"Hari ini kamu di pecat dari perusahan saya, gara-gara kamu ,saya kehilangan pelanggan!" ucap bosnya tempat ia bekerja marah-marah.
"Apa! Maafkan saya Pak, tapi itu murni bukan kesalahan saya, pesanan yang saya antar itu benar, mungkin pelanggannya yang lupa sudah salah memesan atau dia punya masalah lain sehingga tidak fokus," jawab Charzo menjelaskan.
"Tidak ada alasan apa pun! Kalau kamu di pecat ya di pecat! Aku karena berbaik hati baru memperkerjakan kamu dulunya, ternyata benar, orang yang tidak berpendidikan ternyata memang tidak berguna!" ucap bos itu sungguh menusuk hatinya.
Memang benar, Charzo hanya tamatan SD, sedangkan yang lain tamatan SMA dan ada D3, tapi hinaan itu sungguh keterlaluan.
"Pak, sekali pun saya hanya tamatan SD, tapi saya bekerja dengan gigih, jika ingin memecat saya ya pecat saja, tapi tidak dengan cara menghina begini," ucap Charzo merasa sedih.
"Terserah! Saya tidak ingin melihat kamu lagi, cepat pergi dari perusahaan ini!" hardik Bos itu lagi.
"Bagaimana dengan gaji saya, ini sudah sebulan saya bekerja," pinta Charzo.
"Tidak ada uang gaji! Ini adalah kesalahan fatal yang sudah kamu buat! Pergi sana! Pergi!" bos itu mendorong Charzo dengan kuat untuk keluar dari perusahaan membuat ia terjatuh, lalu bos itu menutup pintu dengan keras.
Charzo terdiam menatap pintu tempat ia bekerja untuk terakhir kalinya. Ia bukan hanya di pecat, ia di hina dan juga keluar tanpa gaji. Sangat sedih rasanya, Charzo terpaksa pulang dengan tangan kosong.
Charzo hanyalah pria miskin yang dari kecil adalah anak yatim piatu, tinggal sebatang kara yang bekerja sebagai serabutan. Bertemu dengan Clara saat itu ia menyelamatkan Clara dari penjambret dan mereka menjalin kasih lalu menikah meskipun tanpa persetujuan dari orang tua Clara. Akan tetapi mereka saling mencintai meskipun belum di karuniai buah hati.
Charzo pulang ke kontrakan yang biasa mereka tinggal.
"Kenapa wajah Mas sedih? Apa terjadi sesuatu?" tanya Clara saat Clara melihat wajah sedih Charzo.
Charzo memeluk Clara dengan wajah sedih. "Maafkan Mas ya sayang, Mas belum bisa membahagiakan mu. Dan tadi mas juga di pecat tanpa gaji. Maafkan Mas yang tidak bisa memberikan kehidupan yang layak untuk mu," ucap Charzo sedih.
"Apa! Di pecat! Kenapa bisa di pecat Mas! Bagaimana kita bisa makan kalau kamu nggak kerja lagi!" ucap Clara dengan mimik wajah yang berubah. Clara menarik nafas panjang, sekali pun ia marah tapi ia tetap harus terima kenyataannya.
"Ya sudahlah, semoga saja Mas dapat pekerjaan baru nanti," ucap Clara pasrah. Sekalipun sang istri suka marah-marah nggak jelas tapi ia masih istri penurut.
Tiba-tiba saja ibu kontrakan mendatangi mereka yang sedang duduk di teras rumah.
"Charzo, katamu hari ini ingin membayar kontrakan! Mana bayarannya?" tanya pemilik kontrakan dengan membelalakkan matanya yang bulat itu.
"Maafkan saya buk, saya belum bisa bayar, saya baru saja di pecat dari pekerjaan dan gaji saya tidak di bayar, tolong beri kami kesempatan lagi menjelang saya mendapat pekerjaan, saya pasti akan melunasi kontrakan ini," ucap Charzo berharap.
