NovelToon NovelToon

The Hunter

1. Transmigrasi Ke Dalam Novel

Di sebuah apartemen, seorang pria sedang tertidur pulas dengan memeluk guling. "Kringg!!" Alarm berbunyi. "Hoam." Pria terbangun dan mematikan alarm.

Pria berjalan ke arah cermin kemudian berteriak. "Ahhh, mengapa wajahku berubah." Pria berteriak dan memegangi wajahnya.

"Ini bukan wajahku." Kata pria melihat wajahnya yang putih bersih dan rambut hitam potongan artis korea.

"Uggghh." Pria memegangi kepalanya dan mendapatkan sebuah ingatan. "Jadi aku Transmigrasi ke dalam novel dan menjadi salah satu karakter di dalam novel." Kata pria.

"Tapi mengapa aku harus menjadi karakter bernama Deon." Kata Deon melihat wajahnya di cermin.

"Di dalam cerita Deon menjebak Zion. Karakter utama novel ini di dalam sebuah dungeon. Dan berakhir Zion memukuli Deon sampai babak belur." Kata Deon.

"Tunggu sebentar, dalam ingatan yang aku dapatkan. Deon masih belum masuk ke dungeon bersama Zion. Jadi aku masih belum di hajar sampai babak belur oleh Zion." Deon tersenyum.

Deon membuka sebuah jendela dan melihat langit. "1 Tahun lalu muncul lubang hitam yang menghubungkan bumi dengan dunia lain. Dan lubang hitam itu di sebut Gate. Sementara dunia lain di dalam Gate di sebut Dungeon."

"Di dalam dungeon terdapat berbagai binatang buas, monster, dan alien. Saat manusia membunuh mahluk hidup di dalam dungeon. Manusia akan memperoleh kekuatan. Dan Zion karakter utama di novel ini mendapat class swordmaster." Kata Deon.

Deon mengambil smartphonenya dan berkata. "Hari ini tanggal 5 bulan Mei tahun 2025. Sekarang adalah hari dimana Deon dan Zion masuk ke dalam dungeon yang muncul di dalam supermarket."

Deon mengganti pakaiannya kemudian keluar dari kamarnya. "Kak Deon kamu ingin pergi kemana." Seorang gadis perempuan berusia 15 tahun bertanya kepada Deon.

"Dia adalah Clara adik Deon." Gumam Deon melihat perempuan berkulit putih yang memiliki rambut hitam panjang.

"Aku ingin pergi ke supermarket." Balas Deon.

"Kak, belikan aku es cream." Kata Clara.

"Baiklah." Deon mengangguk kemudian keluar dari apartemen.

Tidak lama kemudian Deon sampai ke supermarket yang tidak jauh dari apartemennya. "Akhirnya aku bertemu dengannya. Sang karakter utama di dalam novel." Kata Deon melihat pria berkulit putih berambut hitam masuk ke dalam supermarket.

"Wuuzzzz." "Ahhhhh." Sebuah lubang hitam tiba-tiba muncul di dalam supermarket. "Persis seperti di dalam cerita. Gate muncul di dalam supermarket." Kata Deon melihat lubang hitam.

Deon berjalan ke arah pria berambut hitam dan berkata. "Apa kamu ingin masuk ke dalam dungeon."

"Sebenarnya aku ingin masuk ke dalam dungeon. Tapi masuk tanpa izin ke dalam dungeon merupakan tindakan illegal." Balas pria berambut hitam.

"Di dalam cerita. Semua dungeon yang muncul adalah milik pemerintah. Dan setiap orang harus membayar jika ingin masuk ke dalam dungeon." Kata Deon.

"Tidak perlu khawatir. Biar aku yang mengurus masalah pembayaran nanti." Kata Deon masuk ke dalam gate.

"Apa kamu tahu siapa pria itu." Pria berambut hitam bertanya kepada kasir wanita.

"Aku tahu, dia tinggal di apartemen di dekat sini." Kata kasir wanita. Pria berambut hitam terdiam beberapa detik kemudian masuk ke dalam gate.

"Jadi seperti ini dungeon." Kata pria berambut hitam melihat sebuah hutan.

"Aku sudah menebak bahwa kamu akan masuk ke dalam dungeon." Kata Deon berjalan ke arah pria berambut hitam.

"Siapa namamu." Kata pria berambut hitam melihat Deon.

