"Diego.... Diego..."
Teriak dari seluruh siswa-siswi SMA Nusantara yang mengidolakan tentang sosok Diego. Ya Diego Narendra Putra. Seorang laki laki tampan yang mempunyai kharisma, pintar, cerdas dan juga menjadi idola dari kaum hawa.
Diego juga sosok laki laki yang penyayang, dan suka bergaul dengan teman teman nya, tidak dingin seperti kebanyakan laki laki tampan pada umumnya.
Dan hari ini, SMA Nusantara mengadakan pemilihan ketua OSIS, yang mana Diego terpilih sebagai kandidat terkuat sebagai calon ketua OSIS itu.
Semua orang berteriak memanggil nama Diego, bukan hanya teriakan saja mereka juga mendukung Diego sebagai ketua OSIS periode saat ini yang mana memang selain Diego sangatlah tampan dan juga kaya raya,.laki-laki itu juga cerdas hingga membuat semua perempuan terpana juga melihat sosok Digo.
Dan setelah melewati beberapa seleksi dan juga adanya pemungutan suara akhirnya diumumkan sebagai ketua OSIS periode saat ini yang mana memang semua mendukung Diego, bahkan hampir 90% kemenangan mutlak ada di tangan Diego.
"Selamat ya bro terpilih sebagai ketua OSIS."
Keempat sahabat Digo memberikan ucapan selamat kepada Digo yang mana memang tidak salah jika Digo terpilih menjadi sosok ketua OSIS yang sangat digandrungi dan juga diidolakan di sekolah ini.
"Thanks..." Jawab Digo dengan tersenyum, laki-laki itu memang murah senyum hingga membuat semua orang yang berada di dekat di itu menjadi senang bahkan perempuan-perempuan di sana juga ingin mendapatkan posisi sebagai pacar Digo tetapi sayang sekali Digo saat ini sudah mempunyai kekasih.
"Selamat yang sayank akhirnya kamu menjadi ketua OSIS juga."
Miranda yang baru satu bulan menjadi kekasih Digo memberikan semangat kepada kekasihnya itu yang mana gadis cantik itu ingin memeluk sang kekasih tetapi dengan cepat Digo menepisnya dan memberikan jarak kepada Miranda hingga akhirnya Miranda hanya tersenyum kecut ketika mendapat penolakan dari Digo.
Ya mereka memang sepasang kekasih tetapi sayang sekali Digo tidak mencintainya dan terpaksa menerima Miranda karena ia risih setiap kali gadis itu selalu menempel kepadanya hingga Digo menerima saran dari keempat sahabatnya itu untuk menerima Miranda saja meskipun Digo sendiri sebenarnya tidak suka dengan tingkah laku Miranda, cantik sih tetapi sayang kelakuannya yang minus.
Bukannya senang dengan kemenangan yang diperolehnya Digo dari tadi melihat ke segala arah mencari sosok gadis yang sudah lama ia dambakan dan tentu saja gadis itu adalah gadis spesial dalam hidupnya, tetapi sayang sekali sampai saat ini Digo tidak bisa untuk mendapatkan perhatiannya, bukannya Digo menyerah dengan apa yang sudah dilakukannya tetapi ia belum saja menemukan cara bagaimana untuk menjerat gadis itu hingga masuk ke dalam hatinya.
"Lo cari siapa?"
Bisik Deni di telinga Digo yang mana sedari tadi ia melihat sahabatnya itu sedang mencari seseorang yang mungkin Deni mengetahuinya padahal Miranda sudah berada di sampingnya tetapi tidak mungkin jika Digo mencari Miranda dan pastinya Deni tahu siapa yang sedang dicari saat ini.
"Aruna."
Jawab Digo dengan berbisik kepada Deni yang membuat sahabatnya itu menganggukkan kepalanya karena Deni tahu bagaimana perasaan Digo kepada Aruna meskipun Deni juga tahu jika Digo belum sama sekali menyatakan perasaan itu kepada Aruna tetapi malahan Digo sudah menjalin hubungan dengan Miranda.
"Tuh Aruna di sana!!"
