NovelToon NovelToon

Pengasuh Tuan Muda Lumpuh

Bab 1

BRAK!!!

Terjadi kecelakaan nahas di jalan utama. Sebuah mobil mewah menabrak truk yang sedang ugal ugalan. Korban di mobil tersebut adalah Tuan Muda Lee. Siapa yang tidak kenal dengannya? Bahkan dunia mengenalnya!

Tuan Muda Lee adalah orang yang paling berpengaruh se Asia. Bisnisnya telah menggurita dan ia selalu disegani oleh semua orang.

Tetapi, nasib buruk Tuan Muda Lee sudah dimulai sejak hari ini. Hari dimana ia harus kecelakaan secara tragis dan parahnya ia harus menelan pil pahit bahwa kakinya lumpuh.

Berita televisi langsung menyiarkan tabrakan itu. Semua orang gempar, bahkan tidak terkecuali kekasihnya Athena. Athena seorang model papan atas dengan gaji paling tinggi saat ini. Namanya melejit berkat hubungannya dengan Tuan Muda Lee.

Begitu kecelakaan itu terjadi, asisten dari Tuan Muda Lee segera mengurusnya. Ia membawa Tuannya ke rumah sakit terbaik, tidak lupa juga ia mengabarkan pada orang tua Tuan Muda Lee.

****

"Kenapa Lee, kenapa kamu jadi begini. Mommy sangat menyayangkan hal ini." Wanita berusia 55 tahun itu adalah mommy dari Lee, yang bernama Angela. Ia menangis tersedu sedu manakala putranya itu sedang berbaring tak berdaya di ruang UGD.

Setelah sekian lama, akhirnya dokter keluar dari ruangan itu. " Keluarga Tuan Muda Lee?" Dokter itu memastikan bahwa ini memang keluarganya. Dan kedua orang tuanya Lee mengangguk.

"Bagaimana dengan putra saya dok?"

Aaron, dia adalah daddy dari Lee. Saat ini raut wajahnya menunjukkan ketegangan.

Dokter pun menghela nafas sebelum menjelaskan kondisi buruk anak mereka. " Begini Tuan, Nyonya. Tuan Muda Lee saat ini mengalami syok yang cukup berat dan untuk untuk kakinya mengalami... " Dokter itu seakan keberatan akan bicara yang sebenarnya pada mereka.

Angela yang tidak kunjung mendapat jawaban menjadi gusar. "Kakinya kenapa dok? Bicara yang jelas!". Seru Angela menaikkan nada bicaranya, dan langsung ditenangkan oleh Aaron.

" Sabar sayang, jangan menyela pembicaraan dokter." Aaron mengusap punggung istrinya untuk meredam amarahnya saat ini.

"Kakinya mengalami kelumpuhan." Dokter itu harus mengatakan yang sebenarnya walaupun kenyataan itu akan menyakitkan mereka.

Mendengar pernyataan dari dokter yang memvonis bahwa Lee mengalami kelumpuhan, sontak Angela langsung pingsan seketika.

****

Setelah beberapa jam, akhirnya Lee siuman. Ia tidak merasakan pergerakan pada kakinya. Yang semula ia masih mengerjabkan matanya, sekarang kian melotot. Kenapa kakinya tidak bisa digerakkan.

Ia memegangi kakinya itu. "Ada apa dengan kakiku!". Seru Lee kepada kedua orang tuanya yang masih membisu, rasanya Angela ingin kabur detik itu juga karena tidak sanggup mengatakan yang sebenarnya.

" Kamu yang sabar Sayang." Angela malah menenangkan putranya yang masih syok.

Sekarang giliran Lee yang menatap mommy nya. "Kenapa mom kaki ku? Ada apa?". Lee mengatakan dengan nada bergetar. Ia sudah berpikiran buruk saat ini.

" Kamu mengalami kelumpuhan sayang. Dan prediksi dokter itu bakal permanen." Angela mengatakan hal itu dengan terisak. Bulir bening dari pelupuk matanya sudah lolos begitu saja.