"Apa! Kamu pikir saya tidak butuh uang harus menunggu kamu dapat pekerjaan! Kalau begitu lebih baik rumah ini saya kontrakan sama orang lain saja! Sudah 2 bulan kalian belum bayar dan masih beraninya minta waktu lagi! Keluar kalian dari rumah ini dan bawa barang-barang kalian yang tidak berharga itu! Kalau tidak sanggup bayar jangan mengontrak, bikin susah orang saja!" teriak pemilik kontrakan murka.
Dan dengan dengan berat hati, suami istri itu membereskan pakaiannya dan keluar dari tempat tinggalnya itu, mereka di jalanan luntang lantung seperti gelandangan.
"Mas, kita ke rumah orang tua ku saja ya, kita tinggal di sana untuk semetara waktu menjelang kamu dapat pekerjaan tetap," saran Clara.
"Tapi … apa tidak apa-apa tinggal di sana? Bagaimana dengan mu? Mereka pasti tidak menerima kita," ucap Charzo ragu-ragu.
"Tidak apa-apa, aku akan memastikan jika mereka menerima kita dan menyakinkan kita untuk tinggal sementara waktu," ucap Clara yakin.
Mereka pun berjalan menuju rumah orang tua Clara. Meskipun tidak terlalu kaya raya, tapi orang tuan Clara termasuk orang yang berada, ayah Clara bekerja di perusaahan ternama di kotanya dan begitu juga dengan kakak dan Ipar-iparnya yang lain, mereka semua berpendidikan tinggi dan bekerja sebagai pegawai kantoran.
Sesampainya di sana, mereka masuk ke perkarangan rumah Clara dan mengetuk pintu.
Tok! Tok! Tok!
"Ibu, ibu, aku datang!" panggil Clara.
Mendengar ada suara di luar pintu, ibu Clara membuka pintu dan melihat kedatangan anaknya bersama dengan menantu yang ia benci itu.
"Oh, ternyata kamu tahu jalan pulang? Untuk apa kau ke sini?" tanya Lena menatap tak suka ke arah Charzo.
"Ibu, aku ingin berbicara dengan ibu sebentar," ucap Clara berjalan mendekati ibunya.
"Mas tunggu di sini sebentar ya," ucap Clara menarik tangan ibunya ke dapur.
"Ada apa?" tanya ibunya lagi. Charzo mengulurkan tangannya ingin bersalaman dengan mertuanya, tapi sedikit pun ibu mertuanya itu tidak sudi menjabatnya.
"Ibu, aku meminta kepada ibu untuk membiarkan aku dan suamiku tinggal di sini untuk semetara waktu menjelang ia mendapatkan pekerjaan. dia baru saja di pecat dari pekerjaannya, dan tadi … kami baru saja di usir dari kontrakan. Jadi aku mohon pada ibu agar membiarkan kami tinggal di sini," ucap Clara membujuk ibunya.
"Sudah aku katakan pada mu sejak awal! Jangan menikahi pria miskin sepertinya, pada akhirnya dia menyusahkan kita semua, pria yang tidak punya apa-apa itu masih saja kau pertahankan! Cerai saja dengannya!" ucap ibunya kesal.
"Ibu, aku mohon, jangan pisahkan aku dan suamiku ibu, aku sangat mencintainya, tolonglah ibu," ucap Clara memohon.
Entah apa yang di bicarakan lagi oleh Clara dan ibunya, yang pastinya Clara keluar dari dapur terlihat matanya memerah karena baru saja habis menangis, tapi saat di depan Charzo ia tersenyum.
"Kalian tinggal di kamar gudang saja, jika ingin tinggal di sini!" ucap sang ibu meninggalkan Clara, sedikit pun ia tidak ingin melihat Charzo.
"Ini gara-gara kamu karena di pecat baru kita tidur di gudang," omel Clara.
"Maafkan Mas sayang, lain kali setelah mas dapat pekerjaan baru kita pasti tidur di tempat yang layak," ucap Charzo menyakinkan.
"Terserah mu sajalah," ucap Clara. Mereka pun pindah ke gudang dan membersihkan tempat tersebut. Meskipun begitu mereka tetap bahagia dan sambil bercanda ria.
"Wah … tidak menyangka ya adik, datang jauh-jauh malah tinggal di gudang, kalian di sini pasti tidak di terima. Duh duh duh, kasian sekali kalian ya," ucap kakak Clara nomor 2 yang bernama Carry dengan wajah mengejek.
