Malam itu Karinina atau yang akrab di panggil Nina,sudah bersiap untuk pulang setelah jam bekerjanya selesai,dia keluar dari ruang loker dan menuju gerbang pabrik spare part motor dan mobil.
Saat dirinya berjalan melintasi area parkir,langkahnya terhenti ketika seseorang menghentikan jalannya mencegatnya.
"Pulang bareng yuk"ajak seorang pria dia teman satu profesi dengannya.
"Eh...nggak usah rumah saya dekat sini"tolak Nina lembut dan sopan.
"Ck...ayolah aku antar"paksanya.
"Nggak usah terima kasih"tolaknya lagi.
"Ck...sok jual mahal luh"Pria itu memaksa dan manarik tangan Nina dengan paksa.
"Ish...apaan sih lepasin,aku nggak mau pulang sama kamu"Nina berontak.
Tapi pria itu terus memaksanya hingga Nina ketakutan.
Tapi tiba-tiba ada seseorang yang keluar dari kegelapan di malam itu.
"Woi...orang nggak mau di paksa ajah"tegur orang tersebut yang muncul dari kegelapan.
Bak seorang super hero bagi Nina,dia mengenal orang tersebut yang seprofesi juga dengannya.
"Kak Aslan"gumam Nina saat melihat sosok Adji muncul dari kegelapan malam.
"Lepasin elu nggak usah maksa kalo orangnya nggak mau"Aslan menepis tangan pria yang memegang tangan Nina.
Tapi pria yang memegang tangan Nina tak terima Aslan memperlakukannya begitu,dia merasa terhina oleh Aslan.dan langsung melayangkan pukulan ke wajah Aslan.
Nina langsung berteriak karena terkejut saat melihat Aslan tersungkur ke tanah.
"Aaaaa kak Aslan"jeritnya.
Aslan langsung bangun dan membalas pukulan pria tersebut,terciuam aroma alkohol dari mulut pria tersebut.
"Anjir elu mabok ya...pantes ajah"Aslan kesal.
Karena bisa-bisanya temannya ini mabok di area kerja,meski sudah jam pulang.
Hingga terjadilah perkelahian antara keduanya,Nina yang melihat itu pun tidak tinggal diam dia berusaha membantu Aslan,dengan memukul pria yang menggangunya itu dengan tasnya.
Buk...buk...
Pukulan di layangkan Nina kepada temannya itu,hingga keributan yang mereka timbulkan menyebabkan keramain di pabrik,dan teman-teman mereka pun berusaha melerai dan ada yang asik menonton saja.
Hingga akhirnya ketiganya saat ini berada di pos keamanan,untuk di tanyai permasalahan sebenarnya.
Aslan menjelaskan kalau Bahar memaksa Nina ikut pulang bersamanya padahal Nina sudah menolaknya baik-baik di tambah lagi Bahar mabok saat menggangu Nina hingga membuat Nina ketakutan.
Sang kepala security memijat kepalanya karena pusing.
Derap langkah kaki terdengar memasuki pos keamanan dan munculah kepala bagian pabrik yang bertugas malam ini.
"Pak..."Kepala satpam memberi hormat.
Kepala bagian melihat wajah kedua pria yang lebam-lebam dan melihat seorang gadis dengan wajah pucat,dia pun menggeleng pelan,kepala bagian meminta penjelasan dia berfikir Aslan dan Bahar memperebutkan Nina.
"Bukan begitu kejadian sebenarnya pak...ngapain juga ribut cuma gara-gara cewe"ucap Aslan asal.
"Lah terus kenapa sampai baku hantam begini?"ucap Pak Rano kesal.
Nina akhirnya menjelaskan,kalau tadi Bahar memaksanya dan Aslan yang menolongnya.hingga akhirnya pak Rano mengambil keputusan untuk Bahar dengan terpaksa Bahar di pecat karena banyak melakukan kesalahan selain mencoba melecehkan Nina,Bahar juga mabok saat masih berada di dalam pabrik di tambah lagi berkelahi dengan teman.
Setelah Bahar di pecat oleh pak Rano,Bahar melirik sinis pada Nina karena gara-gara dia dirinya di pecat,Aslan melihat itu dan berbisik pada Nina.
"Jangan takut,lawan jangan cengeng yang ada ngelunjak itu orang"bisik Aslan.
Nina lalu mengangguk.
"Hem..."ucapnya singkat.
"Angkat dagu lu,jangan nunduk tunjukin kalo elu nggak takut sama dia"bisik Aslan lagi.
