NovelToon NovelToon

MENGEJAR CINTA SUAMI

Nindy

Namaku Nindy Pratiwi, aku empat bersaudara dan aku adalah anak tertua dari pasangan, Rita dan Hartono.Keluarga kami berasal dari keluarga sederhana lebih tepatnya kurang mampu, Ayahku hanyalah seorang petani sedangkan Ibuku buruh cuci gosok dirumah tetangga.Beruntung aku mendapat bea siswa dari Universitas ternama, disela-sela kampus aku bekerja part time untuk membiayai kuliahku, yah meskipun beasiswa tapi biaya hidup kan harus tanggung sendiri.

Hari-hari aku lalui dengan penuh semangat mengejar mimpi, ada hal yang membuat aku tak nyaman kuliah dikampus ini, aku selalu menjadi bahan Bullyan geng Jendral, mereka adalah genk yang cukup famous dikampusku, mereka sering menindasku hanya karena status sosialku, tapi aku tak mempedulikanya karena aku kuliah disini juga bukan karena belas kasian mereka.

"Byur..." Seluruh bajuku terkena cipratan air, Siapa lagi pelakunya kalau bukan Karan ketua genk jendral. Laki-laki brengsek, sok kaya yang hanya bisa membanggakan kekayaan orang tuanya.

"Hahahahaha....hahhaha" tawanya meledak sepertinya ia puas sekali mengerjaiku.

"Dasar laki-laki pecundang beraninya cuma sama perempuan, pakai rok sana!" umpatku.

"Hei... Itik, oh bukan itik tapi tikus got, tempatmu disono noh" ucapnya sambil melirik kearah selokan.

"Hai...laki-laki nggak berguna!, jangan sombong mentang-mentang kamu kaya, harta yang kamu punya hanyalah punya orang tuamu, tanpa mereka kamu bukan siapa-siapa jadi jangan besar kepala kamu jadi manusia" ucapku tak kalah sengit.

"Emang salah gue, kalau gue lahir dari keluarga kaya? Dan kalau elu iri dengan hidup gue, protes sama Tuhan sana! Jangan sama gue" ucapnya dengan sombong

"Dasar manusia nggak guna!, otaknya didengkul" makiku. Rupanya dia tidak terima dengan ucapanku lalu dia keluar dari mobilnya, dan mendekatiku dan tiba-tiba.

"Cup" dia mencium bibirku yang masih perawan ini.Kurang ajar sekali dia mati-matian aku menjaganya dan akan aku berikan pada suamiku kelak, malah diambil paksa oleh laki-laki sialan ini.

"Bruk..." aku langsung membanting tubuhnya.Untung saja selama ini aku belajar karate dan memperoleh sabuk hitam, jadi dengan mudah aku membanting laki-laki sialan ini.

"Gila kamu!, kamu ini perempuan apa Tarzan sih? Berani-beraninya kamu banting aku" ucapnya emosi.

"Emang kenapa? Sini maju biar aku rontokan gigimu, sekalian aku bikin jontor bibirmu karena sudah lancang melecehkanku" tantangku padanya.

"Gue Karan Adi Wiguna, loe taukan! siapa bokap gue?, elu nggak tau apa yang bakal terjadi setelah ini sama elu" ancamnya.

"Dasar banci!, beraninya gunain kekuasaan orang tua, kalau berani lawan gue, satu banding satu" aku kembali menantang laki-laki begundal ini.Rupanya dia kepancing dengan ucapanku kemudian ia menyarangku membabi buta, dengan sekali gerakan ia kembali tersungkur diaspal.

"Segini doang kemampuan elu?" ejekku pada dia. Lalu ia bangun dan menyeka mulutnya yang berdarah.

"Loe lihat aja, pembalasan gue" ancamnya lalu dia kembali naik mobil mewahnya dan meninggalkanku begitu saja.

