Ch 01
Kelompok Pemburu iblis, adalah suatu kelompok yang di ciptakan ratusan tahun lalu, semua yang ada di dalamnya adalah orang-orang yang memiliki memiliki kekuatan supernatural/jiwa sehingga membuat mereka mampu untuk melihat dan mengalahkan para iblis yang merusak alam manusia.
Umat manusia mengandalkan mereka untuk mengalahkan para iblis, namun tak lama kemudian dunia iblis mengamuk karena kehilangan penguasanya dan membuat ancaman yang begitu besar bagi manusia.
Akibatnya, banyak pemburu Iblis yang mati untuk mencegah Iblis itu memusnahkan peradaban manusia, yang mana terjadi beberapa dekade yang lalu. Dan keberadaan mereka sudah di anggap musnah olah dunia.
Namun di balik itu semua, ada kabar angin yang bahwa Pemburu Iblis masih berkeliaran dan menyembunyikan identitasnya.
Dan terus memburu para iblis yang masih tersisa.
.....
Tahun 2021
Kazuki Rey, atau biasa di panggil Rey adalah seorang pemuda jepang yang berada di umur 17 tahun, kali ini ia terlihat sedang berjalan di tempat yang sepi. Sepertinya ia habis sekolah dan akan pulang ke rumahnya melewati jalan yang berbeda dari biasanya.
Ia memiliki ciri fisik pada umumnya, tidak ada yang spesial.
"Hah... Capek sekali, jalan yang biasanya sedang di perbaiki sehingga aku harus mengambil jalan lebih jauh untuk pulang."
"Saat sampai rumah, aku akan langsung membaringkan tubuhku ini ke kasur kesayanganku!"
Ia pemuda yang cukup menyenangkan di kelasnya, banyak orang yang menyukai dirinya karena sifat yang ia miliki. Dapat berkomunikasi dengan begitu baik, itulah kenapa dirinya di pilih sebagai ketua kelas saat ini.
Namun, saat dirinya sedang berjalan ia melihat seorang gadis sedang duduk termenung di kursi taman yang cukup sepi. Saat itu ia berhenti untuk sesaat untuk melihat siapa gadis itu.
'Melihat dari seragamnya, ia pasti satu sekolahan denganku. Hm... Aku akan menyapanya'
Karena satu sekolahan, ia berjalan ke arahnya untuk menyapa dan bertanya kenapa gadis itu termenung di tempat itu.
Dan tak butuh waktu lama, ia langsung berada di depan gadis itu.
"Permisi, kenapa kau termenung di sini?" Tanya Rey kepada gadis itu.
Perlahan, wajah gadis itu mulai terlihat dan menatapnya dengan mata yang cukup bingung. Namun satu hal yang pasti, Gadis itu sangat cantik dan langsung membuat Rey langsung jatuh dengan kecantikan layaknya bidadari itu.
'C-cantik sekali...'
"Hmm...? Kenapa ya... Aku tidak tahu." Jawab Gadis itu yang terlihat bingung.
Mendengar hal itu, Rey sedikit memiringkan kepalanya karena ia sendiri juga bingung.
"Pertama-tama, bolehkah aku tahu namamu. Melihat dari seragam-mu itu, kita pasti satu sekolah. Perkenalkan Namaku Kazuki Rey, kau bisa memanggilku Rey..." Rey memilih jalan yang lebih mudah dari pada memikirkan apa yang tidak ia ketahui.
"Ah.. baik, Namaku Hayumi Yui. Salam kenal Rey.." Balas Yui yang memperkenalkan dirinya.
"Baiklah, jadi Hayu---"
Rey mencoba memanggilnya dengan nama marganya, namun itu langsung di hentikan olehnya "Tolong panggil aku Yui saja, aku sedikit tak menyukai nama Marga Ku."
"Aah.. maaf, jadi Yui... Bolehkah aku tanya kembali? Kenapa kau termenung di tempat sepi ini? Tempat ini sepertinya sangat berbahaya untuk gadis sepertimu." Tanya Rey kepada Yui.
