosen ya selalu berdua mulu?" ucap salah satu siswi sekelasnya yang hendak masuk di dalam kelas
"Ahhh Vii.. Kok gue panas ya dan tiba-tiba perut gue juga mules karna bau-bau mulut yang busukk..!" ucap Clara yang kini menatap sisil teman satu kelas yang selalu mengucilkan Clara
"Sialan lu.." ucap sisil yang kini menatap punggung Clara dan juga Viona yang sudah menjauh
"Hayy om.." ucap Clara yang kini melihat seseorang yang ia kagumi
"Hemm.. " jawab laki-laki dewasa yang terlihat jutek dan tak gampang di sentuh
"Ck.. Tak usah di sapa Ra, dia laki-laki kutub.." ucap Viona yang kini menatap sang kakak yang terlihat santai
"Cepatlah masuk, aku meninggalkan calon istri ku dan juga anak ku di rumah .." ucap Vian yang kini menatap depan tanpa melihat Viona apa lagi Clara
"Ahhhh..I Will be a good mother to be for our child" gumam Clara yang kini terlihat tersenyum sendiri membayangkan bagaimana ia akan bersama dengan Vian si duda tampan yang selama ini ia panggil Om
"Ahhh iya om, ngomong-ngomong anak om umur berapa ?" tanya Clara yang nampak membuka suara agar tak ada kesunyian di dalam mobil
"Kamu tak perlu tau dan satu yang harus kamu ingat ! " ucap Vian yang kini terlihat serius
"Jangan pernah panggil saya om..!" sambung Vian yang kini nampak fokus menyetir
"Hemmm, tapi panggilan Om bagus. Lebih ke dewasa lebih manis dan juga om kan seorang duren.." ucap Clara
"Ahhh lebih baik aku panggil om duren aja .." sambungnya yang asal ceplos tanpa melihat bagaimana orang yang ada di sampingnya menatap serta di depannya yang terlihat kesal menahan diri agar tidak terbawa emosi
"Pffff.. "Terlihat Viona yang menahan tawanya mendengar ucapan panggilan Clara yaitu om duren.
"Dasar sinting..!" ucap Vian yang kini terlihat mengabaikan ucapan Clara
Clara yang dengan santainya berceloteh membuat vian menutup telinganya dengan earphone, sedangkan Viona nampak meladeni ucapan Clara yang bercerita tentang pelajaran yang akan menjadi ulangan harian mereka besok
"Ra.. " panggil Viona yang kini melihat Clara yang membaca buku dan mengulangi pelajaran yang mereka pelajari tadi.
"Hemm.. Ada apa Vi? " tanya Clara yang kini menutup bukunya lalu memperhatikan Viona
"Hemm .. Aku minta maaf atas apa yang aku ucapkan dan juga abang vian yang terlihat cetus menjawab kata-kata kamu.." ucap Viona yang terlihat tak enak
"Suttt.. ini adalah salah satu pengorbanan vii.. Dan aku tak ada masalah dengan semuanya.." ucap Clara yang kini dengan santainya
"Pengorbanan bagaimana? yang ada ini adalah rasa sakit yang dirimu ciptakan sendiri Ra..!" ucap Viona yang kini menatap wajah Clara
"Hemmm.. aku tau itu Vi, tapi balik lagi karna aku lebih mementingkan perasaan dan hati ku bukan karna logika dan pemikiran ku, aku tak apa.. Selagi aku bisa aku akan tetap seperti ini mengejar Om Duren " ucap Clara dengan semangat
"Tapi ra, kamu bisa mendapatkan Laki-laki lain yang seumuran dengan kita, bukan dengannya yang sudah tua dan berumur.." ucap Clara yang terlihat berbisik-bisik
"Karna cinta tak memandang apa pun Vii.." jawab Clara dengan tersenyum
"Cinta itu buta, hingga membuat ku kehilangan Akal .. tak perduli dirinya dan tak perduli dengan usia, karna usia bukan lah penghalang untuk terjalinnya hubungan.." sambung Clara yang kini terlihat mengedipkan matanya saat Vian melihat ke arahnya di balik rear-vision mirror
Sedangkan Vian yang melihat tingkah aneh adiknya hanya menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya Viona mempunyai teman yang bar-bar seperti Clara yang jelas nyata sangat tidak di sukai
