"Astaga !! jalanan mana lagi ini."
Calissa, nama gadis berusia 21 tahun, dia berusaha melarikan diri dari rumah setelah bertengkar dengan kedua orang tuanya. Calissa tidak mau dan menolak, perjodohannya dengan seorang lelaki bernama Brian Orlian.
Calissa tahu, siapa lelaki itu. Lelaki arogan, yang sangat suka main tangan, tunggu bagaimana Calissa tahu semua itu ?? Tidak, Calissa bukanlah kekasihnya. Melainkan sahabat Calissa, yaitu Melanie. Calissa selalu mendengar curhatan sahabatnya mengenai sosok Brian, yang memukulnya, berselingkuh dan lainnya. Melanie selalu datang menangis kepada Calissa atas perlakuan kasar Brian. Hingga mereka berpisah, dan kedua orang tua Calissa malah menjodohkan anak gadis mereka dengan sosok lelaki kasar seperti itu.
Hanya karena, keluarga Orlian adalah orang kaya, kedua orang tuanya tega memaksa putrinya menikahi sosok lelaki arogan gila itu.
"Kemana aku harus pergi sekarang ??" Calissa menoleh ke segala arah. Gadis itu jarang sekali keluar dari rumahnya. Bukan, dia bukan rapunzel yang sengaja di kurung oleh kedua orang tuanya, melainkan dia adalah sosok introvert yang jarang sekali keluar rumah. Sahabatnya bahkan bisa dihitung dengan jari, tapi Calissa bukan sosok gadis yang mudah menurut begitu saja, dia bisa menolak permintaan dari siapapun jika dirinya tidak mau. Tapi tetap saja, gadis itu masih terlihat lugu dan polos dari sekian gadis pada umumOr
Calissa berfikir untuk terus saja berjalan, padahal cuaca sedang gerimis, gadis itu bahkan tidak menemukan tempat untuk berteduh, dan dia sendiri tidak tahu sudah seberapa jauh dia berjalan saat ini, hingga..
Bruk !!
Calissa yang tidak bisa melihat jalan dengan jelas, karena gerimis dari air hujan yang terus membuyarkan pandangannya, malah menabrak seseorang di depannya, hingga hampir terjatuh. Beruntung orang yang dia tabrak langsung menangkapnya dan menahan tubuhnya.
“Kau baik-baik saja ??”
“Ma..maafkan aku tuan..”
“... Calissa ??”
Mendengar namanya di panggil, Calissa menatap ke arah wajah sosok di depannya. Khawatir jika itu adalah Brian atau ayahnya, tapi bukan.. Dia malah bertemu dengan Arsen.
Calissa membulatkan matanya, “Arsen.. ??”
Arsen tersenyum kembali bertemu dengan mantan kekasih terindahnya itu. Sementara Calissa hampir tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.
Arsen adalah kekasihnya beberapa tahun lalu, tapi tanpa di sadari Calissa jika Arsen adalah seorang kriminal bahkan sejak SMA dulu, dia pernah menjual obat-obatan terlarang kepada teman-temannya, dan baru tertangkap beberapa bulan setelah lulus sekolah. Ya, Arsen dan Calissa berpacaran sejak SMA kelas 10.
Setelah Arsen di penjara, hubungannya dan Calissa terputus karena di paksa oleh kedua orang tua Calissa. Gadis itu ingat, Arsen diberikan hukuman penjara seumur hidup, tapi.. Bagaimana dia bisa bebas sekarang ??
“Kau pasti sangat bingung, bukan dengan apa yang terjadi ??” Tanya Arsen membaca ekspresi dari Calissa.
“I..iya..”
“Aku akan menceritakan semuanya, tapi pertama kita ke rumahku dulu, lihat bajumu basah kuyup.” Ujar Arsen melihat Calissa yang sudah basah karena gerimis.
“Ba..baiklah..”
“Dan aku akan membantumu membawakan kopermu.”