"Dasar laki-laki nggak bertanggung jawab, main kabur aja dia" makiku, Aku bingung bagaimana ke kampus hari ini dengan kondisi bajuku basah dan kotor begini dan ini bau banget, tapi aku juga nggak mungkin ninggalin mata kuliah hari ini, ini adalah mata kuliah penting dan dosennya killer kalau aku bolos aku nggak akan lulus, bagaimana ini?, Aku kebingungan sendiri. Terpaksa aku kekampus dalam keadaan seperti ini, setelah sampai dikampus aku langsunh jadi bahan olok-olok mahasiswa yang lain teruma Karan and the genk.

"Ada tikus bro, mana bau lagi" ucap Karan memprovokasi teman-temanya

"Huuu...." mereka kompak bersorak mengejekku, namun aku cuek saja.Aku terus melangkahkan kakiku menuju ruang kelas, akhirnya aku bebas dari Karan and the genk.Tiba-tiba Yuda datang, dia juga genknya Karan namun dia sangat berbeda dia baik dan sopan.

"Nindy, kamu pakai almamaterku cepetan ganti bajumu di toilet sana sebelum dosen datang, ini juga ada kaos sisa ospek kemarin" kata dia sambil menyerahkan paperbag

"Tapi kak" jawabku ragu

"Kamu nggak punya waktu, nanti kamu akan kena omel dosen killer itu bila kamu datang dalam keadaan seperti itu, tapi maaf aku nggak ada hijab untuk ganti kamu" ucapnya

"Nggak apa-apa kak, kebetulan aku bawa jilbab ganti didalam tas, makasih ya kak" ucapku pada kakak senior ku ini,ahh... Dia memang beda dengan yang lainya dia sopan,kaya ganteng lagi. Aku jadi senyum-senyum sendiri menginggat sosok kak Yuda.

Aku langsung ketoilet untuk membersihkan diri dan ganti baju, akhirnya aku selamat hari ini aku bisa kuliah tanpa halangan, Alhamdulillah Ya Allah engkau kirim laki-laki baik seperti kak Yuda.

"Nin, kamu kok kamu dateng ke kampus dengan kondisi kaya gitu, gimana ceritanya" tanya Soraya sahabatku

"Biasa, dikerjain kutu kupret itu.Tapi tenang aja aku udah bikin dia mencium aspal" Ucapku

"Warbiasah....kamu!, salut sama kamu udah cantik, pintar mandiri bisa beladiri lagi" ucap Soraya memujiku.

"Hallah kamu lebay" ucapku

"Heran aku sama si Karan itu, segitunya sama kamu.Tiap kali ketemu sama kamu ribut melulu, jangan-jangan kalian jodoh" ucap Soraya sok tau.

"Idih amit-amit dapet jodoh laki modelan kek gitu, mending gue jomblo selamanya" ucapku mantab.

"Nggak boleh kaya gitu, kata orang-orang kita itu nggak boleh berlebihan membenci seseorang, nanti kualat!" ucap Soraya, sikab sok taunya kumat.

"Soraya yang cantik, gini ya gue jelasin! Gue itu nggak mungkin jodohnya di begundal itu, hidup gue dan hidupnya itu bak langit dan bumi, circle dia sama gue juga jauh neng, jadi yang logis aja" ucapku memberi pengertian pada sahabatku yang sok tau itu.

"Eh Nindy, didunia ini nggak ada yang nggak mungkin jika Tuhan berkehendak" ucap Soraya lagi.

"Iya juga sih, tapi kalau loe suruh gue percaya jodoh gue si Karan itu, gue lebih percaya Naruto tinggal di Sukabumi" ucapku sambil cekikikan

"What....bwhahhahahah, loe ada-ada aja nin" ucap Soraya.

"Eh tapi Nin, tadi pas Karan sampai di kampus babak belur gitu, semua pada heboh terus nanyain dia kenapa bisa begitu?" ucap Soraya lagi

"Terus dia jawab apa?" tanyaku kepo, soalnya dia nggak mungkin cerita kalau gue yang bikin dia babak belur.

"Dia bilang dicegat preman di jalan" ucap Soraya.

"Sialan dia bilang gue preman" ucapku tak terima.

"Mungkin bukan begitu maksudnya, dia malu keles kalau jujur habis dihajar sama elu, secara dia cowok masak keok sama cewek yang sering ia bully, tengsi dong" ucap Soraya.