Lee menggelengkan kepalanya. Ia masih denial terhadap keadaannya saat ini. Seakan tidak terima. "Tidak Mom, tidak mungkin Lee lumpuh permanen. Arrgghh...."

Lee berseru, ia gusar dengan keadaan itu. Mana mungkin Lee akan menjalani semua ini dengan kursi roda. Bukankah itu akan membuat rivalnya tertawa puas?!

*****

Hari demi hari sudah dilalui Lee. Rasanya hidupnya kini tidak lagi berwarna. Apalagi kekasihnya, Athena sengaja memutuskan secara sepihak pada Lee.

Sekarang Athena tidak membutuhkan Lee sebagai kekasih. Ia berpikir akan repot jika harus mengurus Lee yang lumpuh.

"Sayang, kamu kan sudah pulih. Nanti kita bisa pulang ya". Mommy Angela tentunya mengajak bicara putranya. Alih alih menanggapi, Lee malah memalingkan mukanya.

Mommy Angela begitu paham akan kondisi itu. Bahkan sekarang Lee tidak ada semangat hidup. Membuat Angela menjadi susah.

Perusahaan milik Lee juga dibiarkan begitu saja, malah sekarang yang menghandle hanya asistennya saja. Aaron sudah tua. Ia tidak mau meneruskan perusahaan Lee itu. Bahkan Aaron sendiri punya perusahaannya sendiri.

Hari ini adalah kepulangannya setelah 10 hari berada di rumah sakit. Lee berjalan menggunakan kursi roda. Pasti membuat hatinya teriris. "Kenapa harus seperti ini? Kenapa harus aku yang mengalami?!". Hanya itu yang selalu dikeluhkan oleh Lee.

****

Di mansionnya itu, Lee tidak dibiarkan begitu saja mengurus keperluannya saat ini. Mana bisa ia mengurus sendiri? Sementara kakinya sudah lumpuh seperti itu.

Di satu minggu pertama, Mommy Angela merawat Lee. Tapi karena kesibukannya juga, akhirnya Mommy Angela membuat lowongan pekerjaan untuk merawat Lee.

Gaji yang ditawarkan lumayan besar. Ia akan menjamin bahwa gajinya ini akan memakmurkan siapa saja yang mau bekerja dengannya.

Brosur, pamflet, serta media sosial adalah sarana untuk menyebarkan lowongan pekerjaan itu. Ya! Gajinya sekitar 20 juta dalam sebulan. Cukup fantastis bukan?

Berbondong bondong orang yang ingin mengisi lowongan pekerjaan itu, tapi berakhir tidak kuat dengan sikap Tuan Muda Lee yang sangat tempramental.

Apa apa pasti dibanting, pengasuhnya pasti dibentak bentak bahkan dicaci maki agar mereka semua tidak betah.

****

2 bulan berlalu, para pengasuh bahkan berganti setiap harinya. Tuan Muda Lee sampai hafal dengan watak pengasuh yang hanya mengincar gaji itu saja tanpa memperdulikan dirinya.

Sampai akhirnya ada seorang wanita yang sedang menangis di masjid Agung. Namanya adalah Kei. Ia hidup sebatang kara karena orang tuanya meninggal saat tragedi kecelakaan. Hartanya dikuasai oleh saudara, entah bagaimana caranya. Jadi ia harus berusaha keras untuk menembus sertifikat tanah milik orang tuanya sendiri.

Kei juga sudah berusaha melamar beberapa pekerjaan tetapi hasilnya nihil. Selalu ditolak entah karena apa.

Padahal ia adalah lulusan S1. Bahkan sekarang ijazahnya tidak ada gunanya. Melamar pekerjaan di kota besar sangatlah sulit, apalagi persaingan cukup ketat.

Saat ia hendak pergi dari masjid itu, tidak sengaja ia menemukan se lembaran brosur yang menyediakan lowongan pekerjaan menjadi pengasuh orang lumpuh.

