"Ah..... " Terdengar suara jeritan dari kamar Biduri. Putri semata wayang anak saudagar penjual kain yang cukup terkenal di negeri Bunga Tanjung tersebut.
Sontak suara jeritan itu mengagetkan pasangan suami istri yang sedang terlelap di samping kamar sang putri. Mereka bergegas bangun dari tidur nya.
"Pak, Biduri seperti nya mimpi buruk lagi" Ujar Aisyah ibu nya Biduri. Kedua pasangan suami istri itu bergegas lari menuju kamar putri nya untuk melihat keadaan putri nya itu.
"Gak, jangan ganggu aku, pergi kalian" Ujar Biduri terus berteriak dengan mata yang masih terpejam. Tangan nya di kibas-kibas ke depan seolah-olah meminta orang yang dalam mimpi nya itu agar tidak mendekati nya.
"Pergi...." Teriak nya lagi dengan histeris. Yah di dalam mimpi nya ada beberapa laki-laki bertubuh tegap yang ini membawa nya. Namun gadis itu menolak nya dan terus berlari menghindar dari kejaran para laki-laki tadi.
Aisyah dan Raksi bapak dari Biduri pun datang menghampiri putri nya itu dan mencoba untuk menyadarkan putri mereka agar Biduri terlepas dari mimpi buruk nya itu.
"Sayang, sayang Airi bangun nak! Ini ibu" Ujar Aisyah membangun kan putri nya itu.
"Jangan ganggu aku, pergi kalian" Ujar nya lagi terus memberontak.
"Pak, ambil air obat nya pak di atas meja itu" Ujar Aisyah terus memegang tangan putri nya itu. Raksi terus mengambil air yang berada di dalam botol tersebut dan memercikan air tersebut di wajah putri nya agar Biduri bangun.
Biduri membuka mata nya. Dengan ekspresi ketakutan dan keringat yang bercucuran, gadis itu langsung memeluk ibu nya.
"Ibu, ibu, tadi ada orang yang mau menganggu ku buk, pak" Ujar nya sambil menangis dan menggigil ketakutan.
"Tenang sayang, sudah tidak apa-apa. Itu hanya mimpi" Ujar Aisyah dengan lembut menenangkan putri nya itu.
"Iya sayang, mimpi itu hanya bunga tidur" Jawab Raksi pula bersikap tenang padahal di hati sepasang suami istri itu merasa khawatir dan cemas kepada putri satu-satu nya itu.
"Ya sudah sekarang kamu tidur lagi ya sayang" Ujar Aisyah kembali membaringkan putri nya itu di tempat nya.
"Buk, pak temenin Airi tidur di sini ya. Airi takut tidur sendirian di sini" Ujar Biduri yah panggilan sayang intuk gadis itu adalah Airi.
"Iya sayang bapak dan ibu akan di sini temani kamu tidur ya" Ujar Aisyah membenarkan selimut putri nya itu.
Airi pun kembali memejamkan mata nya mencoba terlelap. Sedangkan kedua pasangan suami istri itu duduk di sofa yang tidak jauh dari tempat tidur putri nya.
Cukup lama kedua pasangan suami istri itu menunggu putrinya tertidur dengan pulas.
"Pak, Airi seperti nya sudah kembali tidur deh. Ayo kita keluar" Ajak Aisyah kepada suami nya.
***
"Pak, ibu benar-benar gak tega melihat Airi terus-terus saja mimpi buruk seperti itu. Sudah semua orang pintar kita datangi untuk mengobati Airi. Tapi hasil nya tetap sama Airi selalu di teror dengan mimpi buruk nya. Kita harus membawa Airi kemana lagi pak untuk menyembuhkan penyakit nya itu" Ujar Wanita paruh baya itu cemas terhadap putri nya.
"Bapak juga bingung buk mau ngapain lagi. Sudah semua orang pintar di negeri ini kita datangi untuk mengobati putri kita. Namun, hasil nya tetap sama. Airi tidak kunjung juga sembuh" Ujar lelaki paruh baya itu.
"Ibu benar-benar gak tega pak melihat Airi tersiksa dengan mimpi-mimpi buruk nya itu. Jika bisa di ganti, biarlah ibu yang mengalami apa yang Airi alami"
"Semenjak Airi menginjak usia tujuh belas tahun ini dia selalu mengalami mimpi buruk seperti itu hampir setiap malam dia mengalami hal yang sama"
Kedua pasangan suami istri itu dampak berpikir bagaimana lagi cara untuk mengobati gadis yang berambut panjang itu. Dan orang pintar mana lagi yang harus mereka datang agar putrinya bisa sembuh seperti orang-orang pada umumnya.