"Ada benarnya juga ucapan loe" kataku. Kami terus melangkah meninggalkan kampus dan kembali kerumah kami masing-masing. Ketika di koridor tak sengaja kami berpapasan dengan Karan and the genk

Dia heran melihatku sudah ganti baju, pasalnya dia tidak tau kalau kak Yuda memberikan baju ini padaku.

"Hei .....tikus, selian bau ternyata kamu pencuri juga ya" ucapnya. Mendengar itu kupingku sangat panas namun Soraya memengang tanganku dan menyuruhku diam aku juga melihat tatapan mata kak Yuda seolah dia menyuruhku untuk tidak meladeni Karan, Aku memutuskan untuk tidak mempedulikanya.

"Hei Tikus, rupanya Elu sekarang budeg ya?" ucapnya lagi

Andai saja tidak ada Soraya dan Kak Yuda sudah kusumpal mulutnya yang seperti sampah itu.

"Sudahlah Karan!, katanya kamu benci dengan gadis itu kenapa kamu selalu berurusan dengan dia" ucap Kak Yuda.

"Saking bencinya aku sama dia ingin segera melenyapkan tikus ini, agar kampus kita tidak bau" ucapnya pongah

Tbc....

Hai...hai, ini karyaku yang kesekian ya, semoga kalian suka, jangan lupa, like, comment dan fav

Love you all

Babu Karan

"Bagaimana ini Pa? Karan itu keras kepala, bagaimana kalau dia nekat" ucap Mamanya Karan cemas

"Kamu jangan takut hanya gertak saja, dia sudah terbiasa hidup mewah dia tidak akan sangup hidup kekurangan, temanya mungkin menampung dia sehari,dua hari selebihnya itu nggak mungkin" ucap Papanya Karan.

Pagi Hari suasana hening dimeja makan, tak ada percakapan, hanya dentingan garpu dan sendok yang memecah kesunyian.

"Karan, ini tawaran Papa yang terakir. Papa ijinkan kamu menikah diam-diam tapi harus nikah secara resmi baik agama maupun pemerintah, bagaimana apa kamu setuju?" tanya Papanya Karan.

"Ok, kalau itu Karan setuju" kata Karan

"Setelah ini aku akan meminta tinggal sendiri, agar aku bebas bahkan lebih bebas dari pada disini" batin Kara

ia tersenyum simpul dalam otaknya sudah tersusun seribu rencana, tinggal mengeksekusi aja.

"Kalau begitu persiapkan dirimu minggu depan kita ke rumah calon istrimu, jaga sikabmu jangan bikin malu Papa" titah Papanya Karan.

"Ok Pa, kalau begitu Karan ke kampus dulu" Pamit Karan pada kedua orang tuanya.

Sepanjang perjalanan ia tersenyum sendiri, membayangkan ia akan bebas seperti burung terbang tanpa pengawasan seperti selama ini yang dilakukan Papanya. Seperti mendapatkan Jackpot pagi ini ia melihat Nindy perempuan yang selalu ia bully sedang berjalan kaki seorang diri, dengan kecepatan tinggi ia ingin mengagetkan Nindy seolah-olah mau menabraknya.Dengan reflek Nindy langsung sat set dapat menghindar.

"Hei...kutu kupret!, keluar loe sini kalau berani hadapin gue!" teriak Nindy.Namun bukannya turun ia langsung tancap gas lagi

"Wush..." mobil meninggalkan Nindy, secepat kilat Nindy mengambil batu dan melemparkan kerah mobil Karan

"Pyarr...." kaca mobil Karan pecah, Karan langsung putar arah kearah Nindy

"Brengsek! Berani sekali kamu pecahin kaca mobilku, kamu tau berapa harga kaca mobil ini? Nyawamu saja tidak cukup untuk mengantinya" Maki Karan

"Ya, Karena nyawamu yang cukup untuk membayar mobil itu, jadi segeralah binasa agar mobilmu tidak rusak lagi" ucap Nindy tak mau kalah.

