NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Tabib Jenius

Pengkhianatan Tragis dan Mati

‘HAP! HAP! HAP!’

‘JLEB!’

“AKHHH!”

Teriakan keras Zhao Jun berhasil memecah keheningan hutan tempatnya mencari tanaman obat.

Rasanya, dia kini sudah tidak mampu lagi menahan rasa sakit setelah berkali-kali tertusuk panah dari para pembunuh yang mengejar di belakangnya itu.

Tetapi dengan tekadnya yang kuat, Zhao Jun nekat mencabut paksa anak panah itu dari punggungnya, tanpa mengurangi kecepatannya berlari, sedikit pun!

Bagaimana pun caranya, dia harus selamat!

“Arghh!”

Begitu dia berhasil mencabut panahnya, Zhao Jun membuangnya asal dan berlari lebih cepat sekali lagi.

Tanpa peduli kalau dia tidak punya tujuan. Tak peduli kalau darah terus mengucur deras dari punggung dan tangannya!

Sayangnya, setelah 100 meter kemudian, Zhao Jun ambruk ke tanah!

“Akh!”

Wajah Zhao Jun pucat pasi.

Penglihatannya menjadi kabur dan tubuhnya benar-benar sangat sakit hingga dia hampir mati rasa. Belum lagi semua daya kekuatan yang telah terkuras habis.

“Sial! Aku sudah mencapai batas kemampuanku untuk bertahan!” desisnya seraya menoleh ke belakang.

Di sana, hampir 10 orang pembunuh berpakaian hitam dengan busur panah di tangan kanan mereka, berlari sangat cepat hingga berhasil tiba satu meter darinya dalam hitungan detik saja!

“Hmph! Menyerahlah saja, Zhao Jun! Nasibmu sudah ditentukan! Hari ini, kau akan mati!” seru salah seorang dari mereka dengan nada bengisnya.

Zhao Jun menelan ludahnya susah payah.

“Huh! Huh!”

Nafasnya tidak lagi beraturan ketika dia menundukkan kepala untuk melihat bagaimana kondisinya sekarang.

Perlahan senyuman miris dan sedih terulas di bibirnya yang agak tipis dan memucat.

“Bagaimana bisa aku jatuh dalam kondisi separah ini? Kenapa aku juga tidak membawa semua obat-obatan daruratku? Kenapa aku bisa lupa? Kenapa kemampuan bela diriku tak bisa digunakan sama sekali?”

Serangkaian pertanyaan itu mencuat dari kepala Zhao Jun setelah dia memperhatikan bagaimana tragis dan mengenaskannya penampilannya sekarang.

Baju berlapis jubah putih bersih yang biasa dia kenakan setiap hari, entah untuk keperluan mengobati ataupun mengurus Balai Obat Surgawi miliknya itu kini telah diwarnai dengan warna merah darah.

Banyak juga sobekan di berbagai sisi, yang membuatnya terlihat semakin tak karuan.

Tak hanya baju jubah putihnya, seluruh tubuhnya juga sudah dipenuhi dengan goresan dari anak panah. Darah ada di mana-mana.

Dan yang paling parah adalah beberapa luka tusuk yang menganga di punggungnya.

“Apakah aku masih bisa hidup?”

Zhao Jun memejamkan matanya sejenak.

Ingin dia menyerah, tapi dia tidak bisa. Tekadnya untuk hidup jauh lebih besar daripada keinginannya pasrah untuk mati.

Tapi tiba-tiba saja sebuah tawa yang datang dari belakangnya, mengusik telinganya.

“Ha-ha-ha! Inikah penampilan dari Tabib Jenius yang hebat dan diagungkan semua orang?”

Seketika, kedua kelopak mata Zhao Jun terbuka lebar!

“S-Suara ini?”

Ekspresinya berubah ragu dan tidak percaya. Tidak berani berspekulasi, meski dia sangat mengenali suara itu dengan baik.

“Kenapa tidak berani menoleh, Zhao Jun? Apa kau gagal mengenali suaraku ini, heh?”

Kali ini, Zhao Jun tidak bisa tetap diam tanpa menoleh. Jadilah dia, dengan perasaan campur aduk, mulai memalingkan kepalanya ke belakang, untuk menengok siapa orang yang barusan berbicara itu.

