NovelToon NovelToon

Cinta Dalam Diam Sang Pelayan

Menyelamatkan

Cinta Dalam Diam Sang Pelayan

Bugh….

Seorang wanita jatuh ke tanah tak sengaja menabrak seseorang di depannya.

Seorang pria yang tubuhnya di tabrak menatapnya dengan pandangan dingin, menatap wanita itu dengan diam.

"Maaf, saya tidak sengaja" ucap wanita itu dan berdiri di depan pria tersebut, membungkukkan kepala, tanda ia meminta maaf tanpa menatap wajah pria tersebut.

Pria tersebut menatap wanita tersebut dari atas hingga bawah, tampak lusuh dan berantakan, memakai baju biasa, terlihat kalau wanita tersebut bukan dari kalangan atas.

Sang asisten yang ada di samping tuannya dan melihat tuannya hanya diam dengan pandangan dingin tidak tega melihat wanita tersebut diabaikan, ia pun berkata. "Nona harus lebih berhati-hati setelah ini," 

Wanita itu mendongak dan mengangguk. Terlihat mata indah dan bulu mata lentik di wajah tersebut. Cantik, ya wanita itu sangat cantik. Namun kecantikan wanita tertutup dengan kulit yang kusam karena tidak terawat. 

Pria tersebut terus menatapnya dengan tajam dan itu berhasil membuat wanita itu menunduk lagi, ketakutan.

"Maaf tuan, saya tidak sengaja. Saya akan lebih berhati-hati setelah ini," ucap nya masih menunduk, tidak berani menatap wajah yang yang sedingin es kutub itu. Bukannya menjawab, pria tersebut malah mengabaikan dan meninggalkan wanita tersebut, membuat wanita itu bingung, berbalik dan menatap punggung dua pemuda tampan yang masuk ke sebuah restoran.

Hah, wanita itu menghela nafas dan pergi, berlari kecil menyebrang jalan. Pria yang dingin itu menoleh, menatap punggung wanita yang menabraknya seolah pernah melihat wajah wanita tersebut. 

Sang asisten yang melihat tuannya menatap wanita yang pergi itu mengerutkan kening. "Ada apa tuan?"

"Aku seperti pernah melihatnya?" 

"Benarkah?" Tanya Asisten memastikan, kapan, pikirnya dalam hati.

Pria itu tidak menjawab dan melanjutkan langkahnya, masuk kedalam restoran menuju tempat yang di pesannya untuk menemui klien kerjanya. 

"Selamat datang tuan," sapa orang tersebut pada pria yang bernama Davin Menzies. Davin mengangguk dan menyambut uluran tangan tersebut.

"Silahkan duduk," ucap Klien itu mempersilahkan kedua untuk duduk di kursi.

Mereka pun langsung memulai pembicaraan, membahas tentang kerja sama perusahaan. Dan setelah bertemu dan berbincang dengan rekannya cukup lama, pembahasan kerja sama itu pun selesai dengan akhir yang puas.

"Senang bekerjasama dengan anda Tuan Davin,"

"Sama-sama tuan. Dan semoga kerjasama ini berjalan dengan lancar dan saling menguntungkan," jawab Davin membuat Klien itu mengangguk. "Kalau begitu saya permisi dulu, ada sesuatu yang harus saya kerjakan,"

"Oh, silahkan tuan," ucapnya mengantar sampai di depan pintu ruangan tersebut.

.

.

.

Davin duduk di kursi penumpang, penatapan jalanan dengan menyangga kepalanya, mengingat wajah wanita yang menabraknya tadi. Dan ingatan nya pun berkelana mengingat kejadian beberapa tahun lalu.

Door….

Door….

Dua peluru melesat ke arah tubuh seorang wanita demi melindungi nya dari tembakan musuh.

Davin yang saat itu dalam pelarian karena di kejar oleh musuhnya dan harus melawan beberapa orang tersebut sendirian membuatnya terluka cukup parah. Dan tidak bisa melawan beberapa orang yang mengepung dan mengejarnya, hingga seorang wanita dengan seragam sekolah SMA datang menjadi tameng untuknya, menahan tembakan dari dua peluru yang melesat ke arahnya.

