NovelToon NovelToon

Pernikahan Dini (Ada Apa Dengan Cinta??

Bab 1

"Ayah… Mamah.." Sebuah tangisan terdengar dari sebuah ruangan. Tangisan yang sangat mengharukan bagi siapapun yang mendengar nya.

"Aziza sudah sayang, jangan kamu tangisi seperti itu, ayah dengan mamah tidak akan tenang, kamu harus ikhlas."

"Tante.." Aziza memeluk seseorang yang sudah ia anggap keluarga nya sendiri.

Aziza gadis cantik yang harus menelan pil pahit di masa SMA nya, ia harus kehilangan kedua orang tuanya karena sebuah kecelakaan besar. Kecelakaan yang hampir juga merenggut nyawanya, beruntung Tuhan masih menginginkan nya hidup lebih lama lagi.

Setelah pemakaman kedua orang tua nya Aziza kembali ke rumah nya dengan dua orang yang sudah ia anggap keluarga sendiri, dua orang itu juga yang apa mengadopsi nya karena ia sudah tidak mempunyai nya keluarga lagi. Mereka berdua Maulana dan Dina, sahabat dekat kedua orang tua Aziza.

"Kamu siap siap ya, kamu akan tinggal dengan tante dan paman."

"Kita tidak bisa tinggal di sini saja tan," tanya Aziza.

"Tidak bisa sayang, kamu tenang saja kamu bisa ke rumah ini kok kalau kamu ingin. Ya walaupun jauh dari rumah tante tidak masalah, nanti tante atau paman antar kan. Kamu jangan sedih ya, ada kami berdua yang akan menjaga dan menyayangi kamu."

"Iya tan, terimakasih untuk semuanya," ucap Aziza.

Di bantu oleh Dina Aziza memasukkan pakaiannya ke dalam koper, waktu berjalan begitu kejam. Ia tidak perlu menyangka kehilangan kedua orang tuanya dalam waktu yang dekat, padahal dua hari lalu ia masih bersama dengan mereka, sekarang semuanya sudah tinggal kenang manis saja.

Aziza tidak kunjung bisa menahan air matanya, ia terus menangis karena masih tidak rela dengan ini semua. Meninggalkan rumah ini juga sangat berat untuk nya, banyak kenangan manis yang ada di dalam rumah ini.

"Bawa baju dan buku sekolah kamu, nanti kamu tante pindahkan kamu ke sekolah dekat rumah saja. Kalau di sekolah awal, sambal jauh, takut terjadi apa apa dengan kamu," ucap Dina.

Aziza menganggukkan kepala nya, ia tidak bisa membantah ataupun menolak nya. Ia sudah di adopsi dengan ikhlas oleh keluarga mereka, tidak mungkin ia mempunyai banyak permintaan, hanya mereka yang ia punya sekarang.

Aziza sudah menyelesaikan packing nya, karena waktu terus berlalu ia pun harus segera pergi meninggalkan rumah ini. Dengan tangisan Aziza pergi meninggalkan rumah yang sudah 17 tahun ia tinggali.

Aziza di bawa ke rumah Dina dan Maulana, mereka berdua termasuk orang kaya di kota ini. Jadi tidak masalah jika mereka mengadopsi anak sahabat mereka sendiri. Tidak ada lagi tempat untuk bersandar bagi Aziza selain mereka berdua.

Jarak antara rumah Aziza dengan rumah barunya sekarang cukup jauh, mereka harus menempuh dua jam perjalanan. Aziza memang tinggal di sebuah desa yang cukup jauh dari kota, sekarang ia akan hidup di kota dengan kedua orang tua baru nya.

Karena jarak itu lah yang membuat Aziza tidak bisa sekolah di tempat nya sekarang. Ia harus pindah ke sekolah yang baru, pindah sekolah artinya berhadapan dengan lingkungan baru, Aziza tidak tau apakah ia bisa beradaptasi dengan baik atau tidak.

"Sudah sampai, ayo kita turun, kamu jangan khawatir anak tante sedang di luar negeri, jadi kamu tidak apa bertemu dengan nya."

Pulang dan bertemu

Beberapa minggu setelah kejadian itu, Aziza sudah mulai bisa menerima semuanya dengan baik. Ya walaupun terkadang ia masih suka menangis jika mengingat kedua orang tuanya, itu hal yang sangat wajar, tidak ada anak yang mudah melupakan kedua orang tuanya.