“K-KAU! LIU CHANG!”

Zhao Jun terkejut luar biasa.

Bahkan jika dia sudah menduga suara familiar itu milik sahabat sekaligus asisten kepercayaannya di Balai Obat Surgawi, tapi melihatnya langsung seperti ini, dia masih syok.

“Ha-ha-ha! Benar sekali, Tabib Jenius Zhao Jun yang terhormat! Ini aku, Liu Chang!”

Dengan sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan, laki-laki bernama Liu Chang itu tersenyum miring.

“Sahabat dan orang kepercayaanmu. Seseorang yang kau anggap sebagai saudara sendiri, Zhao Jun! Ha-ha-ha!” lanjutnya dengan tawa yang membahana.

Tangan Zhao Jun terkepal erat.

Dia memaksakan diri untuk bangkit dan berbalik menghadap Liu Chang yang berdiri di depan para pembunuh berpakaian hitam itu.

“Apa yang kau lakukan di sini?!” tanyanya, mulai merasa ada yang tidak beres.

Liu Chang melipat kedua tangannya dengan ekspresi angkuh dan arogan.

“Tentu saja datang untuk memastikan kalau kau tidak akan lolos dari jurang kematian yang sudah aku persiapkan selama ini!”

“HAH?! APA?”

Karena kaget yang begitu hebat, dada Zhao Jun menjadi sesak. Dia merasa dadanya seperti ditekan dengan beton yang begitu kuat. Membuatnya sulit bernapas.

Liu Chang terkekeh melihatnya.

Dia maju dan berhenti selangkah tepat di depan Zhao Jun. Tangannya terulur untuk menyentuh bahu kiri Zhao Jun.

“Kenapa, Zhao Jun? Kau kaget dengan apa yang aku katakan barusan? Kau tidak menyangka kalau aku melakukan semua ini?”

Liu Chan tertawa sekali lagi, menarik tangannya dari bahu Zhao Jun.

“Tentu saja kau kaget dan tidak menyangka. Semua ini telah aku siapkan sejak sangat lama dengan hati-hati.”

“Mulai dari mendapatkan kepercayaanmu secara penuh, mengetahui banyak teknik rahasia pengobatanmu, bahkan ikut mengelola Balai Obat Surgawi, sampai mendapatkan banyak pengakuan walau hanya dari sisi samping, semuanya adalah bagian dari rencanaku.”

“Lalu puncaknya, setelah aku mendapatkan semua itu, aku hanya perlu membunuhmu! Membuatmu mati untuk bisa mendapatkan segalanya secara penuh, tanpa harus dibayangi olehmu!”

“Termasuk membuatmu masuk dalam jebakan ini!”

“Apa?”

Liu Chang mengangguk. “Ya!”

“Apa kau tidak bingung kenapa baju jubahmu begitu bersih dari segala macam obat darurat dan pil ajaib? Atau bahkan senjata kecil untuk bertahan? Juga kenapa kekuatan dan ilmu bela dirimu tidak bisa diandalkan saat ini?”

Zhao Jun mendongak tipis. “Itu semua pengaturanmu?”

“Ha-ha-ha! Tentu saja! Kalau tidak, bagaimana mungkin aku bisa mengalahkanmu, terlebih lagi membunuhmu?”

“Kau! Apa kau tidak pernah tulus menjadi rekan dan asistenku di Balai Obat Surgawi?!!” lanjutnya sakit hati.

“Mungkin begitu, Zhao Jun,” jawab Liu Chang lugas.

“Tapi pada awalnya aku memang tulus. Hanya saja, setelah aku tahu bahwa bakat dan kemampuanku tak kalah hebat darimu, entah itu dalam segi ilmu bela diri sampai dengan pengobatan, aku berubah.”

Liu Chang menarik senyum dingin. Mengamati bagaimana wajah Zhao Jun semakin pucat karena kehilangan darah terlalu banyak.

“Kenapa aku harus terus menjadi bayang-bayangmu sebagai seorang 'rekan' atau 'asisten' yang pada dasarnya tak lebih dari seorang pembantu jika aku juga bisa menjadi Tabib Jenius sepertimu?”