Davin yang saat itu melihat tubuh gadis itu ambruk di tubuh nya terkejut. Bagaimana bisa gadis kecil itu melindunginya dengan menahan tembakan, sungguh sangat berani.

"Bangun, hei, bangun," Davin mengguncang tubuh gadis itu karena tak sadarkan diri.

Namun beberapa kali Davin mengguncang dan mencoba membangunkannya, tetap saja gadis itu tidak bangun.

"Sial!" Umpatnya kesal karena harus cepat menolong nyawa gadis itu, jika tidak nyawanya mungkin tidak bisa di tolong lagi.

Musuhnya yang kini ada di depan bersama anak buahnya, menertawakan nya. Melihatnya cukup memprihatinkan. 

"Hahaha….. ternyata ada lalat yang mencoba membantumu. Tapi sialnya lalat itu malah mati sebelum menolong mu," ucap musuhnya.

Davin mengepalkan tangan kuat, marah. Ia menatap tajam musuh di depannya, dan tidak akan membiarkan nya hidup lagi. 

Davin meletakkan tubuh gadis itu di tanah dengan hati-hati, dan setelah itu berdiri, memasang kuda-kuda, siap untuk bertarung lagi.

"Apa kamu ingin mati melawan kami?" Ucap ketua dari kelompok tersebut. 

Davin diam, hanya menatap dengan dingin dan ingin segera menghabisi mereka semua. Diamnya Davin membuat prinitu kesal, dan langsung memberi perintah pada anak buahnya untuk segera menghabisi Davin.

"Serang dia dan bunuh, jangan biarkan dia hidup," kesalnya melihat wajah dingin Davin.

Semuanya pun maju dan menyerang Davin. Davin melawan mereka dengan tinjunya karena tidak adanya senjata di tangan. Dia memukul dan membanting, menendang dan memelintir tangan mereka dan dengan gerakan cepat mengambil senjata tajam dan melawan mereka satu persatu.

Cras….

Cras….

Goresan, tusukan dia layang kan ke tubuh musuhnya membuatnya berhasil melukai. Ada yang langsung mati, ada yang tergeletak tak berdaya. Davin dengan nafas terengah-engah masih memasang kuda-kuda, untuk melawan mereka lagi. Walaupun tubuhnya sudah terdapat banyak luka tapi tidak membuatnya menyerah demi bertahan hidup.

"Kurang ajar!" Marah ketua dari kelompok tersebut yang melihat anak buahnya mati dan tak berdaya. "Akan ku bunuh kau Davin sialan!" 

Pertarungan pun kembali terjadi dan itu cukup sengit. Davin melawan dan menangkis setiap serangan yang diberikan ketua tersebut. Memukul, menggores dan menusuk bagian manapun yang dapat di jangkau. Keduanya berusaha untuk mengalahkan satu sama lain, dan ingin menjadi pemenang di antara mereka.

Cras….

Ugh…..

Tubuh ketua itu berhasil di tusuk di bagian pinggang, membuatnya merasakan sakit yang luar biasa.

Ketua itu tidak berhenti sampai di situ, ia juga membalas, menusuk Davin di bagian punggung hingga cukup lama membuat Davin juga merasakan sakit.

Keduanya mati-matian melawan dan berakhir kekalahan dari ketua tersebut. Davin meninju dagu hingga muncrat darah segar dari mulut dan memukul dadanya dengan kuat, membuat suara tulangnya patah. Dan tak hanya itu saja, Davin menginjak dan mematahkan kaki serta tangannya, membuat ketua tersebut menjerit kesakitan dan berakhir dengan kematian.

Bugh…

Tubuh Davin luruh di tanah, lelah, tenaganya terkuras habis. Apalagi banyak darah yang keluar dari tubuhnya. 

Hah…

Hah…

Hah…

Davin mengatur nafasnya yang terengah-enggah, karena lelah dan tidak kuat lagi. Tapi saat mengingat gadis yang mencoba menghalau peluru dari, ia menoleh dan langsung berlari sekuat tenaga mendekati gadis tersebut.