Bisik Deni lagi yang melihat Aruna sedang ngobrol-ngobrol dengan Rian, sosok laki-laki yang juga tidak kalah pamornya dengan Digo di mana Rian adalah ketua futsal yang sepertinya juga sedang mendekati Aruna.
Seketika Digo mengedarkan pandangan matanya ke arah Aruna di mana ia memang melihat Aruna yang tersenyum manis ketika bersama dengan Rian dan seketika itu juga dadanya terasa sakit melihat senyuman manis Aruna tetapi bukan untuk dirinya melainkan untuk Riyan.
Dan tanpa basa-basi lagi Digo langsung saja meninggalkan sahabat-sahabatnya beserta dengan Miranda yang mana saat ini Digo malah menghampiri Aruna yang masih berbincang-bincang dengan Rian.
Brukk..
"Ups sorry."
Digo sengaja menabrakkan tubuhnya tepat di depan Aruna yang mana membuat baju Aruna basah karena ketumpahan air mineral yang saat ini dipegang oleh Digo dan itu adalah salah satu caranya supaya ia bisa berbicara dengan Aruna dan membuat Aruna pergi ke toilet.
"Kalau jalan pakai mata, sudah tahu di sini ada orang masih saja ditabrak!!"
Kesal, tentu saja bukan karena ada pengganggu diantara dirinya dengan Rian tetapi Aruna memang tidak suka dengan sosok Digo . Bukanlah Digo itu laki-laki yang sombong tetapi ia tidak suka saja dengan tingkah sok ke pedean Digo dengan 4 sahabat itu yang mana memang Aruna tidak dipungkiri mereka semua terlihat tampan-tampan dan juga kaya raya tetapi entahlah pikiran Aruna tidak sejalan dengan pikiran di Digo dan sahabat-sahabatnya yang membuat Aruna seketika tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Digo.
"Maaf, gue sudah meminta maaf lagi pula gue tidak sengaja."
"Alasan!?"
Cibir Aruna kesal kemudian gadis cantik itu meninggalkan Rian dan juga Digo untuk menuju ke toilet dan tentu saja dengan kepergian Aruna membuat Digo mengembangkan senyumannya karena dengan begitu ia juga akan pergi ke toilet untuk berbicara dengan Aruna.
Sedangkan di antara Digo dengan Rian hanya saling memandang karena mereka sama-sama tahu jika mereka itu menginginkan seseorang yang sama tetapi sayang sekali keduanya tidak bisa mengungkapkan secara langsung.
Tidak menyapa ataupun mengatakan apa-apa kepada Rian, Digo langsung saja berlari untuk menghampiri Aruna yang mana kebetulan sekali di sana memang sepi hanya ada keempat sahabatnya yang saat ini memandang ke arah Digo juga dengan Miranda yang entahlah gadis cantik itu tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh kekasihnya karena Miranda sendiri ingin menghampiri Digo tetapi ternyata dihadang oleh keempat sahabatnya Digo.
"Lo mau ke mana? mendingan lo di sini aja jangan ikut campur urusan mereka??"
David salah satu sahabat dari Digo langsung saja mencekal tangan Miranda yang mana ia tahu jika Digo ingin menghampiri Aruna dan tidak akan membiarkan Miranda untuk merusak acara yang sudah disusun rapi oleh Digo yang mana mereka semua tahu jika Digo tidak mempunyai perasaan sedikitpun kepada Miranda meskipun Miranda saat ini adalah sebagai kekasih dari Digo.
"Gue pacar Digo dan gue berak tahu kenapa Digo malah pergi meninggalkan gue dan mengejar perempuan itu!!"
"Pacar Digo? yang benar saja jika pacar lo memang hanya Digo kah, tapi lo juga mempunyai pacar lain selain Digo di sini?"
Entahlah ada rencana dari keempat sahabatnya Digo mendorong untuk berpacaran dengan Miranda padahal mereka juga mengetahui jika Miranda mempunyai pacar di luar sekolah ini.
Sialan kenapa mereka tahu kalau tidak hanya Digo pacar gue!!
"Sialan memang tu anak, sudah sombong belagu lagi apalagi terpilih menjadi ketua OSIS udah tambah belagunya!!"