Zhao Jun menelan ludahnya. “Tapi aku tidak pernah menjadikanmu sebagai sosok 'pembantu' di Balai Obat Surgawi!”

“Statusmu hampir setara denganku! Kau hanya—uhuk—satu tingkat di bawahku! Kau bahkan lebih menguasai Balai Obat Surgawi dibandingkan aku yang sering bepergian untuk mengurus pengobatan rakyat!”

Setelah berkata demikian, Zhao Jun meludahkan seteguk darah dari mulutnya. Tenaganya benar-benar sudah sangat tipis.

Liu Chang mundur dengan ekspresi jijik. Dia lalu kembali berbicara.

“Eum, ya memang. Hanya saja, lebih dari itu aku memang sangat tertarik dengan Balai Obat Surgawi milikmu. Jika aku bisa memilikinya secara penuh, aku pasti bisa menjadi kaya raya dan terkenal! Ha-ha-ha!”

Zhao Jun menggelengkan kepalanya. Tak mengerti alur pikiran Liu Chang.

Rupanya, selama ini dia gagal mengenali karakter Liu Chang. Tamak, iri, dan dengki di hati Liu Chang kepadanya benar-benar kelewat tinggi.

Dia telah dikhianati dengan begitu parah!

Kini, rasa sakit yang ada di seluruh tubuhnya, bersatu padu dengan rasa kecewa yang meluap dari hatinya. Semakin tak tertahankan lagi!

“Dan sekarang, waktunya tiba. Hari di mana kau mati dan aku mendapatkan segalanya, tiba!”

Liu Chang tiba-tiba mendekat ke arah Zhao Jun.

“Zhao Jun, apa kau punya kata-kata terakhir?”

Zhao Jun menggertakkan giginya. Tapi dia sudah benar-benar tidak punya kekuatan.

Liu Chang tersenyum.

“Kalau tidak ada, maka ... TERIMALAH AJALMU, ZHAO JUN!!!”

Sumpah Kematian dan Reinkarnasi

‘SLASH!’

Tebasan pedang menjadi hal terakhir yang dilakukan oleh Liu Chang pada Zhao Jun. Setelah itu, dia tertawa sekali lagi sebelum memberikan pedang yang dia pegang itu kepada para pembunuh bayaran di belakangnya.

“Buang tubuhnya ke jurang dan ayo pergi!” perintah Liu Chang dingin.

Para pembunuh bayaran di belakangnya itu pun mengangguk.

“Baik!”

Dalam sekejap, semua pembunuh bayaran itu menghilang. Mereka melompat dengan gesit dan cepat, melintasi pepohonan hutan.

Menyisakan Liu Chang yang berjalan menjauh sambil bersiul senang dan seorang pembunuh bayaran yang mengangkat tubuh Zhao Jun untuk dibuang ke jurang yang tak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.

“Hmph! Selamat menjadi santapan serigala lapar!” sinis pembunuh bayaran itu sambil melempar tubuh Zhao Jun ke jurang.

Setelahnya, dia langsung berbalik, melompat ke dahan pohon, dan melesat pergi. Dalam hitungan detik, dia pun hilang dari pandangan.

Sedang tubuh Zhao Jun yang kini menggelinding ke jurang, samar-samar masih bisa mendengar suara Liu Chang dari kejauhan. Kemampuan telinganya dalam mendengar jarak jauh masih berfungsi agak baik.

“Akhirnya, semua usahaku tidak sia-sia! Sekarang, aku akan menjadi Tabib Jenius yang baru! Ha-ha-ha!”

Tawa Liu Chang yang begitu hina, masuk ke telinga Zhao Jun secara samar-samar. Lehernya yang sudah ditebas, membuatnya sekarat dengan waktu yang tak tersisa banyak.

“Liu Chang!!!” batinnya menggeram penuh penekanan.

Zhao Jun bisa merasakan kalau ajal akan menjemput dirinya.

Padahal, kebencian dan dendam telah merasuk ke dalam jiwanya tanpa bisa dia kendalikan. Benar-benar miris kalau sampai dia mati begitu saja dengan dendam yang belum terselesaikan.

Dia tidak terima! Dia menolak nasibnya yang seperti ini!