Mereka berhenti sejenak membersihkannya. "Tidak apa-apa kak, meskipun begitu aku tetap senang," jawab Clara tersenyum.
"Oh senang ya? Kalau begitu di sini memang tempat kalian sih. Lagian siapa suruh menikah dengan pria yang tidak berguna ini, pada akhirnya hidup mu berakhir dengan tragis," ucap Carry dengan enteng sambil melihat kuku-kukunya yang indah itu.
"Kakak, jangan begitu," ucap Clara dengan wajah yang berubah.
"Cih sungguh menyebalkan! Kalian memang pantas tinggal di gudang berteman dengan tikus dan kecoak. Ck! Sungguh menjijikkan!" ujar kakaknya itu keluar dari gudang tersebut dengan merasa jijik.
2 tahun berlalu, Charzo masih tinggal di rumah orang tua Clara. Ia juga malah menjadi pembantu di rumah orang tua Clara.
Seperti biasa, Charzo harus membuat sarapan untuk semua orang, padahal kakak pertama dan kedua Clara tidak bekerja dan duduk di rumah, tapi seluruh pekerjaan rumah dari memasak, menyapu mengepel, membersihkan semua toilet, mengurus taman, mencuci baju, mencuci piring dan semua pekerjaan rumah Charzo yang membereskannya.
Untungnya Clara sudah mendapatkan pekerjaan kecil-kecilan yang hanya cukup untuk makan berdua, tapi untuk membayar sewa rumah, mereka belum sanggup.
Mereka terpaksa tinggal terlalu lama di rumah mertua karena keadaan ekonomi yang masih kurang mencukupi. Tentu saja Charzo terus mendapat penghinaan yang setiap hari ia dengar karena ia tidak mendapatkan pekerjaan. Bagaimana ia bisa mendapatkan pekerjaan, pekerjaan di rumah jika tidak selesai maka ia tidak boleh pergi kemana pun, pekerjaan rumah yang menggunung itu mana mungkin bisa di selesaikan dalam waktu singkat, akhirnya ia tidak pernah sempat keluar untuk mencari pekerjaan.
Pagi itu, Charzo membuat sarapan seperti biasa dan menyajikan makanan itu di atas meja. Lena mencicipi makanan yang di masak Charzo, mendadak ia menyemburkan makanan itu dari mulutnya itu ke arah wajah Charzo. Charzo terkejut mendapat semburan makanan itu, rasanya sangat menjijikkan.
"Uhuk! Uhuk! Makanan macam apa ini!" teriak Lena mengambil tissue dan menyeka mulutnya.
"Kamu sudah lama tinggal di sini tapi masih saja membuat makanan yang tidak enak ini! Kamu mau tinggal gratis di sini! Atau kamu sengaja membuat makanan sampah seperti ini! Kamu sangaja ingin membunuh ku dengan makanan yang sama seperti mu ini! Sekarang kamu makan ini!" hardik Lena membuang makanan itu ke lantai.
"Maafkan aku ibu mertua, aku akan memasaknya lagi," ucap Charzo memungut makanan di atas lantai dan menaruh di piring untuk ia buang.
"Kau makan makanan itu sekarang! Aku tidak mau ada makanan yang terbuang!" hardik Lena dengan membelalakkan matanya.
Charzo menatap makanan yang ada di piring itu dengan tatapan sayu.
"Jika kau tidak ingin memakannya aku akan menceraikan kau dengan Clara!" ancamnya lagi. Mungkin jika dirinya di hina ia terima, tapi untuk berpisah dengan istrinya ia sungguh tak rela. Sang mertua juga hanya berlaku kasar saat Clara berangkat kerja. Demi istri, Charzo rela melakukan apa pun termasuk menahan hinaan dari mertua dan iparnya.
Charzo mengambil makanan itu dan memakannya, mereka terlihat sangat puas hati sambil tersenyum sinis.
"Aku tidak tahu apa yang di lihat Clara sampai ia bisa menikahi pria sampah seperti mu, sudahlah jelek, miskin, bodoh lagi," ucap Carry, kakak kedua Clara.
