NovelToon NovelToon

Takdir Kehidupan & Cinta

Bab 1

Naima dia adalah seorang gadis yang terlahir dari keluarga sederhana, di desa terpencil dan rumah nya pun sangat sederhana. Setelah lulus sekolah dia membantu orang tua nya bertani.

"Kapan ya? aku bisa sukses dan tidak tinggal di kampung terpencil lagi, kata Naima sambil memandang indah nya hamparan sawah yang hijau.

"Aduh! Kenapa ya aku ngeluh terus?"ujar Naima.

"Naima...!!"

Seseorang berteriak memanggil, dia adalah Bapak nya Naima.

"Iya Pak ada apa? "sahut Naima.

"Kenapa kamu melamun aja, nanti kesambet mikirin apa sih? "tanya Bapak Naima sambil menatap heran.

"Enggak kok pak, enggak mikirin apa-apa! Naima sedang memandang sawah dan merasakan sejuk nya angin. "ungkap nya.

"Ya udah kirain bapak, kamu sedang melamun, "ucap Bapak Naima.

"Pak, sebenarnya ada sesuatu yang mau di bicarakan, boleh tidak kalau Naima berencana ingin kuliah di kampus terbaik di ibukota sambil mencari kerja juga dan ingin merubah nasib, dari kecil sampai sekarang, sudah 18 tahun tinggal di kampung ini berasa tidak ada kemajuan aku ingin hidup sukses dan membanggakan! "ucap Naima sambil memohon ke Bapak nya.

"Ya sudah nanti bapak pikirkan dulu, ayo kita makan dulu kamu dari tadi pagi belum sarapan, "ucap Bapak Naima.

Naima membantu menanam padi di sawah, soal nya lagi musim hujan jadi sawah ada air nya sehingga bisa di tanami padi.

"Baik Bapak ku! Kebetulan perut Naima sudah berasa lapar. "sahut Naima senyum mengembang.

Kruk...Kruk...Kruk.

Tiba-tiba perut Naima berbunyi.

"Aduh, ini perut pakai bunyi segala.

"Hahahaha!. "Naima dan Bapak nya tertawa.

"Ayuk, kita ke saung, itu ada ibu kamu lagi nyiapin makanan! "ajak Bapak.

Naima berlari Karena sudah mencium aroma jengkol & Ikan asin kesukaan nya. Di sawah ada saung yang terbuat dari anyaman bambu sebagai alas nya dan beratap kan genteng. Dan saung tersebut di buat untuk berteduh, ketika sedang berada di sawah, tempat untuk beristirahat sejenak dan bisa di jadikan tempat makan, kalau bahasa Sunda nya botram.

"Gubrak!"

"Aduh! Pekik Naima. Kenapa sih aku bisa jatuh ke selokan pula, duh kaki dan baju ku jadi kotor banyak lumpur nya, "ucap Naima.

"Naima!" teriakan Ibu Naima menggema. Hati-hati nak! Kenapa bisa jatuh? oh pasti karena aroma goreng jengkol dan ikan asin kesukaan kamu.

"Ah Ibu tahu aja, iya bu karena aroma jengkol! "sahut Naima sambil berteriak.

Sedangkan Bapak nya sudah sampai duluan ke saung.

"Bentar ya? Naima mau membersihkan baju yang kotor di selokan, "ucap Naima. Walaupun di selokan, tapi air nya begitu jernih.

"Wah! Enak nih ada jengkol goreng serta minyak yang di kasih garam dan penyedap beserta bawang goreng ini memang makanan kesukaan ku, "ucap Naima.

Tidak lupa ikan asin dan sambel terasi dan lalapan juga dan nasi nya pun nasi liwet, bahkan makanan yang di piring pun di letakan di daun pisang biar bisa makan barengan dan berasa lebih nikmat.

"Pak! Bu! Mari makan. "ucap Naima sambil menatap makanan kesukaan nya.

"Iya nak, selamat makan."ucap Ibu dan Bapak nya Naima.

Ibu dan Bapak Naima, sangat mencintai dan menyayangi Naima karena dia adalah anak semata wayang anak satu-satu nya.

Naima bersendawa karena sangat kenyang makan pun nambah habis dua piring atau dua kali nambah.

