NovelToon NovelToon

Luka Di Balik Cinta

BAB 1 PERTEMUAN

Langit sore itu dihiasi oleh warna-warni senja yang memukau, semburat oranye dan merah muda menyelimuti cakrawala, menciptakan pemandangan yang menenangkan hati. Di balik jendela kamarnya, Seyran Violin Aditama duduk termenung sambil menatap langit yang perlahan gelap. Angin sepoi-sepoi masuk melalui celah jendela, membelai lembut rambut panjangnya yang terurai.

Seyran menarik napas dalam-dalam, mencoba menikmati ketenangan sore itu. Namun, hatinya berdebar kencang saat mengingat kabar yang baru saja ia dengar dari ibunya. Jika hari ini, kakaknya, Daren Vinzt Aditama, akan pulang, setelah selesai liburannya dari Bali. Tidak hanya Kakaknya saja yang pulang? Daren juga akan membawa sahabatnya, Aldebaran Evano Aldibrata untuk menginap selama dua hari. Karena kedua orang tua Aldebaran sedang berada di Singapura dan belum pulang.

Seyran sangat antusias menungu mereka! Nana Aldebaran Evano Aldibrata Selalu berhasil membuat hatinya berbunga-bunga, sehinga membuat pipi Seyran merona dan jantungnya berdebar-debar. Sudah lama Seyran menyimpan perasaan khusus kepada Aldebaran, pemuda tampan, yang berusia 20 tahun. Aldebaran selalu berhasil menarik perhatiannya setiap kali bertemu dengannya. Seyran segera bersiap-siap dan memilih gaun untuk bertemu Aldebaran. Dirinya terus mencoba gaun-gaun itu di depan cermin lalu berkata.

"Oh tuhan! Aku sangat gugup bagaimana aku harus bersikap, ketika nanti Kak Aldebaran datang? Atau, aku harus melakukan sesuatu agar dia memperhatikanku lebih?" gumam Seyran pelan sambil memandangi bayangannya di cermin.

Setelah selesai memilih gaun yang cocok? Seyran segera pergi mandi dan sedikit perawatan. Setelah selesai memakai gaun itu. Seyran mendekati cermin besar di sudut kamarnya, dan menatap penampilannya dengan seksama. Gaun sederhana berwarna pastel yang dia kenakan tampak manis membalut tubuh mungilnya. Rambutnya yang hitam legam tergerai indah, dan mata cokelatnya bersinar penuh harapan.

Dengan cepat, Seyran mengambil sisir dan mulai merapikan rambutnya. Dia menambahkan sedikit lip balm pada bibirnya agar tampak lebih segar.

"Tidak terlalu berlebihan, kan?" tanyanya pada dirinya sendiri sambil tersenyum malu-malu. Ia ingin terlihat sempurna di mata Aldebaran, namun tidak ingin tampak terlalu mencolok.

Suara deru mobil yang berhenti di depan rumah membuatnya tersentak.

"Mereka sudah datang!" serunya dengan semangat.

Seyran segera berlari menuju jendela dan mengintip ke luar! Benar saja, Daren dan Aldebaran baru saja keluar dari mobil, mereka tertawa sambil membawa beberapa tas di tangan mereka. Hati Seyran berdegup kencang saat melihat senyum hangat Aldebaran yang selalu membuatnya terpesona.

Tanpa menunggu lebih lama, Seyran berlari keluar dari kamarnya dan menuruni tangga dengan cepat. Di ruang tamu, ibunya, yaitu Bunda Laila, sudah menunggu putra sulungnya dengan senyum ramah. Ketika Bunda Laila melihat ke arah tangga? Bunda Laila melihat putri bungsunya berlari terburu-buru, lalu menegur putri bungsunya.

"Pelan-pelan, larinya Sayang. Nanti kamu terjatuh," tegur Ibu Laila lembut saat melihat putrinya yang tampak terburu-buru.

"Maaf, Bun. Aku hanya ingin menyambut Kak Daren dan Kak Aldebaran," jawab Seyran sambil tersenyum manis.