"Aku rasa dia hanya menunggu waktu saja, nanti kalau sudah bosan toh di campakkan juga pria idiot ini," sambung Carin.
"Kamu itu harus sadar diri, tinggal di rumah orang itu kerja yang benar! Jangan asal tinggal terus tidak mengerjakan apa-apa, lihatlah sekarang, malah anakku yang bekerja! Apa kamu tidak malu menjadi seorang pria. Benar saja, pria sampah yang tidak punya pendidikan mana ada yang mau mengajak mu bekerja! Aku seumur hidupku tidak sudi menganggap mu sebagai menantu ku!" tukas Lena menatap Charzo yang menundukkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca sambil memakan makanan yang di buang tadi.
Charzo cukup sadar diri karena menumpang di sini, mau tak mau ia harus menerima perlakuan yang buruk dari mereka semua.
"Habis cuci piring bersihkan rumah, cuci baju, nyapu dan ngepel. Aku nggak mau baju ku di cuci dengan mesin cuci, harus dengan tangan dan harus bersih, ingat itu!" ucap Lena dengan mata terbelalak.
Charzo mengangguk.
Saat melakukan itu tentu saja di saat Clara tidak ada di rumah, Clara sudah duluan pergi bekerja karena ia buru-buru berangkat kerja.
Charzo membersihkan piring yang ada di meja, terlihat mertua dan kedua kakak iparnya membawa beberapa keranjang baju kotor.
"Cuci semua baju ini dengan bersih, jika tidak kamu akan mengulang mencucinya lagi!" ucap Lena menatap dengan tatapan tajam ke arah Charzo.
***
Hari berganti bulan, Charzo terus mendapatkan perlakukan yang kasar dari mertua dan iparnya, ia sudah berusaha pergi mencari pekerjaan, tapi tetap tak kunjung mendapatkannya.
Di tambah lagi, pernikahan mereka yang berusia 2 tahun lebih belum juga di karunia anak dan mengatakan jika Charzo lah yang bermasalah.
"Aku sudah tak tahan melihat sampah itu tinggal di sini, aku harus melakukan sesuatu padanya," ucap Lena sambil berpikir.
"Apa yang kamu pikirkan Bu?" tanya Ayah Clara.
"Aku sangat membencinya, aku ingin melakukan sesuatu padanya membuat ia pergi dari rumah ini dan meninggalkan Clara dengan sendirinya, dengan begitu tidak terlihat jika kita mengusirnya, tetangga juga selalu menceritakan tentang dia, aku malu! Aku tidak bisa membiarkan dia terus tinggal di rumah ini lebih lama lagi," ucap Lena menatap jendela dengan siasatnya.
"Terserah kamu saja maunya seperti apa, aku menyuruhmu enggak, melarang mu juga tidak, kau pikirkan saja caranya sendiri, aku mau menonton film kesayangan ku dulu," ucap Ayah Clara duduk di depan tv dan menonton serial yang ia sukai.
"Hm … aku punya ide yang lebih cemerlang, aku akan membuat dia menjadi idiot, dengan begitu aku bisa menindasnya setiap hari," ucap Lena tersenyum sinis.
Hari ini seperti biasanya pekerjaan sehari-hari yang di lakukan Charzo yaitu menyiapkan sarapan.
"Lagi-lagi kau membuat makanan sampah seperti ini! Harus berapa kali aku katakan pada mu! Kau tidak dengar ya! Apa telinga mu tuli!" teriak Lena melempar makanan itu di kepala Charzo. Lena juga mendorong kepala Charzo membuat ia terjatuh ke belakang, sedikit pun ia tidak membalasnya, karena ia adalah orang tua istri yang ia cintai itu.
Setelah Charzo memasak lagi, mereka pun semuanya makan, sedangkan ia berdiri di samping menunggu di suruh-suruh oleh mertua dan para iparnya, mengambil apa yang mereka perintahkan, ia bahkan lebih hina dari pembantu. Setelah sudah selesai makan, Charzo pun membereskan meja makan.