Yah, Biduri adalah gadis yang berparas cantik. Kulit nya putih bersih, rambutnya panjang terurai lurus, bola matanya yang coklat dengan bulu mata yang begitu lentik, serta hidung mancung dan bibir tipis yang menghiasi wajahnya membuat dirinya begitu anggun dan mempesona.
Setiap laki-laki yang melihat Biduri pasti akan jatuh cinta dan terpesona dengan kecantikan gadis itu.
Namun, Biduri sama sekali tidak memperdulikan mereka sama sekali. Terlebih apa yang ia alami akhir-akhir ini membuat nya semakin kepikiran. Meski begitu gadis cantik berkulit putih itu tetap rendah hati dan suka menolong kepada orang yang membutuhkan. Dia gadis yang begitu sempurna di mata masyarakat yang tinggal di negeri Bunga Tanjung itu.
***
"Pak, tadi ibu mendapat informasi dari desa seberang. Katanya di negeri Kuda emas terdapat orang pintar yang bisa mengobati penyakit apa pun. Termasuk dari gangguan makhluk halus" Jelas wanita paruh baya itu kepada suami nya saat ia pulang dari berbelanja di pasar.
"Negeri Kuda emas? Bukan kah itu negeri yang ada di seberang lautan sana buk" Ujar Raksi kaget mendengar informasi dari istri nya tadi.
"Iya pak, benar sekali. Memang di sana lah tempat orang pintar itu tinggal. Kemarin suami nya buk Minah di santet sama saingan nya pak. Dan orang itu lah yang berhasil menyembuhkan suami buk Minah itu" Jelas Aisyah lagi.
"Pak kita harus ke sana untuk mengobati Airi pak. Siapa tahu orang itu bisa menyembuhkan Airi hingga Airi tidak lagi mengalami teror di setiap tidur nya" Ujar wanita itu lagi kepada suami nya.
"Tapi kita tidak tahu tempat nya buk di mana. Negeri Kuda Emas itu cukup luas.
"Gini saja pak. Besok ibu akan menemui buk Minah dan meminta nya untuk mengantarkan kita ke negeri tersebut dan memintanya untuk menunjuk di mana rumah orang pintar tersebut"
"Oke, Bapak setuju besok kita akan berangkat ke sana dengan menggunakan kapal. Kebetulan besok ada kapal yang mengantar barang ke negeri Kuda Emas itu. Jadi kita bisa menumpang di kapal tersebut" Jelas laki-laki paruh baya kepada istrinya.
"Yang bersabar ya sayang, ibu dan bapak kamu melakukan apapun untuk kesembuhan kamu. Kami tidak akan membiarkan hal yang buruk menimpa kamu dengan kamu terus-terusan mengalami teror mimpi yang buruk seperti ini. Kami sangat menyayangi kamu. Jadi kami akan melakukan apapun untuk kamu. Jika perlu nyawa pun akan kamu pertaruhkan untuk kamu Sayang" Batin Aisyah dengan mantap seolah-olah ia saat ini berbicara kepada putri semata wayangnya itu.
Aisyah dan Raksi akan membawa Biduri pergi untuk menemui orang pintar yang ada di negeri seberang yaitu negeri Kuda Emas. Di mana Aisyah mendapatkan informasi dari buk Minah bahwa orang pintar itu telah berhasil menyembuhkan suami nya dari santet yang di kirim oleh saingan nya.
"Kita mau kemana buk?" Tanya Airin bingung melihat ibu nya memberesi barang-barang yang perlu di bawa untuk menempuh perjalanan menuju negeri tersebut. Yah jika menggunakan kapal laut, akan memakan waktu tiga hari tiga malam. Jelas mereka membutuhkan perbekalan berupa makanan dan juga pakaian untuk ke sana.
"Kita akan pergi ke negeri Kuda Emas nak. Kita akan ke sana untuk menemui orang pintar yang bisa mengobati kamu" Jelas Aisyah kepada putri nya.
"Kuda Emas?" Batin Airin bertanya. Yah seperti nya nama negeri itu tidak asing bagi nya. Gadis berkulit putih itu seperti pernah mendengar nama negeri itu. Hanya saja dia lupa di mana dia mendengar nya.
"Besok pagi-pagi sekali kita akan berangkat ke sana menggunakan kapal laut yang kebetulan pemilik nya teman bapak mu. Jadi kita akan menumpang di kapal itu. Semoga usaha kita kali ini tidak sia-sia ya nak. Kamu bisa di sembuhkan" Ucap Aisyah mencium puncak kepala putri nya kemudian keluar dari kamar Airi karena telah selesai membereskan semua keperluan Airi untuk berangkat besok.
