NovelToon NovelToon

4 Tahun Setelah Berpisah.

Perubahan

Selamat! Membaca 🤗

Jangan lupa untuk Like, Vote, hadiah, dan ulasan bintang 5 nya ya🤗🤗🤗

Terima kasih 🙏

Semoga suka dengan cerita baru dari Otor ini.

Jika ada kesalahan dalam tulisan ini, tolong koreksi ya 🤗

🍁🍁🍁🍁

"Mas, kau sudah pulang! Sini aku bawakan tasnya,"ujar seorang wanita yang sudah 3 jam lebih menunggu di depan pintu, menantikan kepulangan sang suami.

Ia adalah Kirana, wanita berwajah ayu dan lembut yang masih berusia 22 tahun, Ia dipersunting seorang lelaki bernama Senopati, 2 tahun silam.

Di usia pernikahannya yang sudah cukup lama, Kirana merasa Seno berubah, tidak sehangat yang dulu. Lelaki itu nampak dingin dan lebih sering mengabaikannya.

Namun Rana tetap melakukan apa yang sudah menjadi kewajibannya setiap hari, termasuk menyambut Seno pulang meskipun lelaki itu pulang di jam yang tidak biasanya.

Seno memberikan tas kerjanya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Aku sudah masak makanan kesukaanmu Mas, kamu makan ya?"ujar Kirana yang kembali mencoba, menciptakan suasana hangat yang sudah beberapa bulan meredup.

Namun Seno, malah menghela nafas berat.

"Rana, aku lelah seharian bekerja aku ingin mandi dan langsung beristirahat."

Kirana mengulas senyum terbaik yang ia miliki.

"Baik Mas, aku akan siapkan air hangat untukmu mandi."

"Terima kasih."

Seno berjalan terlebih dahulu memasuki kamar.

***

Setelah menyiapkan air untuk ritual mandi sang suami, Rana merapikan makanan yang tertata rapi di atas meja, sore tadi Kirana menyempatkan diri untuk memasak beberapa menu yang menjadi makanan favorit Seno, ia berharap bisa makan malam bersama suaminya, yang sudah beberapa bulan terakhir tidak pernah meraka lakukan karena Seno selalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai salah satu anggota Tim SAR.

CKLEK..

Kirana mendorong pintu kamar, ia melangkah perlahan.

Seno yang mendengar suara pintu terbuka, segera menarik selimut sampai menutupi semua tubuhnya, hanya wajahnya saja yang terlihat dan ia langsung memejamkan matanya.

"Kamu sudah tidur, Mas!"

"Eeemm!"

Hanya itulah sahutan dari Seno.

"Baik, beristirahatlah, Mas."

Kirana berjalan menuju balkon kamar, di sana ia merenung memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dengan Seno. Kenapa dia bisa bersikap sedingin ini, padahal dulu ia lelaki hangat dan penyayang.

'Apakah Mas Seno sudah tidak tertarik lagi denganku!

Atau Mas Seno memiliki...!'

Pikirkan buruk selalu menghantui benak Rana.

Namun ia segera menepis semua pikiran yang sering melintas di kepalanya, ia tetap berpikir positif tentang suaminya.

'Mungkin Mas Seno sedang lelah! karena seharian bekerja.'Kata inilah yang selalu Rana yakin, untuk menghibur hatinya.

*******

"Mas, sore nanti bisa temani aku ke rumah Kak Sarah, Dino ulang tahun hari ini."Pinta Rana, sambil menyiapkan sarapan untuk Seno.

"Maaf Rana, aku tidak bisa. Ada beberapa hal yang harus aku kerjakan dan mungkin akan pulang malam, kamu pergi bersama temanmu saja ya."

Dan ini jawaban yang sudah kesekian kalinya Seno lontarkan, ketika Istrinya meminta untuk di temani ke suatu tempat.

"Baiklah Mas, tidak apa-apa. Tapi kamu sarapan dulu ya!"

Seno melirik mesin waktu yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Maaf Rana, ini sudah siang, aku harus segera pergi karena ada latihan."

