NovelToon NovelToon

King Of The Beast

Kerajaan Beast

Sebuah pertarungan sedang terjadi di perbatasan Kerajaan Beast dan Kerajaan Hyena.

Bang

Bang

Duar

Tiger, panglima kerajaan Beast yang merupakan Ras Harimau putih, menghajar para Hyena yang menyerangnya secara berkelompok.

Terlihat pasukan Tiger sudah bertumbangan, kebanyakan dari mereka juga sudah tewas, sisanya terluka parah.

Tiger, tidak gentar sedikitpun, walau ia sendirian melawan para pasukan Dubuk dan pasukan Vulture, yang merupakan musuh sejati dari kerajaan Beast.

Hos ... Hos ....

Walaupun kuat, tapi Tiger yang seorang diri, tentu saja ia juga memiliki batas stamina.

"Hahahaha ... menyerah saja kau Tiger! Kau sudah kalah!" teriak pemimpin kelompok pasukan Hyena.

"Dalam mimpimu!" Tiger melesat kembali ke arah mereka semua, ia bertarung dengan kekuatan penuhnya.

Bang

Bang

Pasukan Hyena dan burung bangkai, cukup kesulitan, meskipun hanya melawan Tiger seorang diri.

"Cih, keras kepala!" pemimpin kelompok pasukan Hyena, melesat dengan cepat dengan sebuah belati di tangannya, melihat Tiger yang fokus melawan para bawahannya.

"Mati kau!"

Tiger terkejut saat melihat serangan mendadak pemimpin kelompok Hyena, ia tidak bisa menghindari serangan tersebut.

Trang

Duak

Tiba-tiba Panter, pemimpin pasukan Asasin kerajaan Beast muncul bersama dengan bawahannya, membantu Tiger.

Pemimpin kelompok Hyena tersungkur, ia terkejut karena serangannya ada yang menahan.

"Lama sekali kalian," gerutu Tiger dengan napas tersengal-sengal.

"Maaf, aku tadi memberikan laporan dulu pada yang mulia," jawab panter sambil memegangi dua belati senjata ciri khasnya.

Pemimpin kelompok Hyena yang melihat bantuan kerajaan Beast datang, ia menggertakkan giginya, padahal sedikit lagi mereka hampir membunuh salah satu sosok terkuat di kerajaan Beas.

"Semuanya mundur!" teriak pemimpin kelompok Hyena sambil berlari mundur.

Semua pasukan Hyena dan Burung bangkai yang di pimpinnya mundur seketika mengikuti pemimpinnya itu.

Bawahan Panter mau mengejar, tapi ia menahan mereka semua.

"Jangan di kejar! Mereka hanya memancing kita masuk ke dalam wilayahnya!" perintah Panter pada bawahannya.

Para bawahan Panter menurut, mereka semua kemudian membantu pasukan yang masih hidup kembali ke tempat pengobatan, dari pada mengejar pasukan musuh bebuyutan mereka.

Panter menyimpan senjatanya kembali. "lebih baik kita melapor pada yang mulia, apa kamu bisa berjalan sendiri?"

"Kamu pikir aku selemah itu?!" raung Tiger ketus.

Panter tersenyum getir, melihat tingkah arogan Tiger. Mereka berdua pun kembali ke kerajaan untuk memberikan laporan pada Raja mereka.

***

Kerajaan Beast, merupakan kerajaan berbagai Ras Binatang. Raja mereka Leon berasal dari Ras singa.

Di Kerajaan Beast, semua Ras binatang bisa di katakan sangat makmur, tidak ada perlakuan istimewa kepada Ras terlemah sekalipun, bahkan Ras trenggiling mereka berhasil membuat pemimpin Ras menjadi penasehat kerajaan.

Pangolin, walaupun ia Ras trenggiling dengan bentuk tubuh yang kecil, tapi kecerdasannya, mampu membuat dirinya berada terus di sisi sang Raja. Karena itulah semua Ras di kerajaan Beast bisa menjadi bagian dari kerajaan tidak ada diskriminasi di antara mereka.

