Bapak.... Ibu......
Teriak Acha saat melihat Ibu dan Bapaknya terkapar dijalanan , saat melihat kedua orang tuanya tertabrak oleh sebuah mobil yang tidak bertanggung jawab . Acha menjatuhkan semua buku bukunya dan menghampiri mereka berdua .
" Hiks .. Hiks .. Pak .. Bu .. Bangun bertahan demi Acha " . Tangis Acha pecah saat itu juga sesaat melihat kedua Orang Tuanya tidak berdaya . jalanan yang sepi menyulitkan dirinya untuk meminta tolong .
" Tolonggg .... Tolonggg .... ". Teriak Acha yang saat ini masih setia memangku Sang Ibu dan Bapaknya . Darah yang bersimbah dimana mana membuat baju dan celana yang Acha pakai kotor tak berbentuk .
Teriakan Acha masih menggema pada malam yang sunyi ini . Acha berusaha membaringkan kepala Sang Ibu dan Bapaknya . Lalu ia berdiri dengan sekuat tenaga yang ia punya .
Acha berjalan dengan tangisan dan air mata yang mengalir deras di pipinya . Acha berlari saat dilihatnya ada mobil yang tengah melintas . Acha dengan nekat berdiri di tengah jalan agar sang mobil berhenti dan mau menolongnya .
" Ckit.... " . Suara ban mobil yang nyaris saja hampir menabrak dirinya terdengar jelas .
" Ada apa Man ? Mengapa kamu tiba tiba berhenti mendadak " . Tanya Sang Bos yang tengah duduk di kursi kemudi .
" Maaf Tuan , ada perempuan yang mencegat kita di tengah jalan . Makanya saya berhenti mendadak " . Ucap sang supir .
" Cek Man , siapa tau dia membutuhkan bantuan kita ".
" Baik Tuan ". Dengan segera Parman turun untuk mengetahui apa motif dari wanita ini .
" Mbak .. Mbak tidak apa apa . Kenapa baju Mbak banyak darahnya begini " . Ucap Parman yang merasa kaget saat melihat Perempuan yang kisarannya tidak beda jauh dengan Sang Anak yang dikampung .
Acha meluruhkan dirinya , akhirnya ada juga yang akan menolong dirinya dan kedua orang tuanya . " Tolong saya Pak , disana kedua Orang Tua saya terkapar bersimbah darah ditabrak oleh pemobil yang tidak bertanggu jawab . Saya minta tolong untuk membawanya kerumah sakit Pak " . Tunjuk Acha kepada yang menolongnya .
" Sebentar saya bilang majikan saya dulu ya Mbak " . Parman yang tidak tega langsung bergegas memberitahukan ini pada Sang Majikan .
" Tuan " .
" Ya Parman , ada apa dengan Perempuan itu ? " .
" Begini Tuan , Perempuan tadi menceritakan bahwa kedua Orang Tuanya telah menjadi korban tabrak lari . Dan dia meminta bantuan untuk membawanya kerumah sakit Tuan " .
" Bantu dia Man , suruh Perempuan itu masuk kedalam mobil . Saya akan menghubungi Ben dulu " .
" Baik Tuan " . Dengan cepat Parman turun dari dalam mobil dan menghampiri Perempuan tadi .
" Mbak , silahkan masuk , Bos saya akan membantu Mbak ". Ucap Parman kepada Perempuan yang berada di depannya .
" Ta.. Tapi Pak , baju saya kotor penuh darah . Enggak mungkin kalau saya harus masuk kedalam mobil mewah Majikan Bapak , saya takut Majikan Bapak marah kepada saya , jika saya masuk ". Jawab Acha .
" Enggak apa apa Mbak . Bos saya yang suruh , artinya Beliau tidak akan marah " . Parman berusaha menjelaskan agar Perempuan didepannya ini segera masuk .
Acha menarik nafasnya pelan pelan . " Baiklah Pak ". Jawab Acha denga segera Acha dan Parman masuk kedalam mobil Sang Bos.
" Tuan , terimakasih atas tumpangannya " . Jawab Acha seraya melihat sosok siapa yang sudah mau berbaik hati menolongnya . Betapa terkejutnya Acha saat melihat . Ya , Ravendra KartaWijaya , pengusaha ternama diseluruh penjuru kota ini . Siapa yang tidak mengenal dengan nama KartaWijaya , pastinya seluruh negeri ini tau siapa Ravendra KartWijaya .
