NovelToon NovelToon

Mahasiswaku Suamiku

Belum siap untuk menikah

"Jadi bagaimana Cal? Apa kau sudah menemukan pria yang cocok untukmu?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Mommy Diora saat Calista baru saja pulang dari kampus tempat ia bekerja.

Calista memandang wajah wanita yang sudah melahirkannya itu dengan intens. Ini adalah kali kedua di hari yang sama Mommy Diora menanyakan hal yang sama kepadanya. Calista tak langsung menjawab pertanyaan Mommynya itu. Ia memilih menghela nafas panjang lebih dulu memperlihatkan pada Mommynya jika dirinya tidak siap menjawab pertanyaan dari Mommynya.

Mommy Diora yang mengerti tapi pura-pura tidak mengerti pun terus menatap pada Calista seakan menuntut sebuah jawaban.

"Bukannya Cal sudah menjawabnya tadi pagi, Mom?" Pada akhirnya Calista balik bertanya pada Mommy Diora. Tidak biasanya sekali Mommynya itu mengulang pertanyaan di hari yang sama kepadanya seperti saat ini.

"Oh ya, Mom hanya ingin memastikannya lagi saja. Mungkin saja setelah pulang mengajar hari ini ada pria yang menarik perhatianmu di sana." Jawab Mommy Diora diikuti senyuman manis di wajanya yang tak lagi muda.

Calista menggelengkan kepalanya. "Tidak seperti yang Mommy harapkan. Belum ada satu pun pria yang berhasil menarik perhatian Cal."

"Cal, tapi ini sudah enam bulan sejak kau berjanji ingin mencoba mencari pria yang menarik perhatianmu." Mommy Diora mengingatkan putrinya itu.

"Cal tahu, Mom. Tapi perasaan tidak bisa dipaksakan." Calista memilih mengeluarkan sedikit isi hatinya jika ia tidak bisa menerima seorang pria yang baru di hidupnya saat ini.

"Tapi sampai kapan, Nak? Usiamu sudah tiga puluh tahun. Sampai kapan kau mau menutup dirimu seperti ini? Apa kau masih berniat untuk tidak menikah setelah berpisah dari Dio?"

Calista terdiam. Ia tidak mengiyakan atau menyanggah perkataan Mommynya itu. Namun di dalam hatinya Calista berkata jika prinsip itulah yang masih ia pegang sampai saat ini. Calista masih merasa takut akan membuat pasangannya kembali pergi dari hidupnya karena ia masih mementingkan karirnya saat ini.

"Bisakah kita tidak membahasnya untuk saat ini, Mom? Cal capek dan ingin istirahat." Pinta Calista.

Mommy Diora menghela nafas. Jika melihat ekspresi wajah putrinya saat ini sepertinya ia tidak bisa melanjutkan pembicaraan di antara mereka. Terlebih putrinya itu baru saja pulang bekerja dan membutuhkan istirahat saat ini.

"Maafkan Mommy. Sekarang istirahatlah." Mom Calista mengusap lengan putrinya itu.

Calista merasa lega karena Mommynya mau mengerti kondisinya saat ini. "Cal ke kamar dulu." Pamitnya dan diangguki oleh Mommy Diora sebagai jawaban.

*

Calista pikir setelah tadi siang ia mendapatkan pertanyaan yang sama dari Mommy Diora tentang pasangan hidup, malam ini ia tidak akan mendapatkan pertanyaan yang sama. Namun apa yang Calista pikirkan salah. Malam ini ia kembali mendapatkan pertanyaan yang sama dari Daddynya saat makan malam sudah selesai.

"Jangan memaksa Cal untuk mencari pria yang cocok untuk Cal lagi, Daddy. Untuk saat ini Cal benar-benar tidak bisa." Calista sedikit menekan perkataannya agar kedua orang tuanya itu dapat mengerti.

"Baiklah, Daddy tidak akan memaksamu mencari pasangan yang cocok untukmu. Tapi Daddy yang akan memberikan pria itu kepadamu." Jawab Daddy Berto.

"Maksud Daddy?" Calista merasa bingung mendengarnya.

"Besok kau akan tahu jawabannya. Daddy harap kau bisa menerima keputusan Daddy karena Daddy hanya ingin yang terbaik untuk hidupmu kedepannya."

***

Sebelum lanjut, jangan lupa berikan vote, like, point, dan komennya dulu, ya.