Tentu semua itu berkat kepemimpinan Leon sang Raja yang selalu membuat kebijakan-kebijakan cerdas tanpa memandang sebelah mata Ras lainnya.

Sementara itu di kerajaan Hyena, Dubuk sebagai pemimpin kerajaan, ia memiliki pemikiran yang tidak sejalan dengan Leon.

Menurut Dubuk, mereka yang lemah, hanya pantas di lakukan sebagai budak dan mangsa, dengan begitu akan terlahir kerajaan yang sangat kuat di Planet Beast.

Pemikiran Dubuk yang seperti itu, di manfaatkan oleh kelompok burung bangkai yang di pimpin Vulture, dengan bekerja sama dengan kerajaan Hyena, Vulture yakin kalau masa dimana perburuan bebas itu akan segera terwujud.

Sayangnya, itu semua tidak semudah yang di pikirkan kedua pengacau tersebut, nyatanya setelah ratusan tahun lamanya, mereka tidak bisa menguasai Kerajaan Beast.

Tapi mereka berdua kembali gencar menyerang kerajaan Beast, saat keduanya mendapat dukungan dari kelompok pasukan berzirah, yang entah dari mana datangnya, tiba-tiba muncul di Planet Beast.

Kerajaan Beast belum mengetahui kehadiran kelompok berziarah tersebut, karena mereka belum menunjukkan kehadirannya di medan pertarungan sama sekali.

***

"Yang Mulia!" Panter dan Tiger bertekuk lutut saat di hadapan Leon yang sedang duduk di singgasananya.

"Berapa korban yang tewas, Tiger?" tanya Leon sendu.

"Sekitar seratus prajurit yang mulia, maafkan hamba yang tidak bisa melindungi mereka!" jawab Tiger merasa bersalah.

"Ini semua bukan salah kamu, semua ini terjadi karena ke egoisan Dubuk, entah apa yang ada di pikirannya, kenapa dia selalu menginginkan perang ini terjadi," ucapnya sambil menghela napas berat.

"Yang mulia, sebaiknya kita membuat alat pertahanan di gerbang perbatasan, dengan begitu mungkin kita bisa meminimalisir korban yang berjatuhan saat perang," Pangolin buka suara.

"Pertahanan menggunakan alat? Apa maksudmu?" tanya Leon penasaran.

"Mungkin kita buat desain pelontar batu besar, atau tidak pelontar batu Api?" ucap Pangolin lagi.

Tiger dan Panter yang mendengarnya, mereka berdua saling menatap, menurut mereka ide Pangolin lumayan juga.

"Baiklah, kita akan bicarakan lagi nanti di ruang rapat, Tiger, Panter! Kalian kembalilah ke tempat kalian!"

"Baik yang mulia!"

Dua sosok terkuat di kerajaan Beast itu pergi dari hadapan sang Raja. Mereka berdua langsung menuju bar, tempat biasa mereka melepaskan penat.

"Ah ... selalu saja seperti ini! Apa tidak akan ada kedamaian untuk kerajaan Beast?!" keluh Tiger sambil menyenderkan tubuhnya di kursi dengan malas.

"Bicara omong kosong apa kamu ini, Tiger! Kamu sosok panglima pasukan, mestinya tidak bicara seperti itu!"

Tiba-tiba terdengar suara serak sosok Ras Harimau putih lainnya, yang merupakan guru Tiger.

Sosok tersebut memliki bekas luka di wajahnya, matanya hilang satu akibat pertarungan saat dulu ia menjadi panglima perang sebelum di gantikan Tiger, hingga sekarang ia memakai penutup mata untuk tidak memerlihatkan bekas luka sayat di matanya.

Tiger yang mendengar suara yang sangat familiar di telinganya, ia langsung bergegas duduk dengan tegap, dan terlihat ketakutan.