"Tidak, tempat ini tak berbahaya bagiku. Namun ini berbahaya untukmu, Rey." Jelas Yui kepada Rey dengan cukup tenang.
Namun setelah mendengarnya, Rey menjadi sedikit bingung karenanya. "Berbahaya untukku ? Tidak... Tidak, aku baik-baik saja di sini. Jadi lebih baik kau pulang, mengerti? Aku tidak bisa meninggalkanmu di tempat seperti ini."
Rey mencoba mengajak Yui untuk pulang bersamanya, namun Yui menggelengkan kepalanya "Tidak. Lebih baik kau pergi sekarang Rey, sesuatu dengan cepat ke arah sini."
Rey menjadi semakin bingung, "Ha? Aku sama sekali tak paham apa yang kau katakan, tolong jangan keras kepala. Tempat ini berbahaya untukmu!"
Rey terpaksa untuk menarik tangannya, namun di waktu yang sama. Angin dingin yang sangat kencang muncul menerjang mereka berdua dengan sangat kuat dan membuat dedaunan terbang kemana-mana.
Tidak hanya itu saja, karena dalam waktu yang sama juga. Sosok yang sangat mengerikan layaknya monster langsung berada di belakang Rey. Namun ia tak menyadari hal itu, namun tidak dengan Gadis yang bernama Yui.
"Awas."
Ia langsung menarik Rey dan melemparnya ke semak-semak sebelum Monster itu menyerangnya.
Rey terjatuh ke dalam semak-semak, dan ia sedikit merasa sakit di sekujur tubuhnya karena ia jatuh dengan sangat keras tadi. "Apa yang kau laku----"
Pada awalnya, Rey sangat marah kepada Yui. Namun saat dirinya melihat apa yang ada di depannya, dirinya langsung terkejut dan terdiam.
"T-tidak mungkin..."
.....
Terlihat Yui sedang berada di depan monster yang sangat mengerikan itu tanpa rasa takut, walaupun tubuh monster itu 5x lipat dari tubuhnya. Itu tak membuatnya takut.
"Kau datang lebih cepat dari yang aku duga, aku telah menunggumu wahai Iblis terkutuk."
Iblis itu mulai menjulurkan lidahnya dan menampakan taring tajamnya di depan Yui. Seakan dia datang untuk memakannya.
Dan saat melihat itu, Yui terlihat tersenyum lembut. Dan seketika, Iblis itu menerjangnya dengan sangat cepat, lebih cepat dari mata manusia.
Swoossssh!*
Bagi Yui, pergerakan Iblis itu dapat dengan mudah ia lihat. Pada awalnya, ia ingin mencoba membunuh iblis itu saat ia berada di depan matanya persis.
Namun itu tak sesuai yang ia harapkan karena seseorang datang mengganggunya. Benar...
Plaaak!*
"Awas!"
Rey berlari dan melompat mendorong dirinya menjauh dari lintasan iblis itu. Hal itu membuatnya sedikit terkejut.
"Apa yang kau lakukan Rey!? Dan apakah kau bisa melihat--- yang lebih penting! Cepat pergi dari sini, Iblis itu bukanlah masalah untukku----"
Namun Rey tak mendengarkan perkataan Yui, ia langsung membopongnya layaknya putri dan berlari dengan kecepatan penuh karena sangking takutnya.
Yui yang melihatnya menjadi sangat terkejut, wajahnya mulai memerah karena sangking malunya. "A-apa yang kau lakukan!? Cepat turunkan aku! Biarkan aku menghadapi iblis itu!"
Yui juga melihat bahwa Iblis itu sedang mengejarnya dengan niat membunuh sangat kuat yang terpancar dari matanya. "Iblis itu mengejar kita! Cepat turunkan ak---"
"Mana mungkin aku meninggalkan gadis secantik dirimu menghadapi Iblis itu! Aku akan terus lari sampai iblis itu tak mengejar lagi----"
BOOOOOM!*
Lidah iblis itu berubah menjadi sangat panjang dan menggunakannya layaknya cambuk untuk menangkap manusia yang ada di depannya. Rey dan Yui yang melihat itu menjadi sangat terkejut.
