Cloe begitu marah pada saat melihat suaminya membawa wanita lain ke rumah," mas, apa-apaan ini? aku pikir kamu sudah berubah, malah semakin menjadi dengan membawa selingkuhanmu ke rumah!"
Deev sama sekali tidak peduli dengan apa yang barusan dikatakan oleh Cloe, ia malah merangkul selingkuhannya melangkah bersama masuk ke dalam rumah menuju ke kamar utama. Hal ini sontak saja membuat Cloe semakin marah.
Dia tidak terima dengan perlakuan suaminya, apa lagi kondisi dirinya saat ini sedang hamil besar. Ia terus saja mengikuti langkah kaki suaminya dan selingkuhannya tersebut. Hal ini sontak saja membuat Deev marah besar.
"Pergi dari rumahku sekarang juga!" usir Deev pada Cloe.
Cloe terhenyak kaget pada saat mendengar apa yang barusan dikatakan oleh Deev. Ia berusaha berkata halus karena dirinya masih membutuhkan Deev, apa lagi saat ini sedang hamil besar.
"Sayang, tolong jangan usir aku seperti ini? jika kamu sudah tak cinta padaku, setidaknya ingatlah anak yang sedang aku kandung ini. Masa iya kamu tega mengusirku yang sedang hamil besar seperti ini."
Tetapi Deev sama sekali tidak mendengarkan apa yang barusan dikatakan oleh Cloe. Ia tetap pada pendiriannya, untuk mengusir Cloe dari rumah, walaupun istrinya sedang kondisi hamil tua.
Deev sudah dibutakan oleh cintanya pada selingkuhannya yang menurut dirinya lebih baik dari Cloe.
"Honey, untuk apa kamu pertahankan wanita lusuh, kucel seperti dirinya. Apa kamu nggak malu dengan para rekan kerjamu? aku yang lebih pantas untuk dirimu, cantik dan pintar," bujuk Niken.
Deev tentu saja mendengar bujukan dari Niken, karena ia saat ini sedang tergila-gila padanya.
Deev mengusir istrinya yang sedang hamil tua hanya demi selingkuhannya tersebut tanpa ada belas kasihan sama sekali.
"Pergilah, semua pakaianmu sudah aku kemasi di dalam koper itu!"
Deev melempar koper yang berisi pakaian Cloe ke hadapannya tanpa ada rasa peri kemanusiaan sama sekali. Cloe pun menyeret koper tersebut pergi dari hadapan Deev dan Niken. Tetapi ia sejenak mengatakan sesuatu pada Deev dan selingkuhannya," lihat saja, aku tidak akan tinggal diam. Akan aku balas perbuatan kalian berdua!"
Deev dan selingkuhannya hanya mencibir perkataan dari Cloe, karena mereka tahu jika Cloe berpendidikan rendah dan ia juga hidup sebatang kara.
Bagaimana mungkin Cloe membalas dendam pada Deev dan selingkuhannya? sedangkan dia tidak punya apa-apa, dan pendidikan juga rendah.
"Hahahaha.... sombong sekali kamu. Mau balas dendam ceritanya padaku? silahkan saja, aku sama sekali tidak takut dengan ancaman darimu itu," ejek Deev.
"Heh kucel, lihat dirimu dulu ngaca sana sebelum kamu mengatakan sesuatu pada kami. Pendidikan rendahan, wajah juga pas-pasan, bergaya mau balas dendam pada kami. Aku yakin setelah pergi dari sini, kamu akan hidup di jalanan atau bahkan di kolong jembatan. Dan kamu juga tidak akan bisa merawat bayimu, yang ada bayimu akan kamu buang di rumah sakit!" ejek Niken.
Cloe mencoba untuk tegar, dan tabah mendengar hinaan dari Deev dan Niken. Didalam hatinya sangat percaya dengan kuasa Allah, bahwa Allah akan merubah kehidupannya kelak menjadi luar biasa.
