Kania Dahani Larasati, siswi kelas 12 di SMA Pelita Bangsa ia termasuk siswi yang di gemari oleh teman-temannya karena parasnya yang cantik juga karena sifatnya yang supel, lucu dan pemberani. Kania memiliki sahabat yang selalu bersamanya dalam keadaan suka maupun senang karena hidup mereka memang sepertinya selalu senang tidak pernah ada duka.
Namanya Kirana dan Kinanthi mereka bertiga selalu bersama, teman-teman sekolahnya memiliki julukan untuk persahabatan mereka yakni KIRANTHI (KIRana, kANia, kinanTHI).
🐥🐥🐥
Bel sekolah sudah berbunyi pertanda jika semua siswa harus segera masuk ke dalam kelas masing-masing dan menunggu kedatangan guru yang mengajar di kelas untuk memulai pelajaran.
Kebetulan hari ini pelajaran Matematika gurunya killer sangking killer kalau ngajar suka ngiler, semua siswa sudah duduk dengan rapi mengingat gurunya yang killer termasuk Kirana dan Kinanthi tapi tidak dengan Kania.
"Nanthi, dimana si Kania kok belum sampe juga pak Sugiono bentar lagi mau masuk, kalau sampai Kania belum datang saat pak Sugi sudah ngajar matilah dia" ucap Kirana yang cemas karena tidak melihat tanda kedatangan Kania.
"Nanthi Nanthi, bisa tidak panggilannya yang bagusan dikit Kinan kek atau enggak nama lengkapku Kinanthi!" balas Kinanthi dengan sewot.
"Suka-suka aku dong, mulut mulutku. Boro-boro ku panggil Nanthi, lumayan bagus. Daripada aku panggil Kunthi, mau kamu! Sekarang gimana?" tanyanya yang bingung pada Kinanthi.
"Ehh kamu kalo ngomong tuh yaa, kenapa slalu pas dan tepat sih. Ya mau gimana lagi, orangnya aja belum nampak" Kinanthi berucap dengan acuh seperti tidak perduli.
"Sialan kamu, teman dalam masalah kamu malah santai-santai aja" Kirana memelengosi Kinanthi, beralih menatap pintu, berharap Kania segera hadir.
Setelah perdebatan di antara keduanya selesai, tiba-tiba pintu terbuka, dan datanglah pak Sugi. Memasuki ruang kelas dengan perut besar serta rambutnya yang kinclong. Masih dalam keadaan yang sama yakni Kania belum datang.
"Pagi anak-anak" sapa pak Sugi.
"Pagi pak" jawab semua murid 12 IPS 1.
"Hari ini bapak akan adakan ulangan jadi kumpulkan buku kalian semua ke depan dan ambil selembar kertas" pak Sugi tiba-tiba mengadakan ulangan tanpa memberitahu semua murid terlebih dahulu. Semua murid gelagapan karena belum belajar, sekalipun belajar juga gak nyangkut di otak.
"Tapi pak, kenapa tiba-tiba kami semua belum belajar tadi malam" protes Kirana, agar pak Sugi memberinya waktu untuk belajar atau kalau bisa di undur minggu depan.
"Ohh jadi kalian semua belajar hanya saat ada ulangan saja begitu?" Ucap pak Sugi.
"Yaa" tanpa sadar bibir Kinanthi berkata, membuat pak Sugi bertambah emosi.
Kirana menyenggol lengan Kirana, "Mengapa kau terlalu jujur bodoh!" bisik Kirana.
"Ohh begitu ya, kalau begitu tidak ada negosiasi hari ini, detik ini juga saya akan mengadakan ulangan." Tuturnya yang tidak mau untuk di ganggu gugat.
Krekk... Suara pintu terbuka secara tiba-tiba membuat semua siswa dan pak Sugi melihat ke arah pintu tersebut.
"Hah..hah..hah.. maaf pak saya terlambat" Kania yang baru datanng dengan nafas ngos-ngosan, baju kusut dan keringat yang memenuhi tubuhnya.
Semua siswa langsung bersorak gembira dalam hati mereka, karena di saat yang tepat Kania datang dan menggagalkan ulangan dadakan yang akan di adakan pak Sugi.
"Kemari kamu." Perintahnya.
Kania mendekat ke arah pak Sugi, "Berani sekali kamu masuk ke jam saya saat sudah terlambat seperti ini!" sentak pak Sugi.