"Namaku Deon." Deon tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Namaku Zion." Pria berambut hitam menjabat tangan Deon.

"Deon, apa kamu tidak takut bahwa kamu masuk ke dalam dungeon tingkat tinggi." Kata Zion. Zion tahu bahwa pemerintah membagi tingkat dungeon menjadi 5. Dungeon tingkat D, C, B, A dan S. Dungeon tingkat D adalah yang terlemah sementara dungeon tingkat S adalah yang tertinggi. Semakin tinggi tingkat dungeon maka monster yang muncul di dalam dungeon semakin kuat.

"Kamu tidak perlu khawatir. Kita masuk ke dalam dungeon tingkat D." Kata Deon.

"Bagaimana kamu bisa tahu kita masuk ke dalam dungeon tingkat D." Tanya Zion. Deon kemudian menunjuk goblin bewarna hijau setinggi 100 cm yang berlari ke arahnya.

"Goblin." Zion terkejut melihat goblin yang berlari ke arahnya.

Deon berlari ke arah goblin kemudian menendang kakinya. "Buukk." "Waaaa." Goblin terjatuh setelah terkena tendangan di kakinya. "Mati!" Teriak Deon mengambil pisau yang di pegang goblin, kemudian menusuk kepala goblin menggunakan pisau. "Ceeepp." "Ceeepp."

"Selamat anda berhasil membunuh goblin." "Status Window telah terbuka." Notifikasi bewarna biru muncul di depan Deon.

"Open status window." Kata Deon kemudian status window muncul di depannya.

Nama : Deon

Usia : 25 tahun

Ras : Manusia

Class :

Level : 1

Health : 6

Strength : 5

Agility : 5

Stamina : 3/4

Mana : 0

Poin : 0

"Apa kamu mendapatkan status window." Tanya Zion.

"Benar, aku mendapatkan status window." Balas Deon.

"Sepertinya aku harus membunuh goblin agar mendapatkan status window juga." Kata Zion kemudian berlari ke arah goblin.

"Buukk." Zion memukul wajah goblin. "Waaaa." Goblin terjatuh ke tanah setelah terkena pukulan Zion. Zion merebut pisau milik goblin. Kemudian menusuk leher goblin menggunakan pisau. "Ceppp."

"Waaaa." "Waaaaa." Deon melihat 4 goblin berlari ke arahnya. "Ayo bunuh 4 goblin itu." Kata Deon melihat Zion.

"Baik." Zion mengangguk. Deon dan Zion kemudian berlari ke arah 4 goblin. "Ceeppp." Deon menusuk kepala salah satu goblin menggunakan pisau. "Ceeepp." Zion menusuk leher goblin menggunakan pisau.

"Awas belakangmu." Kata Deon melemparkan pisau ke arah goblin yang berada di belakang Zion. "Ceepp." "Waaaa." Pisau menancap di tubuh goblin.

"Terimakasih." Kata Zion kemudian membunuh goblin di belakangnya.

"Waaaa." Deon menghindari serangan goblin. "Buukk." Deon menendang kaki goblin. "Waaaa." Goblin terjatuh ke tanah.

Deon merebut pisau goblin. Kemudian menusuk kepala goblin menggunakan pisau. "Ceeepp." "Ceeepp."

"Level Up." "Poin +5." Notifikasi biru muncul di depan Deon.

"Open status window." Kata Deon kemudian status window muncul di depannya.

Nama : Deon

Usia : 25 tahun

Ras : Manusia

Class :

Level : 2

Health : 6

Strength : 5

Agility : 5

Stamina : 2/4

Mana : 0

Poin : 5

"Di dalam cerita setelah manusia yang terbangkitkan mencapai level 10. Mereka akan mendapatkan Class. Jika poin Health dan Strength paling tinggi, mereka akan mendapatkan Class petarung seperti Swordsman. Jika poin Agility paling tinggi, mereka akan mendapatkan Class Assasin. Jika Poin Health dan Stamina paling tinggi, mereka akan mendapatkan Class penjinak binatang. Jika poin Mana paling tinggi mereka akan mendapatkan Class Penyihir." Kata Deon.

"Karena aku masih bingung, Class apa yang ingin aku dapatkan. Aku akan membagi poinku secara merata." Kata Deon kemudian menambahkan 1 Poin Di Strength, 1 Poin Di Agility, 2 Poin Di Stamina dan 1 Poin di Mana.