"Wah,bisa dicoba nih. Aku harus mencobanya. Kebetulan aku pernah mengasuh di panti jompo, pasti tidaklah kesusahan. Apalagi gaji yang ditawarkan cukup besar".

Yang semula menangis, ia langsung mendadak ceria. Ia mengabari teman baiknya bernama Dona. Dona adalah teman laki lakinya. Ya! Benar, Dona orangnya memang berdandan layaknya banci hahaha.

Ia menelepon teman baiknya itu. Ia akan melamar ke tempat tujuan. Dan Dona senang mendengar kabar itu.

"Baguslah Kei, semoga kamu diterima ya. Kasian muka cantik gitu dibuat nangis terus". Ucap Dona di panggilan telepon itu dengan nada yang dibuat buat seperti perempuan.

" Iya, doakan ya". Kei akhirnya menutup telepon itu dan bergegas ke tempat tujuan.

Setelah 30 menit, akhirnya Kei sampai di tempat tujuan. "Wah, rumahnya besar sekali". Ucapnya kagum

Bab 2

Kei melangkahkan kakinya ke mansion itu. Ia menatap kagum rumah konglomerat itu. Di depan gerbang sudah ada satpam yang siap menanti untuk bertanya keperluan Kei kesini.

"Permisi pak, saya ingin mengajukan lamaran pekerjaan menjadi pengasuh Tuan Muda". Tanpa diminta, Kei langsung menyampaikan tujuannya kesini. Satpam itu langsung mengantarkan Kei ke Nyonya Besar, yaitu Nyonya Angela

" Bi, tolong antar mbak ini bertemu dengan nyonya besar". Tentu satpam itu hanya mengantar sebatas di teras rumah karena ada maid juga yang menyapu di situ.

"Oke, ayo mbak saya antarkan ke Nyonya besar". Maid itu langsung berjalan dan Kei mengikutinya dari belakang. Ia mengedarkan pandangannya. Rumah yang sangat besar menurut Kei.

" Maaf Nyonya menganggu, ini ada orang yang ingin bertemu Nyonya katanya mau melamar pekerjaan jadi pengasuhnya Tuan Muda". Maid itu berkata sopan sambil menunduk hormat pada majikannya, setelah itu ia berlalu.

****

"Jadi kamu mau melamar kerja jadi pengasuh anak saya?". Angela mengecek daftar riwayat hidup Kei. Angela heran kenapa Kei yang lulusan S1 mau bekerja sebagai pengasuh, padahal bisa bekerja di lain tempat.

" Iya Nyonya, saya ingin melamar kerja sebagai pengasuh Tuan Muda".

Angela manggut manggut. Atensinya tertuju ke arah Kei. "Kamu yakin? Anak saya memiliki sikap tempramental sejak kelumpuhannya itu. Sudah banyak orang yang melamar dan bekerja di sini, tapi tidak ada yang bertahan walaupun hanya 2 hari. Rata rata mereka tidak tahan dengan sikap anak saya".

Angela menerangkan kondisi Lee yang cukup tempramental. Ia tidak mau hanya sekedar menerima pengasuh tanpa mempertimbangkan apa apa.

"Saya yakin Nyonya, bahkan itu tidak menjadi masalah besar bagi saya. Sebelumnya riwayat kerja saya di panti jompo, saya banyak mengurus lansia yang lumpuh, buta, dan lainnya. Dan itu bukan pekerjaan yang berat".

Kei menjawab pertanyaan Angela dengan mantap dan tegas. Ia memang tidak suka bertele tele.

Angela tampaknya tertarik dengan Kei yang teguh pendiriannya itu. "Saya lihat di CV , kamu adalah lulusan S1. Kenapa tidak mencoba melamar sesuai jurusan kamu?". Angela tampak menatap lamat seseorang di hadapannya. Ia layaknya seorang HRD.

" Saya sudah melamar pekerjaan di berbagai perusahaan, tetapi dari semua perusahaan menolak saya karena saya tidak memiliki pengalaman kerja yang cocok di bidang saya, Nyonya ".

