NovelToon NovelToon

Bahagia Di Pernikahan Kedua

Bab 1 Rasa takut

Dua tahun yang lalu.

"Sah?"

"Sah!" Jawab para saksi dan keluarga yang menjadi saksi pernikahan Anggi dan Guntur.

Anggi terpaksa setuju untuk menikah dengan Guntur, padahal sebenarnya dia sudah punya kekasih di Jakarta. Dia hanya pulang untuk melihat ayahnya yang sakit, namun tanpa di duga, sampai di kampung dia malah harus menikah dengan Guntur.

Meskipun akhirnya, Anggi ikhlas menerima perjodohan ini dan berusaha mencintai suaminya dengan tulus, namun sebuah cobaan terjadi di awal tahun kedua pernikahannya.

Setelah melahirkan, dia menjadi lumpuh dan anaknya yang baru berusia dua Minggu meninggal dunia.

Cobaan itu mengguncangkan pondasi rumah tangga nya, apalagi ketika sang ibu mertua mulai tidak menyukainya.

.

"Istrimu itu wanita yang lumpuh dan tak berguna. Apa yang kau harapkan dari dia?!" kata Gina pada Guntur suatu malam.

Guntur hanya terdiam sambil menatap keluar jendela. Malam yang dingin dan sepi. Dia masih berada dirumah ibunya dan meninggalkan Anggi sendirian dirumahnya.

"Wanita itu kodratnya mengurus suami dan memberikan keturunan, bukan malah sebaliknya!" Gina kini mulai tidak menyukai menantunya itu. Dia mengatakan jika dia wanita yang bodoh. Setelah melahirkan, dia lumpuh dan anaknya meninggal. Lalu putranya setiap hari harus melayani semua kebutuhannya seperti pelayan, itu yang sering dia ucapkan kala sendirian dirumah dan stres memikirkan rumah tangga Guntur dengan Anggi.

"Jika dia tidak ada perubahan, sampai kapan kamu akan bertahan? Beri dia pilihan, di ceraikan atau kau punya istri lagi," seru ibunya dan membuat Guntur terkejut mendengar desakan dari ibunya.

"Bu, Anggi itu hanya lumpuh, nanti juga akan sembuh," kata Guntur yang masih berharap istrinya bisa disembuhkan.

"Sampai kapan? Sepuluh tahun? Dua puluh tahun? Ketika tanganku ini sudah tidak kuat untuk menimang cucu?" Ibunya bicara semakin keras, dan Guntur tertunduk lesu menatap lantai. Jelas sekali dia tidak punya jawaban untuk pertanyaan ibunya itu.

.

Satu bulan kemudian,

Anggi mulai berusaha melupakan peristiwa pahit didalam hidupnya ini. Dia sedang menjalani terapi kesembuhan. Hingga saat ini, suaminya masih setia dan sabar merawatnya. Menyuapinya saat makan, memasak, mengurus semua rumah dan keperluannya.

Namun tiba-tiba timbul rasa takut didalam hati Anggi. Dia takut suaminya bosan mengurus dirinya dan pergi meninggalkan nya.

"Bu...aku takut mas Guntur bosan mengurus aku yang lumpuh dan tak berguna seperti ini," kata Anggi saat ibunya menyisir rambutnya. Hatinya menjadi cemas memikirkan kelumpuhan yang dia derita saat ini.

"Jangan pikirkan macam-macam. Itu tidak akan terjadi. Yang penting kau harus semangat agar cepat sembuh..." nasehat ibunya.

Ibunya terus mendampingi Anggi memberikan kata-kata semangat untuk putrinya agar bertahan dan berjuang untuk sembuh. Masih ada suaminya yang harus dia pikirkan saat ini. Guntur juga ingin Anggi sembuh seperti sedia kala.

Selama masa dukanya sang ibu yang tinggal dirumah putrinya. Setiap hari dia menyisir dan membantunya mengganti baju karena salah satu tangannya mati rasa.

Setiap kali Anggi selesai ganti baju dia akan melihat ke cermin dan bertanya pada ibunya, kapan dia akan sembuh. Kadang jika akan tidur dengan suaminya, dia juga bertanya kapan dia akan sembuh?

.