Pintu depan terbuka, dan mereka masuk dengan wajah ceria.

"Aku pulang!"

Suara Daren bergema di pintu utama. Daren meletakkan tasnya di lantai dan Aldebaran juga mengikuti di belakangnya Daren dan juga membawa beberapa tasnya.

Bunda Laila dan Seyran menghampiri mereka ke pintu utama. Jantung Seyran berdetak lebih kencang. Namun Seyran mencoba untuk tetap tenang dan biasa saja.

"Selamat datang, Nak. Bagaimana perjalanannya?" tanya Ibu Laila sambil memeluk Daren.

"Perjalanan lancar, Bun. Tidak macet sama sekali," jawab Daren sambil membalas pelukan ibunya.

Seyran menatap Aldebaran yang berada di belakang Kakaknya! Pandangannya tidak bisa lepas dari sosok Aldebaran, yang sedang tersenyum ramah ke arah ibunya.

"Selamat sore, Tante Laila," sapa Aldebaran sopan.

"Selamat sore, Al. Senang sekali kamu bisa mampir lagi kesini. Sudah lama, Kamu tidak mampir kesini Al." balas Ibu Laila dengan hangat.

Aldebaran hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Iya Tan! Al, selain fokus Kuliah. Al juga fokus di kantor membantu Papi." jelas Aldebaran.

Daren yang melihat adiknya berdiri di belakang Bundanya langsung memeluk sang adik! Seyran sedikit canggung di samping ibunya.

"Hei, Seyran! Apa kabar, Dek?" tanyanya sambil mendekatinya dan mengacak-acak rambut adiknya dengan sayang.

Seyran meringis namun tertawa kecil. "Aku baik, Kak. Kangen sekali sama Kak Daren."

"Aku juga kangen sama kamu," balas Daren sambil tersenyum.

Mata Aldebaran kemudian beralih ke arah Seyran.

"Hai, Seyran." sapa Aldebaran dengan senyum yang membuat jantung Seyran hampir melompat keluar.

"H...hai, Kak Al, Apa kabar," jawab Seyran dengan suara sedikit bergetar karena gugup.

"Alhamdulilah, Kakak baik. Kamu juga apa kabarnya, semakin hari terlihat semakin cantik saja," puji Aldebaran tanpa sadar, membuat pipi Seyran langsung merona merah.

"Ah, Kak Al bisa aja. Terima kasih, atas Pujiannya Kak," balas Seyran sambil menunduk malu.

Daren hanya tertawa melihat interaksi mereka berdua.

"Ayo, sekarang kita masuk dan istirahat dulu. Aku capek banget, setelah perjalanan panjang." keluh Daren dan mengajak mereka untuk masuk dan menuju kamar, yang ada di lantai dua.

Mereka semua kemudian masuk ke dalam rumah. Sebelum mereka ke lantai atas! Ibu Laila menyuruh mereka untung mencicipi minuman dan cemilan, yang sudah di siapkan di ruang keluarga. Mereka berempat pun duduk dan menikmati teh hangat dan jus yang sudah di siapkan di atas meja. Mereka berbincang-bincang tentang berbagai hal. Seyran duduk di seberang Aldebaran. Seyran terus mencuri-curi pandang! Seyran mencoba menahan dirinya, untuk tidak terus-menerus menatap pemuda itu.

Selama percakapan, Aldebaran sering kali melontarkan lelucon yang membuat semua orang tertawa. Seyran merasa senang bisa mendengar suara tawanya yang khas dan melihat senyumannya yang menawan dari dekat. Padahal rumor yang beredar di kampus! Aldebaran dan Daren adalah, satu geng yang terkenal dingin dan cuek. Seyran terus berusaha ikut serta dalam percakapan, namun rasa gugup sering kali membuatnya hanya tersenyum dan mendengarkan.

Setelah beberapa saat! Daren berdiri dan meregangkan tubuhnya.

"Aah...! Alhamdulilah sudah kenyang. Bun terimakasih cemilannya." ucap Daren lalu memeluk sang Bunda.