Cloe mengusap air matanya seraya tersenyum sinis ke arah pasangan selingkuh tersebut. Ia menghela napas panjang," kita lihat saja nanti. Aku sangat yakin bisa merubah takdir dan nasibku menjadi lebih baik. Dan aku pastikan kelak akan datang membalas semua perlakuan keji kalian berdua. Camkan ini baik-baik mas! kamu kelak juga akan menyesali apa yang telah kamu lakukan padaku saat ini!"
Setelah sejenak mengatakan hal itu, Cloe pun berlalu pergi dari hadapan pasangan selingkuh tersebut. Sebenarnya Cloe bingung karena ia tidak tahu harus pergi kemana? sedangkan ia sama sekali tidak punya sanak saudara dan juga tidak punya uang sama sekali.
Selama hidup bersama dengan Deev, ia tidak pernah mendapatkan nafkah lahir dari suaminya. Ia hanya di izinkan makan saja, hingga kondisi dirinya kurus dan tak terurus.
Deev juga sama sekali tidak memikirkan janin yang saat ini sedang dikandung oleh Cloe. Padahal janin tersebut adalah benih dirinya.
Seperginya Cloe, Deev justru bersenang-senang dengan Niken. Sejenak mereka bercengkrama.
"Honey, bagaimana bisa kamu yang tampan dan kaya raya ini menikah dengan wanita yang tidak berpendidikan dan juga sebatang kara? aku heran dech,' cibir Niken.
Deev menceritakan awal mula dirinya menikahi Cloe, memang karena terpaksa. Dimana dulu Cloe pernah menolong dirinya pada saat alami kecelakaan parah. Atas permintaan mendiang orang tuanya, Deev diminta untuk menikahi Cloe walaupun sebenarnya dia tidak ada rasa cinta sama sekali. Tetapi Deev tidak ingin mengecewakan orang tuanya. Hingga ia pun menikahi Cloe.
Sedangkan saat ini Cloe sedang melangkah tertatih dengan menyeret kopernya entah pergi kemana? ia hanya mengikuti langkah kakinya saja.
"Ya Allah, aku tahu jika di balik semua yang aku alami ini pasti ada sebuah keajaiban atau mujizat. Ya Allah, aku benar-benar berserah dan pasrah padamu. Karena aku yakin Engkau tidak akan memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuan manusia
itu sendiri."
"Tunjukkan jalanMu Ya Allah, aku harus pergi kemana? karena aku sama sekali tidak tahu harus kemana?"
Cloe melangkah tak pasti, ia mencoba untuk tidak menangis karena di jalan raya yang banyak berlalu lalang kendaraan bermotor.
"Jika saja aku tahu akan seperti ini, dulu aku tidak menolong Mas Deev. Pada saat ia alami kecelakaan parah. Dan tidak ada orang satupun di lokasi kejadian. Hanya ada aku saja waktu itu. Bahkan aku pula yang telah mendonorkan darahku, karena kebetulan stok golongan darah yang sama dengannya sedang kosong di rumah sakit tersebut."
"Aku menyesal sekali, kenapa menolongnya dan juga mau menikah dengannya. Aku pikir dia tulus cinta padaku, dan terima apa adanya diriku yang waktu itu tinggal di panti asuhan. Aku sama sekali tidak menyangka jika akan seperti ini rumah tanggaku, setelah kedua mertuaku meninggal dunia."
Terus saja Cloe bergumam didalam hatinya, ia begitu menyesal dengan segala kebaikan yang pernah ia berikan pada Deev. Ia juga tidak ingin kembali ke panti asuhan dimana dulu ia dibesarkan.
Selagi Cloe terus saja melangkah tanpa merasakan lelah. Tiba-tiba ia merasakan perutnya mules, dan tak karuan. Ia pun memutuskan untuk sejenak duduk di tepian trotoar.
"Aauhhhh...sssttttt... apakah aku akan melahirkan? ya Allah.... sakit sekali...."
Cloe terus saja merintih kesakitan dan ia terus saja mengusap-usap perutnya sendiri.
Banyak sekali orang lalu lalang tapi tidak satupun menolong dirinya. Mereka hanya saling berbisik-bisik sembari menatap kearah Cloe.
Cloe terus saja merintih kesakitan, dan karena sudah tidak bisa menahan rasa sakit, mata Cloe tiba-tiba berkunang-kunang. Tubuhnya terasa lemas, dan tiba-tiba ia pun pingsan begitu saja.