Sampai sekarang Aziza belum juga masuk ke sekolah baru, ia masih dalam proses pemindahan. Dan yang ia dengar anak kandung dari orang tua angkat nya sekarang, juga akan pindah sekolah di sini bersama dengan nya. Ia tidak tau hal itu benar atau tidak, Aziza belum mendengar pembicaraan ini lebih lanjut.

Pagi ini seperti biasanya ia membantu mamah angkat nya membuat sarapan pagi, selain pintar Aziza juga anak yang sangat rajin. Ia sangat tau diri dan tau harus melakukan apa, agar kedua orang tua angkat nya ini senang dengan nya.

"Aziza nanti anak tante akan pulang, tante sudah tidak sanggup menyekolahkan nya diluar, bukan masalah biaya tetapi kenalan nya yang amat luar biasa. Kamu akan sekolah dengan nya, kamu masih ingat dia kan," tanya Dina.

"Masih tan, tapi aku sudah lama tidak mengobrol dengan nya, dulu kami ketemu saat masih sd."

"Hahaha iya benar, setelah lulus sd dia memang langsung ke luar negeri, walaupun tinggal dengan kakek nenek nya tetap saja dia sangat sulit di atur," kata Dina.

"Bukan nya dia anak yang pintar tan," tanya Aziza.

"Dia sudah tidak sama dengan yang kami tau dulu, untuk pintar dia memang masih sangat pintar tetapi untuk kelakuan luar biasa. Terakhir dia membuat tato di lengan dan leher nya."

"Wah dia sudah berubah, pergaulan yang membuat nya seperti ini tan," ucap Aziza.

"Itu sebabnya tante ingin memindahkan nya kesini, Semoga dia bisa lebih baik," kata Dina.

Setelah mereka berdua selesai masak, keluarga ini pun mulai makan, tidak ada yang berbicara lagi semua fokus dengan makanan mereka masing-masing.

"Sayang, aku akan menjemput anak itu sekarang," ucap Maulana.

"Jangan memukul nya, kamu marahi saja," kata Dina.

"Aku akan langsung ke tempat penghilang tato, tato itu harus hilang."

"Sayang itu sangat menyakitkan, kita bicarakan dulu baik baik ya. Jangan memaksa nya," kata Dina.

Maulana membuang nafasnya dengan perlahan, memang kalau seorang ibu tidak akan rela melihat anaknya menderita, walaupun anaknya sendiri yang membuat kesalahan besar.

Maulana menyelesaikan sarapan pagi nya, ia segera ke bandara agar sang anak tidak menunggu nya terlalu lama. Sedangkan Dina dan Aziza melanjutkan kegiatan mereka, yaitu membersihkan rumah.

Pukul 8 pagi, Aziza kembali masuk ke kamar nya untuk mandi, ia sudah sangat lelah dan juga ingin beristirahat. Membersihkan rumah sebesar ini memang tidak mudah, apalagi hanya ada satu pembantu di rumah ini.

"Dulu dia sangat baik, tidak tau sekarang bagaimana," ucap Aziza, ia cukup mengenal pria itu, dulu mereka berdua sempat berteman.

Di dalam mobil, Farel pria yang Aziza maksud sedang diam merasakan panasnya tonjokan maut dari sang ayah. Ia tidak heran kenapa ayahnya begitu marah, yang ia lakukan memang begitu keterlaluan. Farel tidak merasa marah ataupun dendam sama sekali, ia sudah biasa merasakan pukulan seperti ini.

"Langsung masuk kamar," ucap Maulana.

"Iya yah." Segera Farel turun dari dalam mobil dan berlari masuk ke dalam rumah nya.

Walaupun sudah sangat lama meninggalkan rumah ini, Farel masih ingat jelas dimana kamarnya berada. Ia membuka kamar itu dan langsung masuk ke dalam.

"Kenapa jadi seperti kamar wanita," batin Farel.

"Ahkkkk.." Aziza berteriak dengan keras saat melihat Farel berada di dalam kamarnya.

Berubah

"Kau siapa," tanya Farel.

"Aku.. Aku.." Aziza bingung harus mengatakan apa, ia seperti diam membantu sangking terkejut nya.

"Farel." Dina berjalan masuk ke dalam kamar itu.

"Mah dia siapa? Ini kamar ku," ucap Farel.

"Ini bukan kamar kamu lagi, kamar kamu sudah pindah. Dia Aziza anak angkat mamah," kata Dina.

