Pagi itu disebuah Stasiun ternama di kota Solo tepatnya Stasiun Balapan.Mengingat nama stasiun itu pasti ada banyak cerita dan kenangan bagi reader lovers semua iya kan???😊😊😊.Ya disitu tampaklah seorang gadis berparas ayu yang bernama Shiren Kosasih gadis pintar cerdas berusia 20 tahun.
Putri dari Sutopo pria yang mempunyai usaha kelontong cukup terkenal didesa Joyosuran tersebut.Shiren adalah putri sulung keluarga Sutopo.
" Hiks...hiks...hiks...Aku akan merindukan mu Mas ". ujar Shiren yang sedang terisak dalam tangisnya yang tengah dipeluk oleh Ghattan kekasihnya.
" Berhentilah menangis...aku pasti akan segera menyusulmu setelah ibu sembuh ". seru Ghattan menyeka air mata Shiren dengan lembut.
Tuuuuuutt...tuuuuuuttt suara klakson kereta api jurusan Surakarta - Jakarta telah berbunyi pertanda para penumpang harap segera menaiki kereta.Dengan berat hati Shiren melangkahkan kakinya menaiki tangga kecil yang terletak didepan pintu gerbong kereta tersebut.Perlahan kereta melaju lambaian tangan dari Ghattan mengiringi kepergian Shiren.
Meski hatinya terasa berat Ghattan harus merelakan Shiren merantau terlebih dulu ke Jakarta karena Shiren telah diterima bekerja disalah satu perusahaan ternama diJakarta.
WKGROUP.Gadis yang hanya lulusan D3 itu mencoba peruntungannya di Ibukota meraih mimpinya .
^^^^
" Apa dia sudah berangkat Gha ". tanya Laras sang ibu yang tengah terbaring diranjang selepas operasi tumor dirahimnya.
" Iya bu baru saja keretanya berangkat ". sahut Ghattan lembut.Ayah Ghattan telah meninggal sejak ia masih kecil karena serangan jantung.
" Bu sudah waktunya minum obat , aku ambilkan dulu makanan nya setelah itu ibu minum obat ". ucap Ghattan melangkah kedapur mengambil nasi beserta lauk dan juga segelas air.
Dengan telaten Ghattan merawat ibunya setiap hari tanpa mengeluh sedikitpun.Karena hanya dirinyalah putra satu satunya yang dimiliki Laras.Semua pekerjaan rumah selama Laras sakit Ghattan lah yang melakukan semuanya.Semua tanggung jawab ibunya kini ia pikul sendirian.
Meski dulunya keluarga Ghattan adalah keluarga kaya raya namun semenjak kepergian ayahnya ibunya terus mengelola usaha ayahnya namun karena sakit sakitan kini keluarga Ghattan jatuh miskin.
Setelah selesai makan dan minum obat Ghattan menyelimuti kembali tubuh ibunya.
" Bu aku berangkat kerja dulu ya ". pamit Ghattan mencium tangan dan kening ibunya.
Ghattan pergi bekerja disebuah pabrik garment yang ada dikota Solo.Dengan sebuah motor matic.Ya Ghattan hanyalah seorang karyawan pabrik yang gajinya tak seberapa besar hanya pas pasan untuk biaya hidup sehari hari.
" Hai Gha...tumben kamu kesiangan ". tanya Slamet sahabat dekat Ghattan.Yang menyapanya saat Ghattan memasuki sebuah gudang packing.
" Iya...tadi pagi aku nganter Shiren dulu ke Stasiun ". jawab Ghattan datar.
" Lhah kamu itu Gha... kok di biarin dia pergi entar kalau disamber cowok jakarta kepriben". Goda Slamet menoel lengan Ghattan dan menyeringai.
" Kamu Met...met , mikirnya aneh aneh saja , aku tuh percaya dan yakin sama Shiren dia pasti bakal menjaga cinta kita gak akan mengkhianati aku ". jawab Ghattan meninju pelan dada sahabatnya itu yang bertubuh sedikit gendut.