Guntur sudah sampai di luar kota karena ada pekerjaan penting. Di sana dia bertemu dengan Joko. Joko ini dulunya adalah kekasih Anggi, namun Guntur tidak tahu hal itu.

Mereka menjalin asmara saat sama-sama merantau. Tapi kisah cinta mereka berhenti di tengah jalan saat Anggi memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Dan Joko tetap merantau di kota.

"Aku ikut prihatin...." kata Joko saat Guntur duduk didekatnya.

"Makasih Jok. Aku benar-benar sedih. Istriku lumpuh dan anakku meninggal,"

"Sabar Gun. Ini cobaan..." Joko menyemangati sahabatnya.

Guntur tidak tahu jika Joko adalah mantan Anggi. Dan Joko juga tidak tahu jika Anggi adalah istrinya Guntur.

.

Saat diluar kota, Guntur mendapat telepon dari sahabat lamanya. Anita ingin kembali ke kotanya dan membina hidup baru. Namun rupanya dia kembali disaat yang tidak tepat. Saat orang yang dia cintai telah menjadi milik wanita lain.

"Gun, ini aku Anita...."

"Anita...lama tidak ada kabar. Kau ada dimana sekarang?" tanya Guntur.

"Aku sudah kembali Gun. Untukmu...." kata Anita membuat Guntur terpana. Apa maksud kembali untuknya? batin Guntur.

"Aku merindukanmu Gun, kapan kau akan kembali?" tanya Anita lagi saat tahu jika Guntur sedang tugas ke luar kota.

"Beberapa hari lagi..."

Jawab Guntur. Setelah menutup telepon itu Guntur melamun sesaat. Pikirannya melayang ke masa lalu yang pernah dia lalui bersama Anita. Dulu Anita adalah gadis yang bertahta di hatinya. Namun rupanya Anita lebih berat mengejar karirnya daripada soal asmaranya.

Kini Anita yang sudah berusia 27 tahun berada pada titik jenuh pekerjaan nya. Saat semua teman seangkatannya sudah menggendong anak dan menggandeng suami setiap ada acara, sedangkan dia selalu saja sendiri.

Pernah beberapa pria singgah di hatinya, namun mereka hanya memanfaatkan dirinya dan uangnya saja. Setelah itu mereka entah menghilang kemana. Disaat itulah, dia teringat akan Guntur. Pria yang dia anggap baik dan tidak akan berlaku sama seperti para pria yang memanfaatkan dirinya.

Bab 2 Terkenang kembali

Saat dalam perjalanan pulang dari luar kota, Guntur mendapatkan pesan dari seseorang. Dan saat dia buka, ternyata itu adalah Anita. Sahabat lamanya yang sudah lama tidak berjumpa, namun kini dia memutuskan untuk kembali ke kota asalnya.

"Anita...." gumam Guntur di dalam taksi.

Guntur nampak tersenyum kecil karena tiba-tiba dia teringat akan kedekatan nya dulu dengan Anita. Bagaimana dia dan Anita sering jalan-jalan berdua dan tertawa bersama. Setiap hari tidak pernah terlewatkan tanpa Anita.

Beberapa momen juga tersimpan di hatinya, ketika ulang tahun Anita sebelum akhirnya mereka berpisah karena Anita meniti karir di Jakarta.

Kini dia kembali. Dan mereka akan berjumpa lagi setelah sekian lama. Namun tak lama kemudian, Guntur tertegun saat dia ingat jika dia sudah menikah dengan Anggi.

Nampak Guntur menarik nafas dalam lalu menghempaskannya dengan kasar. Benih cinta yang dulu sempat tumbuh untuk Anita kini terasa kembali menggetarkan jiwanya. Namun dia kembali disaat yang tidak tepat, dan itulah yang Guntur sesalkan.

"Anita, kenapa kamu harus kembali? Kamu kembali saat aku sudah menikah dengan Anggi...." kata Guntur bermonolog sendirian.

.

Pagi harinya, Anggi sudah bangun lebih dulu. Namun dia tidak bisa melakukan kegiatan seperti sebelumnya. Menyiapkan sarapan dan yang lainnya tidak bisa dia lakukan saat ini. Dia hanya bisa berbaring dan duduk saja. Bahkan untuk berdiri dan berjalan dia masih harus berpegangan pada tembok atau apapun di dekatnya.