Dan gadis berambut coklat panjang sebahu itu pun menuruti semua yang Aslan katakan membuat Aslan jadi tergelak sendiri,Aslan fikir Nina lucu.
Melihat Aslan cekikikan sendiri Rano menegurnya juga.
"Aslan...sebaiknya kamu antar Nina pulang saya takut nanti dia masih di incar di jalan"ucap Rano.
"Lah...pak kok saya sih,dia bisa kok pulang sendirian,ya kan Nin?"Aslan menolak mengantar Nina.
"Apa kamu cuma nolongin dia setengah-setengah kalo nolong ya...harus full dong jangan setengah-setengah begitu,atau kamu takut nanti di jalan ketemu Bahar dan di hajar lagi?"Rano mencoba memancing Aslan.
"Siapa yang takut sama dia pak,nggak takut kok"Aslan gengsi.
"Ya sudah antarkan saja apa susahnya"Rano kesal dengan anak muda yang keras kepala ini.
"Tidak usah kak...saya ada barengan kok teman satu kost saya,lagi pula tempat kost saya nggak jauh kok dari sini"Nina menolak diantar oleh Aslan.
Dia sudah mendapatkan penolakan pertama dari Aslan dan tidak mau Aslan hanya karena terpaksa mengantarnya.
"Tuh kan dia sendiri juga nolak pak"ucap Aslan yang benar-benar menunjukan bahwa dirinya keberatan mengantar Nina pulang.
Setelah semua urusan selesai mereka pun bubar dari pos keamanan dan Nina tak lupa mengucapkan terima kasih pada Aslan.
" Kak Aslan terima kasih sudah nolongin saya tadi dan maaf wajah kakak jadi lebam karena nolongin saya"
"Ck kok jadi elu yang minta maaf orang yang mukul gue ajah nggak minta maaf"ucap Aslan ketus.
Ini pertama kalinya Nina berbicara dengan Aslan selama dua bulan dirinya bekerja di pabrik ini sebagai operator produksi.
Nina tak menyangaka Aslan sangat tidak ramah pada dirinya padahal wajahnya sangat tampan,mungkin orang tampan jadinya dia merasa dirinya tidak perlu berdekatan dengan gadis biasa seperti dirinya,begitulah fikiran Nina.
Nina pun permisi setelah berbicara dengan Aslan,dan berjalan menuju gerbang pabrik,Aslan melihat dari kejauhan gadis itu berjalan sendirian,entah kenapa langkah Aslan malah mengikuti Nina sampai ke tempat kostnya.
"Ck ngapain gue kesini sih"Aslan kesal sendiri karena mengikuti langkah gadis itu.
Dia sebenarnya khawatir juga,kalau tiba-tiba Bahar menngganggunya lagi di jalan nanti,hingga dia hanya mengikuti Nina dari kejauhan.
Dan ternyata tempat kost Nina juga tidak jauh dari tempat kostnya hanya berbeda dua gang saja.
Sesampainya di tempat kostnya,entah kenapa Nina tersenyum sendirian saat di dalam kamar kostnya.
Teman sekamarnya sampai heran melihat temannya ini senyum-senyum sendiiran.
"Woi...kenapa lu pulang kerja senyum-senyum sendiri?"tanyanya bingung.
"Eh...nggak apa-apa Wid,cuma lagi seneng ajah"ucap Nina yang masih senyum-senyum sendiri.
"Senang kenapa?"tanya Wiwid.
"Tadi gue habis di tolongin super hero tampan di pabrik hihi"ucap Nina.
"Astagfirullah elu kenapa?"Wiwid malah khawatir dengan temannya itu.
Dan akhirnya Nina bercerita dengan Wiwid yang juga bekerja di pabrik yang sama hanya saja tadi Wiwid pulang lebih awal darinya hingga Nina harus berjalan sendirian saat pulang.
Gadis 18 tahun itu menceritakan tentang Aslan dengan wajahnya yang merona saat mengingat Aslan menolongnya bak super hero.
"Aih...ternyata elu cinta pada pandangan pertama gitu ceritanya sama Aslan?"ledek Wiwid.
Nina malah tersipu malu.
"Nin...gue saranin ya sama elu,kalo bisa jangan jatuh cinta sama Aslan"ucap Wiwid.
"Kenapa?"tanya Nina polos.
"Aslan menang ganteng doang duitnya nggak ada hahaha"ledek Wiwid.
"Ck elu nggak boleh begitu,kita kerja di pabrik yang sama jangan saling hina"ucap Nina lembut.