"Hemm terserah kau saja ra.. hanya saja aku tak ingin melihat mu sedih karna kau tak bisa mendapatkan abang Vian.." ucap Viona yang kini terlihat pasrah
"Viona.." panggil Vian yang kini menatao sang adik yang terlihat berjalan meninggalkan dirinya begitu saja
"Vi.. " sapa Nilam yang melihat Viona yang terlihat kesal
"Ada apa yan" ucap Nilam yang memanggil Vian dengan panggilan yan
"Sudah lah lupakan saja " ucap Vian yang kini melangkahkan kakinya melihat gadis kecil yang saat ini terlihat sedang bermain
"Hallo sayang.." panggil Vian yang kini tersenyum menatap sang putri yang terlihat aktif dan juga pintar
"Papaaa.." panggil Kanaya putri kecil kebanggaan Vian yang menjadi alasan dirinya untuk tetap terus berkarier agar sang putri bahagia
Kanaya yang melihat pemilik sang suara yang menyapanya membuatnya tersenyum lalu berjalan menghampiri Vian walaupun terlihat belum bisa cepat. Vian menghabiskan waktunya bersama dengan sang putri sedangkan Nilam terlihat bergabung dengan Vian dan juga Kanaya yang saat ini sedang bermain
"Apa dia mengusahkan mu?" tanya Vian yang kini menatap Nilam yang saat ini memperhatikannya
"Tidak pernah seperti itu sayang, dia selalu nurut dan juga tak pernah mengusahkan ku " jawab Nilam dengan santainya
"Syukurlah.. Aku takut Kanaya membuat mu repot " ucap Vian yang kini tersenyum menatap sang calon istri
"Tak ada sayang dan tak pernah seperti itu" ucap Nilam dengan menyentuh pipi gembul Kanaya
Sedangkan Kanaya tak memperdulikan Nilam yang saat ini terlihat tersenyum menatap Kanaya
"Emmm.. Vian sepertinya kanaya bisa kita masukkan ke Paud agar dia bisa belajar bermain dan tak seperti ini, lagi pula kamu terlihat sibuk dan aku tak akan bisa menjaga dirinya selalu. Pada saat waktu luang saja aku bisa menjaganya karna mengingat pekerjaan ku mulai padat aku takut tak akan ada yang jaga.." ucap Nilam dengan hati-hati memperhatikan Vian yang saat ini sibuk menguncir rambut Kanaya
"Nanti akan saya fikirkan lagi.." jawabnya dengan santai
"Biarkan kami yang menjaga Kanaya kak,lagi pula kami ahhh maksud ku aku akan libur dan tak mungkin di hari libur ku belajar terus-terusan. Bisa-bisanya aku bosen dengan pelajaran dan bukan malah pintar kan..?" ucap Viona yang terlihat berjalan menuruni tangga dengan langkah menghampiri mereka
"Halloo keponakan tante.." ucap Viona yang kini tersenyum menatap Kanaya
sedangkan Kanaya yang melihat Viona pun berjalan menghampiri Viona yang saat ini duduk tak jauh berhadapan dengan Vian
"Aahhh iya kan Viona akan libur yan, tak masalah jika Kanaya di paud saat pulang bisa bersama mu Vii.. " ucap Nilam yang terlihat kekeh ingin memasukkan Kanaya di sekolah paud
"Terserah kau saja, hanya saja aku tak ingin melihat Kanaya merasa tak di perhatikan, karna aku yang sibuk dan membuatnya.." Ucap Vian tergantung saat ada seseorang yang membunyikan bel rumah
"Biar aku saja yang membuka.." ucap Vian yang kini berjalan melangkahkan kakinya menuju pintu
"Sore Om..!" ucap Clara dengan tersenyum menampakkan gigi putihnya yang terlihat rapi
"Assalammualaikum.." sambung Clara yang kini terlihat menenteng tas di balik tangannya
"Ada apa?" ucap Vian dengan tangan yang memijit keningnya
"Astagfirullah.. jawab salam itu penting Om durenn..!" jawab Clara yang kini memperhatikan Vian
"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatu.. " ucap Vian
"Ada apa kamu ke sini?" sambung Vian yang kini terlihat memperhatikan Clara yang kini terlihat dewasa dengan pakaian rumahan.