Beberapa Jam Kemudian....
Cloe sudah sadarkan diri, dan perlahan ia membuka matanya," dimana aku?"
Cloe menatap ke sekelilingnya, ia merasa asing dengan tempat tersebut. Dan ia perlahan meraba perutnya," astaghfirullah aladzim, bayiku?"
Cloe mulai panik, dan pada saat dirinya akan bangkit. Datanglah seorang perawat menggendong seorang bayi. Ia berlari ke arah Cloe," Bu, tolong jangan banyak bergerak dulu. Karena ibu beberapa jam yang lalu habis menjalani operasi Caesar. Selamat ya Bu, anak ibu tampan sekali."
Perawat meletakkan bayi mungil nan tampan di samping Cloe," terimakasih ya sus. Hampir saja saya panik, pikir perut saya kempes tapi bayi hilang."
Cloe masih saja bisa bercanda di tengah kondisi dirinya yang sangat miris. Cloe memberikan nama pada bayinya yakni Satria. Cloe bertanya pada perawat siapakah orang yang telah membawa dirinya ke rumah sakit?
Sang perawat mengatakan orang tersebut adalah kerabat Cloe. Sontak saja Cloe memicingkan alisnya," kerabat sus? selama ini saya tidak punya sanak saudara. Saya ini tinggal di panti asuhan."
Pada saat perawat akan berkata, ada seseorang pemuda berkata," memang saya adalah kerabatmu. Saya adalah saudara kembarmu. Oh ya, kamu nggak usah khawatir ya, karena anakmu sudah aku azdani kok."
Pemuda tampan yang memang wajahnya sangat mirip dirinya mendekati Cloe. Sedangkan Cloe terperangah menatap pemuda tersebut.
Tiba-tiba ia mencubit lengannya sendiri," Auh sakit!"
Belum juga percaya dengan apa yang sedang ia alami saat ini. Ia pun menepuk pipinya," auh...sakit juga!"
Pemuda tampan tersebut terkekeh," astagaaaa... kamu pikir kamu sedang bermimpi ya? semua ini nyata, Nandini."
Kembali lagi Cloe terperangah," namaku Cloe bukan Nandini."
Cloe protes dengan apa yang barusan dikatakan oleh Nando, yang mengaku saudara kembarnya.
Nando menceritakan tentang jati diri Nandini. Dia adalah saudara kembar Nando yang terpisah dari bayi. Pada saat bayi, Nandini di culik oleh pesaing bisnis ayahnya. Dan dibuang begitu saja di sebuah panti asuhan.
Nando diminta oleh orang tuanya untuk terus mencari keberadaan Nandini. Dan pada akhirnya ia bisa menemukan informasi jika Nandini tinggal di sebuah panti asuhan.
Di panti asuhan tersebut Nando berusaha mencari tahu tentang keberadaan Nandini, dimana Nando berniat untuk menyambangi rumah Deev.
Setelah mendengar cerita dari Nando, barulah Cloe percaya. Perlahan air matanya meleleh," subahanallah.... berarti aku masih memiliki orang tua dan saudara? aku pikir aku ini sebatang kara."
Nando tersenyum," tidak, kamu masih punya mamah-papah dan aku. Oh ya, bagaimana kamu bisa ada di jalanan? pada saat aku menemukan dirimu, kondisimu pingsan di pinggir trotoar dan air ketuban sudah pecah. Untung saja ada rumah sakit tak jauh dari kamu pingsan."
Sejenak Cloe menceritakan semuanya pada Nando. Bagaimana dirinya diperlakukan tidak baik oleh Deev. Nando sangat kesal mendengar saudara kembarnya di sakiti oleh suaminya.
"Dini, kamu nggak usah khawatir. Aku yang akan membalas semua perbuatan keji suami dan selingkuhannya!"
Tangan Nando mengepalkan tinjunya.
Namun Cloe sama sekali tidak mengizinkan Nando untuk membalaskan dendamnya. Justru ia yang akan bergerak sendiri untuk membalas dendam pada Deev dan Niken," nggak usah, biarkan kelak aku yang membalas dendam sendiri pada mereka. Karena ini urusan pribadiku."