"Ck...elu kalo ngomong udah kaya ustdzah hehe,tapi beneran Nin dari pada elu sakit hati nantinya,soalnya setahu gue,dia itu suka sama mbak Via itu anak grup senior yang cantik dan imut-imut itu elu kenal kan?"Wiwid bercerita.
Deg...
Baru juga jatuh cinta sudah patah hati saja Nina,mengingat seniornya yang bernama Via memang sangat cantik dan bodynya pun aduhai,gayanya pun modis,benar-benar Nina tidak ada apa-apanya bila di bandingkan dengan dirinya.
...🌻🌻🌻🌻🌻...
Ke esokan harinya saat di pabrik,begitu heboh para karyawan bergosip tentang kejaidan semalam,yang membuat Aslan pusing sendiri,sebab apa...sebab mereka membicarakannya,membahas permasalahan semalam.
Dan yang membuatnya pusing dan kesal itu adalah gosip yang beredar di pabrik yang mengatakan dirinya baku hantam dengan Bahar itu karena memperebutkan Nina.
Anjir...nyesel gue nolongin dia semalam.
Batin Aslan.
"Woi...Lan...kenapa bengong lu?"tegur Zaed.
"Muka lu kusut amat kenapa emangnya?"tanya Zaed sahabatnya.
"Ck jangan belaga nggak tahu deh lu,ini pasti elu kan yang nyebarin gosip recehan pagi-pagi nyebelin lu nyet"Aslan kesal.
Aslan menuduh Zaed bukan tanpa alasan karena semalam dia pulang ke kostan dalam keadaan wajah lebam dan Zaed teman sekamarnya yang mengobatinya dan akhirnya Aslan bercerita tentang kejadian semalam.
Dan saat Nina sampai di ruang loker wanita,dia pun di brerondong pertanyaan oleh teman-teman satu profesinya.
Nina...benarkah semalam kau di perebutkan oleh Aslan dan Bahar?.
Kok bisa sih...mereka sampai bertengkar baku hantam karena kamu?.
Oia dengar-dengar Bahar di keluarkan gara-gara itu juga ya?.
Nina juga ikut pusing jadinya dengan kumpulan pertanyaan teman-temannya yang rata-rata adalah seniornya.
Nina dengan segera menaruh tasnya di loker dan segera keluar dari ruangan loker,untuk menghindari berbagai macam pertanyaan dari para senior dan teman-temannya.
Saat dirinya keluar dari ruang loker dan akan menuruni tangga,Nina tak sengaja berpapasan dengan Aslan yang kebetulan juga ingin turun dari tangga ruang loker pria.Nina hanya menunduk saja.begitu pun Aslan dia hanya cuek saja.
Tapi beberapa teman biang gosip melihat itu dan menyoraki mereka,suasana di loker saat pagi hari sangat ramai hanya karena itu.
Cie...cie...cie...
Begitulah sorak sorai dari para teman-temannya,Aslan kesal dan menuruni tangga dengan cepatnya,dan Nina hanya turun perlahan membiarkan Aslan turun lebih dahulu.
Wiwid yang baru tiba melihat wajah temannya kusut saat di pendopo pabrik tempat menunggu para karyawan saat pintu pabrik belum di buka.
"Kenapa lu?"tanya Wiwid pada Nina.
"Nggak apa-apa"jawab Nina lembut.
"Nggak kenapa-kenapa tapi muka kayanya banyak masalah"Wiwid tak percaya begitu saja.
"Itu kejadian semalam jadi bahan pembincaraan pagi ini,dan tadi gue ketemu kak Aslan mukanya kusut juga,dia kaya benci gitu sama gue Wid"ucap Nina sedih.
"Jiah...gue fikir kenapa nggak tahunya karena si kunyuk udah sih jangan di fikirin bagus dia benci sama elu"
"Elu kenapa sih kayanya kesel banget sama dia?"tanya Nina penasaran kenapa sepertinya Wiwid tidak suka pada Aslan.
Padahal Aslan itu termasuk karyawan pria yang ganteng dan juga ramah tapi kenapa sepertinya Wiwid tidak tertarik dengan ketampanan Aslan.
"Aslan pemain Nina"ucap Wiwid berbisik.
"Maksudnya?"Nina bingung,maklum gadis ini baru lulus SMK dan langsung bekerja setelah lulus sekolah jadi masih minim pengalaman sedangakan Wiwid sudah satu tahun bekerja di sana jadi dia sudah mengenal karakter teman-temannya baik itu wanita atau pun pria.
