Brakk!
"Aaaa...! Apa yang kalian lakukan?!" Hana berteriak histeris mendapati sang suami sedang bergumul dengan sahabat nya yang baru saja dia pungut dari jalanan beberapa minggu lalu.
"Tega sekali kalian mengkhianati ku! huhuhu..," Tak mampu membendung air mata, seketika itu juga Hana menangis histeris. Dia sangat tak terima dengan perbuatan suami dan sahabat nya. Mereka benar-benar menjijikkan, manusia rendah yang tak akan pernah Hana maafkan.
Hana bukan lah wanita yang bisa menerima begitu saja atas pengkhianatan yang diterima, tentu saja Hana tak akan tinggal diam dengan semua ini.
Tidak! Dia tidak boleh lemah dihadapan dua manusia berhati iblis ini. Hana mengusap kasar air mata nya, lalu melangkah tegas ke depan ranjang terkutuk tempat dua manusia kotor bergumul yang sialnya adalah tempat tidur nya selama 4 tahun ini.
"Dasar jallang tidak tahu diuntung!! Aku sudah memungut mu dari tong sampah, tapi tega nya kau merebut suami ku!!" Hana berteriak maju mengambil ancang-ancang untuk menarik rambut Cika yang masih berada di atas tubuh sang suami. Seperti nya sepasang pengkhianat itu begitu shock melihat Hana kembali ke rumah dan mengetahui perselingkuhan mereka hingga Cika masih tetap berada di posisi nya yaitu masih berada di atas tubuh sang suami tanpa ada kain yang menutupi tubuh hina nya. Bahkan Farhan tak bisa berkutik melihat betapa bengis nya sang istri saat ini.
Dan benar saja, rambut jelek Cika ditarik dengan keras hingga wanita itu memekik kesakitan.
"Aargh..!!" Bahkan tubuh nya melengking ke belakang hingga penyatuan itu pun terlepas dan terjatuh ke lantai.
"Shitt!" Farhan yang baru saja tersadar dari keterkejutan nya hanya bisa mengumpat. Siall! dia tergoda dengan rayuan wanita murahan di rumahnya.
"H-hana, ini hanya salah faham. A-aku tidak pernah berniat selingkuh dari mu, maafkan aku Hana." Pria tak tahu malu itu langsung membungkuk di depan Hana setelah membungkus tubuh nya dengan selimut. Setelah melakukan kesalahan paling fatal dalam sebuah hubungan, dengan tidak tahu malu nya dia mengucapkan kata maaf.
Apakah dengan kata maaf itu mampu membersihkan tubuh nya yang telah kotor?
Cih! Hana berdecih sinis melihat tampang penyesalan suami nya. Munafik!
Dia mendorong keras tubuh hina Cika hingga terjatuh ke lantai lalu menatap Farhan dengan nyalang.
"Maaf kau bilang?" Hana menatap nya dengan tatapan jijik. "dalam mimpi pun aku tidak akan pernah memaafkan mu!" Sejak awal menikah, Hana sudah mewanti-wanti pada sang suami, tidak ada toleransi jika Farhan sampai mengkhianati atau melakukan kdrt, karena menurut nya, dua perkara itu merupakan kesalahan yang tak bisa dimaafkan.
Mungkin jika kesalahan Farhan bukan lah berselingkuh, Hana masih bisa memberi kesempatan. Tapi jangan pernah berharap Hana masih sudi menyentuh pria yang telah kotor karena wanita lain. Bukan nya sok suci, tapi Hana jelas tak sudi menyentuh pria bekas wanita lain jika dirinya sendiri masih bersih dan belum melakukan bersama pria selain sang suami.
Hana ini pendendam. Ya, dia pendendam. Sekalipun Hana ingin memberi kesempatan, maka dia juga harus tidur dengan pria lain lebih dulu agar impas. Tapi itu bukan caranya, lebih baik mencari pria tampan lain dibanding harus memungut barang bekas yang telanjur kotor. Lagian dia cantik, banyak yang mengidam-idamkan tubuh nya, mana mungkin dia menyesal hanya karena kehilangan satu pria brengsek dalam hidup nya?