Karena cambukan dari lidah iblis itu hampir mengenai dan membunuhnya. "Awas, iblis itu menyerang kita dengan lidahnya! Jika kita terus seperti ini, kita berdua akan mati!"
"Berisik tahu! Aku sedang mencoba berlari sebaik mungkin!"
Yui bersikeras untuk turun, namun Rey tak menuruti apa yang di inginkan Yui. Lalu serangan demi serangan terus di lancarkan oleh Iblis itu dengan kekuatan yang sangat besar.
Walaupun setiap serangan itu mampu di hindari oleh Rey, tapi hanya dengan bermodalkan dengan lari dan menghindar, itu pasti hanya buang-buang waktu saja. Hanya jalan buntu yang akan menghampiri nya.
Ya sekarang benar terjadi, Rey berada di jalan buntu yang mana jalan tersebut di halangi gedung yang begitu tinggi.
"Sial, jalannya buntu!"
"Lihatkan, tidak ada gunanya melarikan diri! Jadi turunkan aku!"
Yui membrontak untuk turun, namun Rey tak membiarkannya. Dan ia melihat bahwa Iblis itu semakin dekat dengan mereka, sehingga membuat Rey tak punya pilihan lain.
"Hah..."
Rey terlihat menghela nafasnya, Yui menyadari bahwa dia telah menyerah untuk Lari dan berfikir untuk menurunkannya. Rey berbalik menghadap iblis yang sangat mengerikan itu
Dan dengan tenang menatapnya.
"Ayo turunkan aku..."
"Siapa bilang aku akan menurunkan mu, akan ku tunjukan bagaimana laki-laki selalu memegang kata-katanya!"
Swooossssh!*
Tiba-tiba, ia menerjang dengan begitu cepat ke arah monster itu. Hal itu membuat Yui begitu terkejut dengan kecepatan fisik yang di miliki oleh Rey.
Tak berhenti di sini saja, sembari ia menggendongnya. Terlihat Rey menyerang dan menendang Iblis itu dengan kakinya hingga membuat iblis itu terlempar begitu jauhnya.
"A-apa?"
BOOOOOM!*
Perlahan, sekitar tubuh Rey berubah dan memunculkan aura emas yang begitu pekat. Pupil matanya juga berubah menjadi warna Emas dan memancarkan kekuatan yang begitu kuat.
"Seven Eyes? Tidak mungkin!"
Yui tak percaya apa yang di lihatnya, bagaimana mungkin Rey memiliki mata itu? Itu sangat tidak masuk akal. Seharusnya, Seven Eyes hanya di miliki oleh Orang yang memiliki darah pemburu Iblis.
Namun, Rey tak memiliki hubungan darah seperti itu. Apalagi Mata Legenda dan di anggap sebagai kekuatan terkuat di miliki olehnya.
"S-siapa kau sebenarnya---"
"Roaaaaaaaaar!"
Iblis itu bangkit, dengan begitu marah. Ia menyerang mereka berdua menggunakan lidahnya layaknya cambuk besi. Namun, itu tak berguna.
Ketika semua serangan itu berada di depan Rey, semuanya tiba-tiba berhenti dan tak menyentuh Rey.
"Pada awalnya aku tidak ingin menggunakannya lagi, tapi... Mau bagaimana lagi..."
Rey tersenyum, seketika iblis itu langsung hancur dalam sekelip mata. Sedangkan Yui sendiri, matanya masih menatap Rey dengan tatapan yang tidak percaya.
"Apa?" Tanya Rey yang sedikit bingung
Sontak, itu membuat Yui langsung tersadar dari lamunannya. Kemudian Rey mulai menurunkannya dan Seven Eyes serta aura emas membara miliknya juga ikut menghilang.
"Siapa kau itu sebenarnya?"