"Haduh kenyang banget nih perut, jadi ngantuk bawaan nya, "ucap Naima.

"Nak!"

"Ayo pulang kita lanjutin besok, nanam padi nya besok kita kembali ke sawah lagi. "Bapak Naima berkata.

"Iya Pak! Ibu! duluan aja Bapak sama Ibu duluan pulang nya, Naima masih ingin disini ngadem di saung. Diam dulu di saung karena perut Naima berasa penuh dan di bawa jalan pasti engap, "ucap Naima.

"Ya udah, kalau masih mau disini "ucap Ibu nya Naima. Ya udah kalau gitu Ibu sama Bapak pulang duluan, tapi kalau mendung langsung pulang yah? "Ibu nya berkata.

"Baik Bu, pasti pulang kok jawab Naima.

Naima merenung sendirian di saung, ditemani kicau burung & suara kodok di sawah bahkan ada suara petir.

"Aku ingin mencari kerja di jakarta sambil kuliah juga, ingin hidup sukses dan ingin tahu bagaimana rasanya tinggal di ibu kota."gumam Naima.

"Daar!"

Ada yang mengagetkan naima, menepuk punggung dari belakang.

"Ya ampun!" Kaget gue "ucap Naima.

Dia adalah teman Naima sedari kecil sampai sekarang pun tinggal sekampung dengan Naima, teman main bareng, sekolah nya pun bareng satu kelas dari SD,SMP, SMA dia adalah Agung.

"Ngapain bengong hayo loh mikirin apaan?"tanya Agung, karena penasaran.

"kepo banget sih lo "sahut Naima.

"Apaan sih kepo-kepo, gue pengen tau aja "kenapa lo melamun, nanti kesambet lo?"tanya Agung.

"Gung seperti nya gue akan kuliah di Jakarta, sambil kerja juga, soal nya mau hidup sukses ke depan nya dan merubah nasib, "ungkap Naima.

"Gila, omongan lo bijak banget, ingin hidup sukses, tapi iya juga sih semua orang pasti ingin hidup sukses, "ucap Agung.

"Emang nya kenapa gak ada salah nya kan bermimpi, "ucap Naima.

"Waktu berlalu begitu cepat ya, berasa kemarin kita masih sekolah SMA dan sekarang kita sudah dewasa akan kuliah juga, "ucap Agung.

"Iya kita udah dewasa dan kita juga gak tau ke depan nya kita akan seperti apa "ungkap Naima.

"Iya Naima, bahkan kita juga enggak tau siapa jodoh kita nanti nya, dan kita juga pasti gak bakalan bareng-bareng terus dan akan sibuk dengan kehidupan masing-masing. Untuk saat ini dan kita pun akan kuliah di kampus yang berbeda. Tapi gue ngarep nya, mudah-mudahan lo jodoh nya gue jadi kita bakalan hidup bersama bahkan sampai kakek nenek, lucu juga kan kalau lo di panggil nenek Naima! "ucap Agung sambil tersenyum dan bercanda.

"Hahahaha! Lo lagi ngelawak Gung. "ucap Naima.

"Pokok nya lo teman terbaik gue, kalau kita jarang bertemu pasti bakalan kangen banget. kangen candaan lo, contoh nya Barusan lo ngelawak. Kaya nya lo cocok deh jadi pelawak! "ucap Naima sambil tertawa.

"Iya bisa di bilang barusan gue ngelawak, tapi ucapan gue yang berharap lo berjodoh dengan gue, itu serius tau! "ucap Agung

"Gue mau nya duarius aja, "ucap Naima.

"Apaan sih gue gak ngerti duarius apaan? "ucap Agung.

"Kalau serius mah cuman sedikit tapi kalau duarius lumayan, lo telmi ih telat mikir masa gak ngerti sih! "ucap Naima.

"Iya gue tau, gue kira lo yang lebih lawak deh, jadi kita tuh emang cocok sama-sama lawak,"ungkap Agung.

Berpisah

"Pengen kerja ke kota apa pengen ngejar cinta pertama lo, si khoya khoya itu "ucap Agung sambil menatap kesal.

"Kepo lo, "jawab Naima sambil menatap tajam wajah Agung.