Kei menjelaskan dengan jujur. Angela tampak tertarik dengannya. " Oke, jadi kamu tidak keberatan akan mengasuh anak saya yang lumpuh dan tempramental? ".

Sekali lagi Angela berhak memvalidasi keinginan Kei untuk menjadi pengasuh itu. Kei pun mengangguk.

" Baiklah, saya rasa cukup. Dan kamu diterima bekerja di sini. Soal gaji tidak usah khawatir. Saya akan jamin sesuai dengan yang ada di pamflet yaitu 20 juta per bulan. Jika kerjamu bagus, saya akan menambah nominal itu".

Bahkan sekarang Angela sudah berani memberikan bonus jika memang Kei bekerja dengan benar.

Seketika itu mata Kei berbinar, hatinya senang sekali. Akhirnya penantian mendapatkan pekerjaan bisa terkabul juga. Bahkan tidak main main soal gajinya yang fantastis itu.

"Baik Nyonya. Saya janji tidak akan mengecewakan Nyonya". Kei tersenyum lebar menatap sang majikan. " Buktikan". Angela hanya membalas itu.

"Mulai sekarang kamu bisa kerja. Tetapi tidak di mansion ini, melainkan di mansion anak saya. Nanti saya minta sopir untuk mengantar kamu. Dan satu lagi, apakah kamu keberatan jika nantinya kamu tinggal di mansion anak saya? Karena keadaan yang sekarang ini membutuhkan perhatian ekstra".

Bagaikan ditimba rejeki segaban, Kei langsung menganggukkan kepalanya. Ia tidak perlu sibuk mencari kost baru lagi untuk tempat tinggal karena ia akan diusir dari kost lamanya.

"Saya mau Nyonya".

*****

" Kita sudah sampai, kamu bisa turun. Oiya disini hanya ada Tuan Muda dan beberapa maid. Jadi saya tinggal dulu ya, kamu tanya saja dimana ruang Tuan Muda".

Sopir itu berbicara pada Kei. Ia banyak urusan jadi tidak bisa mengantar sampai dalam mansion. Kei pun tidak keberatan.

Dilihatnya mansion yang tidak kalah mewah dari milik Nyonya Angela. Ia langsung disambut oleh maid disana.

"Pengasuh Tuan Muda Lee yang baru ya?". Maid itu bernama Ajeng. Usianya sekitar 40 tahunan.

" Iya, saya pengasuh baru. Boleh ditunjukkan ruangan Tuan Muda dimana?". Kei yang masih menenteng tas bawaannya malah sibuk ingin mengetahui kondisi majikannya.

"Sebelum itu, sebaiknya kamu ke kamar dulu. Kasian atuh itu barang bawaannya, berat". Ajeng begitu peka dengan kondisi Kei. Lalu mereka menuju ke kamar khusus maid disana.

Tidak seperti kamar maid yang biasa majikan sediakan. Ini kamarnya luas, bahkan lebih luas dari kost Kei dulu. Ia menatap seisi kamar itu dan meletakkan pakaian di lemari.

" Nanti kalau sudah siap, kamu tinggal panggil saya di dapur ya. Nanti saya tunjukkin ruangan Tuan Muda. Oiya, nama kamu siapa?".

Ajeng pun mengulurkan tangannya, ia tidak sungkan untuk berkenalan dengan orang baru. Dengan senang hati, Kei membalas uluran tangan itu. "Nama saya Keilla. Bisa dipanggil Kei.".

" Ohh nama saya Ajeng Rahayu. Dipanggilnta Ajeng aja atuh". Kei manggut manggut.

"Bi Ajeng aja gimana, masa sama yang lebih tua langsung manggil nama, gak enak saya". Kei malah mengembangkan senyumnya.

" Iya terserah Kei saja".

******

"Bi Ajeng, ayo tunjukkin ruangannya". Kei sudah berada di dapur. Ia berdiri di belakang Ajeng yang sedang memotong sayuran.

" Oke".