"Maaf pak, tapi saya kan hanya terlambat 20 menit saja. Saya sudah berusaha untuk tidak terlambat pak, buktinya saya datang kemari dalam keadaan ngos-ngosan itu pertanda jika saya berlari dan bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran bapak" ucap Kania dengan berani dan lantang.
"Kamu bilang 20 menit dan itu hanya dan saja.
Sekarang kamu lari keliling lapangan 5 kali dan gunakan ini juga!" Perintah pak Sugi, dan memberikan kertas yang di beri tali dengan tulisan 'Saya Berjanji Tidak Akan Terlambat Lagi'
"Tapi pak, saya 'kan kecil, mungil, cungkring, tenaga saya tidak cukup kuat untuk berlari keliling lapangan, nanti kalau saya pingsan bagaimana? Memangnya bapak mau tanggung jawab? Nih ya pak nanti kalau saya sampai pingsan bapak bisa kena sanksi bahkan masuk tv, dengan tema 'Seorang guru di pecat dan di laporkan ke polisi karena telah menghukum siswi sampai pingsan' " Kania menakut-nakuti pak Sugi persis seperti berita yang ada di tv. Agar ia tidak jadi di hukum oleh pak Sugi.
Dea mengedip-ngedipkan matanya dan mengacungkan jempolnya ke arah teman-temannya karena telah berhasil membuat pak Sugi merasa resah, gundah serta gelisah.
"Ya sudah, duduklah ke mejamu!" Perintahnya.
"Tidak sopan dong pak, masa duduk di meja hehehe" balas Kania dengan bercanda sambil menuju ke kursinya.
Pak Sugi hanya memelototi Kania, "Baiklah, kumpulkan buku kalian dan siap-siap untuk ulangan!" perintahnya.
"Tiga, dua dan satuuu..." ucap Kinanthi dengan pelan sambil melihat jam tangannya.
Dan, 'Ting ting, ting ting bukan permen ting ting bukan biskuit ting ting itu penyanyi namanya Ayu Ting Ting' bel berbunyi menunjukkan jam pak Sugi yang telah usai dan berganti dengan jam istirahat.
Yes.
Pak Sugi akhirnya keluar dari kelas dan mengatakan ulangannya akan di undur minggu depan.
"Baiklah bapak akhiri pelajaran hari ini, semoga hari kalian menyenangkan." ucap pak Sugi yang mengakhiri pelajarannya.
"Ihh belnya kok berubah jadi aneh gitu?" tanya Kania heran.
"Mungkin karena kepala sekolahnya ingin semua murid berjoget saat jam istrirahat. Kania, setiap jam pak Jepang kamu terlambat terus saja biar kita tidak harus mengikuti pelajaran matimatika" ucap Kinanthi yang di sambut hangat oleh semua temannya.
"Iya Kan." ucap semua temannya.
"Dihh, kalo gitu enak di kalian, sengsara di aku dong. Kagak mau aku" tolak Kania sambil mengibas-ngibaskan tangannya karena merasa kegerahan.
"Siapa pak Jepang?" tanya Kirana yang tidak tahu maksud dari Kinanthi.
"Pak Sugiono lah, siapa lagi memangnya" tutur Kinanthi dengan entengnya tanpa merasa bersalah.
"Kok bisa kamu panggil pak Jepang, memangnya pak Sugi orang Jepang ya?" tanya Kirana, antara belum paham, pura-pura polos atau memang polos beneran.
"Ternyata kamu hanya pintar dalam hal pelajaran yang membosankan saja ya, dalam hal yang seru dan menyenangkan, membuat nafsu menggebu-gebu, makyoy. Kau nol besar" hina Kinanthi pada Kirana.
"Sudah -sudah, kalian membuatku pusing tujuh keliling, begini ya Kirana maksudnya mbak Kunthi tentang pak Jepang itu, nama pak Sugiono sama dengan bapak porno Jepang, jadi Kinanthi memanggil pak Sugi dengan sebutan pak Jepang" Kania menjelaskan dengan runtut dan jelas.
"Oh begitu, aku aduin loo kamu sama pak Sugi karena telah menyamakannya sama Sugiono bapak po*no Jepang" ancam Kirana.
"Adukan saja, orang memang benar namanya sama" Kinanthi bodo amat, tak menghiraukan ancaman Kirana.
"Iya juga ya, namanya kan sama-sama Sugiono" balas Kirana dengan polosnya.
Diantara kalian memang yang paling waras itu hanya aku.