Dan ini juga sudah kesekian kalinya Seno menolak sarapan yang di sajikan Kirana.

Dengan perasaan sedih yang di tahan, Rana mengantar Seno sampai depan pintu.

"Berhati-hatilah Mas!"

Seno mengangguk dan segera masuk kedalam mobilnya.

Rana menatap mobil yang semakin melaju menjauhinya.

"Ada apa denganmu, Mas. Apakah aku punya salah! kenapa kamu terlihat seperti membenciku, bahkan kau sudah enggan untuk menyentuhku meski itu hanya sebatas sentuhan tangan."Gumam Rana, yang masih menatap jalanan.

**

Ingatan 2 tahun silam terlintas di benak Kirana, di mana Seno mempersuntingnya di hadapan kedua orang tuanya dengan bersungguh-sungguh. Rasa bahagia menyelimuti hati wanita ini ketika ia resmi menikah dengan Seno. Lelaki baik itu memperlakukan Rana layaknya seorang Ratu, ia selalu mencium kening sang istri sebelum tidur dan saat terbangun, tidak lupa saat berangkat bekerja Seno tidak melupakan ritual itu.

Seno akan mengeluarkan semua rayuannya yang mampu membuat Istrinya terbang sampai di langit ke 7, lelaki itu juga selalu memuji masakan istrinya, setiap kali ia menghabiskan masakan Rana. Ia akan mengucapkan kata-kata sayang dan cinta pada Rana di setiap menit selama 24 jam. Sungguh sebuah pernikahan yang manis.

Tapi keindahan dan kebahagiaan itu sirna dalam sekejap, Seno berubah tanpa sebab apapun. Ia menolak sang Istri tanpa alasan yang jelas, membawa Kirana di zona kesedihan tanpa ia tau apa penyebab dan kesalahannya.

***

Kirana memutuskan untuk pergi menenangkan pikirannya sejenak! untuk menemui sahabatnya bernama Aurel.

"Kamu kenapa?"Tanya Aurel yang melihat Rana hanya memutar-mutar sedotan di gelas minumannya.

"Tidak apa-apa."

"Tidak apa-apa bagaimana! lihatlah wajahmu, sejak tadi kau tekuk seperti itu, apa kamu memintaku bertemu hanya untuk melihat kesedihanmu ini?"

"Maaf Rel!"

"Apa ini semua karena suamimu yang masih bersikap dingin?"

Kirana mengangguk.

"Rana, apa kamu sudah bicara dengan suamimu?"

"Aku tidak memiliki keberanian untuk itu."

"Tapi kamu harus tetap bicara dengannya, cari waktu yang tepat untuk berbicara dari hati kehati dengan suamimu, jika di biarkan berlama-lama akan menimbulkan kesalahpahaman di antara kalian berdua."

Kirana diam, dia membenarkan apa yang dikatakan Aurel, tapi ia tidak cukup berani untuk bertanya kepada Seno. Ia takut jika jawaban dari lelaki itu akan membuatnya sedih atau terluka.

"Rana!"panggil Aurel.

"Iya, aku akan mencoba untuk bicara dengan Mas Seno."

"Itu pilihan yang bagus, semoga permasalahan di antara kalian cepat selesai."

"Terima kasih! Aurel. Apa kamu bisa menemaniku ke Rumah Ka Sarah sore nanti."

"Tentu, sore nanti aku tidak ada kesibukan apapun."

"Terima kasih."

******

Di tempat lain.

"Sen, kau tidak makan siang?"tanya Dika, teman satu Tim dengan Seno.

Mereka baru usai melakukan latihan .

"Tidak! kau saja."

"Apa kau tidak lapar?"

"Tidak!"

"Kau ini kenapa! apa ada masalah! Seno, seberat apapun masalah yang kita hadapi kita harus tetap makan yang banyak, kamu sadar akan profesi kita yang membutuhkan banyak tenaga kan! kita tidak boleh lemah."

"Aku tau."

"Kalau begitu ayok makan, aku sudah menemukan tempat makan yang enak, kau harus mencobanya."