"Rahasia. Baiklah aku pergi dulu ya!"
Rey langsung pergi meninggalkan Yui sendirian di tempat itu. Ia berlari dengan begitu cepatnya dan menghilang dalam seketika.
Melihat hal itu, Yui hanya bisa menghela nafasnya. "Huft... Apa-apaan tadi itu? Bagaimana dia bisa memiliki Seven Eyes di matanya?"
Lalu, beberapa orang berpakaian hitam mulai menghampiri Yui dan langsung menunduk hormat kepadanya. "Putri Yui, apakah anda baik-baik saja?"
"Ya. Ayo kita kembali, ada sesuatu yang ingin ku bicarakan kepada Kakek."
"Baik!"
Hanya dalam beberapa detik, sebuah mobil mewah datang di depan Yui. Lalu ia masuk ke dalam dan pulang ke kediaman keluarganya.
Ch 02
Keesokan harinya, di sekolah Jepang yang terletak di Tokyo. Terlihat di dalam kelas 2-B, memperlihatkan Rey sedang duduk melamun memikirkan sesuatu sembari memainkan alat tulisnya di bibirnya.
'Jangan sampai aku bertemu gadis yang kemarin, aku bakal repot jika bertemu dengannya...'
Kring...
Bell masuk pelajaran berbunyi dengan keras, lalu semua siswa duduk di bangkunya. Tak lama kemudian, guru masuk ke dalam kelas dengan buku absen yang ia bawa di tangannya.
Lalu ia berdiri di depan para siswa.
"Baik! Selamat pagi anak-anak." Guru membuka dengan ucapan selamat, lalu para siswa pun menjawabnya nada yang sama.
"Selamat pagi, Pak Tatsu."
"Bagus," Pak Tatsu tersenyum, lalu melanjutkan pembahasannya.
"Mengenai tentang siswa pindahan yang guru bicarakan kemarin, apakah kalian ingat?" Tanya Pak Tatsu kepada semua siswa.
Mendengar hal itu, semuanya mulai berbisik dan penasaran, lalu mengira bahwa Siswa Pindahan itu akan datang sekarang.
"Pada awalnya, dia akan di tempatkan ke kelas 2-A. Tapi karena ruang kelas 2-A sudah penuh. Sehingga, ia harus di tempatkan di kelas ini."
Pada awalnya, siswa pindahan itu harusnya masuk kemarin. Namun karena ada urusan mendadak membuatnya tak bisa hadir. Itulah yang di katakan oleh Pak Tatsu kemarin.
"Baik, silahkan masuk."
Pak Tatsu memerintahkan siswa pindahan untuk masuk ke dalam kelas. Lalu langkah kaki terdengar dan membuat berupa irama di setiap langkahnya. Lalu terlihat, seorang gadis yang begitu cantik masuk ke dalam kelas.
Saat ia masuk, membuat suasana begitu tenang. Angin lembut muncul seakan itu menyambutnya dan mengibarkan rambut pirangnya yang mempesona.
Lalu ia berdiri di samping pak Tatsu dengan wajah penuh senyuman.
"Baik, perkenalkan dirimu." Perintah Pak Tatsu.
"Tentu,"
Lalu, ia mengambil spidol dan menuliskan namanya ke papan tulis. "Perkenalkan, namaku Hayumi Yui. Umur 17 Tahun, aku pindah dari Okinawa. Semuanya, salam kenal."
Perkenalan singat namun membekas di hati semua laki-laki yang ada di kelas. Karena senyuman yang terpancar membuat hati mereka berdebar kencang.
Namun berbeda dengan Rey, saat ia melihat dari bangkunya yang berada di barisan pojok. Ia menjadi begitu terkejut, matanya menatap tak percaya seakan dirinya tak mengharapkan bahwa Yui adalah siswa pindahan itu.
'Y-yang benar saja...'
Yui melihatnya, ia langsung tersenyum ke arah Rey. Saat semua laki-laki melihat bahwa senyuman itu di khususkan ke Rey, mereka semua langsung menatapnya dengan tatapan iri penuh niat membunuh yang begitu mencekam.