Bersambung...
Raka adalah teman sekelas Kania, ia tampan dan di sukai banyak wanita di sekolahnya termasuk Kinanthi tapi Raka selalu mendekati Kania yang selalu saja menolaknya.
"Kan, hebat ya kamu bisa membatalkan rencana ulangan yang akan di adakan pak Sugi" ucap Raka yang memuji Kania.
"Makasih Raka, biasa aja kok" jawab Kinanthi sambil memukul bahu Raka dengan kemayunya.
"Hei bod*h Raka bicara pada Kania bukan padamu" ucap Kirana pada Kinanthi.
"Kamu tu yang bod*h Sugiono saja tidak tahu" balas Kinanthi.
"Kalau kalian tidak diam aku kawinkan kalian berdua" sentak Kania.
"Ihh amit-amit, gak mau aku nanti tidak bisa Makyuss Makjleb seperti yang di film-film Jepang itu dong" ucap Kinanthi sambil membayangkan hal mesum di dalam pikirannya.
"Dasar cucunya Sugiono" balas Kirana.
"Gak papa sih, kakau cucunya kakek Sugiono Jepang kalo pak Sugiono mu gak mau aku" ucap Kinanthi.
"Raka, maafkan teman-temanku ya mereka memang sedikit sedeng otaknya jadi harap di maklumin jika tiba-tiba kumat, ya seperti ini jadinya" ucap Keano yang membuat kedua temannya melihat ke arahnya dengan aura membunuh.
"Ya sudah, kami pergi ke kantin dulu ya" lanjut Kania sambil menggandeng tangan kedua sahabatnya dan membawanya pergi ke kantin.
"Kan, kok kamu nyuekin abang Raka akoh si, kan kasian dianya" ucap Kinanthi pada Kania.
"Maka dari itu aku nyuekin Raka biar kamu sama Raka bisa ada kesempatan buat pacaran oon" ucap Kania.
"Ohh begitu yaa, makasih Kan Koi kau memang sahabat baikkuuuu" ucapnya dengan nada kura-kura di kartun kancil sambil memeluk Kania.
"Ihh najis banget, pake meluk-meluk segala, sana-sana" ucap Kania sambil membersihkan pakaiannya.
***
Di kantin Kania dan teman-temannya memesan makanan kepada ibu kantin, "Bu, biasa yaa" ucap Kania kepada bu kantin.
"Siap neng minuman darah kotor(KIRANTHI: KIRana, kANia, kinanTHI)" ucap bu kantin pada Kania cs.
"Hai Kinanthi Sayang, lagi mau makan yaa," ucap Riko.
"Gak, aku lagi mau berak, udah tahu di kantin ya mau makanlah" balas Kinanthi dengan ngegas dan sewot.
"Aak Riko boleh duduk di sebelah kamu tidak?Gak boleh galak-galak dong sama calon suami
nanti durhaka loo, kalo durhaka masuk neraka memangnya kamu mau masuk neraka Sayang.
Di neraka nanti gak ada Aak Sayang, kalo nanti kamu kangen sama Aak bagaimana, jadi jangan galak sama Aak biar kita nanti bisa sama-sama di Surga " ucap Riko dengan sok manisnya.
"Aamiin" ucap Kinanthi membuat Riko senang karena menurutnya Kinanthi mau dengannya.
"Wahh berarti kamu mau kita slalu bersama-sama sampai nanti menuju surga ya Sayang?" ucap Riko dengan mata yang berbinar-binar.
"Aku mengaminkan semoga keinginanmu untuk segera masuk surga segera terwujud." jelas Kinanthi.
"Berarti mati dong hahaha" ucap Kania yang masuk ke dalam pembicaraan antara Riko dan Kinanti, semua orang ikut tertawa menertawakan Riko yang di tolak mentah-mentah oleh Kinanthi.
Bel pulang telah berbunyi semua murid keluar dari kelas mereka masing-masing dan segera pulang ke rumah untuk menyelesaikan tugas rumah ataupun untuk istirahat karena telah seharian berada di sekolah.
Begitu juga dengan Kania, setelah selesai sekolah Kania terbiasa langsung pulang karena itu merupakan perintah dari ibunda tercintanya.
Tapi ponselnya tiba-tiba berdering dan Kania segera mengangkat ponselnya, "Iya ma, Kania sebentar lagi mau pulang kok, sabar dikit napa, aku lagi nunggu abang angkot ini." ucap Kania sebelum mendengar penjelasan dari ibunya, mengapa ibunya menelpon.
