NovelToon NovelToon

Permaisuri Raja Iblis

Chapter 01

Di sebuah gedung yang sangat tinggi, terlihat puluhan orang berpakaian hitam tengah berkumpul di sebuah ruangan, mereka adalah klan ninja yang selama ini selalu bergerak dalam kegelapan, melindungi semua orang dan berusaha untuk memberikan kedamaian dan juga ketentraman bagi anggota klannya.

Tidak banyak orang yang mengetahui jika gedung besar itu merupakan sebuah markas klan ninja, mereka hanya menganggap jika gedung itu telah tidak terpakai selama lebih dari 5 tahun, karena tidak ada satu pencahayaan pun yang terlihat dari tempat itu, sehingga orang-orang menganggapnya sebagai sebuah tempat yang paling tabu untuk dikunjungi.

Di antara puluhan ninja itu, tersebutlah dua orang kunoichi (ninja wanita) yang bernama Ayame dan Sakura. Keduanya tumbuh bersama sejak kecil dan terlihat seperti sepasang saudara yang selalu saling melindungi satu sama lain.

Kebersamaan di antara mereka yang telah terjalin selama lebih dari 15 tahun, membuat kedua orang gadis itu semakin dekat, mereka selalu melakukan misi bersama-sama dan tidak pernah terlibat masalah apapun selama berada di luar klannya.

Ayame bahkan telah menganggap Sakura sebagai adiknya, tidak ada yang disembunyikan oleh Ayame, dia selalu terbuka tentang segala sesuatu kepada Sakura, begitupun sebaliknya.

Hingga suatu saat, sebuah kejadian berhasil membuat persahabatan diantara keduanya akhirnya hancur, Ayame harus menelan kepahitan, karena ternyata diam-diam Sakura menyimpan perasaan iri terhadapnya dan menganggap jika ayame adalah satu-satunya orang yang menjadi penghalang untuk Sakura mendapatkan keinginannya, hingga gadis itu akhirnya mulai merencanakan sebuah cara agar bisa membunuh Ayame tanpa diketahui oleh siapa pun.

Ayame adalah seorang kunoichi yang handal dan terlatih dengan baik dalam seni ninjutsu. Dia telah diberi tugas yang sangat penting oleh pemimpin klan ninja-nya, yaitu untuk mengalahkan kelompok The Blue yang sangat berbahaya.

Sementara The Blue itu sendiri merupakan kelompok ninja yang terkenal karena kebrutalannya dalam bertindak. Mereka telah melakukan berbagai kejahatan, termasuk pencurian dan pembunuhan, dan menjadi ancaman besar bagi keamanan klan Ayame.

Namun, Ayame tidak gentar menghadapi tantangan ini. Dia mempersiapkan dirinya secara matang, mempelajari taktik dan strategi yang diperlukan untuk menghadapi kelompok The Blue. Dia juga mengasah keterampilan bertarungnya dan mempersiapkan senjata yang dibutuhkan untuk misi ini.

Dengan keberanian dan keahliannya, Ayame berhasil menyusup ke markas The Blue dan mengalahkan para anggotanya satu per satu. Dia menunjukkan ketangguhan dan kecepatannya dalam menghadapi serangan mereka, dan berhasil memenangkan pertempuran dengan cerdik.

Setelah berhasil mengalahkan kelompok The Blue, Ayame kembali ke klan ninja-nya dengan kepala tegak dan rasa bangga. Dia telah menyelesaikan tugasnya dengan sukses, dan memberikan keamanan dan kedamaian bagi klannya.

Kepiawaiannya sebagai seorang kunoichi patut diacungi jempol dan menjadi inspirasi bagi banyak ninja muda yang ingin mengikuti jejaknya.

Namun, nasib buruk menimpanya saat dia kembali dari markas The Blue, karena sahabatnya yang tidak bertanggung jawab mengkhianatinya dengan tidak memberitahu tentang kehadirannya kepada musuh. Akibatnya, Ayame terjebak dalam jebakan dan dihadapkan pada situasi yang sangat sulit.

Tap...

Tap...

Tap...

Langkah kaki Ayame terdengar begitu kencang, saat dia berjalan ke arah tempat di mana saat ini ketua klan Ninja berada. Namun sepertinya dia kurang berwaspada, karena ternyata diam-diam ada beberapa pasang mata yang saat ini tengah mengincarnya dari kegelapan.