"Singg!!" Cahaya biru menyelimuti tubuh Deon.

"Aku merasa jauh lebih kuat. Dan aku merasakan mana mengalir di jantungku." Kata Deon. Deon tahu bahwa mana tersimpan di jantung.

"Zion ayo kita keluar dari sini. Asosiasi hunter saat ini pasti sudah datang." Kata Deon melihat Zion.

"Baiklah, ayo kita keluar dari sini." Zion mengangguk. Deon dan Zion kemudian keluar dari dungeon.

Setelah keluar dari dungeon, Deon dan Zion melihat 2 pria berpakaian hitam yang masuk ke dalam supermarket. "Apa kalian berdua baru saja memasuki dungeon tanpa izin." Kata pria berpakaian hitam melihat Deon dan Zion.

"Benar, kami berdua baru saja memasuki dungeon." Kata Deon kemudian mulai bercerita bahwa dirinya dan Zion membunuh 6 goblin. Mendengar cerita Deon, pria berpakaian hitam kemudian memeriksa gate dengan sebuah alat. "Dungeon tingkat D, sepertinya kamu tidak berbohong tentang membunuh 6 goblin." Kata pria berpakaian hitam.

Mungkin Ada yang minat untuk beli akun ini.

Silakan hubungi Wa 083117662440

2. Merubah Alur Cerita

"Aku akan membayar biaya masuk kedalam dungeon." Kata Deon melihat pria berpakaian hitam.

"Karena ini adalah dungeon tingkat D. Maka biaya memasuki dungeon adalah 10 Juta untuk 1 orang." Kata pria berpakaian hitam.

"Baiklah, aku akan membayar 20 juta." Kata Deon kemudian mentransfer 20 juta rupiah ke rekening Asosiasi Hunter.

"Aku sudah akan mentransfernya uangnya." Kata Deon menunjukan bukti Transfer.

"Apa kami berdua boleh masuk ke dungeon lagi." Tanya Deon.

"Kalian boleh masuk. Tapi kalian berdua tidak boleh membunuh boss Dungeon." Kata pria berpakaian hitam.

"Aku tahu." Deon mengangguk kemudian masuk kembali ke dalam dungeon. Zion melihat pria berpakaian hitam kemudian masuk ke dalam dungeon.

"Deon, terimakasih sudah membayar biaya masuk ke dungeon." Zion berterimakasih.

"Your Welcome." Deon tersenyum.

"Deon, mengapa kita tidak di perbolehkan membunuh boss dungeon." Tanya Zion.

"Pemerintah mendapatkan uang dari Hunter yang masuk ke dalam dungeon. Jika boss dungeon terbunuh, dungeon akan menghilang. Maka pemerintah tidak akan mendapatkan uang lagi. Jadi pemerintah melarang hunter untuk membunuh boss dungeon." Jawab Deon.

"Pemerintah sungguh buruk. Menjadikan dungeon sebagai ladang bisnis." Kata Zion dengan kesal.

"Baiklah, ayo kita berburu goblin." Kata Deon melihat Zion.

"Baik." Zion mengangguk.

Beberapa menit telah berlalu. Saat ini Deon dan Zion sedang bertarung melawan goblin. "Mati!!" kata Deon menusuk kepala goblin menggunakan pisau. "Cepp."

"Level up." "Poin + 5." Notifikasi biru muncul di depan Deon.

"Open status window." Kata Deon kemudian status window muncul di depannya.

Nama : Deon

Usia : 25 tahun

Ras : Manusia

Class :

Level : 3

Health : 6

Strength : 6

Agility : 6

Stamina : 3/6

Mana : 1

Poin : 5

"Aku akan menambahkan 1 Poin di Health, 1 Poin di Strength, 1 Poin di Agility, 1 Poin di Stamina dan 1 Poin di Mana." Kata Deon mulai menambahkan statusnya.

"Singg!!" Cahaya biru menyelimuti tubuh Deon.

"Apa kamu sudah menambahkan poin." Kata Deon melihat Zion.

"Aku sudah menambahkan poin." Zion mengangguk.

"Jika begitu, ayo kita lanjut berburu." Kata Deon berjalan pergi.

"Baik." Zion mengangguk kemudian mengikuti Deon.

"Waaaa." Deon melihat 8 goblin yang berlari ke arahnya. "Ayo bunuh 8 goblin itu." Kata Deon berlari ke arah 8 goblin.

