NovelToon NovelToon

DANCE FOR RICH MAN

Awal

Mike Brown adalah pria tampan berusia 30 tahun. Berasal dari keluarga kaya raya di Kota New York.

Meski pun dia terlahir dari keluarga kaya raya tidak membuat Mike bahagia. Karena Mike kekurangan kasih sayang dari orang tuanya yang sudah bercerai sejak dia masih kecil.

Saat usianya sudah menginjak 18 tahun, Mike memutuskan keluar dari rumahnya dan pergi ke Italia. Sampai di sana dia bertemu dengan pria bernama Carlos—sang ketua mafia. Mike menjadi asisten Carlos sampai saat ini meski Carlos sudah pensiun dari dunia gelap dan pindah ke New York dengan keluarganya. Dan saat ini Mike menjadi orang kepercayaan Carlos untuk memimpin perusahaan yang ada di New York.

“Pak, hari ini ada pertemuan dengan klien di Club malam,” ucap Clarie—sekretaris Mike.

Mike mendengus ketika mendengar jadwal yang baru di sebutkan oleh sekretarisnya. Pasalnya, dia sudah hafal dengan klien perayu seperti itu.

Dia menebak saat di Club malam nanti pasti dia akan di suguhkan dengan wanita cantik dan sexy. Mike rasanya sudah muak dengan Klien yang menggunakan cara kotor untuk mendapatkan kerja sama dengan perusahaannya yang ia pimpin.

“Baik,” jawab Mike datar lalu mengibaskan tangannya, bertanda kalau dia mengusir sekretarisnya itu keluar dari ruangannya.

*

*

“Quen! Aku harap kau nanti malam siap untuk menemani tamu VIP kita,” ucap wanita setengah baya yang biasa di panggil dengan sebutan Madam El. Madam El adalah pemilik Club malam Night Star sekaligus seorang mucikari.

“Madam, kau tahu ‘kan aku tidak pernah mau memberikan pelayanan plus-plus. Aku hanya akan menari erotis di depan mereka,” jawab Quen tanpa mau di bantah.

Madam El terdiam, lalu menganggukkan kepalanya. Meski dia tahu jika Quen tidak pernah mau melayani para tamu di atas ranjang, tapi Quen adalah primadona di Club malamnya. Quen selalu membuat puas para pelanggan dengan tarian erotisnya. Bahkan bayaran Quen sekali menari di depan tamu VIP sangatlah mahal.

“Terima kasih, Madam,” ucap Quen senang, karena Madam El tidak pernah memaksanya untuk melakukan hal itu untuk para tamunya.

“Tetap berikan tarian terbaikmu, Quen. Aku tidak pernah mau dengar kalau ada pelanggan yang kecewa dengan pelayananmu!” tegas Madam El mengingatkan lalu segera keluar dari kamar Quen sambil bersedekap di dada.

Quen menganggukkan kepalanya, tapi Madam El tidak melihatnya karena wanita paruh baya itu sudah keluar dari kamarnya.

Pada dasarnya Quen juga berasal dari keluarga kaya yang ada di Indonesia. Dia melarikan diri dari rumah untuk menghindari perjodohannya. Dan di sinilah dia berada, di Kota New York dan bekerja menjadi penari erotis sekaligus menyembunyikan diri di Club malam itu dari kejaran anak buah orang tuanya.

*

*

Malam harinya, Mike sudah bersiap dan terlihat sangat tampan dengan setelah tuxedo yang membalut tubuh kekarnya. Pria tampan dengan sejuta pesona dan sulit di sentuh wanita itu keluar dari ruangannya dan di ikuti oleh sekretarisnya.

“Aku rasa kau tidak perlu ikut ke Club malam itu.” Mike berkata datar kepada sekretarisnya saat di dalam lift.

“Tapi, Pak, aku yang bertugas untuk mencatat poin penting saat meeting nanti,” jawab Clarie.