Benar saja, Darglus guru Tiger datang menghampirinya dan ikut duduk bersama mereka.

"Apa kamu sudah lupa dengan tujuanmu?!" tegur Darglus pada anak didiknya itu.

"Hehehe ... aku hanya bercanda guru, lagi pula aku selalu menjalankan tugas dengan baik, iya kan, Panter!" Tiger mengedipkan matanya pada Panter.

Panter mengehela napas, "salam tuan Darglus, Tiger benar, kita selalu menjalankan tugas dengan baik, hanya saja kekuatan pasukan Dubuk sekarang sedikit lebih kuat dari hiasanya, sehingga pasukan kita tidak bisa mengimbanginya, kalau begini terus, besar kemungkinan kita akan banyak kehilangan kekuatan tempur."

Darglus mengangguk mengerti, "apa yang mulia sudah menyadarinya, kalau kekuatan tempur musuh lebih kuat?"

"Sudah tuan Darglus, beliau juga prihatin dengan kondisi pasukan kita, ia juga sudah beberapa kali mau turun tangan sendiri, tapi untung saja permaisuri menahannya," jawab Panter tidak berdaya.

"Sudahlah, kita datang kemari untuk bersenang-senang, bukan untuk membahas masalah kerajaan terus," keluh Tiger tidak senang.

Darglus memelototi anak didiknya itu, sehingga ia langsung menundukkan kepala dan tidak berani berbicara lagi.

Tiger

Tiger merupakan panglima perang kerajaan Beast. Jasanya sangat besar saat terjadi peperangan besar sepuluh tahun lalu, dimana gurunya Darglus terluka parah dan terpaksa harus di tarik mundur dari peperangan.

Tiger yang waktu itu masih menjadi prajurit, ia memimpin pasukan kerajaan Beast dengan tanpa rasa takut sedikitpun, hingga pasukan kerajaan Beast memenangkan peperangan dan memukul mundur kelompok pasukan Hyena.

***

Tiger kembali ke rumahnya setelah seharian telah bertugas dan mencegah pasukan Hyena di perbatasan dengan tubuh sempoyongan karena terlalu banyak minum arak bersama Panter dan Darglus.

"Aku pulang!" seru Tiger saat masuk ke dalam rumah.

Tidak ada siapapun di rumah Tiger, karena ia memang tinggal seorang diri, tidak ada keluarga dan istri yang menemaninya.

Tiger merupakan anak dari pasangan pejuang ras macan putih, kedua orang tuanya gugur dalam medan perang saat ia kecil. Tiger di rawat Darglus semenjak saat itu, hingga akhirnya ia memutuskan masuk pasukan kerajaan Beast.

Tiger menutup pintu, meskipun ia tinggal seorang diri, tapi ia merasa kalau orang tuanya seperti masih hidup, karena itulah ia selalu berseru saat pulang seolah ada orang di rumah.

Setelah menutup pintu, ia langsung ke ranjangnya, untuk sejenak ia memikirkan kehidupannya yang selalu dalam kesendirian, setelah itu ia terlelap dalam tidurnya.

Ke esokan harinya ....

Saat Tiger terbangun, seperti biasa ada makanan yang sudah siap di meja makannya, rumahnya juga selalu rapi, karena itu juga Tiger menganggap kalau orang tuanya masih hidup.

"Terimakasih atas makanannya Ayah, Ibu," Tiger tanpa ragu memakan-makanan tersebut, ia tidak menyadari Sada sosok transparan yang sedang memerhatikan-nya sambil tersenyum.

"Ah ... kenyang-nya!" seru Tiger sambil mengusap perutnya. Ia santai sebentar, membersihkan diri kemudian pergi meninggalkan rumahnya, untuk kembali ke kerajaan.

Selepas Tiger pergi, sosok transparan itu memerllihatkan wujudnya, seorang wanita macan putih cantik membereskan peralatan makan Tiger.