Ayame berjalan dengan sangat riang, meskipun dia seorang kunoichi, namun di usianya yang ke-18 tahun, gadis cantik itu masih terkadang bersikap sebagaimana gadis kecil pada umumnya.

Tak seperti Sakura yang terkadang bersikap begitu bijak dan juga sangat pendiam, Ayame terkesan lebih barbar, gadis itu begitu menyukai petualangan, dia bahkan seringkali keluar dari markas klan ninja hanya untuk bisa bersenang-senang ataupun berjalan-jalan di luaran.

Lima belas tahun pelatihan di dalam markas klan ninja, membuat Ayame kehilangan masa kecilnya, dia harus selalu siap dengan berbagai macam pelatihan neraka, bahkan terkadang membuat seluruh tubuhnya menjadi sakit dan juga penuh luka.

Namun meski begitu Ayame tidak pernah mengeluh sedikitpun, dia menyadari bahwa seluruh pelatihan yang didapatnya, merupakan jalan terbaik agar dia bisa menjadi orang yang kuat di masa depan.

"Kau sudah kembali?" tanya Sakura yang tiba-tiba saja muncul, hingga mengagetkan gadis kecil itu.

Sejak tadi dia memang kurang berwaspada, entah kenapa perasaannya benar-benar sangat kacau hari ini, ada perasaan takut kehilangan yang tiba-tiba saja dirasakan oleh Ayame. Bahkan dia berkali-kali telah bermimpi akan meninggalkan seluruh keluarga, yang selama ini begitu dicintainya.

Meskipun Ayame hanyalah seorang anak yatim piatu, yang telah tinggal di jalanan sejak masih berusia tiga tahun, namun setelah ditemukan oleh seorang ketua klan Ninja dan dijadikan putri angkat olehnya, membuat kehidupan Ayame berubah.

Dia tak lagi harus mengemis untuk mencari sesuap nasi, bahkan dia selalu bergelimangan harta setiap harinya. Sang ayah sengaja mendidik Ayame dengan sangat ketat, dia ingin agar putri kecilnya itu suatu saat menggantikan posisinya sebagai ketua klan Ninja, sehingga membuatnya harus mengalami banyak sekali tekanan dan juga pelatihan yang sangat berat.

"Hn.. Dimana ayah?" tanya Ayame.

"Tuan besar saat ini sedang pergi ke tempat paman Akime, dia memintamu untuk menunggunya di taman, karena ada sesuatu hal yang harus dibicarakan." jawab Sakura dengan meyakinkan.

Ayame langsung mengganggukan kepalanya, gadis kecil itu pun bergegas ke arah taman, untuk menunggu sang ayah kembali dari rumah pamannya.

Namun ternyata saat ini ada beberapa orang ninja yang terlihat tengah mengintai keberadaan Ayame, hingga membuat netra gadis itu bergerak-gerak secara cepat, dia telah merasakan keberadaan dari orang-orang yang saat ini bersembunyi di balik kegelapan.

Dengan gerakan yang halus, gadis itu pun segera mengambil shuriken dan melemparkannya ke arah orang-orang yang saat ini tengah bersembunyi.

Tak...

Tak...

Tak...

Shuriken itu pun akhirnya menancap pada pepohonan, karena saat ini para ninja yang sejak tadi bersembunyi itu telah melompat dengan sangat cepat, untuk menghindari serangan yang diberikan oleh Ayame.

Mereka datang untuk membunuh gadis itu, tidak mungkin jika mereka membiarkan diri mereka sendiri terluka, akibat terkena serangan yang sangat mematikan dari Ayame.

"Keluar..!" terdengar suara yang sangat datar dan juga dingin dari mulut gadis itu, membuat orang-orang yang saat ini masih berada di tempat persembunyian akhirnya saling melirik dan melemparkan pandangan.

Tak lama kemudian, mereka pun segera muncul di hadapan Ayame, dengan sebilah Katana yang terpegang erat di masing-masing tangan milik orang-orang berpakaian hitam itu.

"Klan ninja The Blue... Ternyata masih ada orang-orang yang hidup! Harusnya aku menyisir terlebih dahulu markas itu, sehingga tidak membiarkan manusia seperti kalian hidup di dunia ini dan mencari perkara denganku di masa depan!" ucap Ayame seraya menggerakan tangan kanannya, menarik pedang yang berada di punggungnya.

