Cup
Dengan sengaja Rasya mendekatkan wajahnya pada Sabrina, hingga tanpa sengaja bibir mereka bersentuhan. Senyum Rasya mengembang karena yang di inginkannya berhasil. Namun, dengan sengaja ia membuat keadaan seolah Sabrina lah yang menciumnya.
"Astaga sayangku, ternyata kau nackal ya, tapi aku suka... " goda Rasya
"Kau.....!!! " Sabrina menunjuk wajah Rasya, kesal rasanya dengan titisan abon ini selalu saja mengganggunya.
"Sssuuutttt.... jangan berisik sayang, nanti orang lain terganggu. Nanti kita lanjutkan ya...."
goda Rasya sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Dasar abon mesum..... " kesal Sabrina sambil menepuk pundak Rasya dengan keras.
"Terima kasih pujiannya sayang.... " jawab Rasya.
"Menyebalkan,"
****
Sabrina Bagaskara, seorang gadis cantik putri kesayangan dari pasangan Bagaskara dan Siena mantan model yang sangat cantik, hingga di usianya yang sekarang sudah tak lagi muda.Parasnya yang sangat cantik, perpaduan antara Siena dan juga Bagas membuat pesona Sabrina mampu menggoyahkan hati Rasya Adyatama. Pewaris tunggal dari perusahaan Adyatama Group.
Rasya Adyatama, seorang pria tampan dan gagah putra dari pasangan Ramon Adyatama dan Salsa. Parasnya yang tampan dan juga mempunyai bentuk tubuh dan penampilan yang nyaris sempurna, bahkan kekayaan yang sangat melimpah. Namun, nyatanya semua yang ia miliki tak mampu menarik hati Sabrina. Gadis itu selalu acuh padanya, akan tetapi sikapnya sama sekali tak menyurutkan semangat pria berwajah tampan itu untuk mendapatkan cinta Sabrina.
Belum lagi, Bagas yang selalu terlihat sangat menjaga putrinya itu. Membuat jalan Rasya untuk mendapatkan Sabrina menjadi sangat sulit. Tetapi, itu semua akan menjadi tantangan yang luar biasa untuk seorang Rasya mendapatkan Sabrina putri Bagaskara.
*
*
*
Kediaman Adyatama
"Pagi Mah, Pah ..." sapa Rasya pada orang tuanya, ia pun kemudian duduk dan bergabung dengan kedua orang tuanya untuk sarapan.
"Pagi ganteng ... "
"Ehheeeemmm ..." Ramon langsung berdehem keras saat mendengar Sasa istrinya memuji putra mereka.
"Kenapa A Ramon sayang?" tanya Sasa yang memang tidak pernah peka, kalau suaminya ini tidak suka ia memuji putranya. Hanyalah Ramon seorang yang harus terlihat tampan di mata istrinya itu.
"Telingaku gatal," jawab Ramon ketus.
"Telinganya yang gatel, tapi kok mulutnya yang bunyi?" Ramon hanya menghela napas kasar, kenapa selama puluhan tahun menikah dengan Sasa, istrinya ini tidak pernah terlihat pintar. Tapi justru kepolosannya itulah yang membuat Ramon sangat mencintai Sasa.
"Mah, Papa itu cemburu padaku. Karena aku lebih tampan darinya,"
"Hei anak Abon, jangan lupa ketampananmu itu menurun dariku," Rasya hanya mencebikan bibirnya mendengar ucapan Ramon.
"Oh ..."
"Hanya Oh saja, astaga Micin ini memang tidak pernah peka," keluh Ramon.
*
*
"Bagas, apa jadwal kita hari ini?" tanya Regan.
"Hari ini kita ada meeting dengan Adyatama Group," Regan yang sedang berjalan pun langsung menghentikan langkahnya, dan melihat ke arah asistentnya yang terkenal dengan kepelitannya ini.
"Maksudmu, calon besanmu," jawab Regan dengan senyuman yang menyebalkan. Sudah bukan rahasia lagi, jika Rasya putra Ramon sangat tergila-gila pada putri dari asistentnya ini.