"Iya buk" Jawab gadis itu terus berpikir di mana dia pernah mendengar nama negeri itu.
"Negeri Kuda Emas. Dimana aku pernah mendengar nama negeri itu?" Batin nya lagi terus berpikir keras.
Airin berpindah ke depan jendela kamar nya untuk melihat keadaan di luar rumah sambil menikmati udara malam dan di temani oleh bintang-bintang.
Betapa kaget nya ia saat pandangan nya beralih di balik pohon yang berada tak jauh dari rumah nya terlihat sesosok laki-laki bertubuh tegap yang sedang mengawasi nya. Yah kamar Airin terdapat di lantai dua. Jadi jelas dia bisa melihat sosok itu dari ketinggian kamar nya.
Airin membulatkan mata nya. Gadis itu tampak kembali ketakutan melihat sosok tersebut. Tidak begitu jelas wajah nya sebab keadaan di sana sangat gelap karena tidak di sinari lampu. Hanya bayangan hitam saja yang bisa gadis itu lihat.
"Ya ampun, itu seperti sosok hitam yang berada di dalam mimpi ku" Batin gadis itu menggosok-gosok mata nya untuk memastikan penglihatan nya itu.
Ternyata sosok itu masih tetap berdiri di sana.
"Ya ampun ternyata sosok itu masih berdiri di sana. Apa orang-orang di dalam mimpi ku itu muncul di kehidupan nyata?" Batin nya lagi terus merasa ketakutan.
Airin mundur beberapa langkah karena semakin ketakutan. Mata nya terus saja membulat menatap sosok itu hingga pada akhir nya.
"Airin kenapa nak?" Tanya Aisyah saat Airin menabrak nya karena tidak menyadari kehadiran ibu nya itu.
"Ibu, ibu, itu buk di pohon sana. Ada laki-laki yang memperhatikan Airin buk. Orang itu seperti yang ada di dalam mimpi nya Airin buk" Ujar nya ketakutan dan memeluk ibu nya sambil menunjuk ke arah sosok orang tadi.
"Tenang sayang, tenang. Ada ibu di sini. Kamu tunggu di sini ya biar ibu memeriksa nya" Ujar Aisyah meminta putri nya itu untuk duduk di sofa dan ia pergi ke depan jendela untuk melihat apa yang di lihat oleh putri nya itu.
Aisyah melihat sekeliling keadaan di depan nya itu. Ternyata apa yang di lihat oleh putri nya itu tidak ada di tempat nya lagi.
"Gak ada siapa-siapa sayang di sana" Ujar Aisyah menutup jendela kamar Airin.
"Tadi ada kok buk, beneran, Airin gak bohong"
"Iya sayang ibu percaya kok sama kamu. Ya sudah sekarang kamu tidur ya. Besok kita harus berangkat" Ujar Aisyah lagi.
"Buk temani Airin di sini. Airin takut buk" Ucap gadis itu tadi dengan tatapan ketakutan nya.
"Iya sayang, ibu akan temani kamu ya malam ini.. Ayo kita tidur" Ajak wanita paruh baya itu lagi menyelimuti putri nya dan berbaring di samping putri nya itu. Aisyah mengelus lembut rambut hitam tergurai panjang milik putri nya itu. Di tatapi wajah cantik dan mempesona yang ada di hadapan nya itu.
"Kenapa kamu bisa mengalami hal seperti ini sih nak? Setiap hari kamu selalu mengalami ketakutan. Apa yang sebenar nya terjadi kepada diri mu? Siapa yang sebenar nya yang menganggu mu" Batin Aisyah. Tak terasa beberapa air bening kini mengalir di pipi yang mulai mengeriput itu. Yah ia benar-benar tidak sanggup lagi melihat putri nya yang selalu di teror seperti itu.
"Buk, di cariin ternyata di sini" Ujar Raksi menghampiri kedua ibu dan anak itu.
"Iya pak, malam ini ibu temenin Airi tidur ya. Dia ketakutan lagi pak, kata nya ada sosok yang ada di dalam mimpi nya itu yang sedang memperhatikan nya di balik pohon sana" Jelas wanita paruh baya itu lagi.
"Yang benar buk?"