"Baik." Zion mengangguk kemudian berlari ke arah 8 goblin.

"Ceeepp." Deon menusuk kepala goblin menggunakan pisau. "Setelah meningkatkan Strength dan Agility. Mengalahkan goblin semakin mudah." Kata Deon kemudian menusuk kepala goblin yang hendak menyerangnya. "Ceeppp."

Tidak lama kemudian Deon dan Zion berhasil mengalahkan 8 goblin. "Deon, ayo kita istirahat sebentar." Kata Zion duduk di sebuah batu.

"Baiklah." Balas Deon kemudian duduk di batu.

"Deon Class apa yang ingin kamu ambil." Tanya Zion.

"Aku masih belum memikirkan. Tentang Class apa yang ingin aku ambil." Balas Deon.

"Aku sudah selesai beristirahat. Ayo kita lanjut berburu." Kata Zion berdiri.

"Baiklah, ayo kita lanjut berburu." Kata Deon berdiri.

Beberapa jam telah berlalu. Saat ini Deon dan Zion sedang bertarung melawan goblin. "Mati!!" Kata Deon kemudian menusuk leher goblin menggunakan pisau. "Ceepp." "Level Up." "Poin + 5." Notifikasi biru muncul di depan Deon.

"Open status window." Kata Deon kemudian status window muncul di depannya.

Nama : Deon

Usia : 25 tahun

Ras : Manusia

Class :

Level : 9

Health : 11

Strength : 11

Agility : 11

Stamina : 6/11

Mana : 11

Poin : 5

Melihat statusnya Deon berkata. "Di dalam cerita tidak di jelaskan Class apa yang di dapat oleh seorang awakener yang memiliki status rata. Jadi aku akan mencoba untuk meratakan statusku."

Deon kemudian mulai menambahkan 1 Poin di Health, 1 Poin di Strength, 1 Poin di Agility, 1 Poin di Stamina dan 1 Poin di Mana.

"Singg!!" Cahaya biru menyelimuti tubuh Deon.

"Kruukkk." Deon mendengar sebuah suara. "Maaf, itu suara perutku. Aku belum makan sejak pagi." Kata Zion.

"Ayo kita keluar dari dungeon untuk membeli makanan." Kata Deon.

"Baik." Zion mengangguk. Deon dan Zion kemudian keluar dari dungeon.

"Apa kalian berdua sudah selesai berburu." Pria berpakaian hitam melihat Deon dan Zion yang keluar dari dungeon.

"Kami berdua sudah selesai berburu." Deon mengangguk.

"Zion, ambil roti yang kamu mau. Aku akan membayarnya." Kata Deon.

"Terimakasih Deon, Tapi aku akan membeli roti dengan uangku sendiri." Zion menggeleng.

"Benar, aku lupa Clara ingin di belikan es cream." Kata Deon kemudian membeli es cream.

"Deon, aku minta nomor teleponmu." Kata Zion. Deon kemudian memberikan nomor teleponnya kepada Zion.

"Baiklah, aku akan pulang." Kata Zion.

"Aku juga akan pulang." Kata Deon. Deon dan Zion kemudian keluar dari supermarket.

"Deon, jika kamu mempunyai masalah hubungi aku. Aku pasti akan membantumu." Kata Zion naik ke sepeda motornya.

"Baik, jika aku mempunyai masalah. Aku akan menghubungimu." Deon tersenyum. Zion mengangguk kemudian mengendarai sepeda motornya.

"Bagus, alur cerita telah berubah. Aku tidak di pukuli oleh Zion. Dan justru aku menjadi temannya." Deon tersenyum kemudian berjalan ke arah apartemennya.

Beberapa menit kemudian Deon kembali ke apartemennya. "Kak, mengapa kamu sangat lama." Clara melihat Deon yang baru saja kembali.

"Tadi aku bertemu dengan temanku. Kemudian aku mengobrol dengannya." Balas Deon.

"Apa kamu membelikanku es cream." Tanya Clara.

"Aku membelikanmu es cream kesukaanmu." Kata Deon memberikan es cream kepada Clara.

"Terimakasih kak." Clara tersenyum saat menerima es cream dari Deon.

"Benar kak, aku dengar ada dungeon yang muncul di supermarket dekat apartemen kita." Kata Clara membuka bungkus es cream.

"Benar, dungeon tingkat D muncul di supermarket dekat apartemen kita." Balas Deon.