Entah ada dendam apa antara Aruna dengan Digo yang mana Aruna sama sekali tidak menyukai sosok Digo padahal Digo adalah laki-laki yang diidam-idamkan seluruh perempuan-perempuan di sekolah ini tetapi tidak dengan Aruna.
Padahal Digo juga tidak pernah berbuat kasar kepada Aruna hanya saja pernah sekali dua kali Digo menghukum Aruna karena Aruna telat berangkat sekolah, yang pada saat itu Digo menjabat sebagai anggota OSIS di periode sebelumnya sebelum Digo menjadi ketua OSIS untuk periode saat ini.
Mungkin dari situlah Aruna tidak suka dengan sosok Digo yang menurut Aruna, Digo adalah laki-laki yang sok berkuasa padahal tidak sama sekali.
Dan sebenarnya Digo melakukan itu ada sesuatu hingga Digo bisa berbuat semena-mena terhadap Aruna bahkan sengaja menghukum Aruna yang tidak salah sama sekali karena Digo sebenarnya ingin lebih dekat dengan Aruna hanya saja Aruna yang tidak merespon apapun yang dilakukan oleh Digo.
"Jangan begitu nanti benci tiba-tiba berubah jadi cinta!"
Aruna menoleh seketika ke arah belakang di mana tiba-tiba sosok Digo yang sedari tadi sudah ia umpat malahan berada di belakangnya saat ini yang mana di sini adalah toilet perempuan tetapi laki-laki itu mengapa berada di toilet perempuan dan yang menjadi Aruna kesal saat ini tidak adanya sahabatnya di sampingnya bahkan tidak ada orang lain pun yang berada di toilet ini, hanya ada dirinya dan juga Digo.
"Jika laki-laki di dunia ini hanya ada Lo saja, gue tidak akan pernah jatuh cinta sama lo!"
Digo tersenyum yang nyatanya sosok Aruna yang seperti ini yang membuat dirinya jatuh cinta padahal Aruna jika dipandang bukanlah gadis baik-baik, Aruna berpakaian yang sangat seksi dan juga sering bolos, perempuan cantik itu juga tidak pintar-pintar amat bahkan Aruna sering dihukum karena tidak mengerjakan PR tetapi entah mengapa Digo dari pertama kali melihat Aruna ia sudah jatuh cinta dengan gadis cantik itu dan apa yang menyebabkan jatuh cinta? entahlah Digo sendiri juga tidak tahu.
Tapi memang tidak dipungkiri jika sosok Aruna juga merupakan idola di sekolah ini meskipun tingkahnya yang asal-asalan dan tidak suka terhadap laki-laki tetapi itu yang membuat Aruna digilai oleh banyak laki-laki di sekolahnya bahkan sudah sering ada laki-laki yang menyatakan cinta tetapi ditolak oleh Aruna karena Aruna tidak ingin mempunyai pacar terlebih dahulu sebelum dirinya benar-benar sukses nantinya.
"Gue tidak percaya.."
Bukannya semakin menjauh atau membenci Aruna Digo malahan mendekati Aruna bahkan laki-laki itu sama sekali tidak tersinggung dengan apa yang diucapkan oleh mulut Aruna padahal Aruna berucap dengan sangat pedas dan pastinya jika laki-laki lain yang diomongin seperti itu pastinya mereka sudah kabur karena tidak bisa untuk meraih hati dan perasaan arona.
"Stop!! Lo mau ke mana? ini bukan toilet laki-laki sebaiknya lo pergi!!"
"Tidak masalah, gue juga ingin berada di sini."
"Jangan mentang-mentang lo baru dinobatkan sebagai ketua OSIS dengan seenak jidatnya lo keluar masuk toilet perempuan."
"Oh ya, begitu juga tidak masalah yang mana memang semua siswa di sini mengidolakan gue dan juga meminta gue untuk menjadi ketua OSIS."
Lagi lagi Aruna menggelengkan kepalanya di mana ia melihat tingkah kepedean Digo yang membuat dirinya semakin membenci laki-laki itu bahkan saat ini Diego malah semakin mendekat ke arah nya yang entahlah semakin was-was dengan apa yang akan terjadinya nantinya.