Sebenarnya Agung itu cinta banget sama Naima tapi Naima tidak merespon bahkan Agung sampai beberapa kali menyatakan cinta ke Naima. Tapi Naima selalu memberikan jawaban.

"Kita berteman aja, kita tuh gak cocok?"

Agung itu berasal dari keluarga kaya orang tua nya sedang dinas bekerja di kampung, orang tua Agung adalah seorang dokter yang sedang bertugas di kampung tempat tinggal Naima. Setelah selesai sekolah SMA pun Agung akan kuliah di luar negri.

Nyamperin Naima ke sawah pun sebenar nya dia ingin berpamitan karena Agung akan berangkat hari ini.

Menjelang sore cuaca pun mendung.

"Gung kita pulang yuk? seperti nya akan turun hujan,"ucap naima sambil menatap Agung.

"Jangan dulu pulang Naima, gue mau ngomongin sesuatu! "ucap Agung.

"Mau ngomongin apa sih, sepertinya serius banget?"tanya Naima.

"Sebenarnya gue mau pamitan,"ungkap Agung.

"Naima berkata emang nya lo mau kemana?"tanya Naima kembali, mata Naima pun berkaca-kaca.

"Iya Naima, gue hari ini akan berangkat ke luar negri dan mau kuliah di sana,"ungkap Agung.

"Seriusan Gung? terus gue di tinggal pergi, gue pasti bakalan kangen banget sama lo."ungkap Naima.

Suara kicau burung berterbangan dan ada suara kodok di pinggir sawah di temani dengan turun nya air hujan.

"Boleh gak, gue minta sesuatu dari lo? "tanya Agung.

"Minta apa Gung?"Naima tanya balik.

"Wusshh!" Suara angin kencang dan hujan semakin deras.

Naima pun terdiam karena Agung terus menatap ke arah bibir nya lalu Agung mencium bibir Naima cukup lama.

Naima pun terdiam memejamkan mata sambil menikmati ada hembusan angin kencang, sehingga baju mereka menjadi basah. Setelah itu mereka berpelukan.

"Lo gak marah kan?" sambil menatap tajam ke Naima.

Jelas lah gue marah, "ucap Naima sambil melotot.

"Marah apa menikmati? "ucap Agung sambil meledek Naima.

Hiks,hiks,hiks. Suara tangis Naima.

"Gue marah karena lo mau ninggalin gue. Lo itu teman terbaik gue teman ternyaman gue. Lo selalu siap dengerin curhatan gue selalu siap men dengar kan pas gue ngomel terus gak ada teman berantem lagi, sebenarnya gue sayang banget sama lo! Tapi sayang sebagai teman.

Naima pun kembali mencium bibir Agung dengan begitu so sweet nya seperti ciuman pertama.

"Ternyata seperti ini ya rasa nya berciuman,"ucap Agung sambil menyeringai.

"Iya gue pasti bakalan kangen sama lo, pokok nya doa terbaik dari gue sebagai teman dan gue doain, ke depan nya semoga menjadi sukses, semakin pintar dan pintar ngelawak juga pasti nya, terus kalau lo udah sukses jangan lupain gue ya Gung?"ungkap Naima.

Agung pun penasaran untuk terakhir kali nya bertanya.

"Apa lo gak cinta sama gue?"

"Gue sayang sama lo, tapi sebagai teman,"jawab Naima.

Tanpa di sadari oleh Naima benih-benih cinta terhadap Agung sudah mulai tumbuh

tapi rasa cinta Naima lebih besar ke cinta pertama nya.

"Albarkhoya dia adalah cinta pertama Naima, lebih tepat nya mantan pacar yang di tinggal dan tanpa ada kabar. Naima begitu mengagumi Khoya, itu adalah panggilan nya Albarkhoya.

Tapi Naima pun sadar diri kalau Khoya itu orang kaya, sedang kan Naima berasal dari keluarga yang sederhana.

Hujan pun reda dan akhirnya mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

"Lo berangkat malam ini bukan?"tanya Naima sambil berjalan.

"Kaya nya gue gak jadi berangkat malam ini. Mau memastikan dulu gimana lo ke depan nya, kata nya lo mau kerja ke Jakarta! "ucap Agung sambil menatap Naima.