"Ck...ampun dah ni anak polosnya kebangetan"Wiwid gemas.
"Aslan itu suka mempermainkan cewe Nina,mentang-mentang dia ganteng"jelas Wiwid.
"Masa sih?"Nina seolah tak percaya.
"Ye...nanti elu lihat pas makan siang di ruang makan ya...elu perhatiin deh dia"
"Ngapain gue harus merhatiin dia,kurang kerjaan"ucap Nina ketus.
"Ya biar elu percaya sama apa yang gue omongin"jawab Wiwid.
Dan tak lama bel masuk pun berbunyi dan pintu masuk pabrik pun di buka Wiwid berlari lebih dahulu sedangkan Nina berjalan santai memilih tidak berdesakan di tangga menuju lantai atas tempatnya bekerja.
Dan saat sudah sepi Nina pun melangkah menaiki tangga dan tak sengaja bertemu kambali dengan Aslan,dan Aslan mempersilahkannya naik tangga lebih dahulu dan Nina pun dengan segera menaiki tangga dan berusaha menjauh dari Aslan,dia tahu Aslan jadi kurang suka padanya karena kejadian semalam.
Nina berjalan ke mejanya grupnya dan mulai bekerja,dan menyebalkannya lagi line grupnya satu line dengan grup anak laki-laki yang dimana disana ada Aslan juga.
Nina yang berpenampilan polos sama sekali tidak menarik bagi Aslan,rambut di kepang,pakaian longgar,celana longgar wajahnya sama sekali tak di poles bedak hadueh...nggak banget dah...fikir Aslan.
Tapi karena kejadian semalam dirinya terkadang memperhatikan gadis polos tersebut ketika sedang bekerja,dan berinteraksi dengan teman-temannya satu grupnya.
Aih...kenapa sih harus satu line sama dia,dan hei...mata kenapa kau selalu saja melihat kearahnya apa menariknya coba.
Batin Aslan,dia kesal dengan matanya sendiri karena melirik sesekali ke arah gadis itu.
Hingga tak terasa waktu istirahat tiba,semua karyawan berjalan keluar dari area kerja dan menuju ruang makan karyawan,setiap siang para karyawan mendapatkan jatah makan siang dan bila lembur mendapatkan jatah makan malam juga.
Dan saat di ruang makan siang Nina bersama Wiwid dan Jeni memilih duduk di pojok ruangan yang dekat dengan jendela menghadap taman pabrik suasana yang sangat asri.
Dan saat akan menyantap makanannya setelah selesai berdoa,siku Wiwid menyenggol siku Nina dan dagunya menunjuk ke arah seseorang yang sedang sibuk menggoda para cewe-cewe seksi di pabrik.
"Via...aih...makin hari makin cantik ajah sih kamu..."godanya.
Ya itu Aslan parah dia bukan hanya menggoda Via si janda cantik dan seksi itu tapi juga beberapa senior yang terlihat sudah matang.
Nina cuek saja melihat itu dan gara-gara sibuk menggoda wanita Aslan akhirnya sulit mencari meja untuk makan,hingga Zaed menariknya dan membawanya bergabung bersama Nina dan kawan-kawannya.
"Kita gabung disini ajah lah,elu sih genit banget sampe kehabisan meja kita"gerutu Zaed saat akan duduk di depan meja berhadapan dengan meja Nina dan kawan-kawannya.
"Kenapa harus disini sih kan ada tempat lain"protes Aslan.
"Udah mending disini mereka anak-anak baik kok"jelas Zaed.
"Tapi yang ada..."
Belum sempat Aslan meneruskan kata-katanya Nina bangkit dari kursinya.
"Kakak kalo mau makan,makan saja saya sudah selesai kok,Wid, Jen gue duluan ya..."pamit Nina pada kedua temannya itu.
Zaed melirik kesal pada Aslan.
"Kenapa ngeliatinnya begitu?"tanya Aslan tanpa dosa.
Bahkan Wiwid dan Jeni pun melihat sinis pada Aslan.
"Elu semua kenapa sih?"Aslan bingung.
Dan mereka semakin kesal dengan tingkah Aslan karena sama sekali tidak merasa bersalah pada Nina.
"Gue sumpahin lu jatuh cinta sama Nina"celetuk Zaed kesal.
"Hah..."Aslan bengong.
...🌻🌻🌻🌻🌻...