Bukan Aruna ingin berpikiran negatif kepada laki-laki tetapi melihat gerak-gerik Digo dan juga ia sendiri harus waspada dengan setiap laki-laki yang mendekatinya Aruna jadi berpikiran yang kemana-mana ia takut jika Digo melakukan sesuatu di luar dugaannya.
Bukk.
"Au...sakit Run..!!"
Dengan cepat Aruna mengambil ancang-ancang kemudian menendang ke arah senjata Digo yang entahlah apa maksud dari Aruna saat ini tetapi ia sudah was-was dengan didekati Digo seperti ini dan melihat ekspresi wajah Digo yang seakan-akan menginginkan dirinya.
Dan tanpa basa-basi Aruna menendang itu si senjata yang membuat Digo meringis karena merasakan sakit di bagian bawahnya tentu saja ia tidak mengumpat Aruna karena rasa cintanya yang begitu besar kepada Aruna yang membuat Digo hanya berteriak menahan sakitnya saja.
"Rasain, salah siapa deket-deket sama gue, lo tau sendiri gimana gue dan ekspresi wajah lo membuat gue curiga!!"
Setelah mengatakan itu Aruna langsung pergi meninggalkan Digo, ia sama sekali tidak peduli dengan apa yang sudah terjadi dengan Digo di dalam sana yang pastinya ia bisa keluar dari toilet itu bersyukur terlebih lagi ia tahu jika lama-lama ia berada di toilet yang ada nanti keempat sahabat Digo akan ikut masuk ke sana.
"Awas aja kamu Run, akan aku buat kamu menjadi milikku!" seru Digo dengan sangat yakin.
Setelah rasa sakit itu reda, Digo keluar dari toilet dan lagi...laki laki itu tersenyum ketika berpapasan dengan siswa-siswi yang ada di sana hingga membuat mereka semua percaya jika Digo adalah laki-laki yang baik dan tidak neko-neko padahal sejatinya Digo adalah laki-laki yang gila sama seperti dengan keempat sahabatnya.
Ya dari kelima laki-laki tampan itu hanya Digo yang sedikit waras dengan keempat sahabatnya yang sama sekali tidak berakhlak bahkan keempat sahabat Diego itu sudah mempunyai pacar dan suka melakukan pergaulan bebas, juga sering pergi ke klub dan juga berpesta dengan para perempuan tetapi mereka tidak ada yang mengkonsumsi narkoba, hanya sedikit minum minuman beralkohol saja.
Namun tidak dengan Digo meskipun digoda dengan empat temannya dan sering berada di klub, tetapi laki-laki itu tidak pernah menyentuh alkohol sama sekali ia hanya menghargai teman-temannya dengan ikut kumpul-kumpul bersama dan juga tidak melakukan **** bebas seperti yang dilakukan oleh sahabatnya itu.
Karena Digo berprinsip, ia akan melakukan hubungan itu yang pertama kalinya dengan orang yang dicintainya, bukan dengan sembarangan orang atau dengan pacarnya yang mana jika pacar itu tidak bisa menjamin untuk Digo akan melangkah, hanya tetapi orang yang dicintainya akan membuat Digo bertekuk lutut padanya dan Digo akan mengejarnya sampai benar-benar ia mendapatkan gadis itu.
"Berhasil?"
"Berhasil apanya, boro-boro berhasil mengungkapkan gue malah ditendang!!"
"Hahahaha..."
Keempat sahabat Digo malahan menertawakan apa yang diucapkan oleh Digo yang mana mereka tahu apa yang dimaksud dengan ucapan Digo barusan, dan pastinya tidak ada Miranda di sana, karena Miranda sudah dibuat kesal dengan keempat sahabatnya Digo itu hingga membuat Miranda pergi ke kelasnya sendiri.
"Kalau begitu sampai kapan lo akan membuat Aruna jatuh cinta sama lo? Atau malahan sampai Aruna jatuh cinta sama Rian? Atau Lo malahan tidak mempunyai kesempatan lagi untuk mendapatkan Aruna?"
"Tunggu saja tanggal mainnya, lo tau gue kan.. bagaimana kalau gue sudah jatuh cinta dengan seorang gadis, pasti gue tidak akan melepaskan gadis itu."