" Bocah dibilangin kok gak percoyo awas disamber beneran nangis loh sampean ". ledek kembali Slamet dengan logat khas jawanya.
Suara sirine dari dalam pabrik berbunyi pertanda semua karyawan harus segera masuk memulai aktifitas masing masing.Begitu juga Slamet dan Ghattan.
^^^^
Didalam pabrik Gendis gadis cantik yang selama ini mengagumi Ghattan terus saja menatapnya dari kejauhan. Tangannya bekerja namun matanya terus saja memperhatikan Ghattan.
" Hei...mbak ayu kalau suka jangan dilihatin terus mending langsung saja disamperin orangnya mumpung pacarnya lagi gak ada ". bisik Slamet yang kebetulan satu tim dengan Gendhis.
" Mas Slamet bisa saja ". elak Gendhis dengan tersipu malu.Lalu mereka kembali bekerja.
^^^^
Setelah menempuh perjalanan selama enam jam kini kereta jurusan Surakarta - Jakarta yang ditumpangi Shiren telah tiba di stasiun Gambir.Seorang gadis kampung baru pertama kalinya menginjakkan kakinya dijakarta.
Dengan percaya diri Shiren melangkahkan kakinya menaiki sebuah taksi menuju sebuah perusahaan WKGROUP.Jam tiga sore Shiren ada test wawancara.Dan akhirnya Shiren tiba setengah jam sebelum wawancara dimulai.
" Baiklah nona Shiren....selamat anda diterima bekerja disini di divisi marketing ". ujar seorang HRD kepada Shiren.Dengan senyum mengembang Shiren menjabat tangan HRD.
" Terimakasih pak...saya akan bekerja sebaik mungkin ". ujar Shiren dengan wajah berseri seri.Tanpa Shiren sadari sorot mata Krisna kepala HRD di WKGROUP terus menatapnya.
^^^^
Di pabrik garment bell berakhirnya pekerjaan telah berbunyi.Semua pekerja telah berdesakan memenuhi pintu keluar.Begitu juga Ghattan dan selamet.
" Met duluan ya ". ucap Ghattan melajukan motor maticnya.Meninggalkan pabrik garment menyusuri indahnya jalanan sore hari di Surakarta alias Solo.
^^^^^^^^
Cukup sekian dulu episode pertamanya ya.
Jangan lupa like n komentarnya author tunggu.
Terimakasih reader lovers
Vicaldo 😗😗😗
Pagi yang indah hembusan semilir angir dipagi hari menyapa lembut kulit Shiren.Pancaran hangatnya sang surya juga turut menyapa nya menyambut pagi yang indah dan ceria.
Jam bekker di meja dekat kasur Shiren berbunyi kring...kring...Dengan enggan Shiren segera membuka matanya.
" Yaa Tuhan sudah jam enam...aku harus cepat beranjak ". Gumam Shiren sambil melangakah menuju sebuah kamar mandi yang berukuran kecil sekali didalam kamar kost nya.
Tak menunggu lama Shiren telah menghias wajahnya secantik mungkin kesan pertama dihari ia bekerja haruslah perfect. Pikir Shiren.
" Cantik ". Seru Shiren memuji dirinya sendiri saat ia melihat bayangannya dari pantulan cermin yang ada dihadapannya.
Segera mungkin Shiren berjalan menuju jalanan menunggu taksi lewat dan tak ayal taksi barisan pertama menghampirinya.
" Pak antar saya ke WKGROUP ". ujar Shiren melangkah masuk kedalam taksi.
^^^^^
Setelah membayar taksi dengan anggun dan percaya diri Shiren melangkah kedalam gedung yang menjulang tinggi dihadapannya.
Banyak mata menatapnya namun tak membuat Shiren keder atau minder ia terus melangkah.Sampai disebuah lift...ting Shiren berlari masuk kedalamnya.Membuat tubuhnya tak sengaja menabrak seseorang.Brugh...