"Syukurlah, kamu selalu menyukai makanannya," ucapnya sambil tersenyum.

Wanita itu mencuci peralatan makan yang di gunakan Tiger dengan senang hati, ia layaknya seorang istri yang sedang melakukan tugas rumah tangga.

Tiger tidak pernah peduli dengan sosok yang terus menyediakan makanan untuknya satu tahun belakangan ini, ia pikir sosok tersebut merupakan orang tuanya, yang di yakini masih terus menjaganya, walaupun kadang curiga, tapi Tiger tidak pernah berniat untuk mencari tahu siapa yang menyediakan makan untuknya setiap hari. Ia cukup senang dengan apa yang di lakukan sosok tersebut, terlebih ia juga setiap hari meninggalkan koin emas di meja untuk sosok tersebut berbelanja.

***

Tiger sampai di ruang rapat kerajaan, di sana sudah terlihat Panter, Pangolin, pemimpin pasukan dari berbagai Ras dan Raja Leon yang sudah menunggunya.

"Ah ... Maaf, maaf, aku terlambat lagi," ucap Tiger sambil menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal.

Semua pemimpin pasukan menatapnya tajam, karena Tiger sudah sangat sering datang terlambat, jika ia bukan panglima perang, mungkin mereka akan meminta Raja untuk menurunkan jabatannya.

Raja Leon menghela napas. "Baiklah, karena semua sudah berkumpul, kita mulai rapat ini! Panter ceritakan semua yang kamu lihat dari pasukan Dubuk!"

"Baik yang mulia!" Panter berdiri, ia kemudian buka suara kembali. "Kita tahu kalau pasukan Dubuk bertambah lebih kuat, apa lagi sekarang Vulture juga sudah bergabung dengan mereka. Namun, yang membuat pasukan Dubuk menjadi kuat, bukanlah itu saja, melainkan sekelompok pasukan berzirah yang aku lihat di istana Dubuk!"

"Panter, apa kamu yakin dengan Informasimu, selama ini kita tahu tidak ada ras lain yang membantu Dubuk, kecuali Vulture! Dengan kamu mengatakan ini, bukankah sama saja kamu menegaskan ada ras lain yang membantu mereka?!" tegur Iphent pemimpin Ras gajah.

"Benar kata Iphent yang mulia, apa Panter bermaksud menuduh salah satu dari kita membantu mereka?" timpal Wolfi pemimpin Ras Serigala.

"Apa kalian bodoh? Mana mungkin kami mencurigai kalian, pasukan kalian itu sangat lemah, berbeda dengan pasukan Hyena dan Burung bangkai! Mereka dua kali lipat lebih kuat dari kalian!" Seloroh Tiger.

"Jaga mulutmu Tiger! Jangan mentang-mentang kami panglima pasukan kerajaan Beast tapi bisa berbicara seenaknya!" tegur Rhino pemimpin Ras Badak.

"Cih, faktanya kalian sangat lemah! Kalian tidak ada yang mau instrospeksi diri! Siapa yang selalu berada di depan Medan perang jika bukan kami Ras macan putih dan kumbang! Dimana kalian saat ada pelerangan besar! Apa kalian sadar, Ras kami sudah tinggal sedikit, jika kami semua sudah tewas, siapa yang akan menjaga kalian!" raung Tiger marah sambil berdiri dan menunjuk mereka semua.

"Tiger, duduklah!" perintah Raja Leon lembut.

"Sebentar yang mulia, saya hanya ingin mengatakan kebenaran, agar mereka semua sadar, kalian ingin aku mundur dari panglima kerajaan Beast bukan? Aku akan menurutinya, tapi saat ini juga aku ingin lihat siapa yang berani menggantikan posisiku!" tantang Tiger pada pemimpin Ras lainnya.

Semua pemimpin Ras lainnya yang tadi menantang Tiger seketika menundukkan kepala, mereka merasa malu karena telah menyepelakan Tiger.