"Mas ...semalam aku telah memikirkan sesuatu," kata Anggi.

"Apa?" ucap Guntur sambil merapikan selimut dan melipat sebisanya.

"Mas, jika kau ingin menikah lagi, maka kau bisa kembalikan aku pada kedua orang tuaku Mas....." tiba-tiba saja Anggi merasa dia hanya menjadi beban saja untuk suaminya. Ada rasa tertekan dan bersalah yang sangat dalam saat melihat diam-diam suaminya yang sedang tertidur lelap semalam.

"Kau ini bicara apa? Pagi-pagi kok sudah bicara ngawur!" Suaminya langsung menoleh dan meletakkan selimut asal saja. Dia langsung memegang kedua bahu Anggi dan mendekatkannya pada pelukan nya.

"Mas...aku tidak tahu kapan aku akan sembuh. Aku terus cemas kau akan bosan merawat ku. Dan tiba-tiba saja terpikir hal itu semalam, ini tidak adil untukmu..." ucap Anggi tanpa menangis kali ini. Dia sungguh-sungguh sedang mengasihani suaminya sendiri.

Guntur nampak menarik nafas dalam. Lalu menatap ke arah lainya di sudut tembok.

"Aku ingin kau cepat sembuh. Kita bisa berjalan-jalan lagi seperti dulu," mendengar pengakuan suaminya, justru membuat Anggi terisak menangis haru. Dia tertekan oleh permintaan mertuanya agar Guntur menikah lagi.

Anggi sampai berfikir dangkal seperti itu karena setiap hari ibu mertuanya datang dan mengatakan hal yang menyakiti hati. Soal dirinya yang lumpuh. Anaknya yang tidak terurus. Teman-temannya yang sudah menimang cucu dan banyak lagi. Semua itu terus menerus membuat Anggi tertekan hingga dia harus mengatakan hal yang sebenarnya dia takuti didalam pernikahan, yaitu suaminya berpoligami.

.

Siang ini, Guntur akan kedatangan seorang tamu teman kantornya. Dia akan datang untuk makan siang dirumahnya sekaligus berkenalan dengan istrinya.

"Siapa Mas yang mau datang?"tanya Anggi penasaran.

"Teman kantor. Kebetulan kita satu proyek," jawab Guntur berjalan menaruh handphonenya. Dia membaca pesan Joko yang sudah dalam perjalanan.

Anggi duduk sementara Guntur yang menyiapkan jamuan untuk temannya.

Tok tok tok!

"Itu, sepertinya temanmu sudah datang," kata Anggi saat mendengar pintu yang diketuk dari luar.

Guntur segera membuka pintu untuk tamunya, lalu mempersilakan dia masuk.

"Ayo masuk! Sendiri aja!" sapa Guntur saat melihat Joko datang sendirian.

"Sama siapa lagi? Istri belum ada, begitu juga pacar," jawab Joko bercanda.

Joko lalu masuk kedalam, dan saat melihat Anggi keluar di papah oleh Guntur, seketika dia terbelalak kaget.

Anggi? Joko menyebut nama mantan kekasihnya itu dalam hati.

Joko? Anggi juga kaget melihat mantan kekasihnya ternyata adalah teman suaminya. Dia juga bergumam dalam hati.

"Kenalkan, ini Anggi istriku..." kata Guntur dan disambut tatapan kaget oleh Joko.

Jadi Anggi adalah istrinya Guntur? Aku benar-benar tidak menduganya, batin Joko sambil menyambut uluran tangan Anggi.

Anggi juga terpana bahkan kakinya sampai gemetar karena bertemu dengan mantan pacarnya ketika merantau dulu.

Mereka berjabat tangan dan saling tatap sesaat, kemudian saling menarik tangan dengan canggung.

Anggi duduk dengan gelisah begitu juga Joko. Sesekali Joko dan Anggi saling mencuri pandang. Kadangkala pandangan mereka bertemu dengan sejuta pertanyaan.

Pernah ada cerita indah diantara mereka berdua. Cerita cinta sebelum akhirnya Anggi memutuskan untuk kembali ke kota kecilnya dengan meninggalkan sejuta kenangan saat di perantauan.

