Malam telah larut. Jam di dinding kamarku sudah menunjukan arah jarum panjangnya pada angka satu.
Suasana di luar sana pun telah sunyi. Tak ada lagi suara dari teman teman yang sejak sore tadi nongkrong di teras rumah tetanggaku.
Untuk mengurangi rasa suntuk. Aku membuka hendponku. Dan mulai mensekrol beranda facebook.
Melihat photo teman teman yang hanya aku kenal di dunia maya.
Cewek cewek cantik tengah selfi dengan pose pose menarik dan enerjik.
Membaca postingan mereka, dari yang menyimpan keluh kesah dalam kelurangan dan ada pula yang memamerkan kelebihan.
Dari postingan sepiring nasi goreng. Sampai postingan dinner dengan ruangan mewah sebuah resto.
Dan dari selembar uang kertas dua ribuan lecek. Sampai postingan tumpukan uang kertas lembaran seratus ribuan.
Terkadang aku bertanya sendiri.
Untuk apa mereka memposting semua itu..?
Apa kalau mereka.memposting bahwa mereka belum makan dan hanya punya uang dua ribuan lecek, apa lantas ada orang mendatanginya lalu memberikan pertolongan padanya.?
Apa setelah memposting menu makanan yang memenuhi meja makan dan memamerkan tumpukan uang lalu ada orang ramai ramai datang kerumah mereka dan meminta minta.
Semua kita sudah tahu kalau facebook adalah sebuah ajang pelarian dari kejenuhan semata.
Apa yang ada di dalamnya semua hanyalah kamuflase, dan hanya berandai andai.
Terkadang aku juga melihat dan membaca komen komen, yang juga bukan pujian tulus. Atau kebencian yang sesungguhnya.
Yang membuat aku meradang, saat aku.melihat photo cewek tetanggaku. Dia kelihatan cantik dengan penampilannya yang ingin mendapat pujian dari teman atau cowok di kolom komentar.
Padahal pada kesehariannya, cewek itu biasa biasa saja. Jauh dari kesan cantik dan bersahaja.
Ada juga seorang ibu memposting potonya berusaha secantik mungkin sampai harus masuk salon, untuk mempoles wajahnya hanya untuk mengharap komen dan like sebanyak mungkin. Sementara untuk suaminya dia hanya apa adanya.
Pas aku lihat laman teman yang mungkin anda kenal. Aku melihat photo cewek berhijab.
Wajahnya hitam manis, tengah tersenyum manis dan bertambah manis dengan gigi gingsungnya.
Memang sudah lama aku memendam rasa sama cewek satu ini.
Dan pernah beberapa kali menjadi pengagum setianya lewat nomor hp yang pernah aku dapatkan secara tak sengaja.
Saat itu aku melihat temanku tengah menelpon. Secara tak sengaja aku nguping. Ternyata dia lagi asyik telponan sama cewek itu.
Setelah dia selesai nelpon. Aku iseng nanya sama dia.
" Abis nelpon siapa luh,,,serus banget..?" Tanyaku pura pura.
" Biasaa...Si Mitha, sekarang dia udah gede dan tambah cakep men.!" Balas temanku seakan bangga bisa telponan sama cewek itu.
Deg deg deg ...Jantungku sempat berdentum berkali kali, demi mendengar nama cewek tadi disebut.
Kok kayak cemburu gituh,,,padahal aku sama Mitha paling bisa ya cuma ngegodain aja. Walau pun jujur, aku punya keinginan untuk bisa lebih dekat.
Dekat dalam artian yang sebenarnya.
Bisa duduk dekat berduaan,,,Bisa ngobrol tentang kedekatan berdua,,, Dan dekat dalam perasaan.,,,Bukan hanya dekat sebagai tetangga dekat.
Sebab memang Mitha itu adalah tetangga dekatku. Dan hanya terpisah oleh gang kecil yang hanya bisa dilewati motor saja.