Setelah sampai, Ajeng memberi nasihat bahwa Tuan Muda nya itu tempramental. Kei mengangguk.

Ceklek

Dibukanya pintu Tuan Muda Lee, begitu dibuka. Pengap rasanya, kondisi kamar yang gelap dan dimana Tuan Mudanya? Ia menelusuri kamar itu.

"Dimana Tuan Muda ya, kok tidak ada". Kei mencari dan akhirnya menemukan bahwa Tuan Mudanya berada di balkon.

" Tuan". Sapa Kei ramah. Tidak ada jawaban darinya. Kei lantas mendekatkan jarak ke arah majikannya.

"Tuan, perkenalkan nama saya Kei. Saya pengasuh baru Tuan saat ini. Mulai --". Masih belum selesai bicara, Kei sudah disela pembicaraannya.

" Saya tidak butuh pengasuh. Jadi cepat keluar dari sini!". Lee membentak Kei dengan keras dengan tatapan nyalang.

"Ta-tapi Tuan Muda.. ".

"Sudah saya katakan, keluar!". Lee sudah kehilangan kesabarannya. Semenjak lumpuh ia menjadi tempramental.

" Saya tidak akan keluar Tuan. Sekarang Tuan adalah tanggung jawab saya. Saya akan merawat Tuan". Kei tetap kekeh dalam pendiriannya untuk merawat Tuan Mudanya itu.

"Apa yang kamu inginkan?!". Lee menatap nyalang Kei. Ia begitu gusar karena kedatangan Kei sebagai orang yang merawatnya.

" Saya menginginkan untuk merawat Tuan. Jadi mohon kerjasamanya. Saya juga butuh uang saat ini, Tuan". Kei memelas, ia memang butuh uang untuk membayar angsurannya.

"Butuh berapa? Cepat katakan!". Lee benar benar membentak Kei. Kei malah memandangi Tuannya lamat lamat.

" Kenapa Tuan menanyakan itu?".

"Supaya kamu cepat pergi. Saya tahu kamu seperti pengasuh sebelumnya. Hanya menginginkan uang". Lee sangat meremehkan tekad Kei.

...Hai readers... silahkan follow IG cemaraseribu_author untuk melihat visual Tuan Muda Lee. ...

...Jangan lupa like dan votenya ya. Terimakasih...

Bab 3

" Kenapa Tuan menanyakan itu?".

"Supaya kamu cepat pergi. Saya tahu kamu seperti pengasuh sebelumnya. Hanya menginginkan uang". Lee sangat meremehkan tekad Kei.

" Cepat katakan!". Lee yang tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Kei yang kian menatapnya pun menjadi gusar dan membentak Kei.

"Saya bekerja untuk Nyonya Clara. Saya akan katakan itu kepada Nyonya Clara, bukan anda Tuan". Jawaban Kei cukup membuat Lee kehilangan akal untuk menimpalinya.

" Whatever". Hanya itu yang diucapkan Lee.

Kei mengembangkan senyumnya, artinya Lee sudah menerima dia walau dengan keadaan yang terpaksa. Tapi Kei janji akan merubah sikap temperamental Tua Muda Lee itu.

"Baik Tuan, sepertinya saya harus membersihkan kamar ini dulu. Saya ingin berada di kamar yang nyaman". Kei mulai berjalan menuju ke ranjang Lee untuk membersihkan ranjang dari debu.

Kamar yang mempunyai sirkulasi udara yang kurang membuat Tuan Mudanya pasti tidak nyaman.

Saat Kei membersihkan kamarnya, Lee kembali ke balkon. Kei membiarkannya, setidaknya jika sudah selesai pekerjaannya, ia akan mengurus Tuan Mudanya itu.

****

Setelah hampir 30 menit, akhirnya Kei selesai membersihkan kamar itu. Suasana dan kebersihannya sudah terjamin. Pemandangan yang tadinya berantakan menjadi kian rapi dan tertata. Membuat mata yang memandang pun teduh.