Dengan sedikit paksaan, akhirnya Seno memutuskan untuk mengikuti Dika, makan siang di Luar.

**

"Dika!"Panggil, Seno di tengah-tengah santap siangnya.

"Eeem, ada apa?"

"Apa pernah, kau merasa jenuh dengan sesuatu yang sudah kau jalani selama bertahun-tahun?"

Mendengar pertanyaan Seno yang sedikit aneh bagi Dika, lelaki itu meletakkan sendok makanya.

"Ada apa?"

"Ada apa apanya?"tanya Seno bingung.

"Ada apa kau bertanya seperti ini?"

"Tidak! aku hanya bertanya saja."

"Seno, apa kau mulai jenuh dan bosan dengan profesimu saat ini?"tanya Dika yang salah paham.

"Tentu saja tidak, sejak kecil aku bercita-cita ingin menjadi bagian dari Tim penyelamat seperti ayahku, mana mungkin aku bosan dengan profesi ini."

"Lalu apa yang membuatmu bosan?"

"Dika, aku hanya bertanya bukan berarti aku yang mengalaminya kan! Ah, sudahlah. Percuma bicara denganmu."Seno bangun terlebih dahulu, ia meninggalkan meja sebelum menghabiskan makanannya.

"Dia aneh sekali,"gumam Dika.

Bersambung..

🍁🍁🍁

Lope banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️

Suami Yang Sudah Tidak perduli.

Selamat! Membaca 🤗

🍁🍁🍁

"Rana, akhirnya kau datang juga. Apa kamu tau! Keponakanmu ini sudah sejak tadi menanyakan kapan kamu datang!"Ujar Sarah yang menyambut kedatangan Kirana, satu-satunya adiknya.

"Maaf Kak, aku sedikit terlambat karena ada beberapa hal yang harus aku kerjakan."

"Tidak apa Rana, kami tau kau sibuk dengan semua urusanmu,"sahut Bima, suami dari Sarah.

"Oya, bagaimana! apa kamu akan melanjutkan kuliahmu yang tertunda?"tanya Sarah.

"Aku masih memikirkannya, Kak."

"Kenapa kalian terus bercengkrama, apa kalian tidak lihat jika aku tengah menahan lapar,"ujar Aurel, yang memang sejak siang tadi perutnya belum terisi nasi.

"Aah, maaf -maaf, kita sampai lupa jika ada Aurel di sini."Seru Sarah.

"Kak Sarah ini tega sekali!"keluh Aurel.

"Aku, bercanda Aurel. Ayo masuk!"

"Di mana Dino Kak?"Tanya Rana, yang tidak melihat kehadiran bocah itu.

"Sebentar, aku panggilkan."

Bima bergegas masuk untuk memanggil anaknya yang tengah berulang tahun.

Dan di susul Aurel yang ikut masuk untuk mengisi perutnya yang keroncongan.

**

"Rana, kamu tidak datang dengan Seno?"Tanya Sarah.

Deg!

Pertanyaan Sarah kembali mengingatkan Rana pada kesedihannya.

"Tidak Kak, Mas Seno ada latihan jadi tidak bisa datang, tapi ia menitip salam pada Kak Sarah dan Mas Bima, ia juga menitipkan kado ulang tahun untuk Dino,"kata Kirana berbohong.

Karena sesungguhnya, Seno tidak menitipkan apapun untuk Sarah dan Bima, apalagi kado untuk Dino.

"Sampaikan rasa terima kasih Kakak pada Seno, kakak senang melihat rumah tangga kalian begitu harmonis dan tentram, semoga kalian bisa mempertahankan ke harmonis ini dan segera mendapatkan momongan."

Perkataan Sarah semakin menambah perih di hati Rana, ia tidak tahu apakah bisa mempertahankan rumah tangganya yang akhir-akhir terasa hambar dan dingin.

'Seandainya Kak Sarah tau apa yang terjadi dengan rumah tanggaku, dia pasti tidak akan bicara seperti ini.'Batin Kirana.