"Tiger, sudah cukup!" Raja Leon mulai meninggikan suaranya.

Tiger menghela napas, ia kembali duduk dengan malas, sebenarnya ia sangat tidak suka dengan pemimpin-pemimpin Ras lainnya, karena mereka terlalu menjaga Rasnya sendiri tanpa memikirkan Ras dirinya dan Panter.

"Iphent, apa kamu punya dasar kenapa bilang Panter menuduh kalian, menjadi bagian dari Dubunk?  Wolfi apa kamu juga memilikinya? Dan kamu Rhino, selama ini Tiger sudah menjadi sosok pelindung kerajaan Beast, jasanya sudah sangat banyak, apa kamu punya alasan kenapa meragukannya?" tanya Raja Leon dengan ekspresi datar.

Mereka berempat menggeleng, karena mereka juga tidak memiliki dasar atas kata-katanya dan itu semua keluar dari mulut mereka karena takut, Ras mereka akan di kucilkan di kerajaan Beast.

Raja Leon menghela napas. "kalian semua adalah bagian dari kerajaan Beast, tapi aku juga berharap kalian mau berjuang bersama dengan kami, benar kata Tiger, kalian terlalu santai menyikapi masalah ini, pejuang kita dari Ras macan putih dan kumbang sudah mulai bertumbangan, begitu banyak keluarga mereka yang bersedih, tapi mereka tidak pernah menyalahkan Ras lainnya, karena mereka seorang pejuang kerajaan, tapi dengan tuduhan kalian yang tidak berdasar seperti ini, jika sampai keluarga mereka yang gugur di Medan perang dengar, apa kalian bisa bertanggung jawab meredam kemarahan mereka?"

Hening, ruangan tersebut tidak ada yang bersuara sama sekali saat sang Raja telah berbicara, empat pemimpin Ras yang tadi melawan Tiger, mereka seperti di tampar oleh kenyataan.

Tiger menyeringai melihat wajah kusut ke empat pemimpin Ras tersebut, ia yakin ke empatnya akan sadar kalau mereka juga perlu bergerak.

"Panter, lanjutkan informasi yang kamu dapat!" perintah Raja Leon lembut.

Panter mengangguk, ia kembali menceritakan apa saja yang ia dapatkan dari pasukan Dubuk, hingga membuat rapat tersebut menjadi semakin serius, hanya Tiger yang menyikapinya dengan santai.

Meminta Pertolongan

Walaupun terkesan santai dan cuek, Tiger merupakan sosok yang paling memperjuangkan kemakmuran kerajaan Beast, ia akan menjadi sosok pertama yang hadir jika mendengar ada kelompok Hyena menyerang.

Berbeda dengan Panter, ia sosok yang sigap untuk mencari Informasi lebih lanjut mengenai pergerakan musuh.

Selepas melakukan rapat, Tiger dan Panter pergi ke perbatasan bersama, mereka berdua memang lebih banyak menghabiskan waktu di sana.

"Tiger, bersikaplah lebih tenang sedikit, kalau kamu terus seperti ini, bukan tidak mungkin kalau ras lain akan membencimu," tegur Panter saat di dalam perjalan ke perbatasan.

"Biarkan saja, aku sudah tidak peduli dengan mereka, bagiku orang-orang seperti mereka hanyalah penjilat ulung, tanpa memikirkan kerajaan ini sama sekali," jawab Tiger sambil berjalan santai.

Panter menghela napas. "Aku tahu kamu membenci mereka yang tidak mau membantu ras kita untuk bertarung melawan pasukan Dubuk, tapi harusnya kamu tahu mereka juga yang membuat kerajaan ini bisa menghasilkan sumber pangan untuk semua warga kerajaan Beast."

"Kamu mungkin memang benar, tapi mereka tidak pernah tahu sakitnya di tinggal keluarga kit dan harus menjalani kehidupan tanpa bimbingan orang tua, lihatlah mereka," Tiger menunjuk Rasnya yang tidak memiliki keluarga utuh, tapi berusaha untuk tetap ceria.