"Nah, selesai juga! Aku akan menghampiri Tuan Muda". Kei berjalan menuju balkon. Terlihat gurat kesedihan Lee saat memandang suasana mansion dari bawah.

" Tuan". Kei menyapa lirih Lee dan yang disapa pun menoleh. "Ada apa?". Lee menatap tajam Kei. Ia masih tidak suka dengan kehadiran pengasuh sok perhatian itu.

" Kamar sudah saya bersihkan. Dan waktunya Tuan Muda mandi, ini sudah jam 9 pagi. Saya rasa Tuan belum mandi karena ini masih pagi".

Dengan nada kelembutan Kei menyampaikan maksudnya pada Tuan Mudanya tetapi agaknya Lee masih tidak menggubris.

Tindakan tidak menggubris itu membuat Kei bertindak sendiri. Ia mendorong kursi roda Tuannya.

"Oke, Tuan harus mandi". Kei membuat keputusan sendiri membuat Lee langsung menatapnya.

" Siapa yang menyuruhmu mengantarkanku mandi?! Kenapa kamu bersikap kurang ajar seperti ini?! Kenapa! Atau biar dipuji karena sok perhatian!".

Tuan Muda Lee benar benar marah. Marah sekali sampai mendorong Kei hingga terjatuh. Ya! Kei sampai terjatuh dibuatnya. Tapi Kei langsung bangkit.

"Tuan, saya akan membantu Tuan untuk mandi. Tenang saja, saya hanya menbantu menggosok punggung Tuan, selebihnya Tuan sendiri tidak masalah".

Kei memiliki niat tulus ingin membantu Lee, tapi niat itu langsung mendapatkan penolakab keras.

" Saya tidak butuh bantuanmu". Kei mendorong kursi rodanya hingga ke kamar mandi. Sebenarnya ia merasa kesulitan jika harus melepas pakaiannya sendiri. Tapi gengisnya lebih tinggi saat ini

Kei hanya menghela nafas panjangnya. Ia masih punya stok kesabaran segunung. Jadi masih aman.

Daripada menunggu Tuan Mudanya mandi, ia bergegas ke bawah untuk membuatkan makanan untuk Tuannya.

"Hai bi Ajeng". Kei menyapa bi Ajeng yang sudah memasak. Maid itu menuangkan sup ayam itu ke mangkuk.

" Bi, biasanya Tuan Muda menunya apa?". Kei mulai bertanya tentang menu majikannya itu. Ia berniat untuk menyiapkan makanan itu dan menyuapkan.

"Tuan Muda? Aku sendiri bingung Kei, semenjak kelumpuhannya Tuan Muda susah sekali dibujuk makan. Ini pun aku masak belum tentu dimakan." Kei mengusap tengguknya

"Oke, aku bawa sup ayam ini saja. Jika nanti Tuan Muda tidak mau aku akan masak lainnya".

Kei membawa nampan berisi sup ayam dan nasi serta lauknya. Tidak lupa juga air putih. Ia naik lift saja, capek jika harus naik tangga bolak balik

*****

Di kamar, Lee yang baru saja selesai mandi segera mengganti pakaiannya. Saat ini badannya sudah kembali segar. Dan sekarang ia menuju ke kamarnya lagi. Ia menelisik ke ruangan yang super luas itu, tidak ada Kei

"Kemana pengasuh sok perhatian itu". Lee bergumam, ia mengendikkan bahunya. Baru saja membicarakan Kei, tiba tiba terdengar suara pintu dibuka

Ceklek

" Tuan, waktunya makan". Kei mengembangkan senyumnya saat melihat Tuan Muda Lee sudah segar dan tampan.

"Panjang umur". Tentu saja dalam hati Lee berkata seperti itu hahaha. Ia hanya menatap Kei dengan tatapan nyalang.

" Sekarang yang majikan siapa hah?! Kamu atau aku?! Jangan berlagak sok perhatian dan mengatur ngatur saya".