" Jalan Man , kita harus segera menolong Orang Tua , Maaf siapa nama kamu , kalau boleh saya tau ? " . Tanya Ravendra kepada Acha .
" Acha Tuan . Lebih tepatnya Natasha Hadiningtyas " . Jawab Acha dengan Cepat .
" Oke Acha , bisa tunjukan dimana saat ini kedua Orang Tuamu di tabrak " .
" Maju sedikit Pak , Tuan . Itu dia , itu Kedua Orang Tua saya " . Kembali air mata Acha keluar tanpa disuruh , saat melihat tubuh Kedua Orang Tua Acha masih terbujur di jalan raya .
Mereka semua turun dari mobil , dan menghampiri Orang Tua Acha . Betapa terkejutnya Ravendra saat melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini .
" Hadi ". Ucap Ravendra , ya ini adalah Hadikusumo . Teman masa kecilnya di kampung dahulu . Hadi yang telah membantunya sampai sesukses seperti ini .
" Ini Bapak kamu Acha " . Tanya Ravendra tiba tiba kepada Acha .
Acha yang mendapat pertanyaan seperti itu menoleh kaget . Pasalnya seorang Ravendra kenal dengan Bapaknya sendiri . " Iii.. Iya Tuan , ini Bapak saya " . Jawan Acha terbata .
Tidak butuh waktu lama , ada dua mobil Ambulance datang . Iya , Ravendra sempat menghubungi rumah sakit milik pribadinya sesat tadi saat Parman mencoba membujuk Acha .
" Angkat segera , Saya mau kalian semua berikan pelayanan yang terbaik untuk Pasien " . Ravendra berucap dengan tegas kepada para medis yang datang .
" Baik Tuan " . Jawab para medis dengan kompak .
Acha yang masih dalam keadaan bingung dan tak mengerti hanya diam , fikirannya tertuju kepada kondisi Bapak dan Ibunya saat ini .
Ya Tuhan .. Tolong selamatkan kedua Orang Tuaku . Acha berucap dan berdoa di dalam hati .
****
Dewangga yang saat ini berada di Apertement hanya bisa diam , seraya memegang gelas bekas minuman yang dia minum . Masalahnya dia telah menabrak pasangan Suami dan Istri yang sedang menyebrang di penyebrangan jalan .
Dewangga yang saat itu dalam keadaan mabuk , tidak menyadari bahwa lampu jalanan berubah warna menjadi warna merah . Dia terus memacu kendaraanya dengan kecepatan tinggi .
Saat dirinya akan keluar melihat kondisi korban , Dewangga mendengar teriakan seorang Perempuan . Pasti .. Sudah pasti itu adalah anak perempuan dari korban yang dia tabrak .
" Sial , sial , sial . Kenapa semuanya jadi begini . Kalau bukan karena Aku melihat Renata pemotretan dengan seorang Laki Laki dengan pose yang begitu intim . Kejadian ini pasti tidak akan pernah terjadi " . Sambil melempar gelas yang berada di tangannya .
" Arghhhhhh " . Teriak Dewangga sambil menyugar rambutnya kebelakang .
" Tam , Jemput aku di apartement ku besok pagi . Ingat di apartement , jangan datang ke kediamanku " . Segera Dewa mematikan sambungan panggilannya dengan Asissten Pribadinya .
Tama yang di ujung sanah hanya mendesah pelan , " Pasti bertengkar lagi dengan Renata . Dewa , Dewa mau saja di begoin oleh Renata ". Sambil kembali menaruh ponselnya di nakas .
Dewa yang saat ini sudah merasakan pening di kepalanya , perlahan lahan segera masuk kedalam kamar .
Pernikahannya dengan Renata , tidak pernah berjalan mulus . Renata yang selalu sibuk menjadi Model , dan Dewa yang juga kerap kali sibuk untuk mengurusi kerajaan bisnis milik keluarga KartaWijaya , hanya bisa menelan kepahitan dalam hidupnya .
Dirinya yang sudah beristri , tetapi merasa tidak mempunyai Istri . Memang Renata hanya mementingkan kariernya saja dibandingkan dengan rumah tangganya .
Kerap kali Dewa meminta Renata untuk berhenti dari dunia permodelan dan menjalankan kewajibannya sebagaimana Istri dirumah . Tetapi hanya pertengkaran lah yang dia dapat dengan Renata . Renata yang keras kepala membuat Dewa pusing tujuh keliling . Inilah resiko yang dia hadapi sekarang , mempunyai Istri yang sama sekali tidak bisa membagi waktunya dengan suami .