"Sudah berapa lama Ras Macan putih dan Kumbang mengabdikan diri untuk kerajaan Beast sebagai prajurit? Sudah sangat banyak di antara mereka yang menjadi korban, hanya Raja Leon yang menghargai kita, selebihnya mereka menutup mata dengan perjuangan kita."

Terlihat raut wajah sedih Tiger, ia benar-benar merindukan masa-masa damai, dimana semua Rasnya bisa hidup seperti Ras lainnya tanpa memikirkan akan terjadinya perang dengan pasukan Dubuk.

Panter juga mengerti kesedihan yang di rasakan Tiger, mau bagiamana pun, Ras mereka berdua lah yang menjadi pelindung untuk kerajaan Beast.

"Semoga ini semua cepat berlalu Tiger, kita akan hancurkan pasukan Dubuk untuk mendapatkan kedamaian sejati yang selama ini kita cari!" Panter mengepalkan tangannya.

"Ada serangan!"

Tiba-tiba terdengar suara teriakan dan lonceng peringatan. Sontak saja Tiger dan Panter yang sedang bersantai, mereka berdua langsung berlari dengan cepat ke arah perbatasan.

Sesampainya di perbatasan, benar saja ada lima ekor Wivern yang sedang terbang menuju gerbang perbatasan.

"Sial! Itu Wivern!" gerutu Tiger kesal.

"Tiger, aku bergerak dulu!" ucap Panter yang langsung melesat pergi.

"Semuanya! Siapkan panah kalian!" perintah Tiger sambil menatap tajam kelima Wivern tersebut dan mengeluarkan dua pedang yang ada di punggungnya.

Para pemanah bersiap, sementara itu kelompok panter sudah berlari ke arah mereka sambil menyiapkan senjata yang mirip ketapel hanya saja bentuknya lebih besar dan cara melemparnya menggunakan seutas tali yang di isi peluru batu segenggaman tangan.

Swuz

Swuz

Batu-batu yang di tembakan pasukan Panter melesat ke arah ke lima Wivern tersebut dengan sangat cepat.

Duak

Duak

Keak

Seekor Wivern terkena tembakan batu tersebut pas di kepalanya, sehingga Wivern jatuh, si pengendara sontak saja terkejut, ia bergegas melompat saat Wivern mau menyentuh tanah.

Tiger yang melihat hal itu ia langsung melompat dari dinding perbatasan dan menerjang menggunakan pedangnya.

Sementara pemanah dan kelompok Panter terus menyerang Wivern yang masih berterbangan di langit, sayangnya mereka semakin terbang tinggi ke langit sehingga kelompok Panter dan Pemanah tidak ada yang bisa mengenainya.

"Bagaimana ini, Tera terjatuh! Kita harus membantunya!" teriak salah satu penunggang Wivern.

"Tidak, lebih kita tidak ikut turun! Kalau begini misi kita akan gagal!" sahut pemimpin mereka.

Tiger sudah bersiap menghunuskan pedangnya ke arah penunggang Wivern yang jatuh, tapi saat ia sudah mengayunkan pedangnya dan hampir menebas leher penunggang Wivern yang sudah pasrah di sana, ia menghentikannya.

"Kamu Ras Macan putih juga? Bagaimana mungkin?!" tanya Tiger tidak percaya saat melihat ras macan putih yang ada di depannya.

"Tuan, kami kesini untuk bertemu Raja Leon!" penunggang Wivern langsung menangkupkan tinju pada Tiger.

Tiger mengerutkan keningnya, tapi ia melihat sosok di depannya itu memang serius ingin menemui Rajanya.

"Panter! Hentikan serangan!" perintah Tiger tegas.

Panter yang mendengar perintah Tiger, ia langsung menyuruh pasukannya menghentikan serangan dan menghampiri Tiger.