"Tidak, Hana. Kau harus memaafkan ku. Beri aku kesempatan untuk memperbaiki, sungguh! aku tidak berniat berselingkuh dari mu, tapi wanita ini lah yang menggoda ku!" Farhan mendorong keras tubuh Cika yang menunduk di sebelah nya.
"Berhenti bicara omong kosong!!" Bentak Hana hingga membuat Farhan sangat terkejut.
Selama ini Hana adalah wanita lembut yang tak pernah berbicara keras, bahkan marah pun tidak pernah. Tapi kali ini dia benar-benar menunjukkan sifat lain yang belum pernah Farhan lihat. "Farhan! Aku baru tahu, ternyata kesetiaan mu selemah ini. Bahkan hanya digoda wanita sejelek ini, kau langsung terpancing?!" Tatapan Hana yang mematikan berhasil membuat Farhan tak berani berkata.
"Cih! Aku benar-benar tidak menyangka kau akan menjadi serendah ini!"
Brakk.
Hana keluar terburu-buru setelah menutup keras kamar terkutuk itu, untuk apa dia berlama-lama disini, itu tidak akan baik untuk kesehatan nya.
"Hana, tunggu! Jangan pergi..!" Seperti nya Farhan masih belum sepenuhnya menghilangkan rasa cinta nya pada sang istri. Bukti nya, tanpa memperdulikan dirinya yang belum memakai pakaian, dia bangkit dengan terburu-buru untuk mengejar Hana. Namun sia-sia saja, wanita itu sudah menyalakan mesin lalu mengendarai mobil nya dengan lincah.
"Sudah lah, Farhan! Tidak perlu dikejar," Cika menahannya tangan Farhan saat pria itu berusaha mengejar Hana.
"Lepas!" Sentak nya membuat Cika terkejut. "semua ini tidak akan terjadi jika saja kau tidak terus-terusan merayu ku!"
Farhan menatap tubuh wanita di depan nya dengan seksama. Dia menggelengkan kepala beberapa kali menyadari kebodohannya. Ternyata apa yang dikatakan Hana benar, wanita didepan nya ini tidak lah cantik, bahkan tubuh nya tidak sebagus Hana. Bisa-bisanya dia terpancing gairah sesaat oleh wanita ini.
Memang benar kata pepatah yang mengatakan, rumput tetangga itu lebih hijau daripada rumput sendiri. Akibat kurangnya rasa syukur atas apa yang telah dia miliki, membuat Farhan masih mencari wanita lain yang bahkan jauh lebih buruk dari yang sudah dia punya.
"Sialan kau!" Farhan mengacungkan jari tengah nya ke depan wajah Cika dengan penuh amarah.
Dia memunguti baju milik nya yang masih tercecer di lantai dan mengenakan dengan kilat lalu kembali berlari keluar untuk mengejar Hana.
Brakk.
Tidak ingin kehilangan Hana, Farhan akan berusaha mengejar dan membujuk nya. Lagian ini adalah kesalahan nya yang pertama, Farhan sangat yakin Hana akan kembali luluh setelah menenangkan diri. Dengan begitu, dia kembali hidup bahagia bersama sang istri.
"Aaarrghh...! Siall!" Cika mengamuk melihat Farhan lebih perduli mengejar Hana dibanding dirinya, dia tidak terima. Setelah susah payah membuat Farhan tergoda dan berhasil menikmati tubuh nya tiba-tiba dihiraukan begitu saja.
"Aku akan berusaha untuk mendapatkan mu, Farhan. Aku akan merebut kamu dari Hana hahaha..!" Tawa nya meledak bagaikan iblis. Wanita gila! Ya, Cika memang sudah gila semenjak sang kekasih mengkhianati lalu keluarganya hancur berantakan karena terlilit hutang hingga diri nya harus hidup terlunta-lunta di jalanan. Sepantasnya hidup Cika memang seperti itu, sayangnya ada sosok malaikat berwujud wanita yang datang menolong, mendatangkan ketenangan serta solusi dari semua masalah nya sampai-sampai membawa nya ke istana bahagia nya sendiri.