"Gue nggak mau tau, elu harus ganti kaca mobil gue , kalau enggak terpaksa gue laporin ke polisi" ancam Karan.

"Silahkan saja laporkan polisi, kalau kamu punya buktinya kalau mobil itu aku yang merusaknya, Makanya otak jangan taruh di dengkul, daerah sini nggak ada CCTV, Pikir!" ejek Nindy

"Kau pikir aku lemah dan bodoh seperti dirimu, ini mobil mewah si dashbord ada CCTV aku bisa pakai itu buat menjarain Kamu tolol!" Karan tak mau kalah

"Glek...." Nindy menelan ludah kasar

"Mampus gue!, kenapa nggak sampai kepikiran soal itu" batin Nindy ia menjadi jiper sendiri.

"Hahahah...hahahah, napa pucat begitu? Makanya jangan sok jagoan, sekarang kamu tau siapa gue" sombong Karan

"Aduh gimana ini, apa kata Bapak dan Ibu kalau aku dipenjara mereka pasti akan sedih dan malu" batin Nindy.

"Gue ada penawaran khusus buat elu, selama elu kuliah disini, elu harus jadi babu gue, dan harus ada kalau gue perintah, mengerti!" bentak Karan. Ia merasa diatas angin sekarang, perkara ganti mobil kaca itu hal yamg mudah baginya karena pihak asuransilah yang akan membantunya, yang penting sekarang dia punya mainan baru, ini adalah hal yang menyenangkan baginya.

Dengan langkah gontai Nindy berjalan ke Kampus, wajahnya pucat tanpa gairah. Soraya yang melihat itu sangat prihatin.

"Nindy loe kenapa? Sakit? pucet banget loh" ucap Soraya tampak khawatir

"Gue baik-baik aja, cuma tadi gue ada masalah sama laki-laki begundal itu" ucap Nindy lesu

"Bukanya itu sudah biasa?, tiap hari juga ribut melulu" tanya Soraya.

"Ini beda Soraya, tadi gue mecahin kaca mobil dia karena jengkel dia mau nabrak gue, terus gue lempar pake batu itu mobil" kata Nindy tertunduk sedih

"Nindy, elu dalam bahaya. Aduh berapa kali gue bilang jangan pernah berurusan sama dia, terus dia mau nuntut ganti rugi sama elu? Mau bayar pake apa?" Soraya sangat prihatin dengan sahabatnya.

"Itulah yang bikin gue bingung Aya, sebagai gantainya gue harus jadi jongos dia selama ngampus disini, gue nggak masalah, tapi masalahnya kalau jam kuliah Pak Hendra gue suruh ngebabu sama dia gue nggak bakal lulus" ucap Nindy sedih.

"Semua sudah terjadi Nindy, lain kali pikir dulu kalau mau lakukan sesuatu" saran Soraya.

Tak lama setelah itu Karan and the genk datang.

" Guys, sekarang gue punya jongos dikampus, hahahahhah" ucapnya pongah

"Hei kamu Babu!, cepat kesini bersihin sepetu gue" ucap Karan dengan nada memerintah

Mau tidak mau Nindy mendekat dan berjongkok membersihkan sepatu Karan

"Yang bersih! Dasar jongos begitu aja nggak bersih" umpat Karan. Yuda mengeryit heran kenapa Nindy kali ini tidak melawan padahal biasaya dia selalu melawan.

"Setelah ini, bawa tas gue masuk ke kelas!" perintah Karan

"Tapi, gue ada kelas" ucap Nindy

"Terus gue harus peduli gitu?, sekarang juga loe bawain tas gue kekelas!" perintah Karan tak terbantahkan.

"Ah sial, hari ini gue bener-bener apes!, mana gue nggak bisa ngelawan lagi, aduh bentar lagi Pak Hendra masuk, gimana ini gue bisa-bisa gue nggak diijinin masuk kelas Pak Hendra, Ya Tuhan tolonglah hamba" batin Nindy

Yuda yang melihat Nindy diperlakukan seperti itu, tidak tega melihat Nindy namun ia juga tidak bisa terang-terangan membantu Nindy.Dia berpikir keras bagaimana caranya Nindy bisa bebas dari Karan. Setibanya di kelas saat Karan hendak memerintahnya lagi, tiba-tiba Yuda punya Ide supaya Nindy segera bisa pergi dari tempat ini.