"Bersiaplah untuk mati, gadis kecil!" ucap salah seorang dari pria berpakaian hitam itu sambil mengarahkan katana yang berada di tangannya ke arah Ayame.

Trang...

Trang...

Trang...

Chapter 02

Suara pedang terdengar berbenturan, kali ini Ayame harus mengerahkan seluruh tenaganya dan juga kemampuan yang dia miliki, untuk melawan kelima orang pria berpakaian hitam itu.

Mereka memiliki keahlian dan juga kekuatan yang sama, sehingga membuat Ayame beberapa kali hampir saja terkena serangan yang mematikan, berkali-kali gadis itu mencoba untuk menghindar, agar tidak terkena serangan brutal yang dilakukan oleh kelima orang ninja dari klan The Blue.

Suasana markas klan ninja saat ini terasa sangat hening, karena semua orang tengah berada di luar untuk menjalankan misi yang diberikan oleh pemimpin mereka, beberapa orang yang lain, turut serta dalam pertemuan di sebuah tempat di mana saat ini ketua klan ninja sekaligus ayah angkat dari Ayame berada.

Trang...

Trang...

Trang...

Pertempuran antara Ayame dengan kelima orang pria berpakaian hitam yang merupakan ninja dari klan The Blue terus berlangsung hingga beberapa jam, gerakan yang lincah, pondasi tubuh yang stabil, kekuatan fisik yang memadai disertai serangan-serangan yang mematikan terus meluncur dari Ayame dan juga kelima orang lawannya.

Mereka seolah tak ingin dikalahkan satu sama lain, sehingga terus melakukan serangan demi serangan untuk bisa menaklukkan lawan.

Ayame yang pada awalnya memang telah banyak bertempur saat berada di markas The Blue, akhirnya kehabisan tenaga, karena kelima orang itu terus saja menggempurnya dengan berbagai macam jurus yang mematikan dari segala sisi, mereka seolah tidak ingin melepaskan hingga gadis itu meregang nyawa.

Bruk...

Akhirnya tubuh Ayame terjatuh di atas tanah, saat ini banyak sekali luka yang dialami oleh gadis itu, pakaian putihnya telah bersimbah darah, goresan goresan tipis dan juga beberapa luka menganga di tubuhnya, membuat gadis itu akhirnya harus mengakui jika kelima orang pria yang menjadi lawannya cukup tangguh.

Jika saja pada awalnya Ayame belum kehilangan banyak tenaga, akibat pertempuran saat berada di markas The Blue, mungkin dia masih bisa memiliki kekuatan untuk melawan kelima orang itu.

Namun meskipun dia bertahan dengan sekuat tenaga untuk terus menghindari serangan demi serangan yang dilakukan oleh kelima orang pria itu, semakin lama gerakan yang dibuat oleh Ayame menjadi semakin lambat, sehingga mempermudah kelima orang pria itu untuk terus memberikan serangan agar bisa melukai gadis yang telah berani mencari masalah dengan klan mereka.

"Itu adalah balasan yang harus kau terima, setelah berani menyusup ke dalam markas kami dan membunuh rekan-rekan seperjuangan kami. Kau harus mati." ucap salah seorang pria berpakaian hitam seraya mengangkat katana yang berada di tangan kanannya dan berniat untuk menghunuskannya ke dada Ayame.

"Hentikan..!" tiba-tiba saja teriakan seorang gadis menghentikan langkah mereka, sehingga membuat Ayame langsung melirik ke arahnya.

Saat ini Sakura telah berdiri dengan sangat congkak di hadapan Ayame yang terlihat semakin lemah, dia menunjukkan kekuasaannya sebagai bagian dari anggota The Blue.

"Bagaimana rasanya setelah mengalami penyiksaan yang begitu mendalam, Ayame? Apakah itu menyenangkan?" tanya Sakura seraya mendekati tubuh Ayame, kemudian mencengkram rahang gadis itu dengan sekuat tenaga.

Ayame meringis merasakan sakit akibat cengkraman kuat dari Sakura, namun matanya jelas menyiratkan sebuah kekecewaan yang mendalam, karena ternyata sahabat yang telah dianggap sebagai adik sendiri berani membelot dan bergabung bersama anggota klan the blue untuk menghancurkan dirinya.

"Apa yang kau lakukan, Sakura? Jangan katakan bahwa kau adalah bagian dari anggota The Blue!" tanya Ayame dengan sangat lemah.