" Ma maf saya tidak sengaja ". ucap Shiren menundukkan kepalanya meminta maaf.
" Sepertinya ini hari pertama kamu bekerja disini ". ujar seseorang disamping Shiren. ' Darimana dia tahu aku baru masuk kerja hari ini '. gumam Shiren lalu memgangkat kepalanya dan tentu saja mata Shiren membelalak kaget.
" Pak Krisna..." teriak Shiren terkejut.Pria tampan yang terkenal playboy itu tersenyum menatapnya." Panggil saja saya Krisna ". ujar Krisna dengan senyum devil yang tersungging dari bibirnya sementara matanya terus menatap Shiren.
Tak kuasa menghadapi tatapan sang kepala HRD Shiren buru buru keluar dari lift saat pintu lift terbuka.Tanpa sungkannya Krisna mengantar Shiren sampai dimeja kerjanya dengan mata nakalnya serta senyuman devilnya ia meninggalkan Shiren.
^^^^
" Hai...anak baru ya ". sapa Amel teman sebelah Shiren.Dengan ramah Shiren mengangguk dan tersenyum kepada Amel.
" Namaku Shiren ". ucap Shiren mengulurkan tangannya padda Amel.
" Amel ". balas Amel
Keduanya lalu memulai aktifitas mereka.Dan sejak saat itu Amel adalah sahabat terdekat yang ia punya.
Banyak yang Shiren pelajari dari Amel.Memang dasarnya Amel adalah gadis yang baik serta ramah maka hal itu membuat keduanya mudah sekali akrab.
^^^^^
Seperti biasa Ghattan menjalani hari harinya bekerja sambil merawat ibunya.Meski Ghattan adalah seorang sarjana namun keberuntungan masih belum berpihak kepadanya.Ia terpaksa bekerja sebagai karyawan biasa dipabrik garment semata hanya ingin lebih dekat dengan ibunya yang saat itu sedang sakit sakitan.
Ghattan memiliki seorang bibi adik dari ibunya yang juga sama sama menjanda karena ditinggal mati suaminya.Namanya Ningsih wanita yang usianya hanya terpaut 3 tahun lebih muda dari Laras.Dan rumahnya bersebelahan dengan rumah ibunya.Sama sama peninggalan dari orang tua alias kakek nenek Ghattan.
" Cah bagus baru pulang to ". Sapa Ningsih yang melihat Ghattan baru saja kembali dengan motor maticnya.
" Inggih bulek ". Jawab Ghattan dengan logat jawanya.Lalu berlalu masuk kedalam rumah menemui ibunya.
" Sudah pulang kamu Gha ". sapa Laras yang sedang duduk di sebuah kursi rotan menunggu kepulangan anaknya.
Ghattan mencium tangan ibunya lalu berlalu pergi kekamar mandi untuk segera sholat ashar.Dengan mengenakan sarung dan sebuah kemeja koko Ghattan menunaikan sholat ashar.
Laras menatap sayu anak semata wayangnya itu.' Andai ayahmu masih hidup nak pasti kami tidak akan sesusah ini , dan kamu pasti bisa meneruskan usaha ayahmu '. gumam Laras dengan mata yang mulai berkaca kaca.
" Ibu sudah makan ". pertanyaan yang sama setiap hari saat Ghattan baru pulang kerja kepada ibunya Laras.
Ghattan berjongkok kearah ibunya.Diseka air mata yang hendak terjatuh itu. " Kenapa ibu menangis ". tanya Ghattan dengan suara lembutnya seperti biasanya.
" Andai ayahmu masih hidup nak...maka kamu pasti akan meneruskan usaha ayahmu".
Ucap Laras dengan nada sedih.
" Bu...semua itu sudah kehendak Allah Ghattan ikhlas menerima dan menjalani kehidupan yang seperti ini.Ibu gak usah khawatir tentang Ghattan.Aku ini anak laki laki bu sepenuhnya akan menjaga ibu karena tanggung jawab seorang anak laki laki itu terletak pada ibunya bahkan sampai ibunya meninggal pun tetap menjadi tanggung jawab anak laki lakinya ". seru Ghattan memberi support kepada ibunya Laras.