Maka saat Dewa berusaha untuk meminta restu dan menikahi Renata , Soraya menolak dengan tegas . Ya Soraya KartaWijaya , sang Ibunda Dewa menolak dengan tegas untuk pernikahannya dulu . Entah mengapa sang Ibunda sangat membenci Renata . Apakah karena selama lima tahun pernikahannya dengan Renata , Renata belum bisa memberikannya Cucu .
Dewa juga tidak paham sama sekali .
" Hay hay hay .. Pembaca setiaku .. Selamat datang di novel keduaku . Semoga kalian menyukainya ya . Tolong beri dukungannya . Jangan lupa untuk menyukai dan mengikutiku dengan cerita cerita selanjutnya " . Terimakasih salam cinta Author D..
Acha yang saat ini tengah gelisah didalam mobil pun , terus merapalkan doa untuk kedua orang tuanya . Acha belum sanggup jika harus ditinggal oleh mereka berdua . Sebab , Acha sudah tidak punya siapa siapa lagi selain Bapak dan Ibunya .
Ravendra yang tengah melihat kegelisahan di raut wajah Acha pun merasa iba . Bagaimana bisa , sahabatnya yang dulu dia cari cari nyatanya menjadi korban tabrak lari oleh orang yang tidak bertanggung jawab .
Hampir setengah jam mereka semua melakukan perjalanan untuk sampai dirumah sakit milik keluarga besar KartaWijaya . ' Wijaya International Hospitality ' ya orang tua Acha dibawa kerumah sakit terbaik di negeri ini . Bagaimana tidak , rumah sakit bertara internasional , serta tenaga medis yang tidak main main , membuat nama rumah sakit ini melambung tinggi dalam sekejap .
" Acha , ayo masuk . Kenapa malah melamun disini ". Ucap Ravendra sambil menepuk pundak Acha .
" ii .. Iya Tuan , Acha yang melihat orang tuanya sedang di tangani oleh dokter serta perawat , tak henti hentinya kembali memanjatkan doa ".
" Tuan , untuk biaya rumah sakitnya , bisa saya cicil tuan ? . Masalahnya saat ini saya belum mendapatkan gaji saya ". Ucap Acha dengan hati hati .
" Tidak perlu kamu fikirkan masalah biayanya Acha . Saya ikhlas membantu Bapak dan Ibu kamu ". Ucap Ravendra saat ini .
Acha tidak tahu saja , bahwa Ravendra adalah sajabat Hadi , ya Hadikusumo adalah sahabat baik Ravendra saat dikampung .
Dia lantas merantau ke kota , ingin menjadi orang yang sukses dan berguna saat itu . Hadi yang selalu setia menemaninya memberikannya sertifikat tanah untuk dijual dan hasilnya untuk Ravendra merantau . Ravendra sendiri sudah menganggap Hadi sebagai saudaranya , buktinya disaat dia kesusahan dan kesulitan , Hadi selalu membantunya .
Tekad Ravendra sudah bulat , disaat dirinya sudah sukses , Ravendra akan mengembalikan uang yang Hadi kasih untuk dirinya . Tetapi , Ravendra yang saat itu menyuruh anak buahnya mencari keberadaan sahabatnya , ternyata Hadi sudah tidak tinggal disana .
Ravendra , mencarinya keseluruh penjuru negeri ini , tetapi tidak ketemu sama sekali . Ravendra yang sudah putus asa pun menghentikan pencariannya .
Tetapi takdir berkata lain saat ini . Dihadapannya adalah anak dari sahabat dia sendiri , setelah berpuluh tahun Ravendra mencarinya .
Ceklek ....
Pintu ruangan terbuka dan Seorang Dokter dengan Perawat kekuar dari dalam ruangan tersebut .
Dokter membuka maskernya yang menutupi sebagian wajahnya. " Tuan , Kami mohon maaf yang sebesar besarnya , korban tidak dapat kami selamatkan ". Ucap sang Dokter .
Acha mendadak tegang memdengar itu .
" Enggak , enggak mungkin kan Dok , Bapak sama Ibu saya pasti masih bisa selamat . Dokter jangan bohong sama saya " . Tanya Acha yang melangkah maju menuju Dokter .