"Astaga sangat menyebalkan aku harus bertemu dengan bocah itu,"
"Kau harus terbiasa, karena bocah Abon itu akan menjadi menantumu nanti,"
"Ckk, menyebalkan ..."
Di lain sisi, Inaya gadis cantik pasangan dari Ivan dan Sintia, menaruh hati pada Rasya dari sejak lama. Sayangnya cinta Rasya yang besar hanya untuk Sabrina seorang saja. Tetapi itu tidak membuat Inaya menyerah, justru ia semakin bersemangat untuk mengejar cinta Rasya dan menghapus nama Sabrina dari hati Rasya. Ia yakin jika suatu saat nanti Rasya akan mencintainya.
****
Siapa yang bakal jadi jodohnya Rasya nihhh 😚😚😚
Saat yang ditunggu - tunggu pun tiba, Rasya dan Ramon pergi ke perusahaan Maheswara. Dimana mereka akan bertemu dengan calon mertuanya yaitu Bagas, tak lupa Ivan pun ikut bersama dengan mereka. Ivan sangat tahu jika anak bosnya ini sangat mencintai putri dari asisten pelit itu. Namun, Bagas sama sekali tidak pernah menyetujui jika Rasya menikah dengan Sabrina, begitupun dengan Sabrina yang memang tidak mencintai Rasya. Padahal jelas-jelas putrinya Inaya sangat mencintai Rasya, akan tetapi Rasya sama sekali tidak pernah melirik Inaya. Padahal selama ini putrinya sangat tulus mencintai dia. Meskipun begitu Ivan pun tidak bisa memaksakan perasaan orang lain untuk mencintai putrinya. Jadi, ia hanya bisa diam dan menyimak bagaimana waktu akan menjawab semua ini. Sebuah cerita cinta yang entah seperti apa ujungnya.
"Hallo Papa mertua," sapa Rasya pada Bagas, tapi asistent pelit ini hanya mendelik sebal saja pada Rasya.
"Jangan melihat putraku seperti itu, atau aku colok matamu yang jelek itu!" balas Ramon yang tidak suka anak kesayangannya mendapatkan tatapan maut dari Bagas.
"Coba saja," jawab Bagas cuek.
"Dasar manusia pelit menyebalkan," gumam Ivan.
"Sudahlah, kita mulai saja meetingnya. Aku pusing melihat Abon dan dan orang pelit berseteru, itu tidak baik untuk kesehatan lambungku," ucap Regan menyudahi adu mulut ketiga orang itu.
*
*
*
Siang ini Sabrina pergi ke rumah Areta karena ia sedang bosan tinggal di rumah, sebenarnya Sabrina juga ingin bekerja sama seperti Aretha. Akan tetapi Bagas melarangnya, karena wajah cantiknya yang selalu menarik perhatian orang-orang membuat Bagas selalu khawatir pada putrinya itu. Untuk itu, Bagas meminta Sabrina sementara waktu diam dulu saja menemani Siena. Karena perusahaan kakeknya juga sebenarnya membutuhkan bantuan Sabrina. Namun, Bagas masih berat hati membiarkan putrinya untuk bekerja, tapi mungkin suatu saat nanti ia akan pikirkan.
Karena saat ini Areta sudah tidak lagi bekerja dengan Reby setelah Arka melarangnya, maka ia pun sama seperti Sabrina yang hanya pengangguran. Untuk itu, ia sengaja datang untuk menemui teman kecilnya itu karena ia sangat bosan setiap hari hanya tinggal di rumah saja.
"Hai Ar ... "
"Bagaimana kabarmu?"
"Tidak begitu baik, aku bosan." terbiasa bekerja membuat Areta tidak terbiasa tinggal di rumah ia merasa bosan karena ia hanya bisa menghabiskan waktu dengan bermain ponsel atau menonton televisi sesekali. Akan tetapi sejak kelahiran si kembar, Areta cukup kelelahan menjalani hari-harinya. Karena balita yang berusia dua tahun itu sedang tumbuh aktif-aktifnya. Dan tidak mau diam dan selalu saja berlari kesana kemari. Membuat Areta kelelahan. Akan tetapi sekarang si kembar sedang di bawa oleh Yura dan Anggi untuk pergi berjalan-jalan. Untuk itu Areta bisa sedikit bersantai.