"Iya pak. Seperti nya teror ini semakin hari semakin menjadi-jadi pak. Sekarang tidak hanya di mimpi Airin saja. Sosok itu pun kini hadir di dunia nyata. Kita gak bisa seperti ini terus pak. Lama-lama putri kita bisa menjadi gila karena di teror terus menerus seperti ini" Ujar Aisyah menutup wajah nya karena menangis melihat kondisi putri nya saat ini.
Raksi mendekati istri nya dan memeluk wanita yang telah menemaninya selama dua puluh tahun itu dengan penuh kasih sayang.
"Sabar sayang. Kita pasti bisa menyembuhkan putri kita ini.. Kita sudah berusaha untuk mengobati nya. Dan semoga besok orang pintar itu bisa menyembuhkan Airin" Ujar Raksi lagi.
"Iya pak. Ibu sangat berharap kepada orang pintar itu"
"Ya sudah bapak juga akan tidur di sini untuk menemani kalian" Ujar Raksi.
Malam itu ketiga ibu, ayah dan anak itu tidur di kamar dan di kasur yang sama. Mereka menghabiskan malam mereka bersama-sama.
Raksi terbangun dari tidur nya. Yah ia pun mengalami mimpi buruk di malam itu.
Dengan napas yang masih terhengah-hengah dan keringat yang masih bercucuran, laki-laki paruh baya itu pun melihat keadaan putri dan istri nya yang masih tertidur pulas. Raksi pun pergi menuju ke dapur untuk mengambil segelas air agar dirinya bisa merasa lebih tenang dan bisa melupakan mimpi buruknya di malam itu. Raksi duduk di meja makan sambil meneguk air yang ada di hadapan nya saat itu.
Malam itu ketika Raksi dan Aisyah menemani Airin tidur di kamar nya, Raksi pun ikut bermimpi buruk. Yah lelaki paruh baya itu pun terbangun dari tidur nya yang lelap. Keringat dingin masih bercucuran di tubuh nya. Ia pun melihat keadaan istri dan anak nya yang masih tertidur pulas di samping nya.
"Astagfirullah kenapa aku bisa bermimpi seperti tadi ya? Ada apa sebenar nya semua ini?" Batin Raksi. Laki-laki itu pun pergi menuju dapur untuk mengambil segelas air agar diri nya bisa merasa tenang.
Raksi meneguk air yang ada di hadapan nya saat ia duduk di meja makan. Lelaki itu masih membayangkan dan memikirkan tentang mimpi nya tadi.
"Apa maksud dari mimpi ku itu? Kenapa bayangan hitam itu meminta ku untuk menyerahkan Airin kepada nya? Waktu nya telah tiba. Waktu apa yang mereka maksud?" Satu persatu pertanyaan muncul di benaknya Raksi saat itu. Laki-laki paruh baya itu pas sungguh tidak bisa mengerti arti dari mimpinya barusan.
"Apa ini semua ada sangkut paut nya dengan apa yang Airin alami?" Tanya nya lagi kepada diri nya.
Tepat tujuh belas tahun yang lalu, Raksi pulang dari berkelana nya dengan menggunakan kereta kuda nya. Yah sebagai seorang saudagar tentu laki-laki paruh baya itu selalu berkelana untuk menjual kain-kain milik nya.
Saat itu Raksi melewati sebuah hutan di mana hutan itu terdapat gua yang cukup besar di sana. Ketika itu hujan lebat menimpa nya. Raksi pun terpaksa berteduh di gua agar diri nya tidak basah.
Tak begitu lama, Raksi pun mendengar suara tangisan bayi yang juga berada di gua itu. Tentu saja Raksi kaget dan juga ketakutan mendengar suara tangisan bayi itu. Secara di sana adalah hutan dan tidak ada pemukiman warga sama sekali.
Antara takut dan juga penasaran, Raksi pun pergi masuk lebih dalam lagi ke dalam gua itu.
"Seperti ada suara bayi, apa ada bayi di dalam gua ini? Tapi bayi siapa? Siapa yang tega membuang bayi yang tidak berdosa itu" Batin nya terus menyelusuri gua itu, untuk melihat sumber suara yang ia dengar tadi.
Raksi dan Aisyah memang sudah lama menikah. Hampir sepuluh tahun mereka mengarungi bahtera rumah tangga. Namun tak kunjung di karuniai seorang anak. Semua pengobatan secara tradisional telah mereka tempuh. Tapi sang pencipta belum juga mengabulkan doa mereka.
"Astaghfirullah, kak, kakak tidak baik-baik saja" Ujar Raksi saat diri nya bertemu dengan wanita muda yang telah selesai melahirkan.
Raksi mendekati wanita itu dan ingin menolong nya.