Davin mengecek apakah masih ada nafas nya, dan saat masih ada dengan cepat ia membopong tubuh gadis tersebut dan pergi dari tempat itu ke rumah sakit dengan menghentikan sebuah taksi untuk membawanya.

.

.

.

 

Rerena Aprilia Marcell

Davin menahan kesadarannya hingga akhirnya sampai di rumah sakit. Saat sampai dengan membopong tubuh gadis tersebut, di depan rumah sakit tubuhnya pingsan membuat petugas rumah sakit panik dan langsung membawa mereka masuk untuk di operasi karena tahu tubuh mereka terdapat banyak luka.

Di tempat lain, di sebuah kerajaan NAVOLEON, seorang kepercayaan kerajaan mengetahui jika calon raja mereka hilang dan kabur dari istana.

"Temukan pangeran sekarang juga. Jangan biarkan musuh di luar mengetahui pangeran pergi dari istana,"

"Baik," jawab pasukan kerajaan yang menghadap.

Davin memang berniat keluar dari istana karena jenuh harus di kawal dan tidak bebas keluar seperti orang pada umumnya. Hidup di istana dengan kakeknya sedari kecil membuat dirinya harus mengemban menjadi penerus kerajaan karena keturunan langsung Tian Dominic tidak satu pun mau menjadi penerusnya dan akhirnya mau tidak mau harus mengangkat Davin menjadi raja kerajaan NAVOLEON dan mewarisi mafia dan perusahaan King. Sedangkan Devan lebih memilih menjadi penerus perusahaan keluarga Tesla karena dia tidak tertarik dengan urusan kerajaan dan Mafia sedikitpun.

Dan kini Davin kabur hanya ingin merasakan hidup di luar, namun apa yang di dapat tidak seperti yang di inginkan, baru saja dirinya kabur dari istana, ia sudah berhadapan dengan musuh yang menginginkan kematiannya, agar penerus kerajaan NAVOLEON mati.

Banyak pasukan kerajaan di kerahkan mencari keberadaan Davin, dan beberapa menit akhirnya mereka kini menemukannya. Atas kekuasaan kerajaan NAVOLEON, dengan mudah mereka membawa Davin yang telah di operasi membawanya ke istana dan akan menjalani perawatan dengan dokter pribadi istana. Sedangkan Gadis yang bersama dengan Davin sebelumnya di tinggal seorang diri, namun semua biaya perawatan telah di selesaikan oleh pihak istana. Dan sejak saat itu Davin tidak pernah bertemu dengan Gadis yang pernah menolongnya.

...----------------...

Davin menghela nafas mengingat hal itu, "Cari tahu siapa wanita itu dan dimana tempat tinggalnya," perintah Davin pada asistennya, Varo.

"Baik, tuan," jawab Varo mengangguk dan secepatnya akan mencari informasi tentang wanita yang menabrak tuannya.

.

.

.

Di sebuah rumah mewah nan besar, seorang gadis bernama Rerena sedang mengatur nafasnya karena baru saja berlari dengan terburu.

"Semoga tuan tidak marah," gumamnya dan masuk lewat pintu belakang, khusus untuk para pelayan. Namun saat beberapa langkah dirinya masuk, seorang berdehem dan membuat tubuhnya kaku, terkejut.

Rerena, gadis yang menabrak Davin kini menunduk di depan seorang pria yang tak lain adalah suaminya. Suami yang tidak pernah menganggapnya karena Rerena adalah tawanan keluarga Alvarendra atas alasan keluarga Rerena adalah musuh.

"Beginikah jika ku perintah?" ucap Nile dengan nada dingin dan dengan tatapan tajam.

"Maaf tuan," jawab Rerena hanya bisa meminta maaf, "Ini pesanan yang anda minta," sambung nya menyerahkan pesanan yang di minta Nile.

Nile menatap paper bag itu dengan dingin, mengambilnya dan melemparkannya dengan kasar, membuat Rerena terkejut dan kaget.

"Tidak butuh lagi," jawab Nile dengan suara keras dan menggema.

Grep....