Namun, belum lama anak-anaknya pergi ia sudah merasa bosan, dan merasa jadi pengangguran.
"Aku juga bosan, entah sampai kapan aku akan menjadi pengangguran. Padahal aku bisa bekerja di perusahaan Kakek atau ikut dengan Papa. Tapi Papa melarangku, ahhh aku bosan," ucap Sabrina yang kemudian tiduran di sofa di seberang Aretha.
"Kalau kau bosan, kenapa kau tidak menikah saja dengan Abon itu." Aretha tertawa melihat wajah Sabrina yang terlihat kesal.
"Aku tidak mencintai Abon itu, dia terlalu cerewet dan berisik. Kenapa dia tidak bisa bersikap tenang seperti Arka atau Reby,"
"Itu karena setelannya memang sudah begitu, mau di apakan lagi," Areta tertawa membayangkan Rasya yang memang selalu cerewet, sama seperti ibunya Sasako.
"Aiihh kau ini, aku menginginkan pria yang tampan untuk menjadi kekasihku,"
"Dia juga tampan," jawab Aretha
"Kaya,"
"Dia juga kaya,"
"Keren, mainly"
"Dia juga begitu,"
"Dan yang terpenting dia sangat mencintaiku,"
"Dia cinta mati padamu, apa lagi yang kurang?"
"Yang kurang adalah, aku tidak mencintainya,"
"Kenapa tidak dijalani saja dulu, aku dan Arka juga begitu,"
"Aku tidak mau sepertimu, aku ingin menikah dengan pria yang mencintaiku dan aku mencintainya,"
"Apa kau sedang membicarakan aku bidadariku," tiba-tiba seorang yang selalu mengikuti Sabrina seperti bayangan, kini berada di depannya sambil tersenyum sangat manis, semanis madu dicampur susu.
"Kau ... "
****
Jangan lupa tinggalkan jejak untuk dukungan novel ini ya 😘😘😘
Apa kau sedang membicarakan aku bidadariku," tiba-tiba seorang yang selalu mengikuti Sabrina seperti bayangan, kini berada di depannya sambil tersenyum sangat manis, semanis madu dicampur susu.
"Kau ... "
"Iya aku suamimu," ucap Rasya kemudian duduk di samping Sabrina, Sabrina yang sedang tiduran pun terbangun melihat pria yang selalu menobatkan dirinya sebagai suaminya itu, dengan tatapan yang entahlah. Bahkan Sabrina pun masih bingung dengan perasaannya kepada Rasya.
"Menikah saja belum sudah bilang suami, kapan akad nikahnya?" ejek Aretha.
"Sejak kami masih di dalam kandungan, takdir kami sudah digariskan akan bersatu. Benarkan sayangku," ucap Rasya sambil merangkul pundak Sabrina.
"Hei Abon lepaskan tanganmu itu, atau aku laporkan pada Papaku supaya kau dibuat Abon bubuk!" ketus Sabrina.
"Laporkan saja, itu yang aku tunggu-tunggu. Kau tahu, kalau Papamu memintaku untuk bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan padamu. Pasti aku akan langsung menikahimu," jawabnya mantap.
"Kau memang gila ..."
"Aku tergila - gila padamu sayang,"
"Dasar Abon gila, bukannya kau sedang bekerja. Kenapa kau malah kemari,"
"Aku ingin melihat istriku dulu, memangnya tidak boleh!"
"Pergi sana!" Sabrina mendorong tubuh kokoh Rasya.
"Baiklah tapi ... "
Cup
Rasya mencium pipi mulus Sabrina, setelah itu. Ia pun berlari dan kembali ke kantor. Tadi ia mendapatkan kabar dari orang suruhannya kalau Sabrina kini sedang berada di rumah Areta. Kebetulan sekali rumah Areta tak jauh dari perusahaan Maheswara, jadi ia sengaja datang untuk melepas rindunya pada Sabrina.
"Dasar Aboooooonnnn!!!"