“Pulanglah, nanti akan ada bodyguard yang menemaniku!” tegas Mike tanpa menoleh pada sekretarisnya yang berdiri di sampingnya.

Clarie tersenyum tipis, ia mengira kalau atasannya itu perhatian kepadanya dan juga sangat peduli kepadanya. Dia menjadi terbawa perasaan.

Padahal yang sebenarnya terjadi adalah Mike tidak nyaman jika ada seorang wanita yang selalu mengekorinya, maka dari itu ia memerintahkan Clarie agar pulang.

*

*

“Quen! Kau sudah siap?” tanya Madam El saat memasuki kamar gadis berparas cantik dan sexy itu.

“Sebentar lagi, Madam.” Quen menjawab sambil memoles wajah cantiknya dengan make-up.

“Aku beri waktu lima belas menit lagi, karena tamu VIP sebentar lagi akan tiba!” Madam El berbicara sambil menatap Quen yang masih mematut diri di depan meja rias. “Kau lama sekali! Bahkan kostume saja belum kau pakai!” lama-lama Madam El menjadi tidak sabaran, kemudian ia membuka lemari Quen dan memilihkan kostume yang akan di pakai Quen malam ini.

Madam El memilihkan pakaian sexy berwarna merah darah. Pakaian tersebut berupa Br* dan cilini dilim saja. Bisa di bayangkan jika Quen memakai dua benda tersebut dan meliuk-liukkan tubuh sexy-nya di depan tamu VIP.

***

Bestie, jangan lupa tinggalkan jejak like, komentar, dan subscribe agar tidak ketinggalan update baru kisah Mike ❤

Quen

Quen berjalan sangat anggun melewati lorong Club malam menuju ruang VIP.

Gadis cantik itu memakai jubah berwarna merah darah yang menutupi tubuh sexy-nya. Wajah cantiknya di tutupi dengan topeng berwarna hitam sampai sebatas hidung mancungnya, jadi yang terlihat dari wajah cantiknya itu adalah bibir sexy-nya yang di poles dengan lipstik merah. Banyak pria hidung belang dari kalangan atas menatap Quen sampai tidak berkedip, dalam benak mereka menginginkan gadis primadona itu, akan tetapi hal itu sulit terjadi, karena tidak ada yang bisa mendapatkan gadis tersebut meski membayar dengan uang jutaan dolar atau menyerahkan seluruh harta benda kepada gadis itu.

Justru karena gadis tersebut sulit untuk di miliki, membuat para pria dari kalangan konglomerat penasaran dengan gadis tersebut meski hanya bisa menyaksikan tarian erotisnya.

Kaki jenjang Quen terhenti di depan ruang VIP. Dua bodyguard yang berjaga di depan pintu tersebut mengangguk kepadanya lalu membukkan pintu tersebut untuk Quen.

“Tamu VIP-nya belum datang, Quen. Silahkan menunggu di dalam,” ucap salah satu bodyguard kepada gadis tersebut.

“Berapa lama aku harus menunggu?! Kalian tahu sendiri jika aku sangat benci jika di suruh menunggu!” ucap Quen dengan gaya angkuhnya.

Salah satu bodyguard mengangkat tangan kirinya untuk melihat jam tangan yang melingkar di sana. “Lima belas menit lagi, Quen,” jawabnya seraya mempersilahkan masuk gadis itu.

“Ck!” Quen berdecap sebal, lalu segera berjalan masuk ke ruangan VIP itu dengan malas. Sebelumnya tidak pernah ada tamu VIP yang membuatnya menunggu seperti ini meski hanya sedetikpun.

Kira-kira siapa tamu VIP-nya itu yang sudah berani membuatnya menunggu selama itu?! Pikir Quen.

Quen menghembuskan nafas kasar lalu mendudukkan dirinya di single sofa yang ada di ruang VIP yang terlihat remang, karena ruang VIP itu memang di rancang minim pencahayaan. Gadis tersebut merasa sangat jenuh sekali padahal baru saja mendudukkan diri di sofa selama 5 detik. Baginya menunggu lima belas menit sama saja seperti menunggu 1 jam. Membuatnya sungguh kesal luar biasa.