"Iya sama-sama sayang. Sekarang antaranya Aldebaran ke kamar tamu yang ada di sebelah kamar Seyran." ucap Bunda Laila.

"Oke Bun! Al, ayo kita bawa tas-tas kita ke lantai atas." ucap Daren kembali.

Aldebaran hanya mengangguk dan bangkit dari tempat duduknya.

"Baiklah, ayok."

Jawab Aldebaran, melihat kesempatan itu, Seyran segera menawarkan bantuan.

"Aku bantu bawa tasnya ya, Kak."

Daren menggeleng sambil tersenyum.

"Tidak usah, Dek. Tasnya berat. Kamu duduk saja disini, menemani Bunda." ucap Daren. Namun, Aldebaran menatap Seyran dengan lembut.

"Tidak apa-apa kalau Seyran mau membantu. Tas ini tidak terlalu berat kok." ucap Aldebaran, menyerahkan tas ranselnya yang tidak terlalu berat. Mendengar itu, Seyran merasa hatinya melompat gembira.

"Benarkah? Baiklah, aku bantu bawa ransel yang tidak berat." Jawab Seyran kegirangan.

Mereka bertiga kemudian pergi ke lantai atas, dan menuju kamar tamu yang akan ditempati Aldebaran, selama beberapa hari ke depan. Seyran membawa tas ransel milik Aldebaran, dan berjalan di belakang mereka. Sesampainya di kamar tamu, Aldebaran langsung meletakkan tasnya. Sedagkan Daren merebahkan dirinya di sopa kamar itu.

"Akhirnya sampai juga. Aku benar-benar lelah," keluh Daren, sambil merebahkan tubuhnya dan menutup matanya.

BAB 2 MAKAN MALAM BERSAMA ALDEBARAN

"Akhirnya sampai juga. Aku benar-benar lelah," keluh Daren, sambil merebahkan tubuhnya dan menutup matanya.

Aldebaran tertawa kecil. "Dasar pemalas. Baru menyetir beberapa menit saja sudah lelah." ejek Aldebaran kepada Daren.

Daren hanya terseyum tipis! Tadi Daren menyetir mobil dari bandara ke rumahnya. Tapi yang membuatnya cape, karena kemarin malam! Sebelum mereka kembali ke Jakarta. Daren sempat tidak tidur dan berkumpul bersama teman-teman di hotel. Sedangkan Seyran, yang masih berdiri di ambang pintu hanya menyimak obrolan mereka. Seyran meletakkan tas ransel milik Aldebaran, di meja dekat pintu dan Seyran menatap ke arah Aldebaran dan berucap.

"Semoga Kak Aldebaran nyaman dan betah disini. Jika ada sesuatu yang kurang, beri tahu aku ya Kak." ucap Seyran lembut.

Aldebaran menoleh dan tersenyum hangat padanya. "Terima kasih, Seyran. Kamarnya sudah sangat nyaman. Kamu memang perhatian sekali."

Pujian itu membuat Seyran kembali merona. "Sama-sama, Kak. Aku senang jika Kakak merasa nyaman."

Daren yang masih berbaring kemudian bangkit dan menatap jam di dinding.

"Wah, sebentar lagi sudah hampir pukul 06.00 sore dan waktu makan malam akan segera tiba. Aku mau mandi dulu! Al, aku pergi ke kamarku dulu ya?" ucap Daren.

"Oke Daren! Gue juga mau beres-beres barang terlebih dahulu," jawab Aldebaran sambil mulai membuka tasnya.

Daren mengangguk dan berjalan keluar. Daren pergi menuju kamarnya! Kini, tinggal Seyran dan Aldebaran di dalam kamar itu. Suasana mendadak terasa sedikit canggung bagi Seyran, namun ia mencoba tetap tenang.

"Kamu tidak ikut bantu Bunda di bawah?" tanya Aldebaran sambil melipat pakaiannya dan memasukkannya ke dalam lemari.