🍁🍁🍁

"Seno, ini sudah Sore saatnya kita pulang dan beristirahat, apa kau tidak ingin pulang?"

Tanya Dika yang kembali mengganggu Seno.

"Jika kau ingin pulang, pulanglah."

"Aa, sepertinya kau sangat betah sekali di Pos, baiklah! Kalau begitu aku pulang dulu karena aku sudah sangat merindukan orang-orang di rumah yang tengah menunggu kepulanganku."

Seno terdiam, mendengar kata-kata Dika, ia jadi teringat dengan istrinya yang selalu menunggu kepulangannya.

Tapi ia tidak seperti Dika yang sangat bersemangat ketika akan pulang, Seno justru merasa enggan dan malas untuk pulang, itu sebabnya ia lebih sering mengulur waktu lebih lama di Pos dari pada langsung pulang. Seno akan pulang di malam hari dan langsung tertidur, itu semua Seno lakukan agar ia bisa menghindari Kirana.

Mengingat Rana yang sedang tidak ada di rumah membuat Seno, memutuskan untuk pulang di jam seharusnya.

Entah apa yang menyebabkan lelaki itu seakan Bosan dengan istrinya sendiri.

***

Saat itu, Seno yang sudah berusia 32 tahun dipaksa segera menikah oleh kedua orang tuanya, namun saat itu kekasih Seno belum siap untuk menikah karena ingin mengejar karirnya terlebih dahulu.

Dan Seno pun bersedia menunggu kesiapan sang kekasih.

Namun ketika kakeknya yang sudah sangat tua meminta Seno untuk segera menikah lelaki itu tidak bisa menolak, bukan hanya meminta Seno untuk segera menikah tapi sang kakek juga sudah menyiapkan calon untuk cucu semata wayangnya itu. Ia adalah Kirana, gadis baik yang kakek Arif kenal di saat Kirana tengah magang di Rumah sakit sebagai seorang perawat, dan Kakek Arief pasien yang di rawat oleh Rana.

Dengan kesiapan yang di paksa, Seno menikahi Rana, gadis yang baru ia kenal.

Meskipun terpaksa, Seno tidak pernah menunjukkan sikap tidak suka dan tidak cinta pada Rana, selama ini ia berperan baik sebagai seorang suami yang sempurna dan selalu memanjakan istrinya. Tapi sepertinya, Seno mulai bosan dengan peran itu, ia benar-benar tidak bisa membuka dan menerima Kirana dalam hidupnya. Seno pikir, dengan ia berpura-pura mencintai dan menyayangi Rana, bisa membuka hatinya dan menerima gadis itu, tapi nyatanya salah! Seno tidak pernah mencintai Kirana dan menempatkan gadis itu di hatinya, dan saat ini Seno memutuskan untuk berhenti dari kepura-puraan nya hingga di waktu yang tepat ia akan mengatakan yang sebenarnya pada Rana. Seno tidak mau langsung mengatakan kejujuran hatinya, karena ia takut melukai hati gadis itu, biar bagaimanapun juga Kiran adalah istrinya wanita yang dengan tulus merawat dan menyayanginya selama ini.

🍁🍁🍁🍁

Seno membuka tudung saji yang ada di meja, ia melihat beberapa makanan tertata rapi di sana. Meskipun Kirana tahu bahwa Seno sudah tidak pernah lagi makan di rumah, tapi wanita itu masih saja memasak untuk suaminya.

"Maaf, Aku tidak mau memberikan harapan yang lebih jauh lagi padamu,"gumam Seno, dan kembali menutup tudung saji.

Ia masuk ke dalam kamar dan membersihkan diri.

****

Ting!

Satu pesan masuk di ponsel Seno, dan dia bergegas membukanya.

(Mas, apa kamu sudah pulang! Jika tidak sibuk, bisa tolong jemput aku di rumah Kak Sarah, aku pulang malam karena harus membantu Kak Sarah, dan Aurel sudah pulang terlebih dahulu karena ada sesuatu yang harus ia kerjakan)

Itulah isi pesan yang ternyata dari istrinya.

Dengan menahan rasa, Seno membalas pesan istrinya.