"Iya kalau bokap nyokap gue ngizinin,"Naima pun menjawab seperti itu.

"Gue ada rekomendasi pekerjaan buat lo tapi lo gak apa-apa kan kalau gue masukin kerja sebagai waiters di restoran? "tanya Agung.

"Jadi waiters pun gak apa-apa, ya balik lagi kalau nyokap bokap gue ngizinin,"sahut Naima.

"Iya harus ada izin dari orang tua pasti nya "ucap Agung.

"Nanti gue kirim alamat nya, tenang aja lo pasti bakalan betah di sana. Bilang aja kalau nanti ada orang yang bikin lo kesal, biar nanti gue yang urus.

"Sebenar nya itu restoran owner nya Bokap gue. Milik Bokap gue dulu nya tapi Bokap gue menyerah kan nya ke saudara gue, bisa di bilang Bokap gue mempercayakan restoran nya untuk di kelola saudara gue! "ucap Agung.

"Kalau restoran itu punya Bokap lo, pasti gue bakalan betah kan ada yang bakalan belain gue! "ucap Naima.

"Tungguin gue ya, gue bakalan balik lagi ke Indonesia sekitar 4 tahun lagi. Tapi kalau ada waktu luang atau libur panjang. Gue pasti bakalan pulang dulu ke Indonesia! "ungkap Agung.

"Bagus dong kalau begitu, jadi kita enggak akan terlalu kangen, "ungkap Naima.

"Andai aja kalau kita kuliah nya bareng di luar negri, pasti gue bakalan senang banget, "ucap Agung.

"Gak mungkin lah Gung, gue gak punya biaya kalau harus kuliah di luar negri. Terus gue juga gak mau terlalu jauh ninggalin Ibu dan Bapak gue, "ucap Naima.

"Iya sih, benar juga dengan apa yang lo ucap kan. Tapi tenang aja gue pasti bakal menelpon, kalau bisa 10kali dalam sehari!"ucap Agung sambil bercanda.

"Gak ke banyakan tuh nyampe 10kali sekali, emang dasar lo itu lawak! "Naima berkata sambil tertawa.

"Naima gue ada sesuatu nih, bisa di bilang barang ini adalah kenang-kenangan dari gue, "ucap Agung.

"Mau ngasih gue apa Gung? "tanya Naima.

"Gue mau ngasih ini boneka kodok kecil,"ucap Agung sambil memberikan boneka tersebut.

"Boneka Kodok kecil?"

"Boneka Kodok? oh mungkin biar gue mengingat lo sebagai Kodok? "tanya Naima sambil tertawa.

"Sembarangan, gue ngasih boneka kodok karena hampir setiap hari kan lo ke sawah dan ditemani Kodok, jadi gue kira binatang kesukaan lo itu pasti Kodok?"ucap Agung, bercanda.

"Kalau gue suka kodok berarti lo juga suka Kodok, kan lo teman gue otomatis lo juga suka Kodok,"ucap Naima yang tiada henti nya tertawa.

"Terima kasih ya, boneka Kodok nya akan gue simpan baik-baik, "ucap Naima.

"Gue pasti bakalan kangen masa-masa kita ketawa bareng dan bercanda bareng, "gumam agung dalam hati"

"Sesampai nya di rumah jangan lupa mandi air hangat terus jangan lupain ciuman pertama kita dan simpan baik-baik boneka kodok nya, "ucap Agung sambil meledek Naima.

Pergi ke ibu kota

Akhir nya mereka berdua tiba di rumah masing-masing.

"Nak, kamu baru pulang seperti nya baju kamu basah. Cepat mandi air hangat. "ucap Ibu Naima.

"Baik, Bu."sahut Naima.

Ketika sedang di kamar mandi Naima ngomong sendiri.

"Agung, mau kuliah ke luar negri, seharusnya aku juga kuliah sambil kerja di jakarta"

Selesai mandi Naima pun menceritakan keinginan nya, kepada ke dua orang tua nya.