"Karan, bukanya hari ini elu harus menghadap Dekan karena masalah perkelahian elu kemarin ya" kata Yuda.

"Bukanya Nanti siang itu?" kata Karan santai

"Sial, dia inget lagi. Ahhh gue punya Ide gue akan suruh om Rendra panggil Karan sekarang biar Nindy bisa bebas, maafin gue sob" batin Yuda kemudian ia mengetik pesan langsung ke Omnya yang kebetulan Dekan kemahasiswaan untuk memanggil karan sekarang.

"Nindi, sekarang elu...." belum sempat Karan memberi perintah selanjutnya seorang mahasiswa datang untuk menyampaikan pesan bahwa Karan ditunggu diruang dekan, tak lama kemudian Karan langsung bergegas keruang Dekan.

"Nindy, cepatlah pergi sebelum ia kasih perintah yang lebih gila lagi" ucap Yuda pada Nindy

"Makasih Kak" kata Nindy, ia langsung berjalan setengah lari menuju kelasnya ia takut ketingalan dan tidak bisa mengikuti kuliah.

"Hoh...hoh...hoh" nafas Nindy tersengal-sengal sampai dikelas jarak kelas Karan dan Nindy cukup jauh beruntung sampai dikelasnya dosenya belum datang.

"Alhamdulillah gue belum telat" ucap Nindy bersyukur karena ia bisa mengikuti kuliah tepat waktu.Tak lama kemudian Dosen datang, perkuliahan berjalan lancar begitu kuliah selesai Nindy dan Soraya hendak ke perpus melewatu lapangan Basket, dan kebetulan Karan and the genk sedang bermain basket disana.

"Ah...sial dia lagi, dia lagi habis ini gue pasti dikerjain" batin Nindy

"Bugh...." bola basket sengaja dilempar kearah Nindy namun dengan gesit Nindy bisa menghindar.

"Hei...jongos, siapa suruh menghindar?Ini juga termasuk hukuman elu, jadi elu nggak boleh menghindar termasuk kalau gue lempar pala loe pakai bola basket" ucap Karan

"Nggak gini juga kali" protes Nindy

"Mau protes?, berani kamu ya!" tantang Karan.

"Bu...bukan begitu" jawab Nindy terbata.

"Tetap disitu, dan elu nggak boleh menghindar saat gue lempar bola kekepala loe yang nggak berguna itu" ucap Karan.

Tbc....jangan lupa kasih like, coment, vote juga favorite ya

Wacana perjodohan

Aku tidak mempedulikan lagi ucapan Leon, bukan karena aku takut tapi lebih tepatnya karena aku menghargai Kak Yuda. Bergegas kulangkahkan kakiku agar tak terdengar bullyan dari laki-laki pecundang itu.

Setelah sampai dirumah, aku langsung merebahkan diri di kasur kesayangku, meskipun usang tapi ini adalah istana keluarga kami, disini kami tumbuh dengan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tua kami, keluargaku memang bukan dari keluarga orang berada tapi, kami sangat kaya akan cinta dan kasih sayang kedua orang tua kami dan saudara-saudaraku.

"Nduk kamu didalam?" tanya Ibu dari luar kamarku, sebenarnya ia bisa saja langsung masuk kamarku karena kamarku tidak ada daun pintunya, hanya selembar kain yang menutupi kamarku sebagai ganti daun pintu.

"Iya, bu" kataku.

"Ayo makan dulu, setelah makan ada hal yang ingin dibicarakan sama bapakmu" kata Ibu nampak serius dengan ucapanya, Aku segera keluar kamar untuk ikut gabung makan bersama Bapak, Ibu dan adek-adekku.

Diatas meja sudah tersedia nasi, Ikan asin, sambel terasi dan lalapan sungguh sangat mengugah selera.Ini adalah menu andalan keluarga kami namun, rupanya adek bungsuku sudah mulai bosan.