Bab 3 Sahabat yang kembali

Joko menjadi canggung saat ini, karena melihat mantan kekasihnya menjadi istri sahabatnya. Ternyata selama ini wanita lumpuh yang sering di ceritakan Guntur adalah Anggi.

"Heh, ngomong dong! Katanya mau kenalan sama istriku, yang sering aku ceritakan padamu..." kata Guntur membuat Joko tersadar dari lamunannya. Dan Anggi, dia terbelalak menatap Guntur suaminya.

Joko tersenyum kecil.

Anggi terdiam seribu bahasa. Bagaimanapun dia merasa was-was dan cemas, di satu sisi suaminya bersahabat dengan Joko, namun disisi lain Joko adalah mantan kekasihnya.

Saat ini, Guntur sedang ke dapur untuk mengambil minuman. Kesempatan itu digunakan Joko untuk berbicara pada Anggi tentang masa lalu mereka.

"Aku kaget, ternyata kau istrinya Guntur. Dia sering cerita tentangmu padaku," Joko mulai mencairkan suasana kaku diantara mereka berdua ketika Guntur ke belakang mengambil minuman. Anggi menatapnya masih dengan suasana yang membuatnya tidak nyaman.

"Ohh....Jadi kalian sering membicarakan aku?" Akhirnya diapun berusaha bersikap wajar. Bagaimanapun, mereka sekarang hanya teman saja. Kisah cinta yang pernah terjalin sebelum pernikahan cukup di pendam dalam hati saja. Jangan sampai mengganggu kehidupan di masa kini.

"Aku tidak tahu jika istrinya adalah kau. Aku menunggu seseorang datang, tapi ternyata dia tidak datang juga. Ternyata dia sudah menikah tanpa memberitahu ku," sindir Joko sambil menatap tajam wajah Anggi. Joko rupanya masih jomblo karena menunggu Anggi. Dan apa yang di ungkapkan Joko barusan, membuat Anggi menatapnya sesaat.

"Bukankah sudah aku katakan padamu jika aku tidak akan kembali merantau? Untuk apa menungguku?" Jawab Anggi mengalihkan pandangan matanya. Matanya jatuh pada foto pernikahan nya dengan Guntur yang terpajang di tembok. Seketika dia bersikap dingin dan tidak ingin lagi melanjutkan percakapan dengan Joko. Sudah tidak ada lagi yang perlu di bicarakan jika itu soal masa lalu. Semua sudah jelas, sekarang dia sudah menikah dan menjadi milik orang lain.

tap tap tap!

"Kalian terlihat serius. Apa yang kalian bicarakan?" sapa Guntur sambil membawa minuman untuk mereka bertiga. Dia lalu meletakkan gelas berisi minuman segar untuk Joko, Anggi dan juga dirinya sendiri. Setelah itu dia duduk di dekat Anggi.

Anggi tidak bisa berlama-lama duduk bersama suaminya juga Joko mantan kekasihnya. Ada hal-hal yang tidak ingin dia ungkit lagi tentang masa lalunya di hadapan suaminya. Karena semua itu sudah berlalu dan hubungan mereka sudah selesai. Jadi lebih baik disimpan dan jangan sampai suaminya tahu hingga akan merusak segalanya.

"Mas, aku ke kamar dulu. Tiba-tiba kepalaku sedikit pusing," pamit Anggi pada suaminya. Guntur menoleh padanya dan menatapnya dengan cemas, begitu juga Joko yang tiba-tiba juga menatap dirinya.

"Ya sudah. Kamu istirahat saja..."

Guntur akan berdiri untuk mengantarkan Anggi ke kamarnya, namun Anggi menolaknya.

"Tidak usah Mas. Aku bisa sendiri..." Anggi lalu bangun dan tentu saja dia tidak ingin terlihat mesra bersama suaminya di hadapan Joko. Dia menjaga perasaan tamunya. Anggi lalu berjalan perlahan dengan merambat pada tembok. Salah satu kakinya nampak diseret karena masih belum bisa normal seperti semula. Joko begitu iba melihatnya.

.

Dirumah Bu Gina.