Nando pun tidak akan memaksa lagi. Tetapi untuk saat ini, ia tidak mengizinkan Cloe untuk bergerak membalas dendam. Karena kondisi Cloe yang belum pulih pasca operasi Caesar.
Nando meminta pada Cloe untuk memulihkan kondisi tubuhnya terlebih dahulu dan akan mempertemukan dirinya dengan orang tuanya.
"Dini, jika kamu sudah diizinkan pulang dari rumah sakit. Kamu dan bayimu ikut aku pulang ke rumah ya? pasti Papah dan mamah sangat senang. Apa lagi Mamah yang kondisinya sakit karena memikirkan dirimu yang sekian lama hilang tak juga di temukan."
Cloe mengangguk pelan, ia begitu bahagia karena pertolongan Allah tepat pada waktunya. Ia benar-benar sangat bersyukur karena Allah benar-benar memberikan mujizat didalam hidupnya.
Cloe terus saja tidak berhenti mengucapkan syukur didalam hatinya," Alhamdulillah ya Allah, Engkau sungguh Allah yang luar biasa. Disaat aku tetap berpengharapan dan percaya padaMu, Engkau memperlihatkan KuasaMu yang sungguh luar biasa bagi hidupku."
Beberapa Hari Kemudian....
Cloe dan Satria di bawa pulang oleh Nando ke rumah yang sangat mewah bak istana raja. Lagi-lagi Cloe terperangah, ia tidak percaya.
Matanya menatap ke sekeliling rumah tersebut," ya Allah, ini rumah apa istana raja yang suka ada di negeri dongeng?"
"Ini rumah siapa?" tiba-tiba terlontar pernyataan dari mulut Cloe.
Nando tersenyum," ini rumah kita. Tepatnya rumah orang tua kita, Dini. Dan kamu serta Satria akan tinggal di sini bersama kami."
Cloe membola pada saat melihat ada beberapa asisten rumah tangga yang memakai seragam berjejer tersenyum kearah dirinya. Ada juga tiga sopir dan tiga security.
Perlahan Nando memperkenalkan para pekerja yang ada di rumah mewah tersebut. Setelah cukup lama perkenalan dengan para pekerja yang ada di rumah tersebut. Nando mengajak Cloe yang sedang menggendong bayinya ke sebuah kamar.
Di dalam kamar tersebut, sedang duduk di tepi ranjang pria paruh baya dan di ranjang tersebut tergolek lemah seorang wanita paruh baya.
"Mah-pah, lihatlah siapa yang aku bawa."
Sontak saja sepasang suami istri paruh baya tersebut menatap ke arah sumber suara.
"Nandini? benarkah kamu Nandini?" pria paruh baya yang semula duduk di tepi ranjang langsung melangkah menghampiri Cloe dan memeluknya.
Setelah itu merangkulnya membawanya melangkah ke tepi ranjang," mah, anak perempuan kita yang hilang sudah ketemu. Lihatlah, ini dia mah! dan bayi ini pasti cucu kita!"
Air mata seorang wanita paruh baya yang tergolek lemah tak berdaya perlahan tertumpah," Dini, kemarilah nak! mamah ingin memeluk dirimu!"
Cloe menitipkan anaknya kepada Papahnya, dan ia segera memeluk Mamahnya. Cloe pun tak kuasa menitikkan air matanya. Ia menangis karena terharu.
Ia kini sudah bisa merasakan pelukan dari seorang ayah dan juga seorang ibu. Semua sungguh tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Sementara Papahnya menyerahkan Satria kepada salah satu asisten rumah tangga untuk diurusnya sejenak. Dan Bisma bertanya banyak hal pada Nando.
Nando pun menceritakan semuanya tentang Cloe. Dan bagaimana dia bisa bertemu dengan Cloe. Bisma sangat marah pada saat mendengar anak perempuannya telah disakiti oleh seorang pria yang adalah suaminya.