Sungguh tak tahu diuntung, sudah dipungut dari jalanan justru berambisi menghancurkan kebahagiaan Hana. Cika merasa hidup nya tak seberuntung Hana, memiliki suami yang begitu mencintai serta dilimpahi kekayaan melimpah. Rasa iri pun timbul di lubuk hati nya hingga mendorong nya untuk berambisi merebut seluruh kebahagiaan Hana.
Awalnya, Cika memanfaatkan setitik kekurangan Hana. Dimana dalam istana kecil yang dibangun sepasang suami-istri itu belum tercipta sosok malaikat kecil. Dengan berbagai cara Cika menghasut Farhan untuk mengkhianati sang istri.
Farhan memang sudah lama mendambakan seorang anak, pernikahan nya yang sudah berjalan empat tahun namun belum dikaruniai sosok malaikat kecil membuat nya kalut, dia bahkan sudah sering menyinggung hal itu pada Hana, namun istri nya selalu menanggapi nya dengan santai. Menurut dokter, tidak ada masalah dalam rahim Hana, hanya saja memang Hana tergolong kurang subur dan harus bersabar.
Di saat yang sama Cika datang, menawarkan kebahagiaan yang dipromosikan dengan berjanji akan memberikan anak. Setelah hasutan yang begitu ajaib, Farhan berhasil goyah dari komitmen. Dia lupa akan janji suci yang pernah di ucapkan pada sang istri. Dia bahkan lupa dulu betapa sulit perjuangan nya mendapatkan cinta Hana saat mengejar wanita itu yang memang menjadi incaran banyak pria.
Dengan begitu tega, bahkan Farhan ikut menyalahkan Hana, menganggap nya terlalu egois karena tak mau berhenti bekerja agar bisa fokus menjaga kesehatan supaya cepat dikaruniai momongan. Dan setelah hasutan demi hasutan yang di buat-buat Cika, akhirnya Farhan berhasil luluh. Bukan hanya karena keinginan untuk memiliki anak, dia juga tergoda dengan semua kelakuan Cika hingga membuat nya terpancing gairah dan nekat melakukan kegiatan bejad yang sebelumnya belum pernah ia rencanakan.
"Hana, Tunggu..! Kamu harus mendengarkan penjelasan ku!" Farhan terus berlari mengejar Hana yang sudah masuk ke mobil. Tak akan dia biarkan Hana pergi dalam keadaan marah karena kesalahan nya. Namun sia-sia saja, Mobil Hana sudah melesat dengan kecepatan tinggi. Itu artinya dia tak bisa mengejar karena tak ada kendaraan lain. Kebetulan sekali mobil nya berada di bengkel sedang di perbaiki.
"Aaarrghh. Siall!" Farhan menendang tiang rumah nya sendiri dan menyugar rambutnya frustasi.
"Sudah lah, Farhan. Hana sudah mengetahui nya, sebaiknya kita lanjutkan yang tadi. Aku yakin setelah kita berterus terang bahwa kita melakukan ini untuk mendapatkan keturunan Hana pasti akan menyetujui." Cika yang baru saja datang dengan kemeja putih miliknya tanpa pakaian dalam langsung berseru. Dia tak ingin kehilangan kesempatan, Farhan adalah pria incaran nya dulu saat mereka sama-sama kuliah, sayang nya Farhan lebih memilih mengejar Hana yang menjadi idola kampus.
Dulu memang Cika mengalah dan berusaha menerima, tapi setelah melihat kebahagiaan sepasang suami-istri itu membuat nya iri dan berusaha merebut kebahagiaan yang dimiliki Hana.
"Sialan kau wanita jallang! Gara-gara kamu aku kehilangan Hana!"
Cika berdecih sinis, menatap remeh Farhan. "Sejati nya itu bukan salahku, kau saja yang terlalu lemah. Hanya digoda sedikit kau langsung terpancing." Kata nya diakhiri dengan tawa. "sudah lah, Farhan. Kita nikmati saja dulu. Masalah Hana kau urus saja nanti." imbuh nya sembari mendekati Farhan dengan gerakan menggoda.