“Dari dulu, kau tidak berubah.”
Arsen hanya terkekeh pelan, dia benar-benar mengangkat koper milik Calissa dengan satu tangan, dan tangan lainnya mengandeng Calissa. Mengajaknya pergi dari tempat gelap dan menyeramkan itu.
...
“Ini, coklatnya.”
“Kau masih mengingat minuman kesukaanku ??”
“Ya.. Aku tidak pernah melupakan semuanya.. Melupakan kita..”
Saat ini, Arsen bahkan memberikan selimut dan juga membuatkan minuman cokelat hangat, karena dia tahu betapa dinginnya cuaca malam itu, dia juga melihat tubuh Calissa yang menggigil kedinginan.
Calissa tersenyum malu, jujur saja dia dalam hatinya masih sangat menyayangi Arsen, bahkan tidak mudah bagi Calissa melupakan sosok lelaki baik dan lembut yang tidak pernah bisa dia temukan pada lelaki lain.
“Jadi... Siapa yang bercerita duluan ??”
“Eh ??”
“Calissa.. Kopermu berisikan pakaianmu, bukan ??”
“....”
“Kau melarikan diri dari rumah, bukan ??”
“Ba..bagaimana kau tahu.. ??”
“Ada dua kemungkinan orang membawa koper berisi pakaian, yaitu pergi berwisata atau kabur dari rumah. Dan kau tidak terlihat seperti sedang berwisata saat ini.”
Calissa menghela nafasnya, dia tidak mudah berbohong kepada Arsen. Lelaki itu cukup cerdik dalam hal seperti ini, dia mengaduk gelas cokelat di tangannya, dan menyeruputnya sedikit. Lalu menatap ke arah Arsen.
“Aku di paksa menikah.”
Mata Arsen memperlihatkan ekspresi sedikit tidak suka mendengarkannya, “Dengan siapa ??”
“Brian.”
Ekspresi Arsen berubah terlihat jengkel mendengarkan nama itu, dan sangat tidak suka, tapi dia masih harus memastikan siapa Brian yang dimaksud.
“Brian ?? Pecundang, keparat yang pernah meninju Melanie, sahabatmu itu ?? Yang bisa menghabisi perempuan dan saat berhadapan denganku, dia langsung K.O ??”
Calissa tertawa geli mendengarkan penuturan yang di ucapkan oleh Arsen, “Iya..”
“Apa yang dilihat orang tuamu, dari lelaki brengsek itu ?? Apakah mereka sadar menyerahkan putri mereka kepada lelaki pecundang yang tidak bisa apapun ??” Ujar Arsen, Calissa mengangguk setuju. Seakan perkataan dari Arsen sudah mewakili perasaannya.
“Jadi jangan heran, jika aku memilih kabur dari rumah.” Ujar Calissa kembali meminum cokelat hangat itu untuk menghangatkan tubuhnya.
“Yeah.. Jika aku perempuan, aku memilih kabur dari rumah daripada menghabiskan sisa waktuku dengan orang seperti itu. Tapi, bagaimana kau bisa bersembunyi begitu lama dari mereka ??”
“Entahlah..”
“Tinggallah bersamaku.”
“Hah ??”
“Kenapa ?? Ini rumahku, dan aku sudah memiliki pekerjaan. Lagipula-..”
Arsen mendekati Calissa, satu tangannya di genggam oleh kedua tangan Arsen, lelaki itu menatap ke arah Calissa seakan memohon kepada perempuan itu.
“Apakah kau tidak ingin melanjutkan kisah cinta kita berdua ?? Aku masih sangat menyayangimu.” Ujar Arsen dengan mata berbinar-binar, Calissa kemudian menaruh gelasnya ke meja di dekat mereka.
Aku lupa mengatakan, jika posisi mereka sedang berada di ruang depan, Calissa duduk di sofa, dengan selimut di tubuhnya, dan terdapat meja di depan kursi sofa. Arsen mendekati Calissa yang duduk di kursi sofa yang panjang itu, sementara Calissa menaruh gelasnya dan menggenggam balik kedua tangan Arsen.