"Kan, segera pulanglah, papamu tiba-tiba sakit dan dokter bilang papamu terkena serangan jantung" jelas Sinta ibunya Kania.
"Apa ma, papa kena serangan jantung, oke Kania segera pulang mama jangan khawatir ya, papa pasti baik-baik aja kok, papa kan hero kita" ucap Kania yang menenangkan ibunya.
Kania langsung mematikan ponselnya setelah menenangkan ibunya, ia terus menunggu angkot tapi tidak kunjung datang, akhirnya ia memutuskan untuk berlari menuju ke rumahnya karena jika menunggu angkot itu terlalu lama.
"Dasar abang angkot tukang PHP, di tungguin dari tadi gak nongol-nongol kalau gak di tunggui nongol sendiri" ucapnya dan memutuskan untuk berlari daripada menunggu abang angkot yang hanya memberinya harapan palsu.
Dea terus berlari sambil celingak-celinguk menengok kali aja ada motor atau mobil yang bisa ia naiki tapi hasilnya nihil, dan dari arah yang tidak terduga tiba-tiba ada mobil yang melaju cukup cepat dan akhirnya menabrak Kania, untung yang punya mobil handal dan bisa mengerem dengan tepat, kalau sampai kelewat sedikit saja Kania sudah mati.
"Aaaaa" teriak Kania yang merasa syok, mobil belum menyentuh Kania, tapi Kania sendiri yang menabrakkan wajahnya di kaca depan mobil seperti halnya kecelakaan sungguhan.
"Hei, kalau jalan pakai mata, jadi kotor kan mobil saya baru saya cuci ini tadi dan sekarang kotor karena kena muka minyak gorengmu" ucap pria dewasa yang hampir menabrak Kania.
"Hei om, aku ini baru saja om tabrak, bukannya mengkhawatirkan aku om malah khawatir dengan mobil om yang jelek ini.
Dan lamis banget bibir om pake bilang mukaku kaya minyak goreng lagi, ini itu namanya glowing om, dasar om-om katrok norak ndeso!
Sekarang mana ganti ruginya, aku akan melupakan semua yang sudah terjadi denganku hari ini dan tidak akan melaporkan om ke polisi." ucap Kania dengan panjang lebar.
"Kamu bilang apa tadi 'Om', hei bocah tengik saya ini masih muda, tampan, mapan lagi jadi jangan pernah memanggil saya dengan sebitan om.
Dan kamu bilang saya harus ganti rugi, mobil saya saja tidak menabrak kamu, kamu sendiri yang menempelkan wajah gorenganmu ke kaca mobil saya yang bersih ini, membuat mobil saya yang mahal ini ternodai, sini kamu yang harus ganti rugi " ucap pria dewasa yang malah mengancam Kania dan mengarahkan tangannya ke arah Kania untuk meminta uang ganti rugi.
"Panggilan om itu untuk pria yang sudah berumur dan keriput seperti om, bukan berarti om itu mapan terus om bisa menyogok orang dan menyurihnya untuk tidak
memanggil om dengan sebutan om begitu, kalau sudah berumur ya terima saja di panggil om jangan banyak tingkah, panggilan om itu juga ada hikmahnya om, agar om ingat akan umur om yang sudah tua dan segera bertobat hahaha" jelas Kania yang mengejek membuat pria dewasa di hadapannya tersulut emosi.
"Kauu benar-benar membuat saya emosi" ucap pria dewasa sambil melotot ke arah Kania.
Wahh sepertinya penyakit umurnya akan segera kumat, aku harus segera pergi nih.
"Hehehe, om jangan emosi seperti itu, nanti penyakitnya kambuh loo" ucapnya sambil berjalan mundur untuk melarikan diri dari pria dewasa di hadapannya.
"Dada om, jangan marah-marah om, nanti darah tingginya kumat, om tidak usah ganti rugi ambil saja uang ganti rugiku untuk berobat om, agar om tidak terkena penyakit atau buat ke dukun untuk pasang susuk agar om bisa segera punya istri yang bisa mengurusi om di masa tua om" teriak Kania yang berlari menjauh dari pria dewasa tadi.
VISUAL Kania Dahani Larasati.
Kania sudah sampai di rumahnya, ia langsung menuju kamar ayahnya dan di kamar tersebut sudah ada ibu, kakaknya Dita, dan juga ayahnya yang terbaring di ranjang.