"Pak, tolong anak saya. Tolong bapak jaga anak saya dan sayangi dia seperti anak bapak sendiri" Ujar wanita tadi dengan terbata-bata. Yah wanita yang tidak di kenali nya itu mengalami pendarahan yang sangat hebat waktu itu.
Dalam keadaan yang setengah kaget dan tidak percaya melihat penampakan yang ada di depan nya itu membuat Raksi masih terbengong.
"Pak, tolong ambil anak saya dan bawa jauh dari tempat ini" Ujar nya lagi dengan penuh kesakitan di sekujur tubuh nya.
Raksi mendekati wanita tadi dan mengambil bayi yang baru saja di lahirkan nya itu.
"Bawa dia pak jauh-jauh dari sini. Tolong jaga dia baik-baik. Anggaplah dia seperti putri bapak sendiri" Ujar wanita itu lagi hingga ia pun menghembuskan napas terakhir nya.
Raksi melihat bayi itu. Sungguh bayi itu sangat cantik dengan kulit putih bersih dan bibir tipis yang berwarna merah menghiasi wajah nya. Mungkin ini lah jawaban dari Tuhan selama ini. Meski Tuhan tidak memberikan mereka keturunan dari darah daging mereka sendiri, tapi mereka telah di berikan anak dari orang lain.
Dengan perasaan bahagia Raksi membawa bayi itu pulang ke rumah nya. Di gua bernama Bagiri itu lah ia telah mendapatkan putri cantik sehingga di beri nama Biduri. Nama itu di berikan karena tidak jauh dari nama gua tempat menjadi saksi bisu kelahiran Biduri itu.
"Buk, ibu lihat ini buk. Bapak menemukan bayi cantik buk" Teriak laki-laki itu dengan rasa hati yang gembira saat dirinya sudah tiba di rumah.
"Anak siapa ini pak?" Tanya Aisyah dengan heran.
"Bapak juga tidak tahu buk. Bapak menemuinya di gua Bagiri saat berteduh di sana saat perjalan pulang bapak kehujanan" Jelas Raksi.
"Kasihan dia buk, bayi ini sebatang kara. Ibu nya telah meninggal saat melahirkan nya. Dan dia menitipkan bayi ini kepada bapak. Mungkin ini lah jawaban dari doa-doa kita buk. Allah telah memberikan kita anak dari jalan lain" Jelas Raksi dengan rasa penuh gembira.
Aisyah mengambil bayi yang ada di tangan suami nya. Ia melihat wajah bayi tersebut. Dan betapa terkagum nya dia kepada bayi itu yang sangat cantik. Yah siapa pun yang menatap bayi itu akan terpesona dan jatuh hati kepada si bayi. Hingga ia besar pun seperti ini hal itu pun masih berlaku.
Semenjak kehadiran bayi itu, Raksi tidak pernah lagi berkelana untuk menjual kain-kain nya. Ia memutuskan untuk membuka toko di depan rumah nya agar bisa terus bersama dengan istri dan anak nya tampa harus meninggalkan mereka semenit pun. Dan kehadiran Airin di dalam rumah tangga sepasang suami istri itu membuat perubahan besar bagi mereka. Dimana perekonomian sepasang suami istri itu ini berubah drastis. Mereka selalu mengalami keuntungan yang begitu besar. Semua para petinggi negara membeli kain-kain yang dijual oleh Raksi sebagai bahan pakaian mereka. Tidak hanya dari dalam negeri, banyak juga para pembesar yang berasal dari luar negeri membeli kain-kain dari Raksi itu. Sungguh kehadiran Airin membawa berkah bagi kedua pasangan suami istri itu.
Hidup Airin pun serba berlebihan dan kasih sayang Raksi dan Aisyah kepada Airin sangat lah besar. Mereka rela melakukan apa pun untuk putri nya itu. Sewaktu kecil Airin tumbuh seperti anak-anak pada umum nya. Bermain, tertawa gembira bersama teman-teman nya. Namun setelah menginjak usia tujuh belas tahun ini, Airin malah mengalami hal yang aneh. Di mana dia selalu di teror dengan mimpi buruk nya di setiap malam.
Kembali ke masa sekarang.
Raksi terus meneguk air yang ia pegang tadi.
"Ibu, bapak tolong Airin" Teriak gadis itu dari dalam kamar nya. Mendengar itu Raksi yang tadi sedang menikmati air minum nya bergegas bangkit dan berlari menuju ke kamar putrinya.
"Ada apa buk?" Tanya Raksi saat tiba di kamar putri nya itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!