"Ibu, Setiap hari kita makan Ikan asin, Kania bosan" ucap adekku yang paling kecil.

"Kania, kamu harus bersyukur kita masih bisa makan, diluar sana masih banyak yang nggak bisa makan" ucap Bapak menasehati si bungsu.

"Tapi kan, Kania pingin makan Daging, buah-bauhan tambah susu, ahh...rasanya pasti enak" ucap Kania lagi.

"Adek kalau cuma mau buah-buahan, dibelakang rumah ada, pepaya dan belimbing nanti kakak petik buat kamu" ucapku pada adekku yang bungsu

"Pepaya lagi, Belimbing lagi, Nggak bisa apa makan anggur begitu" sungutnya.

"Kania, temen kakak kemarin minum anggur mabuk dia, jadi kamu makan-makanan yang sehat aja" ucap Arga adekku nomor dua, yang dia maksud pasti anggur minuman keras tapi, si kania nangkepnya pasti anggur buah. Aku jadi senyum-senyum sendiri mendengar percakapkan adek-adekku.

"Maksud Kak Arga, mabok kaya Ibu kalau kepasar naik angkot bareng tetangga yang jualan ayam itu, muntah-muntah gitu?" tanyanya kepo

"Ho..oh" jawab Arga

"Kalau gitu Kania mau makan pepaya dan belimbing aja yang sehat" kata si bungsu. Kami semua tersenyum mendengar ucapan si bungsu, sementara Arga berusaha menahan tawa.

"Arga, habis ini kamu ajak adek-adekmu ke kebun belakang metik jambu, pepaya atau belimbing sana, ada yang harus Bapak bicarakan dengan kakakmu" kata Bapak serius, Arga langsung faham maksud Bapak langsung membujuk adek-adekku untuk kekebun belakang rumah

Setelah Arga dan adek-adek keluar dari ruang makan Bapak mulai berbicara serius.

"Nduk, ada hal yang Bapak bicarakan dengan kamu" ucap Bapak

"Injih pak" kataku

"Kamu kan anak tertua dikeluarga ini, umurmu juga sudah cukup untuk berumah tangga" ucap Bapak

"Maksud Bapak, Bapak menyuruh Nindy menikah begitu pak?" tanyaku.

"Iya nduk" kata Bapak

"Pak, Nindy pingin kuliah dulu, lalu kerja agar bisa bantu adek-adek sekolah, lagian Nindy juga nggak punya pacar pak, Nindy belum kepikiran soal itu" kataku.

"Masalah Calon, Bapak sudah punya calon untuk kamu, dia sahabat Bapak dari dulu mereka dari keluarga baik-baik dan juga terpandang, kamu akan bahagia nak" ucap Bapak penuh harap.Kalau sudah begini mana aku tega, menghancurkan harapan Bapak. Mungkin inilah hidup yang akan aku jalani menikah dengan seorang yang sama sekali tidak aku kenal, bahkan fotonya saja aku tidak dapat melihatnya. Tapi sepertinya Bapak sangat Yakin dengan pilihanya ini, Aku bisa apa? Toh ini bukan pilihan tapi kewajiban.

"Minggu ini Calon suamimu dan keluarganya akan berkunjung kesini untuk melamarmu secara resmi, persiapan dirimu nduk, jangan kecewakan kami" ucap Bapak penuh harap.

"Nindy akan lakukan apa yang Bapak inginkan" ucapku pasrah.

Pov Nindy end

Sementara itu disebuah rumah mewah dan megah, Nampak pasangan pria dan wanita paruh baya sedang bercakap-cakap diruang tengah sambil menunggu Anak lelaki mereka pulang.

"Ma, Papa itu sangat pusing dengan kelakuan Karan makin hari makin menjadi, dia itu sudah semester akhir tapi kelakuannya nggak berubah, semua ini gara-gara Mama terlalu memanjakan dia, Karan tumbuh menjadi laki-laki arogan dan tidak bertanggung jawab" Omel Wiguna Ayah Karan.