Sambil menunggu Danesh dan Cal update, silahkan mampir di novel shy yang lagi on going juga berjudul Noda Menjadi yang Ke 2, ya🖤

Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ 🤗

Kau beruntung mengajarnya

Calista benar-benar dibuat bingung dengan perkataan Daddynya yang mengatakan akan memberikan sosok pria kepadanya. Calista dibuat bertanya-tanya apa maksud perkataan Daddynya itu. Bertanya pada Daddy atau Mommynya pun tiada guna karena kedua orang tuanya tidak mau menjawabnya sampai keesokan harinya.

Pagi ini seperti biasa Calista berangkat menuju yayasan milik keluarganya menggunakan mobil bewarna putih miliknya. Setibanya di kampus, Calista tak langsung keluar dari dalam mobilnya. Wanita cantik itu memilih melihat tampilan wajanya dulu di cermin kecil yang selalu ia bawa. Setelah memastikan penampilannya tidak ada kurang satu apapun, barulah Calista keluar dari dalam mobilnya.

Calista berjalan menyusuri koridor kampus menuju ruangan dosen berada. Sebelum masuk ke dalam kelas pertamanya hari ini, Calista memilih meletakkan barang-barang bawaannya lebih dulu ke dalam ruangan kerjanya.

"Hai, Bu Dosen cantik." Beberapa mahasiswa pria yang melewatinya memberikan sapaan dan senyuman terbaiknya untuk Calista.

Calista membalas sapaan mereka dengan ramah dan tak lupa menebarkan senyuman manisnya yang bisa membuat para mahasiswa pria terpesona melihatnya. Di kampus tempat ia mengajar, Calista memang wanita yang paling cantik dan mempesona jika dibandingkan dosen wanita yang masih lajang lainnya.

Dari sekian banyak mahasiswa pria yang menyapa dirinya, hanya ada satu pria yang berjalan melewatinya yang tidak menyapanya. Hal itu bukan terjadi kali ini saja. Mahasiswa pria itu memang tidak pernah berniat menyapa dirinya setiap mereka bertemu tatap.

Calista tidak memperdulikan sikap pria tersebut. Menurutnya bagaimana pun sikap pria itu kepadanya tidak akan merugikan dirinya sekali pun Calista tahu jika pria itu dinobatkan sebagai mahasiswa paling tampan di kampus tempat ia mengajar.

"Hai, Cal, kau sudah datang?" Rose menyapa sahabat baiknya itu saat Calista masuk ke dalam ruangan dosen.

Calista mengangguk seraya tersenyum. "Kau sudah lama sampai, Rose?" Tanyanya sambil mengulurkan tangan pada Rose.

"Baru lima menit yang lalu."

"Oh..." Calista menganggukkan kepalanya lalu meletakkan tas dan buku yang ia bawa ke atas meja.

"Kau mengajar jam pertama pagi ini?" Tanya Rose sambil menatap Calista yang kini tengah merapikan rambutnya yang sedikit kusut.

"Ya. Aku masuk di kelas B pagi ini." Jawabnya tanpa menghentikan kegiatannya.

"Oh begitu."

"Bagaimana denganmu? Apa kau mengajar jam pertama juga pagi ini?" Calista balik bertanya setelah selesai merapikan rambutnya.

"Tidak. Aku mengajar di jam kedua. Kebetulan pagi ini ada mahasiswa yang sudah berjanji ingin bimbingan denganku." Jawab Rose.

Kepala Calista mengangguk tanda paham. Wanita itu melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya dan sudah menunjukkan pulul tujuh lewat lima belas menit. Calista buru-buru masuk ke dalam ruangan kerjanya dan meletakkan beberapa barang yang ia bawa di sana.

"Aku berangkat ke kelas dulu. Sebentar lagi jam perkuliahan sudah dimulai." Pamit Calista setelah keluar dari dalam ruangannya.

Rose mengiyakannya. "Semangat untuk pagi ini. Kau beruntung sekali bisa mengajar pria tampan itu." Ucap Rose.

"Maksudmu?" Calista tidak mengerti. Rose hanya tersenyum tanpa berniat menjawab pertanyaan Calista. "Aku pergi." Ucap Calista kemudian karena Rose tak kunjung menjawab pertanyaannya.

Rose mengiyakannya. Setelahnya Calista segera beranjak keluar dari dalam ruangan dosen menuju ruangan kelas B berada.

"Apa maksud Rose? Pria tampan yang mana yang dia maksud?" Gumam Calista sambil terus melangkah menuju kelas B berada.

***

Sebelum lanjut, jangan lupa berikan vote, like, point, dan komennya dulu, ya.