(Maaf Rana, masih ada beberapa hal yang harus aku kerjakan, aku tidak bisa menjemputmu)

(Tidak-tidak apa-apa Mas, aku bisa pulang sendiri berhati-hatilah dalam bekerja)

Balasan Rana, dan Seno tidak berniat untuk kembali membalas meskipun hanya untuk berkata Terima kasih, atau Baik.

Baru Seno meletakkan ponselnya di atas meja, benda pipih itu kembali berbunyi.

(Sen, pak Bayu mengundang kita untuk makan bersama, sepertinya beliau menemukan hari keberuntungannya hingga mau mentraktir kita makan malam, kau harus datang ya, aku kirim lokasinya sekarang.)

Dan kali ini, pesan dari Dika.

Seno ingin menolak, tapi sang atasan tidak menerima penolakan itu, dan mau tidak mau Seno pun pergi ke undangan makan malam tersebut.

🍁🍁🍁

"Sebaiknya kamu menginap saja Rana, ini sudah malam apa kamu yakin akan pulang sendiri?"kata Sarah, yang merasa khawatir dengan adiknya yang harus pulang sendiri di larut malam.

"Tidak apa Kak, aku pulang saja kasihan Mas Seno jika sendirian di rumah."

"Baiklah! kalau begitu Mas bantu pesan taksi online, agar kamu bisa segera sampai,"Sahut Bima, yang juga mengkhawatirkan adik iparnya.

"Terima kasih, Mas Bima."

"Tidak perlu sungkan."

🍁🍁🍁🍁

"Akhirnya! kau datang juga Sen,"seru Dika setelah melihat kehadiran Seno, yang sebetulnya terlambat.

"Maafkan saya tidak tepat waktu Pak,"ucap Seno pada pak Bayu ketua Timnya, seraya menundukan kepala.

"Tidak apa-apa, bukan sepenuhnya salahmu saya yang mengundangmu dengan mendadak! ayo duduklah, kita nikmati kebersamaan ini selagi masih ada waktu bersama."

Seno duduk, dan di sana ia terlibat perbincangan hangat dan candaan kecil. Pak Bayu, ketua Tim Seno ternyata mengajukan pensiun, ia ingin lebih dekat dan menghabiskan waktu bersama keluarga, di usianya yang sudah banyak.

Bersambung..

🍁🍁🍁🍁

Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏

Minta dukungannya ya 🤗

Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini 🙏

Lope banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️

Tips dan Trik meluluhkan hati Suami

Selamat! Membaca 🤗

🍁🍁🍁🍁

"Ada apa Pak?"tanya Kirana, ketika taksi online yang ia naiki tiba-tiba berhenti.

"Maaf Mbak, mobilnya mogok, saya cek dulu sebentar ya."Sahut Sopir taksi.

Rana mengangguk dan membiarkan Sopir itu turun untuk memeriksa masalah apa yang terjadi di mobilnya, sementara ia masih menunggu di dalam.

Beberapa menit kemudian, Sopir masih belum bisa menghidupkan mobilnya.

"Apa masih lama pak?"tanya Rana, sambil melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 22:00.

Dengan sangat menyesal, sopir taksi online itu berkata.

"Maafkan saya Mbak, sepertinya mobil harus di bawa ke bengkel, saya tidak bisa mengantarkan Mbak sampai tujuan, maaf."

Kirana menghela nafas berat, sebenarnya ia tidak cukup berani jika harus pulang menggunakan kendaraan umum seperti Bus di malam hari seperti ini.

"Bagaimana kalau saya bantu carikan taksi online, agar bisa mengantarkan mbaknya sampai ke tujuan."

"Tidak perlu. Terima kasih banyak, pak. Tidak apa-apa saya turun di sini saja biar nanti saya yang memesan taksi sendiri."Sahut Rana yang tidak mau merepotkan supir taksi yang sedang kesusahan itu.

"Baik mbak, sekali lagi saya meminta maaf atas ketidaknyamanan ini."

"Iya tidak apa-apa Pak, ini musibah tentu saja di luar kuasa kita."