"Itu bagus, jika dungeon yang muncul di supermarket hanya dungeon tingkat D." Kata Clara menjilati es cream.

Deon masuk ke dalam kamarnya dan berbaring di kasur. "Apa anda tertarik untuk berpatisipasi ke dalam game. Ya/Tidak." Notifikasi biru muncul di depan Deon.

"Huuhh." Deon bingung melihat notifikasi yang muncul di depannya. "Di dalam novel tidak di ceritakan bahwa Zion mendapatkan notifikasi seperti ini." Kata Deon.

Deon terdiam beberapa detik kemudian berkata. "Tidak ada salahnya berpatisipasi ke dalam game." Deon kemudian menekan Ya.

"Aku tiba-tiba mengantuk." Kata Deon kemudian tertidur di kasurnya.

"Apa ini." "Ada di mana aku sekarang." Saat membuka mata Deon terkejut melihat dirinya berada di dalam ruangan bersama 4 orang.

"Jangan bingung, saat ini kita berada di dalam permainan." Kata seorang pria berusia 40an berambut hitam pendek.

"Permainan apa yang kamu maksud." Tanya wanita berusia 20an dengan kulit putih berambut hitam pendek yang memakai kacamata.

"Bukankah sebelumnya kalian mendapatkan notifikasi tentang ajakan berpatisipasi ke dalam game." Kata pria berusia 40an berambut hitam pendek.

"Benar, sebelumnya aku mendapatkan notifikasi tentang berpatisipasi ke dalam game." Kata pria botak berkulit coklat.

"Ayo kita mengenalkan diri terlebih dulu. Namaku adalah Andrew." Kata pria berusia 40an berambut hitam pendek.

"Namaku Agnes." Kata wanita berkacamata.

"Namaku Henry." Kata pria botak berkulit coklat. Andrew, Agnes dan Henry kemudian melihat ke arah Deon.

"Kalian bisa memanggilku Deon." Kata Deon bersandar di dinding.

"Apa kalian bertiga adalah seorang hunter." Tanya Andrew.

"Aku masih belum mendaftar menjadi seorang Hunter. Karena aku belum memiliki Class." Kata wanita berkacamata.

"Aku juga sama dengannya. Aku belum memiliki Class. Jadi aku belum menjadi seorang hunter." Kata pria botak berkulit coklat.

"Aku sama seperti kalian berdua." Kata Deon melihat wanita berkacamata dan pria botak berkulit coklat.

3. Quest Bertahan Hidup

"Uwoooo." "Gwwooo." 4 zombie menghancurkan pintu dan masuk ke dalam ruangan. "Ahhh, zombie." Wanita berkacamata berteriak melihat zombie yang masuk ke dalam ruangan.

"Quest bertahan hidup. Bunuh manusia yang telah terinfeksi. Reward 10 Poin" Notifikasi biru muncul di depan Deon.

"Sepertinya kita mendapatkan misi untuk bertahan hidup." Kata Deon melihat notifikasi biru di depannya.

"Karena kalian bertiga adalah awakener. Seharusnya kalian bisa mengalahkan zombie-zombie ini dengan mudah." Kata Deon melihat wanita berkacamata, pria botak berkulit coklat dan pria berusia 40an.

Mendengar kata Deon, Pria berusia 40an dan pria botak berkulit coklat saling melihat. "Baik, ayo kita kalahkan zombie-zombie itu." Kata pria berusia 40an.

"Bagus." Deon mengangguk.

Deon mengambil sebuah tongkat kayu di lantai kemudian berjalan ke arah zombie. "Mati." "Buuukk." "Gwooo." "Buuukk." Deon memukul kepala dua zombie dengan tongkat kayu.

Melihat Deon bertarung melawan zombie, pria berusia 40an dan pria berkulit coklat kemudian ikut bertarung melawan zombie.

"Uuuhh." Pria berusia 40an terkena gigitan zombie di tangannya.

"Dia di gigit zombie." Wanita berkacamata berteriak melihat pria berusia 40an di gigit zombie.

"Ini hanya sebuah gigitan biasa. Aku pasti akan baik-baik saja." Kata pria berusia 40an.

"Kalian berdua menjauhlah darinya." Kata Deon melihat pria berkulit coklat dan wanita berkacamata. Pria berkulit coklat dan wanita berkacamata kemudian menjauh dari pria berusia 40an.