Sakura tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan konyol yang diajukan oleh sahabatnya itu, bahkan setelah melihat bagaimana dirinya menghentikan kelima orang pria itu, Ayame masih saja mempertanyakan hubungannya dengan kelima orang anggota klan the blue itu.

"Hahaha.. Pertanyaan konyol macam apa itu, Ayame? Kau sudah melihat sendiri bagaimana aku menghentikan mereka, yang berniat untuk membunuhmu. Kau tahu kenapa? Karena kau hanya akan mati di tanganku." ucap Sakura seraya menyunggingkan seringaian keji di wajahnya.

"Apa maksudmu, Sakura? Selama ini aku menganggapmu sebagai sahabat sekaligus saudaraku sendiri, tapi apa yang telah kau lakukan? Kau bahkan telah menghianatiku dan bergabung bersama anggota klan the blue yang jelas-jelas tidak sepemikiran dengan kita." tanya Ayame.

"Sahabat? Saudara? Aku benar-benar sangat muak mendengar sebutan itu. Kau tahu, Ayame? Selama ini semua orang terus saja memuji kemampuanmu, meskipun aku berusaha keras untuk bisa lebih baik, tapi di mata mereka hanya ada kau saja yang terlihat. Aku tak lebih dari bayanganmu dan hari ini aku harus membunuhmu, agar mereka semua bisa melihat kemampuanku yang lebih baik dibandingkan kau yang selama ini terus mereka puja dan puji!" teriak Sakura dengan sangat lantang.

Saat ini setitik bening keluar dari sudut matanya, dia benar-benar merasa sangat sedih, karena selama ini selalu diperlakukan dengan pilih kasih oleh semua orang yang berada di dalam klan, berbeda dengan Ayame, semua orang selalu saja menyanjung gadis itu, sebagai seorang yang memiliki kemampuan luar biasa. Tak hanya dalam hal taktik dan strategi, namun dia juga memiliki kecerdasan dalam membaca situasi.

"Kau salah paham, Sakura! Semua orang sangat menyayangimu, hanya saja kau selalu tertutup sehingga mereka tidak berani mengekspresikan perasaan sayangnya terhadapmu. Berbeda denganku yang selalu welcome pada semua orang, sehingga mereka tidak harus merasa canggung untuk berbicara denganku." ucap Ayame berusaha untuk menggoyahkan pemikiran buruk yang ada dalam otak dan juga hati Sakura.

"Kau adalah penghalang untuk kemajuanku! Karena kau semua orang tidak pernah memandang ke arahku. Bahkan mereka selalu menganggap dirimu yang terbaik, meskipun aku memiliki kemampuan yang lebih di atasmu." ucap Sakura seraya memelototkan matanya yang semakin memerah.

Saat ini dia berusaha untuk mengeluarkan seluruh unek-unek yang berada di dalam hatinya di hadapan Ayame, tidak masalah meskipun dia harus mati hari ini, yang jelas Ayame harus mengetahui seluruh rasa sakit yang harus dia tanggung selama 15 tahun, karena merasa selalu disepelekan oleh semua orang.

"Jika dengan membunuhku bisa membuatmu menjadi lebih baik, maka silahkan saja! Kau bisa melakukannya saat ini juga, Sakura. Tapi ingat baik-baik, kau tidak akan pernah bisa mendapatkan apa yang kau inginkan dengan cara kotor seperti itu, suatu saat nanti semua orang akan mengetahui perilaku burukmu yang telah bergabung dengan anggota klan The Blue dan saat itu, tidak akan ada satu orang pun yang bisa menyelamatkanmu dari hukuman yang akan kau terima." ucap Ayame.

"Berhentilah berbicara gadis sialan! Kau adalah alasan di balik semua rasa sakitku, maka hari ini aku akan mengembalikan seluruh kesakitan itu terhadapmu." ucap Sakura seraya mengangkat katana yang berada di tangan kanannya, kemudian menusukkannya tepat di jantung milik Ayame.

Gadis itu sama sekali tidak bergerak di tempatnya, dia membiarkan Sakura melampiaskan seluruh amarah dan kekesalannya, bahkan dengan gerakan yang sangat cepat, gadis itu menarik katana yang berada di tangan Sakura, kemudian menekankan dengan sangat kuat, sehingga katana itu langsung menembus punggungnya.