Mungkin benar juga kalau ada lagu dangdut yang berjudul pacar lima langkah...
Karena rumah kami bersebelahan, maka ya hanpir setiap saat kami bertemu. Dan hampir setiap saat pula aku melihat dan menikmati senyumnya yang indah.
Maka setelah Yoyon, selesai menelpon, aku meminta nomor hape nya. Alasannya aku mau minta nonor pamannya Mitha yang di Jakarta.
Aku pura pura jelasin sama Yoyon, kalau aku mau menxoba nanyain sama pamannya barangkali ada kerjaan buatku.
Yoyon percaya tanpa ada rasa curiga.
Dia dengan ikhlas memberkan nimor Mitha yang langsung aku save di hape ku.
""''''''''
" Haloh,,,,Dengan pt arum sari..Apa ada yang bisa dibantu pak,,,?" Suara lembut dan ramah seorang cewek terdengar.
Loh. Kok nama pete segala... Aku bukan mau cari loker tapi mau cari locin aja...Lowongan cinta maksudku.
Dan aku coba mengubah nomor belakangnya siapa tahu tadi aku atau si Yoyon salah nyebutin nomornya.
Tapi sampai berulang bolak balik tetap aja salah.
Kembali aku menghubungi yoyon untuk memastikan kalau nomer yang ia berikan tidak salah lagi.
" Halloohh,,," Ini baru bener. Suara cewek yang terdengar seperti baru bangun tidur.
" Siapa ya...,?" Tanya nya kemudian
" Ilham,,," jawabku asal.
" Ilham mana ya ?"
" Teman lama kamu,,,Mungkin kamu udah lupa sama aku,,,Tapi aku gak pernah bisa melupakan kamu,,," Kataku. Bukan maksudku untuk menggombalin dia. Ini benar benar aku ungkapkan dari rasa hati yang teramat dala.
Aku tak perduli apa tanggapan dia nanti. Yang penting aku bisa mengungkap rasa yang sekian lama aku pendam begitu lama..
" Kamu dapat nomor aku dari mana?" Tanyanya lagi.
" Dari teman kamu,,Tapi itu gak penting.. Yang jelas aku sudah bahagia dan bangga bisa memiliki nomor kamu,,,Bisa mendengar suara kamu yang merdu dan sangat indah,,,!"
" Udah deh jangan gombal...Aku mau mandi..!"
" Owhh,,,pantesan bau,,!"
" Appaaa,,,,!!!"
" Bau harum ... !"
Dan dia sudah menutup telponnya.
Di photo profil. Cewek yang namanya Mitha itu keliatan biasa biasa saja.
Gak ada yang beda,,, Kulit wajahnya tetap hitam manis gak pake kamera yang buat nyesatin mata cowok.
Hanya ada beberapa photo yang sengaja dia post, waktu hari lebaran. Dia pakai busana muslim,,,Kecantikan dan auranya begitu terpancar. Di photo itulah dia tampil agak beda.
Ada rona mwrah di pipi kiri kanannya...bibirnya yang tipis pun ia poles dengan warna natural yang berkesan alami hanya agak mengkilat saja.
Selebihnya ia hanya mengaplod photo bersama teman teman sekolahnya yang masih pakai seragam.
"""""""""""
" Hallooh,,,,Kamu ini siapa sih.? Bilangnya teman aku, pengagum setia aku..Tapi kalo aku tanya,,,kamu selalu jawab rahasia...nanti juga kamu tauu,,,!" Tanya Mita semakin penasaran.
" Sebenarnya enggak rahasia juga sih. Aku ini mengenal kamu begitu dekat. Bukan cuma mengenal nama kamu Paramitha Ayu Kusuma aja..Tapi mengenal pribadi kamu secara keseluruhan. Kamu cantik,,,kamu manis,,,kamu ramah,,, dan kamu banyak yang melirik. Satu diantaranya ya aku ini. Jujur loh..Aku tahu dan kenal saat kamu masih bayi merah,,,pernah juga mencium kamu tapi dulu waktu aku masih kecil..." Entah kenapa aku jadi ngaco, ngomong tanpa arah.