Nile mencengkram rahang Rerena dengan keras, membuat Rerena merasakan sakit di tulang pipinya.

"Sakit tuan," rintih Rerena dengan lirih, dan mencoba melepas tangan Nile.

Nile tidak melepaskan, ia malah semakin memperkuat cengkeramannya. "Kenapa kau ini sama sekali tidak berguna? Kau tahu, aku sebenarnya muak melihat wajah mu. Tapi karena demi perintah ayah untuk bisa mengawasi mu, apa boleh buat, aku hanya bisa tetap mempertahankan pernikahan konyol ini,"

"Rerena, asal kau tahu ingin sekali aku membunuh kedua orang tua mu agar hubungan ini berakhir, tapi___" belum juga Nile selesai berbicara, Rerena yang mendengar Nile ingin membunuh ayah dan ibunya dengan cepat Rerena menyela dan memohon.

"Jangan lakukan, tuan. Jangan bunuh kedua orang tua saya. Saya mohon, saya akan menjadi wanita yang baik dan akan menuruti perintah anda tanpa membuat salah. Tapi saya mohon jangan sakiti mereka," Rerena memohon karena tidak ingin keluarga Alvarendra menghabisi nyawa kedua orang tuanya. Rerena tahu keluarga Alvarendra kejam, bahkan jika dirinya satu kali saja melawan, kedua orang tuanyalah yang akan menjadi pelampiasan, bahkan menghajarnya hingga tak berdaya.

Nile yang mendengar tersenyum menyeringai. "Rerena, aku sudah bosan mendengarnya, hampir setiap hari kau berkata seperti itu. Dan itu sangat membuat ku muak," Nile melepas cengkeramannya dengan kasar membuat Rerena jatuh ke lantai.

"Tuan, saya akan menjadi wanita penurut, tapi saya mohon jangan sakiti mereka. Hanya kedua orang tua saya yang saya punya saat ini," Rerena bersimpuh di kaki Nile yang bersedekap dada, acuh dengan apa yang di katakan Rerena.

"Minggir kau," tendang tubuh itu hingga terjungkal.

Nile berjongkok dan menarik rambut Rerena dengan kasar, membuat Rerena mendongak menatap wajah Nile yang tampan.

"Benarkah kau akan menjadi wanita penurut?" Rerena mengangguk, matanya berair menahan rasa sakit akibat jambakan kuat itu. "Layani dan puaskan aku malam ini," sambung Nile membuat Rerena terkejut sampai membuat matanya melotot. Melayani? Tidak, Rerena tidak mau. Karena sampai Rerena mau, maka tidak tahu kedepannya nanti akan menjadi apa.

Rerena menggeleng tidak mau. Nile yang melihat mengeraskan rahangnya hingga terdengar suaranya gemerutuk dari giginya. "Dasar wanita sialan! Kau itu istri ku, tapi selalu saja kau menolak ku." marahnya dengan mata merah, melotot.

Argh...

Nile semakin menarik kuat rambut itu membuat Rerena merintih kesakitan. "Tuan, lepaskan saya,"

"Kau itu seharusnya beruntung wanita sialan, karena aku mau menyentuh mu. Tapi apa, kau selalu menolak ku. Tidak ada bantahan untuk saat ini, kau harus melayani ku hingga puas. Jika tidak, orang tua mu lah yang akan menanggung siksaan karena kau membantah ku," ucapnya dengan seringai dan melepas rambut itu dengan kasar membuat tubuh Rerena lunglai dan rambut berantakan.

"Tidak, tuan. Jangan lakukan. Jangan sakiti mereka." Air matanya menetes, tidak bisa di tahan lagi. Siksaan dan ancaman seperti ini terus saja berlangsung setiap hari. Jika dirinya tidak di siksa, maka orang tuanya lah yang akan di siksa untuk bisa menyenangkan perasaan mereka.

Rerena bukan tidak mau melayani suaminya, ia hanya takut hamil dan berakhir Nile tidak mau mengakui bayinya dan khawatir Nile akan membunuh nya dan bayinya karena dirinya tidak bisa menjaga untuk tidak hamil anaknya. Karena Nile tidak ingin memiliki anak dari musuh keluarganya, hanya menjadikan dirinya pemuas naf sunya.