Setelah Joko pamit pulang, Guntur di telpon oleh ibunya karena di rumahnya ada Anita yang ingin bertemu dengannya. Anita ini dulu adalah sahabat Guntur dan mereka cukup dekat saat itu. Namun, Anita meniti karir di ibukota namun kini dia memutuskan untuk kembali.

"Guntur, kamu harus datang. Jauh-jauh Anita datang untuk bertemu denganmu. Dia sudah menunggu sejak tadi," bujuk Bu Gina yang menjadi bersemangat untuk menjodohkan mereka kembali. Dan memaksa Anggi setuju untuk di poligami.

Guntur akhirnya pergi juga karena tidak ingin mamanya marah padanya. Apalagi Anita memang sahabat dekatnya sewaktu belum menikah dengan Anggi.

Sampai di rumah ibunya, Anita sudah duduk diruang tamu.

"Maaf, aku baru datang..."

"Tidak papa. Kau pasti sibuk. Aku yang minta maaf karena mengganggu mu..." sahut Anita berdiri menyambut nya.

Tersenyum manis dan sedikit genit padanya. Dia memang cantik dan bohai, tapi Guntur tidak tertarik dengan semua itu.

"Mama bilang kau kembali," kata Guntur menatap sekilas wajah Anita. Melihat hal ini, sang mama pamit dan akan memberi kesempatan mereka berdua untuk ngobrol.

"Aku ikut prihatin Gun," kata Anita menatap wajah sahabat lamanya dengan lekat ketika tahu istrinya lumpuh dan belum lama dia kehilangan bayinya.

"Terimakasih," jawab Guntur yang kembali teringat jika dulu dia dan Anita pernah bicara soal hidup bersama sebelum akhirnya Anita memilih jalan lain dan berfikir jika karir lebih penting baginya saat itu.

Sesaat mereka bernostalgia dan saling teringat akan masa lalu ketika mereka bersama.

"Aku ingin berbisnis di sini Gun. Tidak ingin terus merantau..."kata Anita dan sesekali melirik wajah Guntur yang belakangan ini sering mengganggu pikirannya.

Setelah berbincang akhirnya Guntur pamit untuk kembali ke rumahnya. Anita juga pulang ke apartemen nya. Ini adalah pertemuan mereka kembali setelah sekian lama tidak berjumpa.

.

Dirumah Guntur dan Anggi.

Hari demi hari berlalu. Anggi tidak juga kunjung membaik. Dia masih lumpuh separo dan belum bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti biasanya.

"Sebaiknya kita mencari art saja Mas. Setiap hari kamu mencuci dan bekerja, sementara aku tidak bisa membantu," sesalnya dengan suara lirih dan sedih sambil menatap lekat suaminya.

"Kamu duduk saja disana. Ini hanya pekerjaan ringan, aku bisa melakukan nya..." jawab Guntur menoleh pada Anggi sambil tersenyum kecil.

"Tapi kamu jadi harus kerja di rumah juga di kantor, belum mengurus aku. Aku jadi semakin merasa bersalah..." Anggi merasa tertekan akibat sakit yang di deritanya. Rasa tak berguna sebagai manusia dan sebagai seorang istri mendera rasa percaya dirinya.

Guntur mendekati istrinya dan meraih tangan nya lalu menggenggamnya erat. Matanya menatap hangat wajah istrinya yang merona merah karena sedang berjemur di pagi hari.

"Mas aku adalah wanita yang beruntung karena kau sabar dan tetap setia meskipun aku lumpuh seperti ini..." ucapnya saat suaminya melakukan semua pekerjaan rumah tanpa mengeluh. Dia sedang menjemur pakaian yang baru saja di keluarkan dari mesin cuci.

Guntur tersenyum lalu mengecup kening istrinya dengan lembut sambil memegang kedua pipi Anggi lalu di hadapkan wajah itu dekat dengan wajahnya.

.

Di Mall.

Esok harinya, Guntur menemani Anita untuk membeli sesuatu di mall. Selain karena paksaan dari Ibunya, Anita juga terus meminta nya, sehingga diapun menemani Anita siang ini.

Namun siapa sangka, Joko juga sedang ke mall bersama dua temannya. Karena saat ini, Joko sudah pindah ke kota dimana ada Anggi disana. Setelah pengajuan pindah kerjanya di terima, maka Joko merayakannya bersama dua temannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!