" Hmmm...Jangan jangan kamu..." Mitha mulai menduga duga.
" Gak tauk laahh...Pusing aku mikirin kamu,,,,!'
" Alhamduliliah...Ahirnya kamu mikirin aku juga...!"
" Bukan bukan itu maksudku... Dih,,, ke ge er an..Siapa juga mikirin kamu. Kenal juga enggak..!!!" Seru Mitha lalu menutup telpon nya..
"""""""""
Keesokan hari nya. Pagi sebelum Mitha berangkat ke sekolah, aku sudah nongkrong di teras rumahnya.
Tak lama kemudian cewek itu keluar masih pakai celana pendek dan kaos pendek.
Wajahnya terlihat masih kucel belum mandi.
Namun disinilah kenikmatan memandang cewek. Begitu natural...
Mitha menutupi wajahnya dengan telapak tangannya. Lalu dia kembali masuk ke dalam rumah.
Tak berapa lama kemudian dia keluar dengan sedikit beda dari tadi.
Lalu tersenyum padaku...Akh,,,,Ini yang aku inginkan. Senyum itu serasa membuat hatiku damai.
Namun membuat beribu perasaan kembali berkecamuk.
Bagaimana aku bisa mengenal cewek ini secara dari hati ke hati?
Bagaimana jika aku berterus terang mengutarakan perasaanku selama ini?
Terus bagaimana sikapnya nanti,,,setelah tahu akan semua ini ?
Mungkinkah Mitha, akan menerimaku...Atau sebaliknya menolakku dengan halus.
Setelah itu dia akan menghindar jika bertemu atau melihatku.
Jika aku berpikir sampai disitu, maka timbul rasa minder...Rasanya sulit buatku untuk berterus terang.
Duihh,,,,Aku harus bagaimana ya. ? Apa lebih baik berterus terang dengan resiko di tolak,,,Atau membiarkan diriku tenggelam dalam mimpi mimpi semu yang berkepanjangan.
Mitha,,,Mitha...apa kamu tak pernah merasakan apa yang aku rasa selama ini.
Begini ya rasanya mencintai tetangga dekat. Punya rasa tapi gak punya nyali.
Ibaratnya aku kalah sebelum perang.
Tidak. Bagaimana pun aku harus mengatakan semua ini. Entah dengan cara bagaimana...?
" Kamu enggak sekolah Mit.. ?" Tanyaku.
" Libur donng,,,!" Jawabnya tak lupa sambil tersenyum.
" Loh emang ini hari apa,,,?"
" Hari kamis. Cuma kan memperingati hari pahlawan,,,"
" Oh.Gitu...Maklum Bokap aku kan cuma pahlawan yang enggak termasuk pahlawan nasional..."
" Oya. Memang bapak kamu tentara.?"
" Bukan...bokap cuma pahlawan rumah tangga...!"
" Iya iya,,,Sama sama pahlawan ya,,,Ih kamu bisa aja...!" Kali ini matanya memandangku lebih lama.
" Kamu tau gak bedanya kamu sama mobil bus,,,?"
Mitha terdiam berhenti dari acara menyapu. Entah mikir atau cuma pura pura mikir.
" Enggak tau laahh,,,Masa aku disamain sama mobil bus..Apa coba bedanya?"
" Kalo mobil bus full ase...Tapi kalo kamu full senyum,,,,!"
Mitha pura pura cemberut, membuat pipinya yang lesung terlihat agak kembung.
" Tuh kan..Cemberutnya enggak tulus,,"
Dia mendekati aku. Tangan kanannya mengepal seperti ingin memakulku. Aku memejamkan mata menunggu sampai dia memukulku.
Tapi ternyata,,,melihat aku diam saja.diapun mengurungkan niatnya. Sehingga tangan itu masih kaku di depan wajahku..