"Fuckk!!" Lagi-lagi Farhan mengumpat atas ketidak berdayaan nya. Akhirnya mereka melanjutkan lagi apa yang telah tertunda. Lagian nasi sudah menjadi bubur, dan hari ini bukan lah yang pertama mereka melakukan. Bisa jadi Cika memang sudah mengandung benihnya, mau bagaimana lagi? Farhan tetap harus bertanggung jawab bukan?
.
.
"Ah ... apa ini?! siall!"
Cittt..,
Brakk
"Aarrghh ... siall siall siall!" Hana terus terusan mengumpat kala mobil nya menabrak mobil di depan nya yang tiba-tiba menghalangi jalan nya. Dia merasa sial sekali hari ini.
Sebenernya tadi Hana kembali pulang dari kantor dengan terburu-buru hanya untuk mengambil dokumen yang tertinggal karena ada rapat penunjukan CEO baru, sial nya dia justru disuguhkan dengan pertunjukan tak senonoh antara sang suami dan sahabat nya yang sedang numpang makan dan tidur.
Dan sekarang, dia kembali dalam masalah melihat mobil depan nya ringsek, bukan hanya milik nya, bahkan mobil di depan nya pun ikut penyok. Tidak tidak, ini bukan salah nya. Ini salah si pengemudi di depan nya yang dengan tidak sopan menikung jalan nya. Dia sangat benci penikung, untuk itu Hana tak akan memberi nya kesempatan kabur.
Dengan terburu-buru Hana keluar dari mobil tanpa menepikan mobilnya hingga menghambat kendaraan di belakang nya.
Tok ... tok ... tok,
Nafas Hana terdengar memburu, marah yang dibawa dari rumah belum reda, kini kembali dibuat marah dengan kejadian tak terduga, benar-benar membuat nya ingin meluapkan semua lahar nya pada si pengendara.
"Aduh, mbak. Mohon maaf kami tidak punya waktu, seharusnya saya yang minta ganti rugi. Tapi karena kebetulan Tuan saya sangat baik hati jadi dia memutuskan untuk memberikan sedikit tips untuk memperbaiki mobil Anda. Tenang saja, kami tidak akan menuntut Anda, terima kasih." Setelah melemparkan beberapa lembar uang, mobil itu kembali melaju kencang. Bahkan Hana belum sempat berbicara bukan? Siall sekali memang!
"Eh, apa ini?!" Hana yang baru tersadar dari keterbengongan nya pun begitu terkejut melihat tangan nya memegang beberapa lembaran uang. Tidak, dia bukan terkejut karena baru saja di beri uang atau menabrak mobil, dia terkejut karena melihat ada sosok pria muda yang sangat tampan tersenyum menatap nya saat dibukakan kaca mobil, membuat nya tak bisa berkata-kata selain terbengong dengan bibir menganga. Sungguh tak percaya di dunia ini benar-benar ada pangeran berwujud manusia.
Tin ... tin ... tin,
Hana menggelengkan kepala nya beberapa kali, siall! Dia baru saja dijebak. Ya, paras tampan pria itu benar-benar menjebak nya. Seharusnya Hana ingin marah-marah meluapkan segala nya, tapi paras tampan itu berhasil mengecoh nya. Arrggh! pria tampan benar-benar tak bisa diremehkan!
"Gimana sih, mbak! kalau tidak bisa nyetir nggak usah sok-sokan bawa mobil! Nyusahin yang lain aja!" Salah seorang pengendara berkoar dengan tampang emosi dan disahuti beberapa pengendara lain karena tak bisa melaju akibat mobil Hana yang terparkir di tengah jalan.
"Iya iya, maaf atas ketidak nyamanan nya." Hana ngibrit masuk ke mobil dan langsung menancapkan gas setelah menghidupkan mesin. Dia kembali mengendarai mobil dengan ugal-ugalan.
Baru ingat kalau tindakan nya yang berhenti di tengah jalan telah menyita waktu nya selama tujuh menit, sedangkan rapat pada pimpinan tinggal 4 menit lagi. Dia tidak boleh terlambat, karena pasti nya akan memberikan performa buruk bagi CEO baru.
Tidak akan, dia adalah sekertaris yang sangat kompeten. Bagaimana mungkin dia merelakan citra buruk menghinggapi nya.