.

.

.

Bersambung

Yuk dukung karya author agar author semakin semangat.

Kabur

"Urus dia dan bawa ke kamar ku," perintahnya pada kepala pelayan.

"Baik, tuan muda," jawab kepala pelayan wanita bernama Keyna.

Nile pergi, membiarkan Keyna mengurus Rerena. "Jangan tunjukan wajah menyedihkan mu itu pada ku karena aku tidak akan berbelas kasih. Cepat ikut dengan ku, jika tidak kau akan tahu akibatnya,"

Rerena tidak terkejut sama sekali dengan apa yang di katakan Keyna, karena memang semua pelayan di kediaman Alvarendra memperlakukannya dengan buruk tidak seperti nyonya pada umumnya.

Rerena tetap diam di tempat, tidak bergeming sedikit pun, menundukkan dan meneteskan air mata. Keyna yang melihat Rerena tidak beranjak, kesal. Menarik rambut itu dengan kasar dan menatapnya tajam.

"Apa kau tuli, ha...? Cepat ikut dengan ku, jika tidak aku tidak akan segan untuk menyiksa mu," kesal Keyna dengan wajah memerah, geram.

"Auh, sakit Key," Rintihnya mencoba melepas tangan Keyna pada rambut nya yang panjang.

"Tahu sakit ternyata kau ya. Jika ini memang sakit, cepat berdiri dan bersihkan tubuh mu. Aku tidak ingin Tuan marah karena kau begitu lambat dan membuatnya menunggu."

Rerena mau tidak mau akhirnya beranjak dari tempat nya, pergi ke kamar yang telah di sediakan, kamar dimana nanti mereka akan menghabiskan malam panas.

Rerena berjalan dengan gontai, tatapannya kosong tidak tahu apa yang harus di lakukan.

Apakah ia akan menyerahkan semuanya pada pria kejam yang tidak mencintainya, atau dirinya melawan dan berakhir penyiksaan padanya dan kedua orang tuanya.

Rerena bingung, ia masuk kedalam kamar dan menguncinya. Tubuhnya lurus di lantai, mengusap wajahnya dengan kasar, " Apa yang harus ku lakukan?" gumamnya dengan air mata mengalir di pipi.

Rerena mengusap air matanya dan beranjak melihat keluar dari jendela. Kabur, ya mungkin itu bisa membuatnya menghindari apa yang di inginkan Nile padanya. Tapi jika terjadi sesuatu dengan kedua orang tuanya bagaimana? Pikirannya kembali bimbang. Tapi karena tidak ingin melayani pria yang sering menyiksanya, Rerena membuatkan tekat nya untuk kabur malam ini. Dan untuk selanjutnya akan ia pikirkan setelah ini. Jika pun nanti akan mendapatkan siksaan asalkan tidak menyerahkan tubuhnya tidak masalah, ia siap untuk menanggungnya.

Setelah hari mulai petang, Rerena membuat tali dari kain apapun yang ada di kamar itu, dan menyambungkannya agar dirinya bisa turun dari lantai dua tersebut. Dan setelah selesai, ia pun perlahan turun dengan hati-hati sambil menunggu keadaan aman.

Bugh....

Rerena berhasil keluar, ia mengendap-endap sambil melihat sekeliling. Dan merasa aman, Rerena berhasil keluar dari pintu gerbang saat sang penjaga bermain catur dan tidak memperhatikannya.

Huh,

Rerena menghela nafas saat berhasil keluar. Matanya melihat sekeliling, sudah terlihat gelap. Ia pun langsung melangkahkan kakinya, berlari agar jauh dari tersebut.

Cukup jauh Rerena melarikan diri dan berpikir dirinya telah berhasil, ternyata semuanya salah. Nile yang mengetahui Rerena tidak ada di kamar, langsung dengan amarah tinggi memerintahkan para penjaga untuk mencari keberadaan Rerena.

"Temukan wanita itu sekarang juga. Jika kalian tidak berhasil menemukannya saat ini, maka terimalah akibatnya," marahnha dengan wajah memerah karena keinginannya gagal untuk menyentuh Rerena sang istri tidak penurut.