*

*

“Tuan Mike, sungguh kehormatan bagi kami karena Anda sudah berkenan hadir di pertemuan malam ini,” sapa seorang pria botak dan perut bulat ke depan saat menyambut kedatangan Mike di Club malam yang berkelas itu, karena hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk ke dalam Club tersebut.

Mike menatap datar pria penjilat itu seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana. “To the point saja! Apa yang Anda inginkan?” tanya Mike seraya mengusap tengkuknya yang di penuhi tatto itu. Dia merasa tidak nyaman berada di dalam Club malam yang musik yang jedag-jedug yang membuat telinganya sakit.

“Ayolah, Tuan, enjoy your time,” jawab pria botak itu sambil terkekeh pelan.

“Aku tidak mempunyai waktu untuk bersenang-senang!” jawab Mike dengan datar dan dingin.

Pria botak itu menghela nafas panjang seraya tersenyum paksa, sungguh sulit untuk mempengaruhi pria yang duduk di hadapannya itu.

“Saya ingin mengajukan kerja sama kepada Anda.” Pria botak itu memberikan kode kepada bodyguard-nya untuk memberikan dokumen kepadanya.

Mike menyeringai setan, benar ‘kan dugaannya, kalau pria tersebut akan mengajukan kerja sama kepadanya, dan akan melakukan cara licik untuk membuatnya menyetujui kerja sama itu.

“Anda kurang beruntung, Tuan,” jawab Mike seraya menepis dokumen yang di berikan kepadanya.

Pria botak itu terdiam sesaat saat dokumennya di tepis oleh Mike. Kemudian ia tertawa pahit guna menutupi rasa kesalnya.

“Ha ha ha, lelucon Anda sangat lucu sekali, Tuan!” ucap pria botak itu masih tertawa keras.

“Aku tidak bercanda sama sekali! Aku rasa pertemuan kita sampai di sini! Terima kasih atas undangannya!” Mike berkata sembari beranjak dari duduknya, lalu di ikuti oleh bodyguard-nya, kemudian keluar dari Club malam itu.

Pria botak itu menatap tajam punggung Mike, seraya meremat dokumen yang ada di tangannya. Dia merasa direndahkan oleh pria berkuasa itu, akan tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena Mike bukanlah tandingannya, sekali salah langkah bisa-bisa nyawanya yang menjadi taruhannya.

*

*

“Tuan, Anda tidak ingin melihat hadiah yang di berikan pria botak itu? Yang aku dengar kalau hadiah yang akan di berikan kepada Anda adalah Quen, penari erotis yang terkenal itu,” ucap bodyguard Mike saat berada di dalam mobil.

“Aku tidak tertarik sama sekali!” tegas Mike.

“Sayang sekali, padahal banyak pria yang ingin bertemu dengan gadis itu,” jawab bodyguard tersebut.

“Mungkin karena aku masih waras jadi tidak ingin bertemu dengan gadis itu! Penari erotis? Sudah tentu gadis tersebut adalah seorang jal*ng!” sahut Mike dari jok belakang sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali seraya mengambil satu batang rokok dari bungkusnya.

***

Hei, bestie, jangan lupa like dan dukungannya ya❤

Ancaman untuk Mike

Quen menghela nafasnya berulang kali seraya mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Dia sudah menunggu selama 17 menit akan tetapi tamu VIP-nya tidak kunjung datang. Dia beranjak dari duduknya, karena dia tidak bisa menunggu lagi. Tapi, tidak berselang lama pintu ruang VIP itu terbuka dari luar, salah satu bodyguard masuk ke dalam ruangan tersebut.

“Quen, tamu VIP telah membatalkan Job-mu, tapi dia tetap membayar full sebagai ganti rugi karena kau sudah menunggu lama,” ucap bodyguard tersebut kepada gadis yang berdiri di hadapannya itu.