Kei mendengkus, ia kuat kuatkan menghadapi Tuan Muda yang temperamental itu. " Maaf Tuan, tugas saya disini untuk memastikan membantu Tuan dalam menjalankan aktivitas. Jadi tolong kerjasamanya".

Kei mulai mengambil mangkuk berisi sup ayam dan mengambil juga nasi. "Sayang bilang tidak mau ya tidak mau, kenapa kamu memaksa!".

Lee membentak Kei sampai urat dalam lehernya keluar saking kerasnya berbicara. " Tuan daripada marah marah seperti ini, Tuan makan. Energi yang Tuan keluarkan untuk teriak nantinya akan habis."

Kei malah sama sekali tidak gentar dan takut membuat Lee lumayan terkejut. "Kenapa pengasuh sok perhatian ini tidak takut sama sekali padaku. Emangnya dia tidak menganggapku monster. Kebanyakan pengasuh baru pasti menganggapku seperti itu". Batin Lee.

Saat ini Kei meraih kursi dan duduk sejajar dengan Tuan Muda Lee. Ia menyendokkan sup ayam itu. Tapi, Tuan Muda Lee malah memalingkan muka layaknya anak kecil

"Ayo lah Tuan. Beberapa suap saja supaya perut Tuan terisi". Kei terus membujuk Tuannya dan mirisnya Lee malah acuh tak acuh.

" Ini sup ayamnya enak loh Tuan. Saya mohon beberapa suap saja, setelah itu saya tidak akan memaksa". Kei pantang menyerah untuk membujuk makan Lee.

" SAYA TIDAK MAU!!". Tuan Muda Lee yang sudah merasa gusar lantaran Kei tetap memaksa lantas menepis sup ayam panas itu dan mengenai tangan mulus Kei.

"Aw panas". Kei mengeluh kesakitan karena tangannya terkena kuah panas. Ia meringis kesakitan. Ia tidak menyangka Tuan Mudanya sekasar itu.

Sebenarnya Tuan Muda agak khawatir dengan kondisi Kei, tetapi memilih diam dan tetap acuh tak acuh.

" Itu akibat jika kamu terus memaksa saya". Lee malah tersenyum menyeringai. Kei yang terkena kuah panas langsung mengatasi kekacauan itu.

Setelah itu ia memasak bubur untuk Tuannya. Sekali lagi ia tidak menyerah.

"Meskipun begitu aku harus bertahan. Setidaknya enam bulan supaya aku mendapatkan gaji lebih dari 100 juta. ia bertekad untuk membeli rumah kecil kecilan untuk berteduh kelak. Karena sampai saat ini, ia menumpang di mansion Tuan Muda Lee.

****

" Nah, selesai juga masak buburnya. Aku harus memastikan bahwa Tuan Muda harus makan. Enak saja ia tidak makan. Yang ada aku malah dimarahi Nyonya Angela".

Kei membawa nampan berisi makanan dan minuman. "Tuan". Kei kembali menyapa Tuannya yang berbaring di ranjang.

" Kamu tidak kapok?". Itu jawaban yang diberikan Lee pada Kei. Kei malah menggelengkan kepalanya. "Saya bertanggungjawab penuh atas Tuan. Jadi saya mohon, Tuan makan ya. Ini masakan buatan saya".

Kei mulai menyendokkan bubur itu dan membawanya ke arah Tuan Muda. Melihat tangannya yang dibebat kasa membuat Lee menjadi tidak tega jika menolak. Sejahat jahatnya dia, pasti punya belas kasihan.

Tuan Muda Lee akhirnya membuka mulutnya dan memakan bubur buatan Kei.

"Alhamdulillah akhirnya Tuan Muda mau". Batin Kei dalam hati sambil mesem mesem sendiri

" Kenapa kamu? Kesurupan? Kok senyum senyum tidak jelas gitu!". Tuan Muda Lee malah membentak Kei membuat Kei terlonjak.

"Bener bener deh manusia batu". Batin Kei dalam hati

Hai readers, silakan follow ig cemaraseribu_author untuk melihat visual tokoh. Terimakasih

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!