Kelima laki laki tampan itu langsung saja menuju ke kelasnya di mana mereka berlima memang satu kelas.
Sedangkan Aruna, gadis cantik itu melangkahkan kakinya dengan cemberut, tidak ingin mengingat semua yang sudah dikatakan oleh Digo karena itu merupakan mimpi buruk baginya jika sampai terjadi.
"Dari tadi lo ke mana sih Run, gue cari nggak ada?"
Tanya Vina yang Saat ini berada di samping Aruna yang mana memang sudah sedari tadi mau cari Aruna tetapi tidak ada Aruna di mana-mana yang membuat gadis itu khawatir dengan keberadaan Aruna.
"Ceritanya panjang!!"
Yang mana Aruna langsung saja menceritakan itu kepada Vina dan memang diantara mereka tidak ada rahasia sama sekali.
"Gue rasa itu ketos gila suka sama lo!"
"Amit-amit deh jika sampai dia suka sama gue."
Padahal jika itu perempuan lainnya pasti senang mendapatkan omongan seperti itu nyatanya memang Digo adalah laki-laki yang diidolakan oleh kaum wanita di sekolah ini.
"Jangan begitu nanti kalau lo suka sama dia baru tau rasa."
"Amit-amit dah, nggak akan ada di kamus gue jatuh cinta dengan orang seperti itu!"
Ya Aruna mengira jika Digo sama dengan keempat sahabatnya yang suka bergontak-ganti pacar dan juga suka ke klub yang pastinya Aruna tidak suka dengan sifat yang seperti itu.
"Ya sudah ke kantin yuk lapar gue??"
Aruna menganggukkan kepalanya, ia berjalan beriringan dengan Vina yang menuju ke kantin di mana saat ini kantin di sana sepi karena semua anak-anak sudah masuk ke kelasnya dan entah mengapa Aruna dan Vina suka jika semuanya sudah masuk hingga tinggal giliran mereka berdua saja yang berada di kantin dan pastinya tidak masalah jika nanti dihukum oleh guru karena telat masuk ke dalam kelas.
Beberapa jam kemudian.
Bel pulang sekolah berbunyi dan itu menandakan kalau pelajaran terakhir telah selesai.
Seperti biasa Digo bersama dengan keempat sahabatnya itu pulang dengan menggunakan motor yang memang mereka senang menggunakan kendaraan roda dua itu dibandingkan dengan menggunakan mobil.
"Mau nongkrong dulu apa cabut?"
Dimas bertanya kepada Digo dan yang lainnya yang memang kebiasaan mereka seperti itu juga setiap pulang tidak langsung pulang tetapi nongkrong dulu satu atau dua jam baru mereka bubar dan pulang ke tempat masing-masing.
"Gue nggak!! Bokap dannyokap minta gue pulang cepat, ada sesuatu yang ingin diomongin katanya!!"
Ya beberapa jam yang lalu Digo menerima pesan dari Maminya jika dirinya diminta untuk pulang cepat, tidak mampir-mampir dulu apalagi nongkrong beserta teman-temannya.
"Gue juga, nggak asik kalau kurang satu"
"Ya sudah kalau begitu kita langsung pulang saja mungkin nanti malam bisa diagendakan untuk nongkrong-nongkrong lagi!"
Mereka berlima bubar yang nyatanya keempat sahabat Digo itu mempunyai rumah yang berbeda jalurnya dengan Digo.
Hingga beberapa menit kemudian motor yang dikemudikan oleh Digo sudah sampai di rumah dan di sana ia sudah melihat mobil Papinya dan juga kakaknya yang sudah terparkir dan itu berarti jika memang kedua orang tuanya ingin mengatakan sesuatu yang serius kepada dirinya dan juga kepada kakaknya.
"Duduk Di, ada yang serius yang harus Papi dan Mami omongin."
Baru saja Digo masuk ke dalam rumah tetapi Papinya sudah meminta untuk duduk, tanpa Digo ke atas untuk berganti pakaian dulu.
"Begini, besok malam kita ada acara makan malam dengan teman Papi dan Mami dan pastinya acara itu bukan hanya sekedar acara makan malam saja tetapi kami sepakat untuk menjodohkan kakak kamu dengan putri dari teman nya Papi itu yang mana memang dari dulu kita sudah berencana untuk menjodohkan anak-anak kami."