Lena mengintip dari belakang dan melihat Charzo sedang sibuk membersihkan meja makan. Kesempatan datang, ia menaruh minyak goreng di dapur di saat Charzo sedang membereskan piring di meja makan sehabis selesai mereka semua makan siang.
Saat Charzo ke dapur, ia terpeleset akibat lantai yang licin membuat Charzo bersamaan piring yang ia bawa pecah di lantai. Kepalanya juga terbentur tembok dan kepala bagian belakangnya berakhir di lantai keras itu dengan sangat kuat.
Matanya menjadi kunang-kunang dan melihat ke langit-langit atap rumah itu seperti berputar-putar, membuatnya pandanganya menjadi kabur.
Karena mendengar suara yang keras, Lena mengintip di balik pintu dan tersenyum sinis. Lalu ia pun mendekat untuk melihat keadaan Charzo. Lena menginjak tubuh Charzo dan menendang-nendangnya.
"Heh! Rasakan itu, semoga kamu bangun nanti menjadi orang idiot, menjadi orang yang tidak berguna! Menjadi sampah dan dengan begitu kau di ceraikan oleh Clara! Aku sudah tidak sanggup melihat menantu sampah seperti mu! Aku malah berharap kau cepat mati, dengan begitu Clara bisa mencari pria yang kaya dan tajir. Huh! Dasar manusia menyebalkan!" umpatnya dan meninggalkan Charzo begitu saja di lantai tanpa menolongnya.
Setelah mendengar ucapan kasar dari mertuanya itu, Charzo pun pingsan dan jiwanya melayang di udara entah kemana.
"Di mana aku?" tanya Charzo saat melihat ruangan yang sangat gelap tanpa batas, mendadak saja ada database yang keluar dari entah mana dan masuk ke dalam pikirannya membuat ia merasa sakit kepala.
"Akhhhhhhhhh! Kepala ku sakit sekali!" teriak Charzo memegang kepalanya dan memejamkan matanya.
Tiba-tiba saja data hologram itu muncul di depannya dan ia berdiri di dalam balutan data yang tidak ia mengerti.
"Apa ini?" tanya Charzo meraih data itu, tapi tidak bisa ia sentuh karena ia tembus pandang.
[Ding Ding]
Loading...
Menemukan Tuan...
Memindai...
Pengenalan Tuan...
Memproses....
Selesai...
Mengscan tubuh Tuan...
Selesai.
Nama: Charzo Vano.
Umur: 26 tahun.
Pekerjaan: Pengangguran.
Jenis kelamin: Pria.
Status: Menantu yang terhina
Menyadarkan Tuan ...
Memproses...
Selesai.
Di dalam alam bawah sadar Charzo, ia terbangun, saat itulah ia melihat sebuah database masuk ke dalam pikirannya, ia terasa amat pusing dan memegang kepalanya yang teramat sakit. Setelah database itu masuk semuanya, barulah sakit itu menghilang.
"Apa itu barusan? Kenapa semuanya masuk di kepala ku?" tanya Charzo kebingungan.
WELLCOME
[Selamat datang di system super canggih, System kekayaan. System sudah memilih Anda sebagai Tuan pemilik system luar biasa ini. System akan mewujudkan impian Anda]
"Ha? System? Bukankah system itu hanya ada di komputer? Kenapa malah ada di kepala ku?" tanya Charzo yang masing tampak bingung.
[System' menjawab: Ini adalah system' canggih dari kecerdasan buatan, mengikuti perkembangan zaman modern yang terus meningkat, Anda adalah orang yang terpilih oleh system setelah di lacak]
"Tidak! Tidak! Tidak! Ini pasti mimpi, ini pasti mimpi!" Charzo menggeleng kepalanya dengan kuat.
[System' menjawab: Ini adalah nyata dan benar adanya. System' akan membantu Anda untuk mewujudkan keinginan Anda menjadi orang terpandang, dan kaya agar tidak di hina lagi]
"Tapi bagaimana kau bisa mewujudkan keinginan ku?" tanya Charzo lagi yang masih penasaran.