“Aku juga sangat mencintaimu, tapi..”
“Aku ingin kita kembali, sayang.”
Mereka kemudian saling berciuman satu sama lain. Hingga malam itu terasa begitu indah bagi keduanya, karena kembali bertemu dengan sosok yang sangat mereka sayangi itu. Bahkan Calissa tidak menyadari saat Arsen mendorongnya hingga terjatuh dengan posisi berbaring di atas sofa, dengan Arsen di atasnya. Keduanya menikmati saat-saat bersama seperti ini.
...
"Apa ?! Calissa melarikan diri ?!"
"Apa yang harus kita lakukan ??"
"Kita harus mencarinya, bagaimanapun kita sudah terlibat perjanjian dengan Keluarga Orlian, jika sampai gagal maka tamatlah riwayat kita !!"
"Aku akan berusaha mencarinya !! Tapi.. Apakah kita harus berbicara dengan Brian ??"
"Sebaiknya jangan dulu, tapi jika kita masih belum menemukannya, maka kita harus berbicara kepada Brian mengenai semuanya."
"Baiklah."
“Aku tidak tahu, jika rumahmu sebesar ini.”
Setelah kondisi Calissa lumayan membaik, gadis itu kemudian di ajak untuk di arahkan ke kamarnya oleh Arsen. Gadis itu mengagumi betapa indah dan megahnya rumah milik Arsen yang sekarang. Lelaki itu hanya tersenyum sembari menggeret koper milik Calissa.
Hingga kaki mereka sampai di sebuah kamar yang cukup luas, bahkan Calissa sampai terkejut bukan main dengan kondisi kamar yang begitu rapi, bersih dan besar itu.
“Ini.. Terlalu besar untukku.. Tidak adakah kamar yang lebih kecil ??”
Arsen menggelengkan kepalanya, “Tidak ada, bagaimana.. Jika kau satu kamar denganku saja, Hmm ??”
“Eh.. Eh.. Ja..jangan seperti itu..”
Arsen terkekeh pelan, melihat ekspresi memerah dan malu dari Calissa yang terlihat sangat imut dan begitu lucu baginya. Calissa mencoba mengalihkan perhatiannya, agar tidak melihat Arsen di depannya, tapi sayang lelaki itu malah mendekati Calissa dan malah memojokkan gadis itu, dengan dinding yang dihadang tubuh dan kedua tangannya, membuat Calissa antara kaget, bingung, tapi juga malu karena wajah Arsen sangat dekat dengannya.
“Ar..Arsen..”
Arsen kemudian membelai pipi Calissa dengan tangannya, dan menatap mengagumi sosok gadis di depannya itu.
“Aku sangat merindukanmu, saat berada di penjara.”
Barulah Calissa mengingat, jika Arsen masih belum mengatakan apapun atau menceritakan kejadian di masa lalunya, kejadian seperti apa yang membuat Arsen terjerat masuk ke penjara. Calissa hanya mengetahui dari penjelasan polisi dan teman-temannya, tapi Calissa malah belum memergoki atau mengetahui kejahatan Arsen di depan matanya.
“Arsen.. Berapa lama.. Kau di penjara ??”
“Aku tidak tahu, pikiranku hanya tertuju kepadamu.”
“Maafkan aku, orang tuaku.. Memaksaku untuk berpisah dan putus hubungan denganmu, bahkan aku tidak diijinkan menjenguk mu di penjara.”
“Sstt.. Itu bukan salahmu, sayang.”
Mata Arsen kemudian tertuju kepada bibir dari Calissa, bibir lembut, manis berwarna merah muda itu begitu menggodanya. Tangan Arsen kemudian menahan dagu Calissa, kemudian mencium bibir gadis dengan lembut dan manis. Calissa terkejut tapi dia kembali menerima ciuman itu, tangan Arsen bahkan memeluk erat pinggang gadis itu, dan menahan tubuh gadis mungil itu.