"Baik tuan," jawab sejuanya dan langsung pergi mencari Rerena yang menurutnha menyusahkan.

Rerena yang saat ini sedang mengatur nafasnya karena lelah berlari cukup jauh, kini ia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan. Dan bari saja beberapa menit mengistirahatkan diri, terlihat beberapa mobil mendekat kearahnya dan berhenti tetap di depannya.

Rerena yang hafal itu milik mobil siapa, langsung dengan cepat berlari dan membuat orang yang mengajar nya ikut berlari mengejar Rerena.

"Berhenti!" seru mereka namun tidak di gubris oleh Rerena.

Tentu saja Rerena tidak berhenti, karena ia tahu mereka akan membawanya kembali dan itu malah membuat Rerena semakin berlari kencang. Saat melihat mereka semakin dekat, Rerena berencana menyerang jalan agar mereka tidak dapat menangkapnya, tapi saat beberapa langkah kakinya menyebrang jalan, sebuah mobil terkejut karena tiba-tiba ada seseorang berdiri di depan mobil mereka, beruntung sopir itu menginjak rem dengan cepat, jika tidak mungkin Rerena akan mati di tempat.

Aaaaaaa.....

Teriaknya panik melihat mobil ingin menabrak nya.

Bugh,

Tubuh itu ambruk di jalan dan dengan nafas memburu, takut sekaligus terkejut. Sang sopir dan penumpang yang tak lain adalah Varo dan Davin yang baru pulang kerja tak kalah terkejutnya dan Davin pun meminta Varo untuk melihatnya.

"Lihat apakah dia mati atau tidak,"

"Baik, tuan," jawab Varo dan turun dari mobil menghampiri Rerena.

Di lihatnya seorang wanita duduk dengan lemas dengan wajah menunduk. "Nona, apa anda baik-baik saja?' tanya Varo memastikan sambil matanya meneliti Rerena.

Rerena yang mendengar suara seorang pria terkejut, ia mendengak menatap pria yang berbicara dengannya.

Terkejut, tentu saja terkejut. Varo terkejut melihat siapa yang ada di depannya. Dia adalah wanita yang di minta tuannya untuk mencarikan informasi lengkap tentang wanita tersebut, dan dengan cepat Varo mengulurkan tangan membantu wanita yang di ketahui namanya adalah Rerena Aprilia Marcell.

"Mari saya bantu, nona,"

Rerena menatap pria di depannya, ternyata bukan orang suruhan suaminya. Dan ia pun mengapai tangan tersebut.

"Terimakasih,"

Varo mengangguk. "Maaf nona jika boleh saya tahu, kenapa anda menyebrang jalan dengan tiba-tiba? Jika terjadi sesuatu dengan anda mungkin akan membuat orang dalam masalah,"

"Maaf, tapi___" Belum juga Rerena menjelaskan, suara seseorang membuat mereka menoleh kaarah tersebut. Bawahan Nile kini semakin dekat dengannya.

Rerena yang melihat terkejut, ia tidak ingin di tangkap untuk saat ini. Dan berencana lari. Tapi sebelum dirinya melangkahkan kaki, tangannya di cekal oleh Varo membuatnya melototkan mata.

"Apa yang ada lakukan? Lepaskan saya," ucapnya memberontak

"Kenapa anda mau lari?"

"Bukan urusan anda. Lepaskan saya," Rerena terus memberontak mencoba melepas cengkraman tangan tersebut. Tapi karena tenaga nya kalah, akhirnya ia tidak bisa lepas dan berakhir suruhan Nile kini ada di hadapannya.

"Sial! Kenapa pria ini menahan ku, dasar pria sialan!" umpatnya marah.

Semua yang terjadi terlihat jelas oleh sepasang mata yang ada di dalam mobil, Davin. Ya, Davin terus memperhatikan apa yang terjadi sambil matanya tak lepas dari wajah wanita yang siang tadi menabraknya. Wanita yang mirip dengan gadis yang pernah menolongnya.

.

.

.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!