Ya Digo mempunyai satu orang kakak laki laki yang memang usianya terpaut sekitar lima tahun dengan dirinya. Dan saat ini kakak laki-lakinya itu masih kuliah dan sedang menyelesaikan skripsi tetapi juga sudah mempunyai perusahaan sendiri dengan bimbingan dan arahan dari Papinya.
"Aku tidak masalah, terserah Papi saja yang penting yang dijodohin bukan aku kan tapi Bang Nathan."
Ya jangan sampai jika Digo yang akan menerima perjodohan ini karena nyatanya Digo sudah mendambakan seorang gadis cantik yang sudah diidam-idamkan untuk menjadi kekasihnya bahkan Digo juga berniat untuk melamar dan menikahi gadis itu meskipun usianya masih belia.
"Tenang saja bukan kamu tetapi Abang kamu, hanya karena anak Papi cuma dua,.kamu dan Nathan maka kamu juga harus ikut untuk menghadiri makan malam besok, awas jangan sampai lupa dan batalkan semua jadwal kamu dengan teman-temanmu itu kamu harus ikut papi dan Mami besok."
Ya kedua orang tua Digo juga sudah tahu kelakuan anaknya di luar sana meskipun keempat sahabatnya Digo itu mempunyai kelakuan yang tidak baik tetapi mereka tahu jika keempat sahabatnya Digo itu juga masih sopan terhadap orang tua dan tidak memakai barang haram seperti narkoba dan sebagainya hanya saja mungkin soal percintaan mereka kurang mendapatkan perhatian dan bimbingan dari kedua orang tuanya.
Tetapi sejatinya kedua orang tua Digo juga tahu bagaimana sifat anak nya ketika di luar sana meskipun Digo sering keluar bersama teman-temannya tetapi Digo tidak pernah meminum minuman beralkohol dan tidak pernah bermain dengan wanita, maka dari itu kedua orang tua juga percaya dengan Digo dan tidak membatasi Digo untuk bertemu atau kumpul dengan teman-temannya.
"Okelah, beres kalau begitu. Dan Bang Natan selamat ya akhirnya Abang tidak jomblo lagi karena sebentar lagi Abang akan menikah."
Ejek Digo pada kakak kandungnya yang mana memang kenyataannya Nathan belum mempunyai pacar sama sekali meskipun Nathan itu sudah mapan dan juga berwajah tampan tetapi entahlah Abang dari Digo itu belum tertarik kepada seorang perempuan.
"Thanks Di, dan jangan kaget ataupun tertarik dengan calon istriku ketika besok bertemu karena dia sangat cantik dan juga mempesona."
"Oh tidak akan, karena aku sudah mempunyai seseorang yang aku cintai dan pastinya gadis itu lebih cantik dari anak teman papi yang di jodohnya dengan Bang Nathan."
Ya begitu percaya dirinya Digo mengatakan seperti itu padahal ia sendiri tidak tahu bagaimana nanti wajah calon istri dari kakak kandungnya itu yang mana memang menurut penglihatan mata hati Digo, perempuan yang paling cantik di dunia ini adalah Aruna.
Keempat orang itu tersenyum terlebih lagi kedua orang tua Digo yang mana melihat Digo dan kakaknya terlihat akrab bahkan mereka sama sekali tidak bersedih ataupun berantem meskipun keduanya adalah sama-sama laki-laki dan kedua orang tuanya Digo juga lega manakala putra pertamanya yaitu Nathan menerima perjodohan yang dilakukan oleh beliau dengan anak dari teman namanya.
"Hanya itu saja Pi? Dan ingat loh Pi, aku tidak mau jika nanti aku di jodoh-jodohkan karena aku sudah mempunyai seseorang yang aku cintai meskipun aku belum bisa mengenalkan kepada Papi dan Mami, tetapi aku sangat serius kepada gadis itu."
Ya Digo menekankan ucapan itu kepada kedua orang tuanya yang mana ia was-was jika nanti dirinya juga ikut di jodoh-jodohkan sama seperti kakak kandungnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!