"Kau menang, Sakura!" ucap Ayame, matanya terlihat berkaca-kaca, dia menyesali karena telah mempercayai Sakura bahkan menjadikannya sebagai saudara. Jika saja dia mengetahui bahwa gadis itu akan menjadi penyebab kematiannya, maka saat Sakura masih berada di jalanan, dia tidak akan pernah meminta sang ayah untuk membawanya ikut serta.

Bruk...

Tubuh Sakura langsung terjatuh di tanah, air mata mengucur dengan sangat deras dipipinya. Awalnya dia berpikir bahwa Ayame akan melakukan perlawanan terhadapnya, tapi ternyata gadis itu malah membiarkan dirinya menusukan katana itu tepat dijantungnya.

"Ayame sialan..!" teriak Sakura dengan suara yang sangat kencang, meskipun dia telah berhasil membunuh sahabat sekaligus saudaranya itu, namun ternyata tidak mengubah perasaan sakit di dalam hatinya. Bahkan saat ini dia merasakan kehilangan yang sangat mendalam, karena ternyata Ayame memiliki tempat tersendiri di dalam hatinya tanpa Sakura sadari.

.

.

.

Di sebuah ruangan yang sangat mewah, terlihat beberapa orang yang tengah menangisi jasad seorang gadis berusia 15 tahun. Dia merupakan putri mahkota yang terkenal karena kelemahannya yang mendalam.

Setelah dirinya mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju istana kekaisaran, tubuhnya terpental hingga jatuh ke dalam jurang, sehingga membuat gadis itu akhirnya mengalami koma selama 2 bulan dan hari ini tabib istana telah menyatakan bahwa Putri Lian Hua tidak bisa diselamatkan lagi, dia telah meninggal.

"Siapkan upacara kematian Putri Lian Hua!" ucap seorang pria paruh baya yang menggunakan pakaian kebesaran seorang Kaisar.

Beberapa orang prajurit yang mendengar perintah dari penguasa kekaisaran itu pun segera bergegas untuk melaksanakan tugas mereka, sedangkan beberapa orang pelayan dan tabib saat ini masih berada di dalam kamar milik sang Putri mahkota, sambil sesekali membereskan semua barang-barang yang berada di sana.

Ssshhh...

Sebuah suara kecil tiba-tiba saja terdengar di telinga mereka dan membuat semua orang yang ada di sana bergegas ke arah peraduan, di mana saat ini tubuh Putri Lian Hua berada. Kelopak mata gadis itu terlihat bergerak, sehingga membuat para tabib langsung bergerak dan memeriksa denyut nadi miliki Sang Putri kekaisaran.

Tiba-tiba saja seorang tabib berteriak dengan sangat kencang, sehingga mengejutkan semua orang yang ada di sana, termasuk sang kaisar yang baru saja akan melangkahkan kakinya untuk kembali menuju aula kekaisaran.

"Tuan Putri telah kembali..! Tuan Putri telah bangkit dari kematian..!" teriak tabib itu dengan sangat kencang.

Tap...

Tap...

Tap...

Chapter 03

Tap...

Tap...

Tap...

Terdengar banyak sekali langkah menuju ke paviliun yang ditempati oleh Putri Lian Hua, saat ini semua orang terlihat berbondong-bondong untuk membuktikan ucapan dari tabib tua, yang telah mengatakan bahwa Putri mahkota kekaisaran Tianlu telah kembali dari kematian.

Mereka benar-benar dibuat takjub dan setengah tidak percaya, karena putri yang selama ini begitu lemah dan tidak memiliki kemampuan apapun itu, ternyata bisa bertahan dalam kesakitannya. Bahkan setelah tabib menyatakan bahwa putri Lian Hua telah meninggal, gadis itu malah kembali dan mengejutkan semua orang.

Brak...

Pintu kamar itu pun langsung di dobrak dengan sangat kencang dan saat ini terlihatlah sosok penguasa kekaisaran Tianlu yang merupakan ayah kandung dari Putri Lian Hua, mendatangi kamar itu untuk melihat keadaan Putri kandungnya.

"Bagaimana keadaan Putri Lian Hua?" tanya Kaisar itu kepada tabib yang selama ini merawat putrinya.

"Tuan putri telah kembali dari kematian, yang mulia. Saat ini keadaannya bahkan sangat baik, hanya saja mungkin dia akan mengalami sedikit masalah dengan ingatannya, mengingat tuan putri telah mengalami koma selama 2 bulan terakhir." jawab tabib itu.