Dengan kekuatan dan kesadaran super tipis yang tersisa, Zhao Jun mengabaikan rasa sakit yang menyerang leher sampai ke seluruh tubuhnya hingga membuatnya kebas dan mati rasa untuk mendongak ke langit.

“Demi langit dan Dewa yang memegang keadilan alam semesta di atas sana, aku—Zhao Jun—bersumpah bahwa, jika benar ada keadilan bagi orang sepertiku, maka aku akan membalasnya di kehidupan berikutnya!”

Kesadaran Zhao Jun tiba-tiba naik secara drastis. Tapi dia tahu kalau ini adalah titik balik kesadarannya, sebelum dia benar-benar mati. Dengan senyum kecut, dia kembali melontarkan kata-kata pada Langit.

“Aku berharap supaya jiwaku mendapat kesempatan untuk bisa terlahir kembali, guna menegakkan keadilan bagi diriku di kehidupan ini!”

“Aku akan membalaskan semua kejahatan yang dilakukan oleh Liu Chang dan merebut kembali apa yang menjadi milikku, untuk keadilan dan kesejahteraan dunia ini!”

“Dan aku, bersumpah bahwa selama aku bisa diberi kesempatan untuk hidup kembali, maka orang-orang seperti Liu Chang akan mati di tanganku tanpa belas kasihan!”

“Seumur hidup memegang sumpah dan janji—AKH!”

Tubuh Zhao Jun tiba di dasar jurang dengan membentur bebatuan padas!

Rasa sakit yang tak bisa lagi didefinisikan, menyerang Zhao Jun secara menyeluruh. Setelah itu, kesadarannya turun drastis sampai tak bersisa. Menyisakan kegelapan tanpa rasa sakit yang tak berujung.

Dia bahkan belum sempat melihat apakah langit memberinya respons atau tidak, ketika nyawanya sudah melayang pergi dari raganya.

Dalam sekejap mata, Zhao Jun akhirnya menutup mata dan mati!

Sunyinya jurang hutan itu menjadi saksi kematiannya yang begitu tragis dan menyedihkan.

Akan tetapi, tak berselang lama setelahnya—bahkan kurang dari 10 menit setelah kematian Zhao Jun, alam tiba-tiba berubah.

Langit yang semula cerah dengan matahari bersinar begitu terang, kini mendadak berubah dipenuhi mendung gelap abu-abu pekat dari berbagai penjuru.

Perlahan, mendung gelap itu membentuk gumpalan demi gumpalan melingkar di langit. Sampai pada akhirnya, hujan deras turun disusul dengan badai petir yang sangat dahsyat.

Petir yang menyambar-nyambar tak tentu arah benar-benar membuat semua orang ketakutan.

Termasuk Liu Chang yang baru saja keluar dari hutan dan berjalan di jalanan ibukota!

“A-Apa yang terjadi dengan cuaca hari ini?! Kenapa langit tiba-tiba tampak murka?!” tanyanya dengan bingung, agak ketakutan karena petir terus menyambar ke sana kemari.

Sampai dia teringat dengan kematian Zhao Jun karena ulahnya. Seketika, keringat dingin membasahi punggung Liu Chang.

“Tidak! Tidak! Ini pasti hanya kebetulan! Tidak mungkin langit murka karena aku membunuh Zhao Jun!” Dia menyangkal dengan panik, menggeleng berkali-kali.

Tanpa pikir panjang, Liu Chang kemudian lari tunggang langgang menuju Balai Obat Surgawi. Di sana, semua orang yang merupakan apoteker, menyambutnya dengan kebingungan.

“Senior Liu, di mana Tabib Zhao? Kami pikir dia bersamamu?” salah seorang apoteker bertanya padanya.

Di sini, Liu Chang yang terkejut sampai bingung selama beberapa detik, langsung mengubah sikapnya 180 derajat!

Dengan mata merah berlinang air mata—padahal pada mulanya itu adalah efek dari tetesan air hujan yang masuk matanya—Liu Chang jatuh berlutut sambil berpura-pura menangis sedih dan ketakutan.

“T-Tabib Zhao! Tabib Zhao diserang oleh orang tak dikenal dan jatuh ke jurang!”

“APA?!”

Mereka semua terkejut.

Semua apoteker yang bekerja di Balai Obat Surgawi tak bisa menerimanya!