"Ibu dan Bapak, Naima mau ngomongin soal tadi gimana tentang ke keinginan Naima apa ibu dan bapak memberikan izin. Naima ingin kuliah di Jakarta sambil kerja, Ibu dan Bapak gak usah khawatir Naima akan kerja di restoran punya saudara nya Agung, Agung pun sudah memberikan alamat nya. "ucap Naima, sambil menatap wajah ke dua orang tua nya.

"Baik nak, Ibu dan Bapak memberikan izin supaya kamu bisa hidup mandiri. Tapi kamu harus bisa menjaga diri dengan baik jaga kesehatan juga. "ucap Bapak Naima.

"Makasih Pak! Bu! Naima sangat senang karena Ibu dan Bapak sudah memberikan izin,"ungkap Naima sambil memeluk kedua orang tua nya.

Tok..Tok..Tok..!

Suara orang mengetuk pintu rumah Naima.

"Permisi! "ucap Agung sambil mengetuk pintu rumah nya Naima. Naima membuka kan pintu.

"Bentar ya, tunggu dulu? "ucap Naima dan langsung membuka kan pintu.

"Agung! "ucap Naima sambil tersenyum menatap Agung.

"Nak! Siapa pagi-pagi udah ada tamu! "ucap Ibu Naima.

"Agung bu! "jawab Naima.

"Naima di ajak masuk dong!"ucap ibu Naima, yang datang menghampiri.

Lalu agung pun mencium tangan ibu Naima.

"Enggak bu cuman sebentar kok, Agung mau pamit sekarang mau berangkat ke luar negri dan kuliah di sana, "ucap Agung.

"Agung, akan kuliah di mana?"tanya ibu Naima.

"Di London, saya akan kuliah di sana,"jawab Agung.

"Semoga selamat sampai tujuan! Ya udah Ibu masuk ke dalam lagi ya, "ucap Ibu nya naima.

"Iya bu! "sahut Naima dan Agung.

"Gue pasti bakalan ngasih kabar selama kuliah di sana, lo jaga diri baik-baik yah! Terus gimana soal rencana kuliah sambil kerja di ibu kota?"tanya Agung.

"Orang tua gue, sudah memberikan izin senang banget gue! "ungkap Naima.

"Bagus dong! Gue ikut senang mendengar nya! "ucap Agung sambil menatap wajah Naima.

Mereka berdua berpelukan sambil menangis. Merasa sedih karena akan berpisah.

Hiks,hiks,hiks.

"Agung!" panggil Naima dengan Suara Isak tangis.

"Naima!" agung memanggil Naima dan Agung pun sama mengeluarkan suara Isak tangis.

Karena saking sedih nya dan mereka menangis begitu lama, sampai matanya menjadi sembab.

"Agung gue juga mau ngasih sesuatu! "ucap Naima.

"Apa itu? jangan bilang boneka kodok juga! Tapi yang jenis kelamin nya laki-laki? "tanya Agung sambil terkekeh.

"Salah, bukan boneka kodok! Coba tebak lagi kira-kira apa?"tanya Naima.

"Kalau barang yang di simpan dalam saku, apa ya, gue tau pasti boneka cacing? "tebak nya.

"Bukan, itu mah binatang yang ada di sawah, lo mikir nya tentang binatang yang ada di sawah terus! "sahut Naima.

"Iya gak tau juga, mungkin gue nanti nya bakalan kangen dengan suasana sawah. Di London tidak ada sawah sepertinya!"ungkap Agung.

"Tada!" Naima memberikan gantungan kunci yang ada poto Naima dan Agung.

"Lucu banget! Berarti setiap gue kangen, gue bakal ngeliatin gantungan kunci yang ada poto kita nya, "ungkap Agung, merasa senang karena dikasih barang pemberian Naima.

"Sebagai kenangan terakhir kita Selfi yuk, tapi tunggu dulu bentar ya gue masuk dulu kedalam! "ajak Naima.

"Ayo, Kita Poto bareng!"ajak Naima sambil membawa boneka kodok pemberian Agung.

"Lucu kan kita selfi nya sambil memegang barang pemberian kita,"ungkap nya.

Mereka pun poto bersama, Naima memegang boneka kodok sedangkan Agung memegang gantungan kunci yang ada poto mereka berdua. Mungkin mereka mengambil Poto sekitar 10 kali sambil tertawa.