Tiba tiba sebuah suara nyeletuk ikut nyahut.
" Anakmu kui bener mbak yu , sampean ojo mikir aneh aneh cukup dungakno anakmu mulo uripe ben mulyo lan sukses ". Ujar Ningsih kepada Laras yang kini tangannya memijat kaki Laras.
Ghattan segera kedapur memanaskan masakan yang sempat dimasak Ningsih tadi siang untuk menyuapi ibunya.Selain memikul tanggung jawab terhadap ibunya Ghattan juga membiayai kebutuhan Ningsih bibi nya.Ia menganggap Ningsih juga seperti ibu kandungnya.
^^^^^^
Bab ke dua cukup sekian dulu.
Hallo reader lovers jangan lupa setelah membaca budayakan untuk menghargai karya author dengan cara suka rela memberi like Vote Rate serta komentar yang membangun.Terimakasih
Vicaldo😗😗😗😗
Suara hingar bingar musik diruangan itu terdengar cukup keras.Bahkan malam itu pengunjung tampak ramai sekali.Seperti remaja ibu kota pada umumnya malam minggu itu seorang gadis cantik mungil dan manja sedang bergoyang goyang menikmati alunan musik yang dibawakan oleh DJ.
Gelengan kepala serta hentakan irama musik membuat Fairuz Fadeela Islami turut terbawa suasana.Menikmati malam panjang bersama teman temannya.Bahkan tak jarang Fairuz juga sering berfoya foya menraktrir teman temannya.Seorang gadis cantik manja dan angkuh itulah kata yang pas untuk menggambarkan diri Fairuz.Putri semata wayang Tuan Fadeela pemilik perusahaan FNGroup.Istri Fadeela meninggal saat melahirkan Fairuz karena pendarahaan.
Meski ayahnya orang yang sangat taat beragama namun nyatanya gagal mendidik Fairuz yang suka keras kepala dan selalu membantahnya.Kepribadian mereka sangat bertolak belakang sekali.
" Fai...cabut yuk...udah malem ". Ujar Susan salah satu teman dekat Fairuz yang tengah berteriak kepada Fairuz karena bisingnya ruangan itu membuat Fairuz tak mendengarnya.
" Aduh...san tanggung nih , masih juga jam 1".
Protes Fairuz menepis tangan Susan yang menariknya untuk pulang.
Melihat sahabatnya yang keras kepala itu maka Susan terpaksa meninggalkan Fairuz sendirian disana.Belum juga langkah kaki Susan sampai didepan pintu club malam tiba tiba dua orang pemuda menggoda Fairuz.
" Hai cantik...sendirian aja....kita temenin ya ". goda mereka sambil tangannya menoel pipi Fairuz.Tiba tiba brugh...sebuah pukulan melayang kewajah salah satu dari kedua pria itu.Ya Susan kembali lagi dan meninju salah satu dari mereka hingga terjadilah keributan disana.Tak mau sang ayah mengetahui ulahnya Fairuz segera berlari menarik tangan Susan sahabatnya.
" Hah...hah...hahh..." suara deru nafas kedua gadis yang berusaha kabur barusan.
" Loe sih Fai gak dengerin omongan gue , coba loe nurut gak bakal kayak gini kejadiannya ". gerutu Susan dengan nafas yang masih memburu. Yang sudah berlari jauh dari club malam.
" Iya mak...bawel amat sih , lagian loe juga sih San gue tuh pasti bisa beresin mereka , loe nya ajah yang keburuan main antem ajah untung gua narik loe kalau enggak bisa berabe entar kalau bokap sampai tahu ". protes Fairuz tak mau kalah.
" Ya udah kita pulang yuk , ohya mobil loe gimana Fai kan tadi kita kabur gak inget ama mobil ". tukas Susan.