Sialnya, permainan bibir dan lidah Arsen benar-benar mampu mendominasi Calissa sehingga gadis itu tidak berdaya di hadapannya. Bibir Arsen bergerak menyapu lembut bibir Calissa, lidah nakal lelaki itu bergerak seakan memaksa Calissa untuk membuka mulutnya, dan setelah lidah itu masuk ke dalam mulut gadis itu. Lidah Arsen langsung mengabsen setiap gigi dalam mulut Calissa, dan menghisap saliva nya.
Calissa tidak bisa menahan nafas lebih lama, karena permainan Arsen yang benar-benar liar. Tangan gadis itu memukul dan mendorong bahu Arsen menjauh, melihat kode dari kekasihnya, Arsen kemudian melepaskan ciuman, membuat Calissa langsung menarik nafas panjang.
“Ar... Arsen..”
Arsen terkekeh dan tersenyum, dia melihat bagaimana wajah Calissa begitu memerah dan matanya berair. Ibu jarinya menghapus sisa saliva dari bibir Calissa dengan lembut.
“Kenapa sayang, kau menyukainya ??”
“Ja..jangan sekarang..”
“Kenapa jangan, kau tidak merindukanku ??”
“A..aku..”
“Tuan Arsen, aku minta maaf menganggu, tapi ada kabar- Oh.. Maafkan aku.”
Seorang lelaki mengetuk pintu kamar Arsen, tanpa melihat apa yang di depannya, dia bahkan membuka pintu kamar dan terkejut dengan apa yang dia lihat. Calissa terkejut melihat kedatangan sosok lelaki yang sempat dia kenali.
“Kau menggangguku, Nathan !” Ujar Arsen sedikit ketus karena kesal dan emosi, dia terpaksa melepaskan Calissa di saat itu juga.
“Maaf, Tuan.”
“Nathan.. ?? Itukah kau.. ??”
“Lho ?? Calissa ??”
Nathan, Calissa, dan Arsen dulunya masih satu kelas. Nathan dulunya adalah lelaki culun berkacamata, dan tampak sangat polos, dia bahkan menjadi bahan bully-an teman sekelasnya, termasuk Brian. Tapi Arsen, sosok yang memang begitu berandalan pintar, dan cerdik itu selalu menolongnya dan membantunya. Arsen yang sedari dulu menolong Nathan dari pembullyan.
Calissa hanya tidak menyangka, Nathan kini menjadi kaki tangan Arsen, mungkin sebagai tanda terima kasih, karena telah di selamatkan dan di tolong oleh Arsen dulunya.
“Apakah sudah selesai reuniannya ??” Ujar Arsen kesal, kenapa dirinya malah menjadi nyamuk di antara dua teman sekelasnya yang bertemu.
Calissa terkekeh, “Sejak dulu kau cemburuan, hal itu tidak pernah berubah.”
Arsen hanya mendengus kesal, dia memang sangat cemburuan dan posesif. Apalagi saat mereka sekolah dulu, banyak orang yang ingin mendekati Calissa, termasuk Brian itu. Tapi Arsen selalu datang, menyelamatkan kekasihnya dari para fansboy gila milik Calissa.
“Baiklah, kalau begitu aku permisi dulu, aku akan memberikan informasi nanti saja.”
“Eh ?? Kenapa tidak sekarang saja ?? Haruskah aku meninggalkan kalian berdua ??”
Arsen menggelengkan kepalanya, “Tidak usah sayang, jika Nathan bisa menundanya, itu berarti bukanlah informasi yang benar-benar penting. Besok saja, aku mengurusnya, Nathan.”
Nathan hanya memutar matanya malas, saat berbicara dengan Calissa saja, atasannya menjadi lembut dan perhatian, giliran memberikannya perintah bosnya sedikit ketus dan dingin. Tapi Nathan tidak mau membuang waktu lama untuk itu, dia kemudian berpamitan keluar.