Quen merasa kesal luar biasa, tapi rasa kesalnya itu hanya sesaat karena tamu VIP itu telah membayarnya full, itu artinya dia tidak perlu bersusah payah menari erotis.

“Oke, karena hari ini aku sedang baik hati, maka aku memaafkan tamu itu dan tidak mem-blacklistnya dari daftar tamu VIP!” jawab Quen seraya berjalan keluar dari ruangan tersebut menuju kamarnya yang ada di lantai paling atas Club malam tersebut.

*

*

Sampai di dalam kamarnya. Quen membuka ponsel lamanya yang sudah tidak pernah dia gunakan lagi selama berada di New York. Ia menempelkan ponsel itu di telinganya untuk mendengar pesan suara dari ibunya.

“Quen, kamu tidak merindukan Mommy?”

“Pulang Quen ... kami sudah membatalkan perjodohan itu.”

Suara wanita paruh baya itu terdengar sangat sedih karena menanti kepulangan putrinya yang kabur dari rumah.

Quen segera mematikan pesan suara itu lalu membuang ponselnya ke tempat sampah. “Mereka hanya ingin menipuku! Membatalkan perjodohan? Aku rasa tidak mungkin karena mereka itu sangat egois dan tidak pernah memikirkan perasaanku!” gumam Quen seraya menghempaskan tubuh sexy-nya di atas ranjang yang empuk itu.

*

Mike saat sudah sampai rumah. Dia melangkahkan kakinya dengan gontai saat memasuki rumah tersebut. Yap, rumah tersebut adalah rumah Carlos dan Arra.

“Katanya ada pertemuan penting?” Carlos menyambut Mike yang baru memasuki rumah.

“Pertemuan itu batal,” jawab Mike dengan datar sambil menatap malas pada Carlos yang bertelanjang dada memperlihatkan hampir seluruh badannya yang di penuhi dengan tatto.

“Why?” Carlos sangat penasaran.

“Kau tahu Tuan Santigo si botak itu?” tanya Mike kepada Carlos.

“Ya, tentu saja tahu. Apakah dia ingin menawarkan kerja sama dengan perusahaan kita?” tanya Carlos dan di angguki oleh Mike.

“Kau menolak kerja sama itu?” tebak Carlos, memicingkan kedua matanya.

“Iya!” Mike menjawab dengan padat, singkat dan jelas.

“Dasar stupid!! Kenapa kau tolak kerja sama itu?! Meski Tuan Santigo orangnya berengsek tapi perusahaannya itu sangat maju, akan sangat menguntungkan kalau perusahaan kita bekerja sama dengan perusahaannya!” kesal Carlos pada Mike.

“Kalau begitu, kau saja yang memimpin perusahaan! Kau tahu sendiri aku paling malas jika di suguhkan dengan wanita murahan!” jawab Mike tidak kalah kesal.

“Oke! Aku akan menghubungi orang tuamu, dan mengatakan kepada mereka jika kau berada di rumahku!” balas Carlos tidak mau kalah. Ia yakin jika Mike tidak akan bisa menolak keinginannya.

“Shiit!!!” Mike mengumpat dengan gaya yang sangat elegant seraya menatap tajam Carlos. Karena ancaman pria tersebut membuatnya tidak berkutik. Mau tidak mau, dia harus menuruti perintah Carlos yang ingin bekerja sama dengan Tuan Santigo.

Mike melanjutkan langkah kakinya menuju kamarnya tanpa memedulikan Carlos yang terus mengoceh kepadanya.

"Kau dengar ancamanku, kan!" seru Carlos pada Mike yang sudah menapaki anak tangga. "Dasar pria itu!!! Aku sumpahkan kau menjadi budak cinta!!" serunya lagi, namun Mike tetap tidak memedulikan teriakannya.

***

Ada yang ingat dengan Quen? Dia masih keturunan Oma Airin loh🤭😆

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!