Tanpa banyak basa-basi, mereka kemudian memutuskan untuk pergi mencari Zhao Jun di hutan, tak peduli kalau ada badai hujan dan petir tengah melanda!

Namun sayang, tubuh Zhao Jun yang sudah dibuang ke jurang membuat mereka tak bisa menemukannya sama sekali di mana pun!

Dan sebagai gantinya, Liu Chang memberitahukan bekas darah Zhao Jun di tempat dia membunuhnya tadi, lalu berkata kalau di sanalah Zhao Jun diserang sampai terluka parah.

Sedangkan dirinya, diminta Zhao Jun untuk pergi mencari bantuan. Lalu, sekarang semuanya sudah terlambat!

“Tidak kusangka, Tabib Zhao pergi begitu saja meninggalkan kita!”

Liu Chang buru-buru mengangguk. “Benar!”

“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang, Senior Liu?”

“Kita perlu mengumumkan kematian Tabib Zhao. Siapa tahu dengan begitu, pihak Istana Kekaisaran Nan akan membantu pencarian jasad Tabib Zhao!”

“Baik!”

Dengan begitu, berita kematian Zhao Jun akhirnya menyebar di ibukota Kekaisaran Nan. Semua orang berduka. Bahkan pihak istana pun menyayangkannya.

Mereka buru-buru menerjunkan orang untuk melakukan pencarian jasad Zhao Jun.

Dan dari sekian banyak orang yang berduka, hanya Liu Chang yang tertawa sepanjang waktu dengan sukacita yang mendalam!

“Ha-ha-ha!”

“Zhao Jun, sekarang semua orang akhirnya tahu kalau kau sudah mati! Tidak ada lagi Tabib Jenius Zhao yang diagung-agungkan semua orang!”

“Sebentar lagi, yang akan menjadi kebanggaan orang-orang adalah Tabib Liu Chang!”

Sepasang mata Liu Chang yang memerah karena pura-pura menangis, dipenuhi sorot tajam berbahaya penuh kelicikan!

“Aku akhirnya menang darimu, Zhao Jun! Selamat menikmati perjalananmu ke alam baka! Ha-ha-ha!”

Sedangkan tanpa Liu Chang dan semua orang tahu, seorang pemuda yang awalnya hidup sebatang kara di sebuah gubuk hutan pinggiran ibukota Kekaisaran Nan dan mati karena kelaparan, tiba-tiba membuka matanya kembali dengan sorot vitalitas yang baru!

“Hah?! Aku masih hidup?”

Miskin, Payah, Pecundang Tak Berguna!

“Rupanya memang benar demikian.”

“Doa, harapan, dan sumpah yang aku langitkan ternyata didengar oleh Dewa. Jiwaku telah terlahir kembali di tubuh pemuda kurus ini,” gumam Zhao Jun lirih, sambil duduk bersila di atas dipan kayu tempatnya terbangun.

Dia baru saja selesai beradaptasi sekaligus mengenali lebih jauh tubuh pemuda yang menjadi tubuh barunya ini.

Yang mana menurut perkiraannya, pemilik asli tubuh pemuda ini paling tidak baru berusia 19 tahun.

Dan meskipun tidak ada ingatan dari pemilik asli tubuh pemuda ini, tapi dilihat dari kondisi fisik dan kesehatannya yang seperti ini, pemuda kurus kering ini meregang nyawa karena sakit dan kelaparan.

“Ck-ck-ck! Tidak kusangka, ada seseorang yang hidup semenyedihkan ini di wilayah Kekaisaran Nan yang begitu makmur,” ucap Zhao Jun miris.

Dia menggeleng ringan, sebelum akhirnya berhenti karena merasa sangat pusing dan mual.

Sebagai Tabib Jenius sekaligus praktisi bela diri yang terkenal dengan segudang kehebatannya, Zhao Jun langsung mengambil tindakan untuk tubuh barunya ini.

Namun, setelah melakukan diagnosis secara pribadi melalui nadi dan perspektif sebagai tabib miliknya, Zhao Jun akhirnya sadar kalau sakit yang dialami oleh pemuda ini paling besar dikarenakan butuh makan.

“Imun tubuh ini sangat lemah.”