“Baiklah, Tuan aku permisi. Dan juga, jika anda ingin melakukan hal vulgar, sebaiknya pintu di tutup.”
Nathan berbicara sembari menutup pintunya, perlakuan Nathan membuat Calissa dan Arsen kemudian menyadari, jika sedari tadi PINTU TERBUKA ?! Oh ini benar-benar gila !!
“Arsen !! Kenapa gak di tutup dulu pintu kamarnya ?!” Ujar Calissa dengan wajah memerah malu.
“Maaf sayang, soalnya ngelihat wajah kamu, membuatku menjadi lupa dunia.”
“Gak usah modus !!”
...
“Jadi brengsek itu sudah melakukan pergerakan ?! Sialan !! Dia bahkan mengambil Calissa ku, dasar lelaki bedebah !!! Bagaimana dia bisa keluar dari penjara ?!”
Lelaki di depannya hanya bisa berdiam diri, tidak tahu harus berkata apalagi saat ini. Pesan yang dia bawakan benar-benar membuat atasannya begitu marah besar dan bahkan memberikan pertanyaan yang dia sendiri belum tahu jawabannya. Apakah dia akan di hukum cambuk ??
“Aku tidak tahu, Tuan.. Aku masih mencari alasan dan bagaimana dia bisa bebas.”
“Grr.. Sudahlah, tinggalkan aku sendiri !!!”
“Baik tuan.”
Dasar bos gila, di kira kita dukun kali ya.. Tahu apa yang terjadi, tanpa melakukan penyelidikan Batin lelaki itu sedikit menggerutu mengenai perkataan bosnya itu.
Setelah di tinggalkan, lelaki itu membanting botol minuman ke atas lantai hingga hancur berkeping-keping, dia tidak menduga sosok musuhnya yang sepertinya hancur dan tidak pernah kembali, justru datang dan membawa sang perempuan yang sangat dia cintai ?! Seharusnya saat di penjara, dia menyewa para preman untuk memukuli dan membunuh nya saat itu juga, sayang sepertinya memang sudah seharusnya dia berhadapan dengan musuhnya.
“Aku tidak sabar menikmati pertarungan di antara kita, Arsen.” Ujarnya menyeringai dengan licik sembari meminum minuman berwarna merah dengan gelas bening di tangannya, otaknya berfikir apakah permainan yang akan di mulai oleh lelaki itu kepadanya ??
“Calissa kabur dari rumah.”
Kabar itu membuat sosok gadis di depannya, menaruh gelas yang sudah dia angkat, kembali ke meja. Ekspresinya sedikit terkejut dengan tindakan sahabatnya tapi juga merasa lumrah apa yang sedang dia lakukan.
“Tidak heran, perlakuan Brian begitu buruk kepadaku, pasti itu akan membuat Calissa berfikir mengenai masa depannya. Dia sangat cerdik.” Ujar gadis bernama Melanie itu, membuat sahabatnya juga, Tera mengangguk menyetujui perkataan Melanie.
Tera juga mengetahui perlakuan gila Brian kepada kekasihnya, sehingga membuat gadis itu juga tidak sepenuhnya menyalahkan tindakan dari Calissa yang terkenal nekad.
“Apa kau tidak akan mencarinya ??”
Melanie menolehkan kepalanya, “Aku mendukung perbuatannya, tapi bukan berarti aku tutup mata. Jikalau aku bertemu dengan Calissa, aku tidak akan memberikannya kembali kepada orang tuanya.”
Tera mengangguk, “Kau benar. Brian benar-benar lelaki toxic, bahkan kedua orang tua Calissa sangat gila, mereka mengetahui perlakuan Brian dan tetap melepaskan putri mereka.”
“Demi uang, bahkan seorang ibu rela menggugurkan kandungannya. Itu adalah hal lumrah di dunia ini.”