"Kalau di poto gue nya lagi jelek hapus aja?"ucap Naima.

"Jangan, lucu tau kalau lo jelek lagi manyun dan lagi ketawa gigi nya sampai kelihatan mau keluar, "ungkap Agung sambil tertawa.

"Agung, sini kasih ke gue gak hp nya. Gue mau lihat "tegas Naima.

Bukan nya memberikan hp, Agung malah lari dan Naima pun mengejar nya.

"Agung sini dong gue mau lihat, "ucap Naima.

"Sini dong kejar gue, "Agung meledek sambil berlari.

"Awas ya?" umpat Naima.

Naima pun melihat hasil poto nya, lalu menghapus poto yang menurut nya jelek dan menyisakan poto yang menurut nya bagus.

"Kirimkan dulu Poto nya ke hp gue, jangan main hapus aja. Naima! Jangan di hapus udah biarkan buat kenang-kenangan?"saran Agung.

"Tenang aja, poto yang jelek doang gue hapus,"sahut Naima.

Lalu Naima mengirim kan nya lewat chat.

"Naima gue pamit sekarang, "ucap Agung sambil menangis dan Naima pun ikut menangis kembali.

"Ya udah, Agung hati-hati di jalan! Semoga selamat sampai tujuan,"Naima mendoakan.

"Terima kasih Naima untuk doa nya "ucap Agung.

Lalu Agung pun pergi dan Naima pun tidak berhenti menangis, tidak ada kata-kata lagi yang terucap dari mulut mereka berdua.

Agung mengecup dahi Naima sambil tersenyum tapi air mata berjatuhan di pipi nya.

"Selamat tinggal! "ucap Agung sambil melambaikan tangan.

"Selamat tinggal juga!"Jangan lupa jaga kesehatan dan selamat sampai tujuan. Jangan lupa kasih kabar, "ucap Naima sambil menangis.

Akhir nya mereka pun berpisah, siang hari nya Naima berbenah, memilih baju dan barang lalu di masukan ke dalam koper. Dia akan berangkat ke Jakarta naik bus.

"Nak! Boleh tidak Ibu dan Bapak masuk, "ucap nya.

"Iya, Masuk aja Naima lagi beres-beres,"sahut Naima.

"Ini ada sedikit uang buat ongkos dan daftar kamu sekolah, kamu simpan baik-baik "ucap Ibu nya.

"Terima kasih Bu! Pak! Naima pasti bakalan kangen,"ungkap nya sambil menangis.

Hiks,hiks,hiks.

"Jangan lupa jaga kesehatan, jaga diri baik-baik Doa Ibu dan Bapak akan selalu menyertakan,"ucap ke dua orang tua nya.

"Cup!" Ibu Naima mengecup kening Naima.

"Terimakasih, karena Ibu dan Bapak sudah merawat Naima selama ini hingga tumbuh dewasa. Semoga Ibu dan Bapak selalu di berikan kesehatan, Naima sayang kalian, "ungkap Naima sambil menangis.

...****************...

Naima pun berangkat ke ibu kota

naik bus sesampai nya di ibu kota Naima langsung mencari tempat kerja sesuai dengan alamat.

"Ini dia tempat nya! lumayan besar ada tempat tidur juga, mungkin bisa di sebut sebagai mess karyawan restoran, jadi gak usah mikirin biaya tempat tinggal! "Naima berbicara sendiri.

"permisi! "ucap Naima.

"Naima ya?"tanya Yudha.

Iya aku Naima."sahut nya.

"Sini gue bawain koper nya, sambil gue kasih tau kamar lo! "ucap Yudha.

Yuda dia adalah seorang atasan di sana dan dia adalah teman nya Agung.

"Lo bisa langsung istirahat disini, lo mau ngambil kerja siang apa malam hari? "tanya Yudha.

"Malam hari aja, siang nya gue kuliah, "ucap Naima.

"Kenalkan nama gue Yudha,"ucap nya sambil menjulurkan tangan.

"Nama gue Naima, senang bisa berkenalan dengan kakak, "ungkap nya sambil menjabat kan Yudha.

"Gue tinggal ya?" lalu Yudha pun pergi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!