Aku menangkap lengannya. Dan anehnya dia tidak berusaha melepaskannya.
Mendapat angin baik, Aku tidak menyia nyiakan kesempatan yang bisa menjadi momen indah buatku.
Maka aku sengaja mencium tangannya. Entah kenapa dia diam saja, malah memandangku dengan sayu...
" Terus aja terus sampe sini,,,!" Katanya seperti bercanda. Tapi bagiku ini satu kedempatan emas.
Maka aku pun mencium bukan hanya bagian telapak tangannya saja.
Aku menikmati kulit halusnya hingga pangkal lengannya.
Ada aroma khas dari cewek yang makin nembuatku bergairah.
sesekali aku melihat ekspresi wajahnya. Ternyata dia juga seakan menikmati sentuhan bibirku...
Bruukk..!
Tiba tiba mamah nya menaruh dagangan nya yang akan disusun di meja.
Kami tersadar. Mitha segera menarik lengannya,,,Dan aku pun dengan terpaksa melepaskannya.
Bersambung.
Tante Rita, emang enggak marah sih ngelitat kita berdua lagi ciuman tangan. Dia cuma bilang begini...
" Kebalik donngg,,,Yang cewek cium tangan cowok.! Kalo itu sih cium tangan buat cowok yang lagi nembak cewek,,, Tapi kamu enggak lagi nembak Mitha kan Gi;;;?"
Aku belum sempat menjawab, tapi Mitha udah masuk duluan.
" Terus kamu ngapain pagi pagi udah nongkrong disini,,,Emangnya enggak kerja..?" Tanya tante lagi.
" jemur badan , tante...Depan rumahku mataharinya ketutupan gang ini..Aku hari ini libur ada acara sama temen,,," Balasku asal saja.
" Anak muada selalu bilang ada acara,,,Nanti di pecat kamu baru nyaho..!" Kata tante Rita, sambil terus merapikan dagangannya.
Mamahnya Mitha, memang hanya berjualan kecil kecilan.. Cuma menyajikan jajanan anak anak seperti ciki dan berbagai es jus. Tapi bisa juga tante membuatkan kopi kalau kebetulan ada yang pesan.
Jualan iseng...istilahnya.
Memang pada mulanya hanya anak anak yang jajan.
Namun bila sehabis maghrib, ada aja sih pemuda yang pesan kopi sambil ngemil.
Sebabnya yaitu tadi,,,,Apalagi kalo bukan ingin melihat Mitha...
Enggak heran lah, kalau Mitha ini mampu menarik hati para cowok seumuran aku.
Karena memang Mitha, mempunyai peranggai yang baik. Cepat akrab dan nyambung kalo di ajak ngobrol.
Tapi mamahnya membatasi waktu untuknya, Sampai jam sembilan atau sepuluh..Setelah itu Mitha harus istirahat karena paginya harus ke sekolah.
Dan untuk menemani teman temanku yang masih ngopi, tante Rita, menyetel tv sambil beresin dagangannya. Dan menutupnya.
""""""""
Pantai pangandaran, pada hari hari libur selalu ramai dipenuhi pengunjung.
Seperti juga hari ini. Aku dan Dion, sengaja memilih tempat wisata ini, karena tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam.
Memang pantai kebanyakan dipilih para wisata baik lokal maupun asing.
Selain bertarif murah, kita juga bisa menikmati alam sambil mensyukuri nikmat tuhan.
Coba kita berfikir sejenak tentang betapa kecil dan kerdilnya kita di hadapan Tuhan.
Cobalah kita turun ke laut. Kemudian pandang sejauh mungkin..Renungkan dan resapi betapa tak ada artinya diri kita dibanding kekuasaan Tuhan.
Kita ini di ibaratkan setitik air di tengah luasnya samudera. Apalah artinya diri kita...
Ombak bergulung datang sesekali menghempas pantai.