“Yeah, hal lumrah yang seharusnya tidak dilakukan.”
Tera dan Melanie merasa kasihan kepada Calissa selama ini, gadis polos itu di bawah tekanan kedua orang tuanya yang sangat gila, bahkan demi menuruti perkataan mereka, Calissa sempat jatuh sakit. Saat itu Calissa mendapatkan nilai di bawah rata-rata, yang membuatnya harus menerima hukuman yang benar-benar keterlaluan. Rasanya mereka ingin sekali memukul kembali orang tua Calissa untuk membalaskan dendam mereka kepada orang yang telah menyakiti sahabat mereka.
Di tambah, kedua orang tua Calissa malah secara terang-terangan menjual putrinya, dengan memberikan istilah perjodohan. Apakah mereka gila ?! Mereka tahu bagaimana Brian memperlakukan perempuan layaknya boneka, di pukul, di siksa, berselingkuh ?! Dan mereka menjodohkan atas dasar apa ?! Uang !! Yeah, Uang !! Benar-benar keparat !!
Di pagi hari seperti ini, keduanya mendapatkan kabar yang sebenarnya tidak mengenakan tapi membuat mereka sedikit lega, iya sedikit lega !! Karena sepertinya Calissa tidak menyerah untuk menggagalkan perjodohan dengan Brian, hingga bertindak nekad dengan kabur dari rumah.
“Selain kabar ini, aku menemukan kabar lain.” Lanjut Tera mengisi kekosongan yang terjadi di antara keduanya.
“Apa itu ??”
“Arsen sudah bebas..”
“Arsen ?? Mantan kekasih Calissa ??”
Tera mengangguk, “Yeah, aku tidak mengerti, bukankah para polisi sudah memberikan sebuah pernyataan dengan menjatuhkan vonis penjara seumur hidup kepada Arsen.”
“Para polisi tidak memiliki bukti yang kuat.” Ujar Melanie menceloteh, sebenarnya dia sendiri masih sangsi dengan perkataan apakah Arsen benar-benar terlibat kasus penjualan narkoba atau tidak.
Arsen memang terkenal sebagai preman sekolah, yang begitu kasar dan ketus, tapi dia memiliki hati yang baik. Dia menolong Nathan dari pembullyan, melindungi Calissa, dan gadis lain. Bahkan Arsen saja bisa memperlakukan gadis dengan sangat baik dan menghormati mereka. Berbeda dengan Brian mungkin terlihat seperti sosok lelaki kaya yang terlihat sopan dan baik, tapi dialah sebenarnya sosok lelaki toxic.
Tera hanya mengangkat bahunya, “Aku juga tidak tahu masalah seperti itu.”
...
“Hey, ratuku, ayo bangun.”
Arsen berdiri di depan pintu kamar Calissa yang masih tertidur pulas dengan selimut. Rupanya semalam Arsen tertidur di kamar yang berbeda, dia tidak mau memaksa Calissa untuk melakukan apa yang dia inginkan meskipun semalam Arsen sangat ingin menyentuh tubuh Calissa.
Melihat kekasihnya masih berbaring dan tertidur dengan sangat lelap, membuat Arsen menghela nafasnya berat, dia melangkah mendekati Calissa di sana, tangannya terurai untuk membelai dan merapikan rambut Calissa yang menutupi wajahnya sembari berbisik.
“Bangun sayang, ayo.. Aku akan mengajakmu jalan-jalan.”
“Enghh...” Calissa sedikit terganggu dengan pergerakan tangan dari Arsen yang membuatnya perlahan membuka mata dan menggerakkan tubuhnya sendiri.
“Arsen.. ??”
“Akhirnya kau bangun, ayolah kita pergi dari sini..”
“Huh ??”
“Aku ingin mengajakmu ke Paris.”
Mata Calissa membulat seketika itu juga, dan kemudian mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap ke arah Arsen dengan tatapan kaget.