Pada saat Bisma berniat membalaskan sakit hati Cloe, Nando melarangnya karena ia ingat akan pesan Cloe. Bahwa ia sendiri yang akan bertindak untuk membalas sakit hatinya tersebut.
Sejak saat itu, Cloe tinggal di rumah mewah milik orang tuanya. Lambat laun Mamah Irene kondisi membaik karena adanya Cloe dan Satria.
"Pah, masa kita akan biarkan lelaki brengsek itu bahagia setelah aoe yang ia lakukan pada anak kita?" ucap Mamah Irene.
"Mah, papah juga ingin sekali membalas dendam. Tetapi Nando melarangnya dengan alasan Dini yang akan membalas dendam padanya."
Dini atau Cloe melintas," benar sekali apa yang dikatakan oleh Nando, mah-pah. Biarkan ini menjadi urusanmu, saja. Aku akan membalas apa yang telah mereka lakukan padaku."
Nando bersedia membantu Cloe, dengan merubah penampilannya menjadi cantik dan anggun. Serta Cloe diberikan wewenang untuk mengurus sebuah usaha yang banyak menghasilkan uang yakni usaha pertambangan emas milik papah Bisma.
Untuk saat iniCloe tidak akan menampakkan diri terlebih dahulu dihadapan Deev dan Niken. Ia sedang belajar untuk cepat mengusai bisnis pertambangan emas. Papah Bisma dengan sangat sabar membimbing Cloe.
Hingga hanya dalam waktu satu bulan saja, Cloe sudah pintar dan menguasai usaha tersebut. Bahkan Cloe juga bersekolah lagi supaya dirinya pintar. Karena selama di panti asuhan, pendidikannya hanya sampai SLTA saja.
Cloe begitu gigih dalem belajar banyak hal, karena ia benar-benar ingin menjadi wanita yang pintar hingga tidak dihina atau diinjak harga dirinya oleh orang-orang seperti yang di lakukan oleh Deev dan Niken padanya.
Beberapa bulan kemudian...
Cloe sudah menganto identitas dirinya dengan nama yang dulu diberikan oleh orang tuanya yakni Nandini.
"Dini, kamu memang hebat. Hanya dalam waktu sekejap saja kamu sudah menguasai banyak hal. Dengan begini kamu sudah siap untuk membalas dendam pada orang yang telah menyakiti dirimu," ucap Nando seraya mengacungkan kedua ibu jarinya pada Cloe.
"Ini semua juga berkat bantuanmu dan papah. Jika tidak, mungkin saat ini aku masih menjadi wanita kucel, bodoh, dan rapuh."
Cloe yang sekarang bukan Cloe yang dulu karena Cloe yang sekarang sangat pintar dan cantik sekali. Bahkan kemanapun ia pergi selalu membawa beberapa anak buah.
Di lain tempat, saat ini Deev sudah menikah dengan Niken. Dan saat ini Niken sedang hamil muda. Deev begitu berharap anak yang akan dilahirkan oleh Niken adalah seorang lelaki seperti yang ia harapkan sejak lama.
"Niken, sebisa mungkin kamu harus melahirkan seorang anak lelaki untuk diriku ya? karena untuk meneruskan usahaku kelak."
Niken protes," gampang banget kalau ngomong ya. Yang menentukan kalau anak ini lelaki atau perempuan itu bukanlah aku, tetapi sang pencipta. Jadi jangan seenaknya saja kalau bicara. Minta aja pada sang pencipta!"
Sejak hamil, tingkah Niken banyak berubah. Ia bahkan lebih boros, apacsaja ia beli walaupun ia tidak butuh barang tersebut.
Niken berlalu pergi dan ia tergoda dengan rekomendasi teman tentang sebuah toko perhiasan emas Dima semua model sangat bagus. Niken mendatangi toko tersebut.
'Wahhhhhh... besar sekali toko ini? emasnya juga cantik-cantik sekali. Pantas saja banyak para kaum hawa mengejar toko ini."
Niken melihat-lihat semua perhiasan yang ada di toko tersebut. Ia tidak sadar ada sepasang mata menatap dirinya.