"Mama tenang ya, papa pasti baik-baik saja kok, sekarang mama istirahat ya biar mama tidak sakit kalo mama nanti sakit saat papa bangun dan tahu mama sakit, papa pasti akan menyalahkan aku dan kak Dita terus nanti uang jajan kami akan di potong ma, mama tidak mau itu terjadi kan?" ucap Dea yang menenangkan ibunya.
"Tapi jika papamu mencari mama bagaimana hiks?" ucap Sinta yang menangis sesegukan.
"Tidak akan, karena di sini sudah ada aku dan kak Dita yang lebih cantik dan seksi, jadi untuk apa papa mencari mama yang sudah keriput hemm" ucap Kania.
"Kalau begitu mama di sini saja" ucapnya dengan kukuh.
"Hais mama ini, aku hanya bercanda, jadi mama segera istirahatlah, jika papa sadar aku akan langsung teriak sekencang-kencangnya memanggil nama mama, sana sana pergi" ucap Kania yang mendorong Sinta menuju pintu keluar kamar agar mamanya bisa istirahat.
Kania kembali ke sisi ayah dan kakaknya setelah berhasil menyuruh mamanya untuk istirahat, "Kenapa kamu pura-pura tegar haa" ucap Dita.
"Lantas aku harus bagaimana, melihat kakak dan mama menangis akupun harus ikut menangis begitu, lalu siapa yang akan menghibur kalian jika akupun ikut menangis" ucap Kania yang berusaha menahan air matanya agar tidak keluar.
"Kenapa papa bisa sampai terkena serangan jantung mendadak seperti ini kak" lanjutnya yang bertanya pada Dita.
"Tadi papa menerima telpon dari seseorang dan setelah menerima panggilan, papa tiba-tiba jatuh pingsan dan dokter bilang papa terkena serangan jantung" jelas Dita.
"Siapa yang menelpon papa kak dan apa yang orang itu bicarakan sampai membuat papa jatuh pingsan seperti ini?" tanyanya.
"Tangan kanan papa, dan dia bilang jika perusahaan papa mengalami kebangkrutan, dan ia juga bilang perusahaan papa harus segera mendapatkan suntikan dana jika tidak, tidak akan ada yang tersisa lagi." jelas Dita yang bersedih.
"Kalo begitu kita jual saja semua aset papa" saran Kania.
"Itu semua masih belum cukup Kan" ucap Dita.
***
Kabar tentang kebangkrutan dan penyakit yang menyerang Salman seorang pengusaha kaya di kota Y telah tersebar, hingga sampai di telinga Nyonya Revalina Anggara, teman Sinta ibunya Kania.
Nyonya Revalina tentu tidak berdiam saja di rumah, ia langsung pergi di kediaman Salman untuk menengok sekaligus ingin membantu jika ada yang bisa ia bantu.
"Pak antarkan tolong antarkan saya di kediaman pak Salman" ucap Revalina kepada sang sopir.
Di kamar Kania dan Dita terus menunggui ayahnya, tiba-tiba Salman mulai tersadar membuat kedua anaknya senang bukan main.
"Papa, akhirnya papa sadar juga" ucap Kania yang senang sambil memeluk Salman dengan erat.
Tapi Kania melihat raut wajah papanya yang terlihat begitu sedih, "Tenang pa, semua pasti akan baik-baik saja kok, selama Kania di sini papa tidak perlu merasa khawatir oke" ucap Kania yang menyemangati papanya.
"Oh iya pa, istri papa dari tadi merengek saat pada pinsan tadi, aku panggilkan mama dulu ya, kak jaga papa dulu ya" pinta Kania pada Dita dan Dita mengiyakannya.
"Ma... mama rempong yuhuu, suami tampan mama sudah sadar dan mencari istri tecintanya tu" teriak Kania saat posisinya sudah mendekati kamarnya tempat ibunya beristirahat.
Sinta yang mendengar suara anaknya memanggillnya langsung tersadar dari tidurnya dan keluar berjalan ke arah anaknya, "Papamu sudah bangun?" tanya Sinta dengan mata yang berkaca-kaca.
"Heem" jawab Kania, Sinta yang mendengar jawaban Kania langsung menarik tangan Kania untuk ikut masuk bersamanya, tapi di tengah perjalanan Bibi memanggil Sinta dan membawa seorang wanita yang katanya temannya Sinta dan ingin menengok Salman.