Ditambah dengan kondisinya yang sudah kelaparan dan dehidrasi agak parah, Zhao Jun merasa bahwa dia agak sulit melakukan sesuatu kecuali dia bisa mendapatkan makanan untuk dicerna dalam waktu singkat!

“Baiklah! Lebih baik aku mencari sesuatu untuk dikonsumsi terlebih dahulu. Baru pikirkan hal lain lagi nanti,” gumamnya sambil bangkit.

Namun, rupanya tubuh baru Zhao Jun ini sangat payah dan lemah!

Sudah kurus kering hampir mirip tulang dibungkus kulit, mengalami dehidrasi agak serius, kekurangan pangan dan segala macam nutrisi, pondasi tubuhnya juga begitu buruk!

Bagaimana tidak?

Hanya untuk berdiri saja, Zhao Jun harus ambruk terlebih dahulu! Baik tulang ataupun ototnya seperti tak memiliki sedikit pun kekuatan! Sangat lunak dan payah!

‘BRUK!’

“ARGH!”

Zhao Jun kesal bukan main. Tapi dia pada akhirnya hanya bisa menghela nafas sambil menahan miris dan sakit hati.

Dia pun bertanya-tanya pada Dewa kenapa dia terlahir kembali di tubuh pemuda yang luar biasa rapuh, lemah, dan hampir bisa dibilang tak berguna ini?

“Apa ini memang ujian dari Dewa? Atau konsekuensi yang aku dapatkan karena meminta kesempatan hidup untuk yang kedua kalinya?” batin Zhao Jun kesusahan.

Meski begitu, Zhao Jun yang sudah bisa berjalan pelan-pelan, tetap memaksakan diri untuk bersyukur.

Karena bagaimanapun juga, pemintaannya telah dikabulkan. Dia diberi kesempatan untuk hidup lagi guna membalaskan semua ketidakadilan yang dia terima di kehidupannya yang lalu.

“Hmph! Tidak masalah kalau aku sekarang harus hidup sebagai pemuda yang payah dan tak berguna.”

“Karena aku yakin, aku bisa membawa diriku menjadi seseorang yang bahkan lebih hebat dibanding diriku di kehidupan sebelumnya!”

“Apa yang pernah aku capai sendirian dengan susah payah di kehidupan sebelumnya, pasti aku bisa dapatkan kembali di kehidupanku sekarang!”

“Dan untuk jiwa pemuda yang tubuhnya aku tempati sekarang, aku pastikan kau tenang di alam baka. Aku berjanji akan menjadikan tubuh ini sebaik-baiknya tubuh yang pernah dimiliki!”

“Aku yakin, aku bisa kembali berada di puncak dunia sebagai Tabib Jenius sekaligus praktisi bela diri yang tak bisa ditipu dengan mudah oleh kebaikan orang lain!”

“Dan kau—Liu Chang, aku akan menuntut balas atas semua perlakuan buruk yang kau berikan padaku berkali-kali lipat! Aku akan membuat hidupmu tidak tenang, cepat atau lambat!”

Dengan tekad membara di dalam hatinya, Zhao Jun yakin sepenuh hati kalau dia akan merebut kembali semua yang pernah dia miliki!

Apa-apa yang menjadi miliknya, tak akan pernah menjadi milik orang lain, kecuali dia memang bersedia memberikannya!

Tak seorang pun berhak merebut sesuatu yang telah menjadi miliknya!

Dan satu hal yang Zhao Jun benar-benar pelajari dengan baik dari kehidupannya yang sebelumnya, bahwa dia tidak boleh mempercayai orang lain lebih dari dia mempercayai dirinya sendiri.

Percaya berlebihan pada orang lain hanya akan mendatangkan bahaya bagi dirinya!

“Yo! Zhao Jun! Kau akhirnya keluar dari rumah? Kupikir kau sudah mati, eh?!”

Langkah Zhao Jun yang tertatih-tatih

keluar dari gubuk tempat tinggalnya itu mandek seketika setelah mendengar suara barusan.

Dia menoleh dengan ragu, hanya untuk mendapati beberapa orang paruh baya baik pria maupun wanita tengah menatapnya dengan tatapan aneh.