*
*
*
Malam harinya Rasya sengaja berdandan rapi dan terlihat tampan sekali, ia berniat akan pergi ke rumah asistent pelit itu. Karena hanya di sanalah kini sang pujaan hatinya ada di sana. Ramon dan Sasa tidak mungkin melarang putranya, meskipun tahu bagaimana kelakuan asistent menyebalkan itu pada putranya. Anggap saja itu adalah salah satu perjuangan dari putra mereka untuk mendapatkan cintanya. Namun, jika ia membutuhkan bantuan maka pasangan Abon dan Micin akan siap membantu putra mereka.
"Hati-hati anak tampan Mami ..."
"Mami?" tanya Ramon, kenapa istrinya ini tiba - tiba merubah panggilan untuk anaknya ini.
"Iya Mami, soalnya Sasa gak mau nanti Rasya gak bisa bedain mana Mamahnya mana mertuanya," jawaban yang sungguh tidak masuk akal keluar dari mulut kecil Sasa, tapi itulah Sasako si Micin, ucapannya memang tidak pernah masuk akal. Dan Ramon sudah terbiasa akan hal itu. Dan untuk Rasya, ia satu server dengan Sasako ibunya dia sama gilanya. Entahlah, Ramon sendiri merasa aneh kenapa putranya ini sifatnya sangat menurun dari ibunya, berbeda dengan Regan dan juga Rama yang sifat putranya sangat menurun darinya, yaitu kalem dan tidak banyak bicara. Tidak seperti putranya yang senang sekali bercanda dan juga sangat cerewet sama seperti dengan istrinya. Untung saja jantung dan lambung Ramon kuat akan cobaan yang diberi oleh Tuhan. Karena meskipun anak dan istrinya memiliki sifat yang aneh dan juga langka tapi ia sangat mencintai mereka berdua.
"Oke Mami, doakan anakmu ini agar bisa dapat dengan cepat mendapatkan restu dari Papa pelit, eh salah maksudmu Papah mertua," ucap Rasya.
"Oke sayang ..."
"Jangan panggil dia sayang, hanya aku sayangmu satu-satunya," Ramon selalu saja cemburu pada putranya itu.
*
*
*
Dengan semangat yang menggebu Rasya datang ke rumah Bagas untuk menemui Sabrina seperti biasa. Ia tidak akan menyerah sampai Bagas merestui mereka dan Sabrina bersedia menikah dengannya. Karena baginya Sabrina adalah hidupnya, cintanya dan juga segalanya. Ia tidak akan sanggup jika ia tidak bisa memiliki gadis pujaannya itu, untuk itu ia selalu berusaha agar Sabrina bisa menjadi miliknya.
Waktu makan malam sebentar lagi tiba, dan Siena serta Sabrina sedang menyiapkan makan malam untuk mereka bersama. Tapi aktivitasnya terhenti saat mereka mendengar suara bel rumah yang berbunyi.
"Siapa yang bertamu?" tanya Siena, sedangkan Sabrina seolah tahu siapa yang membunyikan belnya di depan rumah, untuk itu ia tidak berniat untuk membukakan pintu.
"Hei kalian berdua ada tamu Kenapa kalian hanya diam saja kenapa tidak buka pintunya," ucap Bagas.
"Kau saja yang buka sayang, kami sedang sibuk. Maaf ya ..."
"Baiklah, aku maafkan tapi kau tahu kan konsekuensinya," jawab Bagas sambil berjalan ke arah pintu.
"Dasar asistent menyebalkan," gerutu Siena, karena ia sangat paham dengan konsekuensi yang diucapkan oleh Bagas apalagi kalau bukan bermain aye-aye dan Siena lah yang memimpin permainannya. Bagas pun kemudian ke arah pintu depan untuk melihat siapa tamu yang datang malam-malam begini. Namun, saat pintunya terbuka sang asistent pelit terkejut karena melihat anak mantan kekasihnya ada dihadapannya.
"Astaga rupanya Abon mini, mau apa aku kemari!" dengan semangat dan senyum yang terus mengembang Rasya menjawab pertanyaan Bagas.
"Aku datang untuk meminta restu darimu Papa mertua,"
"Apa!"
****
Dukungannya jangan lupa ya bestie 😘 😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!