"Siapa bang?" tanya Viona yang kini nampak menggendong tubuh kecil Kanaya
"Haii Vi.. " jawab Clara yang kini terlihat menjinjit agar bisa terlihat oleh Viona
"Ahh Clara.. kenapa tidak masuk si ?" jawab Viona yang kini berjalan mendekat ke arah pintu dengan tangan yang mendorong tubuh tegap sang kakak
"Kak.. kami ingin mengerjakan tugas kenapa malah Clara masih di luar saja..!" ucap Viona yang kini menepuk punggung sang kakak
Clara pun melangkahkan kakinya mendekat ke arah Vian dan Vian yang melihat Clara pun seketika memundurkan kakinya kebelakang
"Terimakasih Om..!" ucap Clara yang kini telah bersama dengan Viona dan juga Kanaya yang sudah berpindah gendongan bersama dengan Clara.
"Hehh.. sejak kapan Kanaya ada bersama mu " ucap Vian yang kini nampak meraih tubuh kecil Kanaya
"Sejak sekarang esok lusa dan selamanya om.. " jawab Clara asal ceplos
dan membuat Viona mencubit lengan tangan Clara
"Awwww.." Teriak Clara dengan tangan mengusap lengannya, mata Viona pun berkedip memberikan kode
"Mata mu kenapa vii.. Seperti cacingan saja.." Ucap Clara yang tak mengerti yang di maksud oleh sahabatnya itu.
Sedangkan sang kakak yang mendengarkan ucapan Clara langsung menoleh ke arah Viona
"Ahh ini kelilipan kak, ada lalat yang menempel.." ucap Viona yang kini tersenyum kikuk
"Ahh terserah kalian saja.." ucap Vian yang kini meninggalkan Clara dan juga Viona, sedangkan Kanaya terlihat diam tak berkata di gendongan Clara
"Ahh anak ku mana..?" Gumam vian yang kini sadar jika sang putri ia lupakan akibat melihat ulah tingkah adik dan juga temannya. Vian melangkahkan kakinya ingin mengambil Kanaya di balik gendongan Clara namun langkahnya lagi-lagi terhenti saat melihat tawa sang putri yang kini ada di gendongan Clara
"Maaa.. ma.." ucap Kanaya yang kini mengelus pipi Clara
"What.." jawab Clara yang kini nampak bengong dengan panggilan Kanaya terhadapnya
"Mama kata Kanaya, Ra.." ucap Viona yang kini memperhatikan Clara dan juga Kanaya
"Dia memanggil mu mama.." sambung Viona yang kini menatap keponakannya
"Hemm.. anak pinter, yaa yaa aku adalah mama mu " batin Clara yang kini terlihat bahagia dengan mencium pipi Kanaya
Sedangkan Vian terlihat mengurungkan niatnya untuk mengambil sang putri, dan lebih memilih meninggalkan sang putri bersama dengan Viona dan juga Clara..
"Terkadang cinta akan datang dengan Sendirinya, dan akan merasakannya dengan terbiasa adanya kehadiran seseorang di dalam hidup. Dan aku akan membuat Mu bisa dekat dengan kak Vian Ra.. " batin Viona yang kini menatap interaksi antara Clara dan juga Kanaya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!