[System' menjawab: Yang pastinya Anda harus mengerjakan misi yang sudah di programkan oleh system, melalui misi Tuan harus menyelesaikan misi tersebut, dengan begitu Tuan akan mendapatkan reward berupa hadiah yang di acak dan menaikkan tingkat dan pengalaman. Setiap naik level Anda akan di beri reward, semakin tinggi level Anda, semakin besar reward yang Anda dapatkan. Dan dengan mendapatkan poin Tuan bisa membeli peralatan, perlengkapan dan kekuatan yang Tuan inginkan]
"Tapi bagaimana aku bisa menggunakan system ini?" tanya Charzo menambah penasarannya.
[System menjawab: Anda cukup mengklik setiap menu yang ada di layar sentuh hologram, dan di sana akan ada profil Anda, Anda tinggal mengklik profil Anda dan di sana akan keluar gambar dan petunjuknya]
"Begitu ya, tapi pertama-tama apa yang harus aku lakukan?" tanya Charzo.
Mendadak saja Charzo terbangun dan melihat langit-langit di atap kamarnya.
"Seperti tadi itu hanya mimpi," ucap Charzo berusaha duduk meskipun kepalanya sedikit pusing.
Hadiah pengenalan:
[Saldo \=1.000.000]
[Kecepatan \=1]
[Kelincahan \=1]
[Kekuatan \=1]
[Kecerdasan \=1]
[Level \=1]
[Poin \=1]
[Reward \=0]
"Ha!" Charzo teriak karena kaget. Layar hologram dan database itu muncul di hadapannya.
"Astaga! Ini beneran," ucap Charzo terbelalak.
Mendengar teriakkan Charzo, Clara masuk ke dalam kamar.
"Mas, kamu tidak apa-apa kan?" tanya Clara yang terlihat sangat khawatir.
"Eh, aku baik-baik saja sayang, tidak perlu khawatir," jawab Charzo mengengam tangan Clara.
"Syukurlah kalau begitu, kamu kenapa bisa sampai terjatuh? Apa kamu sakit?" tanya Clara dengan meletakan tangannya di kening Charzo untuk merasakan suhu tubuh Charzo.
"Aku tidak sakit, hanya saja aku tak sengaja terpeleset saja," jawab Charzo tersenyum.
"Lain kali kamu hati-hati ya," pesan sang istri.
[Ding Ding]
[Misi baru]
[Membuatkan makanan untuk istri yang baru pulang]
[Hadiah 2.000.000]
[Status misi sedang berlangsung]
"Sayang, kamu pasti lelahkan karena baru pulang bekerja, aku buatkan teh untuk mu dan mengambil makanan untuk mu, duduklah di sini sebentar," ucap Charzo mengendong istrinya duduk di atas kasur.
Charzo berlari menuju ke dapur dan ingin membuat makanan untuk istrinya.
Charzo memasak makana untuk Clara, ia juga menyeduh teh hijau dengan senang hati.
"Lihat saja nanti, aku akan membuat anakku membenci mu," ucap Lena saat melihat Charzo sedang memasak.
Setelah memasak, Charzo menyiapkan di atas napan. Charzo pun membawanya menuju kamar. Saat melihat Charzo, Lena menjulurkan kakinya membuat Charzo terjatuh dengan makanan yang ia bawa.
"Aduduh! Lihatlah dirimu, dasar tidak berguna membawa makanan saja kau tidak bisa! Lalu kau bisa membawa apa! Makan saja kau menumpang, bahkan Clara yang bekerja untuk memberimu makan, apa kau tidak malu sebagai seorang pria! Di mana urat malumu!" hina Lena dengan suara yang sengaja ia kuatkan membuat seisi rumah datang.
"Ada apa Ibu?" tanya Clara keluar dari kamar saat mendengar suara ibunya yang keras.
"Lihatlah suami mu yang tidak berguna ini! Sudah cukup dia menumpang, malah dia membuang makanan, apa kamu tidak lelah sudah memberikan makan pada pria yang tidak berguna ini!" umpat Lena.
"Benar Adik, aku sangat kasihan dengan hidupmu yang malang karena sudah memelihara suami sampah sepertinya, lebih baik ceraikan saja dia," ucap kakak pertama Clara yang juga tinggal satu rumah dengan mereka.