Kaisar Lian Zhuo langsung menganggukkan kepalanya, kemudian dia pun meminta agar tabib itu terus menjaga dan merawat putri kandungnya dengan sebaik-baiknya. Meskipun selama ini dia selalu bersikap dingin terhadap Lian Hua, nyatanya pria nomor satu di kekaisaran Tianlu itu merupakan seorang ayah yang sangat mencintai putrinya.

Hanya saja sebuah ingatan yang menyakitkan dari masa lalu membuatnya seringkali bersikap acuh terhadap apapun yang terjadi dengan Putri kecilnya itu. Putri Lian Hua merupakan putri dari Kaisar Lian Zhuo dan juga permaisuri Li Hua.

Dimasa lalu...

Karena menginginkan seorang anak, akhirnya permaisuri Li Hua mengabaikan peringatan yang diberikan oleh kaisar terdahulu dan juga Kaisar Lian Zhuo. Padahal dia telah mengetahui sebuah kenyataan pahit, dimana setiap permaisuri dari kekaisaran Tianlu tidak diperbolehkan untuk memiliki seorang putra ataupun putri.

Itu sudah menjadi rahasia umum, mengingat kekaisaran Tianlu pernah mendapatkan sebuah kutukan, dimana seorang selir kaisar yang terabaikan di masa lalu, mengutuk kaisar karena ketidakadilannya.

Sehingga siapapun yang akhirnya menjadi seorang permaisuri kekaisaran Tianlu, tidak akan pernah memiliki seorang anak dan jika dia memaksakan kehendaknya, maka pada saat anaknya terlahir, jiwa permaisuri itu akan terperangkap dalam sebuah dunia kecil yang telah diciptakan oleh sang selir, yang kemudian berubah menjadi seorang Dewi Kegelapan.

Kini tubuh permaisuri Li Hua tersimpan dengan sangat cantik di atas sebuah peti es, kecantikannya tidak pernah memudar meskipun telah melewati masa yang sangat panjang.

Kaisar Lian Zhuo akhirnya menikahi adik dari permaisuri Li Hua yang bernama Li Wei, meskipun keduanya terlahir dari rahim yang sama, nyatanya memiliki sifat yang bertolak belakang.

Jika permaisuri Li Hua di masa lalu merupakan seorang wanita yang sangat lemah lembut dan penuh dengan kebijaksanaan, jauh berbeda dengan permaisuri baru yang bernama Li Wei, dia adalah wanita yang sangat sombong dan dipenuhi oleh keserakahan.

Permaisuri Li Wei sangat membenci putri Lian Hua, meskipun gadis kecil itu merupakan putri kandung dari Kakak perempuannya dan sekaligus anak tirinya, tak membuat hati Sang permaisuri baru itu terketuk, untuk turut serta menyayangi gadis malang itu.

Dia bahkan seringkali berusaha untuk melenyapkan Putri Lian Hua dengan berbagai macam cara, agar posisinya saat ini tidak terancam. Apalagi Putri Lian Hua memiliki wajah yang sungguh cantik mempesona seperti ibu kandungnya.

Prang...

Prang...

Prang...

Terdengar suara kekacauan di sebuah paviliun mewah yang dihuni oleh wanita paling berkuasa di kekaisaran Tianlu, permaisuri Li Wei saat ini begitu berang setelah salah seorang pelayannya mengabarkan berita buruk tentang Putri Lian Hua, yang ternyata kembali hidup setelah mengalami koma selama dua bulan terakhir.

Padahal dirinya telah melakukan segala cara untuk bisa menyingkirkan Putri Lian Hua, setelah akhirnya memaksa beberapa orang prajurit kekaisaran untuk melakukan tindakan keji, agar bisa membuat Putri Lian Hua terjatuh ke dalam jurang yang sangat dalam, permaisuri Li Wei juga telah membayar salah seorang tabib kekaisaran, untuk memberikan racun kepada tubuh gadis malang itu, agar tidak bisa kembali bangkit dari kematian.

Namun ternyata gadis itu seolah memiliki 1000 nyawa, bahkan setelah berkali-kali hidupnya berada dalam bahaya, Putri Lian Hua selalu terbangun kembali dalam keadaan hidup.