"Oh, iya aku harus bantu Bunda! Kalo begitu aku kebawah dulu ya Kak." jawab Seyran cepat. Namun, sebelum ia berbalik, ia memberanikan diri untuk bertanya, "Kak Al! Apa makanan favorit yang Kakak suka? Mungkin aku bisa minta Ibu untuk memasaknya."

Aldebaran menatap Seyran dengan mata yang lembut.

"Terimakasih Seyran, kamu sangat perhatian. Tidak usah repot-repot, aku suka makanan apapun yang Tante Laila masak. Masakan Tante Laila selalu enak." Jawab Aldebaran sambil tersenyum.

Seyran tersenyum malu. "Baiklah kalau begitu, semoga Kakak nyaman tingal disini."

"Terima kasih banyak, Seyran. Kamu adik yang baik," puji Aldebaran sambil menutup lemari.

Seyran yang masih terseyum tiba-tiba berhenti? Hati Seyran berdesir mendengar kata yang di ucapkan oleh Aldebaran, kata 'adik' membuatnya sedikit sedih.

"Kenapa Kak Al tidak melihatku, seperti seoran gadis yang menyukainya. Tapi dia melihat aku seperti adiknya?" gumam Seyran dalam hati.

Seyran merasa sedih dan dirinya tidak ingin, dianggap sebagai adik saja oleh Aldebaran. Ia ingin di anggap seperti seorang gadis yang menyukai seorang pria. Padahal umur mereka hanya beda dua tahun saja. Dengan tekad yang mulai tumbuh di hatinya, Seyran berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan melakukan apa saja untuk membuat Aldebaran melihatnya sebagai seorang wanita, bukan hanya adik kecil dari sahabatnya!

Seyran segera pamit dan keluar dari kamar.

"Kalau begitu, aku ke bawah dulu, Kak," pamit Seyran sambil tersenyum canggung.

"Baiklah, sampai nanti malam Seyran." balas Aldebaran, membalas senyumnya.

Seyran keluar dari kamar dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, dia senang bisa berbicara dan berada dekat dengan Aldebaran. Namun di sisi lain, ia merasa harus melakukan lebih banyak untuk menarik perhatian pemuda itu. Malam ini, ia akan menyusun rencana bagaimana cara mendekati Aldebaran dan membuatnya menyadari perasaan yang selama ini dia pendam. Setelah itu Seyran turun dan membantu Bundanya.

*

*

*

Tidak terasa malam pun tiba? Seyran sedang berdiri di balkon kamarnya dan memandang langit yang di penuhi bintang-bintang bertaburan, dan berkelip-kelip seakan menari di atas sana. Memandang keindahan malam dengan hati yang dipenuhi harapan. Angin malam yang sejuk menyapu lembut wajahnya, membawa ketenangan sekaligus kegelisahan dalam hatinya. Di tengah ketenangan malam, hanya ada satu nama yang terus terngiang-ngiang dalam benaknya? Aldebaran Evano Aldibrata.

Tepat pukul 19.00 waktunya makan malam. Seyran keluar dari kamarnya! Saat dia menuruni tangga. Seyran menatap pintu kamar Aldebaran, yang masih tertutup. Ia tersenyum tipis di bibirnya, lalu Seyran berbisik pelan.

"Aku pasti bisa membuatmu melihatku Kak Al! Tunggu saja." gumam Seyran.

Seyran sudah bertekad untuk memulai perjalanan panjangnya, untuk menarik perhatian Aldebaran Evano Aldibrata. Seyran menghela napas panjang, mencoba meredakan debaran di dadanya. Karena beberapa hari kedepan, Aldebaran akan berada di rumahnya, dan setiap hari Seyran akan bertemu dengan pemuda itu. Seyran segera pergi menemui Bundanya di dapur. Namu ketika melewati ruangan meja makan? Ternyata semua angota keluarganya sudah berada di meja makan.

"Apa kabar Al! Lama sekali Om tidak bertemu dengan kamu," ucap Ayah Seyran, yang bernama Denis Aditama.

"Alhamdulilah Aku baik Om! Om juga apa kabar." Jawab Aldebaran.