Mereka berdiri bergerombol agak jauh dari gubuknya berada. Meski begitu, bisa Zhao Jun simpulkan kalau ini adalah perkampungan mereka.

“Hei! Kenapa kau bengong seperti itu, Zhao Jun? Apa kau baik-baik saja?” tanya ibu-ibu berdandan menor.

Di sebelahnya, seorang pria paruh baya dengan pakaian sederhana buru-buru menyahutnya.

“Heh! Kau ini! Seperti tidak kenal Zhao Jun saja! Meskipun namanya sama dengan Tabib Jenius Zhao, tapi mereka benar-benar berbeda!”

“Eh?”

Zhao Jun mengernyit. Satu hal baru yang dia sadari adalah bahwa nama pemuda ini rupanya sama dengan nama aslinya!

“Lihat saja dia! Sudah kurus kering, tak punya kemampuan dan bakat apa pun, dan sangat miskin! Sudah untung dia masih hidup! Meskipun otaknya lemot dan bermasalah,” lanjut pria itu lagi dengan tajam.

“Bagai langit dan bumi jika dibanding dengan Tabib Jenius Zhao!”

Kali ini, Zhao Jun menyipit tajam.

Dia tidak mengira bahwa mulut orang ini begitu pedas dan tajam saat menghina orang lain.

“Mulut orang ini perlu dibungkam!” geramnya dalam hati. Tapi tiba-tiba, dia ambruk karena pusing dan lemas. Kepalanya pun berkunang-kunang.

Rasanya, dia hampir pingsan!

Tepat setelah itu, wanita paruh baya berdandan menor yang tadi bertanya, langsung berlari menghampiri.

“Zhao Jun! Aiyo, yo! Kau sepertinya sakit parah! Pantas saja kau tidak keluar rumah untuk datang bekerja kepadaku!”

Zhao Jun yang sudah lemas dan pusing hanya bisa mengangguk.

“Kalau begitu, biarkan aku mengobatimu!” ucap wanita itu sambil membantu Zhao Jun berdiri.

“Cuih! Untuk apa membantunya? Benar-benar tidak berguna! Tidak ada untungnya!” hardik pria paruh baya itu lagi sambil melambaikan tangannya supaya semua orang yang berkerumun di sana, bubar.

Namun, Zhao Jun melihat kalau wanita paruh baya ini cuek bebek dan tetap menolongnya.

Zhao Jun kemudian dibawa dan diobati ke rumah wanita paruh baya itu. Dia juga diberikan air hangat dan makanan yang cukup. Bahkan, sempat ditawari untuk beristirahat di sana barang sejenak.

Namun, Zhao Jun menolaknya.

“Terima kasih, Bi.”

“Kau harus segera sehat, Zhao Jun! Bibi Fang ini masih membutuhkanmu untuk membantuku di kedai dan pasar! Kuharap kau sudah bisa bekerja esok hari!”

Zhao Jun terkejut sedikit.

Rupanya kebaikan wanita ini menyimpan maksud tersembunyi.

Tapi tidak heran! Jarang ada kebaikan tulus!

Mungkin, hanya dirinya yang begitu baik dan tulus tanpa mengharap imbalan apa pun. Tentu saja itu di kehidupannya yang lalu.

Meski begitu, dengan kondisinya sekarang, dia butuh uang untuk banyak hal. Bekerja adalah keharusan.

Dan tetap dibutuhkan wanita ini untuk bekerja di kedainya, memang menguntungkan. Terlebih, di antara banyak orang yang tampak sinis dan tak suka dengan dirinya, hanya wanita ini yang cuek bebek.

Jadi, anggap saja seperti transaksi mutualisme.

“Tenang saja, Bibi Fang,” balas Zhao Jun datar.

“Bagus! Kalau begitu aku keluar dulu. Kau istirahat sebentar di sini sebelum pulang.”

“Iya.”

Namun, saat Bibi Fang itu baru saja keluar dari ruang tamu, Zhao Jun yang hendak merebahkan diri sejenak untuk mengurangi rasa lemasnya, tiba-tiba mendengar seruan kaget Bibi Fang.

“APA?! TABIB JENIUS ZHAO MENINGGAL DAN JASADNYA TAK DITEMUKAN?!”

Zhao Jun yang mendengar ini, langsung bangkit dari posisinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!