"Selamat pagi, Tuan. Mohon maaf atas keterlambatan saya." Hana membungkuk hormat di depan Tuan Herlambang dengan nafas masih tak beraturan.
Baru saja dia berlari dari lantai bawah menuju lantai sebelas, untung nya dia termasuk karyawan istimewa yang bisa menggunakan lift khusus Presdir karena bekerja sebagai sekertaris Presdir.
"Sudah, tidak apa-apa, lain kali jangan sampai kau ceroboh lagi." Sahut nya sembari melonggarkan dasinya. "Untung saja anak itu belum sampai." Gumamnya seraya bangkit dari kursi nya menuju tembok kaca yang langsung menampilkan pemandangan luar gedung.
"Tuan, ini berkas yang Anda inginkan."
Tuan Herlambang menoleh ke belakang, menatap berkas yang disodorkan. Dia mengangguk seraya mengambil berkas itu dan segera memeriksa nya.
"Apa ruangan rapat sudah siap?" Tanya nya sembari membolak-balik lembar berkas.
"Sudah semua, Tuan. Para dewan juga sudah berada di ruangan. Tinggal menunggu CEO baru yang belum hadir." Sahut Hana. Tadi memang sebelum Hana ke sini sudah lebih dulu memeriksa, tidak lupa terus meminta laporan pada stafnya untuk terus memberikan laporan.
"Dasar, anak itu selalu saja membuat ulah." Dengus nya menghela nafas pasrah.
Sedikit nya Hana sudah tahu mengenai anak tunggal Tuan Herlambang yang akan menggantikan posisi beliau. Menurut rumor, anak Tuan Herlambang sangat lah urakan. Kehidupan nya yang tergolong liat dan sering bergonta-ganti pasangan membuat nya senang menghambur-hamburkan uang untuk memenuhi kesenangan nya tanpa bekerja.
Hal itu lah yang membuat Tuan Herlambang memutuskan untuk pensiun lebih dini agar semua tanggung jawab dipikul sang anak. Entah bagaimana nanti jadinya perusahaan NH. Corp., yang jelas Hana sebagai sekertaris yang sudah sangat dipercaya Tuan Herlambang selama 9 tahun ini diminta untuk selalu membimbing putra nya.
Hal itu pula yang membuat Hana merasa terbelenggu, ini bukan saja tentang pekerjaan, tetapi juga tanggung jawab. Seperti nya, kedepannya perusahaan akan bergantung di tangan Hana. Memikirkan itu membuat nya semakin pusing. Belum lagi mengingat anak Tuan Herlambang yang tidak senang bekerja, dia sudah bisa membayangkan bagaimana jadinya dia jika harus membimbing orang seperti itu. Yang ada mungkin darah tinggi jika terus-terusan bekerja sama dengan orang seperti itu.
Hah, baru saja membayangkan kedepannya sudah stres sendiri. Hana kembali menatap Tuan Herlambang. "Apakah tidak sebaiknya kita mulai saja rapat nya?" Mengingat rapat sudah molor 13 menit membuat Hana berinisiatif memberi saran.
Terdengar helaan halus dari nafas Tuan Herlambang. "Ya, sudah, kita ke ruang rapat. Biarkan anak itu merasakan malu karena ketidakdisiplinan nya."
Akhirnya dua orang itu keluar ruangan menuju lift. Ruangan untuk rapat kali ini berada di lantai 4. Sebenernya hari ini hanya memperkenalkan Putra Tuan Herlambang kepada para ketua direksi, untuk peresmian nya sendiri akan dilakukan menyusul. Tetapi karena Tuan Herlambang juga sudah menyusun jadwal liburan nya bersama sang istri, akhirnya serah terima jabatan akan dilaksanakan hari ini juga meskipun hanya dihadiri beberapa kolega.
.
.
"Maaf, saya terlambat." Suara bariton itu terdengar sekksi hingga membuat seluruh orang yang masing-masing sedang fokus dengan dokumen nya menatap ke arah sumber suara.
Tak terkecuali Hana, wanita itu ikut menatap ke arah pintu.
Deg.
Jantung nya berpacu hebat, seakan-akan waktu berhenti begitu saja. Penglihatan nya hanya terfokus pada satu pria yang sedang tersenyum memancarkan pesona nya pada seluruh dunia.