Aku dan Dion, Hanya duduk duduk sambil menikmati kopi hangat.
Sesekali Dion menunjuk kearah cewek yang hanya pake pakaian serba pendek.
" Menurut luh gimana cewek itu,,,?" Tanya Dion.
" Gimana apanya,,,?"
" Cantik enggakk,,,?"
" Cantik lahh,,,! Masa ganteng..!!!"
" Kita kenalan yok,,,!"
" Eluh aja deh, Gue enggak pe de...!"
" Dasaarrr,,,!!!"
Dion, dengan santay dan penuh percaya diri, dia menghampiri cewek yang lagi bermain gundukan pasir bersama seorang bocah cewek kecil yang mungkin adiknya.
Dion ikut nongkrong diantara mereka.
Sekilas cewek dan adiknya itu menoleh pada Dion. Lalu melanjutkan aktivitasnya lagi, membuat gundukan pasir yang menyerupai gunung.
" Wah lagi bikin apa nih..Kayak nya seru banget..Boleh dong aku ikutan..?" Dion memulai jurusnya.
Gadis kecil tadi memandang Dion.
" Boleh Omm,,,Emangnya Om bisa buatin gunung semeru,,,,?" Tanya gadis kecil tadi.
" Bisa doonng,,,Kan Om sudah besar,,,!"
Balas Dion, kemudian tangannya mulai sibuk ikut bermain pasir..
" Nama adek siapa...?"
" Afika,,,Kalau nama Om, siapa,,,?"
" Bagus namanya...Secantik orangnya..Kalau kakak Afika namanya siapa,,,,?"
" Maksudnya mamah,,,? Om tanya aja sendiri.."
" Ohhh mamah,,,Maaf. Om kira kakak kamu..Papanya mana,,,?"
" Tuh. Yang lagi duduk sambil merokok,,!" Gadis kecil itu menunjuk ke arah seorang pria berbadan kekar, Pria itu kebetulan sedang memandangi mereka.
Nyali Dion, menciut seketika. Kemudian kembali duduk di dekatku.
" Suwe..! Gue kirain perawan,,,Eh dah punya anak...!!!" Dion menggerutu.
" Lagian luh punya mata belanja muluu,,!"
" Yeaahh,,,Namanya juga usaha...!!!"
Ahirnya kami cuma bisa tertawa bareng.
Tut tut tut...Ada nada panggil di hendponku.
Setelah aku lihat ternyata dari Mitha.
Owwhh...Bahagia nian rasanya hidup ini. Tengah menikmati keindahan pantai sekarang bertambah nikmat, karena sebentar lagi aku akan mendengar suara paling merdu dan indah.
Gemuruh hatiku begitu riuh, mengalahkan gemuruh gelombang laut pangandaran.
" Halo Mitha,,,Apa kabar,,,?" Tanyaku membuka percakapan.
" Baik..Kamu dimana,,,kok tumben enggak nelpon nelpon,,,?" Terdengar suara Mitha.
" Alhamduliluhh,,,Ahirnya do'a ku terkabul juga...!"
" Do'a apa kamu,,,?"
" Berdo'a supaya kamu inget sama aku..Dan ternyata benerr,,,Kamu kangen juga sama aku,,,
" Dih siapa juga yang kangen sama kamu..? Aku cuma tanya kamu liburan kemana,,,?"
" Pangandaran..Nih aku lagi di pantai,,,"
" Oohhh,,,Jadi kamu yang bilang pemujaku...Hemmm,,,Ternyata Ogi, yang tinggal sebelah rumahku,,,!!!"
Kali ini bukan hanya suara dari hendponku saja suara itu berasal
" Darimana kamu tauk kalo aku Ogi,,,?"
" Dari belakang kamu,,,!"
Apa...??? Perlahan aku menengok kebelakang. Dan benar saja Mitha, sudah berdiri sambil menggenggam tangannya membentuk tinju yang di tujukan padaku.
Akhh...Mati aku,,,,!
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!