Nina berjalan ke mushola dan malaksanakan shalat Dzuhur disana.lebih baik dia beribadah dari pada melihat orang yang tidak suka padanya berada di depannya.
Hal yang sering terjadi saat dirinya masih tinggal di rumah ayahnya,ayahnya sangat mebencinya karena hasutan istrinya yaitu ibu tiri Nina,ayah seolah di dokrin untuk membenci anak-anak kandungnya dan menjauhi semua anak-anaknya bahkan si bungsu Nina pun tak luput dari kebencian ayahnya.
Hingga terakhir kali ayahnya mengusirnya dari rumah saat Nina berusaha bilang pada ayahnya pasal kematian ibu kandungnya yang ternyata di sengaja oleh istri mudanya itu,saat menjadi perawat yang merawat ibunya yang sedang sakit bukan obat yang di berikan kepada ibunya melainkan racun yang perlahan-lahan akhirnya membunuh ibunya.
Ayahnya tak percaya dengan berita tersebut,bahkan ayah tega mengusir Nina saat Nina masih belum lulus SMK,dan kenyataan pahit saat Nina datang ke rumah kakak pertamanya,Nina mengetahui fakta lain bahwa ayahnya dan ibu tirinya telah lama berselingkuh di belakang ibunya.saat kakak pertamanya mengetahui itu mereka pun sempat bertengkar dan ayah pun mengusir anak pertamannya itu.
Dan kakaknya lebih tak menyangka kalau ayahnya akan sangat tega mengusir adik kecilnya ini dan kini Nina hanya bertekad untuk mandiri dan sukses di masa depan dan membuktikan pada ayahnya bahwa dia bisa berhasil berdiri di atas kakinya sendiri.
Meski saat ini dirinya di benci oleh orang yang dia kagumi,namun Nina mencoba tak mengambil hati,karena niat dia berada disini untuk bekerja bukan untuk mencari perhatian seorang laki-laki.
Begitulah fikirannya saat ini.
Sementara di ruang makan karyawan.
"Si Nina kemana?"tanya Zaed.
"Ke mushola"jawab Wiwid.
"Oo..."jawab Zaed.
Sementara Aslan hanya diam tapi seperti tak berselera makan.
"Elu kenapa?"tanya Zaed.
"Ck...gue duluan ya"Aslan pun pamit dari meja makan padahal dia belum makan sedikit pun makan siangnya.
"Itu orang kenapa?"tanya Wiwid.
Zaed hanya menggidikan bahunya saja,pertanda dia memang tidak tahu kenapa Aslan menjadi aneh.
"Udah makan ajah jangan sia-sia in makanan mubazir"ucap Wiwid saat melihat tempat makan Aslan masih penuh dan belum tersentuh sama sekali,padahal menu hari ini sangat nikmat nasi dengan sayur capcay lengkap beserta perkedel kentang dan ayam bakar sungguh sangat di sayangkan bila di lewatkan.
Dan tanpa fikir panjang lagi Zaed pun menghabiskan makanan jatah Aslan,dan Wiwid membungkus jatah makan Nina yang juga belum tersentuh.
"Hah...dua orang itu kenapa sih ya..."keluh Wiwid saat memindahkan nasi dan lauknya ke dalam kotak makan.
sementara Zaed asik menikmati makanan Aslan.
Aslan berdiri bersandar di pendopo dekat mushola,di pabrik terdapat enam pendopo untuk para karyawan beristirahat menunggu bel masuk kerja.
Tak lama gadis berkepang yang di tunggu Aslan pun keluar dari mushola wajahnya tampak lebih segar setelah di basuh air wudhu.
Nina yang menyadari ada Aslan di dekat sana pura-pura tidak melihatnya.
"Nina..."tegur Aslan.
Langkah Nina langsung berhenti saat Aslan menyebut namanya.
Nina menoleh dengan wajah bingung,karena kenapa Aslan memanggilnya.
Aslan mendekat padanya,tangannya di masukan kedalam kantung celanannya.
"Kenapa elu pergi bukannya elu belum makan?"tanya Aslan ketus.
Nina tersenyum pada Aslan.
"Tidak apa-apa kak...saya hanya tidak ingin berada di dekat orang yang tidak merasa nyaman dengan saya itu saja"ucap Nina lembut.
"Siapa yang nggak nyaman sama elu?"ucap Aslan ketus bahkan wajahnya sangat terlihat kesal.
"Anda"jawab Nina singkat dia sama sekali tidak menyangka Aslan sangat sombong.