"E-eh? Apa? Bisakah kalian berhenti menatapku seperti itu!?"
"Ku bunuh...!"
Ancaman yang begitu mengerikan terdengar dan membuat sekujur tubuhnya bergetar ngeri.
Yui saat melihat suasana yang ia sebabkan, hal itu membuat dirinya sedikit tertawa. Dan langsung memecahkan suasana mencekam yang diarahkan kepada Rey.
'I-imutnya....!'
Seketika, semua laki-laki langsung pingsan karena sangking tak kuatnya melihat kecantikan dan keimutan yang di perlihatkan oleh Yui.
'I-inilah surga dunia...!'
Brukkl!*
Sedangkan Pak Tatsu sendiri, ia hanya menghela nafasnya. "Hah..., tempat duduk mu ada di belakang. Sebelahan dengan Rey."
"Baik, Pak Tatsu."
Yui berjalan ke arah bangkunya, atau bisa di bilang ia mendekat ke arah Rey. Itulah niatnya, tentu saja Rey menyadari bahwa ia pasti menyogok pihak sekolah untuk bisa sekelas dan duduk di sebelahnya.
Tidak mungkin ini semua terjadi dengan kebetulan.
'Dasar wanita rubah licik!'
Yui duduk dan sedikit menyapa Rey bersama senyuman yang memiliki arti lain "Salam kenal, Rey."
"Y-ya..."
Lalu pelajaran di mulai, Pak Tatsu melanjutkan materi yang kemarin belum selesai.
.......
Saat jam Istirahat, terlihat di atap sekolah. Memperlihatkan Yui dan Rey sedang berbicara empat mata saat ini.
"Apa tujuanmu, Yui?" tanya Rey dengan tenang.
"Entahlah, tapi bagaimana pendapatmu tentang ini. Rey?" Yui mencoba memancing emosinya, namun Rey tidak akan jatuh ke dalam jebakannya.
"Begitu ya, hmmmmm... Baiklah. Jika kau tidak ingin memberitahunya ya mau bagaimana lagi, betul kan?" Rey menyerah, dan tak mau berbicara panjang lebar dengannya.
Mendengar hal itu, Yui hanya menghela nafasnya. "Dasar laki-laki dingin, sebetulnya kau juga sudah tahu apa tujuanku kan?"
Rey sedikit tersenyum "Tentu saja, kau pasti ingin menanyakan apa yang terjadi kemarin kan? Siapa diriku? Dan bagaimana aku mendapatkan kekuatan ini?"
Rey tahu, bahwa tujuan Yui bukanlah itu saja. Namun ia hanya menyebutkan sebagian kecilnya saja untuk tidak menimbulkan kecurigaan.
"Ya, jadi cepat jawab. Kekuatan itu hanya di miliki oleh orang yang memiliki darah dari pemburu Iblis pertama, katakan. Bagaimana kau mendapatkannya."
Yui memaksa Rey untuk menjawab, namun Rey tak kunjung menjawab semua itu. Ia hanya memperlihatkan senyuman licik penuh rahasia yang tidak akan di beritahu oleh siapapun.
Melihat hal itu, Yui menyadari bahwa Rey tak akan mengatakannya hanya dengan cara ini. "Jika itu maumu, maka bertarung lah denganku! Aku akan memaksamu untuk mengatakannya!"
"Jika aku menang, kau harus mengatakan semuanya! Tanpa ada kebohongan!" Yui membuat kesepakatan dengan Rey.
"Jika aku menang, bagaimana?" Tanya Rey dengan begitu tenang.
"Aku akan menuruti semua yang kau inginkan, bagaimana. Apakah itu cukup?"
Saat mendengar hal itu, Rey tersenyum licik. "Bagus, kesepakatan yang bagus."
Lalu, terlihat Rey mulai mengangkat tangannya ke atas kepalanya. Dan menjentikkan jarinya. "Ayo mulai pertarungannya.