"Alhamdulilah, seperti yang kamu lihat! Om sangat baik. Terus bagaimana kabar Mami dan Papi Kamu." tanya Ayah Seyran.

"Alhamdulilah Papi dan Mami juga sehat, Om. Kapan-kapan main ke rumah Om. Pasti Papi senang bertemu kawan lama." ucap Aldebaran.

"Insyaallah, nanti kalo om sudah tidak sibuk. Om pergi berkunjung ke rumah kamu. Oh iya, katanya kedua orang tua Kamu, sangat sibuk mengurus bisnisnya di luar negeri." jelas Ayah Seyran kembali.

"Iya Om! Mereka jarang pulang ke Indonesia. Nanti kalo om mau bertemu Papi, Al akan buatkan jadwalnya. Om bilang saja kepada Daren," ucap Aldebaran sambil terseyum.

Seyran terus mengupi obrolan mereka. Lalu obrolan mereka harus terhenti, karena Bunda Laila membawa makanan, yang sudah matang dan di segera di sajikan. Dengan sedikit berlari, Seyran segera pergi ke dapur membantu membawakan makanan yang lain.

"Ayok sekarang makan dulu. Nanti ngobrolnya di lanjutkan." ucap Bunda Laila.

"Iyan tante terimakasih, Al sudah merepotkan tante." ucap Aldebaran.

"Wah apaan sie Al! Kaya sama siapa aja." Jawab Daren kepada sahabatnya itu.

Seyran muncul membawa buah-buahan dari arah dapur.

"Lah, darimana aja sayang. Kenapa baru turun, aduh anak gadis Bunda wangi banget." ucap Bunda di depan mereka yang ada di ruangan meja makan.

Seyran yang di goda oleh Bundanya tersipu malu, dan langsung menundukan kepalanya.

"Yasudah Sey? Kamu duduk saja. Ayah, Al, Daren, kalian mulai saja makan malamnya! Bunda mau ambil puding dulu di kulkas." ucap Bunda dan langsung pergi ke dapur.

Seyran duduk di sebelah kursi Bundanya yang masih kosong, dan yang duduk di depanya adalah Aldebaran. Bunda sudah kembali dari dapur membawa puding, dan segera bergabung di meja makan. Mereka makan malam dengan hening. Karena Ayah Denis mengajarkan kepada semua angota keluarganya, untuk tidak berbicara ketika sedang makan.

*

*

*

Bersambung...?

BAB 3 SARAPAN BERSAMA

Setelah selesai makan malam, mereka langsung berkumpul di ruang keluarga. SesampInya disana Mereka mengobrol dengan hangat, tidak setiap hari mereka berkumpul seperti sekarang. Karena Daren kadang tidak berada di rumah dan biasanya hanya Seyran, Ayah dan Bunda yang berkumpul dan menonton Tv.

"Seyran?"

"Iya Ayah...!"

"Sebentar lagi kamu lulus sekolah, apa kamu sudah menentukan universitas mana yang akan kamu ambil," tanya Ayah Denis.

Seyran yang sedang menonton Tv, segera mengalihkan pandangannya ke arah Ayahnya.

"Ya ayah, Seyran sudah dapat dan menetapkan universitas mana yang akan Sey ambil." Jawab Seyran.

"Memangnya universitas mana de," tanya Daren.

Seyran tersenyum ke arah Kakaknya, lalu menjawab.

"Aku ingin satu Universitas dengan Kak Daren dan Kak Aldebara." ucap Seyran.

"Apa...?" teriak Daren.

Daren kaget ketika mendengar adiknya ingin berkuliah di universitas yang sama dengan dirinya.

"De, memangnya tidak ada universitas yang lain selain universitas Kakak." tanya Darek.

"Memangnya kenapa, bukannya bagus jika Seyran satu Universitas dengan Kamu. Jadi kamu bisa menjaga adik kamu," ucap Ayah Denis heran.