"What.. Bagaimana mungkin, mamah mengangkat anak tanpa memberitahu ku. Kenapa begitu? Kalau mamah ini anak lagi, kenapa tidak hamil saja, kenapa harus dia," ucap Farel.

"Ssttt jangan banyak tanya, kamu pulang pulang sudah membuat masalah. Itu bibir kenapaa," tanya Dina.

"Ayah," jawab Farel.

"Ayo ikut mamah." Dina menarik tangan Farel dan membawa nya ke kamar Farel yang sebenarnya.

"Ini kamar kamu, sudah mamah sesuaikan dengan dirimu," ucap Dina.

"Mah Why.. Kenapa harus seperti ini," tanya Farel.

"Sayang kamu tidak ingat dia?"

"Iya aku tau dia, tapi untuk apa? Dia ada orang tua," ucap Farel.

"Tidak ada, orang tuanya sudah meninggal," ucap Dina.

"Terus hubungan nya dengan kita? Jangan terlalu baik dengan orang lain mah," kata Farel…

"Diam Farel, sekarang pikirkan masa depan kamu. Bagaimana cara mendaftarkan kamu sekolah jika kamu mempunyai tato di leher," ucap Dina.

"Hapus ya." Dina memegang wajah Farel.

"Tidak, rasanya sangat sakit.. Aku bisa menutupi nya. Aku hanya tinggal beberapa bulan lagi SMA, setelah itu aku lulus dan tidak ada masalah," ucap Farel.

"Terserah kamu, yang penting kamu tetap sekolah. Kamu dengan Aziza akan sekolah di satu tempat yang sama."

"Terserah mamah.. Aku ingin istirahat," ucap Farel.

"Kamu mau makan apa? Mamah masakin ya," tanya Dina.

"Apaa saja," jawab Farel.

Dina pun berjalan pergi meninggalkan kamar anaknya, mau bagaimana pun anak sudah pasti orang tua akan tetap sayang.

Farel memejamkan matanya, ia membuang nafasnya dengan perlahan untuk melepaskan rasa lelah yang ada di dalam tubuh nya.

"Seperti nya kehidupan ku di sini akan sangat sulit," ucap Farel.

Malam hari nya, mereka semua berkumpul di ruang makan. Seperti biasanya makanan selalu di masak oleh Aziza dan Dina, mereka sangat cocok jika di jadikan dalam kegiatan memasak.

"Besok kamu dengan Aziza ke mall, beli perlengkapan untuk sekolah kalian," ucap Maulana.

"Ayah aku ingin istirahat penuh," ujar Farel.

"Jangan kebiasaan Farel, kamu tidak pernah mengikuti apa yang ayah katakan pada mu," ucap Maulana.

"Sayang dengarkan ayah, jangan membuat ayah mu marah," ujar Dina.

"Iya mah."

"Kalian berdua berbeda satu tahun bukan.. Farel kelas 3 SMA sedangkan Aziza kelas 2 SMA," ucap Maulana.

"Iya sayang, mereka berdua tinggal sebentar lagi SMA," kata Dina.

Maulana dengan Dina saling menatap sambil tersenyum, seperti nya mereka berdua sedang memikirkan hal yang sama.

Setelah waktu makan selesai, Maulana dan Dina pergi meninggalkan rumah, ada yang harus mereka berdua urus.

Di rumah hanya tinggal Aziza, Farel dan satu pembantu saja.

"Kau sudah berapa lama tinggal di sini," tanya Farel.

"Sekitar dua minggu," jawab Aziza.

"Hmmm baru berarti ya.. Aku peringatkan pada mu, jangan mengambil perhatian kedua orang tua ku, sadar siapa diri mu," ucap Farel.

"Iya aku tidak akan melakukan nya," kata Aziza.

"Bagus, sadar diri itu sangat penting." Farel berjalan pergi meninggalkan tempat itu.

Aziza membuang nafasnya dengan perlahan Farel memang sudah banyak berubah, Farel yang dulu bukan lah Farel yang sekarang. Aziza mengerti kenapa Farel seperti ini, pengaruh lingkungan di luar negeri salah penyebabnya.

Sebelum masuk ke dalam kamar, Aziza selalu membantu pembantu untuk membersihkan ruangan itu, ia tidak ingin hanya menumpang tinggal tanpamu mengerjakan sesuatu.

!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!