" Maaf Nona , Orang tua Nona , sudah tiada . Darah yang terus mengalir tidak bisa kami hentikan . Korban banyak sekali kehilangan darahnya ". Dokter mengatakan yang sebenernya untuk kedua kalinya .
Acha teriak histeris mendengar itu semua . Dan gegas berlari masuk kedalam ruangan tersebut . Dilihatnya kedua Orang tuanya sudah terbujur kaku .
Bapak .... Ibu ....
Kembali Acha teriak memanggil Orang tuanya . Hancur sudah semuanya , hidupnya kini hanya sebatang kara , tidak mempunyai siapa siapa lagi di dunia ini .
Ravendra gegas masuk kedalam untuk melihat terakhir kalinya Sang Sahabat . ' siapa yang sudah tega melakukan ini padamu Di , akan kupastikan orang yang telah menabrakmu akan mendapatkan ganjarannya '. Ucap Ravendra dalam hati .
Ravendra berjalan mendekat untuk memberanikan diri , memeluk Acha yang masih bersimpuh .
" Ikhlaskan semuanya Acha , Tuhan mungkin lebih sayang Orang tuamu ".
Acha diam saja tidak menjawab , dia bertekad dalam hati untuk menemukan siapa orang yang telah menabrak kedua Orang Tuanya sampai meninggal .
Ravendra yang melihat itupun diam . " Acha , Acha lihat Om . Acha sekarang ikut sama Om ya , Om ini Sahabat Bapak kamu dulu di kampung ".
Acha menengok untuk melihat Ravendra . apakah benar seorang Ravendra adalah sahabat Bapaknya ? .
" Acha harus percaya sama Om , Om sahabat Bapak Acha . Acha yang kuat ya , kita cari sama sama siapa pelakunya yang sudah menabrak Orang Tua Acha ".
Tangis Acha pecah saat itu juga . Ravendra yang masih memeluk Acha merasakan badan Acha sedikit berat dan merosot . Dilihatnya Acha yang sudah terpejam matanya . Ya Acha pingsan , Acha tidak kuasa menahan kesedihannya .
Ravendra yang melihat Acha pingsan pun segera membawa Acha keluar dari dalam ruangan tersebut . Dan meminta kepada Dokter dan Perawat untuk segera menyiapkan kamar untuk Acha .
" Ben , cari tahu siapa yang telah menabrak sahabat saya di jalan Cendrawasih . Kamu cari siapapun itu orangnya saya enggak mau tahu , periksa semu cctv yang ada disana . Jangan sampai ada yang terlewat sedikitpun Ben . Kamu mengerti ? ". Ucap Ravendra dengan tegas .
" Baik Tuan , akan saya laksanakan dengan segera . Ada lagi Tuan ". Tanya Ben
" Kamu bawa dia kehadapan saya hidup hidup . Akan saya pastikan apa hukuman yang pantas untuk dirinya ".
" Baik Tuan ".
Dengan segera Ravendra memasukan kembali ponsel yang berada di tangannya kedalam jasnya . Om akan melindungimu Acha . Tekad Om sudah bulat untuk membalas budi kepada Bapakmu .
****
Dewangga terbangun dari tidurnya , dan tiba tiba saja dia mendadak gelisah saat ini . Dewa memikirkan bagaimana nasib orang dia tabrak tadi . Apakah selamat atau tidak ?
Dewa mencoba mengambil ponselnya yang berada disampingnya untuk menghubungi Tama . Dewa harus segera menyingkirkan bukti sekecil apapun agar tidak diketahui oleh kedua Orang tuanya . Bisa bisa hidupnya dalam bahaya .
" Tam , tolong kamu datang ke apartemen ku saat ini juga . Penting " . Dan dewa langsung mematikan panggilannya .
Tama yang hendak ingin menjawab tiba tiba menjadi diam manakala panggilannya terputus begitu saja . Umpatan demi umpatan Tama layangkan kepada Dewa .
" Sinting ini orang , jam segini suruh dateng ke apartemen ? Untung Bos , coba kalau bukan ". Ucap Tama yang sudah hafal sekali kebiasaan dewa .
Tama berjalan di sepanjang lorong Apartemen yang dia tempati , jarak Apartemen Tama dengan Dewa tidaklah jauh . Hanya dua puluh menit saja jika menggunakan kendaraan roda dua maupun mobil . Tama melirik kembali jam yang melingkar di tangannya . Pukul setengah dua belas , gumam tama .