"Mama juga pusing pa, sepertinya kemarin anak itu habis berantem, pulang-pulang mukanya bengep, Semoga langkah Papa menjodohkan dengan anaknya Hartono temen Papa itu adalah langkah yang tepat untuk mengubah perilaku Karan" ungkap Mirna Mamanya Karan.

Tak lama setelah itu terdengar suara deru mobil memasuki Rumah mewah itu, Nampak laki-laki tampan datang tampak cuek, berlalu begitu saja tanpa menyapa kedua orang tuanya yang sudah menunggunya.

"Karan!, Papa mau bicara" panggil Papa

Dengan langkah gontai Karan mendekati kedua orang tuanya.

"Ya, Karan sudah disini Papa mau bicara apa?" tanya Karan

"Kamu ini, sama orang tua nggak ada sopan-sopanya. Duduk yang bener!" bentak Mamanya.

"Karan, kelakuan kamu makin hari makin menjadi, semenjak kau ditinggal pacar brengsekmu itu" ucap Papanya

"Papa jangan bahas dia lagi, mood Karan jadi hancur" ucap Karan

"Papa udah punya rencana besar untuk kamu agar kamu cepet move on, Papa akan jodohkan kamu dengan anak teman Papa" ucap Papanya Karan tegas.

"Enggak!, karan nggak mau dijodoh-jodohin kaya nggak laku aja" ucap Karan tidak terima

"Ok, kamu boleh nolak" ucap Papanya Karan. Melihat itu Karan langsung tersenyum

"Tapi, semua fasilitas yang Papa berikan ke kamu akan Papa cabut, termasuk mobil, credit card dan lain-lain" ucap Papanya Karan tegas

"Papa nggak bisa gitu dong, Ma tolong Karan Ma" ucap Karan meminta pertolongan wanita yang selama ini melindunginya jika ada masalah dengan Papanya.

"Maaf Karan, kali ini Mama nggak bisa bantu kamu, Pilihanya cuma dua, nurut sama Papa atau semua fasilitas kamu dicabut" ucap Mamanya lembut namun sukses membuat Karan melongo.

"Memangnya anak pengusaha mana yang hendak Papa jodohkan dengan Karan" ucap Karan akhirnya, terpaksa dia mengalah demi semua fasilitas yang ia miliki saat ini.

"Dia bukan anak pengusaha, dia petani Ibunya buruh cuci" kata Papanya Karan

"What?, Papa serius mau jodohin dengan perempuan kelas bawah, apa kata dunia Pa kalau karan menikah dengan gadis yang tidak selevel" protes Karan.

"Perempuan ini pilihan Papa, kamu harus percaya dengan pilihan Papa, sudah saatnya kamu belajar bertangung jawab jangan hanya hura-hura" kata Mamanya Karan.

"Papa, Mama, kalian nggak kasian sama Karan udah dijodohin sama perempuan miskin lagi, kalian tega banget sama Karan" ucap Karan tidak terima.

"Justru karena kami sangat menyayangumu, makanya kami menjodohkanmu dengan perempuan pilihan Papa, karena Papa yakin kamu akan menjadi lebih baik setelanya" ucap Papa Karan tak terbantahkan.

"Serah kalian saja, Cuma karan minta nikahnya sederhana saja, nggak usah ngundang siapa-siap sukur-sukur nikah siri" ceplos Karan

"Kamu nggak mikir apa, bagaimana mungkin kami menikahkan kamu dengan acara sederhana, tentu saja kami akan menikahkan kamu dengan sangat meriah dan akan mengundang semua kolega bisnis Papa" ucap Mamanya Karan

"Kalau itu maunya Papa dan Mama, Karan nyerah! Biar aja karan jadi gelandangan kalau memang Papa dan Mama tega sama anak sendiri" ucap Karan

"Tutup mulutmu Karan!" bentak Papanya Karan.

"Karan Capek, Karan mau istirahat kalau sudah nggak ada yang dibicarakan lagi Karan mau tidur" ucapnya sambil ngeloyor pergi begitu saja.

Tbc....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!