"Dia?" Batin nya. Pria yang baru saja ditemui beberapa menit lalu saat terjadi insiden salip menyalip hingga membuat nya terpesona dengan wajah tampan itu nyata nya kini dipertemukan kembali.
"Hana," Panggil Tuan Herlambang. Namun seperti nya Hana masih terlalu fokus menatap pria tampan yang baru saja datang hingga tak mendengar panggilan itu.
"Hana?" Panggil nya lagi. Kali ini Tuan Herlambang menyadarkan nya dengan menyentuh telapak tangan wanita itu membuat Hana tersentak dan segera menatap Tuan nya.
"Eh," Buru-buru dia memutuskan kontak dengan pria itu.
"Ada apa dengan mu? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Tuan Herlambang begitu heran. Biasanya Hana tidak pernah seperti ini. Dia selalu fokus dengan pekerjaan nya dan jarang sekali melakukan kesalahan apalagi sampai melamun seperti ini.
"Bu-bukan masalah besar, Tuan. Kepala saya sedikit pusing membuat saya kurang konsentrasi." Hana beralibi. Dalam hati dia mengumpat, bisa-bisanya dia terpesona dengan bocah ingusan itu. Dasar, tidak tahu umur!
"Begitu rupanya. Kalau begitu, setelah selesai meeting kau bisa istirahat. Ambilah cuti untuk bulan ini, jika dipikir-pikir seperti nya memang saya terlalu banyak menekan mu." Sahut nya lagi.
Saat Hana ingin kembali menanggapi, pria tampan itu sudah duduk di sebelah nya. Dan hal itu semakin membuat jantung Hana merasa tak aman. Entah apa penyebabnya, tapi ini sungguh mustahil dia kembali jatuh cinta pada bocah ingusan bahkan pada pandangan pertama. Tidak, seharusnya ini tidak terjadi, dia bahkan sudah memiliki suami. Dulu pernah merasakan cinta, bahkan bisa dibilang cinta nya terhadap Farhan seharusnya tidak luntur begitu saja akibat perselingkuhan nya yang baru saja terbongkar.
"Halo, Nona Cantik. Kita bertemu lagi." Tiba-tiba pria tampan yang diyakini merupakan putra tunggal Tuan Herlambang itu membisikkan kata-kata itu, membuat bulu kuduk Hana meremang. Pipi nya bahkan semakin memerah, dia tak berani menatap kearah samping.
Srr..
Siall, ini tidak bisa dibiarkan! Bisa-bisanya bocah itu menggoda nya dengan menelusupkan tangan nya ke bawah meja dan menggenggam satu tangan nya yang memang berada di pangkuan.
Ini bahkan tidak pernah ada di bayangan nya, bekerja sambil berpegangan tangan!
"Kenapa kau tak menjawab sapaan ku? Apa kau takut aku tahu pipi mu sedang merona karena jatuh cinta padaku?" Lagi-lagi dia menganggu Hana. Dia kembali membisikkan kata-kata itu, membuat Hana semakin tak bisa berkutik.
Dia sangat kesal dengan bocah tengik ini, andai saja pipi nya bisa diajak kompromi mungkin dia tak akan semalu ini.
"Baiklah, karena semuanya sudah hadir, saya akan memulai rapat ini."
Selanjutnya Tuan Herlambang mengumumkan tentang pergantian pemimpin, seluruh dewan menyetujui karena memang sudah seharusnya jabatan itu jatuh ke tangan putra mahkota. Meskipun sebagian pemilik saham tidak menyetujui, namun akhirnya kemenangan diraih pihak sang putra mahkota, Revaldo Herlambang berkat pengaruh Tuan Herlambang sendiri tentu nya.
Bahkan para dewan bersedia untuk membantu kinerja Revaldo yang masih banyak memerlukan bimbingan.
Disaat semua orang serius mengambil keputusan, Revaldo justru memilih sibuk dengan menggoda wanita disampingnya. Menurut nya sangat mengasyikkan karena telah menemukan mainan baru yang tentunya sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya. Bahkan semakin gencar menggoda nya saat Hana terus menghindar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!