“Maksudmu.. Paris, yang ada di Perancis itu ??”
“Iya sayang.”
“Kau serius ??”
Arsen mengangguk, “Hanya sebentar saja.”
“Kenapa mendadak ??”
Arsen terdiam sejenak, dia kemudian menghela nafasnya begitu berat. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi, dia malah mendapatkan kabar buruk dari Nathan semalam, jika orang tua Calissa dan Brian sedang memburunya, dia berfikir dengan pergi ke Paris, Prancis bisa membuat kondisi lebih tenang, sekaligus mengajak Calissa jalan-jalan.
“Ada masalah, Arsen ?? Kenapa hanya diam ??” Tidak berubah sedikitpun, Calissa selalu memberikan tatapan khawatir jika melihat kekasihnya, Arsen itu terdiam dan terpaku di sana, itu artinya sang lelaki sedang banyak masalah dalam dirinya.
“Yeah.. Orang tuamu dan Brian mengetahui lokasi kita.”
“A..apa ?? Arsen.. Aku.. Aku tidak mau kembali ke mereka, sembunyikan aku !!”
“Tenang, aku sama sekali tidak berniat memberikanmu kepada mereka. Itulah kenapa aku mengajakmu pergi dari sini, untuk menghindari mereka.”
“Baiklah, kalau begitu ayo !! Sebelum mereka datang kemari !!”
Calissa langsung terbangun dan merapikan selimutnya, Arsen terdiam melihat gelagat dari Calissa. Apa yang terjadi saat dia di penjara, kenapa Calissa terlihat sangat ketakutan mendengarkan berita ini ?? Padahal Arsen berfikir akan kehilangan Calissa jika mengetahui kabar ini, ternyata berbeda dan sangat lain. Ada rasa geli melihat tingkah Calissa, tapi ada perasaan sedih dan merasa murung. Arsen merasa gagal menjaga Calissa, saat dirinya harus masuk ke penjara.
“Siapa yang akan mandi duluan ?? Aku atau kau ??”
Karena sibuk dengan pikirannya sendiri, dia tidak sadar Calissa bahkan sudah merapikan bagian tempat tidur dan selimut hingga benar-benar rapi, seakan belum pernah di gunakan. Arsen menatap ke arah Calissa, dia merubah ekspresinya dan memberikan tatapan dan senyuman nakal di sana.
“Untuk menghemat waktu, bagaimana jika kita mandi bersama ??”
“Tidak akan !! Kau mesum Arsen !!! Aku akan mandi duluan !!” Calissa langsung mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi, dengan ekspresi wajah yang sudah memerah seperti kepiting. Bahkan untuk menutupi rasa malunya, Calissa sempat menutup pintu kamar mandi dengan kencang.
Arsen tertawa geli di sana, dia bahkan bisa melihat daun telinga Calissa yang juga memerah akibat perkataannya. Benar-benar sangat lucu dan menggemaskan batin Arsen melihat tingkah laku dari Calissa.
Setelah itu, Nathan kemudian mengetuk pintu kamar, membuat Arsen menolehkan kepalanya.
“Sudah kau siapkan semuanya ??”
Nathan mengangguk, “Sudah, Tuan.”
“Baguslah, kau juga bisa mengajak kekasihmu.”
Nathan terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apalagi, dia juga tidak menyangka jika bosnya mengetahui hubungan rahasianya dengan seseorang.
“Aku tidak tahu..”
“Calissa pasti sangat senang, lagipula jika ada teman perempuan lainnya, Calissa pasti bisa menikmati perjalanan ini, dan tidak penuh dengan ketakutan lagi.” Ujar Arsen memberikan saran, yang sebenarnya ada benarnya juga.
Dengan mendatangkan sosok gadis lain, pasti Calissa akan betah dan melupakan masalahnya yang terjadi disini, ya meskipun Arsen hanya berniat mengajak jalan-jalan bukannya pindah rumah.
“Baiklah, tuan.”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!