**

Sambil memesan taksi yang sedikit sulit, Kirana berjalan perlahan menuju restoran yang tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

"Aku haus sekali!"

Tenggorokan wanita itu merasa kering ketika ia melihat spanduk di depan restoran yang mempromosikan berbagai jenis minuman segar.

Perlahan ia melangkah memasuki restoran dan memesan satu Cup jus buah Alpukat.

"Tunggu sebentar ya Nona!"

Ujar seorang wanita yang melayani Rana.

Rana mengangguk, iseng-iseng ia mengedarkan pandangannya menatap setiap sudut dan kursi yang ada di Restoran itu, yang masih nampak ramai pengunjung.

Tiba-tiba tatapan Rana terhenti di sebuah meja besar yang berada di pojok Resto.

Bukan tanpa alasan, Rana menghentikan pandangannya ke sana, karena ia melihat sosok yang sangat di kenal. Yaitu Seno, lelaki tengah duduk dengan beberapa rekan kerjanya, ia tidak menyangka jika bisa bertemu dengan suaminya di sana secara kebetulan.

Dengan perasaan bahagia, Rana melangkahkan ingin mendekat dan menyapa mereka.

Tapi langkahnya terhenti ketika Kirana melihat senyum mengembang dan raut bahagia di wajah Seno, lelaki itu tertawa dengan lepas tanpa ada keterpaksaan dan beban. Sekalipun dulu Seno selalu bersikap manis pada Rana, tapi ia tidak pernah menunjukkan kebahagiaan seperti ini.

Melihat kebahagiaan Seno, entah kenapa hati Rana justru seperti teriris.

"Selama kita menikah kamu tidak pernah menunjukkan senyum bahagia, dan wajah penuh semangat seperti ini di depan ku, Mas. Bahkan akhir-akhir ini kamu selalu memasang wajah murung dan lelah ketika bersamaku, aku pikir kamu menjelma menjadi lelaki pendiam, tapi ternyata kamu diam hanya saat bersamaku."Gumam Rana.

Ia berbalik dan mengurungkan niatnya untuk menyapa Seno dan rekan-rekannya.

"Nona, ini pesanannya!"ujar wanita pelayan Resto.

"Terima kasih!"

Rana segera membayar dan pergi dari sana, ia tidak mau jika kehadirannya di ketahui Seno.

***

Di dalam taksi, Rana kembali mengingat kejadian beberapa menit lalu, wajah bahagia senyum mengembang dari sang suami yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Membayanginya benak Rana. Bahkan, saat Seno mengucapkan kata-kata sayang dan cinta pun lelaki itu tidak pernah tersenyum. Seno selalu datar meskipun ia selalu bersikap baik pada Rana.

"Apa karena kamu ingin bahagia dan tertawa lepas seperti ini bersama rekan kerjamu sampai kamu tidak mau menjemput ku pulang Mas!"gumam Rana, yang merasa sesak di dadanya.

🍁🍁🍁

Sesampainya di rumah, Rana melihat makanan di meja tidak tersentuh sedikitpun, seperti biasanya ia merapikan kembali semua makanan itu ke dalam kulkas. Entah apa yang dipikirkan Rana, meskipun ia tahu Seno tidak akan pernah memakan masakannya tapi ia tetap memasak dan menyajikannya di meja makan.

Dengan hati yang lelah, Rana masuk ke dalam kamar dan merebahkan diri, entah apa yang terjadi kedepannya pada rumah tangga kedua manusia ini. Rana perlahan memejamkan matanya.

🍁🍁

Keesokan harinya, Kirana terbangun di jam yang seharusnya ia sudah menyiapkan sarapan untuk Seno. (Walaupun tidak pernah di makan)

"Aku kesiangan!"

Ia bergegas masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri setelah itu keluar dari kamar, ia tidak melihat Seno di ranjang dan Rana pikir lelaki itu sudah bangun terlebih dahulu karena seperti biasanya, Seno akan pergi ke tempat kerjanya di pagi hari.