Tama telah sampai diparkiran dan dia saat ini lebih memilih menggunakan sepeda motornya agar leih cepat sampai di Aprtemen Dewa .
Ducati pemberian Dewa dia gunakan . Tama mulai menyalakan mesin roda duanya dan menggunakan helm serta jaket .
Hampir sepuluh menit , akhirnya Tama sampai di Apartemen Dewa .
" Mas Tama , mala malam begini mau ketemu Tuan ya ? " . Tanya satpam yang bertugas menjaga Apartemen .
" Iya ni Pak , Bos gila . Udah jam segini saya masih disuruh kerja . Untung sahabat ya Pak . Pak titip motor ya , saya mau ketemu Dewa dulu ". Jawab Tama .
" Siap Mas ". Ucap Satpam .
Setelah pamit pada satpam , Tama bergegas berjalan kedalam Apartemen milik Dewa . Setelah sampai didepan kamar Dewa , dengan segera Tama membuka password Apartemen sang sahabat .
Dilihatnya banyak sekali beling yang berserakan di sekitar dapur . Bisa Tama pastikan , ini ada hubungannya dengan Renata , Istri Dewa .
Dewa mendengar suara pintu pun bangkit berdiri . Pusing dikepalanya melanda , tetapi dia harus berjalan menemui Tama .
" Lo kalau mau ngamuk bisakan jangan disini ? " . Ucap Tama saat melihat Dewa .
Ya mereka berdua adalah sahabat semasa kecil . Jadi Tama sudah tidak asing lagi jika berbicara berdua dengan Dewa tidak menggunakan bahasa formal .
" Gue abis nabrak orang Tam ". Ucap dewa kepada Tama .
Tama yang mendengar itu terkejut bukan main . Pasalnya baru kali ini Dewa menabrak seseorang .
" Terus Lo ngapain masih disini bego ? Lo kabur gitu aja iya ? " . Umpat tama kepada Dewa .
" Tadinya Gue mau turun untuk bawa mereka ke rumah sakit , tapi Gue denger ada suara Perempuan teriak dari belakang mobil . Akhirnya Gue engga jadi bantu " .
" Mereka ? Lo nabrak berapa orang Wa ? " .
" Dua , pasangan Suami Istri . Gue dalam kondisi engga terlalu sadar Tam ".
" Lo minum ? Bego dipiara , udah tau minum . Seharusnya panggil sopir Wa . Kalau udah begini gimana ? Gue engga bisa bantu . Bokap lo tau sendiri kaya gimana orangnya . Gue engga mau mati konyol di tangan Bokap Lo ya Wa ".
" Bantu Gue , jangan sampe Papa tau ".
Tama mengusap wajahnya dengan kasar . Dia tau bagaimana sifat dan karakter Revandra . Dia tidak ingin mati muda saat ini , menghadapi Revandra sama saja seperti menghadapi Malaikat Maut .
" Enggak , Gue engga bisa ya Wa . Lo mau ngorbanin Gue demi keselamatan Lo ? Sinting ". Umpat Tama kepada Sang Sahabat . " Lo setidaknya harus jujur Wa untuk saat ini . Kalau Bokap Lo sampai tau dari orang lain , gue engga tau apa jadinya ".
Dewa mengusap wajahnya . Ucapan Tama memang benar , tetapi dia takut untuk jujur kepada Papanya sendiri . Hubungan mereka berdua terbilang tidak baik baik saja saat Dewa memutuskan untuk menikahi Renata secara diam diam tanpa melibatkan Ravendra , Papanya sendiri .
" Lo bicara baik baik sama Bokap Lo , bicara dari hati ke hati , jangan samapai kepancing emosi Wa . Ingat pesan Gue , jangan kepancing emosi Wa ". Tama mengucapnya dengan tegas kepada Dewa .
Keras kepalanya Dewa menurun dari Ravendra . Maka jika Dewa keras , Ravendra juga akan keras . Tidak ada yang mau mengalah sedikitpun .
Dewa yang tengah bimbang pun menimang nimang ucapan Tama . Apakah dirinya harus berbicara jujur kepada Papanya ?
Bersambung . . .
Acha yang saat ini berada di ruang rawat pun tiba tiba sadar dan teriak histeris memanggil kedua Orang tuanya .
Bapakkk ... Ibuuuu ....
Kembali Acha berteriak , seraya melepas infusan yang berada di tangannya , dia abaikan rasa sakit itu .