"Dasar gadis sialan! Harusnya sejak dulu aku menyingkirkanmu, jika saja yang mulia Kaisar Lian Zhuo tidak menempatkan salah seorang kepercayaannya untuk menjaga gadis kecil itu, dia pasti telah menyusul ibunya untuk pergi ke neraka." ucap permaisuri Li Wei sambil mengepalkan kedua tangannya.

Dia benar-benar sangat berang akibat keberuntungan yang dimiliki oleh gadis itu, bahkan selama 15 tahun terakhir, permaisuri Li Wei terus saja berusaha untuk membuat gadis itu semakin terpuruk, namun pada akhirnya tidak membuat Putri Lian Hua kehilangan semangat hidupnya.

Padahal selama ini permaisuri Li Wei begitu berharap jika keponakannya itu akan melenyapkan diri, setelah mengetahui kenyataan pahit, bahwa ibu kandungnya telah mengorbankan nyawa demi untuk bisa melahirkan dia ke dunia ini.

.

.

.

Putri Lian Hua akhirnya membuka matanya, dia mulai mengedarkan pandangan ke arah kiri dan juga ke kanan untuk mengetahui posisi keberadaannya saat ini.

Meskipun jauh di lubuk hatinya dipenuhi rasa penasaran yang teramat sangat, namun bibir gadis itu tetap terkatup, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, hingga akhirnya Putri Lian Hua berteriak dengan sangat kencang seraya memegangi kepala dengan kedua tangannya, saat ini ribuan ingatan seseorang seolah masuk dengan cara paksa ke dalam ingatannya, dan membuat tubuh lemahnya akhirnya jatuh dalam ketidaksadaran.

"Tuan putri..!"

Beberapa orang pelayan yang berada di paviliun teratai yang ditempati oleh Putri Lian Hua akhirnya segera berteriak dengan sangat kencang, saat netra mereka menyaksikan sendiri bahwa Putri kekaisaran itu saat ini telah kembali dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Apalagi mereka juga melihat, bagaimana mata putri Lian Hua yang melotot sambil memegangi kepala merasakan kesakitan yang teramat sangat, membuat semua orang yang berada di sana segera bergegas untuk melapor kepada kaisar Lian Zhuo dan juga memberitahu tabib yang selama ini merawat Putri Lian Hua.

Tak berapa lama para tabib itu pun segera datang menuju paviliun teratai, mereka saat ini telah membawa berbagai macam alat untuk memeriksa Putri Lian Hua. Apalagi pada saat gadis kecil itu kembali setelah dinyatakan kehilangan nyawanya, membuat para tabib mulai meragukan kemampuan mereka.

Mungkinkah jika saat ini mereka telah kehilangan kemampuan? Sehingga membuat diagnosa yang salah tentang keadaan kesehatan dari Putri Lian Hua.

Brak...

Lagi-lagi pria nomor satu di kekaisaran Tianlu itu menendang pintu kamar yang ditempati oleh Putri kecilnya, dia bergegas ke arah peraduan di mana saat ini Putri Lian Hua tengah diperiksa oleh seorang tabib.

Wajah Kaisar Lian Zhuo terlihat sangat pucat, dia begitu takut kehilangan putri semata wayangnya. Apalagi permaisuri barunya saat ini tidak ingin memiliki seorang anak, sehingga membuat Kaisar Lian Zhuo harus berusaha sekuat tenaga untuk menjaga putri kecilnya itu agar tetap hidup, karena merupakan satu-satunya keturunan keluarga istana kekaisaran Tianlu.

"Bagaimana keadaan putri Lian Hua?" tanya kaisar Lian Zhuo sambil menatap cemas tubuh putri kecilnya yang terlihat kurus dan sangat pucat.

"Sepertinya saat ini tuan putri kembali koma, yang mulia." jawab salah seorang tabib sambil membungkuk di hadapan Kaisar Lian Zhuo.

Mata tuanya terlihat sangat lelah, dia benar-benar tidak mengetahui keajaiban yang saat ini terjadi di hadapan matanya, berkali-kali dia dibuat frustasi karena keadaan kesehatan Putri Lian Hua yang tiba-tiba saja mendadak sembuh setelah mengalami koma selama 2 bulan.

Namun hanya berselang beberapa saat, gadis kecil itu kembali pada keadaan tidak sadarkan diri, hingga membuat para tabib menggelengkan kepalanya perlahan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!