Seketika, ruang dan waktu mulai berubah kekosongan. Menjadi sebuah ruang tanpa suara,waktu, cahaya dan kegelapan. Yui saat melihat hal itu, ia menjadi sedikit terkejut. "Jadi ini salah satu kekuatan
Sebuah Katana muncul dari tangannya, dan aura yang sangat kuat muncul mengelilingi tubuh Yui, dari matanya terpancar ancaman yang begitu kuat.
Tapi dalam waktu yang sama, Rey tidak menunjukan
"Jadi itu bentuk jiwamu ya, pasaran sekali." Rey sedikit tertawa.
Namun, ekspresi Yui tidak berubah dan menatap Rey dengan tatapan pasti yaitu untuk mengalahkannya.
"Semua orang mengatakan itu kepadaku, namun aku tidak peduli akan semua yang mereka katakan."
Yui memasang kuda-kuda dan menghunuskan katana nya ke Arah Rey. Lalu Yui bergerak maju, mulai menyerang.
Stap!*
Rey pikir bahwa Yui memiliki kekuatan pada umumnya, namun ternyata tidak karena dalam sekelip mata. Yui sudah ada di depan matanya, menyerangnya dengan ujung katana yang begitu tajam.
Namun untung saja, serangan itu langsung di hindari dengan gerakan kecil. Dan membuat serangan itu melewatinya "Cih, kau berhasil menghindarinya."
Yui sedikit kesal, tapi Rey tidak merubah ekspresinya sama sekali. Walaupun ia cukup terkejut dengan kecepatan yang dimiliki oleh Yui.
"Serangan selanjutnya, aku memastikan kau tidak dapat menghindarinya!" Ucap Yui penuh percaya diri.
"Jadi jangan remehkan aku Rey, jangan pikir kau bisa mengalahkan ku tanpa
"Cukup mengejutkan, ternyata kecepatan dan seranganmu sudah berada di tingkat ini. Kau pasti berasal dari salah satu keluarga Utama pemburu Iblis." Ucap Rey yang menoleh ke arah Yui dengan senyuman liciknya
"Kau pikir saja begitu!"
Yui menyerang kembali, dan saat itu Rey mulai melompat mundur sembari tersenyum lebar ke arahnya.
Ch 03
Di dalam Domain buatan Rey, memperlihatkan ia sedang bertarung dengan Yui--- Tidak, sebenarnya ini bukanlah pertarungan, ini hanyalah sebuah hiburan kecil yang sedang di lakukan oleh Rey.
Sring!*
Sring!*
Yui terus menyerang, menebas Rey dari berbagai arah dengan kecepatan yang tidak masuk akal. Tetapi anehnya, semua serangan itu tidak ada yang mengenai Rey.
"Bagaimana? Kau tidak akan bisa mengalahkan aku jika tidak ada serangan yang kena!" Ucap Rey yang mengejek.
Mendengar hal itu, Yui menjadi sedikit kesal. "Jangan sombong dulu Rey!"
Stap!*
Yui melompat dengan begitu tinggi, dan sebuah Energi merah menjulang tinggi muncul dari bilah katana miliknya. "Terima ini!"
Serangan itu adalah salah satu Teknik serangan yang cukup kuat, di perkirakan bahwa serangan itu mempu untuk membelah satu gedung dalam satu kali tebasnya.
Serangan itu di lancarkan cukup cepat ke arahnya, Rey yang melihatnya hanya tersenyum. Lalu ia mulai menunjukan
"Lumayan juga."
Rey mulai mengangkat tangannya, lalu mulai menggenggam sebagin kecil ruang yang ada di depannya. "Tapi, itu masih belum dapat untuk menyentuhku. Yui."
Ruang yang baru saja ia genggam mulai di bentuk menjadi sebuah perisai yang cukup kokoh. Atau bisa di bilang, Rey mampu memanipulasi ruang serta waktu sesuka hati dengan
Pyar!*
Perisai itu pecah layaknya cermin saat menyentuh serangan Yui, namun serangan Yui uga ikut hancur dalam waktu yang sama.