Ravendra yang mendengar teriakan Acha mendekatinya , dilihatnya tangan Acha yang bersimbah darah , akibat Acha memaksa melepas selang infusnya . " Acha ". Dengan segera Ravendra menutup pintu ruangan Acha .
Bapak ......
Acha memberontak , dirinya ingin kembali memastikan , apakah memang benar bahwa Bapak dan Ibunya telah tiada .
" Acha , Acha dengar Om . Bapak dan Ibu kamu sudah tiada . Dengar Om baik baik , kita cari siapa orang yang telah menyebkan Bapak dan Ibu kamu meninggal . Om janji , akan segera menemukannya . Acha harus percaya sama Om , bahwa Om ini benar benar sahabat Bapak kamu ". Kembali Ravendra berucap, sambil terus menyadarkan Acha yang saat ini terpukul .
Lengan Acha memerah , setelah ditahan begitu lama oleh Ravendra . Acha kembali luruh ke lantai , dirinya tidak menyangkan akan secepat ini kehilangan kedua Orang tuanya . Belum sempat dirinya membalas semua jasa Bapak dan Ibunya . Belum sempat juga dirinya untuk membahagiakan kedua Orang tuanya .
Acha menangis sejadi jadinya saat ini . Ravendra keluar untuk memanggil Dokter dan Perawat agar memberinya sedikit obat penenang .
Tak berapa lama , Dokter dan Perawat masuk , untuk memeriksa Acha , dan kembali memasangkan infusan ke tangan Acha . Tidak lupa , Dokter tersebut telah menyuntikan Obat Tidur untuk Acha , agar Acha sedikit bisa istirahat tanpa memikirkan kembali kedua Orang tuanya .
Ravendra yang melihat itu merasakan sedih yang luar biasa , dia berjanji , akan segera menemukan siapa yang menabrak kedua Orang Tua Acha . Ravendra akan memenuhi janjinya itu .
Dia segera beranjak keluar dari ruangan Acha , semakin berada disana , hanya semakin membuatnya sakit . Melihat Acha yang putus asa saat Hadi dan Istrinya dinyatakan telah tiada .
" Bagaimana Ben , kamu sudah mendapatkan siapa yang menabrak sahabat saya ? ".
Ben meneguk salivanya , saat mendengar pertanyaan seperti itu . Bagaimana dia akan menjelaskan kepada Bosnya , jika yang menabrak itu adalah Anak Bosnya sendiri .
" Ben ". Kembali Ravendra memanggil Ben .
" Ya Tuan , Tuan ada dimana saat ini ? Bisa kah jika saya kesana untuk memberitahukan informasi yang saya dapatkan ". Tanya Ben dengan hati hati .
Ravendra mengernyitkan alisnya saat mendengar ucapa Ben . " Saya masih dirumah sakit Ben . Jika kamu mau datang silahkan saja ". Ucap Ravendra .
" Baik Tuan , saya akan segera kesana ". Jawab Ben .
Ravendra yang masih menghubungi Ben , menatap sendu Acha dari balik pintu ruang rawat . Akan dia pastikan sang penabrak akan mendapatkan balasannya .
" Ben , siapkan acara pemakaman untuk Sahabat saya , makamkan saja di pemakaman keluarga Karta Wijaya ".
" Akan saya laksanakan Tuan , tapi jika Tuan Besar menanyakan bagaimana Tuan ? ".
" Saya yang akan menjelaskan kepada Papa saya Ben , kamu hanya perlu mempersiapkan segalanya dengan benar ".
" Baik Tuan " .
Ravendra pun mematikan panggilannnya dengan Ben , dan akan menemui Papanya saat ini juga , dia tidak bisa jika menjelaskan lewat ponsel , masalahnya adalah ini sangat Urgent sekali . Dia akan meminta perawat menjaga Acha saat dirinya tidak berada disini . Ya , Ravendra juga akan menghubungi Istrinya agar menemani dirinya dirumah sakit nanti .
*****
Dewa yang saat ini tengah duduk bersama dengan Tama pun bingung , apakah harus jujur ? .
" Udah , mending lo telfon Bokap lo deh Wa ". Ujar Tama
" Gue takut Tam , lo tau sendiri Bokap kaya apa ? ".
" Mending jujur Wa , daripada Bokap lo tau dari Asisten kepercayaannya tuh , Om Ben . Kerjaan Om Ben kan engga pernah meleset ".