"Nyonya, ada yang ingin bertemu dengan nyonya." ucap bibi yang membuat Kania dan Sinta berhenti.
"Siapa?" tanya Sinta.
"Aku, Sin." ucap wanita tersebut yang muncul di hadapan Sinta.
"Lina, kamu kemari" ucap Sinta yang kaget melihat sahabatnya datang ke rumahnya, Sinta langsung datang ke arah Lina sahabatnya dan memeluknya.
"Sabar ya, semua ini pasti akan segera berakhir" ucap Lina yang menenangkan Sinta.
"Sekarang aku sudah agak tenang karena suamiku sudah sadar jadi mari ikut bersamaku" ajak Sinta setelah melepaskan pelukannya.
"Aku anak yang tersisihkan huhu" gumam Kania yang tidak di gandeng oleh ibunya.
Sesampainya di kamar, Sinta begitu bahagia melihat suaminya yang sudah sadar, Sinta langsung datang ke arah suaminya dan memeluknya sangat erat hingga membuat Salman sulit bernapas.
"Ma pelan-pelan, papa gak bisa napas kalo mama meluknya kencang seperti ini" ucap Salman yang membuat Sinta malu.
"Hehe, maaf pa, mama hanya kangen saja sama papa" ucapnya dengan malu-malu.
"Baru beberapa jam saja, lebai." gumam Kania.
"Pa Lina datang katanya mau menjenguk papa, Lin kemarilah" ucap Sinta.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Lina pada Salman.
"Aku sudah lebih baik seperti yang kamu lihat" ucap Salman.
"Aku cukup prihatin mendengar kabar kebangkrutan perusahaan kalian, kalo kalian butuh apapun katakanlah padaku, sebisa mungkin aku pasti akan membantu kalian" ucap Lina yang menawarkan bantuan.
"Benarkah itu Lin?" ucap Salman.
"Iya, Sinta itu sahabatku mana mungkin aku tidak membantunya, aku pasti membantunya apapun itu jika aku bisa aku akan melakukannya" ucap Lina.
"Kalian istirahatlah" ucap Sinta pada kedua putrinya.
"Baik ma" jawab keduanya, Kania dan Dita keluar dari kamar orang tuanya.
"Aku membutuhkan dana untuk menyuntikkan dana di perusahaanku sebesar 2 Triliun, apakah kamu bisa meminjamkannya, aku berjanji jika nanti perusahaanku berkembang dan maju lagi, aku pasti akan melunasinya" jelas Salman dengan terus terang.
"Tidak masalah, tapi apa aku boleh mengajukan syarat?" tanya Lina dengan ragu.
"Syarat? katakan aku akan memenuhinya" ucap Salman yakin karena ia tidak ingin perusahaannya bangkrut dan masa depan anaknya menjadi terancam.
"Salah satu dari putrimu harus menikah dengan putraku" ucap Lina yang mengatakan syaratnya.
"Mengala kamu meminta syarat untuk anakku menikahi putramu, kau kan kaya pasti banyak wanita yang mengantri untuk menjadi istri anakmu" ucap Salman yang heran.
"Ya memang banyak wanita yang ingin menikahi putraku tapi mereka semua hanya menginginkan harta kami dan mereka juga tidak tulus mencintai putraku sedangkan kalian, aku percaya karena kalian orang terdekatku dan aku juga ingin hubungan kita menjadi lebih dekat lagi" jelas Lina dengan jujur.
"Baiklah aku akan mengatakannya pada Dita anak pertama kami" ucap Salman.
"Tapi pah..."
"Tidak apa mah, ini juga demi kebaikan anak kita, mama ingin Kania putus sekolah dan tidak memiliki masa depan yang baik.
Dita juga pasti akan senang dan bahagia karena akan menikah dengan anaknya Lina, orangnya baik dan juga teman dekat kita tidak ada yang perlu di khawatirkan" jelas Salman yang memberi penjelasan pada istrinya.
Sinta diam dan memikirkan perkataan suaminya yang ada benarnya juga sedangkan Lina pamit pulang karena sudah larut malam.
KANIA & DITA
💙💙💙***Hai kakak-kakak yang baik hati dan tidak sombong terima kasih sudah main ke novelku, aku harap kalian suka dengan novel ini.
Jangan lupa untuk like, komen, vote, masukkan ke daftar favorite klean biar bisa tahu updatenya dan juga rate bintang 5 yup.
Terima kasih dan jumpa lagii bayyy💙💙💙***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!