Namun Rana cukup terkejut ketika melihat Seno yang masih tertidur di sofa, depan TV.

"Apa Mas Seno semalam tidur di sini?"

Rana berjalan ingin membangunkan suaminya, tapi niat itu ia hentikan kerena tidak tega melihat Seno tertidur dengan pulas.

Mendengar suara gaduh di dapur, Seno mengerjapkan matanya dan membuka perlahan.

"Astaga! Ini jam berapa!"

Seketika lelaki itu panik ketika melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 08:30.

"Kenapa aku bisa kesiangan."

Seno bergegas masuk ke dalam kamar menjalankan ritual paginya.

**

"Rana, kenapa kamu tidak membangunkan aku. Kamu taukan jika aku harus berangkat pagi,"ujar Seno, setelah ia siap dengan pakaian kerjanya.

"Maaf Mas, aku melihat kamu sangat lelah sampai tertidur pulas di sofa, aku jadi tidak tega untuk membangunkan mu."Sahut Rana, yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan.

"Ya sudah! Kalau begitu aku berangkat dulu."

Seno bergegas menuju ke depan, tanpa menunggu Rana yang biasanya meminta ia untuk sarapan terlebih dahulu.

"Padahal ada latihan penting kenapa aku bisa kesiangan seperti ini,"keluh Seno seraya memasuki mobilnya dan melaju dengan kecepatan tinggi menuju Kantor SAR.

🍁🍁🍁

Beberapa Minggu berlalu, dan Seno masih bersikap seperti biasa.

Kirana yang ingin mempertahankan keutuhan dan keharmonisan rumah tangganya berusaha keras untuk mengembalikan situasi seperti semula. Berbagai cara sudah dilakukan oleh wanita itu, mulai dari merayu Seno, menggoda di malam hari dengan pakaian seksi, melakukan apa saja yang disukai oleh lelaki itu, tapi hasilnya nihil.

Tapi Rana tidak akan menyerah sampai sini, ia akan terus berusaha.

Hari ini, Kirana kembali membuka internet untuk mencari tahu apa saja yang bisa menaklukkan hati seorang suami, setelah sekian cara sudah ia lakukan dari berbagai narasumber namun gagal, tapi belum mau berhenti dan akan terus berjuang merebut hati suaminya kembali.

"Apa aku harus melakukan ini! Astaga kenapa aku tidak terpikirkan akan hal ini,"gumam Rana, setelah melihat! >Tipis dan Trik meluluhkan hati Suami< Yang ia lihat di internet, "Selama menikah dengan mas Seno aku tidak pernah membawakan makan siang untuknya, Mas Seno sangat sibuk ia pasti tidak makan siang dengan Baik."Sambungnya.

Itulah Kirana, ia selalu memikirkan dan mementingkan Seno. Bahkan ia tidak memperdulikan dirinya asal ia bisa membuat Seno bahagia.

Setelah mendapat informasi dari internet yang sangat baik baginya, Rana bergegas pergi ke pasar, ia membeli beberapa bahan makanan dan sayuran.

Dengan penuh hati-hati dan usaha Kirana memasak menu yang paling di sukai Seno. Sayur kangkung dan Ikan balado pedas.

Setelah satu jam lamanya Rana berkutat dengan alat dapur akhirnya ia menyelesaikan semuanya dengan sangat baik.

"Mas Seno pasti seneng!"gumam Rana, setelah ia menutup rantang biru berisi makanan.

Rana melirik jam dinding.

"Ya ampun! Satu jam lagi Mas Seno istirahat, aku harus segera membawa makanan ini,"Rana bergegas mengambil tas. Namun ia terhenti ketika menyadari jika penampilannya sangat tidak menarik dan bau bumbu-bumbu dapur.

"Rana, apa kau gila, ingin bertemu mas Seno dengan penampilan seperti ini, bahkan kamu belum Mandi,"ujar Rana memaki dirinya sendiri lalu berbelok menuju kamar.

Bersambung..

🍁🍁🍁🍁

Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏

Minta dukungannya ya 🤗

Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini 🤗

Lope banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!