Clara mendekati sang suami. "Mas kamu hati-hati donk," ucap Clara membantu memasukkan makanan yang tumpah itu ke dalam piring.
"Jangan, kamu pasti lelah, istirahatlah, aku akan membuatkan lagi makanan untuk mu," ucap Charzo yang tidak begitu peduli dengan hinaan mereka, karena ini sudah terbiasa baginya.
"Tidak usah membuatkannya lagi," tolak Clara dengan wajah datar.
"Tidak! Aku akan membuatkannya lagi," ucap Charzo tersenyum. Ia buru-buru ke dapur untuk memasak kembali.
"Cih! Sungguh menyebalkan," keluh Lena berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Setelah selesai masak, Charzo kembali mengantar makanan itu ke dalam kamar.
"Ayo di makan, semoga saja sesuai dengan selera mu," ucap Charzo meletakkannya di atas meja.
"Terima kasih Mas," ucap Clara mengambil makanan itu dan ia melahapnya karena ia juga sangat lapar.
[Ding Ding]
[Misi selesai]
[Selamat Anda mendapatkan penambahan hadiah sebesar 2.000.000]
[Selamat Anda mendapatkan reward sebuah ponsel]
[Selamat Anda mendapatkan 9 poin]
[Saldo \=3.000.000]
[Kecepatan \=2]
[Kelincahan \=2]
[Kekuatan \=2]
[Kecerdasan \=2]
[Level \=2]
[Poin \=10]
[Reward \= Ponsel]
'Aku mendapatkan ponsel, kira-kira ku buat apa ya?' batinnya.
Selesai makan, Charzo mengantar piring kotor, ia mencuci piring dan membersihkan dapur, seperti itulah pekerjaannya sehari-hari menjadi pembantu di rumah mertua tanpa gaji.
Charzo melihat sang istri sudah tertidur lelap, ia pun duduk bersandar di samping ranjangnya.
'System, bagaimana aku mengambil ponselnya?' tanya Charzo.
[System' menjawab: Tuan cukup mengklik gambar ponsel, maka itu akan menjadi nyata]
Charzo mengkilk gambar ponsel dan benar saja itu menjadi nyata dan ia pun mengambil ponsel tersebut.
"Kebetulan sekali, sudah 2 tahun ini aku tidak pernah pegang ponsel lagi," ucap Charzo.
"Aku punya uang, kira-kira uangnya aku gunakan untuk apa ya?" tanya Charzo berpikir. Ia menghidupkan ponselnya dan ia melihat iklan-iklan yang bisa menghasilkan uang. Dan sampailah ia melihat iklan transaksi menanam modal.
"Wah, benar juga, bagaimana jika aku jual beli saham online, dengan begitu aku cukup bekerja di ponsel saja," ucap Charzo setelah punya ide.
Charzo pun mencari di internet jual beli saham yang terpercaya yang sudah ada surat izin usahanya. Setelah mendapatkannya ia pun mengonfirmasikan kepada pemilik usaha. Melalui komunikasi dan kesepakatan dan akhirnya Charzo menstransferkan uangnya.
[Ding Ding]
[Saldo Anda di kurang 3.000.000]
[Sisa saldo Anda 0]
"Bagus, dengan begitu aku punya uang dan bisa membahagiakan istriku, akan tetapi aku tidak akan memberi tahu saat ini aku punya uang," ucap Charzo pelan.
Charzo berdiri dan melihat sang istri tertidur lelap, ia memperhatikan wajah sang istri yang sudah 2 tahun lebih ia nikahi, hanya pernikahan sederhana tapi Clara sangat bahagia dan tidak apa pun pada Charzo dan mengerti dengan keadaan mereka.
'Mas pasti akan membahagiakanmu istri ku, aku akan membuatmu istri yang paling beruntung di dunia ini suatu saat nanti dan memberikan kehidupan yang layak,' ucap Charzo dalam hati sambil menyelimuti Clara. Ia juga mencium kening Clara dengan lembut.
"Selamat malam dan mimpi indah." Charzo pun mengambil selimutnya dan memilih baring di bawah agar tidak mengganggu tidur sang istri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!