Panter juga terkejut saat melihat ternyata sosok penunggang Wivern adalah rasa macan putih seperti Tiger.

Tiger menyuruh pemanah untuk menghentikan serangannya juga, melihat hal tersebut, penunggang Wivern yang lain bergegas turun.

"Tuan, maaf atas kelancangan kami, kami hanya ingin memberikan ini pada tuan Leon!" pemimpin penunggang Wivern yang merupakan Ras macan putih juga, menyerahkan sebuah gulungan surat pada Tiger.

Tiger menerimanya, ia membuka gulungan tersebut sedikit, betapa terkejutnya Tiger saat melihat isi gulungan surat tersebut.

"Kita langsung ke kerajaan! Kalian ikut aku dan bawa Wivern kalian jalan, jangan terbang!" perintah Tiger tegas.

"Baik tuan!" jawab pemimpin penunggang Wivern.

Mereka langsung menuju gerbang perbatasan, para Wivern di tinggal dalam gerbang kerajaan agar tidak membuat gaduh warga kerajaan Beast.

Saat mereka sampai di kota kerajaan Beast, mereka berlima langsung berdecak kagum saat melihat kota yang begitu indah dengan rumah yang terbuat dari pohon-pohon besar.

"Benar kata guru, ternyata kerajaan Beast sangat menakjubkan," celetuk salah satu dari mereka.

"Andai kita bisa hidup di sini, pasti mereka semua juga akan senang," ucap Tera.

"Huss! Jaga bicara kalian, kita hanya kelompok pegunungan, jangan berharap banyak!" tegur pemimpin mereka.

"Baik Tuan Troya," jawab mereka lemas.

Tiger mendengarkan pembicaraan mereka, ia yakin kalau mereka semua masih satu kerabat dengan rasnya, hanya saja mereka tinggal di luar Kerajaan.

Mereka semua sampai di istana kerajaan, Tiger membawa mereka bertemu dengan Raja Leon.

"Hormat kami yang mulia!" mereka semua langsung bertekuk lutut.

Raja Leon mengerutkan keningnya saat melihat mereka berlima yang mirip dengan Ras Tiger.

"Siapa mereka Tiger?" tanya Raja Leon sopan.

"Mereka dari pegunungan Tall yang mulia, mereka membawa ini," Tiger menyerahkan gulungan yang di bawa kelompok tersebut dengan sopan.

Raja Leon menerima gulungan tersebut, ia langsung membukanya, terlihat Raja Leon sangat serius saat membaca surat tersebut. Setelah selesai ia menatap kelima pengirim surat.

"Berapa jumlah kalian di pegunungan Tall?" tanya Leon memastikan.

"Kami hanya tinggal dua ratusan akibat serangan Hyena, kami semua sudah bersembunyi di sebuah gua untuk menghindari pengejaran mereka, dan kami berlima nekad datanya kemari untuk meminta bantuan anda dan memperbolehkan kami tinggal di kerajaan Beast, tentu kami akan menerima apapun syaratnya!" jawabnya dengan tegas.

"Yang Mulia, aku akan berangkat sekarang!" Tiger mengepalkan tangannya, ia tidak mungkin diam saja mendengar rasnya di bantai pasukan Dubuk.

"Tiger Berhenti!" Raja Leon menegurnya, sehingga Tiger berhenti dan membalik badan dengan raut wajah menggelap.

"Apa kamu pikir bisa menyelamatkan mereka seorang diri? Bawa pasukan Panter dan juga pasukan terbang kerajaan! Selamatkan mereka semua dan bawa kemari dengan selamat tanpa kekurangan apapun!" perintah Raja Leon tegas.

Tiger yang tadinya akan marah, karena mengira akan di hentikan raja Leon, ia langsung bersemangat.

"Tentu yang mulia! Saya akan mempertaruhkan nyawa saya!" Leon bergegas pergi mengumpulkan pasukan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!