"Uugghhh." Pria berusia 40an terjatuh di lantai dan mulai kejang-kejang.

Deon berjalan ke arah pria berusia 40an kemudian memukul kepalanya menggunakan kayu. "Buuukk." "Buuukk."

"Ahhhhh." Wanita berkacamata berteriak melihat Deon membunuh pria berusia 40an.

"Dia sudah terinfeksi. Lebih baik aku membunuhnya sebelum berubah menjadi zombie." Kata Deon melihat wanita berkacamata dan pria botak berkulit coklat.

"Gwooo." 6 zombie masuk ke dalam ruangan. "Jika kalian berdua tidak ingin mati. Bantu aku mengalahkan 6 zombie itu." Kata Deon melihat wanita berkacamata dan pria botak berkulit coklat.

"Baik." Wanita berkacamata dan pria botak mengangguk.

"Gwwooo." "Buuukk." "Kraakkk." Deon memukul kepala zombie menggunakan tongkat kayu. Deon membuang tongkat kayu yang patah kemudian menendang zombie. "Buuukk." Zombie terjatuh ke lantai.

"Ahhhh." Pria botak berkulit coklat berteriak saat kakinya di gigit oleh zombie.

"Sial." Deon mengutuk melihat pria berkulit coklat yang kakinya di gigit zombie. Deon berjalan ke arah pria berkulit coklat kemudian memutar kepalanya. "Kraakkk." Pria botak berkulit coklat mati dengan leher patah.

"Kamu jangan sampai tergigit." Kata Deon melihat wanita berkacamata yang menangis.

"Baik." Wanita berkacamata mengangguk dengan menangis.

Deon mengambil tongkat kayu di lantai, kemudian memukul zombie yang mendekat ke arahnya. "Buukk." "Buuukk."

"Aku tidak boleh mati disini." Gumam Deon memukuli zombie yang mendekat ke arahnya.

Beberapa menit kemudian Deon duduk di lantai dengan terengah-engah. "Quest Selesai." "Anda mendapatkan 10 Poin."

"Akhirnya selesai juga." Deon tersenyum melihat notifikasi biru yang muncul di depannya.

"Aku tiba-tiba mengantuk." Kata Deon kemudian tertidur di lantai.

Saat membuka matanya Deon melihat dirinya berada di dalam kamarnya. "Open status Window." Kata Deon kemudian status window muncul di depannya.

Nama : Deon

Usia : 25 tahun

Ras : Manusia

Class :

Level : 9

Health : 12

Strength : 12

Agility : 12

Stamina : 11/12

Mana : 12

Poin : 10

"Aku mendapatkan 10 poin." Kata Deon melihat 10 poin yang belum dia gunakan.

"Aku akan menambahkan 2 Poin di Health, 2 Poin di Strength, 2 Poin di Agility, 2 Poin di Stamina dan 2 Poin di Mana."

"Singg!!" Cahaya biru menyelimuti tubuh Deon.

"Benar, aku lupa bertanya wanita berkacamata itu tinggal di mana." Kata Deon.

Yogyakarta, Indonesia. Wanita berkacamata terbangun dari tidurnya. "Aku selamat." Kata wanita berkacamata mengusap keringat di dahinya.

"Pria itu menyeramkan." Kata wanita berkacamata mengingat Deon yang membunuh pria berusia 40an dan pria botak berkulit coklat.

"Tapi jika bukan karena dirinya, aku pasti tidak akan selamat." Kata wanita berkacamata.

Jakarta, Indonesia. "Ibu pulang." Seorang wanita berusia 50an berkulit putih, berambut hitam panjang masuk ke dalam apartemen.

"Ibu." Clara memeluk wanita berusia 50an.

"Apa kakakmu kerja." Tanya wanita berusia 50an.

"Tidak, kakak ada di kamarnya." Clara menggeleng.

"Kak Deon, ibu telah pulang." Clara berteriak.

Deon kemudian keluar dari kamarnya. "Oohh, ibu sudah pulang." Kata Deon melihat wanita berusia 50an. Deon tahu ibunya adalah seorang reporter dan sering pergi ke luar kota.

"Deon, apa kamu tidak rindu dengan ibu." Kata wanita berusia 50an.

Deon menghela nafas dan memeluk ibunya. "Deon rindu dengan ibu." Wanita berusia 50an tersenyum saat Deon memeluknya.