Melihat hal itu, Yui berdecak kesal "Cih, curang sekali."
"Hanya memanfaatkan keuntungan yang telah tersedia, itu bukanlah sesuatu yang curang. Namun strategi."
Yui menyadari bahwa menantang Rey memanglah sesuatu yang bodoh, tetapi akan tetap melakukannya demi mengetahui rahasia yang di sembunyikan Rey.
'Jika bukan karena kakek yang menyuruhku, aku pasti tidak akan melakukan ini.'
Benar, kemarin saat Yui membicarakan seseorang yang tidak ada hubungannya dengan Pemburu Iblis namun memiliki "Seven Eyes". Hal itu membuat Kakeknya sedikit penasaran.
Lantas ia langsung menyuruh Yui untuk menyelidiki pemuda yang di maksudkan. Dan mengorek semua rahasia yang di miliki olehnya, ya walaupun Kakeknya tidak menyuruh dirinya untuk bertarung untuk mendapatkan informasi itu.
Tapi Yui tak bisa memikirkan hal lain selain itu. Atau bisa di bilang, Yui itu "Agak Bodoh"
"Mungkin ini sudah saatnya kau menyerah Yui," ucap Rey sembari menatap Yui dengan tatapan angkuh.
Namun Yui tak mendengarkannya, dan kembali memasang kuda-kudanya dengan begitu kokoh. Lalu ia tersenyum "Coba saja jika kau mampu,"
Yui melesat kedepan dengan sangat cepat, lebih cepat dari sebelumnya. Seketika ia berada di depan Rey dan langsung mengayunkan bilah katana nya ke arah leher Rey.
Sring!*
Tetapi itu langsung di hindari oleh Rey, sedangkan Yui tidak berhenti menyerang dan terus menyerang tidak ada henti di setiap detiknya.
'Aku harus menang! Aku harus menang! ini akan membuktikan bahwa aku layak sebagai pewaris keluarga!'
Walaupun begitu, Rey masih dengan mudah menghindari semua serangan. Kadang ia juga menahannya dengan tangan kosong karena semua serangan yang di lancarkan Yui padanya itu sama saja pukulan dari seorang balita.
Tapi ada masanya Rey merasa bosan, ia tak punya niatan untuk meladeni permainan yang membosankan ini. Sehingga dengan wajah dingin serta tatapan tajam, ia menangkap katana milik Yui.
Tak!*
"Eh?"
"Aku sudah bosan, mari akhiri ini. Yui "
Yui lumayan terkejut dengan apa yang di lakukan Rey. Sesaat ia mulai melihat wajahnya dan ternyata ia merasakan suasana tidak mengenakan di sekitar Rey, ia merasa mau muntah saat merasakan aura yang ada di sekitarnya.
Ia tersungkur gemetaran, tidak ada yang tahu apakah ini rasa takut atau kebencian. Namun, yang pasti sekarang ini Rey adalah sosok yang sangat bahagia.
"Ahk...! A-apa ini?"
Rey mulai menendang Yui dan membuatnya terlempar beberapa meter.
Buk!*
BOOOM!*
Saat itu, Yui merasakan sakit yang sangat luar biasa di perutnya. Ia memuntahkan sedikit darah dari mulutnya. Dan saat ia akan berdiri, ia merasa tak mampu saat melihat Rey mulai mendekat itu.
Seakan ada paksaan yang membuatnya tak mampu untuk bangkit. 'Paksaan yang begitu kuat, jadi ini kekuatan dari
Lalu Rey mulai mengangkat tangannya dan menyelimuti tangannya itu dengan aura sehingga membuat itu tajam layaknya pedang.
'Aku bukan tandinganmu...'
Sring!"
Rey menebasnya dan seketika, kesadaran Yui langsung hilang.