Daren menjadi salah tingkah, ketika di tanya seperti itu oleh Ayahnya. Aldebara yang melihat sahabatnya tertekan, langsung membantu mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya Om, bagaimana kerja sama perusahaan Om dan Papi." Ucap Aldebara mengalihkan pembicaraan.

Ayah Denis mengalihkan pandangannya ke arah Aldebara dan menjawabnya.

"Kerja samanya perusahaan Om dan keluarga kamu cukup lancar Al! Walapun Om bekerja sama dengan perusahaan keluarga kamu, tapi Om jarang bertemu Papi kamu." jelas Ayah.

Aldebara mengangguk kepalanya! Akhirnya mereka pun berbincang dengan hagat, dan Daren terbebas dari pertanyaan sang Ayah. Berkat bantuan Aldebara mengalihkan pembicaraan.

Daren dan Aldebara segera memisahkan diri, mereka mengobrol berdua di teras taman belakang.

Sedangkan Seyran, pergi pamit untuk segera beristirahat.

"Ayah, Bunda! Aku izin pamit istirahat lebih awal." ucap Seyran.

"Baiklah sayang, kamu istirahat dengan nyenyak." ucap Bunda Laila.

"Iya Bunda! Selamat malam Bunda, Ayah." ucap Seyran mencium pipi Ayah dan Bundanya.

"Selama malam juga sayang, istirahat dengan nyenyak." ucap Ayah.

Bunda hanya terseyum dan mengaggukan kepalanya, ketika Seyran anak gadisnya beranjak dari ruang keluarga.

Seyran segera pergi menuju tangga, namun sebelum di pergi ke atas. Seyran melihat Aldebara dan Daren yang sedang mengobrol di taman. Seyran memandang wajah tampan Aldebara.

"Oh tuhan, jodohkan aku dan Kak Aldebara." guman Seyran dan terus memandang wajah tampan Aldebara dari balik jendela yang tidak jauh dari tangga.

Seyran benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya yang menyukai Aldebara. Seyran tahu itu mustahil. Tapi dirinya akan terus berusaha, walapu Seyran pernah mendengar dari Daren, jika Aldebara banyak di sukai oleh para gadis di universitasnya, namu Aldebara tidak pernah menangapi perasaan gadis-gadis itu.

Aldebara membentengi dirinya dengan bersikap dingin dan cuek. Aldebara hanya akan terseyum dan mau berbicara dengan orang-orang tertentu. Banyak para gadis di buat patah hati oleh sikap Aldebara, dan Seyran takut jika dirinya menyatakan perasaannya yang sejujurnya. Dirinya akan menjadi korban patah hati yang kesekian kalinya. Seyran menghela nafas panjang dan langsung pergi menuju kamarnya.

Sesampainya di dalam kamarnya, Seyran menatap langit malam melalui jendela besarnya. Banyak bintang-bintang di atas lagi.

"Ya tuhan, apakah aku bisa. Tolong jodohkan aku dengan Kak Aldebara," gumam Seyran kembali.

Suasana malam itu sedikit dingin, setelah Seyran selesai mencuci muka dan bersih-bersih. Seyran segera beranjak ke tempat tidur dan membayangkan tubuhnya.

"Kamu pasti bisa Sey, kamu harum bisa mengambil hati Aldebara." gumam Seyran, dan menatap langit-langit kamarnya.

Setelah cukup lama memandang langit-langit kamarnya, Seyran segera memejamkan matanya dan akhirnya tertidur.

*

*

*

Keesokan paginya! Seyran terbangun pu*ul 05.30. pagi dan segera menuju kamar mandi untuk bersiap pergi membantu Bundanya di dapur.

Setelah selesai mandi, Seyran turun ke lantai bawah. Baru saya Seyran tiba di pertengahan tangga, wangi masakan bundanya sudah terdiam. Seyran segera berlari menghampiri bundanya di dapur.

"Selamat pagi Bunda," ucap Seyran sambil memeluk Bundanya dari belakang.

"Selamat pagi sayang," jawab Bundanya.

"Selamat pagi Mbo Asih," ucap Seyran menyapa Mbo Asih.