"Apa kalian sudah makan." Tanya wanita berusia 50an.

"Kami belum makan bu." Jawab Clara.

"Jika begitu, ayo kita pergi cari makan." Wanita berusia 50an tersenyum.

"Baik." Clara tersenyum. Deon, Clara dan ibu Deon keluar dari apartemen.

"Deon, kamu yang menyetir." Ibu Deon memberikan kunci mobil kepada Deon.

"Baik bu." Kata Deon kemudian masuk ke dalam mobil Suv. Clara dan ibu Deon kemudian masuk ke dalam mobil. "Broomm." Deon kemudian menjalankan mobil.

"Clara kamu ingin makan apa." Tanya ibu Deon.

"Aku ingin makan seafood bu." Kata Clara.

"Kalau kamu Deon." Tanya ibu Deon.

"Kepiting." Kata Deon fokus mengemudikan mobil.

"Baik, jika begitu kita akan makan seafood." Ibu Deon tersenyum.

30 Menit kemudian Deon berhenti di depan sebuah restoran. Deon, Clara dan ibunya turun dari mobil, kemudian masuk ke dalam restoran. "Selamat datang, ada yang bisa saya bantu." Kata pelayan restoran menyambut Deon, Clara dan ibu Deon.

"Clara apa yang ingin kamu makan." Kata ibu Deon memberikan menu makanan kepada Clara.

"Aku pesan, 1 Porsi cumi-cumi, gurita dan lobster." Kata Clara.

"Aku pesan 1 kepiting jumbo dan salmon." Kata Deon.

"Aku pesan salmon dan lobster." Kata ibu Deon.

"Baik, silakan tunggu pesanan anda." Pelayan restoran tersenyum kemudian berjalan ke dapur.

"Deon, kapan kamu akan mencari pasangan." Kata ibu Deon. "Di usiamu sekarang, dulu ibu sudah menikah dengan ayahmu." Kata Ibu Deon.

"Ibu tidak perlu khawatir, Deon akan mencari pasangan secepatnya." Balas Deon.

Tidak lama kemudian Deon melihat pesanan makanannya datang. "Baiklah, ayo kita makan." Kata ibu Deon.

"Baik bu." Jawab Deon dan Clara bersamaan. Deon, Clara dan ibu Deon kemudian mulai makan.

30 Menit kemudian Deon, Clara dan Ibu Deon telah selesai makan. "Ibu akan membayar makanannya, kalian tunggulah di mobil." Kata Ibu Deon.

"Baik bu." Clara mengangguk. Deon dan Clara keluar dari restoran kemudian masuk ke dalam mobil.

Tidak lama kemudian Deon melihat ibunya masuk ke dalam mobil. "Deon, nanti berhenti di supermarket dekat apartemen kita." Kata Ibu Deon.

"Baik bu." Jawab Deon kemudian menyalakan mesin mobil.

30 Menit kemudian Deon berhenti di depan supermarket. "Deon, kamu ingin beli apa." Tanya ibu Deon.

"Belikan aku rokok." Kata Deon.

"Jika kamu ingin beli rokok. Belilah dengan uangmu sendiri." Kata Ibu Deon keluar dari mobil.

"Bu tunggu aku." Clara keluar dari mobil dan mengejar ibunya.

Beberapa menit kemudian, Deon melihat Clara dan ibunya masuk ke dalam mobil. "Ayo pulang." Kata Ibu Deon.

"Baik." Deon kemudian mengemudikan mobil.

Deon kemudian memarkir mobilnya di tempat parkiran apartemen. "Deon, bantu ibu membawa barang belanjaan." Kata Ibu Deon turun dari mobil.

"Baik bu." Deon keluar dari mobil kemudian membawa barang belanjaan. Deon, Clara dan Ibu Deon kemudian masuk ke dalam apartemen.

"Ibu sangat capek." Kata ibu Deon duduk di kursi.

"Apa ibu ingin aku pijat." Kata Clara.

"Boleh." Jawab ibu Deon. Clara kemudian memijat Pundak ibunya.

"Clara aku ingin di pijat juga." Kata Deon.

"Boleh, tapi 1 Menit 1 Juta." Kata Clara.

"Tidak jadi." Kata Deon kemudian masuk ke dalam kamarnya.

"Hari ini sungguh melelahkan." Kata Deon berbaring di kasurnya. Deon memejamkan matanya dan tidak lama kemudian tertidur.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!