" Tapi Tam , lo tau gimana kondisi gue sama Bokap saat ini ".
" Kan udah gue bilangin , Renata itu engga baik buat lo . Lo nya aja yang tetep ngeyel untuk nikahin dia . Gue yang bukan Bokap lo aja marah , saat denger lo tiba tiba nikahin Renata tanpa sepengetahuan gue , eang dasar manusia gila lo ".
Dewa diam saja saat sahabat sekaligus Asistennya ini memberikan ceramah pada dirinya . Ya Dewa memang menikahi Renata , tanpa memberitahukan siapapun . Dewa tidak ingin kehilangan Renata , bisa dibilang Dewa ini terlalu bucin dengan Renata .
" Sekarang , apa yang lo dapet dari pernikahan lo ini Wa ? , bahkan selama lima tahun pernikahan ini , Renata engga mau mengandung anak dari lo Wa . Sadar engga sih lo itu hanya dimanfaatkan sama Renata aja ". Tama yang sudah kesal pun mengeluarkan unek uneknya . Tama tidak ingin melihat Dewa yang nantinya menyesal .
Dewa yang mendengar ucapan Tama hanya diam saja . Ya , selama ini memang dewa tidak mengekang dan membatasi kegiatan Renata menjadi Model . Itu adalah cita cita Renata dari dahulu dan Dewa pun tau hal itu .
" Come on Bro , gue engga mau sampe lo menyesal saat telah memilih menikah dengan Renata . Gue sayang sama lo sebagai sahabat , makanya gue ngomong kaya gini , supaya lo sadar Wa . Dan untuk permasalahan lo yang nabrak orang . Gue saranin , temuin Bokap lo , bicara baik baik sama Bokap lo . Inget , bicara baik baik Wa , jangan pakai emosi . Gue pergi dulu , oh ya besok ada meeting dengan salah satu klien dari Bangkok ya Wa . Lo jangan sampe lupa . Gue cabut dulu ". Sembari menepuk bahu Dewa , Tama berjalan keluar menuju pitu apartemen Dewa .
Tama rasa sudah cukup dirinya memberikan ceramah pada Dewa kali ini , terserah , akan didengar atau tidak oleh Dewa . Tama sedikiti lega saat sudah menceramahi Dewa tadi .
Sepeninggal Tama , Dewa duduk termenung di depan ruang televisi . Menyandarkan kepalanya di kursi sofa . Apakah dirinya harus berbicara kepada Papanya atau tidak .
Pasalnya , hampir lima tahun ini Dewa dan Ravendra tidak pernah betegur sapa jika bertemu . Shiren Karta Wijaya , alias Mama Dewa pun sampai kehabisan akal , agar Ravendra dan Dewa mau berbicara dari hati ke hati .
Dewa memijit pelipisnya yang terasa berdenyut memikirkan nasib pernikahannya dengan Renata . Dewa akan mencoba untuk menghubungi Papanya , apapun akan dia terima konsekuensinya nanti . Yang jelas Dewa ingin , Papanya tidak akan murka saat mengetahui dirinya telah menabrak pasangan suami istri tersebut .
" Masih ingat dengan Papa , Wa ". Tanya Ravendra dengan sinis saat mendapatkan panggilan telfon dari Anaknya .
" Bisa minta waktu Papa sebentar , Dewa ingin berbicara dengan Papa berdua saja bisa ". Tanya Dewa hati hati .
" Ada angin apa kamu Wa , meminta untuk bertemu dengan Papa ? Mau meminta restu ? Jangan harap dan jangan bermimpi ya Wa ". Dengan tegas Ravendra berucap .
" Bukan Pa , Dewa bukan ingin meminta restu . Dewa hanya ingin berbicara empat mata saja dengan Papa . Bisa Pa ? ".
" Temui Papa dirumah sakit kita Wa , jika kamu ingin berbicara , Papa ada urusan disini ". Dengan segera Ravendra mematikan panggilanny dengan sepihak .
Dewa hanya bisa menghela nafasnya saat Papanya dengan sepihak mematikan panggilannya . Dewa beranjak dari kursi dan dia meraih kunci mobil yang berada di atas nakas .
Dewa menghela nafasnya berkali kali , pasalnya jantung Dewa sangat berdegup kencang saat ini . Apapun yang akan Ravendra lakukan , Dewa akan terima konsekuensinya .
Bersambung . . .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!