"Selamat pagi juga Non Seyran, " jawab wanita paruh baya itu yang sudah, dua puluh tiga tahun bekerja di rumahnya itu.

Seyran hanya terseyum dan mengaggukan kepala. Seyran melihat masakan yang sudah siap di meja dapur dan akan segera di hidangkan di meja makan.

"Bun, masakannya sudah selesai. Tadinya aku mau bantuin Bunda," ucap Seyran sedikit kecewa.

Bunda Laila terseyum hangat melihat wajah putrinya yang cemberut.

"Jangan cemberut, nanti cantiknya ilang." ucap Bunda meledak Seyran.

Ketika Seyran sedang cemberut tidak bisa membantu Bundanya. Akhirnya Seyran hanya diam! Ketika dirinya akan pergi dari dapur. Tiba-tiba Mbo Asih membawa buah jeruk di keranjang untuk di buat jus. Seyran yang melihat itu langsung berdiri dan menghampiri Mbo Asih.

"Mbo, biar aku saja yang membuat jus." ucap Seyran antusias.

Mbo Asih menatap ke arah Bunda Laila.

"Bagaimana Bu, apa boleh Non Seyran yang membuat jus," tanya Mbo Asih.

"Biarkan saja Seyran yang membuat Mbo. Dia sudah bisa kalo cuman buat jus saja," ucap Bunda.

Seyran yang mendapat izin langsung segera membuat jus jeruk dengan cekatan. Ketika Seyran sedang membuat jus, terdengar langkah kaki mendekati ruangan meja makan. Kebetulan hari ini adalah hari sabtu dan Ayah Denis tidak pergi ke kantor.

"Selamat pagi?"

"Selamat Pagi Den Aldebara, Kak Al, Alde." serentak Mbo Asih, Seyran dan Bunda menjawab sapaan dari Aldebara.

"Wah pagi-pagi sudah kompak," ucap Aldebara.

Mereka semua hanya terseyum, melihat tingkah semuanya.

"Bagaima istirahat kamu Alde," tanya Bunda.

"Istirahat Al, sangat nyenyak tante." Jawab Aldebara.

"Alhamdulilah kalo begitu. Oh iya Al, kalo kedua orang tua Kamu belum pulang! Kamu tingal disini saja."Ucap Bunda menyuruh Aldebara untuk menginap lebih lama.

Seyran yang mendegarnya sangat bahagia, itu berarti dirinya akan lebih lama bisa dekat dengan Aldebara. Namun kebahagian itu seketika runtuh, ketika Aldebara berucap.

"Sebelumnya Al sangat berterimakasih, karena sudah di izinkan menginap. Tapi Al harus pulang malam ini. Karena Papi dan Mami sudah mau pulang," Ucap Aldebara.

Seyran yang mendengarnya sangat kecewa. Padahal dirinya sudah bahagia jika Aldebara lebih lama tingal di rumahnya.

"Oh begitu ya! Yasudah tidak apa-apa, nanti sampaikan salam dari Kami ya dan bilang sama Mami, suruh main ke rumah tante." ucap Bunda Laila.

Seyran yang sudah selesai membuat jus! Segera menuangkan jusnya ke dalam gelas, dan segera menaruhnya di meja makan masing-masing.

"Sey! Nanti setelah selesai sarapan. Temani Kak Al lari sambil jalan-jalan sekitar komplek sini ya." ucap Aldebara.

Seyran yang semula murung langsung terseyum kembali. Ketika mendengar ajakan dari Aldebara.

"Beneran Kak Al mau lari bareng aku, sekitar komplek." ucap Seyran antusias.

"Iya Sey, mau yah temenin Kakak," ucap Aldebara kembali.

"Oke, Aku siap menemani Kak Al kemana saja," ucap Seyran bahagia.

Aldebara hanya terseyum dan Seyran segera membantu Bundanya, membawa makanan yang sudah di masaknya tadi.

"Selamat pagi semuanya," Ucap Daren tiba-tiba sambil meregangkan tubuhnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!