"Kenapa sama gue?"tanya Aslan lagi.pria ini benar-benar tak merasa bila sikapnya tadi sangat menyinggung Nina.
Tapi saat Nina ingin menjawab pertanyaan Aslan tiba-tiba Wiwid dan Zaed muncul.
"Nina...nih makan dulu"Wiwid memberikan kotak makan pada Nina yang sudah dia isi dengan jatah makan siangnya.
"Gue kira elu kemana nggak tahunya nyusulin Nina hahaha kemakan omongan lu sendirinkan lu"ledek Zaed pada Aslan.
"Apaan sih"Aslan mengelak.
"Ck...sok-sok an nggak suka nanti lama-lama jatuh cinta hahaha"Zaed semakin senang meledek Aslan.
Kruk...kruk...
Perut Aslan berbunyi keras hingga terdengar ketelinga mereka bertiga.
"ck...laperkan lu,lagian pake sok-sok an ninggalin makanan yang masih utuh"ledek Zaed..
Anjir...nih perut nggak bisa kompromi lagi bikin malu.
Batin Aslan.
"Kakak lapar nih makan punya ku ajah,aku terbiasa nggak makan kok"Nina memberikan kotak makan siangnya pada Aslan.
"Kalo nggak makan berdua ajah biar tambah romantis gitu cie..."Zaed meledek lagi.
"Nggak usah gue biar beli di luar ajah"tolak Aslan.
"Ck...suka gitu nolak-nolak rezeki nggak baik Lan"ucap Zaed.
"Tau luh bukannya terima kasih,udah Nina makan ajah lagi pula itu jatah elu jatah dia mah udah di makan tadi sama Zaed"ucap Wiwid kesal.Melihat tingkah sombong Aslan pada temannya.
Aslan kesal hingga melangkah pergi dari hadapan mereka,tapi baru dua langkah langkahnya terhenti ketika Nina memanggilnya.
"Kak tunggu"Nina menghampiri Aslan.
Nina merogoh kantung celananya dan tiba-tiba mengeluarkan sebotol salep dan memberikan pada Aslan.
"Ini buat ngobatin memar di wajah kakak,dan ini makan saja saya sudah nggak nafsu makannya"ucap Nina memberikan salep dan kotak makan kepada Aslan lalu segera pergi dari hadapa Aslan bersama Wiwid.
Aslan memanggil Nina dia ingin menolak pemberian Nina,tapi Zaed mencegahnya agar jangan menolak niat baik seseorang pada kita,begitulah yang Zaed sampaikan.
Sebenarnya sejak pagi Nina ingin memberikan salep itu pada Aslan tapi sepertinya Adji tidak suka keberadaannya karena gosip yang beredar oleh karena itu Nina menyimpannya dan baru memberikannya saat orang sepi seperti ini agar tidak timbul gosip recehan lagi.
Begitulah fikirannya.
Wiwid kesal pada Nina karena Nina memberikan jatah makan siangnya kepada Aslan,padahal Aslan sangat sombong dan terlihat sekali menolak Nina mentah-mentah.
"Nin...dandan kek atau ganti lah baju lu sama celana lu yang lebih modis lagi"keluh Wiwid.
"Kenapa memangnya?"tanya Nina.
"Ck...biar si Aslan nyesel nolak elu"Wiwid sewot.
"Apaan sih Wid...orang nggak suka ya udah biarin ajah gue nggak maksa dia untuk suka sama gue kok"ucap Nina lembut.
"Tapi gue kesel liat dia belagu sama elu,Nin...gue yakin dia bakalan nyesel kalo liat elu modis dan cantik,soalnya elu sebenarnya cantik bannget,nggak dandan ajah elu cantik apa lagi dandan dan modis,gue yakin Aslan nyesel nolak elu"Wiwid berusaha memprofokasi Nina.
Tapi Nina hanya tesenyum saja.
"Udah cupu ya cupu ajah nggak usah elu kompor-komporin Wid"tegur Aslan dari belakang.
"Nih thanks"Aslan memberikan kotak makan kepada Nina yang isinya sudah tak bersisa.
"And thanks to Salf"ucap Aslan lagi.
Nina hanya mengangguk pelan saja.
Aslan pun berlalu dari kedua gadis itu.
Dan Wiwid semakin kesal dengan kelakuan Aslan yang sangat sombong.
"Heuh...belagu gue sumpahin lu bucin sama Nina"gerutunya.
"Apaan sih dari tadi pada nyumpahin gue mulu orang"celetuk Aslan.
...🌻🌻🌻🌻🌻...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!