" Hemmm.. akhirnya kamu terpancing juga untuk datang kemari. Bagus sekali wanita bayaranku itu. Siap saja kamu mendapatkan balasan yang setimpal dariku, Niken. Kamu harus mengalami apa yang aku alami juga!"
Wanita tersebut adalah Dini atau Cloe. Ia pun menghampiri Niken seraya tersenyum," Hay nona cantik, apa yang anda cari? mungkin saja aku bisa membantu anda?"
Sejenak Niken menatap kearah Dini, dia terperangah melihat paras cantiknya. Dini pura-pura tidak menyadari akdn hal itu," apakah ada yang aneh dengan diriku nona?"
Niken terkesiap kaget pada saat mendapatkan teguran tersebut," eh nggak mbak, aku hanya terpesona dengan wajah mulus dan body bagus mbak."
Cloe tersenyum dan ia pun menawarkan sebuah pertemanan dengan Niken. Jelas saja Niken tertarik dengan tawaran tersebut.
"Mana mungkin aku menolak tawaran yang bagus ini, aku bisa mendapatkan keuntungan dengan berteman dengan wanita cantik yang ada di depanku ini," gumam Niken di dalam hatinya.
Niken sangat senang bisa berteman dengan Dini, ia tidak mengetahui bahwa wanita cantik yang saat ini menjadi temannya adalah seorang wanita yang pernah ia sakiti.
"Pada akhirnya kamu terkena jebakan ku juga Niken. Lihat saja aku akan berikan penderitaan yang setimpal kepadamu Niken," batin Cloe sangat senang.
Cloe mengajari Niken untuk mengoperasi plastik wajahnya supaya jadi lebih cantik dengan biaya yang sangat fantastis.
"Jadi kecantikan mbak ini karena operasi plastik yang mbak lakukan ke luar negeri? tapi biayanya kan sangat mahal sekali Mbak. Aku mana punya uang yang banyak untuk ini?"
Cloe mengajari Niken bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan uang yang banyak," bukannya suamimu kaya raya? katanya seorang direktur, masa uang untuk mengoperasi plastik wajah istrinya saja tidak punya? lagi pula jika kamu bertambah cantik bukannya untuk suami juga ya? mintalah pada suamimu, dan jika kamu tidak mendapatkan uang tersebut dari suamimu kamu bisa bekerja sendiri."
Tetapi Niken merasa tidak yakin dengan dirinya karena saat ini kondisinya sedang hamil muda. Ia tidak akan bisa bekerja.
Cloe mengajari Niken untuk kerja sambilan menjadi istri simpanan om-om. Sontak saja Niken menolak," mbak yang benar saja, masa iya aku bekerja menjadi istri simpanan om-om? aku kan sudah bersuami?"
" Apa salahnya jika suamimu tidak berguna dan tidak bertanggung jawab, tidak bisa memberikan nafkah sesuai yang kamu inginkan untuk apa dipertahankan?"
Sejenak Niken terdiam, ia seolah sedang berpikir tentang apa yang barusan dikatakan oleh Cloe.
"Sebenarnya apa yang barusan dikatakan oleh Mbak Dini benar adanya. Aku akan meminta uang terlebih dahulu kepada Deev. Jika memang ia tidak memberikannya aku akan mencari uang dengan jalan pintas sesuai saran yang diberikan oleh Mbak Dini."
Begitu gampangnya Niken dipengaruhi oleh Cloe yang saat ini sudah berganti identitas menjadi Dini.
"Baiklah Mbak, aku akan melakukan saran yang mbak berikan barusan. Karena aku juga berhak bahagia seperti Mbak Dini yang terlihat sangat bahagia."
Saat itu juga Niken pulang ke rumah dan ia meminta uang yang begitu banyak kepada Deev. Deev terpengarah pada saat mendengar jumlah nominal uang yang diminta oleh Niken.
"Gila ya kamu, uang ratusan juta kamu minta dengan mudahnya. memangnya aku ini gudang uang? lagi pulang untuk apa kamu meminta uang sebanyak itu?"
Niken mengatakan yang sejujurnya bahwa uang yang ia butuhkan tersebut untuk melakukan operasi plastik wajahnya ke luar negeri. Pengakuan Niken tersebut membuat Deev sangat marah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!