Sambil menunggu Danesh dan Cal update, silahkan mampir di novel shy yang lagi on going juga berjudul Noda Menjadi yang Ke 2, ya🖤

Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ 🤗

Mahasiswa aneh

Calista terus berjalan melewati gedung koridor dimana ia akan mengajar. Beberapa mahasiswa yang belum masuk ke dalam kelas memberikan sapaan dan senyuman pada Calista yang berjalan melewati mereka.

Calista tersenyum. Ia memang sangat suka dengan para mahasiswa yang selalu ramah saat melihat dirinya. Setibanya di kelas B, Calista langsung masuk ke dalam kelas dan disambut dengan sapaan para mahasiswa yang sudah menunggunya sejak tadi.

"Selamat pagi." Ucap Calista pada mahasiswanya sebelum duduk di kursi dosen.

Mereka menjawabnya secara bersamaan. Calista yang sudah duduk di kursi dosen menatap satu persatu mahasiswa yang ada di depannya saat ini. Ketua kelas yang baru saja kembali dari ruangan biro fakultas mengambil absen pun memberikan absen tersebut pada Calista.

Calista memperhatikan absen yang kini sudah berada di tangannya. Jika dilihat dari absen, pagi ini ada sekitar dua puluh lima mahasiswa yang belajar dengannya. Calista kembali mengarahkan pandangan pada mahasiswanya sebelum mengabsen mereka satu persatu.

"Apa semuanya sudah datang?" Tanya Calista. Mereka pun saling pandangan satu persatu. Agh, rasanya Calista merasa menyesal bertanya karena ia baru sadar jika ada satu mahasiswa prianya yang belum masuk ke dalam kelas dan selalu memanfaatkan waktu disepensasi lima belas menit yang ia berikan untuk terlambat.

"Danesh belum datang, Bu." Salah satu dari mahasiswanya menjawab.

Calista menganggukkan kepalanya. Ia menunggu waktu dua menit lagi menunggu mahasiswa yang terlambat itu datang karena waktu disepensasi akan habis dua menit lagi. Seperti itulah Calista, ia tidak ingin di saat ia sudah mulai mengajar ada mahasiswa terlambat yang mengganggu konsentrasi dirinya.

Calista lebih memilih menunggu waktu dispensasi itu habis sambil membuka materi yang akan ia ajarkan dan menutup kelas rapat-rapat setelah waktu habis sehingga mahasiswa yang terlambat melewati waktu dispensasi tidak bisa lagi masuk ke dalam kelas.

Tak berselang lama mahasiswa yang ditunggu Calista pun datang. Calista yang sedang membuka materi membiarkan pria itu lewat begitu saja di depannya tanpa berniat menegurnya. Setelah memastikan waktu disepensasi sudah habis, Calista meminta ketua kelas untuk menutup pintu kelas.

"Silahkan diisi absennya." Ucap Calista sambil menyerahkan absensi mahasiswa pada ketua kelas untuk dijalankan.

Sebelum memulai mengajar, sejenak Calista memusatkan pandangan pada Danesh. Pria itu nampak memainkan ponselnya tanpa perduli jika dirinya sedang diperhatikan oleh dosennya.

Calista membiarkan sikap Danesh karena menurutnya selagi pria itu tidak mengganggu ia akan membiarkan pria itu bersikap sesuka hatinya.

Pembelajaran pun dimulai. Para mahasiswa yang berada di kelas mulai fokus mendengarkan materi yang Calista ajarkan. Berbeda dengan Danesh, pria itu masih saja sibuk memainkan ponselnya membalas pesan dari kekasihnya yang tidak masuk kelas pagi ini.

Satu jam berlalu, pemaparan materi pun selesai. Sambil menunggu waktu empat puluh menit lagi waktu perkuliahan habis, Calista memilih memberikan tugas pada mahasiswanya untuk menjawab pertanyaan dari materi yang tadi sudah ia ajarkan.

Untuk yang kesekian kalinya Calista dibuat heran dengan Danesh yang selalu mengumpulkan tugas lebih awal dan jawaban tugas pria itu selalu saja benar padahal pria itu tidak pernah fokus menatap dan mendengarkan materi yang sedang ia ajarkan.

"Apa semua absen sudah terisi?" Tanya Calista pada ketua tingkat setelah semua mahasiswa memberikan tugas masing-masing.

"Danesh belum mengisi absennya, Bu." Jawab ketua tingkat.

Calista menghela nafas. Entah mengapa pria bernama Danesh itu selalu saja melupakan mengisi absen yang ia berikan.

***

Sebelum lanjut, jangan lupa berikan vote, like, point, dan komennya dulu, ya.

Sambil menunggu Danesh dan Cal update, silahkan mampir di novel shy yang lagi on going juga berjudul Noda Menjadi yang Ke 2, ya🖤

Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ 🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!