**********
Di kediaman keluarga Hayumi, yang berada di daerah Okinawa. Memperlihatkan sebuah rumah tradhisional jepang yang begitu megah dan luas. Yang mana semua aspek di di dalamnya terbuat dari ukiran kayu serta patung yang memiliki ciri khas tertentu.
Di sana, sebuah mobil mewah hitam mulai berhenti di depan gerbang rumah. Dan gadis yang begitu cantik turun dari mobil lalu ia masuk ke dalam rumah.
'Aku harus segera memberitahu kakek, aku masih bingung apa yang terjadi tadi.'
Ia segera menemui seseorang yang beridentitas sebagai kakeknya. Dan kalian pasti bisa menebak bahwa gadis itu adalah Ayumi Yui atau biasa di panggil Yui.
Di Engawa/Koridor rumah, ia melihat sosok pria tua yang memakai kimono hitam dimana ia terlihat sedang minum segelas teh dengan begitu tenang.
Saat itu ia mulai berlari ke arahnya, lalu memanggilnya. "Kakek, ternyata kau di sini. Aku mencari mu kemana-mana."
Namanya adalah Hayumi Shigeo. Yaitu Kakeknya.
Lalu ia menyambut cucunya yang baru saja pulang. "Oh, salam datang Yui. Jadi bagaimana? Pengalaman pertamamu saat berburu iblis?" Tanya Shigeo sembari menyeruput tehnya.
"Sangat buruk dan mengejutkan," jawab Yui dengan cukup lesu.
"Ada apa? Apakah terjadi sesuatu?" Tanya Shigeo yang cukup penasaran serta bingung.
"Ya. Karena ada seseorang yang menganggu tadi, benar-benar merepotkan..." Jelas Yui sembari berekspresi lelah seakan dirinya tak mau mengulanginya lagi
Mendengar hal itu, Shigeo merasa tersenyum karena ia mengira bahwa Cucunya berusaha menyelamatkan orang biasa yang tidak sengaja masuk dalam pertempuran.
"Baguslah, kau pasti kerepotan saat menyelamatkan orang di pengalaman pertamamu. Kakek bangga padamu..."
Mendengar hal itu, Yui memasang wajah sedikit canggung dengan senyuman yang cukup ragu.
"Ahaha... Tidak kakek, sebenarnya orang itu juga seorang pemburu iblis. Ia membantuku mengalahkan iblis itu... Tidak. Ia membunuhnya sendirian..."
Setelah mendengar penjelasan dari Cucunya, Shigeo menjadi penasaran orang itu. "Hoh... Apakah kau tau siapa?"
"Namanya Rey, sepertinya ia akan menjadi teman satu sekolahku besok. Dan apakah kakek tahu, ada sesuatu yang membuatku sedikit penasaran padanya." Jelas Yui pada kakeknya.
"Apa itu?"
"Dia... Memiliki
Saat itu, waktu seakan terhenti, sangat hening hingga tetesan air memecahkan suasana itu. "Kakek?"
Yui memanggilnya karena dirinya tadi terdiam beberapa saat karena mendengarnya. "Ah.. maaf. Jadi Seven Eyes ya? Apakah kau yakin?"
"Benar kakek. Aku sangat yakin, ia memilikinya." Jawab Yui dengan wajah pasti.
"Mungkin ia dari salah satu keluarga utama dari pemburu iblis. Sama seperti kita, jadi tak perlu sampai sebingung itu Yui."
Ya, Shigeo mengira bahwa pemuda yang bernama Rey itu adalah keturunan dari keluarga utama dari pemburu iblis. Namun Yui ragu denga hal itu. "Tapi... Aku tidak yakin kakek, aku tak pernah mendengarnya."
"Jika kau ragu, kau perlu menyelidikinya saja. Dan jika kau begitu penasaran, kakek akan membuat dirimu sekelas dengannya. Bagaimana?"
Mendengar hal itu, Yui menjadi begitu senang. "Baik, Terimakasih kakek!"
Setelan itu ia pergi masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian, sang kakek menghela nafasnya dengan begitu panjang.
"Hah... Sudah waktunya ya?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!