" Udah gampang ntar gue tinggal bilang ajah ke bokap mobil gue ada di bengkel ". seru Fairuz dengan santainya. Kedua gadis ini lalu memesan taksi online. Dan tak lama pun taksi itu datang membawa kedua gadis itu pulang ditengah jalanan kota yang telah terlihat lengang dan sepi.
Setelah mengantar Susan kini taksi itu bertolak menuju rumah Fairuz.Setibanya dirumah lampu semua ruangan sudah mati. Seperti seorang maling yang takut ketahuan Fairuz berjalan mengendap endap. ' Hah untung saja papa sudah tidur '. Ujar Fairuz pelan.
" Kata siapa papa sudah tertidur , kenapa tak pulang besok saja sekalian ". Seru Fadeela dengan geram dan amarahnya membentak Fairuz.
Fairuz berjalan dengan memegang kedua daun telinganya . " Ampun tuan besar...putrimu yang bandel ini mengaku bersalah hehehe ". seringai Fairuz mencoba merayu sang papa.
Amarah yang tadinya membuncah dan berapi hilang seketika saat melihat tingkah yang selalu dibuat oleh anak gadisnya itu saat menghadapi kemarahan nya.
" Papa kalau gak lagi galak cakep deh hehehe ". goda Fairuz terkekeh merayu Fadeela.
" Jangan mengalihkan pembicaraan ". sentak Fadeela.Suara Fadeela membuat Fairuz terdiam seketika saat melihat kemarahan sang ayah.Seketika menundukkan wajahnya.
" Papa capek Fai setiap hari harus berdebat sama kamu, kamu itu sudah besar Fai dan papa juga sudah tua.Sudah saatnya kamu mengurus bisnis papa bukannya berfoya foya dan keluyuran gak jelas seperti ini.Setidaknya menikahlah dengan siapapun yang mencintaimu agar papa tenang ". ujar Fadeela menghembus nafas dalam dalam.
" Cepatlah tidur..." seru Fadeela melangkah pergi menahan kekesalannya.
Semarah apapun Fadeela kepada Fairuz tetap saja akhirnya akan luluh dihadapan anak gadisnya itu.Karena semenjak istrinya meninggal Fadeela merawat sendiri anaknya dan selalu memanjakannya.
^^^^^
Fairuz adalah gadis berusia 21 tahun mahasiswa semester akhir acap kali ia alpha tanpa izin membolos tidak mengikuti beberapa mata kuliah bahkan akibat ulahnya itu ia hampir saja di DO dari kampusnya.
Untung saja Fadeela adalah donatur terbesar dikampus itu dan namanya cukup disegani.
Hampir tiap hari Fairuz menghabiskan hari harinya menghamburkan uang berfoya foya bersama teman sekampusnya.Bahkan berlibur keseluruh Indonesia pun sudah pernah ia lakukan tak jarang pula ia juga berlibur keberbagai negara.
Mungkin rasa kesepian tanpa saudara serta tanpa kasih sayang seorang ibu membuatnya sering melakukan hal hal konyol diluar nalarnya.Untuk membuang rasa kesepian dalam dirinya.
" Pagi papa...." sapa Fairuz yang masih mengenakan piyamanya menuruni anak tangga.
" Pagi ". jawab Fadeela datar masih dalam mode marah akibat ulah Fairuz semalam.
Fairuz mengalungkan kedua tangannya keleher Fadeela juga mencium pipi ayah tercinta. " Papa masih marah ni sama Fai ". tanya Fairuz namun tak dijawab Fadeela.
" Papa udah dong marahnya Fai capek marahan terus sama papa ". ujar Fairuz jengkel hendak pergi dari meja makan.
" Cepat kembali dan duduklah ". perintah Fadeela dengan suara ngebass nya tak mau dibantah.
Membuat Fai terpaksa duduk kembali dengan wajah ditekuk dan bibir cemberut.
Profil si Fairuz Fadeela Islam
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!